TARGET COSTING AND COST ANALYSIS
TARGET COSTING AND COST ANALYSIS
FOR PRICING DECISION
FOR PRICING DECISION
TARGET COSTING
TARGET COSTING
Dalam persaingan yang semakin kompetitif, dimana salah satu unsur terpentingnya Dalam persaingan yang semakin kompetitif, dimana salah satu unsur terpentingnya adalah harga, menuntu
adalah harga, menuntut t badan usaha untuk menerapkbadan usaha untuk menerapkan an strategstrategi i penetpenetapan harga apan harga yang tepatyang tepat ser
serta ta menmeningingkatkatkan kan efiefisiesiensi nsi biabiaya ya proprodukduknya nya untuntuk uk dapdapat at berbersaisaing ng di di paspasar. ar. StrStrategategii penetapan harga yang tidak tepat dapat menyebabkan gagalnya produk suatu badan usaha penetapan harga yang tidak tepat dapat menyebabkan gagalnya produk suatu badan usaha
untuk dapat bersaing di pasar. untuk dapat bersaing di pasar.
Target costing pada awalnya muncul karena ada persaingan pasar yang ketat dalam Target costing pada awalnya muncul karena ada persaingan pasar yang ketat dalam berb
berbagai agai indusindustry try yang bertujuan untuk memenuhi harapan yang bertujuan untuk memenuhi harapan konskonsumen atas umen atas produproduk k yangyang dihasilkan. Perusahaan menyadari bahwa mutu atas suatu produk perlu dirancang sebelum dihasilkan. Perusahaan menyadari bahwa mutu atas suatu produk perlu dirancang sebelum dip
diprodroduksuksi i dan dan dipdipasaasarkarkan n ke ke konkonsumsumen. en. BloBlochecher r CheChen n dan dan Lin Lin (19(1999) 99) menmengemgemukaukakankan bahwa target costing menentukan biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan bahwa target costing menentukan biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan harga yang kompetitif , sehingga produk tersebut dapat mencapai laba yang diinginkan. Jadi, harga yang kompetitif , sehingga produk tersebut dapat mencapai laba yang diinginkan. Jadi, biaya ditentukan oleh harga. Perusahaan yang menggunkan target costing harus menentukan biaya ditentukan oleh harga. Perusahaan yang menggunkan target costing harus menentukan ukuran-ukuran penentu biaya yang ketat atau merancang ulang produk atau proses produksi ukuran-ukuran penentu biaya yang ketat atau merancang ulang produk atau proses produksi agar dapat memenuhi harga y
agar dapat memenuhi harga yang ditentukan pasar ang ditentukan pasar dan tetap dapat memperoleh labdan tetap dapat memperoleh laba.a. Pe
Penenerarapapan n tatargrget et cocoststining g papada da peperurusasahahaan an memempmpununyayai i tutujujuan an yayang ng bebervrvarariaiasisi tergantung kepada perusahaannya, karena di dalam penerapan target costing itu sendiri lebih tergantung kepada perusahaannya, karena di dalam penerapan target costing itu sendiri lebih menekankan kepada pentingnya penetapan harga dan penetuan laba sebelum perhitungan menekankan kepada pentingnya penetapan harga dan penetuan laba sebelum perhitungan target cost, serta menekankan pentingnya perencanaan biaya untuk mengurangi biaya-biaya target cost, serta menekankan pentingnya perencanaan biaya untuk mengurangi biaya-biaya yang dapat menyebabkan kelebihan harga pada produk, walaupun penetapan target costing yang dapat menyebabkan kelebihan harga pada produk, walaupun penetapan target costing be
berberbeda da antantara ara satsatu u perperusausahaahaan n dendengan gan perperususahaahaan an lainlainnyanya. . KebKebanyanyakaakan n perperusausahaahaann menetapkan target costing pada saat perancangan produk, kemudian melakukan upaya yang menetapkan target costing pada saat perancangan produk, kemudian melakukan upaya yang sinergi dan berkelanjutan untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Tahap akhir dari sinergi dan berkelanjutan untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Tahap akhir dari target costing melibatkan penetapan standar biaya.
