i
ANALISA PERFORMA VOIP PADA JARINGAN INTERNET
DENGAN ACUAN STANDART ITU-T
“STUDI KASUS PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK
SEMARANG”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Oleh :
YUDY PRATAMA075314043
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
THE ANALYSIS OF PERFORMANCE VOIP
IN INTERNET NETWORK WITH STANDART ITU-T
“CASE STUDY PT.
TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK
SEMARANG
A THESIS
Presented as Partial Fulfillment of The Requirements to Obtain The Sarjana Komputer Degree
in Informatics Engineering Study Program
By:
YUDY PRATAMA 075314043
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
vii ABSTRAK
VoIP adalah suatu sistem yang menggunakan jaringan internet untuk
mengirimkan data paket suara dari suatu tempat ke tempat lainnya menggunakan
perantara protokol IP. Dengan adanya teknologi VoIP biaya telepon bisa lebih murah
terutama untuk berkomunikasi ke luar negeri karena voice dan data menggunakan
jaringan yang sama yaitu jaringan internet. Untuk mengetahui perfoma jaringan VoIP perlu dilakukan pengukuran, parameter-parameter yang digunakan dalam melakukan pengukuran adalah delay, throughput, dan packet loss.
Dalam tugas akhir ini, pengukuran dilakukan pada jaringan VoIP yang dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang. Pengukuran dilakukan
dengan melakukan panggilan suara dari komputer 1 ke komputer 2, yang dilakukan
pada pagi dan siang hari. Dari hasil penelitian dan pengukuran yang telah dilakukan,
diperoleh hasil bahwa nilai delay, throughput dan packet loss masih berada pada nilai
yang direkomendasikan oleh ITU-T, yaitu nilai delay adalah 0.032 seconds atau 32
ms, kemudian nilai untuk throughput adalah 613 Kbps dan untuk packet loss adalah
2%.
Secara keseluruhan kinerja jaringan VoIP yang dimiliki PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk Semarang sudah termasuk baik, karena kinerja jaringannya pada pagi
dan siang hari cenderung dalam kategori baik. Sesuai dengan standar ITU-T, Delay
termasuk kategori excellent, Packet loss dan throughput juga dalam kategori baik.
viii ABSTRACT
VoIP is a system that uses the Internet network to transmit voice packets from
one place to another using IP protocols intermediaries. With VoIP technology can be
much cheaper call charges, especially for communicating overseas because of voice
and data using the same network in the Internet network. To find out performance of
VoIP network. To find out performance of VoIP networks need to be measured. The
parameters are used in performing measurements the delay, throughput, and packet
loss.
In this thesis, measurements were performed on a VoIP network by PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.Semarang, with to make voice calls from computer 1
to computer 2 in the morning and daytime. From the research, results of delay,
throughput and packet loss still at the value recommended by ITU-T, which is the
value of delay is 0.032 seconds or 32 ms, for throughput is 613 Kbps and for packet
loss is 2 %.
Overall performance of VoIP networks by PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Semarang is good, because the performance of network in the morning and daytime
in good category. In accordance with ITU-T standards, delay including in excellent
category, packet loss and throughput also in good category
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala rahmat dan anugerah
yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir “Analisa Performa VoIP pada Jaringan Internet dengan Acuan Standart ITU-T Studi Kasus PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk Semarang” ini dengan baik. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis tidak lepas dari
bantuan sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah menjawab semua doa-doa penulis dan
mencurahkan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi.
3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika.
4. Bapak Damar Widjaja, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing tugas akhir dari
penulis.
5. Bapak Albertus Agung Hadhiatma, S.T., M.T. dan bapak St. Yudianto Asmoro, S.T., M.Kom. selaku penguji tugas akhir ini.
6. Orangtua, adik dan keluarga besar dari penulis yang telah memberi dukungan
doa, materi, serta semangat. Tanpa semua itu penulis tidak akan memperoleh
kesempatan untuk menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi dan
akhirnya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
7. Bernadetta Bella Aditia Dwi Cintami yang sangat penulis kasihi yang selalu
memberi dukungan dan semangat.
8. Kristi, Ryan, Thomas, Dion, Franky, Koco, Surya, Domi, dan Teman-teman
dari penulis di Teknik Informatika angkatan 2007 khususnya para begundal
yang tidak dapat disebutkan satu per satu, namun mereka semua sangat
xi
MOTTO
If you want something you’ve never had,
you must be willing to do something you’ve never done.
