• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa performa VOIP pada jaringan internet dengan acuan standart ITU-T : studi kasus PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa performa VOIP pada jaringan internet dengan acuan standart ITU-T : studi kasus PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISA PERFORMA VOIP PADA JARINGAN INTERNET

DENGAN ACUAN STANDART ITU-T

“STUDI KASUS PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK

SEMARANG”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

YUDY PRATAMA

075314043

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

THE ANALYSIS OF PERFORMANCE VOIP

IN INTERNET NETWORK WITH STANDART ITU-T

“CASE STUDY PT.

TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK

SEMARANG

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of The Requirements to Obtain The Sarjana Komputer Degree

in Informatics Engineering Study Program

By:

YUDY PRATAMA 075314043

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii ABSTRAK

VoIP adalah suatu sistem yang menggunakan jaringan internet untuk

mengirimkan data paket suara dari suatu tempat ke tempat lainnya menggunakan

perantara protokol IP. Dengan adanya teknologi VoIP biaya telepon bisa lebih murah

terutama untuk berkomunikasi ke luar negeri karena voice dan data menggunakan

jaringan yang sama yaitu jaringan internet. Untuk mengetahui perfoma jaringan VoIP perlu dilakukan pengukuran, parameter-parameter yang digunakan dalam melakukan pengukuran adalah delay, throughput, dan packet loss.

Dalam tugas akhir ini, pengukuran dilakukan pada jaringan VoIP yang dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang. Pengukuran dilakukan

dengan melakukan panggilan suara dari komputer 1 ke komputer 2, yang dilakukan

pada pagi dan siang hari. Dari hasil penelitian dan pengukuran yang telah dilakukan,

diperoleh hasil bahwa nilai delay, throughput dan packet loss masih berada pada nilai

yang direkomendasikan oleh ITU-T, yaitu nilai delay adalah 0.032 seconds atau 32

ms, kemudian nilai untuk throughput adalah 613 Kbps dan untuk packet loss adalah

2%.

Secara keseluruhan kinerja jaringan VoIP yang dimiliki PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk Semarang sudah termasuk baik, karena kinerja jaringannya pada pagi

dan siang hari cenderung dalam kategori baik. Sesuai dengan standar ITU-T, Delay

termasuk kategori excellent, Packet loss dan throughput juga dalam kategori baik.

(8)

viii ABSTRACT

VoIP is a system that uses the Internet network to transmit voice packets from

one place to another using IP protocols intermediaries. With VoIP technology can be

much cheaper call charges, especially for communicating overseas because of voice

and data using the same network in the Internet network. To find out performance of

VoIP network. To find out performance of VoIP networks need to be measured. The

parameters are used in performing measurements the delay, throughput, and packet

loss.

In this thesis, measurements were performed on a VoIP network by PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk.Semarang, with to make voice calls from computer 1

to computer 2 in the morning and daytime. From the research, results of delay,

throughput and packet loss still at the value recommended by ITU-T, which is the

value of delay is 0.032 seconds or 32 ms, for throughput is 613 Kbps and for packet

loss is 2 %.

Overall performance of VoIP networks by PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk

Semarang is good, because the performance of network in the morning and daytime

in good category. In accordance with ITU-T standards, delay including in excellent

category, packet loss and throughput also in good category

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala rahmat dan anugerah

yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir “Analisa Performa VoIP pada Jaringan Internet dengan Acuan Standart ITU-T Studi Kasus PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk Semarang” ini dengan baik. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis tidak lepas dari

bantuan sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah menjawab semua doa-doa penulis dan

mencurahkan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi.

3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik

Informatika.

4. Bapak Damar Widjaja, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing tugas akhir dari

penulis.

5. Bapak Albertus Agung Hadhiatma, S.T., M.T. dan bapak St. Yudianto Asmoro, S.T., M.Kom. selaku penguji tugas akhir ini.

6. Orangtua, adik dan keluarga besar dari penulis yang telah memberi dukungan

doa, materi, serta semangat. Tanpa semua itu penulis tidak akan memperoleh

kesempatan untuk menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi dan

akhirnya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

7. Bernadetta Bella Aditia Dwi Cintami yang sangat penulis kasihi yang selalu

memberi dukungan dan semangat.

8. Kristi, Ryan, Thomas, Dion, Franky, Koco, Surya, Domi, dan Teman-teman

dari penulis di Teknik Informatika angkatan 2007 khususnya para begundal

yang tidak dapat disebutkan satu per satu, namun mereka semua sangat

(10)
(11)

xi

MOTTO

If you want something you’ve never had,

you must be willing to do something you’ve never done.

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Macam-macam network ... 7

Gambar 2.2 Diagram VoIP ... 8

Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan VoIP ... 13

Gambar 2.4 Diagram blok terminal berbasis H.323 ... 17

Gambar 2.5 Screenshootsoftware Axence Net Tool ... 25

Gambar 2.6 Grafik pengukuran menggunakan du meter ... 27

Gambar 3.1 Model jaringan yang dianalisis ... 28

Gambar 4.1 Grafik pengukuran besarnya delay ... 32

Gambar 4.2 Grafik pengukuran besarnya troughput ... 33

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompresi Suara Menurut ITU-T ... 9

Tabel 2.2 Format Paket VoIP ... 11

Tabel 2.3 Komponen Delay ... 22

Tabel 2.4 Kebutuhan Aplikasi Terhadap QoS ... 24

Tabel 3.1 Spesifikasi Perangkat Keras (hardware) ... 30

Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (software) ... 30

(14)

xiv

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

2.4Unsur Pembentuk Jaringan VoIP ... 10

2.5Format Paket VoIP ... 11

(15)

xv

2.7Standar Komunikasi VoIP ... 13

2.7.1 H.323 ... 13

2.7.1.1Arsitektur H.323 ... 14

2.7.1.2Protokol yang Telibat Dalam H.323 ... 15

2.8Protokol-Protokol Penunjang Jaringan VoIP ... 16

2.8.1 Transmission Transfer Protocol/Internet Protokol ... 16

2.8.2 Application Layer ... 17

2.8.3 User Datagram Protokol ... 18

2.8.4 Internet Protocol ... 18

2.9Keunggulan dan Kekurangan VoIP ... 19

2.9.1 Keunggulan VoIP ... 19

2.9.2 Kekurangan VoIP ... 19

2.10 Parameter yang Mempengaruhi Quality of Service ... 20

2.11 Alat Pengukuran ... 24

2.11.1 Axence Net Tool ... 24

2.11.2 DU Meter ... 26

III. RANCANGAN PENELITIAN ... 18

3.1Model Jaringan ... 28

3.2Pengolahan dan Analisis Data ... 29

3.2.1 Delay... 29

3.2.2 Packet Loss ... 29

3.2.3 Trhoughput ... 29

3.3Rencana Kerja ... 30

3.4Spesifikasi Alat ... 30

3.4.1 Spesifikasi Perangkat Kelas (hardware) ... 30

3.4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (software) ... 30

IV. DATA DAN ANALISA KINERJA JARINGAN ... 31

4.1Data Penelitian ... 31

4.1.1 Delay... 31

4.1.2 Throughput ... 33

(16)

xvi

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

5.1 Kesimpulan ... 35

5.2 Saran ... 35

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Judul

Analisa Performa VoIP pada Jaringan Internet dengan Acuan Standart ITU-T “Studi Kasus PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang”.

1.2. Latar Belakang

Perkembangan jaringan telekomunikasi yang sangat pesat mendorong ke

arah konvergensi dengan teknologi komunikasi lainnya. Apalagi penggelaran

jaringan telekomunikasi saat ini telah mengarah menuju konsep Next Generation

Network, sehingga akan terbentuk konvergensi jaringan yang terintegrasi berbasis

jaringan packet dengan platform teknologi IP [1]. Jaringan Internet kini bukan

hanya untuk menyebarkan informasi berupa teks atau gambar, tetapi jaringan ini

bisa dimanfaatkan juga sebagai alat transmisi suara dengan teknologi Voice over

Internet Protokol (VoIP).