Cost Life Cycle
Target Costing
Pengertian Target Costing
Menurut Robert S. Kaplan dan A.A. Atkinson adalah sebagai berikut : “ Target costing is a cost management tool that planner use during product and process design to drive improvement efforts aimed at reducing the product’s manufacturing cost . “ (1998:224)
Sedangkan pengertian target costing menurut Gorrison R.H dan E. W Noreen adalah : “Target costing is the process of determining the maximumallowable cost for a new product and than developing a prototype that can be profitably made for that maximum target cost figure.” (2000:880)
Jadi target costing adalah metode perencanaan laba dan manajemen biaya yang difokukan pada produk dengan mempeertimbangkan proses manufacturing, sehingga target costing ini digunkan oleh perancang sebelum produk dan proses desain dilakukan untuk mencapai tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya manufaktur produk di masa depan.
Tujuan Target Costing
Tujuan target costing adalah untuk merancang biaya produk pada tahap perencanaan daripada mencoba mengurangi biaya selama tahap manufacturing. Target costing merupakan contoh yang relevan yang dapat digunakan untuk tujuan strategi dan betapa pentingnya bagi perusahaan untuk mempunyai sistem yang mempertimbangkan pengukuran seluruh kinerja.
Aktivitas Hulu
Riset &
Pengembangan Desain Produksi
Pemasaran & Distribusi
Pelayanan pada Pelanggan Aktivitas Hilir
Proses Target Costing
Proses target costing dibagi menjadi empat langkah utama, yaitu : market driven costing, product-level target costing, component-level target costing dan chained target costing.
1. Market Driven Costing
Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi target harga penjualan yang merupakan harga antisipasi produk saat diluncurkan. Setelah menentukah harga target, proses pembiayaan yang dikendalikan oleh pasar dilanjutkan dengan menetapkan batas target laba utnuk produk yang digantikan pada awal generasi, batas ini akan menjadi tanda batas lanba secara historis yang didapat oleh produk yang sudah ada. Pada langkah terakhir, manajer menghitung allowable cost (biaya dimana produk harus dibuat jika itu untuk mendapatkan batas target profit pada harga target penjualan) dengan mengurangkan batas target laba dari
harga yang ditargetkan.
2. Product-level Target Costing
Proses ini dimujlai dengan biaya umum dari produk yang dituju. Ini merupakan biaya dimana perusahaan akan meluncurkan produk barunya tanpa perjanjian dengan mengubah desain atau memperkenalkan proses yang memperbaiki proses manufacturing yang sudah ada.
3. Component-level Target Costing
Dalam proses ini, tim desain membangun target cost untuk settiap komponen yang ada di dalam produk yang akan datang. Target cost pada komponen ini membangun harga jual supplier. Karena itu, pada tahap ini menyebabkan tekanan kompetitif yang dihadapi oleh perusahaan terutama supplier.
Salah satu cara untuk mendapatkan supply chain yang efisien adalah melalui penggunaan chained target costing system. Dengan cara ini, rangkaian sistem target cost memindahkan tekanan bersaing untuk pengurangan biaya dari pembeli kepada supply chain sehingga membuat jumlah rantai menjadi lebih efisien.
Prinsip-prinsip Target Costing
Prinsip target costing yang memberikan dasar konseptual (Ansari, hal 11-16) sebagai berikut :
1. Price Led Costing
Dalam prinsip ini sistem target costing menetapkan target biaya dengan mengurangi margin laba yang diharapkan dari harga pasar yang kompetif.
2. Focus on Customer
Sistem target costing digerakkan oleh pasar. Peryaratan pelanggan atas kualitas, biaya dan waktu secara stimultan diintegrasikan ke dalam produk dan keputusan proses yang mengarahkan ke analisis biaya.
3. Focus on Design
Sistem target costing mempertimbangkan desain produk dan proses sebagai kunci terhadap manajemen biaya. Perusahaan menghabiskan lebih banyak waktu pada tahap desain dan mengurangi waktu sampai ke pasar dengan menghilangkan perubahan-perubahan yang mahal dan menghabiskan banyak waktu yang diperlukan dikemudian hari.
