• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sentra Kerajinan dan Cenderamata Khas Sumatera Utara di Kawasan Simpang Kayu Besar, Kualanamu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sentra Kerajinan dan Cenderamata Khas Sumatera Utara di Kawasan Simpang Kayu Besar, Kualanamu"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terminologi Judul

Adapun pengertian dari Sentra Kerajinan dan Cenderamata Kualanamu adalah

2.1.1 Pengertian Sentra Kerajinan dan Cenderamata Khas Sumatera Utara di Kawasan Simpang Kayu Besar, Kualanamu

Sentra4 : adalah tempat yang terletak di tengah-tengah (bandar dan sebagainya): titik pusat: pusat (kota, industri, pertanian, dan sebagainya. Sentra Industri merupakan unit kecil kawasan yang memiliki ciri tertentu dimana didalamnya terdapat kegiatan proses produksi dan merupakan area yang lebih khusus untuk suatu komoditi kegiatan ekonomi yang telah terbentuk secara alami yang ditunjang oleh sarana untuk berkembangnya produk atau jasa yang terdiri dari sekumpulan pengusaha mikro, kecil, dan menengah. Di area sentra tersebut terdapat kesatuan fungsional secara fisik : lahan, geografis, infrastruktur, kelembagaan, dan sumber daya manusia, yang berpotensi untuk berkembangnya kegiatan ekonomi dibawah pengaruh pasar dari suatu produk yang mempunyai nilai jual dan daya saing tinggi (Setiawan, 2004). Berdasarkan SK Menteri Negara Koperasi dan UKM No : 32 / Kep / M.KUKM / IV / 2002, tentang Pedoman dan Pengembangan Sentra. Sentra didefinisikan sebagai pusat kegiatan di kawasan/lokasi tertentu dimana terdapat usaha yang menggunakan bahan baku/sarana yang sama,

(2)

menghasilkan produk yang sama/sejenis serta memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi klaster.

Kerajinan5 : adalah hal yang berkaitan dengan buah tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Kerajinan adalah hasil aktivitas dan kreatifitas manusia dalam bentuk karya seni dan budaya yang sudah berkembang sejak dahulu kala ( Tim Balai kajian Dan Pengembangan Budaya Melayu, 2008). Seni kerajinan dapat dikatakan sebagai sebuah

karya seni yang tercipta dari tangan-tangan terampil yang juga merupakan simbol dan identitas budaya yang tidak ternilai harganya.

Cenderamata6 : adalah sesuatu yang dibawa oleh seorang wisatawan ke rumahnya untuk kenagan yang terkait dengan benda itu. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini kadang disinonimkan dengan oleh-oleh, suvenir, tanda mata,

Khas7 : artinya khusus; teristimewa

Sumatera Utara8 : adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia dan beribukota di Medan.

5

(Kamus Ilmiah Populer, hal 328)

6

(www.wikipedia.com)

7

(http://www.artikata.com/arti-335021-khas.html)

8

(3)

Kawasan9 : adalah daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat tinggal, pertokoan, industri, dan sebagainya.

Kayu Besar, Kualanamu : adalah persimpangan Jalan Raya Medan dengan Jalan Batang Kuis yang berada di Kabupaten Deli Serdang dan merupakan rute yang harus dilewati untuk menuju ke Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Maka jika diartikan secara umum Sentra Kerajinan dan Cenderamata khas Sumatera Utara di Kawasan Simpang Kayu Besar adalah suatu wadah yang menampung aktivitas atau kegiatan dari berbagai jenis kesenian yang menghasilkan berbagai perabot, hiasan, perangkat dan barang-barang yang masing-masing bermutu tinggi yang diproduksi dengan tangan khas Sumatera Utara dan dipusatkan menjadi dalam satu tempat kesatuan yang berada di Kawasan Simpang Kayu Besar, Kualanamu.

Keberadaan UKM sebagai tulang punggung perekonomian kota menjadi perhatian khusus, dalam mewujudkan percepatan pembangunan daerah dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan usaha kecil, menengah, dan koperasi, untuk kemajuan dan kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Tanjung Morawa.

Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) :

Pengertian UMKM

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

9

(4)

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktid yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Tabel 2.1

Kriteria UMKM Menurut UU No. 20 Tahun 2008 :

No. Uraian Kriteria

Asset Omzet

1. Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 juta

2. Usaha Kecil > 50 juta – 500 juta > 300 juta – 2,5 miliar 3. Usaha Menengah > 500 juta – 10 miliar > 2,5 miliar – 50 miliar

(5)

Terdapat sembilan komoditi andalan Kabupaten Deli Serdang yang telah mampu menopang dan memberikan kontribusi produk dari industri pengolahan berskala kecil dan menengah terhadap perekonomian di seputar kawasan Kabupaten ini. Hal ini dapat dilihat dari pada tabel 2.2.

Tabel 2.2

Komoditas Andalan Industri Kecil Menengah Kabupaten Deli Serdang, 2012

No Komoditi Unit

Industri yang terdapat di Kecamatan Tanjung Morawa berupa industri besar dengan jumlah 47 unit, industri sedang terdapat 69 unit, industri kecil dengan jumlah 251 unit dan kerajinan dengan jumlah 486 unit. Untuk lebih jelas persebaran industri di kecamatan Tanjung Morawa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3

Jumlah Perusahaan Industri di Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009

No. Desa/ Kelurahan Besar Sedang Kecil Kerajinan Jumlah

1 Medan Senembah - 2 45 23 70

2 Bandar Labuhan - - 6 16 22

3 Bangun Rejo 3 3 6 4 16

4 Aek Pancur - - - - 0

(6)

6 Lengau Seprang - - 3 44 47

7 Sei Merah - 1 1 - 2

8 Dagang Kerawan - - 1 - 1

9 Tanjung Morawa Pekan - - 5 15 20

10 Tanjung Morawa A 1 2 24 10 37

11 Limau Manis 1 2 26 51 80

12 Ujung Serdang 1 1 8 10 20

13 Bangun Sari 4 14 16 8 42

14 Bangun Sari Baru 1 4 6 10 21

15 Buntu Bedimbar 4 7 15 10 36

16 Telaga Sari 3 3 5 4 15

17 Dagang Kelambir 1 3 3 50 57

18 Tanjung Morawa B 23 22 23 26 94

19 Tanjung Baru 3 2 15 32 52

20 Punden Rejo - - - - 0

21 Tanjung Mulia - - 1 - 1

22 Perdamean - - 11 15 26

23 Wonosari - 1 22 12 35

24 Dalu Sepuluh A 2 2 3 49 56

25 Dalu Sepuluh B - - 3 85 88

26 Penara Kebun - - - 7 7

Jumlah 47 69 251 486 853

Sumber : Kecamatan Tanjung Morawa Dalam Angka Tahun 2010

2.2Tinjauan Umum

2.2.1 Kerajinan10

Arti dari kerajinan adalah : (1) Perihal rajin;kegiatan;

(2) Barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (seperti tikar, anyaman dan sebagainya) kerajinan daerah itu;

(3) Perusahaan (kecil) yang membuat; barang-barang sederhana, biasa mengandung unsur seni.