Dengan bertelepon menggunakan VoIP, banyak keuntungan yang dapat

diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon

tradisional, karena jaringan internet bersifat global, sehingga untuk hubungan

internasional dapat ditekan hingga 70% [2]. Selain itu, biaya maintenance dapat

ditekan karena voice dan data network terpisah. Suatu harapan baru apalagi biaya

telepon di Indonesia termasuk mahal, baik itu telepon public switch telephony

network (PSTN) maupun telepon selular.

Sebenarnya jaringan IP tidaklah dirancang untuk aplikasi yang bersifat

real-time, sedangkan pengiriman suara haruslah bersifat real-time. Jaringan IP yang

bersifat best-effort memunculkan tantangan dalam pengiriman suara yang

real-time, yaitu delay, kemungkinan terjadinya packet loss, serta throughput.

Parameter tersebut sangatlah mempengaruhi parameter performa jaringan pada

VoIP.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari

performansi dan perilaku dari jaringan VoIP, khususnya VoIP di PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang dengan menggunakan acuan standar

(18)

VoIP yang berupa delay, packet loss dan throughput. Data yang didapat nanti

dapat dijadikan informasi bagi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang

supaya mampu memberikan kepuasan pada pelanggan. Dari beberapa informasi

didalam perusahaan belum pernah dilakukan penelitian mengenai performansi

VoIP, sehingga penulis ingin melakukan penelitian di PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk Semarang.

1.3.Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana performansi VoIP ( baik atau buruk) dengan mengukur delay,

paket loss, dan throughput jaringan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Semarang?

1.4.Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk dapat mengetahui performa

jaringan VoIP dengan menganalisa parameter performansi jaringan VoIP yang diambil dan kemudian dijadikan evaluasi bagi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Semarang.

1.5.Manfaat Penelitian

Dari penulisan Tugas Akhir ini di harapkan PT. Telekomunikasi Indonesia,

Tbk Semarang dapat memanfaatkan hasil penelitian dari performasi jaringan

VoIP, untuk mengoptimalkannya menjadi lebih baik dalam pelayanan terhadap

pelanggan.

1.6.Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka penulis akan

membatasi dalam penulisan ini dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Jaringan yang dibahas adalah VoIPpada jaringan internet.

(19)

1.7.Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan ini, ialah :

1. Studi Literatur

Pengumpulan bahan-bahan dari beberapa buku pengantar tentang

parameter performansi jaringanpada VoIP. Selain itu, dengan mengumpulkan

jurnal-jurnal, buku-buku, dan referensi lainnya yang dapat mendukung topik

ini.

2. Metode pengumpulan data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah berupa hasil

pengukuran terhadap delay, packet loss, dan throughput. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a) Metode observasi

Kegiatan observasi dalam penelitian dilakukan untuk mengamati

proses penggunaan jaringan VoIP, yang diamati langsung ditempat

penilitian. Serta mewawancarai beberapa pegawai PT. Telkom tentang

jaringan VoIP.

b) Metode dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambar atau

foto tentang tempat penelitian, perangkat dan software serta data-data yang

yang didapat saat penelitian.

3. Metode analisis data

Dalam metode ini penulis menganalisa dan menyimpulkan hasil

penelitian yang telah didapat. Hal itu dilakukan dengan melakukan

perbandingan terhadap data dari beberapa kali pengukuran dan dicari

penyebab jika terjadi perbedaan terhadap data tersebut. Dari hal-hal tersebut

dapat ditarik kesimpulan apakah parameter-parameter (delay, paket loss, dan

(20)

1.8.Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN, menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah

yang dihadapi, tujuan penulisan, batasan masalah, metodelogi penelitian, manfaat

penulisan, dan sistematika penulisan Tugas Akhir ini

BAB II : LANDASAN TEORI, menjelaskan tentang dasar - dasar teori yang

digunakan dalam melakukan analisis dan pengukuran pada jaringan komputer di

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang.

BAB III RANCANGAN PENELITIAN, menjelaskan tentang rencana kerja yang

akan dilakukan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN, menjelaskan tentang pemodelan

jaringan VoIPpengukuran dan analisa terhadap hasil pengukuran yang didapat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, menjelaskan tentang kesimpulan yang

didapat setelah melakukan analisa terhadap hasil pembahasan dan saran dari

(21)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Jaringan Komputer

Jaringan komputer didefinisikan sebagai sekumpulan komputer, printer,

dan peralatan lain yang saling terhubung satu dengan yang lainnya [3]. Informasi

dan data bergerak melalui kabel - kabel atau gelombang elektromagnetik,

sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar

dokumen atau data, mencetak pada printer yang sama, dan bersama-sama

menggunakan hardware atau software yang terhubung dengan jaringan. Sebuah

jaringan biasanya terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling berhubungan

satu sama lainnya dan saling berbagi sumber daya misalnya, printer, pertukaran

file, atau saling berkomunikasi secara elektronik. Media kabel, saluran telepon,

gelombang radio, satelit, atau sinar infra merah juga memungkinkan terjadinya

suatu hubungan jaringan komputer.

2.2Macam-Macam Network

Dalam membangun suatu koneksi data antara sebuah komputer dengan

yang lainnya, atau antara sebuah terminal dengan komputer, dan koneksinya ke

internet, jaringan dapat dibedakan berbagai macam koneksi berdasarkan luasnya daerah kerja yang digunakan pada internet tersebut. PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk juga menerapkan kelima network ini [4], [5] :

1. Local Area Network

Local Area Network (LAN) adalahjaringan komputer yang bersifat pribadi

yang menghubungkan beberapa komputer ataupun workstation dalam suatu kantor

ataupun pabrik-pabrik untuk pemakaian resource bersama (misalnya: printer dan

modem) dan saling bertukar informasi.

2. Metropolitan Area Network

Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi dari

LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama

(22)

atau juga sebuah kota dan dapat juga dimanfaatkan untuk keperluan pribadi,

swasta, ataupun umum. MAN juga mampu menunjang data dan suara, dan bahkan

dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

Alasan utama untuk memisahkan MAN sebagai kategori khusus adalah

telah ditemukannya standar untuk MAN. Standar tersebut disebut Distributed

Queue Dual Bus (DQDB) atau standar IEEE 802.6. DQDB memilki dua bus

(kabel) satu arah yang menghubungkan semua komputer. Setiap bus memiliki

sebuah head-end, perangkat untuk memulai transmisi.

3. Wide Area Network

Wide Area Network (WAN) mencakup daerah geografis yang luas, sering

kali mencakup sebuah negara atau sebuah benua. WAN terdiri dari kumpulan

mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.

Mesin-mesin ini dapat disebut sebagai host ataupun bisa juga endsystem.

Host dihubungkan oleh sebuah subnet komunikasi, atau cukup di sebut

dengan subnet. Tugas subnet adalah untuk membawa pesan dari satu host ke host

lainnya, seperti halnya telepon yang membawa pembicaraan dari pembicara ke

pendengar.

4. Jaringan Tanpa Kabel

Komputer mobile, seperti komputer notebook dan personal digital

assistant (PDA), merupakan cabang industri komputer yang paling cepat

pertumbuhannya. Banyak pemilik jenis komputer tersebut mempunyai

mesin-mesin desktop (PC) yang terpasang pada LAN atau WAN dan menginginkan

untuk terhubung ke komputer pusat. Karena hubungan menggunakan kabel

tidaklah mungkin dibuat dalam mobil ataupun pesawat terbang, banyak yang

tertarik pada jaringan tanpa kabel ini.