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Macam-macam network ... 7
Gambar 2.2 Diagram VoIP ... 8
Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan VoIP ... 13
Gambar 2.4 Diagram blok terminal berbasis H.323 ... 17
Gambar 2.5 Screenshootsoftware Axence Net Tool ... 25
Gambar 2.6 Grafik pengukuran menggunakan du meter ... 27
Gambar 3.1 Model jaringan yang dianalisis ... 28
Gambar 4.1 Grafik pengukuran besarnya delay ... 32
Gambar 4.2 Grafik pengukuran besarnya troughput ... 33
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompresi Suara Menurut ITU-T ... 9
Tabel 2.2 Format Paket VoIP ... 11
Tabel 2.3 Komponen Delay ... 22
Tabel 2.4 Kebutuhan Aplikasi Terhadap QoS ... 24
Tabel 3.1 Spesifikasi Perangkat Keras (hardware) ... 30
Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (software) ... 30
xiv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRAK ... vii
2.4Unsur Pembentuk Jaringan VoIP ... 10
2.5Format Paket VoIP ... 11
xv
2.7Standar Komunikasi VoIP ... 13
2.7.1 H.323 ... 13
2.7.1.1Arsitektur H.323 ... 14
2.7.1.2Protokol yang Telibat Dalam H.323 ... 15
2.8Protokol-Protokol Penunjang Jaringan VoIP ... 16
2.8.1 Transmission Transfer Protocol/Internet Protokol ... 16
2.8.2 Application Layer ... 17
2.8.3 User Datagram Protokol ... 18
2.8.4 Internet Protocol ... 18
2.9Keunggulan dan Kekurangan VoIP ... 19
2.9.1 Keunggulan VoIP ... 19
2.9.2 Kekurangan VoIP ... 19
2.10 Parameter yang Mempengaruhi Quality of Service ... 20
2.11 Alat Pengukuran ... 24
2.11.1 Axence Net Tool ... 24
2.11.2 DU Meter ... 26
III. RANCANGAN PENELITIAN ... 18
3.1Model Jaringan ... 28
3.2Pengolahan dan Analisis Data ... 29
3.2.1 Delay... 29
3.2.2 Packet Loss ... 29
3.2.3 Trhoughput ... 29
3.3Rencana Kerja ... 30
3.4Spesifikasi Alat ... 30
3.4.1 Spesifikasi Perangkat Kelas (hardware) ... 30
3.4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (software) ... 30
IV. DATA DAN ANALISA KINERJA JARINGAN ... 31
4.1Data Penelitian ... 31
4.1.1 Delay... 31
4.1.2 Throughput ... 33
xvi
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 35
5.1 Kesimpulan ... 35
5.2 Saran ... 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Judul
Analisa Performa VoIP pada Jaringan Internet dengan Acuan Standart ITU-T “Studi Kasus PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang”.
1.2. Latar Belakang
Perkembangan jaringan telekomunikasi yang sangat pesat mendorong ke
arah konvergensi dengan teknologi komunikasi lainnya. Apalagi penggelaran
jaringan telekomunikasi saat ini telah mengarah menuju konsep Next Generation
Network, sehingga akan terbentuk konvergensi jaringan yang terintegrasi berbasis
jaringan packet dengan platform teknologi IP [1]. Jaringan Internet kini bukan
hanya untuk menyebarkan informasi berupa teks atau gambar, tetapi jaringan ini
bisa dimanfaatkan juga sebagai alat transmisi suara dengan teknologi Voice over
Internet Protokol (VoIP).
Dengan bertelepon menggunakan VoIP, banyak keuntungan yang dapat
diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon
tradisional, karena jaringan internet bersifat global, sehingga untuk hubungan
internasional dapat ditekan hingga 70% [2]. Selain itu, biaya maintenance dapat
ditekan karena voice dan data network terpisah. Suatu harapan baru apalagi biaya
telepon di Indonesia termasuk mahal, baik itu telepon public switch telephony
network (PSTN) maupun telepon selular.
Sebenarnya jaringan IP tidaklah dirancang untuk aplikasi yang bersifat
real-time, sedangkan pengiriman suara haruslah bersifat real-time. Jaringan IP yang
bersifat best-effort memunculkan tantangan dalam pengiriman suara yang
real-time, yaitu delay, kemungkinan terjadinya packet loss, serta throughput.
