• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Layanan. Service Description. Implementasi SAP - On-Premise dan Private Cloud. SAP Implementation - On Premise and Private Cloud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Deskripsi Layanan. Service Description. Implementasi SAP - On-Premise dan Private Cloud. SAP Implementation - On Premise and Private Cloud"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Service Description

SAP Implementation - On Premise and Private Cloud

Customer is undertaking a project (“Customer’s Project” or “Project”) to implement SAP Software. Customer is the owner of the Customer’s Project and is responsible for the process, scope, costs, resources and targeted solutions of Customer’s Project.

SAP will provide Services to assist with the Customer’s Project as further defined in the Order Form and the Scope Document. This document provides definitions and content that apply for such implementations.

1. Definitions

1.1 Capitalized terms in this document that are not defined herein have their meaning defined in the General Terms and Conditions (or alternatively the governing terms and conditions or agreement as set forth in the Order Form) or Scope Document.

1. On Premise: SAP solution is hosted on servers owned and managed by the Customer or its nominated service providers, and located at the Customer’s or the Customer’s service provider’s own facilities. 2. Private Cloud: SAP solution is hosted using a

cloud computing platform implemented and managed for the dedicated use of the Customer.

3. SAP Best Practices: SAP’s predefined business processes, configuration content and documentation for SAP Software. SAP Best Practices may be used as the basis for SAP implementation activities.

4. Rapid-Deployment Solution: packaged content that provides a predefined scope, delivery approach and SAP Best Practices business processes and configuration to accelerate the deployment of SAP software.

5. Engineered Service: a service delivered by SAP that has a predefined scope, delivery approach and accelerators.

Deskripsi Layanan

Implementasi SAP - On-Premise dan Private Cloud

Pelanggan menjalankan proyek ("Proyek Pelanggan" atau "Proyek") untuk mengimplementasikan Perangkat Lunak SAP. Pelanggan adalah pemilik Proyek Pelanggan dan bertanggung jawab atas proses, cakupan, biaya, sumber daya dan solusi yang ditargetkan dalam Proyek Pelanggan

SAP akan menyediakan Layanan untuk membantu Pelanggan menjalankan Proyek Pelanggan, sebagaimana yang dijelakan lebih lanjut dalam Formulir Pemesanan atau Dokumen Cakupan. Dokumen ini menyediakan definisi dan konten yang berlaku untuk implementasi tersebut.

1. Definisi

1.1 Istilah yang ditulis dengan huruf kapital dalam dokumen ini yang tidak dijelaskan di sini, akan dijelaskan maknanya dalam Syarat dan Ketentuan Umum (atau dalam syarat dan ketentuan atau perjanjian yang berlaku, sebagaimana yang disebutkan dalam Formulir Pemesanan) atau dalam Dokumen Cakupan.

1. On Premise: solusi SAP dijalankan pada server yang dimiliki dan dikelola oleh Pelanggan atau penyedia layanan yang ditunjuk, dan berada di fasilitas milik Pelanggan atau milik penyedia layanan bagi Pelanggan.

2. Private Cloud: solusi SAP dijalankan dengan menggunakan platform komputasi cloud yang diimplementasikan dan dikelola khusus untuk digunakan oleh Pelanggan.

3. SAP Best Practices: proses bisnis yang telah ditetapkan oleh SAP, konfigurasi konten, dan dokumentasi untuk Perangkat Lunak SAP. SAP Best Practices dapat digunakan sebagai landasan untuk kegiatan implementasi SAP. 4. Rapid-Deployment Solution: paket konten

yang menyediakan cakupan yang telah ditetapkan, pendekatan penyampaian, dan proses bisnis serta konfigurasi SAP Best Practices untuk mempercepat penempatan Perangkat Lunak SAP.

5. Engineered Service: layanan yang disampaikan oleh SAP, dengan cakupan yang telah ditetapkan, pendekatan penyampaian, dan akselerator.

(2)

6. SAP Activate: a standard SAP methodology used for SAP implementation projects that includes a Design Based or Assemble to Order (A2O) approach.