Sesungguhnya, komunikasi digital tanpa kabel bukanlah hal yang baru.

Pada tahun 1901, fisikawan Italia Guglielmo Marconi telah berhasil meluncurkan

telegraf tanpa kabel dengan menggunakan kode Morse yang terdiri dari titik dan

strip yang merupakan bilangan biner. Sistem digital tanpa kabel modern memilki

(23)

Beberapa kemungkinan topologi subnet untuk point to point ditunjukkan

pada Gambar 2.1 yang memperlihatkan topologi jaringan yang berbeda-beda.

Penggunaan topologi tersebut haruslah disesuaikan pada masalah dan kondisi

yang dihadapi agar didapatkan jaringan yang efisien.

Gambar 2.1 Macam-Macam Network [4]

5. Internetwork

Terdapat banyak jaringan di dunia ini, seringkali dengan perangkat keras

dan perangkat lunak yang berbeda-beda. Orang yang terhubung ke jaringan sangat

berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan

lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang sering

kali tidak kompatibel dan berbeda, sehingga perlu menggunakan sebuah mesin

yang disebut gateway untuk melakukan dan melaksanakan terjemahan yang

diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunak. Kumpulan jaringan

yang terinterkoneksi disebut internetwork atau internet.

2.3 Pengertian Voice over Internet Protocol

Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP

(24)

packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet.

Dengan bertelepon menggunakan VoIP, banyak keuntungan yang dapat diambil

diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon tradisional,

karena jaringan IP bersifat global. Diagram VoIP ditunjukkan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Diagram VoIP [6]

Untuk membuat sistem VoIP ada beberapa variasi penyambungan. Ada

koneksi dari komputer ke computer dengan berbekal sound card dan head-set

melalui jaringan LAN maupun internet adalah solusi yang paling murah, namun

cukup merepotkan, karena kedua sisi harus memiliki komputer dan perangkat

lunak (softphone) yang sama. Ada juga melalui komunikasi suara dari computer

ke pesawat telepon IP (IP phone) maupun pesawat telepon biasa yang

menggunakan gateway atau perangkat yang disediakan oleh suatu perusahaan

untuk dapat mengakses jaringan Public Switched Telephone Network (PSTN).

VoIP dikenal juga dengan sebutan IP Telephony. Secara umum, VoIP

didefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan jaringan internet untuk

mengirimkan paket data suara dari suatu tempat ketempat lainnya menggunakan

perantara IP. VoIP mentransmisikan sinyal suara dan mengubah ke dalam bentuk

digital, dan mengelompokkan menjadi paket-paket data yang dikirimkan dengan

menggunakan platform Internet Protocol (IP).

Standar komunikasi VoIP yang umum digunakan pada saat ini adalah

H.323 yang dikeluarkan ITU pada bulan Mei 1996 dan Session Initiation Protocol

(25)

Multiparty Multibedia Session Control (MMUSIC), salah satu kelompok kerja

Internet Engineering Task Force(IETF).

2.3.1 Kompresi Suara

International Telecommunication Union – Telecommunication Sector

(ITU-T) membuat beberapa standar untuk voice coding yang direkomendasikan

untuk implementasi VoIP [ 7 ]. Beberapa standar yang sering dikenal antara lain:

1. G.711 – Mengkonversi voice ke 64 kbps voice stream. CODEC ini digunakan

pada traditional TDM T1 voice.

2. G.723.1 – Terdapat 2 tipe berbeda untuk compression G.723.1. Pertama

menggunakan Code-Excited Linier Predicyion (CELP) compression

algorithm dan mempunyai bit rate 5.3 kbps. Tipe kedua menggunakan Multi

Pulse-Maximum Likehood Quantization MP-MLQ algorithm dan memiliki

kualitas suara lebih bagus. Tipe ini mempunyai bit rate 6.3 kbps.

3. G.726 – CODEC memiliki beberapa bit rate yang berbeda-beda, yaitu 40

kbps, 32 kbps, 24 kbps, dan 16 kbps. CODEC ini paling sesuai untuk

interkoneksi ke PBX dengan bit rate 32 kbps.

4. G.728 – CODEC memiliki kualitas suara yang bagus dan spesifik didesain

untuk low latency applications. CODECini mengkompress voice menjadi 16

kbps stream.

5. G.729 – CODEC ini adalah salah satu codec berkualitas lebih baik

(bettervoice quality CODEC). CODEC ini mengkonversi voice menjadi 8

kbps. Terdapat 2 versi yaitu G.729 dan G.729a. G.729a yang memiliki

algoritma yang lebih sederhana dan membutuhkan processing power lebih sedikit dibandingkan G.729

Tabel 2.1 menunjukkan beberapa teknik kompresi suara yang sering

digunakan dengan beberapa parameter yang mencerminkan kinerja dari teknik

kompresi suara.

Tabel 2.1 Standar Kompresi Suara Menurut ITU-T [7]

Kompresi Kbps MIPS Ms MOS

(26)

G.726 ADPCM 32 14 0.125 3.85

Kolom kilobit per second (Kbps) memperlihatkan berapa lebar bandwidth

yang diambil untuk mengirimkan suara yang dikompres menggunakan teknik

kompresi tertentu. Kolom Mega Instruction Per Second (MIPS) memperlihatkan

kebutuhan waktu pemrosesan data pada saat melakukan kompresi suara dalam

juta instruksi per detik. Kolom Mili-detik (ms) adalah waktu yang dibutuhkan

untuk melakukan kompresi. Kolom Mean Opinion Score (MOS) adalah nilai opini pendengar di penerima.

2.4 Unsur Pembentuk Jaringan VoIP

Beberapa unsur yang diperlukan untuk sebuah jaringan VoIP adalah

sebagai berikut [8] :

1. User Agent.

User agent merupakan sebuah software atau hardware yang digunakan

oleh komputer agar dapat memanggil dan menerima panggilan. Panggilan dapat

berasal dari sambungan komputer ke komputer (computer to computer), komputer

ke IP phone, Public Switched Telephone Network (PTSN), atau perangkat lainya.

Biasanya, software tersebut dapat diunduh secara gratis.

2. Proxy.

Fungsi proxy seperti dengan sebuah jembatan antara komputer dengan

internet. Proxy digunakan utnuk mengopreasikan softswitch. Untuk mendapatkan

(27)

3. Protokol.

Protokol merupakan sebuah aturan atau rule yang harus dipenuhi agar

akses komunikasi VoIP bisa melewati jaringan internet. Komunikasi VoIP

mengenal tiga macam protokol, yaitu Intenet Engineering Task Force(IETF)

yang lebih dikenal dengan istilah Session Initiation Protokol (SIP), protokol

H.323 yang dikembangkan oleh International Telecommunications

Union-Telecommunication (ITU-T) dan prtokol Asterisk yang dikenal dengan sebutan

The Inter-Asterisk Exchange(IAX).

4. CODEC.

CODEC atau Coder-Decoder merupakan sebuah algoritma yang dapat

mengkonversi dan mengkompresi format suara ke dalam bentuk kode maupun

sebaliknya. Serupa dengan proxy, CODEC tersedia dalam bentuk open source

(biasanya gratis) dan licenced (tidak gratis). CODEC yang bisa didapatan secara

open source seperti Global System for Mobile commnucations (GSM) CODEC,

internet Low Bitrate Codec (iLBC), Speex dan G.711. jenis CODEC yang harus

dibeli terlebih dahulu, seperti CODEC G.729 dan G.723.

