• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

36

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitiaan merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mendefinisikan bahwa “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, tentang suatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (Variable tertentu)”. Objek penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah konsumen biskuit Oreo baik yang tertarik melakukan pembelian maupun yang akan melakukan pembelian. Dalam penelitian ini penulis meneliti Pengaruh

Product Quality dan Brand Image terhadap purchase intenion.

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah Nabisco berawal tahun 1792 saat Pearson & Sons Bakery berdiri di Massachussetts menjual "roti pilot" yang tahan lama untuk para pelayar dan perjalanan panjang. Di luar itu, Tahun 1801 Josiah Bent Bakaery juga menjual biskuit pertamanya berupa cracker. Untuk efisiensi dan kualitas produk, William More menyatukan Pearson, Bent dan 7 bakery lainnya di kawasan eastern menajdi New York Biscuit Company. Dengan alasan sama, tahun 1890 Adolphus Green mendirikan American Biscuit & Manufacturing Company, gabungan dari sekitar 40 bakery di kawasan midwestern. Tahun 1898 More & Green menggabungkan dua perusahaan menjadi National Biscuit Company (NBC) yang terdiri dari 114 bakery. NBC tumbuh dengan mengakuisisi beberapa perusahaan seperti F.H. Bennett Company, dan Shredded Wheat Company. NBC juga terus mengembangkan produk baru seperti Oreo yang terkenal hingga kini. NBC berekspansi ke Kanada dengan mengakuisisi Christie Brown & Company. Nabisco muncul tahun 1901 sebagai nama sebuah produk. Tapi sebagai nama perusahaan bau dipakai tahun 1971. Tahun 1981 Nabisco merger dengan Standard Brands. Empat tahun kemudian merger dengan R.J. Reinolds. Philip Morris

(2)

mengakuisisi Nabisco tahun 2000 & menggabungkannya dengan Kraft Foods Inc. Oleh karena itu saat ini Oreo dikeluarkan oleh Kraft.

3.1.2 Visi Dan Misi Visi

Rewire the Organitation Growth

PT Kraft Foods Company berusaha menguatkan pola pikir kejujuran, keberanian dan tindakan dalam perusahaan. Kraft Foods Company berusaha menyeimbangkan antara pengambilan keputusan serentak dalam melakukan bisnisnya, karena kraft berusaha menjadi yang terdekat dengan konsumen mereka

Misi

1. PT Kraft Foods Company membuat produk-produk perusahaan mereka lebih relevan kepadakonsumen dengan cara melihat tren yang sedang terjadi di kalangan komsumen sehingga dapatmenjadi kunci yang dapat memberikan dampak yang besar bagi perusahaan. Sebagai contohnya halini di lakukan oleh Oreo di Indonesia dengan membuat beberapa varian rasa,memberikan kemasanyang beda terhadap produk oreo serta yang terbaru adalah Oreo menyediakan bentuk bola yangdiinginkan oleh para konsumen di Indonesia.

2. PT Kraft Foods Company mempunyai salah satu tenaga penjualan terkuat di dunia dan yangterbesar di dunia dan yang terbesar di industri makanan. Kraft Foods sekarang telah memperluasjaringan penyebaran produk mereka ke berbagai negara berkembang yang dapat menciptakanpermintaan terhadap produk dari Kraft Foods dengan cepat.

(3)

3. PT Kraft Foods Company mengawasi dan memelihara biaya-biaya produksi secara efisien tanpamengurangi muu produk yang dihasilkan. Salah satu caranya yaitu dengan membuat pabrik-oabrikbaru termasuk pabrik biskuit Oreo di negara-negara berkembang yang dimana bahan baku dantenaga kerjanya lebih murah.

3.2 Metode Penelitian

Jenis dan Metode yang digunakan

Menurut Sugiyono (2017:2) “metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Menurut

Darmadi ( 2013 : 153 ) “metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu “. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif - verifikatif digunakan untuk menguji apakah product quality dan brand image berpengaruh terhadap purchase intenion biskuit sandwich Oreo, serta melakukan pengujian hipotesis apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak.

Menurut Sugiyono (2016:53) penelitian deskriptif yaitu :

“Metode deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel independen, karena kalau variabel independen selalu dipasangkan dengan variabel dependen)”.

(4)

Menurut Sugiyono (2016:21) penelitian verivikatif yaitu :

“Metode verifikatif adalah penelitian verifikatif pada dasarnya untuk menguji teori dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel X₁ dan X₂ terhadap Y. Verifikatif menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak”

Berdasarkan pengertian diatas, dapat dijelaskan bahwa motode deskriptif - verifikatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan benar atau tidaknya fakta-fakta yang ada, serta menjelaskan tentang hubungan antar variable yang diteliti dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan menginterprestasi data dalam pengujian hipotesis statistik dalam suatu penelitian.