7. Design Based: an implementation approach that utilizes traditional design techniques and may include SAP Best Practices as a baseline.

8. Assemble to Order (A2O): an implementation approach that utilizes a pre-assembled baseline system comprised of SAP Best Practices and/or other implementation accelerators such as SAP Rapid-Deployment Solutions or Engineered Services to perform scope validation and delta scoping activities.

9. Developments: changes or extensions to standard SAP Software source code and development objects.

10. Workflow: sequence of connected steps triggered by an event to automate a process such as a document approval. Examples include SAP Business Workflow.

11. Reports: technical objects designed to deliver business figures or reports with no change to application data.

12. Interfaces: technical objects to transfer information from one system to another. Usually refers to objects that are not part of the SAP licensed Software. Examples of technology include SAP Process Orchestration and Intermediate Documents (IDocs).

13. Conversions: technical objects used to migrate data to SAP systems during the Service. Examples of technology include data migration programs, SAP Data Services and Legacy System Migration Workbench (LSMW).

14. Enhancements: changes and additions to SAP functionality using development objects specifically provided for Customer changes. Examples include the use of user exits and business add-ins (Exits).

15. Forms: printed or electronic forms containing formatted information from SAP applications. Examples of technology include SAPscripts, Smart Forms and SAP Interactive Forms by Adobe.

6. SAP Activate: metodologi standar dari SAP yang digunakan untuk proyek implementasi SAP, yang meliputi pendekatan Design Based atau Assemble to Order (A2O). 7. Design Based: sebuah pendekatan

implementasi yang menggunakan teknik desain tradisional dan dapat menyertakan SAP Best Practices sebagai data awal. 8. Assemble to Order (A2O): sebuah

pendekatan implementasi dengan sistem data awal yang telah terpasang, yang terdiri atas SAP Best Practices dan/atau akselerator implementasi yang lainnya, seperti SAP Rapid-Deployment Solutions atau Engineered Services, untuk menjalani kegiatan validasi cakupan dan delta scoping. 9. Pengembangan: perubahan atau perluasan

pada kode sumber Perangkat Lunak SAP standar dan pada objek pengembangan. 10. Alur kerja: serangkaian langkah berkaitan

yang dipicu oleh suatu peristiwa untuk mengotomatisasi suatu proses, contohnya persetujuan dokumen. Contohnya meliputi SAP Business Workflow.

11. Laporan: objek teknis yang dirancang untuk mengirimkan statistik atau laporan bisnis tanpa perubahan pada data aplikasi.

12. Antarmuka: objek teknis untuk mentransfer informasi dari satu sistem ke sistem lain. Hal itu umumnya merujuk kepada objek yang bukan merupakan bagian dari Perangkat Lunak SAP berlisensi. Contoh teknologinya meliputi SAP Process Orchestration dan Intermediate Documents (IDocs).

13. Konversi: objek teknis yang digunakan untuk melakukan migrasi data ke sistem SAP selama periode Layanan. Contoh teknologinya meliputi SAP Data Services dan Legacy System Migration Workbench (LSMW).

14. Peningkatan: perubahan dan penambahan pada fungsionalitas SAP dengan menggunakan objek pengembangan yang secara spesifik disediakan untuk perubahan bagi Pelanggan. Contohnya meliputi penggunaan kode exit pengguna dan fitur tambahan bisnis (Exits).

15. Formulir: formulir tercetak atau elektronik yang berisi informasi terformat dari aplikasi SAP. Contoh teknologinya meliputi SAPscripts, Smart Forms, dan SAP Interactive Forms by Adobe.

(3)

16. Sandbox Environment: a temporary SAP system environment used to demonstrate processes and example prototypes. Implementation work undertaken in a Sandbox Environment is typically not transported to other environments.

17. Development Environment: a SAP system environment in which initial configuration and build activities are completed. Implementation work undertaken in a Development Environment would be transported to a Quality Assurance Environment or Production Environment. 18. Quality Assurance Environment: a SAP

system environment used for testing transported content from the Development Environment prior to transporting it to the Production Environment.