Parameter tersebut sangatlah mempengaruhi parameter performa jaringan pada
VoIP.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari
performansi dan perilaku dari jaringan VoIP, khususnya VoIP di PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang dengan menggunakan acuan standar
VoIP yang berupa delay, packet loss dan throughput. Data yang didapat nanti
dapat dijadikan informasi bagi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang
supaya mampu memberikan kepuasan pada pelanggan. Dari beberapa informasi
didalam perusahaan belum pernah dilakukan penelitian mengenai performansi
VoIP, sehingga penulis ingin melakukan penelitian di PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk Semarang.
1.3.Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana performansi VoIP ( baik atau buruk) dengan mengukur delay,
paket loss, dan throughput jaringan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Semarang?
1.4.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk dapat mengetahui performa
jaringan VoIP dengan menganalisa parameter performansi jaringan VoIP yang diambil dan kemudian dijadikan evaluasi bagi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Semarang.
1.5.Manfaat Penelitian
Dari penulisan Tugas Akhir ini di harapkan PT. Telekomunikasi Indonesia,
Tbk Semarang dapat memanfaatkan hasil penelitian dari performasi jaringan
VoIP, untuk mengoptimalkannya menjadi lebih baik dalam pelayanan terhadap
pelanggan.
1.6.Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka penulis akan
membatasi dalam penulisan ini dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Jaringan yang dibahas adalah VoIPpada jaringan internet.
1.7.Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan ini, ialah :
1. Studi Literatur
Pengumpulan bahan-bahan dari beberapa buku pengantar tentang
parameter performansi jaringanpada VoIP. Selain itu, dengan mengumpulkan
jurnal-jurnal, buku-buku, dan referensi lainnya yang dapat mendukung topik
ini.
2. Metode pengumpulan data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah berupa hasil
pengukuran terhadap delay, packet loss, dan throughput. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a) Metode observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian dilakukan untuk mengamati
proses penggunaan jaringan VoIP, yang diamati langsung ditempat
penilitian. Serta mewawancarai beberapa pegawai PT. Telkom tentang
jaringan VoIP.
b) Metode dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambar atau
foto tentang tempat penelitian, perangkat dan software serta data-data yang
yang didapat saat penelitian.
3. Metode analisis data
Dalam metode ini penulis menganalisa dan menyimpulkan hasil
penelitian yang telah didapat. Hal itu dilakukan dengan melakukan
perbandingan terhadap data dari beberapa kali pengukuran dan dicari
penyebab jika terjadi perbedaan terhadap data tersebut. Dari hal-hal tersebut
dapat ditarik kesimpulan apakah parameter-parameter (delay, paket loss, dan
1.8.Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN, menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah
yang dihadapi, tujuan penulisan, batasan masalah, metodelogi penelitian, manfaat
penulisan, dan sistematika penulisan Tugas Akhir ini
BAB II : LANDASAN TEORI, menjelaskan tentang dasar - dasar teori yang
digunakan dalam melakukan analisis dan pengukuran pada jaringan komputer di
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang.
BAB III RANCANGAN PENELITIAN, menjelaskan tentang rencana kerja yang
akan dilakukan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN, menjelaskan tentang pemodelan
jaringan VoIPpengukuran dan analisa terhadap hasil pengukuran yang didapat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, menjelaskan tentang kesimpulan yang
didapat setelah melakukan analisa terhadap hasil pembahasan dan saran dari
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Jaringan Komputer
Jaringan komputer didefinisikan sebagai sekumpulan komputer, printer,
dan peralatan lain yang saling terhubung satu dengan yang lainnya [3]. Informasi
dan data bergerak melalui kabel - kabel atau gelombang elektromagnetik,
sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar
dokumen atau data, mencetak pada printer yang sama, dan bersama-sama
menggunakan hardware atau software yang terhubung dengan jaringan. Sebuah
jaringan biasanya terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling berhubungan
satu sama lainnya dan saling berbagi sumber daya misalnya, printer, pertukaran
file, atau saling berkomunikasi secara elektronik. Media kabel, saluran telepon,
gelombang radio, satelit, atau sinar infra merah juga memungkinkan terjadinya
suatu hubungan jaringan komputer.