Ada 5 (lima) tahap pengimplementasian pendekatan target costing : 1. Menentukan harga pasar kompetitif
2. Menentukan laba yang diharapkan
3. Menghitung target biaya pada harga pasar dikurangi laba yang diharapkan
4. Gunakan rekayasa nilai (value) untuk mengidentifikasi cara-cara yang dapat digunakan agar terjadi penurunan biaya produksi
5. Estimasi Biaya setelah rekayasa nilai
6. Aktivitas-aktivitas untuk mencapai biaya target
COST ANALYSIS
Analisis biaya merupakan evaluasi ekstensif atas informasi biaya yang dihasilkan dari sistem akuntansi biaya atau perkiraan biaya
Hubungan-hubungan biaya memainkan peran kunci dalam hampir semua keputusan manajerial. Dalam hal ini diperkenalkan konsep-konsep biaya, yang menunjukkan hubungan antara fungsi biaya dengan fungsi produksi, dan menelaah beberapa hubungan jangka pendek dan jangka panjang.
Walaupun konsep biaya relevan berbeda-beda untuk suatu keadaan dengan keadaan lainnya, tetapi ada beberapa hubungan yang umum ditemui analisis biaya tersebut :
1. biaya relevan biasanya didasarkan pada konsep penggunaan alternatif, biaya relevan suatu sumberdaya ditentukan oleh nilainya dalam penggunaan alternatif yang terbaik.
2.
biaya relevan dari sebuah keputusan hanya mencakup biaya-biaya yang dipengaruhi oleh tindakan yang sedang dilakukan. Inilah yang disebut konsep biaya incremental . Jika satu biaya tertentu tidak berubah dengan adanya suatu tindakan, maka biaya incremental yang relevan adalah sama dengan nol. Akhirnya, kita harus berhati-hati dalam menentukan macam-macam biaya, apakah biaya eksplisit maupun biaya implicit, yang dipengaruhi oleh suatu keputusan yang dimasukkan dalam analisis kita. Perusahaan dapat menggunakan analisis biaya, permintaan pasar, biaya pesaing, harga pesaing, dan kemungkinan reaksi pesaing sebagai dasar penetapan harga. Perusahaan juga perlu membandingkan biayanya dengan pesaing, apakah biaya produksinya lebih rendah atau lebih tinggi dan juga harga dan kualitas penawaran pesaing. Dengan mengetahui harga, biaya dan kualitas pesaing, perusahaan dapat menggunakan titik orientasiuntuk menetapkan harga.Tujuan Analisis Biaya
• Untuk menentukan keputusan strategi harga • Untuk merencanakan laba
• Untuk menghitung laba/rugi
PRICING DECISION
Ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai rancangan dan variasi, dalam penetapan harga menurut Marras (1999. hal. 181-185), harga dapat ditentukan atau dihitung : a) Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus pricing method). Metode penetapan harga ini adalah metode yang paling sederhana di mana penjual atau produsen menetapkan harga jual untuk satu barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk laba yang diinginkan (margin) pada tiap-tiap unit tersebut sehingga formula menjadi :
Cost plus pricing method = Biaya total + laba = Harga jual
Metode ini mempertimbangkan bahwa ada bermacam-macam jenis biaya dan biaya ini dipengaruhi secara berbeda oleh kenaikan atau penurunan keluaran (output) = hasil nyata. Mark Up Pricing Method variasi lain dari metode cost plus adalah mark up pricing method yang banyak dipakai oleh pedagang. Para pedagang yang membeli barang-barang dagangan akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga belinya sejumlah mark up (kelebihan harga jual di atas harga belinya).
Jadi formulanya menjadi:
Harga Beli + Mark Up = Harga Jual
b) Harga yang berdasarkan pada keseimbangan antara permintaan dan suplai. Metode penetapan harga yang lain adalah metode menentukan harga terbaik demi tercapainya laba yang optimal melalui keseimbangan antara biaya dengan permintaan pasar. Metode ini memang paling cocok bagi perusahaan yang tujuan penetapan harga-harganya memaksimalkan laba. Dalam menentukan harga dan mendayagunakannya tentunya perlu pemahaman tentang konsep-konsep istilah berikut seperti:
1) Biaya tetap total (Total fixed cost). 2) Biaya variabel (Variable cost). 3) Biaya total (Total cost).