2.5 Format Paket VoIP

Tiap paket VoIPterdiri atas dua bagian, yakni header dan payload (beban)

[9]. Header terdiri atas IP header, Real-time Transport Protocol (RTP) header,

User Datagram Protocol (UDP) header, dan link header seperti yang ditunjukkan

pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Format Paket VoIP [9]

IP header bertugas menyimpan informasi routing untuk mengirimkan

(28)

Service (ToS) yang memungkinkan paket tertentu, seperti paket suara,

diperlakukan berbeda dengan paket yang non real-time. UDP header memiliki ciri

tertentu, yaitu tidak menjamin paket akan mencapai tujuan sehingga UDP cocok

digunakan pada aplikasi voice real time yang sangat peka terhadap delay latency.

RTP header adalah header yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan

framing dan segmentasi data real time. Seperti UDP, RTP juga tidak mendukung

realibilitas paket untuk sampai tujuan. RTP menggunakan protokol kendali yang

disebut Real Time Control Protocol (RTCP) yang mengendalikan QoS dan

sinkroniasi media stream yang berbeda.

2.6 Arsitektur Jaringan VoIP

VoIP adalah layanan telepon yang dapat berupa layanan suara, fax,

termasuk layanan voice messaging yang ditransmisikan dalam bentuk paket

melalui jaringan berbasis Internet Protocol [10]. Konversi paket IP diwujudkan

dengan cara menempatkan minimal sepasang IP gateway (Old

fashioned/convensional method) di antara sentral local Public Switched

Telephone Network (PSTN) asal dan tujuannya serta minimal satu IP gatekeeper.

Dengan cara ini peningkatan efisiensi di sisi jaringan transport antar sentral local

tersebut akan didapatkan. Pada dasarnya layanan yang dapat ditawarkan adalah

layanan dasar yang meliputi:

1. Komunikasi kelas 1 (Phone to Phone)

Pada komunikasi ini, caller dan callee masing-masing memiliki nomor

E.164 pada Public Switched Telephone Network (PSTN) yang terhubung ke

Internet melalui sebuah gateway

2. Komunikasi Kelas 2-1 (Phone to PC)

Pada komunikasi ini, caller menggunakan terminal telepon dengan nomor

E.164 pada PSTN, terhubung dengan callee yang menggunakan PC yang berada

pada jaringan internet. Koneksi ini memerlukan gateway untuk caller.

3. Komunikasi Kelas 2-2 (PC to Phone)

Komunikasi ini merupakan kebalikan dari komunikasi kelas 2-1 (Phone to

(29)

4. Komunikasi Kelas 3 (PC to PC)

Untuk komunikasi seperti ini, caller dan callee berada dalam internet dan

masing-masing memiliki alamat IP. Oleh karena keduanya berada dalam internet,

sebenarnya gateway tidak mutlak diperlukan.

Gambar 2.3 menunjukkan bahwa VoIP adalah layanan telepon yang dapat

berupa layanan suara, fax, termasuk layanan voice messaging yang ditransmisikan

dalam bentuk paket melalui jaringan berbasis internet protocol. Konversi paket IP

diwujudkan dengan cara menempatkan minimal sepasang IP gateway (Old

fashioned/convensional method) diantara sentral local Public Switched Telephone

Network (PTSN) asal dan tujuan serta minimal satu IP gatekeeper.

Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan VoIP [ 10]

2.7 Standar Komunikasi VoIP

VoIP dapat berkomunikasi dengan sistem lain yang beroperasi pada

jaringan packet-switch [11]. Suatu standar sistem komunikasi yang kompatibel

satu sama lain dibutuhkan untuk dapat berkomunikasi. Ada dua standar

(30)

2.7.1 H.323

Salah satu standar komunikasi pada VoIP menurut rekomendasi ITU-T

adalah H.323 (1995-1996) [7]. Standar H.323 terdiri dari komponen, protocol,

dan prosedur yang menyediakan komunikasi multimedia melalui jaringan

packet-based. Bentuk jaringan packet-based yang dapat dilalui antara lain jaringan

internet, Internet Packet Exchange (IPX)-based, Local Area Network (LAN), dan

Wide Area Network (WAN). H.323 dapat digunakan untuk layanan-layanan

multimedia seperti komunikasi suara (IP telephony), komunikasi video dengan

suara (video telephony), dan gabungan suara, video dan data.

H.323 berjalan pada jaringan intranet dan jaringan packet-switched tanpa

mengatur media jaringan yang digunakan sebagai sarana transportasi maupun

protokol network layer. Karakteristik terminal H.323 dapat dilihat pada Gambar

2.4

Gambar 2.4 Diagram Blok Terminal Berbasis H.323[12 ]

Tujuan desain dan pengembangan H.323 adalah untuk memungkinkan

interoperabilitas dengan tipe terminal multimedia lainnya. Terminal dengan

standar H.323 dapat berkomunikasi dengan terminal H.320 pada B-ISDN,

terminal H.321 pada ATM, dan terminal H.324 pada Public Switched Telephone

Network (PTSN). Terminal H.323 memungkinkan komunikasi real time dua arah

berupa suara, video dan data.

2.7.1.1Arsitektur H.323

Standar H.323 terdiri dari 4 komponen fisik yang digunakan pada saat

menghubungkan komunikasi multimedia point-to-point dan point-to-multupoint

(31)

1. Terminal : digunakan untuk komunikasi multimedia dua arah. Terminal

H.323 dapat berupa Personal Computer (PC) atau alat lain yang berdiri

sendiri yang dapat menjalankan aplikasi multimedia.

2. Gateway : digunakan untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda, yaitu

antara jaringan H.323, dan jaringan non H.323. Sebagai contoh, gateway

dapat menghubungkan dan menyediakan kominunikasi antara terminal H.323

dengan jaringan telepon PTSN, kemudian menerjemahkan protokol-protokol

untuk call setup dan release serta mengirimkan informasi antara jaringan

yang terhubung antara gateway.

3. Gatekeeper : dapat dianggap sebagai titik yang paling terpenting pada

jaringan H.323 yang menyediakan layanan kontrol panggilan ke endpoint dari

H.323. Beberapa layanan tersebut di antaranya adalah penerjemahan alamat

IP, pengaturan ijin akses ke jaringan, dan pengaturan kebutuhan bandwidth.

4. Multipoint Control Unit (MCU) : digunakan untuk layanan konferensi tiga

terminal H.323 atau lebih. Semua terminal yang ingin berpartisipasi dalam

konferensi dapat membangun hubungan dengan MCU. Sebuah MCU terdiri

dari sebuah Multipoint Controller (MC) dan beberapa Multipoint Processor

(MP). MC menangani negoisasi H.245 antara terminal-terminal untuk

menentukan kemampuan pemrosesan audio video. MC juga mengontrol dan

menentukan serangkaian audio dan video yang akan dikirimkan secara

multicast. Sedangkan MP melakukan proses mix, switch dan memproses audio, video, ataupun bit-bit data.

2.7.1.2Protokol yang Terlibat Dalam H.323

Protokol H.323 didukung oleh beberapa protokol dalam pengiriman data

agar data terkirim realtime. Protokol-protokol tersebut adalah [11]:

1. Real-Time Protokol

Real-Time Protokol (RTP) adalah protokol untuk mengkompensasi jitter

yang terjadi pada jaringan IP. RTP dapat digunakan untuk beberapa macam data

stream yang realtime seperti data suara dan data video. RTP berisi informasi tipe

data yang dikirim, timestamps yang digunakan untuk pengaturan waktu suara

(32)

digunakan untuk pengurutan paket data dan mendeteksi adanya paket yang

hilang.

2. Real-Time Control Protocol

Real-Time Control Protocol (RTCP) merupakan suatu protokol yang

biasanya digunakan bersama-sama dengan RTP. Protokol ini memungkinkan

endpoint mengatur panggilan secara realtime untuk meningkatkan kualitas suara.