2.2Macam-Macam Network
Dalam membangun suatu koneksi data antara sebuah komputer dengan
yang lainnya, atau antara sebuah terminal dengan komputer, dan koneksinya ke
internet, jaringan dapat dibedakan berbagai macam koneksi berdasarkan luasnya daerah kerja yang digunakan pada internet tersebut. PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk juga menerapkan kelima network ini [4], [5] :
1. Local Area Network
Local Area Network (LAN) adalahjaringan komputer yang bersifat pribadi
yang menghubungkan beberapa komputer ataupun workstation dalam suatu kantor
ataupun pabrik-pabrik untuk pemakaian resource bersama (misalnya: printer dan
modem) dan saling bertukar informasi.
2. Metropolitan Area Network
Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi dari
LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama
atau juga sebuah kota dan dapat juga dimanfaatkan untuk keperluan pribadi,
swasta, ataupun umum. MAN juga mampu menunjang data dan suara, dan bahkan
dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.
Alasan utama untuk memisahkan MAN sebagai kategori khusus adalah
telah ditemukannya standar untuk MAN. Standar tersebut disebut Distributed
Queue Dual Bus (DQDB) atau standar IEEE 802.6. DQDB memilki dua bus
(kabel) satu arah yang menghubungkan semua komputer. Setiap bus memiliki
sebuah head-end, perangkat untuk memulai transmisi.
3. Wide Area Network
Wide Area Network (WAN) mencakup daerah geografis yang luas, sering
kali mencakup sebuah negara atau sebuah benua. WAN terdiri dari kumpulan
mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.
Mesin-mesin ini dapat disebut sebagai host ataupun bisa juga endsystem.
Host dihubungkan oleh sebuah subnet komunikasi, atau cukup di sebut
dengan subnet. Tugas subnet adalah untuk membawa pesan dari satu host ke host
lainnya, seperti halnya telepon yang membawa pembicaraan dari pembicara ke
pendengar.
4. Jaringan Tanpa Kabel
Komputer mobile, seperti komputer notebook dan personal digital
assistant (PDA), merupakan cabang industri komputer yang paling cepat
pertumbuhannya. Banyak pemilik jenis komputer tersebut mempunyai
mesin-mesin desktop (PC) yang terpasang pada LAN atau WAN dan menginginkan
untuk terhubung ke komputer pusat. Karena hubungan menggunakan kabel
tidaklah mungkin dibuat dalam mobil ataupun pesawat terbang, banyak yang
tertarik pada jaringan tanpa kabel ini.
Sesungguhnya, komunikasi digital tanpa kabel bukanlah hal yang baru.
Pada tahun 1901, fisikawan Italia Guglielmo Marconi telah berhasil meluncurkan
telegraf tanpa kabel dengan menggunakan kode Morse yang terdiri dari titik dan
strip yang merupakan bilangan biner. Sistem digital tanpa kabel modern memilki
Beberapa kemungkinan topologi subnet untuk point to point ditunjukkan
pada Gambar 2.1 yang memperlihatkan topologi jaringan yang berbeda-beda.
Penggunaan topologi tersebut haruslah disesuaikan pada masalah dan kondisi
yang dihadapi agar didapatkan jaringan yang efisien.
Gambar 2.1 Macam-Macam Network [4]
5. Internetwork
Terdapat banyak jaringan di dunia ini, seringkali dengan perangkat keras
dan perangkat lunak yang berbeda-beda. Orang yang terhubung ke jaringan sangat
berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan
lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang sering
kali tidak kompatibel dan berbeda, sehingga perlu menggunakan sebuah mesin
yang disebut gateway untuk melakukan dan melaksanakan terjemahan yang
diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunak. Kumpulan jaringan
yang terinterkoneksi disebut internetwork atau internet.
2.3 Pengertian Voice over Internet Protocol
Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu
melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP
packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet.
Dengan bertelepon menggunakan VoIP, banyak keuntungan yang dapat diambil
diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon tradisional,
karena jaringan IP bersifat global. Diagram VoIP ditunjukkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Diagram VoIP [6]
Untuk membuat sistem VoIP ada beberapa variasi penyambungan. Ada
koneksi dari komputer ke computer dengan berbekal sound card dan head-set
melalui jaringan LAN maupun internet adalah solusi yang paling murah, namun
cukup merepotkan, karena kedua sisi harus memiliki komputer dan perangkat
lunak (softphone) yang sama. Ada juga melalui komunikasi suara dari computer
ke pesawat telepon IP (IP phone) maupun pesawat telepon biasa yang
menggunakan gateway atau perangkat yang disediakan oleh suatu perusahaan
untuk dapat mengakses jaringan Public Switched Telephone Network (PSTN).