 Kerajinan

10

(7)

Salah satu kerajinan khas Sumatera Utara yang digemari oleh Negara-negara luar kebanyakan terbuat dari keramik. Di Sumatera Utara hanya ada dua pusat pengrajin keramik gabah yang sudah memiliki nama, yakni Kabupaten Deli Serdang dan Langkat.

Gambar 2.1 Keramik Gerabah Sumber : www.harian.analisadaily.com

Berbagai jenis pahatan hasil kerajinan juga bisa di temukan di Sumatera Utara seperti miniatur Rumah Adat Batak, miniature kapal pesiar dan lain-lain. Jenis ukiran bisa ditemukan di daerah-daerah tujuan wisata, seperti daerah Samosir yang terkenal dengan Danau Toba.

Gambar 2.2 Kerajinan Ukiran Sumber : www.kerajinan.id

 Garmen/Tekstil

(8)

daerah Sumatera Utara sangat beragam mulai dari tenun Melayu, Toba, Dairi, Simalungun, Tapanuli Selatan, Pakpak, dan lain-lain. Masing-masing daerah ini memiliki ciri khas tenunan yang berbeda.

Gambar 2.3 Kerajinan Kain Tenun Sumber : www.travelblog.ticktab.com

 Hasil Olah Makanan

(9)

Gambar 2.4 Makanan Khas Sumatera Utara Sumber : www.google.com

 Hasil Pertani

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi dengan hasil pertanian yang besar di Indonesia. Beberapa kabupaten yang terletak di daerah dataran tinggi merupakan sumber hasil pertanian, diantaranya Kabupaten Karo, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Dairi, dan lain-lain.

Gambar 2.5 Hasil Pertanian Sumber : www.google.com

2.2.2 Pengertian Seni

Seni11 pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.

Seni menurut media yang digunakan terbagi 3 yaitu :

 Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran, misalnya seni musik, seni suara, dan seni sastra seperti puisi dan pantun

 Seni yang dinikmati dengan media penglihatan, misalnya lukisan, poster, seni bangunan, seni gerak beladiri dan sebagainya.

11

(10)

 Seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran, misalnya pertunjukan musik, pagelaran wayang, dan film.

2.2.3 Pengertian Cenderamata

Cenderamata atau souvenir adalah barang-barang kerajinan tangan yang merupakan hasil kreativitas para pengrajin yang mampu merubah benda-benda terbuang dan tidak berharga menjadi produk-produk kerajinan tangan yang menarik dan diminati banyak orang, terutama wisatawan.

Dalam kamus The Collins Cobuild Dictionary (2009), kata souvenir diartikan :

“Souvenir is usually small and relatively inexpensive article given, kept or purchased as a reminder of a place visited, an occasion, etc.” (Souvenir adalah benda yang ukurannya relatif kecil dan harganya tidak mahal; untuk dihadiahkan, disimpan atau dibeli sebagai kenang-kenangan kepada suatu tempat yang dikunjungi, suatu kejadian tertentu, dan sebagainya.

Sementara itu, dalam kamus Webster English Dictionary (2004), kata souvenir diartikan sebagai, “an object a traveler brings home for the memories

associated with it.” (Souvenir adalah benda yang dibawa pulang oleh wisatawan sebagai kenang-kenangan bagi perjalanannya itu).12

Istilah oleh-oleh atau cenderamata sama artinya dengan souvenir yang bila diartikan Souvenir adalah benda yang identic dengan suatu daerah atau suatu event tertentu. Bentuknya biasanya mungil, ringkas, dan memiliki nilai artistik (Indonesia Tera, Jadi Jutawan Dari Hobi, Sigit Rais, 2009).

Berdasarkan pengertian diatas, dapat diartikan bahwa souvenir adalah suatu benda kenangan atau tanda mata, tentunya benda kenangan yang

12

Kemuning, Daun. 2013. Arti Kata Souvenir.

(11)

memberikan ingatan kembali kepada seseorang atau suatu tempat atau suatu peristiwa.

Disamping itu, Souvenir atau Oleh-oleh khas memiliki syarat dasar antara lain : a. Memiliki sentuhan seni yang menjual

b. Memiliki ciri khas Daerah c. Memiliki nilai kesan

d. Kualitas dan bahan mutu yang terbaik e. Harga relatif terjangkau

f. Mudah dibawa

Dengan demikian, cenderamata atau souvenir berhubungan erat dengan kegiatan perjalanan seseorang, maka tidak mengherankan jika istilah souvenir atau cenderamata melekat dengan kegiatan pariwisata; bahkan menjadi bagian dari produk wisata. Hal ini karena ada pengaruh souvenir atau cenderamata terhadap motivasi perjalanan seseorang ke suatu daerah tujuan wisata.

2.3 Tinjauan Lokasi

2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi site didasarkan atas kriteria, sebagai berikut :

1. Lingkungan site berada di lokasi strategis, yaitu dekat dengan Bandar Udara Internasional Kuala Namu, pelabuhan, maupun terminal.

2. Lokasi site diperuntukkan untuk kegiatan komersil. 3. Lokasi merupakan daerah wilayah pengembangan.

4. Berdasarkan kelayakan ekonomi, yaitu kelayakan yang dinilai secara ekonomis dan finansial akan memberikan keuntungan bagi pengembangan wilayah baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pembagian WP (Wilayah Pengembangan) Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 5 WP yaitu:

(12)

2. WP Tapanuli;

3. WP Kisaran-Rantau Prapat; 4. WP Tapanuli Selatan; 5. WP Nias ;

TABEL 2.4

PEMBAGIAN WILAYAH PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA

UTARA

Sumber : RTRW Provinsi Sumatera Utara 2009-2028

(13)

TABEL 2.5

RENCANA SISTEM PERKOTAAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Hirarki Kota Fungsi Utama

Pusat

 Pusat pemerintahan Propinsi

 Pusat perdagangan dan jasa regional

 Pusat distribusi dan kolektor barang & jasa regional

 Pusat pelayanan jasa pariwisata

 Pusat transportasi darat, laut, dan udara regional

 Pendidikan tinggi

 Industri

Sumber : RTRW Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2028

Sistem pusat-pusat pelayanan di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel berikut :

TABEL 2.6

RENCANA SISTEM PERKOTAAN DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2030

NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG

DIKEMBANGKAN 1 Pusat Kegiatan

Nasional (PKN)

Mebidangro  Pusat perdagangan dan jasa regional

 Pusat distribusi dan kolektor barang & jasa

 regional

 Pusat transportasi darat, laut, dan udara regional

 Pendidikan tinggi

 Industri 2 Pusat Kegiatan

Lokal (PKL)

Lubuk Pakam  Pusat pemerintahan kabupaten;

 Perdagangan dan jasa;

 Kota transit;

 Pusat pelayanan fasilitas sosial dan umum;

 Permukiman perkotaan

Pancur Batu  Perdagangan dan jasa regional (pasar induk dan

terminal sayur);

 TOD

(14)

NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN

 Pariwisata;

 Perumahan dan permukiman. Tanjung

Morawa

Perdagangan dan jasa lokal;

Industri;

Perumahan dan permukiman.