3.3 Populasi dan Teknik Sampling

Dalam melaksanakan penelitian, setiap kegiatan pengumpulan data selalu berhadapan dengan subjek yang luas dan kompleks. Suatu subjek yang akan diteliti biasanya disebut dengan populasi, yaitu keseluruhan objek yang diteliti sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.

Menurut Sugiyono (2017:80) populasi yaitu :

“Wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Bandung yang menyukai kudapan terutama biskuit dan memiliki keinginan untuk membeli biskuit sandwich Oreo, populasi tersebut dapat digunakan sebagai responden untuk mengetahui mengapa berniat untuk membeli biskuit sandwich Oreo. Dalam menentukan sampel pada penelitian ini, penulis menggunakan non probability

(5)

Menurut Sugiyono (2017:65) non probability sampling yaitu :

“Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.”

Teknik yang lebih spesifik yang peneliti ambil dalam nonprobability sampling adalah teknik sampling purposive.

Menurut Sugiyono (2017:67) sampling purposive yaitu :

“Teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”

Jadi sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu, yang dianggap sampel tersebut memenuhi karakteristik – karakteristik khusus sesuai dan dapat membantu peneliti dalam melakukan penelitian. Kriteria – kriteria yang dapat membantu peneliti dalam melakukan penelitian adalah :

1. Penyuka kudapan biskuit sandwich yang berusia antara 12 tahun – 45 tahun.

2. Penyuka kudapan biskuit sandwich yang memiliki keinginan untuk membeli biskuit sandwich Oreo.

Dikarenakan dalam penelitian ini populasi tidak diketahui, maka menurut

Maholtra (2007:331), dengan teknik problem – solving research yang

menyatakan bahwa minimal sampel sebanyak 200. Teknik problem – solving

research merupakan penelitian yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan

masalah pemasaran yang spesifik, seperti segmetation research, product research,

pricing research, promotion research, dan distribution research.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang akan digunakan oleh peneliti dalam penyusunan skripsi ini adalah data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka yang dapat dihitung, data diperoleh dari perhitungan hasil penyebaran kuesioner yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

(6)

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2015:223) data primer yaitu :

“Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

Dalam penelitian ini data primer yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara kepada sejumlah responden yang menjadi sampel dari penelitian ini, yaitu mengenai perceived usefulness, perceived ease of use dan brand image terhadap purchase intention biskuit sandwich Oreo.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2015:225) data sekunder yaitu : “Sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen-dokumen perusahaan.”

Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan merupakan data pendukung yang diperoleh dari literatur-literatur bahan kepustakaan dan dokumen-dokumen perusahaan dan data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang di teliti.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini dalam adalah :

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, mencatat, mempelajari text book dan buku – buku pelengkap atau referensi, seperti : jurnal dan media cetak lainnya di perpustakaan dan tempat lainnya, serta sumber data lainnya seperti fasilitas internet yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

(7)

Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang bersifat teoritis yang akan diteliti sehingga penelitian mempunyai landasan yang kuat sebagai suatu hasil ilmiah.

2. Studi Lapangan (Field Research) Studi lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian ini disebut data primer. Cara yang dilakukan untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini adalah :

a) Kuesioner Kuesioner menurut Sugiyono (2017:142), merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner penelitian ini merupakan sekumpulan daftar pertanyaan yang diajukan khususnya kepada sampel responden pengguna mobil pribadi yang sering melalui jalan tol ataupun jarang lewat jalan tol mengenai perceived of usefulness, perceived ease of use, brand image kepercayaan dan purchase intention kartu e-Toll Bank Mandiri.

b) Wawancara Wawancara menurut Sugiyono (2017:137) digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.

3.6 Operasional Variabel

Menurut Rubiyanto (2013:23) “ variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai variasi nilai.” Sedangkan pengertian menurut Sugiyono (2014:61) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”

(8)

Dilihat dari hubungan variable satu dengan variabel yang lain, maka macam-macam variable dalam penelitian dibedakan menjadi dua yaitu variable bebas (independent) dan variable terikat (dependent).