VoIP dikenal juga dengan sebutan IP Telephony. Secara umum, VoIP
didefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan jaringan internet untuk
mengirimkan paket data suara dari suatu tempat ketempat lainnya menggunakan
perantara IP. VoIP mentransmisikan sinyal suara dan mengubah ke dalam bentuk
digital, dan mengelompokkan menjadi paket-paket data yang dikirimkan dengan
menggunakan platform Internet Protocol (IP).
Standar komunikasi VoIP yang umum digunakan pada saat ini adalah
H.323 yang dikeluarkan ITU pada bulan Mei 1996 dan Session Initiation Protocol
Multiparty Multibedia Session Control (MMUSIC), salah satu kelompok kerja
Internet Engineering Task Force(IETF).
2.3.1 Kompresi Suara
International Telecommunication Union – Telecommunication Sector
(ITU-T) membuat beberapa standar untuk voice coding yang direkomendasikan
untuk implementasi VoIP [ 7 ]. Beberapa standar yang sering dikenal antara lain:
1. G.711 – Mengkonversi voice ke 64 kbps voice stream. CODEC ini digunakan
pada traditional TDM T1 voice.
2. G.723.1 – Terdapat 2 tipe berbeda untuk compression G.723.1. Pertama
menggunakan Code-Excited Linier Predicyion (CELP) compression
algorithm dan mempunyai bit rate 5.3 kbps. Tipe kedua menggunakan Multi
Pulse-Maximum Likehood Quantization MP-MLQ algorithm dan memiliki
kualitas suara lebih bagus. Tipe ini mempunyai bit rate 6.3 kbps.
3. G.726 – CODEC memiliki beberapa bit rate yang berbeda-beda, yaitu 40
kbps, 32 kbps, 24 kbps, dan 16 kbps. CODEC ini paling sesuai untuk
interkoneksi ke PBX dengan bit rate 32 kbps.
4. G.728 – CODEC memiliki kualitas suara yang bagus dan spesifik didesain
untuk low latency applications. CODECini mengkompress voice menjadi 16
kbps stream.
5. G.729 – CODEC ini adalah salah satu codec berkualitas lebih baik
(bettervoice quality CODEC). CODEC ini mengkonversi voice menjadi 8
kbps. Terdapat 2 versi yaitu G.729 dan G.729a. G.729a yang memiliki
algoritma yang lebih sederhana dan membutuhkan processing power lebih sedikit dibandingkan G.729
Tabel 2.1 menunjukkan beberapa teknik kompresi suara yang sering
digunakan dengan beberapa parameter yang mencerminkan kinerja dari teknik
kompresi suara.
Tabel 2.1 Standar Kompresi Suara Menurut ITU-T [7]
Kompresi Kbps MIPS Ms MOS
G.726 ADPCM 32 14 0.125 3.85
Kolom kilobit per second (Kbps) memperlihatkan berapa lebar bandwidth
yang diambil untuk mengirimkan suara yang dikompres menggunakan teknik
kompresi tertentu. Kolom Mega Instruction Per Second (MIPS) memperlihatkan
kebutuhan waktu pemrosesan data pada saat melakukan kompresi suara dalam
juta instruksi per detik. Kolom Mili-detik (ms) adalah waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan kompresi. Kolom Mean Opinion Score (MOS) adalah nilai opini pendengar di penerima.
2.4 Unsur Pembentuk Jaringan VoIP
Beberapa unsur yang diperlukan untuk sebuah jaringan VoIP adalah
sebagai berikut [8] :
1. User Agent.
User agent merupakan sebuah software atau hardware yang digunakan
oleh komputer agar dapat memanggil dan menerima panggilan. Panggilan dapat
berasal dari sambungan komputer ke komputer (computer to computer), komputer
ke IP phone, Public Switched Telephone Network (PTSN), atau perangkat lainya.
Biasanya, software tersebut dapat diunduh secara gratis.