Batang Kuis  Perdagangan dan jasa lokal;

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;

 TOD

 Perumahan dan permukiman;

 Kota transit Hamparan

Perak

 Perdagangan dan jasa regional;

 Pengolahan pertanian dan perikanan;

 Perumahan dan permukiman.

 Industri;

 Pusat pendidikan dan olah raga;

3 Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp)

Sunggal  Perdagangan dan jasa lokal;

 Industri;

 Perumahan dan permukiman. Deli Tua  Perdagangan dan jasa regional

(pasar induk

 sayuran);

 TOD

 Pelayanan sosial

 Perumahan dan permukiman. Pagar

Merbau

 Perdagangan dan jasa lokal;

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;

 Perumahan dan permukiman. Tembung  Perdagangan dan jasa;

 Industri;

 Perumahan dan permukiman. 4 Pusat Pelayanan

Kawasan (PPK)

Galang  Perdagangan dan jasa lokal;

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;

 TOD

(15)

NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN

 Perumahan dan permukiman. Sibolangit  Perdagangan dan jasa lokal;

 Pariwisata;

 Agropolitan

 Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam)

 Perumahan dan permukiman. Gunung

Meriah

 Pengolahan pertanian;

 Kehutanan

Namo Rambe  Pengolahan pertanian;

 Perumahan

 Pariwisata Bangun

Purba

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;

 Perumahan dan permukiman; Patumbak  Pengolahan pertanian dan

perkebunan; Perumahan;

 Industri;

 Perdagangan dan jasa. 5 Pusat Pelayanan

Lingkungan (PPL)

STM Hulu  Pengolahan pertanian;

 Kehutanan

 Pariwisata

Kutalimbaru  Pengolahan pertanian dan perkebunan;

 Perumahan dan permukiman;

 Kehutanan

Biru-biru  Pengolahan pertanian;

 Pariwisata

STM Hilir  Pengolahan pertanian;

 Kehutanan Labuhan

Deli

 Pengolahan pertanian dan perikanan;

 RTH;

 Perumahan dan permukiman;

 Perdagangan dan jasa. Pantai Labu  Pengolahan pertanian dan

perikanan;

 Transpotasi;

 Perdagangan dan jasa;

(16)

NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN Beringin  Pengolahan pertanian;

 Transpotasi;

 Perdagangan dan jasa;

 Perumahan dan permukiman Sumber : RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Simpang Kayu Besar terletak di kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Medan, Sumatera Utara. Kawasan ini menjadi kawasan yang difavoriti sejumlah pengembang. Hal ini lantaran beroperasinya Bandar Udara Internasional Kualanamu, berikut akses pendukung lainnya seperti jalur kereta, dan rencana jalan Tol Medan-Kualanamu.

Tabel 2.7

Kriteria Pemilihan Lahan

No. Kriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota

Merupakan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) menurut RTRW Kabupaten Deli Serdang. Penetapan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten Deli Serdang ditetapkan berdasarkan pertimbangan Struktur Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro dan potensi pengembangan Kabupaten Deli Serdang.

2. Pencapaian Lokasi site mudah dicapai dari pusat kota Medan, karena sudah adanya fasilitas jalan raya dan jalan tol dan dekat dengan terminal maupun pelabuhan. Lokasi berada di kawasan menuju Bandar Udara Internasional Kuala Namu. 3. Area Pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi

(17)

4. Status Kepemilikan Ada status hak milik.

5. Nilai Lahan Sebaiknya nilai lahan diusahakan seminimum mungkin.

6. Peraturan  Berdasarkan WP (Wilayah

Pengembangan) Provinsi Sumatera termasuk dalam WP Mebidangro (Medan Binjai-Deli Serdang-Karo).

 Termasuk wilayah pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan fungsi yang dikembangkan adalah Perdagangan dan jasa lokal, industri, perumahan dan permukiman.

 Site terletak di jalan arteri primer yang memiliki GSB 15 meter, KDB permukiman kecil max 60-70 %, dan KLB (1-5) lantai.

2.3.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi sebagai Tapak Rancangan Adapun deksripsi lokasi sebagai tapak perancangan :

 Kasus Proyek : Sentra Kerajinan dan Cenderamata khas Sumatera Utara di Kawasan Simpang Kayu Besar, Kualanamu.

 Status Proyek : Fiktif

 Pemilik Proyek : Pihak Swasta

 Lokasi Tapak : Simpang Kayu Besar, persimpangan Jl. Batang Kuis dengan Jl. Raya Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Tanjung Morawa.

(18)

 Batas Timur : Lapangan Golf Tanjung Morawa, PTPN II

 Batas Selatan :Unit Pelaksana Penimbangan Kenderaan Bermotor, Tanjung Morawa.

 Batas Barat : Permukiman Penduduk

 Potensi Lahan :

o Site dekat dengan Bandar Udara Internasional Kualanamu. o Berada di kawasan Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal. o Site dekat dengan Lapangan Golf PTPN II, Tanjung

Morawa.

o Site berada di jalan arteri primer.

Gambar 2.6 Site Sumber : Google Earth

Site

1

2

3 4

5

6 7

8

(19)

Tabel 2.8

Kriteria Lokasi

Kriteria Lokasi

Alternatif I Alternatif II Alternatif III Lokasi Jl. Raya Medan Jl. Raya Medan Jl. Batang Kuis Tingkatan Jalan Jalan Arteri

(20)

permukiman, Fungsi eksisting Permukiman

Penduduk Kontur Relatif Datar Relatif Datar Sedikit

(21)

Bandara (5)

Total Nilai 39 37 35

Peringkat 1 2 3

Dari penilaian diatas disimpulkan bahwa lokasi di persimpangan Jalan Raya Medan dengan Jalan Batang Kuis merupakan lokasi terbaik dari 3 alternatif lokasi yang ada. Lokasi yang berada di Kawasan Simpang Kayu Besar ini merupakan lokasi yang strategis untuk perencanaan dan perancangan Sentra Kerajinan dan Cenderamata Khas Sumatera Utara. Kawasan ini merupakan kawasan yang sering dilewati oleh para wisatawan baik local maupun mancanegara. Oleh karena itu, site di kawasan ini cocok digunakan untuk mempromosikan produk unggulan kerajinan dan cenderamata khas Sumatera Utara.