RTCP juga membantu troubleshooting voice stream. Terdapat dua komponen

penting pada paket RTCP, yang pertama adalah sender report yang berisikan

informasi banyaknya data yang dikirimkan, pengecekan timestamp pada header

RTP dan memastikan bahwa datanya tepat dengan timestamp. Elemen yang

kedua adalah receiver report berisi informasi mengenai jumlah paket hilang sesi

percakapan, menampilkan timestamp terakhir, dan delay sejak pengiriman

sender report yang terakhir.

3. Resource Reservation Protocol

Resource Reservation Protocol (RSVP) berkerja pada layer transport,

digunakan untuk menyediakan bandwidth agar data suara yang dikirimkan tidak

mengalami delay ataupun loss saat mencapai alamat tujuan. RSVP merupakan

protokol signaling tambahan pada VoIP yang memperngaruhi QoS. RSVP bekerja

dengan mengirimkan request pada setiap node untuk membuat resource

reservation pengeriman data. Resource reservation pada suatu node dilakukan

dengan menjalankan dua modul, yaitu admission control dan policy control.

Admission control digunakan untuk menentukan apakah suatu node tersebut

memiliki resource yang cukup untuk memenuhi QoS yang dibutuhkan. Policy

control digunakan untuk menentukan apakah user memiliki ijin administratif

untuk melakukan reservasi. Bila terjadi kesalahan dalam aplikasi salah satu modul

ini, maka akan terjadi RSVP error (request tidak akan terpenuhi).

2.8 Protokol-Protokol Penunjang Jaringan VoIP

Protokol-protokol lain yang ikut berperan dalam proses transfer data suara

(33)

Protocol/Internet Protocol (TCP/IP), karena protokol ini merupakan protokol

yang digunakan pada jaringan internet[11]. Protokol ini terdiri dari dua bagian

besar, yaitu TCP dan IP. Selain itu terdapat juga protokol User Datagram

Protocol (UDP). Masing-masing protokol akan dijelaskan sebagai berikut:

2.8.1 Transmission Transfer Protocol/Internet Protokol

Dalam mentransikan data pada Layer Transport, ada dua protokol yang

berperan yaitu, TCP dan IP [11]. TCP merupakan protokol yang connection

-oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikasi end to end.

Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirimkan menerima segment-segment

informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram internet. TCP

menjamin realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan perbaikan

terhadap data yang rusak, hilang, atau kesalahan dalam pengiriman. Hal ini

dilakukan dengan memberikan nomor urut pada setiap octet yang dikirimkan dan

membutuhkan sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal

acknowledgment (ACK). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval pada

waktu tertentu, maka data akan dikirimkan kembali. Pada sisi penerima, nomor

urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan urutan data dan duplikasi data. TCP

juga memiliki mekanisme flow control dengan cara mencantumkan informasi

dalam sinyal ACK mengenai batas jumlah octet data yang masih boleh

ditransmisikan pada setiap segment yang diterima dengan sukses.

Dalam hubungannya dengan VoIP, TCP digunakan pada saat signaling,

TCP digunakan untuk menjamin setup suatu panggilan pada tahap signaling. TCP

tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena pada suatu

komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan lebih

penting dari pada penanganan paket yang hilang.

2.8.2 Application Layer

Fungsi utama lapisan ini adalah pemindahan file [11]. Perpindahan file

dari sebuah sistem ke sistem lainya yang berbeda memerlukan suatu sistem

pengendalian untuk mengatasi adanya ketidakcocokan sistem file yang

(34)

telah dikenal misalnya Hypertext Transfer Protocol (HTTP) untuk web, File

mekanisme reliabilitas. Header UDP hanya berisi empat field yaitu source port,

destination port, length dan UDP checksum fungsinya hampir sama dengan TCP,

namun fasilitas checksum pada UDP bersifat opsional.

UDP digunakan pada VoIP karena pada pengiriman audio streaming yang

berlangsung terus menerus lebih mementingkan kecepatan pengiriman data agar

tiba di tujuan tanpa memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun mencapai

50% dari jumlah paket yang dikirimkan. Karena UDP mampu mengirimkan data

streaming dengan cepat dalam teknologi VoIP, UDP merupakan salah satu

protokol penting yang digunakan sebagai header pada pengiriman data selain RTP

dan IP. Untuk mengurangi jumlah paket yang hilang saat pengiriman data (karena

tidak terdapat mekanisme pengiriman ulang), pada teknologi VoIP pengiriman

data banyak dilakukan pada private network.

2.8.4 Internet Protocol

Internet Protocol (IP) didesain untuk interkoneksi sistem komunikasi

komputer pada jaringan packet switched [11]. Pada jaringan TCP/IP, sebuah

komputer diindentifikasi dengan alamat IP. Tiap-tiap komputer memiliki alamat

IP yang unik, masing-masing berbeda satu sama lainya. Hal ini dilakukan untuk

mencegah kesalahan pada transfer data. Selanjutnya protokol data akses

berhubungan langsung dengan media fisik. Secara umum protokol ini bertugas

untuk menangani pendeteksian kesalahan pada saat transfer data. Untuk

komunikas datanya, Internet Protocol mengimplementasikan dua fungsi dasar,

(35)

Salah satu hal terpenting dalam pengiriman informasi adalah metode

pengalamatan pengiriman dan penerima. Saat ini terdapat standar pengalamatan

yang digunakan, yaitu IPv4 dengan alamat yang terdiri dari 32 bit. Jumlah alamat

yang dapat dibuat dengan IPv4 diperkirakan tidak dapat mencukupi kebutuhan

pengalamatan IP sehingga dalam beberapa tahun mendatang akan

diemplementasikan sistem pengalamatan yang baru yaitu IPv6 yang menggunakan

sistem pengalamatan terdiri dari 128 bit.

2.9 Keunggulan dan Kekurangan VoIP 2.9.1 Keunggulan VoIP

Dengan bertelepon menggunakan VoIP banyak keuntungan yang diperoleh

dibanding ketika telepon menggunakan telepon tradisional (PTSN) yang selama

ini digunakan masyarakat luas [13]. Keuntungan tersebut antara lain :

1) Biaya lebih rendah untuk sambungan langsung jarak jauh. Penekanan utama

dari VoIP adalah biaya. Dengan dua lokasi yang terhubung dengan internet

maka biaya percakapan menjadi sangat rendah.

2) Memanfaatkan infrastruktur jaringan data yang sudah ada untuk suara.

Berguna jika perusahaan sudah mempunyai jaringan. Jika memungkinkan

jaringan yang ada bisa dibangun jaringan VoIP dengan mudah. Tidak

diperlukan tambahan biaya bulanan untuk penambahan komunikasi suara.

3) Penggunaan bandwidth yang lebih kecil daripada telepon biasa. Dengan

majunya teknologi penggunaan bandwidth untuk voice sekarang ini menjadi

sangat kecil. Teknik pemampatan data memungkinkan suara hanya

membutuhkan sekitar 8 kbps bandwidth.

4) Memungkinkan digabung dengan jaringan telepon lokal yang sudah ada.

Dengan adanya gateway bentuk jaringan VoIP bisa disambungkan dengan

Private Automatic Branch eXchange

(

PABX) yang ada dikantor. Komunikasi

antar kantor bisa menggunakan pesawat telepon biasa.

5) Berbagai bentuk jaringan VoIP bisa digabungkan menjadi jaringan yang

besar. Contoh di Indonesia adalah VoIP Rakyat.