19. Production Environment: a SAP system environment used to execute operational business processes.

20. User Acceptance Test: test undertaken by end users to check that the system operates according to the agreed design.

2. SAP Implementation Services

2.1 SAP will perform the Services as further specified in the Scope Document.

2.2 In performing the Services, SAP may utilize accelerators such as SAP Best Practices, Rapid-Deployment Solutions and/or Engineered Services.

2.3 SAP may use certain software and tools (all referred to as Tools herein) for its work, for which the rights are not already regulated through a software license agreement. All title to and rights in Tools, including without limitation copyright and rights of authorship, remain with SAP or SAP SE. These Tools may be copied to Customer’s system and Customer is granted non-exclusive rights to use Tools for the term of and solely for the purposes related to the Service. No other use, including the creation of further copies or use on another system, is permitted. Tools and all permitted copies of Tools must be deleted at the end of the Service. If at SAP’s sole discretion Tools are left on the system for documentation purposes, Customer is not permitted to use Tools for any other remaining purpose except documentation. Such Tools are on an as-is basis with no warranty.

16. Lingkungan Sandbox: sistem sementara SAP yang digunakan untuk mendemonstrasikan proses dan contoh prototipe. Implementasi pekerjaan yang dilakukan dalam Lingkungan

Sandbox biasanya tidak dibawa ke

lingkungan lain.

17. Lingkungan Pengembangan: lingkungan sistem SAP tempat diselesaikannya konfigurasi awal dan kegiatan pembuatan. Implementasi pekerjaan yang dilakukan dalam Lingkungan Pengembangan akan dibawa ke Lingkungan Penjaminan Mutu atau Lingkungan Produksi.

18. Lingkungan Penjaminan Mutu: lingkungan sistem SAP yang digunakan untuk menguji konten yang dibawa dari Lingkungan Pengembangan sebelum membawanya ke Lingkungan Produksi.

19. Lingkungan Produksi: lingkungan sistem SAP yang digunakan untuk menjalankan proses operasional bisnis.

20. Uji Penerimaan Pengguna: tes yang dilakukan oleh pengguna akhir untuk memeriksa bahwa sistem beroperasi sesuai dengan desain yang telah disepakati.

2. Layanan Implementasi SAP

2.1 SAP akan menjalankan Layanan sebagaimana yang dijabarkan lebih jauh dalam Dokumen Cakupan.

2.2 Dalam menjalankan Layanan, SAP dapat menggunakan akselerator seperti SAP Best Practices, Rapid-Deployment Solutions, dan/atau Engineered Services.

2.3 SAP dapat menggunakan perangkat lunak dan tool tertentu (selanjutnya disebut sebagai Tool) untuk mendukung kerjanya, yang mana hak penggunaannya belum diatur melalui perjanjian lisensi perangkat lunak. Semua hak milik dan hak cipta dalam Tool, termasuk namun tidak terbatas pada hak cipta dan hak pembuatan, tetap menjadi milik SAP atau SAP SE. Tool ini dapat disalin ke sistem Pelanggan, dan Pelanggan diberi hak non-eksklusif untuk menggunakan Tool sesuai jangka waktu Layanan dan hanya untuk tujuan yang terkait dengan Layanan. Tidak ada penggunaan lain, termasuk pembuatan salinan lanjutan atau penggunaan di sistem lain, yang diperbolehkan. Tool dan semua salinan Tool yang telah diizinkan harus dihapus pada saat Layanan berakhir. Jika berdasarkan kebijakan SAP sendiri, Tool ditinggalkan pada sistem untuk tujuan dokumentasi

(4)

SAP will not support or enhance the Tools beyond what is provided during the term of the Service.

3. Approach

3.1 SAP will use the applicable portions of the SAP Activate methodology to perform the Services unless otherwise agreed in the Scope Document.

3.2 For A2O projects and projects implementing individual Rapid-Deployment Solutions and/or Engineered Services, the standard phases are defined as follows. Further detail of the phases and activities that apply and the responsibilities of SAP and Customer are defined in the Scope Document.