(22)

Site

5 2

9 6

3

4

8

7 1

(23)

2.4 Tinjauan Fungsi

2.4.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Pelaku kegiatan yang terlibat dalam Perancangan Sentra Kerajinan dan Cenderamata Khas Sumatera Utara di Kawasan Simpang Kayu Besar, Kualanamu ini terbagi dalam 3 kelompok yaitu pengunjung, pengelola, dan pemilik toko kerajinan atau cenderamata. Pengunjung yang datang ke Sentra Kerajinan dan Cenderamata ini dapat dibagi berdasarkan beberapa kelompok :

1. Berdasarkan motivasi dan tujuan kunjungannya

 Pengunjung yang datang dengan motivasi tertentu misalnya untuk mencari cenderamata yang menjadi ciri khas daerah Sumatera Utara. Pengunjung kelompok ini antara lain terdiri dari pelajar/mahasiswa, kelompok pengunjung dari luar daerah kota Medan, wisatawan domestik maupun asing.

 Pengunjung yang datang tanpa motivasi dan tanpa rencana kunjungan sebelumnya, misalnya masyarakat kota Medan yang mencari tempat wisata atau rekreasi selain mall atau plaza.

2. Berdasarkan usia

 Kelompok usia anak-anak

 Kelompok usia remaja

 Kelompok usia dewasa

 Kelompok usia lanjut usia

3. Berdasarkan kuantitas pengunjung yang datang

 Pengunjung yang datang secara individu (dengan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi)

 Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang, berkisar antara 2-50 orang (dengan menggunakan bus wisata, kendaraan umum atau kendaraan pribadi)

(24)

Beberapa kegiatan yang terjadi pada Sentra Kerajinan dan Cenderamata ini adalah :

1. Kegiatan Utama

Kegiatan ini menjalankan fungsi utama dari Sentra Kerajinan dan Cenderamata ini yaitu memfasilitasi para pelaku usaha industri kecil dan menengah dalam mewujudkan, menggelar, dan mengkomunikasikan karya-karyanya kepada masyarakat.

Kegiatan tersebut antara lain :

 Pameran

Sentra Kerajinan dan Cenderamata ini akan menyelenggarakan pameran kerajinan khas Sumatera Utara. Penyelenggaraan pameran dikemas secara tematik.

 Berbelanja

Pengunjung yang datang ke Sentra Kerajinan dan Cenderamata ini, selain untuk menikmati pameran yang sedang diselenggarakan juga untuk berbelanja produk-produk atau cenderamata unggulan khas Sumatera Utara.

 Makan dan Minum

Pada Sentra Kerajinan dan Cenderamata ini, juga tersedia jajanan, makanan dan minuman khas Sumatera Utara.

2. Kegiatan Penunjang

Kegiatan-kegiatan ini untuk mendukung fungsi utamanya dan sebagai fasilitas pelengkap dalam kawasan ini. Kegiatan-kegiatan pendukung ini antara lain :

 Kegiatan administratif

Setiap masyarakat yang ingin berusaha dan menyelenggarakan pameran seni harus terdaftar dulu.

 Bersantai

(25)

 Layanan Publik

Sentra Kerajinan dan Cenderamata ini menyediakan tempat, pusat layanan publik bagi setiap masyarakat yang ingin lebih mengetahui tentang produk-produk unggulan daerah Sumatera Utara. Layanan ini juga membantu para pengrajin yang bermasalah di bidang perizinan.

3. Kegiatan Pengelolaan dan Pelayanan Teknis

 Ruang-ruang Pengelola

 Ruang-ruang Servis

 Ruang-ruang pemeliharaan

 Gudang

2.4.2 Deskripsi Perilaku

Berdasarkan sifat aktivitas yang dilakukan, perilaku pengguna Sentra Kerajinan dan Cenderamata ini dapat dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu :

- Bersifat statis

Perilaku pengguna yang lebih bersifat menetap pada satu tempat atau ruang. Kebiasaan pengguna ini merupakan kegiatan yang menjadi rutinitas atau sementara dengan intensitas waktu yang lebih lama seperti aktivitas pengelola dan para pengrajin.

- Bersifat dinamis

(26)

2.4.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang Minimal

Tabel 2.9

Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang Minimal

Kelompok Kegiatan

Fungsi Fasilitas / Kebutuhan Ruang

Area Pameran (Outdoor)  Melihat dan menyaksikan

Toko/retail 30m2/unit Asumsi

(27)

Penunjang Coffee Shop R. duduk  Memesan

Lobby/Resepsionis  Mencari

informasi tentang

Musholla Musholla  Sholat

(28)

dari mesin ATM

(29)

Keterangan Sumber :

 NAD : Neufert Data Arsitek (jilid 1 dan 2)

 Asumsi : Asumsi dan pengamatan studi

 TSS : Time Standart for Building Types

 AJM : Aj Metric Handbook

 SBT : Struktur Bangunan Tinggi

2.4.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Persyaratan ruang yang akan dibahas adalah persyaratan pada ruang untuk fasilitas administrasi, fasilitas jual-beli, fasilitas pameran, fasilitas rekreasi, fasilitas makan dan minum, serta fasilitas penunjang.

Fasilitas Administrasi

Fasilitas administrasi ini disesuaikan dengan jumlah pegawai dan pengunjung yang datang ke Sentra Kerajinan dan Cenderamata ini.

Fasilitas Jual Beli

Fasilitas ini disesuaikan dengan kebutuhan akan tempat penjualan cenderamata yang berkenaan dengan kesenian khas Sumatera Utara. Fasilitas ini dilengkapi dengan interior yang menarik dan nyaman untuk menarik minat pengunjung.

Fasilitas Pameran

Pameran merupakan suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu produsen, kelompok, organisasi, atau perkumpulan tertentu dalam bentuk menampilkan display produk kepada calon relasi atau pembeli. Adapun macam pameran itu adalah show, exhibition, expo, pecan raya, fair, bazaar, pasar murah.13 Dengan adanya pameran, dapat memberikan informasi

13

(30)

kepada masyarakat atas perkembangan berbagai jenis produk, sistem pemasaran, teknologi, harga dari produk yang dipasarkan.

Tinjauan Ruang Pamer dan Ruang Display

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan konsep penataan yang tepat pada ruang pamer dan ruang display yaitu :

 Wujud/dimensi produk

Untuk menentukan konsep penataan, perlu diketahui wujud produk yang akan didisplay atau dipamerkan. Penataan produk dapat dikelompokkan berdasarkan dimensi produk. Secara wujudnya, produk dapat dibagi menjadi :

1. Produk dua dimensi, berupa : seni lukis, seni cetak/grafis, gambar (ilustrasi, dekorasi, bentuk, dsb).

2. Produk tiga dimensi, berupa : seni patung, relief, seni kerajinan (anyam, keramik, boneka, topeng kertas, barang-barang mainan, dan lain-lain).14

 Penataan dan penempatan produk

Penataan dan penempatan produk perlu diperhatikan untuk menciptakan kenyamanan visual pengunjung. Jumlah produk yang dipamerkan mencukupi, dalam arti tidak terlalu banyak atau tidak terlalu sedikit. Sistem display produk dalam gedung pamer dipengaruhi oleh jarak pandang dan sudut pandang antara pengamat dan karya/produk seni dan kerajinan yang di-display.