6) Variasi penggunaan peralatan yang ada, misal dari PC sambung ke telepon

(36)

2.9.2 Kekurangan VoIP

Bertelepon menggunakan VoIP juga mempunyai beberapa kekukurangan, kekurangan penggunaan bertelepon menggunakan VoIP antara lain [13]:

1. Kualitas suara tidak sejernih jaringan PSTN. Merupakan efek dari kompresi

suara dengan bandwidth kecil maka akan ada penurunan kualitas suara

dibandingkan jaringan PSTN konvensional. Namun jika koneksi internet yang

digunakan adalah koneksi internet pita-lebar/broadband seperti Telkom

Speedy, maka kualitas suara akan jernih - bahkan lebih jernih dari sambungan

Telkom dan tidak terputus-putus.

2. Ada jeda dalam berkomunikasi. Proses perubahan data menjadi suara, jeda

jaringan, membuat adanya jeda dalam komunikasi dengan menggunakan

VoIP. Kecuali jika menggunakan koneksi broadband.

3. Regulasi dari pemerintah RI membatasi penggunaan untuk disambung ke jaringan milik Telkom.

4. Jika belum terhubung secara 24 jam ke Internet, maka perlu ada janji untuk

saling berhubungan.

5. Jika memakai internet dan komputer di belakang Network Address

Translation (NAT), maka konfigurasi khusus dibutuhkan untuk membuat

VoIP tersebut berjalan

6. Tidak pernah ada jaminan kualitas jika VoIP melewati internet.

7. Peralatan relatif mahal. Peralatan VoIP yang menghubungkan antara VoIP

dengan PABX (IP telephony gateway) relatif berharga mahal. Diharapkan

dengan makin populernya VoIP ini, harga peralatan tersebut juga mulai turun

harganya.

8. Berpotensi menyebabkan jaringan terhambat/Stuck. Jika pemakaian VoIP

semakin banyak, maka ada potensi jaringan data yang ada menjadi penuh jika

tidak diatur dengan baik. Pengaturan bandwidth adalah perlu agar jaringan di

perusahaan tidak menjadi jenuh akibat pemakaian VoIP.

9. Penggabungan jaringan tanpa dikoordinasi dengan baik akan menimbulkan

(37)

2.10 Parameter yang mempengatuhi Quality of Service

Quality of Service (QoS) adalah kemampuan untuk memberikan prioritas yang berbeda untuk berbagai aplikasi, pengguna, atau aliran data, atau untuk

menjamin tingkat kinerja tertentu ke aliran data berbeda-beda [12]. Sebagai

contoh, laju bit yang diperlukan, delay, jitter, probabilitas packet dropping, dan

atau Bit Error Rate (BER) dapat dijamin. Jaminan QoS penting jika kapasitas

jaringan tidak cukup, terutama untuk aplikasi streaming multimedia secara

real-time seperti voice over IP, game online, dan IP-TV. Sering kali aplikasi-aplikasi

ini memerlukan bit rate dan tidak memperbolehkan adanya delay dan dalam

jaringan yang memiliki kapasitas resource terbatas, misalnya dalam komunikasi

data selular. Dalam ketiadaan jaringan, mekanisme QoS tidak diperlukan. Sebuah

jaringan atau protocol yang mendukung QoS dapat menyepakati sebuah kontrak

traffic dengan software aplikasi dan kapasitas cadangan di node jaringan,

misalnya saat sesi fase pembentukan.

Beberapa alasan yang menyebabkan QoS penting adalah :

 Memberikan prioritas terhadap aplikasi-aplikasi yang kritis.  Memaksimalkan penggunaan investasi jaringan.

 Meningkatkan performansi untuk aplikasi yang sensitif terhadap delay,

seperti voice dan video.

 Merespon perubahan aliran trafik yang ada di jaringan.

Terdapat banyak hal yang bisa terjadi pada paket ketika ditransmisikan

dari asal sampai tujuan yang mengakibatkan masalah-masalah dilihat dari sudut

pandang pengirim atau penerima, dan sering disebut dengan parameter-parameter

QoS.

1. Throughput

Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur

dengan satuan bps (bit per second). Throughput merupakan jumlah total

kedatangan paket yang sampai ke tujuan selama interval tertentu dibagi

oleh durasi interval waktu tersebut. Ada juga yang disebut dengan

goodput. Goodput merupakan kecepatan transfer yang berada antara

aplikasi di pengirim ke aplikasi di penerima. Semakin besar nilai

(38)

2. Packet Loss

Packet Loss merupakan parameter yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang pada saat transmisi. Packet loss diukur dalam persen (%).

Paket dapat hilang karena disebabkan oleh collision dan congestion pada

jaringan. Hal ini berpengaruh pada semua aplikasi, karena retransmisi akan

mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan, meskipun bandwidth

yang disediakan mencukupi. Bandwidth adalah lebar jalur yang dipakai

untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Secara umum perangkat

jaringan memiliki buffer (tampungan sementara) untuk menampung data

yang diterima. Jika terjadi congestion yang cukup lama, maka buffer akan

penuh dan tidak bisa menampung data baru yang akan diterima, jika

terjadi congestion yang cukup lama, maka akan buffer akan penuh dan

tidak bisa menampung data baru. Berdasarkan standar ITU-T X.642

(rekomendasi X.642 International Telecommunication Union) ditentukan

persentase packet loss untuk jaringan adalah :  Good (0-1%)

 Acceptable (1-5%)  Poor (5-10%)

Secara sistematis packet loss dapat dihubungkan dengan cara :

Packet loss = ��

��

100%

………. (2.1)

dengan Pd adalah jumlah packet yang mengalami drop dan Ps adalah

jumlah packet yang dikirim.

3. Delay (Latency)

Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal

sampai ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik,

congestion, atau juga waktu proses yang lama. Selain itu adanya antrian

atau mengambil rute lain untuk menghindari kemacetan juga dapat

mempengaruhi delay. Oleh karena itu mekanisme antrian dan routing juga

berperan dalam hal ini. Semakin kecil nilai delay, maka semakin baik

(39)

Tabel 2.3 Komponen Delay [12 ]

Jenis Delay Keterangan

Processing delay Delay ini terjadi pada saat proses coding,

compression, decompression dan decoding. Delay

ini tergantung standar codec yang digunakan.

Packetization delay Delay yang disebabkan oleh pengakumulasian bit

voice sample ke frame. Contohnya standar G.711

untuk payload 160 bytes memakan waktu 20 ms.

Serialization delay Delay ini terjadi karena adanya waktu yang

dibutuhkan untuk pentransmisian paket IP dari sisi

originating (pengirim).

Propagation delay Delay ini terjadi karena perambatan atau perjalanan paket IP di media transmisi ke alamat tujuan.

Seperti contohnya delay propagasi dia dalam table

akan memakan waktu 4-6 µs perkilometer.

Queuing delay Delay ini disebabkan karena waktu tunggu paket selama antrian sampai dilayani.

Component delay Delay ini disebabkan oleh banyaknya komponen

yang digunakan didalam sistem transmisi.

4. Jitter

Jitter didefinisikan sebagai variasi delay dari sebuah paket yang berasal

dari aliran data yang sama. Jitter yang tinggi artinya perbedaan waktu

delay besar, sedangkan jitter yang rendah artinya perbedaan waktu delay

kecil. Jitter dapat diakibatkan oleh variasi-variasi panjang antrian, waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang (reasembly)

paket-paket di akhir perjalanan.

5. Reliability

Realibility adalah karakteristik kehandalan sebuah aliran data dalam

jaringan internet. Masing-masing program aplikasi memiliki kebutuhan

realibility yang berbeda. Jaringan internet harus dapat diandalkan

(40)

6. Bandwidth

Bandwith adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwith yang

berbeda.

Dalam beberapa aplikasi, kebutuhan akan parameter QoS berbeda-beda.

Tabel 2.4 memperlihatkan bahwa kebutuhan untuk e-mail sangat tinggi terhadap

reliability, begitu juga dengan file transfer (FTP). Namun, e-mail rendah atau

tidak sensitif terhadap delay, jitter,dan bandwidth. Untuk aplikasi semacam audio

atau video, telephony, dan video conferencing sangat sensitif terhadap jitter

sehingga tidak menjamin reliability data yang ditransmisikan.

