• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MENULIS CERITA RUMPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MENULIS CERITA RUMPANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING

GEMERINCING MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

UNTUK MENINGKATKAN MENULIS CERITA RUMPANG

Enteng Karyana

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia

Mubiar Agustin dan Isah Cahyani1

Abstrak : Penerapan Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Menggunakan Media Gambar Untuk Meningkatkan Menulis Cerita Rumpang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis melengkapi cerita rumpang terutama rumpang kata. Petelitian tindakan menggunakan model Stepphen Kemmis dan Taggart, yaitu model yang dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pembelajaran dilakukan dalam tiga siklus tindakan. Hasil penelitian yaitu pada siklus pertama yang tuntas dalam kemampuan melengkapi cerita rumpang terutama rumpang kata adalah 10 siswa (33%), pada siklus kedua menjadi 18 siswa (60%), dan pada siklus ketiga menjadi 30 siswa (100%). Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model koopratif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis melengkapi cerita rumpang terutama rumpang kata.

Kata kunci : model, kooperatif, menulis, cerita, rumpang

Abstract: Application of Model Cooperative Study Using Snap Clatter Media To

Improve Picture Story Writing hiatus. The purpose of this research is to improve

the ability to write a complete story, especially hiatus hiatus said. Petelitian action Stepphen model Kemmis and Taggart, ie models that start from the planning, action, observation, and reflection. Learning is done in three cycles of action. The results are the first to complete the cycle in a complementary capabilities primarily hiatus hiatus story is told 10 students (33%), in the second cycle to 18 students (60%), and in the third cycle to 30 students (100%). Of exposure to the above data it can be concluded that the application of the model type koopratif clattering studs using media images can improve the ability to write a complete story, especially hiatus hiatus said.

Keywords : model, cooperative, writing, story, hiatus.

1

(2)

2 PENDAHULUAN

Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi satu sama lain. Di dalam masyarakat modern dikenal dua macam berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung dilakukan melalui kegiatan berbicara dan menyimak, sedangkan komunikasi tidak langsung melalui kegiatan menulis dan membaca.

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresip. Dalam kegiatan menulis harus memperhatikan grafologi, struktur bahasa dan kosakata. Keterampilan menulis ini tidak akan dating secara otomatis, melainkan harus melaluli latihan dan peraktek yang banyak dan teratur.Beberapa pengertian menulis yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain,

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran menulis melengkapi cerita rumpang terutama rumpang kata di Sekolah Dasar Negeri Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ini, ditemukan berbagai permasalahan atau kendala terutama yang terkait dengan strategi yang tepat dalampembelajaran. Adapun permasalahan yang muncul dalam proses aktivitas siswa dan guru tergambar sebagai berikut:

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan menulis melengkapi cerita rumpang, peneliti mengadakan observasi dan wawancara di kelas IV SDN Banyuhurip yang ditemukan kesulitan-kesulitan, yaitu: Siswa kurang mampu menulis melengkapi cerita rumpang dengan kata yang tepat atau

baku, siswa kurang mampu memadukan kalimat dengan kalimat, sehingga menjadi cerita yang padu, guru tidak memberikan penjelasan secara rinci tentang cara melengkapi cerita rumpang, kurangnya pemahaman siswa terhadap maksud cerita asal (yang ada pada paragraf) sehingga sulit untuk melengkapi kalimat yang kosong menjadi cerita yang padu, dalam kegiatan diskusi tidak melibatkan semua anggota, hanya didominasi oleh satu dua orang saja. kurangnya pengayaan perbendaharaan kata bahasa Indonesia pada diri siswa.

Adapun hasil tes awal yang dilakukan berdasarkan perhitungan batas kriteria ketuntasan untuk pembelajaran menulis melengkapi cerita rumpang terutama rumpang kata siswa yang dinyatakan mencapai batas kelulusan berdasarkan data awal sebanyak 6 orang atau 20 % siswa yang dikatakan lulus menurut KKM dan siswa yang tidak mencapai batas kelulusan sebanyak 24 orang atau 80 %.

Berdasarkan hasil dari data-data yang di paparkan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pembelajaran melengkapi cerita rumpang di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat melalui model kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar untuk membantu memberi pemahaman terhadap gambaran cerita yang dimaksud. Hal ini didasari oleh pertimbangan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis itu sendiri maupun orang lain, pemerataan tanggung jawab akan terpacu apabila semua anggota aktif tanpa menggantungkan diri pada rekannya. Kancing gemerincing memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan untuk berperan serta sedangakan penggunaan media gambar itu sendiri untuk membantu pemahaman siswa terhadap gambaran cerita yang dimaksud.