Pemasangan produk hendaknya sejajar dengan pandangan mata, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Pemasangan produk yang lebih tinggi dari tubuh pengunjung harus dibuat condong ke bawah sehingga lebih mudah dilihat. Jarak pandang minimal antara pengamat dan benda pamer guna memperoleh sudut pandang yang sesuai adalah 1 meter. Penataan perabot mengelilingi bentuk ruang dengan simpul di tengah ruangan.

14

(31)

Gambar 2.8 Pola Penempatan Produk Sumber : www.google.com

Gambar 2.9 Sudut dan Jarak Pandang sumber : Data Arsitek

 Penataan alur arus pengunjung

Alur pengunjung perlu ditata agar tidak menimbulkan crossing. 1. Satu pintu

Akses masuk dan keluar melewati pintu yang sama. 2. Dua Pintu

Akses masuk dan keluar melewati pintu yang berbeda.

 Pencahayaan

(32)

Jenis cahaya yang umum digunakan adalah :15 o Pencahayaan umum (general lighting)

Pencahayaan umum mempergunakan lampu pijar atau lampu fluorescent. Pencahayaan ini mempunyai kelebihan dalam efesiensi cahaya yang lebih tinggi tetapi dengan pancaran panas yang rendah dalam setiap foot candle. Sinar lampu ini dapat menonjolkan desain barang kecil yang terbuat dari gelas, logam, dan bahan mengkilap.

o Pencahayaan setempat (spot light)

Pencahayaan setempat dapat dengan mudah dan praktis memberikan cahaya lebih pada daerah-daerah penting yang ingin ditonjolkan dalam penataan display-nya. Pencahayaan setempat dapat memakai lampu sorot yang cukup fleksibel dan umumnya diletakkan tersembunyi di depan, di atas atau di bawah.

Sedangkan sistem pencahayaan yang dapat digunakan dalam ruang yaitu :

o Direct lighting (pencahayaan langsung) : penyinaran >90% ke bawah dan <10% ke atas.

o Semi direct lighting (setengah langsung) : penyinaran 60-90% ke bawah dan 40-10% ke atas.

o General difuse lighting (difus) : penyinaran 40-60% ke bawah dan 60-40% ke atas.

o Semi indirect (setengah tak langsung) : penyinaran 10-40% ke bawah dan 90-60% ke atas.

o Indirect (tak langsung) : penyinaran <10% ke bawah dan >90% ke atas.

15

Poppy Sari. Swastika. 2012. Galeri Seni Rupa Kontemporer di Yogyakarta.

(33)

 Temperatur dan kelembaban

Temperatur rendah lebih baik untuk produk berupa hasil karya seni yang dipamerkan, yaitu sekitar 20ºC-21ºC. Material produk karya seni dibuat secara khas dan sangat sensitif terhadap perubahan sekecil apapun pada kelembaban, maka dari itu kelembaban udara yang konstan diperlukan dalam suatu ruang pamer.

 Komponen pembentuk ruang o Lantai

Sifat lantai yaitu dapat membentuk sifat ruang sesuai fungsi ruang tersebut dengan membuat penaikan atau penurunan ketinggian lantai. Lantai dapat dibuat permanen atau semi permanen.

o Dinding

Dinding untuk ruang pamer memiliki tingkat penyerapan akustik yang baik. Untuk dinding yang berupa partisi harus mudah diubah dan dipindah.

o Langit-langit

Disamping sebagai penutp ruang, dimanfaatkan juga untuk pengaturan udara atau ventilasi panas dan penunjang pencahayaan.

Fasilitas Rekreasi

Fasilitas rekreasi yang terdapat pada Sentra Kerajinan dan Cenderamata adalah sebagai berikut :

o Open Space

(34)

Fasilitas Makan dan Minum o Restoran

Menurut Soekresno, ruang atau area yang ada di dalam suatu restoran dibagi ke dalam dua bagian yang memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda, yaitu :16

 Ruangan Depan (Front Area)

Ruangan depan yang dimaksud disini adalah ruangan-ruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan.

 Ruangan Belakang (Back Area)

Yang dimaksud dengan ruang belakang adalah ruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, penyiapan, pengolahan produk makanan dan minuman yang mana sebagai tempat aktifitas kerja bagi karyawan restoran dan sebagai daerah terlarang bagi para pelanggan untuk masuk di dalamnya, seperti dapur, gudang, tempat penumpukan sampah, steward area, dan lain sebagainya.

o Luas area yang ada pada restoran di bagi kedalam dua kelompok besar yaitu restoran dan area dapur yang dijelaskan sebagai berikut :17

 Pedoman luas restoran (tidak termasuk dapur restoran) = 1,6 m2 / orang.

 Pedoman luas dapur (termasuk penyimpanan makanan panas, ruang penyimpanan masakan dingin, tempat cuci dan chef office) = 1,4 m2 x jumlah pelanggan.

16

Soekresno. idem, hlm. 34.

17

(35)

Fasilitas Penunjang o Pengelola

Terdapat beberapa pembagian sub pengelola, masing-masing fasilitas bangunan memiliki pengelola fasilitas. Seperti pengelola pameran, retail, restoran, rekreasi, dan operasional. Setiap pengelola memilik ruang yaitu, lobby, ruang tunggu, ruang pimpinan, ruang divisi, ruang rapat ruang tamu, dan ruang gudang.

o Servis

Terdapat ruang keamanan, ruang istirahat karyawan, gudang, pantry, ruang ganti/locker, ruang ME, ruang pengudaraan, ruang plumbing, ruang P3K, toilet, dan parkir.

2.4.5 Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Fungsi Sejenis a. Smesco Indonesia

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah telah membentuk Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) atau SMESCO Indonesia. Lembaga ini berfungsi untuk membantu meningkatkan kapasitas pemasaran koperasi dan usaha kecil menengah (KUKM) sehingga akses pasar mereka tumbuh lebih besar lagi, baik pasar dalam negeri maupun untuk pasar ekspor. LLP-KUKM memiliki 6 tugas pokok dan fungsi yaitu:

 Sebagai pelaksana layanan informasi pasar

 Penyedia sarana pemasaran

 Penyedia konsultasi pemasaran

 Sebagai inkubasi pemasaran

 Peningkatan keterampilan manajemen dan teknik pemasaran

(36)

Untuk merealisasikan tugas dan fungsi tersebut, SMESCO Indonesia telah menyediakan sarana untuk pengembangan pemasaran produk-produk unggulan KUKM melalui berbagai aktivitas yang seperti Galeri Indonesia WOW, Paviliun Provinsi, pameran produk, berbagai pelatihan dan seminar tentang pemasaran, pengembangan pasar ekspor melalui trading house, dan sebagainya. SMESCO Indonesia juga menjalin kerjasama dengan sejumlah mitra di negara lain guna mencari akses dan peluang-peluang pasar bagi produk-produk KUKM Indonesia. Cukup banyak KUKM mitra SMESCO Indonesia yang telah naik kelas dengan memiliki akses pasar yang bagus termasuk sudah menjadi eksportir.