Tabel 2.4. Kebutuhan Aplikasi Terhadap QoS [12]

2.11 Alat Pengukuran

Proses pengukuran dalam Tugas Akhir ini akan menggunakan Software

Axence Net Tool dan DU Meter.

2.11.1 Axence Net Tool

Proses pengukuran akan menggunakan Software Axence Net Tool [14].

Software Axence Net Tool ini dibuat oleh Axence Sofware, Inc yang berfungsi

untuk memonitor performansi jaringan dengan cepat. Axence Net Tool berbasis

grafik (GUI) sehingga dapat mudah dipahami. Screenshoot Software Axence Net

(41)

Gambar 2.5 Screenshootsoftware Axence Net Tool [14]

Terdapat berbagai macam menu yang dapat digunakan untuk mengukur

performansi jaringan.

1. New Watch

Menu ini menampilkan host yang diamati, response time dan paket

yang dikirim maupun yang hilang. Terdapat juga grafik yang

menunjukkan antara response time dan packet lost (%).

2. Win Tool

Untuk mengidentifikasi informasi tentang perangkat atau device

yang dimiliki suatu host.

3. Local Info

Menampilkan beberapa tabel informasi tentang konfigurasi

jaringan seperti statistik TCP/UDP dan ICMP, IP address table,

ARP table, IP routing table, dan informasi network adapter.

4. Net Stat

Menampilkan daftar koneksi yang masuk dan koneksi yang keluar,

dan informasi tentang port-port TCP/UDP.

5. Ping

Melakukan pengecekan terhadap koneksi suatu host dengan proses

(42)

6. Trace

Menunjukkan rute koneksi dan informasi yang dilakukan suatu

host.

7. Lookup

Untuk mengetahui informasi tentang Domain Name Server (DNS)

8. Bandwidth

Untuk mengetahui berapa bandwidth yang ada di jaringan.

9. Net Check

Untuk mengukur kualitas hardware yang ada di jaringan.

10.TCP/IP Workshop

Untuk melakukan troubleshooting terhadap koneksi TCP dan UDP

serta melakukan tes terhadap layanan yang berbeda.

11.ScanHost

Melakukan scanning terhadap host yang berada di jaringan beserta

port-port yang digunakan.

12.Scan Network

Melakukan scanning terhadap jaringan untuk menemukan IP

address, nama host, MAC, service, system dan response time.

13.SNMP

Untuk melakukan pencarian informasi terhadap suatu host dengan

memakai bantuan SNMP agent.

2.11.2 DU Meter

DU Meter merupakan sebuah software untuk mengukur kecepatan transfer

data aktual atau throughput sebuah jaringan. Gambar 2.6 memperlihatkan

tampilan data dari DU Meter, tanda anak panah ke bawah dengan warna merah

menunjukkan transfer rate karena aktivitas download, sedangkan tanda panah

hijau dengan tanda panah menunjuk ke atas menunjukkan transfer rate karena

(43)

(44)

28 BAB III

RANCANGAN PENELITIAN 3.1.Model Jaringan

Gambar 3.1 menunjukkan jaringan yang dimiliki PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk Semarang. Jaringan menghubungkan komputer 1 dan komputer 2

malalui jaringan VoIP.

Gambar 3.1 Model Jaringan yang Dianalisis

Keterangan:

1. Router : Cisco Router 3600 Series.

2. Kabel UTP Category 5 dengan kecepatan 100 Mbps

Terdapat beberapa asumsi sebelum melakukan pengukuran terhadap

kinerja jaringan. Asumsi tersebut adalah;

1. Pengukuran yang dilakukan tidak mempertimbangkan kondisi external

yang ada dalam jaringan VoIP, misalnya gangguan pada media transmisi.

2. Pengukuran hanya dilakukan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Semarang.

3. Besar bandwidth yang disediakan untuk jaringan VoIP adalah 3.1 Mbps.

4. Pengukuran tidak tergantung pada besaran paket yang dikirimkan, tetapi

(45)

ke komputer 2. Komputer 1 terletak dikantor Telkom Divisi MSC dan

komputer 2 terletak dikantor Telkom Divisi Flexi

3.2.Pengolahan dan Analisis Data 3.2.1.Delay

Pengukuran delay dilakukan dengan proses ping dari komputer 1 ke

komputer 2 pada saat melakukan video call menggunakan software NetTool dan

DU Meter. Waktu yang dibutuhkan komputer 1 untuk menghubungi komputer 2

diperoleh dengan melakukan proses ping. Delay akan dibandingkan dengan

standarisasi yang dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang dan

juga teori-teori yang ada. Dari hasil perbandingan tersebut, besar delay dapat

diketahui apakah termasuk dalam kategori baik atau buruk. Jika termasuk dalam

kategori buruk, maka penyebab dari perbedaan waktu atau besarnya delay pada

setiap panggilan video.

3.2.2.Packet Loss

Pengamatan dan pengukuran packet loss dilakukan menggunakan software

NetTool, besarnya packet loss pada saat melakukan video call dapat dilihat. Berdasarkan standar ITU-T X.642, standar presentase packet loss untuk jaringan

adalah sebagai berikut: Good (0-1%), Acceptable (1-5%), Poor (5-10%)[12].

Berdasarkan standarisasi tersebut, packet loss saat pengiriman tersebut dapat

diketahui apakah dalam kategori good, acceptable, ataupun poor.

3.2.3.Throughput

Pengukuran throughput dilakukan dengan proses ping dari komputer 1 ke

komputer 2 menggunakan software NetTool. Hasil pengukuran yang didapatkan

akan dibandingkan dengan teori-teori yang ada dan standarisasi yang terdapat

pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang, sehingga besarnya

throughput masuk dapat diketahui apakah termasuk dalam klasifikasi baik atau

(46)

3.3.Rencana Kerja

Rencana kerja yang akan digunakan dalam proses pengukuran adalah sebagai

berikut :

1. Memastikan model jaringan yang diukur.

2. Pengukuran delay, packet loss dan throughtput akan dilakukan dengan

menggunakan software Axence Net Tool dan DU Meter.

3. Pengukuran dilakukan dalam 5 hari kerja. Pengambilan data dilakukan pada

pagi hari dan siang hari, dilakukan dengan durasi 15 menit.

4. Pada saat pengukuran, selalu melakukan video call dari komputer 1 ke

komputer 2.

5. Melihat pada output alat pengukuran delay, packet loss dan throughtput pada

saat melalukan video call.

3.4.Spesifikasi Alat:

3.4.1. Spesifikasi Perangkat Keras (hardware)

Tabel 3.1 Spesifikasi Perangkat Keras (hardware)

No Peralatan Unit Keterangan

1 Notebook 1 Acer Aspire 4530- Model : AMD Turion X2 Dual-Core

nVidia GeForce 9100M G, Harddisk HDD 160GB, Memory Ram 4,00 GB,

2 Komputer PC 1 Intel(R) Core(TM)2 Dou CPU @2.00GHz(2

CPUs),Memory (RAM) 2,00 GB ,Harddisk

HDD 160 GB,WiFi Intel(R) PRO/Wireless 3945ABG,Headseat JXD RM-888

3.4.2. Spesifikasi Perangkat Lunak (software)

Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (software)

Nama Perangkat Lunak Keterangan

software Axence Net Tool Sebagai tools parameter

DU Meter Sebagai tools parameter

(47)

31

BAB IV

DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN

4.1 Data Penelitian

Hasil pengukuran yang didapat dari penelitian selama satu minggu adalah

data mentah yang didapat dari Axence Net Tool dan DU meter. Data tersebut

digunakan untuk menghitung besarnya delay, throughput dan packet loss. Data

disajikan dalam bentuk tabel pagi dan tabel siang. Data performansi jaringan pada

pagi hari diambil pada waktu jam kerja, yaitu pada pukul 09.00 secara realtime.