1. Prepare: The project is formally initiated and the schedule, project plans and resources are agreed. Accelerators such as Rapid-Deployment Solutions and/or Engineered Services are assembled in the Customer’s Development or Sandbox environment to provide a baseline environment for the Explore phase that follows.

2. Explore: The project team undertakes validation workshops to confirm the baseline processes and identify and specify delta scope between Customer’s requirements and accelerators such as Rapid-Deployment Solutions and/or Engineered Services. Workshops are focused on the fit/gap of the baseline solutions and making decisions about the business changes that are required. The design of delta scope is completed and agreed.

3. Realize: The Customer-specific configuration is undertaken in the baseline environment and any agreed delta scope is delivered. The test approach and knowledge transfer is executed. The Customer User Acceptance Testing is completed.

4. Deploy: Final checks are made before the cutover to the Production Environment and end users are trained. Ongoing support is put in place by the Customer and the project is closed.

dan Pelanggan tidak diizinkan menggunakan Tool untuk tujuan lain kecuali dokumentasi. Tool tersebut hadir sebagaimana adanya tanpa jaminan. SAP tidak akan mendukung atau meningkatkan Tool di luar dari yang disediakan selama jangka waktu Layanan.

3. Pendekatan

3.1 SAP akan menggunakan bagian yang berlaku dari metodologi SAP Activate untuk menjalankan Layanan kecuali apabila disepakati lain dalam Dokumen Lingkup.

3.2 Untuk proyek A2O dan proyek yang mengimplementasikan Rapid-Deployment Solutions dan/atau Engineered Services individual, maka tahap standarnya dijelaskan sebagai berikut: Uraian lebih lanjut dari tahap dan kegiatan yang berlaku, serta tanggung jawab SAP dan Pelanggan ditetapkan dalam Dokumen Cakupan.

1. Persiapan: Proyek secara resmi dimulai dan telah disepakati skedul, rencana proyek, serta sumber dayanya. Akselerator seperti Rapid Deployment Solutions dan/atau Engineered Services dirangkai di Lingkungan Pengembangan atau Lingkungan Sandbox milik Pelanggan untuk tahap berikutnya, yaitu Eksplorasi.

2. Eksplorasi: Tim proyek melaksanakan

lokakarya pengesahan untuk

mengonfirmasikan proses data awal, mengidentifikasi, dan menetapkan delta scope antara kebutuhan Pelanggan dengan akselerator seperti Rapid-Deployment Solutions dan/atau Engineered Service. Lokakarya terfokus kepada analisis fit/gap dari solusi data awal dan membuat keputusan mengenai perubahan bisnis yang diperlukan. Desain delta scope telah selesai dan disepakati.

3. Realisasi: Konfigurasi spesifik bagi Pelanggan disusun di lingkungan data awal dan semua delta scope yang telah disepakati, akan disampaikan. Pendekatan tes dan alih pengetahuan dilaksanakan. Uji Penerimaan Pengguna yang dilakukan oleh Pelanggan telah selesai.

4. Penempatan: Dilakukan pemeriksaan terakhir sebelum transisi menuju Lingkungan Produksi dan pengguna akhir mendapat pelatihan. Dukungan yang berkelanjutan dilakukan oleh Pelanggan dan proyek berakhir.

(5)

3.3 For Design Based projects, the standard phases are defined as follows. Further detail of the phases and activities that apply and the responsibilities of SAP and Customer are defined in the Scope Document

1. Prepare: The project is formally initiated and the schedule, project plans and resources are agreed. The SAP Development Environment is created.

2. Explore: The project team undertakes workshops to design how the software will be configured and finalize the scope including identifying, specifying and agreeing any delta scope between Customer’s requirements and the SAP Software.

3. Realize: The Customer-specific configuration is undertaken and any additional agreed delta scope is delivered. The test approach and knowledge transfer is executed. The Customer User Acceptance Testing is completed.

4. Deploy: Final checks are made before the cutover to Production Environment and end users are trained. Ongoing support is put in place by the Customer and the project is closed.