a. Aktivitas

 Menyediakan sarana dan fasilitas pameran bagi KUKM

 Mempromosikan dan memasarkan produk-produk unggulan Indonesia ke luar negeri melalui kegiatan Trading House

 Melaksanakan kegiatan pelatihan bagi KUKM

 Menampilkan produk-produk unggulan KUKM Indonesia di dalam gerai ritel UKM GALLERY

Sebagai pengelola gedung SMESCO INDONESIA yang menyewakan sebagian ruangan untuk area komersial seperti perkantoran dan sarana pendukung lainnya seperti Bank, ATM, Money Changer, Travel Agent, Mini Market, Restoran dan cafe.

b. Visi

Menjadi institusi profesional berskala internasional di bidang pemasaran produk – produk Koperasi dan UKM Indonesia yang mampu menjadikan SMESCO INDONESIA sebagai ikon pemberdayaan dan ikon industri kreatif KUKM.

c. Misi

(37)

SMESCO merupakan gedung yang menampung dan memasarkan produk-produk UKM dari seluruh Nusantara. Gedung ini berlokasi di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 94, Jakarta.

Gambar 2.10 Gedung Smesco Sumber : www.streetdirectory.com

SMESCO, yang berdiri sejak tanggal 20 Maret 2007, dikelola oleh LPP (Lembaga Layanan Pemasaran) KUKM dibawah kendali operasional Kementerian Koperasi dan UKM. SMESCO menjadi sebuah landmark dalam pembangunan bisnis dan promosi. Untuk aktifitas bisnis, SMESCO menyediakan pelayanan dan

fasilitas modern dan menyediakan konsep „one stop shop‟ untuk pembeli lokal dan internasional untuk mendapatkan produk UKM dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan memperkuat posisi sebagai pusat layanan dan promosi, peranan selanjutnya LLP adalah memasukkan seluruh komoditas ke pasar global. Untuk mendukung pemasaran tersebut, LLP telah mempersiapkan perangkat teknologi untuk melakukan transaksi secara online. Sedangkan untuk pemasaran lokal, LLP juga akan menyelenggarakan pameran secara rutin guna memenuhi kebutuhan konsumsi nasional.

(38)

handycraft, perlengkapan rumah tangga, karpet, keramik, obat, herbal, perlengkapan spa, boneka, wayang, buku, olahan makanan dan minuman, dll.

Gambar 2.11 Produk yang Dipamerkan Sumber : www.mixedupalready.com

SMESCO terdiri atas bangunan utama (UKM Gallery), bangunan penghubung, dan bangunan exhibition. Bangunan utama terdiri atas 17 lantai. Bangunan utama sebagian besar digunakan untuk area kantor sewa, namun di beberapa lantai seperti lantai dasar sampai lantai 3 digunakan untuk display produk UKM unggulan Nasional dan Provinsi dan stand – stand dari 32 provinsi di Indonesia, dengan jumlah UKM 754, dan luas stand 100 m2, 120 m2, 200 m2, 265 m2, 400 m2, dan 600 m2.

b. UMKM Center Jawa Tengah

(39)

UMKM Center merupakan fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dibawah pengelolaan Dinas Koperasi dan UMKM untuk meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM melalui penyediaan informasi bisnis, pendampingan usaha, fasilitas pembiayaan, pusat promosi, galeri pemasaran dan pengembangan jaringan usaha. Bertempat di Jalan Setiabudi 192 Srondol Banyumanik Semarang UMKM Center Jawa Tengah bertekad untuk memberikan pelayanan terbaik bagi KUMKM dalam mengembangkan usahanya.

Bangunan berlantai 3 ini ditujukan bagi UMKM di Jawa Tengah yang berminat untuk melebarkan pasarnya melalui gerai promosi dan penjualan.Sebanyak lebih dari 40 tenant UMKM yang menyewa ruangan display dan promo di lantai 1 dan 2 serta disediakan 2 supermarket yaitu CJ Mart yang menjual produk snack dan kuliner bagi UMKM dan CJ Craft yang menjual aneka produk kerajinan UMKM di Jawa Tengah.

Melalui SK Kadinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah No 910/01/I/2015 para professional tersebut siap melakukan pendampingan dan bimbingan kepada KUMKM di Jawa Tengah dengan 13 Layanan , diantaranya :

1. Pusat Informasi Usaha 2. Konsultasi Bisnis UMKM 3. Layanan Akses Pemasaran

4. Business Matching dan Trading House 5. Layanan Advokasi

6. Layanan Perlindungan Produk

7. Layanan Fasilitasi Akses Pembiayaan 8. Layanan Konsultasi Pajak bagi UMKM

9. Layanan Pendirian Koperasi dan Pendampingan 10.Layanan Pengembangan Bisnis Koperasi

11.Inkubasi Bisnis

(40)

Gambar 2.13 Produk Unggulan UMKM Center Jawa Tengah sumber : www.umkmcenterjateng.com

2.5 Elaborasi Tema 2.5.1 Pengertian

Tema yang akan digunakan pada Sentra Kerajinan dan Cenderamata Kualanamu adalah Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture).

Sustainable architecture atau dalam bahasa Indonesianya adalah arsitektur berkelanjutan, adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensial vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur (Wikipedia, 2014).

2.5.2 Konsep Dasar Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture)

Green Architecture : Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di

Indonesia. Tri Harso Karyono. 2010.

(41)

(bumi) untuk mendukung peningkatan kebutuhan hidup manusia yang melonjak demikian cepat.

Di negara maju, gerakan arsitek berkelanjutan sudah mengarah kepada perundangan. Bahwa pada saatnya hanya arsitek yang merancang dengan konsep keberlanjutan yang diberikan izin bekerja sebagai perancang.

Arsitektur Hijau merupakan konsekuensi dari konsep arsitektur berkelanjutan. Bahwa dengan merancang arsitektur hijau, diharapkan manusia dapat hidup dan melakukan aktivitas di muka bumi ini secara berkelanjutan. Arsitektur hijau meminimalkan penggunaan sumber daya alam oleh manusia untuk menjamin generasi mendatang dapat memanfaatkan bagi kehidupannya kelak. Arsitektur hijau juga menggarisbawahi perlunya meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh bangunan terhadap lingkungan, di mana manusia hidup. Pemikiran dasar semacam itu yang barangkali tidak pernah ada sebelumnya sebagai tuntutan dasar manusia modern dalam melakukan kegiatan arsitektur.

2.5.3 Pemahaman Arsitektur Hijau

Arsitektur hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, termasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Arsitektur hijau merupakan langkah untuk merealisasikan kehidupan manusia yang berkelanjutan.