Variable-variable yang menjadi objek penelitian adalah :

1. Variable bebas (independent variable)

Menurut Rubiyanto (2013:24) “ variable bebas yaitu variable yang memang sengaja dilakukan tindakan yang akan ditukar intensitas pengaruhnya atas kontribusinya terhadap variable terkaitn”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas atau (X) adalah Product

Quality (X1) dan Brand Image (X2). 2. Variable Terikat (dependent variable)

Menurut Rubiyanto (2013:24) “variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya ditentukan oleh variabel bebas”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat atau (Y) adalah Purchase Intention. Dari variabel-variabel tersebut diatas dapat dijabarkan kedalam operasionalisasi variable penelitian yang dapat dilihat dalam tabel 3.1 operasional variable :

(9)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variable Konsep Variable Dimensi Indikator Skala

Persepsi Kualitas Produk ( variable independen X1 ) Menurut Marwanto (2015:153) “Kualitas produk merupakan seluruh gabungan karakteristik produk dari pemasaran, rekayasa (perencanaan), pembuatan (produk) dan pemeliharaan yang membuat produk yang digunakan memenuhi harapan harapan pelanggan”.  Kinerja 1. Tingkat ketebalan krim Oreo 2. Tingkat ketebalan biskuit Oreo 3. Tingkat kerenyahan biskuit Oreo 4. Tingkat kenikmatan rasa krim Oreo 5. Tingkat kenikmatan rasa biskuit Oreo Ordinal

(10)

 Kehandalan 1. Tingkat konsistensi rasa original krim Oreo yang disukai oleh konsumen 2. Tingkat konsistensi rasa original dari biskuit Oreo yang disukai oleh konsumen Ordinal  Fitur 1. Tingkat keragaman cara mengkonsumsi biskuit Oreo Ordinal  Kesesuaian 1. Tingkat kesesuaian rasa biskuit Oreo dengan selera konsumen Ordinal

 Daya Tahan 1. Tingkat

ketahanan biskuit dalam waktu lama 2. Tingkat ketahanan krim dalam waktu lama 3. Tingkat

(11)

ketahanan kemasan dalam waktu lama  Pelayanan 1. Tingkat ketersediaan produk Oreo di setiap toko 2. Tingkat ketersediaan layanan customer call service Oreo

Ordinal  Estetika 1. Tingkat ketertarikan yang ditimbulkan pada packaging biskuit Oreo 2. Tingkat ketertarikan yang ditimbulkan ketika melihat biskuit Oreo Ordinal  Kesan Kualitas 1. Tingkat presepsi konsumen mengenai kualitas biskuit Oreo yang selalu terjaga

(12)

Citra Merek ( variable independen X2 )

Menurut Kotler dan

Keller (2014:332):

“Citra merek adalah bagaimana persepsi konsumen menganggap atau menilai (merek) suatu perusahaan secara aktual, seperti tercermin dalama asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen.”

 Kekuatan Merek

1. Tingkat kepopuleran merek Oreo yang sudah dikenali masyarakat 2. Tingkat kemudahan mengingat merek Oreo Ordinal  Keuntungan Merek 1. Tingkat ketersediaan varian rasa Oreo yang beragam 2. Tingkat kepuasan konsumen tentang presepsi harga yang terjangkau yang ditawarkan oleh Oreo Ordinal  Keunikan Merek 1. Tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa original yang khas dari biskuit Oreo 2. Tingkat ketertarikan konsumen terhadap tagline Ordinal

(13)

Oreo yang berbunyi “diputar, dijilat, dicelupin” Minat Beli ( variable dependen Y) Durianto (2013:58), mengungkapkan bahwa “Minat beli adalah keinginan untuk memiliki produk, minat beli akan timbul apabila seseorang

konsumen sudah terpengaruh

terhadap mutu dan kualitas dari suatu produk, informasi seputar produk, seperti : harga, cara membeli dan kelemahan serta keunggulan produk dibanding merek lain.  Minat transaksiona l 1. Tingkat ketertarikan konsumen saat melihat iklan produk di televisi, media masa, maupun media elektronik 2. Tingkat ketertarikan konsumen melihat promosi yang ditawarkan Oreo Ordinal  Minat refrensial 1. Tingkat keinginan konsumen merekomendasik an produk biskuit Oreo 2. Tingkat keinginan konsumen merekomendasik an olahan Ordinal

(14)

produk dengan bahan dasar Oreo  Minat prefrensial 1. Tingkat kemudahan konsumen dalam memperoleh produk Oreo 2. Tingkat kemudahan konsumen memperoleh informasi seputar produk terbaru dari Oreo

Ordinal  Minat Eksploratif 1. Tingkat keingintahuan konsumen terhadap produk terbaru Oreo 2. Tingkat keinginan membeli atau mencoba produk terbaru dari Oreo

(15)

3.7 Metode Analisis

Setelah terkumpul secara lengkap dan sistematis, langkah selanjutnya adalah mengolah data. Menurut sifatnya dan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Data Kualitatif

Yaitu data yang mendeskripsikan jawaban responden yang disajikan dalam bentuk tabel. Tabel yang disajikan akan menunjukkan hubungan product quality dan brand image terhadap

purchase intention biskuit sandwich Oreo.