4. Roles and Governance

4.1 The roles and project governance for the Customer’s Project is defined in the Scope Document.

5. Customer Responsibilities

5.1 The overall Customer responsibilities are listed below. Specific Customer and SAP responsibilities are further detailed in the Scope Document.

1. Ensure it has all necessary license rights, including third party license rights, required to allow SAP to perform the Services.

2. Appoint a Project Manager and/or Program Manager to act as the Customer’s single point of contact for SAP.

3. Provide sponsorship from the Customer’s senior management, who will be available on a timely and regular basis to monitor progress and to act as a decision maker for

3.3 Untuk proyek Design Based, tahap standarnya dijelaskan sebagai berikut. Uraian lebih lanjut dari tahap dan kegiatan yang berlaku, serta tanggung jawab SAP dan Pelanggan ditetapkan dalam Dokumen Cakupan.

1. Persiapan: Proyek secara resmi dimulai dan telah disepakati skedul, rencana proyek, serta sumber dayanya. Lingkungan Pengembangan SAP dibuat.

2. Eksplorasi: Tim proyek melaksanakan lokakarya pengesahan untuk merancang bagaimana perangkat lunak akan dikonfigurasikan dan menyelesaikan cakupan, yang meliputi mengidentifikasi, menetapkan, serta menyepakati setiap delta scope antara kebutuhan Pelanggan dan Perangkat Lunak SAP.

3. Realisasi: Konfigurasi spesifik bagi Pelanggan disusun dan setiap delta scope tambahan yang telah disepakati akan disampaikan. Pendekatan tes dan alih pengetahuan dilaksanakan. Uji Penerimaan Pengguna yang dilakukan oleh Pelanggan telah selesai.

4. Penempatan: Dilakukan pemeriksaan terakhir sebelum transisi cepat menuju Lingkungan Produksi dan pengguna akhir mendapat pelatihan. Dukungan yang berkelanjutan dilakukan oleh Pelanggan dan proyek berakhir.

4. Peran dan Tata Laksana

4.1 Peran dan tata laksana proyek bagi Pelanggan dijelaskan dalam Dokumen Cakupan.

5. Tanggung Jawab Pelanggan

5.1 Berikut ini adalah tanggung jawab keseluruhan dari Pelanggan. Tanggung jawab Pelanggan dan tanggung jawab SAP yang spesifik lebih jauh diuraikan dalam Dokumen Cakupan.

1. Memastikan adanya semua hak lisensi yang diperlukan, termasuk hak lisensi pihak ketiga yang diperlukan agar SAP dapat menjalankan Layanan.

2. Menunjuk seorang Manajer Proyek dan/atau Manajer Program untuk bertindak sebagai kontak tunggal Pelanggan bagi SAP.

3. Menyediakan sponsor dari jajaran manajemen senior Pelanggan, yang akan tersedia secara tepat waktu dan rutin untuk memantau kemajuan dan bertindak sebagai

(6)

policy decisions and issue resolution.

4. Manage the Customer’s third party service providers.

5. Provide knowledgeable, decision-empowered resources that are available to work on the Customer’s Project as part of the team. 6. Ensure that Customer team members are

knowledgeable about the solution being implemented and define their training approach and schedule.

7. Minimize the change in personnel throughout the duration of the Service.

8. Provide SAP with adequate work space as necessary for the duration of the Services including meeting rooms for work on-site. The work space should include projectors, printers, scanners, copiers, file storage and miscellaneous office supplies as needed. Sufficient temporary desks, or “hot desks”, will be made available to enable each SAP resource to have a desk for each day they are on-site. No SAP employees will have an office on the Customer’s premises with keys that provide exclusive use of the office to SAP. It is recommended that the SAP team is situated in a secure location.

9. Provide SAP with access to Customer’s facilities as necessary for the performance of the Services including all necessary identification material (badges, passes, cards, etc.) for the duration of the Services. This includes necessary access to such buildings and systems during and after normal business hours, on weekends, and on holidays. Limitation of SAP access during these times may reduce SAP’s ability to maintain the proposed schedule.