Terdapat delapan parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat hijau bangunan atau lingkungan menurut IGEM (Indonesia Green Environmental Measurement) atau di dalam Bahasa Indonesia diartikan

sebagai “Pengukuran Tingkat Kehijauan Lingkungan di Indonesia”

(42)

1. Penggunaan Energi (listrik dan gas)

2. Penggunaan Energi Terbarukan (kayu, biomasa, biogas, dan sebagainya

3. Penggunaan Air Bersih

4. Kenyamanan Fisik dan Kualitas Udara di dalam Bangunan 5. Rancangan Ruang Luar

6. Pemanfaatan Limbah

Untuk bangunan baru, parameternya meliputi : 1. Pemilihan dan Pengolahan Tapak

2. Penggunaan Energi (listrik dan gas)

3. Penggunaan Energi Terbarukan (kayu, biomasa, biogas, dan sebagainya)

4. Penggunaan Air Bersih 5. Penggunaan Material

6. Kenyamanan Fisik dan Kualitas Udara di dalam Bangunan 7. Penerapan Konsep Bangunan Hemat Energi

8. Rancangan Ruang Luar 9. Pengolahan Limbah

2.5.4. Penghematan Energi : Rancangan Hemat Energi

Dalam hal ini, konservasi atau penghematan energi yang dibicarakan lebih mengarah kepada penghematan operasional kawasan dan bangunan. Rancangan dan tata letak massa bangunan di suatu kawasan permukiman sangat memengaruhi penggunaan energi kawasan secara menyeluruh.

1. Meminimalkan perolehan panas matahari

2. Orientasi bangunan Utara-Selatan (Memanjang Timur-Barat) 3. Organisasi Ruang : Aktivitas/Ruang Utama diletakkan di

tengah bangunan, diapit oleh ruang-ruang penunjuang/servis di sisi Timur-Barat.

4. Memaksimalkan pelepasan panas bangunan

(43)

6. Hindari radiasi matahari memasuki bangunan atau mengenai bidang kaca

7. Memanfaatkan radiasi matahari tidak langsung untuk menerangi ruang dalam bangunan

8. Optimalkan ventilasi silang (untuk bangunan non-AC) 9. Warna dan tekstur dinding luar bangunan

10.Rancangan ruang luar

2.5.5 Fitur-Fitur Teknologi Sustainable Building

Di bawah ini terdapat penjelasan tentang beberapa fitur yang digunakan dalam sustainable building :

Solar Sel (Photovoltaic)

Teknologi pembangkit listrik surya yang paling popular dan banyak digunakan saat ini adalah solar-sel (photovoltaics). Perangkat ini ditempatkan di luar bangunan sebagai alat konversi gelombang radiasi matahari menjadi arus listrik.

Beberapa alasan yang melandasi penggunaan photovoltaic adalah, pertama, alasan lingkungan bagi mereka yang umumnya tinggal di negara maju, kedua, tidak tersedianya sumber energi listrik di suatu tempat tertentu di negara berkembang.

(44)

Gambar 2.14 Solar Cell Sumber : www.google.com

 Penghijauan Atap Bangunan (Green Roofs)

Penghijauan atap atau atap hijau (Green Roofs) merupakan salah satu cara untuk mengurangi pemanasan bangunan dan pemanasan kawasan. Penghijauan atap atau sering disebut atap bervegetasi atau atap-ekologis merupakan penghijauan di atas permukaan atap datar yang sudah diberi lapisan water-profing. Penghijauan atap dapat berupa taman atap yang dapat digunakan sebagai aktivitas manusia, atau sekedar penghijauan yang diisi oleh tanaman-tanaman jenis tertentu yang umumnya tahan terhadap lingkugan kering sehingga tidak memerlukan siraman air.

Gambar 2.15 Green Roof Sumber : www.google.com

2.5.6 Material Bangunan

Bahan bangunan yang secara kesehatan tidak direkomendasikan sebaiknya dihindari untuk digunakan. Penggunaan material lokal lebih disarankan agar energi yang digunakan untuk pengangkutan (transportasi) rendah.

(45)

Material yang dapat diperbarui (renewable) mengarah ke material yang berasal dari vegetasi yang dapat ditumbuhkan, seperti kayu, bambu, dan daun. Jika penggunaan material jenis ini dijaga agar tetap sustainable, dalam arti menjaga keberlanjutan material misalnya dengan penanaman kembali sesuai dengan jumlah yang diambil sehingga kelestariannya terjaga, maka jenis material ini sangat direkomendasikan untuk digunakan sebagai pembentuk bangunan.

Gambar 2.16 Material Terbarukan Sumber : www.google.com

2. Penggunaan Material Bekas (Reuse Materials)

Material re-use merupakan material bekas pakai, dari pembongkaran struktur atau bangunan. Sebagian material yang sudah digunakan untuk bangunan dapat digunakan kembali dan sebagian lain tidak.

Penggunaan material bekas akan mengurangi energi yang dikonsumsi dalam proses produksi pembuatan material. Dengan kata lain, material bekas yang digunakan seakan-akan dibuat tanpa menggunakan energi. Karena energi yang digunakan untuk pembuatan material sudah dihitung saat material tersebut pertama digunakan.

(46)

Sejumlah material dapat di daur ulang untuk menghasilkan material yang sama atau material yang berbeda. Material berbahan baku besi, logam atau plastik dapat dilebur untuk dibuat bahan bangunan sejenis atau bahan bangunan lain. Seperti halnya material yang digunakan kembali (re-use), penggunaan material yang didaur ulang merupakan tindakan penghematan energi dalam proses produksi.

4. Material Sehat Tidak Mengontaminasi Lingkugan

Penggunaan material sehat merupakan salah satu aspek yang harus dipenuhi dalam konsep arsitektur hijau. Material sehat adalah material yang tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan manusia dalam waktu pendek maupun panjang.

(47)

2.6. Studi Banding Tema Sejenis

2.6.1 Green School Bali, Arsitektur Berkelanjutan di Indonesia

Gambar 2.17 Green School Bali Sumber : www.archdaily.com

Kompleks sekolah internasional Green School yang berlokasi di Sibang, Kaja, kawasan Badung, Bali berbeda dengan sekolah pada umumnya. Semua bangunan di kompleks ini menggunakan bamboo sebagai material utamanya dan alang-alang sebagai penutup atapnya. Hampir semua ruangan dalam bangunan dibuat tanpa dinding, kecuali kantor pengelola yang dinding dan jendelanya memakai bilah bambu. semua ruangan seperti ruang pertemuan, ruang makan, ruang serba guna dan kamar kecil menampilkan keharmonisan antara bangunan buatan manusia dengan alam sekitarnya. Konsep yang berkelanjutan dan ramah lingkungan ini digagas oleh John Hardy, seorang warga Negara Kanada yang telah tinggal di Bali selama lebih dari 30 tahun.

(48)

diantaranya; kekuatan struktur, konstruksi, nilai ekologis, dan keberlanjutan yang dimiliki material bambu.