4) Biaya marginal (Marginal cost).
Analisa suplai dan permintaan yang dipakai sebagai dasar penetapan harga kurang didayagunakan dalam kalangan bisnis. Menurut mereka analisa ini hanya bisa dipakai untuk mempelajari perkembangan harga masa lalu, tidak bisa didayagunakan sebagai pegangan praktis dalam penetapan harga sekarang dan akan datang.
c) Penetapan harga yang ditetapkan atas dasar kekuatan pasar. Penetapan harga yang ditetapkan atas dasar kekuatan pasar adalah suatu metode penetapan harga yang berorientasi pada kekuatan pasar di mana harga akan menentukan harga jualnya
setelah menambah harga belinya sejumlah mark up (kelebihan harga di atas harga belinya). Jadi formulanya menjadi :
Harga beli + Mark Up = Harga Jual
d) Harga yang berdasarkan keseimbangan antara suplai dan permintaan. Metode ini memang paling cocok bagi perusahaan yang tujuan penetapan harga-harganya memaksimalkan laba.
Analisa permintaan dan suplai yang dipakai sebagai dasar penetapan harga kurang didayagunakan dalam kalangan bisnis. Menurut mereka analisa ini hanya bisa digunakan untuk mempelajari perkembangan harga masa lalu, tidak dapat dipergunakan sebagai pegangan praktis dalam penetapan harga sekarang dan akan datang.
e) Penetapan harga atas dasar kekuatan pasar. Penetapan harga ini merupakan suatu metode penetapan harga yang berorientasi pada kekuatan pasar dimana harga jual dapat ditetapkan sama dengan harga jual pesaing, di atas harga pesaing atau di bawah harga pesaing.
• Penetapan harga sama dengan harga saingan.
Penetapan harga seperti ini memang akan lebih menguntungkan jika dipakai pada saat harga dalam persaingan itu tinggi. Dan pada umumnya digunakan
• Penetapan harga di bawah harga saingan.
Penetapan harga seperti ini biasanya digunakan oleh para pengecer dan seringkali produsen tidak mengetahui adanya praktek-praktek yang demikian. Pengecer pada dasarnya melihat bahwa nama baik produsen ikut membawa nama baik pengecer.
• Penetapan harga di atas harga saingan.
Penetapan harga demikian memang hanya sesuai digunakan oleh perusahaan yang sudah memiiiki reputasi atau perusahaan yang menghasilkan barang- barang prestise. Hal ini dilatarbelakangi suatu pertimbangan bahwa seringkali konsumen kurang memperhatikan harga dalam pembeliannya, tetapi konsumen lebih mengutamakan kualitas/faktor prestise yang akan diperolehnya dari barang tersebut.
Menurut Murti-John (1998, hal. 284-288), metode penetapan harga sebagai berikut: a) Menghitung seluruh biaya tiap unit ditambah marjin tertentu (laba yang dikehendaki). b) Menghitung terlebih dulu titik pulang pokok penjualan atau Break Even Point, yaitu titik
di mana jumlah penerimaan penjualan persis sama dengan seluruh biaya yang dikeluarkan (Total Revenue = Total Cost), apabila penjualan berada di bawah BEP, maka perusahaan menderita kerugian.
c) Menetapkan harga yang setinggi-tingginya. Hal ini biasanya mempunyai tujuan: 1) Untuk berjaga-jaga terhadap kekeliruan di dalam penetapan harga
2) Untuk mempertinggi citra produk
3) Untuk mencapai keuntungan per kesatuan produk yang tinggi. Kelemahan metode ini ialah:
a. Sulit untuk menemukan pembeli yang bersedia membeli produk baik produk itu masih baru maupun yang telah berada pada tahap kejenuhan.
b. Memberi kesempatan kepada pesaing untuk merebut konsumen.
d) Menetapkan harga yang serendah-rendahnya. Strategi ini dapat dipakai apabila perusahaan menginginkan volume penjualan yang tinggi dan laba tiap kesatuan produk relatif rendah. Namun demikian strategi ini dirasa lebih agresif dapat memperkuat kedudukan perusahaan