(3)

3

Berdasarkan pada permasalahan yang berkembang di atas, peneliti memfokuskan kajian penelitian dengan judul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dengan Menggunakan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dalam Melengkapi Cerita Rumpang terutama rumpang kata di Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat”.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing. Model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan. Tipe kancing gemerincing merupakan salah satu dari jenis metode struktural, yaitu metode yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Kagan mengemukakan tipe kancing gemerincing dengan istilah talking

chips. Chips yang dimaksud oleh kagan

dapat berupa benda berwarna yang ukurannya kecil. Istilah talking chips di Indonesia kemudian lebih dikenal sebagai model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing, dan dikenalkan oleh Anita Lie.

Pengertian model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing menurut Lie (2007:63) : salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang masing-masing anggota kelompoknya mendapat kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota kelompok lain. Pengertian kancing menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebuah benda kecil yang biasa dilekatkan di baju

Menurut Lie (2007: 64), model pembelajaran kooperatif dengan tipe kancing gemerincing, adalah :

1) Guru menyaipkan kotak kecil yang berisi kancing-kancing atau bisa juga benda-benda kecil lainnya seperti

kacang merah, biji kenari, potongan sedotan, batang-batang lidi, sendok eskrim dan sebagainya, dan juga menyiapkan beberapa buah gambar cerita.

2) Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapat dua atau tiga buah kancing (jumlah kancing bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan)

3) Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus mengeluarkan salah satu kancingnya dan meletakannnya di tengah-tengah kelompoknya.

4) Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka

5) Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagikan kancing lagi dan mengulangi prosedurnya kembali.

Cerita rumpang adalah cerita yang belum selesai atau cerita yang belum lengkap. Melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) merupakan bagian menulis cerita (narasi). Narasi adalah cerita yang menyajikan serangkaian peristiwa. cerita ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologi), dengan maksud memberi arti kepada sebuah kejadian atau serentetan kejadian, dan agar pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Bisa dirumpangkan di bagian awal, tengah, dan akhir, kemuadian siswa ditugaskan untuk mengisi bagian yang telah dirumpangkan tersebut sesuai dengan jalan fikirannya masing-masing.

Keterkaitan teknik isian rumpang sebagai salah satu teknik membaca yang dialihkan fungsinya ke dalam menulis akan berdampak secara bertahap kepada siswa dalam penguasaan unsur bahasa,

(4)

4 penguasaan kosakata dan maknanya,

penguasaan struktur kalimat, pemahaman gaya penulisan, pemahaman konteks cerita dan pemahaman maksud dan tujuan penulisan dalam cerita tersebut.

METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Metode PTK adalah suatu metode penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

Model penelitian dalam pelaksanaan PTK yang digunakan penulis adalah model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto 2006:75-80), dalam bentuk pengkajian berdaur siklus, yang terdiri dari empat tahap yaitu:

1. Perencanaan (Planning) 2. Tindakan (Action)

3. Pengamatan (Observation) 4. Refleksi (Reflection).

Dengan demikian penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti merupakan suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan. Adapun bagan modelnya sebagai berikut:

Gambar 1

Bagan Model Spiral Kemmis dan Taggart

(Wiriaatmaja, 2005:66)

Subjek penelitian yang dimaksud adalah pihak-pihak atau komponen-komponen yang menjadi sasaran dalam pengumpulan data. Data yang dikumpulkan bersumber dari guru yang sedang mengajar dan perilaku siswa selama pembelajaran melengkapi cerita rumpang dalam

pembelajaran menulis siswa kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Banyuhurip yang berjumlah 30 orang siswa yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan.

REPLECT PLAN ACTION OBSERVE REPLECT ACTION OBSERVE REVISED PLAN

(5)

5

Adapun prosedur penelitian secara garis besar meliputi 3 tahap yaitu pra penelitian, pelaksanaan penelitian dan laporan hasil penelitian. Sedangkan untuk pelaksanaan penelitian menggunakan model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yang telah dijelaskan sbelumnya, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III.

Pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas dengan judul penerapan model Kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar untuk meningngkatkan kemampuan menulis dalam melengkapi cerita rumpang ini dilakukan dengan menggunakan instrumen yang berupa RPP, lembar observasi, pedoman wawancara, dan butir-butir soal tes.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini peneliti melakukan pembahasan tentang hasil-hasil tes belajar siswa dari penelitian yeng telah didapat dan telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, yaitu mengenai perencanaan pembelajaran, aktivitas guru, aktivitas siswa, serta hasil belajar siswa selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan

media gambar pada materi cerita rumpang.