10. Supply SAP with the names and contact information of key Customer and third party resources assigned to the Project.

11. Ensure that any appropriate hardware required for the Service is secured before the start of the Project.

12. Be fully responsible for technology infrastructure that is on premise or hosted by a third party. This includes but is not limited

pengambil keputusan dalam hal kepastian kebijakan dan resolusi masalah.

4. Mengelola penyedia layanan pihak ketiga bagi Pelanggan.

5. Menyediakan sumber daya yang berpengetahuan luas dan dapat mengambil keputusan, yang dapat bekerja pada Proyek Pelanggan sebagai bagian dari tim.

6. Memastikan bahwa anggota tim Pelanggan berpengetahuan luas mengenai solusi yang sedang diimplementasikan dan menentukan pendekatan serta skedul pelatihan.

7. Meminimalkan perubahan personel selama periode Layanan.

8. Menyediakan SAP dengan ruang kerja memadai sesuai keperluan selama periode Layanan, termasuk ruang pertemuan untuk bekerja di lokasi. Ruang kerja harus memiliki proyektor, mesin cetak, mesin pemindai, mesin fotokopi, tempat penyimpanan berkas, dan perlengkapan kantor lainnya sesuai kebutuhan. Meja sementara yang memadai atau "hot desk" harus disediakan agar setiap sumber daya SAP memiliki meja untuk digunakan setiap hari saat di lokasi. Tak ada pegawai SAP yang akan memiliki kantor di lahan milik Pelanggan, dengan kunci yang memberikan penggunaan kantor secara eksklusif bagi SAP. Disarankan agar tim SAP ditempatkan pada lokasi yang aman. 9. Menyediakan untuk SAP akses ke fasilitas

Pelanggan jika diperlukan untuk menjalankan Layanan, yang meliputi semua material identifikasi penting (lencana, kartu akses, kartu, dll.) selama periode Layanan. Hal ini meliputi akses penting menuju bangunan atau pun sistem, selama dan sesudah waktu kerja normal, di akhir pekan, dan di hari libur. Pembatasan terhadap akses SAP selama jam-jam ini dapat mengurangi kemampuan SAP untuk mempertahankan skedul yang diajukan.

10. Memberikan kepada SAP nama dan informasi kontak dari semua sumber daya Pelanggan dan pihak ketiga yang ditugaskan pada Proyek.

11. Memastikan bahwa semua perangkat keras yang tepat yang diperlukan untuk Layanan, telah siap sebelum Proyek dimulai.

12. Bertanggung jawab penuh atas teknologi infrastruktur teknologi yang bersifat on-premise atau yang dijalankan oleh pihak

(7)

to SAP infrastructure, network administration, security, periodic backup and restore activities as required, and server and storage hardware. These systems will be available throughout the Service according to the Project schedule.

13. Ensure that a consistent, stable, and fast SAP remote support connection/service connection is available between SAP and the Customer at the required times.

14. Provide SAP with the necessary authorizations for onsite and remote access to Customer’s systems.

15. Allow the use of SAP laptops and mobile devices on Customer’s network to SAP’s network via SAP’s Virtual Private Network (VPN) protocols or Customer will provide PCs and/or laptops with the Microsoft Office Suite and e-mail capability for the SAP team. Laptops and/or PCs provided by Customer must have the latest virus protection software.

16. Provide technical advice regarding any third party systems to which the team will have access.

17. Ensure that the Customer’s Project is compliant with any relevant governmental and regulatory requirements.

18. Data cleansing of migrated data from Customer systems.

6. Assumptions and Exclusions

6.1 The Service Description assumptions are listed below. SAP may identify further assumptions in the Order Form or Scope Document.

1. All supporting documentation will be developed using industry standard personal computers/laptops using Microsoft Office applications (Word, Excel, MS Project, Visio and PowerPoint) or other mutually agreed documentation tools.