2. Data Kuantitatif

Yaitu data yang berbentuk numerik dengan menggunakan alat bantu statistik sehingga memudahkan penafsiran data mentah yang diperoleh.

Data yang sudah terkumpul kemudian diproses dan dianalisis. Bentuk pernyataan yang telah disusun dengan menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono, (2017:93) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial.

Adapun kriteria bobot penilaian jawaban responden dari kuisioner tersebut adalah sebagai berikut:

(16)

Tabel 3.2

Krieteria Penilaian Jawaban Responden

Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Bila Positif Bila Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Cukup Setuju (CS) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Data yang digunakan dari lapangan diolah dianalisa dengan menggunakan statistik sebagai alatnya. Model statistik yang digunakan untuk menguji data dalam penelitian ini adalah statistik non parametik karena distribusi populasi dan skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian adalah ordinal.

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat megukur apa yang ingin diukur. Hasil penelitian dikatakan valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Sedangkan penelitian yang dikatakan tidak valid bila ada ketidaksesuaian antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek.

Menurut Sugiyono (2017:267), validitas merupakan :

“Derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.”

(17)

Langkah dalam menguji validitas dilakukan dengan cara menguji jumlah pertanyaan yang ada dalam kuisioner tersebut, apakah valid dan reliable, berarti pernyataan - pernyataan tersebut dapat mengukur konsep. Selanjutnya dalam uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus product moment yang dikembangkan oleh

Muhidin (2010,:97), yaitu : ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ √ ∑ ∑ Sumber: Muhidin (2010:97) Keterangan : = koefisien korelasi N = jumlah responden X = jumlah skor item

Y = jumlah skor total (seluruh item)

Hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikansi 5%. Kriteria kelayakannya adalah sebagai berikut :

Jika > berarti valid Jika < berarti tidak valid

3.7.2 Uji Realibilitas

Reabilitas meyangkut ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu mantap dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan dan dapat diramalkan.

(18)

Menurut Nazir (2013) reabilitas yaitu :

“Reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur.”

Pengertian reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliable akan dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan computer program SPSS.

Menurut Sugiyono (2017:268) :

“Hasil penelitian dikatakan reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda”.

Sugiyono (2017:268) juga menyatakan bahwa :

“Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan berkali-kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan perhitungan koefisien reliabilitas, menurut Yulianti, et al (2014) yang dikutip dari Umar (2002), untuk penetapan butir – butir instrument yang andal yaitu koefisien Alpha Croncobach maka reliabilitasnya bagus.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan koefisien Croncobach Alpha yang dapat dihitung menggunkaan rumus sebagai berikut :

(

∑ )

(19)

Keterangan

= koefisien reliabilitas n = jumlah item dalam tes s = varian skor keseluruhan

= varian masing – masing item

3.7.3 Analisa Koefisien Korelasi Rank Spearman

Penulis akan menggunakan koefisien korelasi rank spearman dalam penelitian ini dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Koefisien dari korelasi ini lebih mengukur keeratan hubungan antar peringkat dan lebih cocok untuk digunakan dalam data melalui skala ordinal (Umar; 2008). Metode analisa ini digunakan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara variabel.

Analisis korelasi rank spearman ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan product quality dan brand image dengan purchase

intention yang masing-masing dinyatakan dengan rumus X dan Y. Rumus-rumus

yang digunakan untuk perhitungan korelasi rank spearman ada dua macam, yaitu :

1. Untuk angka yang tidak mempunyai angka kembar : Rumus:

∑ Dimana:

=Korelasi Spearman

∑ =Selisih Ranking Data Variabel X dan Y

n =Jumlah Responden

2. Jika proporsi angka sama dalam variabel X dan Y cukup besar maka digunakan rumus koefisien korelasi rank spearman sebagai berikut :

∑ ∑ ∑ √∑ ∑

(20)

Dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika angka tersebut jumlahnya banyak, maka dalam perhitungan perlu dirumuskan faktor korelasi dengan rumus sebagai berikut :

Rumus :