Gambar 2.18 Green School Bali Sumber : www.archdaily.com

CONNECTED WITH NATURE, itulah konsep utama dalam perancangan arsitektur dari Green School Bali ini. Konsep

utama yang ingin “lebih dekat” ke alam ini juga menjadi tolak utama pemilihan lokasi/lahan yang berada di dekat sungai Ayung, Bali. Adapun implementasi arsitektural yang ada demi mengusung sustainable dan green architecture pada Green School Bali ini adalah :

 Pembentukan ruang kelas tanpa dinding pembatas. Dengan cara ini diharapkan secara sosial dan interaksi, para murid dan guru dapat lebih peka dan intim dalam menjalin hubungan edukasi dan sosial yang kondusif dan berkualitas baik.

(49)

 Bangunan tidak diberi penghawaan dengan Air Conditioner (AC) melainkan dengan kincir angin yang berada di terowongan bawah tanah, hal ini memungkinkan karena kondisi fisik lahan yang berkontur dan dekat dengan sungai dan hutan.

 Tenaga listrik berasal dari biogas yang memanfaatkan kotoran hewan untuk nyala kompor dan sebagainya.

 Tenaga listrik yang lainnya juga dengan menggunakan panel surya, sehingga tidak banyak boros dalam membutuhkan sumber energi elektrikal.

 Adanya tambak udang dan peternakan sapi, mendukung adanya sumber energi alami dan bahan bakar (biogas) yang bisa digunakan tanpa polusi terlalu besar.

Secara umum, selain sebagai inovasi dalan sustainable architecture, Green School Bali ini juga merupakan bangunan yang mengadopsi bentuk dan material kebudayaan lokal Bali senagai inspirasi desain arsitekturalnya.

(50)

2.6.2 Perpustakaan Universitas Indonesia

Gambar 2.20 Perpustakaan Universitas Indonesia Sumber : www.google.com

Proyek ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun pada tahun 1986-1987, didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggaran sekitar Rp100 miliar, yang dibangun diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, yang dirancang berdiri di atas lanskap bukit buatan dan terletak di depan Danau Kenanga yang ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun akan menambah keindahan bagi perpustakaan tersebut sehingga akan tercipta suasana yang lebih nyaman.

Bangunan perpustakaan yang akan menjadi iconic atau landmark ini, mempunyai konsep sustainable building yang ramah lingkungan (eco friendly), bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari (solar energy), maka nantinya di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik dalam bentuk apa pun. Nanti semua kebutuhan plastik akan diganti dengan kertas atau bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik, air dan kertas.

(51)

judul buku. Sistem IT mutakhir juga akan melengkapi perpustakaan tersebut sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain.

Konstruksi

 Model bangunan menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi danau sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai potensi pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan alam dilakukan melalui beberapa skylight.

 Di balik gundukan rerumputan hijau terdapat 5 bangunan tinggi yang menjulang hingga beberapa ratus meter berisikan ruangan-ruangan kosong yang disiapkan sebagai ruang utama perpustakaan UI.

 Di punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan yang berguna sebagai pendingin suhu ruangan yang ada didalamnya, hingga dapat mereduksi fungsi alat pendingin udara sampai 15 persen.

 Di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan-jaringan selokan yang di sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter. Selokan itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai sistem pencahayaan.

 Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal.

(52)

 Guna memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi sistem pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan. Dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).

 Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa

yang terdiri toko buku, toko cenderamata, ruang internet,

serta ruang musik dan TV. Ada juga restoran dan kafe,

pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan

bank.

 Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang

tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca,

ruang teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis.

 Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang

diskusi. Gedung perpustakaan juga dilengkapi plaza dan

ruang pertemuan yang menjorok ke danau.

 Gedung akan menggunakan panel surya sebagai sumber

energinya.

 Keunikan yang lain, nanti akan terdapat berbagai huruf

aksara dari seluruh dunia yang akan ditulis di kaca gedung

sebagai dinding.

 Interior menggunakan batu paliman palemo.

 Eksterior bangunan tersebut menggunakan batu alam

andesit.

2.7 Interpretasi Tema

(53)

gaya hidup. Mencakup tidak hanya permulaan, namun juga proses dan hasil akhir.

Sustainable architecture dapat diartikan sebagai arsitektur berkelanjutan,

yaitu arsitektur bukan semata-mata membuat bangunan yang sekedar indah atau sesuai keinginan pemilik atau nyaman bagi pengguna saja, tetapi seharusnya memberikan dampak yang baik bagi lingkungan sekitar juga.

Sustainable Architecture adalah sebuah konsep terapan dalam bidang

arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur.

 Berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung arsitektur berkelanjutan, antara lain dalam efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisisensi penggunaan material, penggunaan teknologi dan material baru, dan manajemen limbah.

 Proses keberlanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu bangunan, mulai dari proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan.

 Intinya, sebuah bangunan yang sustainable diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan manfaat bagi pengguna, masyarakat sekitar, alam dan aspek - aspek lainnya secara global.

2.8 Keterkaitan Tema dengan Judul

(54)

Sentra Kerajinan dan Cenderamata ini adalah sebuat fasilitas publik yang menampung berbagai jenis kegiatan seperti pameran, perdagangan maupun rekreasi serta memfasilitasi para pengrajin maupun para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) Sumatera Utara dalam memamerkan ataupun menjual kerajinan dan cenderamata khas Sumatera Utara. Kegiatan yang berlangsung pada bangunan ini tentunya melibatkan banyak orang, sehingga perlu didesain bangunan yang memberi kenyamanan pada para pengguna bangunan ini dan juga masyarakat sekitar.

Pemanfaat ruang terbuka sebagai area bersosialisasi dan sarana rekreasi dan mendidik bagi para pengunjung sehingga lebih mengenal produk-produk

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 2.3
Gambar 2.1 Keramik Gerabah
Gambar 2.3 Kerajinan Kain Tenun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Runtung Sitepu SH,M.Humdan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Dr.dr Aldy Safruddin Rambe Sp.S(K) yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk

Berdasarkan tahapan-tahapan yang diadaptasi dari model pengembangan Borg and Gall maka didapatkan hasil penelitian sebagai berikut: Penilaian dan validasi ahli

Hal tersebut terlihat dari adanya nilai signifikansi 0,158&gt;0,05 dan thitung&lt;ttabel yaitu sebesar 1,438&lt;2,042 karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis Ho

PENDAHULUAN : Pembedahan katarak menginduksi astigmatisma merupakan komplikasi yang disebabkan oleh tipe, panjang, dan lokasi insisi, penggunaan jahitan, dan jarak insisi

According to the problems that have been described above, the purpose of this research is to develop students' creativity through the application of problem based learning model

Jika tendangan dilakukan oleh robot yang berada di daerah sendiri, kemudian bola menyentuh (tidak sengaja) robot dari tim yang sama sebelum masuk gawang, maka goal ini tetap

[r]

[r]