6.2 The Service Description exclusions are listed below. SAP may identify further exclusions in the Order Form or Scope Document.

ketiga. Hal ini meliputi namun tidak terbatas pada infrastruktur SAP, administrasi jaringan, keamanan, kegiatan membuat cadangan dan pemulihan secara berkala sebagaimana yang disyaratkan, serta server dan perangkat keras untuk penyimpanan. Sistem-sistem ini harus tersedia selama periode Layanan, sesuai dengan skedul Proyek.

13. Pelanggan harus memastikan tersedianya koneksi dukungan jarak jauh/koneksi layanan SAP yang konsisten, stabil, dan cepat antara SAP dengan Penerima Lisensi, pada waktu-waktu yang dibutuhkan.

14. Menyediakan kepada SAP otorisasi yang diperlukan untuk mengakses sistem Pelanggan dari jarak jauh.

15. Mengizinkan penggunaan laptop dan dan perangkat mobile SAP pada jaringan Pelanggan ke jaringan SAP melalui protokol Virtual Private Network (VPN) SAP atau Pelanggan akan menyediakan komputer pribadi dan/atau laptop dengan Microsoft Office Suite dan kemampuan email untuk tim SAP. Laptop dan/atau komputer pribadi yang disediakan oleh Pelanggan harus memiliki perangkat lunak perlindungan virus yang terbaru.

16. Menyediakan bantuan teknis terkait dengan setiap sistem pihak ketiga yang akan diakses tim.

17. Memastikan Proyek Pelanggan telah memenuhi persyaratan pemerintah dan peraturan yang relevan.

18. Pembersihan data yang dimigrasi dari sistem Pelanggan.

6. Asumsi dan Pengecualian

6.1 Berikut ini adalah asumsi dariDeskripsi Layanan: SAP dapat mengidentifikasi asumsi lebih lanjut dalam Formulir Pemesanan atau Dokumen Cakupan.

1. Semua dokumen pendukung akan disusun dengan komputer pribadi/laptop berstandar industri dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office (Word, Excel, MS Project, Visio, dan PowerPoint) atau tool dokumentasi lainnya yang disetujui bersama.

6.2 Berikut ini adalah pengecualian dari Deskripsi Layanan: SAP dapat mengidentifikasi pengecualian lebih lanjut dalam Formulir Pemesanan atau Dokumen Cakupan.

(8)

1. Developments that change or extend the standard SAP Software source code.

1. Pengembangan yang mengubah atau memperluas kode sumber Perangkat Lunak SAP standar.

Referensi

Dokumen terkait

perilaku konsumtif bagi remaja. Peserta didik yang memiliki kecenderungan perilaku konsumtif memerlukan upaya bantuan pada bidang pribadi-sosial. Upaya layanan konseling

Selain itu diharapkan rancangan Health Care for Mother yang dirancang dengan pendekatan prilaku tersebut dapat membuat psikologis sang ibu menjadi lebih baik,

Maksud pepatah itu adalah untuk membatasi sawah, ada pematang yang terdiri dari batu tanam, untuk membatasi ladang ada mintalak, yang terdiri dari batu, batang pudding,

ٔٓ نياثلا لصفلا وحنلا ملع في اهيناعمو فطعلا فرحأ حضوي ثم .اهيناعمو فطعلا فرحأو فطعلبا ثحابلا حضوي ،بابلااذى في تيلا ثحبلا لوصأ

Hasil penelitian menunjukkan bahwa triterpen total pegagan 32 mg/kg BB memberikan perbaikan fungsi kognitif belajar dan mengingat yang ditandai dengan memanjangnya lama retensi

Mata kuliah ini menyajikan kerangka teoretis tentang hakikat evaluasi program dan layanan dalam konseling, sasaran evaluasi, pendekatan dan metode evaluasi BK, supervisi BK,

Dari keempat persamaan Maxwell baik dalam ruang hampa maupun dalam medium yang diperoleh pada bab II, akan digunakan untuk memperoleh persamaan gelombang elektromagnetik dalam

1) Penelitian dalam bidang pendidikan digunakan untuk menjawab secara ilmiah permasalahan atau mencari dan menemukan inovasi yang berkaitan dengan semua aspek