=∑

Dimana :

rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman di = Selisih rank X dan Y

n = Banyaknya sampel

t = Banyaknya angka yang sama pada suatu ranking tertentu ∑ = Jumlah kuadrat variabel X

∑ = Jumlah kuadrat variabel Y

∑ = Faktor korelasi jumlah kuadrat variabel X ∑ = Faktor korelasi jumlah kuadrat variabel Y

Keterangan :

a. Bila = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara variabel sangat lemah atau tidak berhubungan sama sekali.

b. Bila = 1 atau mendekati +1, maka hubungan antara kedua variabel dikatakan sangat kuat dan searah antara kedua variabel (x dan y). c. Bila = -1 atau mendekati – 1, maka hubungan antara kedua variabel

dikatakan sangat kuat namun berlawan arah antara kedua variabel (x dan y).

(21)

Dalam pengolahan uji korelasi, digunakan program SPSS, karena memilik tingkat keakuratan yang baik. Menurut Sugiyono (2012: 183) untuk mengetahui interprestasi terhadap kuatnya hubungan maka dapat digunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.3 : Interprestasi Koefisien Korelasi Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Tinggi 0,80 – 1,000 Sangat tinggi 3.7.4 Koefisiensi Determinasi

Pengujian koefisien determinasi ini dilakukan untuk mengetahui sebarapa besar keterikatan atau keeratan variabel, antara variabel independen (product

quality dan brand image) dengan variabel dependen purchase intention, maka

perlu dilakukan perhitungan, menurut Natawira dan Riduwan (2010:61) menggunakan rumus sebagai berikut:

x 100% Dimana :

Kd = Koefisien determinasi yang digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y

(22)

3.7.5 Pengujian Hipotesis (Uji t)

Pengujian hipotesis berguna utuk mengetahui kebenaran dari pernyataan (hipotesis) sehingga dapat diketahui penerimaan atau ditolaknya hipotesis tersebut. Untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak, maka dilakukan Uji t. Tujuan dari uji t adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen yaitu product quality dan brand image secara parsial (individu) terhadap variabel dependen yaitu purchase intention. Menurut Natawira dan

Riduwan (2010:142), digunakan statistik uji t dengan hipotesis statistik sebagai

berikut :

0 Berati product quality tidak berpengaruh positif terhadap

purchase intention biskuit sandwich Oreo.

Berati product quality berpengaruh positif terhadap

purchase intention biskuit sandwich Oreo.

Berati brand image tidak berpengaruh positif terhadap

purchase intention biskuit sandwich Oreo.

Berati brand image berpengaruh positif terhadap purchase

intention biskuit sandwich Oreo.

Statistik uji yang digunakan pada pengujian secara individual masing masing sub variabel adalah statistik uji – t, menurut Sugiyono (2007:251) rumus uji t sebagai berikut :

(23)

Keterangan : = nilai t r = koefisien korelasi = standar deviasi n = banyaknya sampel Kriteria uji :

Jika maka ditolak dan diterima, Jika maka diterima dan

Gambar

Tabel 3.1  Operasional Variabel
Tabel 3.3 : Interprestasi Koefisien Korelasi  Interval koefisien  Tingkat hubungan

Referensi

Dokumen terkait

Model pertama dan kedua di atas lebih mengarah pada cara kerja pemahaman, tetapi model yang ketiga ini yaitu model hermeneutik ontologi erat kaitannya dengan konsep asli,

Merujuk kepada pendapat Suriadi, et al., (2008) bahwa validitas prediksi suatu skala pengkajian risiko dapat dipengaruhi oleh karakteristik suatu populasi, maka perlu

Tidak terjadinya perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman M &amp; A pada perusahaan kapitalisasi besar ini mengindikasikan bahwa tingkat

Studi pengaruh proporsi sepeda motor terhadap nilai ekuivalensi mobil penumpang pada ruas jalan luar kota ini dilakukan dengan metode experimental, yang dilaksanakan

Penurunan tebal korteks yang terjadi pada Wilis dan PG 57-1 karena perlakuan cekaman kekeringan merupakan mekanisme toleransi kedua genotipe tersebut untuk

Sehubungan dengan upaya perlindungan hukum bagi anak khususnya yang bermasalah dengan hukum, maka dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

Untuk mustahiq yang mempunyai keahlian namun masih belum mempunyai aat dan modal yang cukup akan diberikan bantuan alat, dan yang berdagang diberikan modal uang untuk

Metode penentuan subyek penelitian menggunakan metode sensus, subyek penelitiannya adalah seluruh petani padi sawah yang bergabung dalam satu kelompok tani yang mengikuti