Data performansi jaringan pada siang hari diambil pada waktu jam kerja yaitu

pada pukul 13.00 setelah jam istirahat selesai. Data hasil pengukuran yang

dilakukan selama lima hari kerja adalah data berupa delay, throughput dan packet

loss yang ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Rata-rata Hasil Pengukuran

Hari Delay per Kilo Byte (s) Throughput (kbps) Packet Loss (%)

Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang

bab ini. Kinerja delay yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 adalah nilai rata-rata delay

yang diambil selama 5 hari kerja. Data pada Tabel 4.1 diubah ke dalam bentuk

(48)

Gambar 4.1. Grafik Pengukuran Besarnya Delay

Perubahan kinerja delay rata-rata PT Telekomunikasi Indonesia tbk

Semarang sebagai fungsi banyaknya pengguna saat pagi hari dan siang hari yang

dapat dilihat pada Gambar 4.1 sesuai dengan standart ITU-T, delay saat pagi

maupun siang hari di PT Telekomunikasi Indonesia tbk Semarang termasuk dalam

kategori excellent yaitu kurang dari 150ms/0.15 second. Walaupun sudah

termasuk dalam kondisi excellent, terdapat beberapa perbedaan delay di setiap

hari dan waktu pagi dan siang, ini terjadi dikarenakan lalu lintas traffic jaringan

pada siang lebih padat dibandingkan pada waktu pagi hari, aktivitas para

karyawan yang menggunakan jaringan internet cenderung pada siang hari,

sehingga delay pada waktu siang hari menjadi lebih besar.

Berdasarkan hasil pengamatan dan tanya jawab ke beberapa karyawan

selama pengambilan data, delay pagi pada hari senin terlihat cukup kecil

dibandingkan delay pada siang hari, hal ini dikarenakan penggunaan jaringan

internet di hari senin pagi cenderung tidak digunakan secara maksimal oleh

karyawan, para karyawan cenderung mengerjakan pekerjaan mereka yang

tertunda selama libur akhir pekan, misalnya mengerjakan laporan, atau bekerja di

luar kantor. Para karyawan akan menggunakan jaringan internet secara maksimal

setelah mereka selesai mengerjakan pekerjaan mereka, yaitu pada siang hari.

Kemudian kinerja delay pada hari selasa dan rabu terlihat grafik delay yang

hampir sama, ini berarti penggunaan jaringan internet atau kepadatan traffic di

pagi dan siang hari cukup padat. Pada hari kamis dan jumat terjadi penurunan

delay, ini disebabkan karena pada hari kamis dan jumat sebagian besar karyawan

(49)

tidak berada di kantor. Aktivitas tersebut sangat berpengaruh pada traffic jaringan

VoIP pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang.

Hal ini sesuai dengan teori yang ada, yaitu semakin besar beban trafic di

dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya

congestion dengan demikian nilai delay akan semakin besar.. Congestion juga bisa disebut melambatnya koneksi yaitu suatu keadaan lalu lintas data yang terlalu

lambat, sehingga terjadi perlambatan arus, bisa dianalogikan dengan sebuah jalan

yang sempit namun banyak kendaraaan yang harus lewat dalam suatu waktu.

4.1.2 Throughput

Kinerja throughput dapat dilihat pada tabel dan grafik yang ada di dalam

sub bab ini. Kinerja throughput yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 adalah nilai

rata-rata throughput yang diambil selama 5 hari kerja. Data pada Tabel 4.1 diubah ke

dalam bentuk grafik dan ditunjukkan pada Gambar 4.2.

.

Gambar 4.2. Grafik Pengukuran Besarnya Throughput

Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, besar rata-rata

throughput jaringan VoIP pada PT Telekomunikasi Indonesia tbk Semarang pada

saat pengujian melakukan panggilan gambar dan suara dapat ditunjukkan pada

Gambar 4.2. Grafik besar throughput terlihat fluktuatif, hal ini disebabkan

perilaku user yang menggunakan jaringan tersebut tidak dapat diprediksi.

Walaupun dalam kondisi yang fluktuatif, namun throughput pada pagi hari

terlihat lebih besar pada setiap harinya. Kondisi ini sesuai dengan teori yang ada,

karena semakin besar nilai throughput semakin baik kualitas jaringan.

(50)

4.1.3 Packet loss

Kinerja packet loss dapat dilihat pada tabel dan grafik yang ada di dalam

sub bab ini. Kinerja packet loss ditunjukkan pada Tabel 4.1 adalah nilai rata-rata

throughput yang diambil selama 5 hari kerja. Data pada Tabel 4.1 diubah ke

dalam bentuk grafik dan ditunjukkan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Grafik Pengukuran Besarnya Packet loss

Gambar 4.3 memperlihatkan perbandingan packet loss ada waktu pagi hari

dan siang hari yang bervariasi, hal ini terjadi karena hilangnya sederetan paket

data yang dikirim ke penerima. Nilai packet loss pada VoIP memiliki ambang

batas tertentu, agar suara yang dikirim ke penerima masih bisa didengar. ITU-T

menyatakan bahwa standar yang diperbolehkan yaitu kurang dari 5%.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan, nilai secara keseluruhan, nilai rata-rata

packet loss yang didapat pada pagi berkisar antara 0 s/d 1 %, bahkan pada hari

senin sampai hari rabu tidak terjadi packet loss, jadi bisa dikatakan baik sesuai

dengan standar ITU. Kemudian nilai packet loss pada waktu siang hari bisa

dikatakan cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa pada siang hari banyak yang

menggunakan jaringan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan jaringan

VoIP pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang mampu memenuhi

Gambar

Tabel 2.1 Standar Kompresi Suara Menurut ITU-T  ..................  9
Gambar 2.1 Macam-Macam Network [4]
Gambar 2.2  Diagram VoIP [6]
Tabel 2.1 menunjukkan beberapa teknik kompresi suara yang sering
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27/M-IND/ PER/7/2017 tentang Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Industri Menengah melalui Program Restrukturisasi

Trend perkembangan penerimaan dari: (i) Dana Perimbangan; (ii) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (iii) Penerimaan Daerah Yang Sah; Untuk mengetahui lebih jauh profil keuangan

Muncul tiga istilah yakni, n-good yaitu apabila dari tiap-tiap faktorisasi setidaknya ada satu faktornya yang periodik, jika tidak ada yang periodik maka disebut n-bad, dan

Jumlah Kotoran Sapi yang dihasilkan dari 500 ekor dengan rute pengiriman dari pelabuhan Kupang menuju pelabuhan Tanjung Priok adalah 37500 kg selama 3 hari memiliki

Karena itu, menurut saya, mekanisme ‘impeachment’ dalam sistem pemerintahan presidential murni seperti Indonesia dan Amerika Serikat, bukan lah ancaman bagi Presiden/Wakil

ةسيئرلا تاملكلا : ،سيردتلا ةليسو ةليسو زغللا .تادرفلما ، :ثحبلا ةيفلخ تلا ةليسو في ةروهشم سيرد مولع مهم ءيش يىو .ةيبترلا .سيردتلا

Apabila lembaga pendidikan ini memperlakukan mahasiswa sebagai pelanggan dengan mengevaluasi kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan mahasiswa

Usul Pembentukan Daerah Otonom, Keputusan Bupati Tangerang Nomor 130/Kep.239-Huk/2007 tanggal 7 Mei 2007 tentang Belanja Operasional dan Pemiliharaan untuk Pemerintahan Kota