Berdasarkan hasil analisis data hasil tes yang diperoleh dari tindakan siklus I, II, dan III terlihat peningkatan dari semua data yang telah di dapat. Adapun rekapitulasi rata-rata hasil tes belajar yang diperoleh pada setiap siklus dapat di gambarkan sebagai berikut :

Tabel 1

Hasil Tes Siswa Cerita RumpangSetiap Siklus

No. Siklus Post-test

1 siklus I 69,3

2 siklus II 82,9

3 siklus III 96,7

(6)

6 Peningkatan hasil belajar siswa

ditunjukkan melalui rata-rata nilai

post-test yang meningkat pada setiap siklus.

Pada siklus I, nilai rata-rata siswa hanya mencapai 69,3, namun di siklus ke II

mengalami peningkatan menjadi 82.9. Setelah dilakukan pembelajaran yang lebih baik dengan perbaikan-perbaikan dari siklus I dan II, hasil belajar siswa pun kembali meningkat menjadi 96.7

Gambar 3. Garfik Ketuntasan Hasil Tes di Siklus I,II, dan III

Hasil Belajar siswa pun ditunjukkan dengan siswa yang telah mencapai KKM pada setiap pembelajaran. KKM pada pembelajaran matematika di SDN Banyuhurip adalah 75. Di siklus I siswa yang lulus KKM mencapai 33% atau 10 siswa yang tuntas belajar, adapun pada siklus II meningkat menjadi 60% atau 18 siswa yang tuntas belajar. Sedangkan di siklus III terjadi peningkatan yang cukup

signifikan mencapai 100% atau 30 siswa yang telah lulus KKM.

Hasil Pengamatan Belajar

Berdasarkan hasil analisis data hasil pengamatan diskusi yang diperoleh dari tindakan siklus I, II, dan III terlihat peningkatan dari semua data yang telah di dapat. Adapun rekapitulasi hasil pengamatan belajar yang diperoleh pada setiap siklus dapat di gambarkan sebagai berikut :

Table 2

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Tiap Siklus

No Siklus Baik Cukup Kurang

1 Siklus I 47 % 37 % 16 %

2 Siklus II 73 % 27 % 0 %

(7)

7

Gambar 4. Grafik Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas siswa di Siklus I,II, dan III

Dari grafik terlihat rata-rata keseluruhan aspek di siklus I berturut-turut adalah 47% dengan kategori baik, 37% dengan kategori cukup, 16% dengan kategori cukup. Siklus II mengalami peningakatan 73 % dengan kategori baik dan 27% dengan kategori cukup. pada siklus III meningkat menjadi 100% dengan kategori baik.

Sedangkan dari hasil pengamatan kinerja guru yang dilaksanakan tiap siklus juga mengalami peningkatan tiap siklusnya. Adapun rekapitulasi hasil pengamatan kinerja guru yang diperoleh pada setiap siklus dapat di gambarkan sebagai berikut :

Table 4.12

Hasil Observasi Kinerja Guru Tiap Siklus

No Siklus Baik Cukup Kurang

1 Siklus I 33 % 67 % 0 %

2 Siklus II 76 % 24 % 0 %

(8)

8 Gambar 5. Garfik Perbandingan Hasil Pengamatan Kinerja Guru di Siklus I,II, dan III

Berdasarkan data diatas dapat dideskripsikan tentang kinerja guru siklus I yakni dapat diketahui bahwa dari 21 sub aspek yang menjadi fokus pengamatan baru 7 aspek atau 33% yang berhasil dilakukan guru dengan interprestasi baik. Sedangkan sub aspek dengan interprestasi cukup berjumlah 14 sub aspek atau 67% dan tidak ada sub aspek yang mendapatkan interprestasi kurang. Siklus II yakni dapat diketahui bahwa dari 21 sub aspek yang menjadi fokus pengamatan 77% yang berhasil dilakukan guru dengan interprestasi baik,ini mengalami peningkatan. Sedangkan sub aspek dengan interprestasi cukup sebesar 24% dan tidak ada sub aspek yang mendapatkan interprestasi kurang. Siklus III yakni dapat diketahui bahwa dari 21 sub aspek yang menjadi fokus pengamatan 90% yang berhasil dilakukan guru dengan interprestasi baik,ini mengalami peningkatan. Sedangkan sub aspek dengan interprestasi cukup sebesar 10% dan tidak ada sub aspek yang mendapatkan interprestasi kurang

Setelah pembelajaran berakhir kemudian peneliti melakukan wawancara

dengan siswa ternyata siswa meningkat kemampuannya dalam melengkapi cerita rumpang kata dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar, sehingga siswa mengalami peningkatan setiap siswa dalam aspek pilihan kata, kepaduan kalimat, dan kepaduan cerita.

KESIMPULAN

Perencanaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar sudah baik hingga siklus III dengan mengacu pada KTSP.

Pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing pada materi menulis melengkapi cerita rumpang dikelas IV sudah terlaksana dengan baik berdasarkan hasil observasi pada siklus I, II, dan III dengan mengacu pada tahapan-tahapan model pembelajaran kooperatif tipe kancingggemerincing menggunakan media gambar.

Peningkatan hasil belajar menulis melengkapi cerita rumpang dengan model

(9)

9

pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing sudah mencapai target peneliti dengan peningkatan dari siklus I, II, dan III. Peningkatan hasil belajar siswa dapat terlihat dari hasil belajar kognitif dan afektif siswa. Pada siklus I rata-rata hasil belajar kognitif siswa mencapai 69,2, siklus II meningkat menjadi 82,9 dan siklus III mencapai 96,7. Sedangkan untuk rata-rata ranah afektif siswa dalam kategori baikdi siklus I mencapai 47%, pada siklus II meningkat menjadi 73 dan siklus III mencapai 100%.

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti mencoba memberikan saran atau rekomendasi sebagai berikut :

Dengan adanya penggunaan pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar yang telah dilaksanakan di kelas IV SDN Banyuhurip, diharapkan dapat menjadi pembelajaran menulis terutama menulis melengkapi cerita rumpang, bagi siswa yang mendapat kesulitan yang sama dalam menulis. Untuk dapat menggunakan pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar atau menggunakan model yang lain dalam mengatasi masalah siswa, guru harus lebih kreatif dan inovatif. Agar dapat menggunakan pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar dengan baik maka diperlukan suasana yang tenang dan nyaman baik bagi guru maupun bagi siswa.

Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran menulis terutama menulis melengkapi cerita rumpang, maka pihak sekolah dan dinas yang terkait di dalamnya untuk memberikan sumbang saran dan pendapatnya agar pembelajaran ini berlangsung sesuai dengan tuntutan kurikulum. Adanya pembinaan dan pelatihan yang intensif kepada guru-guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran khususnya dalam menulis. Sekolah perlu memberikan kontribusi

dalam meningkatkan kemampuan menulis terutama menulis melengkapi cerita rumpang dan perlu memberikan pembelajaran yang relevan dengan permasalahan yang terjadi di sekolah.

Semoga orang yang membaca hasil penelitian tindakan kelas ini dapat termotivasi untuk melakukan penelitian.Semoga hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar sebagai tindakan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

Penelitian Suatu pendekatan

Praktik. Jakarta : PT. Asdi

Mahasatya

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran.

Jakarta: Rajawali Pers.

Darmadi, kaswan.2008. Bahasa Indonesia

untuk SD Kelas IV. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional Djuanda, Dadan. 2008. Pembelajaran

Keterampilan Berbahasa Indonesia

di Sekolah Dasar. Bandung :

Pustaka Latifah

Guntur Tarigan, Henry. 1994. Menulis

Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung : Angkasa

Harjasujana, Akhmad Slamet. 1996.

Membaca 2. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Isjoni. 2009. Cooperative Learning

Efektifitas Pembelajaran. Bandung

: Alfabeta

Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

(10)

10 Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lie, Anita. 2007. Cooperative Leraning

Mempraktikan Cooperative

Learning di Ruang-Ruang Kelas.

Jakarta : PT Grasindo

Rose, Colin. (2002). Accelerated Learning.

Bandung : Yayasan Nuansa

Cendikia

Rusyana, I. 1998. Buku Materi Pokok

Keterampilan Menulis. Jakarta :

Karunika.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar

Proses Pendidikan. Jakarta :

Kencana Prenada Media

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian

Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian

Pendidikan: Kompetensi dan

Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Wiraatmadja, Rochiati. 2005. Metode

Penelitian Tindakan Kelas.

Gambar

Gambar 4. Grafik Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas siswa di Siklus I,II, dan III

Referensi

Dokumen terkait

Tugas dan tanggung jawab marketing and sales manager adalah sebagai berikut:.. Merencanakan dan menentukan strategi penjualan

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG!. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan akseptor KB yang baik tentang hakekat program KB akan memengaruhi mereka dalam memilih metode/alat kontrasepsi yang akan

[r]

akal manusia”. Dalam pengertian di atas etika ditekankan pada arti niai-nilai dan norma- norma etis yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam

online dan menggunakan struk parkir sehingga transaksi dapat dilakukan secara offline karena pada kartu cerdas tanpa kontak sudah ditanamkan IC memori yang

The result of this study are as follows: 1) The learning objective of teaching English is to develop communicative competence in four skills languages namely

Dengan kata lain Self Management dalam belajar merupakan kemampuan individu dalam mengelola potensi diri dan potensi lingkungan untuk mengatur perilakunya dalam