2. Proxy.
Fungsi proxy seperti dengan sebuah jembatan antara komputer dengan
internet. Proxy digunakan utnuk mengopreasikan softswitch. Untuk mendapatkan
3. Protokol.
Protokol merupakan sebuah aturan atau rule yang harus dipenuhi agar
akses komunikasi VoIP bisa melewati jaringan internet. Komunikasi VoIP
mengenal tiga macam protokol, yaitu Intenet Engineering Task Force(IETF)
yang lebih dikenal dengan istilah Session Initiation Protokol (SIP), protokol
H.323 yang dikembangkan oleh International Telecommunications
Union-Telecommunication (ITU-T) dan prtokol Asterisk yang dikenal dengan sebutan
The Inter-Asterisk Exchange(IAX).
4. CODEC.
CODEC atau Coder-Decoder merupakan sebuah algoritma yang dapat
mengkonversi dan mengkompresi format suara ke dalam bentuk kode maupun
sebaliknya. Serupa dengan proxy, CODEC tersedia dalam bentuk open source
(biasanya gratis) dan licenced (tidak gratis). CODEC yang bisa didapatan secara
open source seperti Global System for Mobile commnucations (GSM) CODEC,
internet Low Bitrate Codec (iLBC), Speex dan G.711. jenis CODEC yang harus
dibeli terlebih dahulu, seperti CODEC G.729 dan G.723.
2.5 Format Paket VoIP
Tiap paket VoIPterdiri atas dua bagian, yakni header dan payload (beban)
[9]. Header terdiri atas IP header, Real-time Transport Protocol (RTP) header,
User Datagram Protocol (UDP) header, dan link header seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Format Paket VoIP [9]
IP header bertugas menyimpan informasi routing untuk mengirimkan
Service (ToS) yang memungkinkan paket tertentu, seperti paket suara,
diperlakukan berbeda dengan paket yang non real-time. UDP header memiliki ciri
tertentu, yaitu tidak menjamin paket akan mencapai tujuan sehingga UDP cocok
digunakan pada aplikasi voice real time yang sangat peka terhadap delay latency.
RTP header adalah header yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan
framing dan segmentasi data real time. Seperti UDP, RTP juga tidak mendukung
realibilitas paket untuk sampai tujuan. RTP menggunakan protokol kendali yang
disebut Real Time Control Protocol (RTCP) yang mengendalikan QoS dan
sinkroniasi media stream yang berbeda.
2.6 Arsitektur Jaringan VoIP
VoIP adalah layanan telepon yang dapat berupa layanan suara, fax,
termasuk layanan voice messaging yang ditransmisikan dalam bentuk paket
melalui jaringan berbasis Internet Protocol [10]. Konversi paket IP diwujudkan
dengan cara menempatkan minimal sepasang IP gateway (Old
fashioned/convensional method) di antara sentral local Public Switched
Telephone Network (PSTN) asal dan tujuannya serta minimal satu IP gatekeeper.
Dengan cara ini peningkatan efisiensi di sisi jaringan transport antar sentral local
tersebut akan didapatkan. Pada dasarnya layanan yang dapat ditawarkan adalah
layanan dasar yang meliputi:
1. Komunikasi kelas 1 (Phone to Phone)
Pada komunikasi ini, caller dan callee masing-masing memiliki nomor
E.164 pada Public Switched Telephone Network (PSTN) yang terhubung ke
Internet melalui sebuah gateway
2. Komunikasi Kelas 2-1 (Phone to PC)
Pada komunikasi ini, caller menggunakan terminal telepon dengan nomor
E.164 pada PSTN, terhubung dengan callee yang menggunakan PC yang berada
pada jaringan internet. Koneksi ini memerlukan gateway untuk caller.
3. Komunikasi Kelas 2-2 (PC to Phone)
Komunikasi ini merupakan kebalikan dari komunikasi kelas 2-1 (Phone to
4. Komunikasi Kelas 3 (PC to PC)
Untuk komunikasi seperti ini, caller dan callee berada dalam internet dan
masing-masing memiliki alamat IP. Oleh karena keduanya berada dalam internet,
sebenarnya gateway tidak mutlak diperlukan.
Gambar 2.3 menunjukkan bahwa VoIP adalah layanan telepon yang dapat
berupa layanan suara, fax, termasuk layanan voice messaging yang ditransmisikan
dalam bentuk paket melalui jaringan berbasis internet protocol. Konversi paket IP
diwujudkan dengan cara menempatkan minimal sepasang IP gateway (Old
fashioned/convensional method) diantara sentral local Public Switched Telephone
Network (PTSN) asal dan tujuan serta minimal satu IP gatekeeper.
Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan VoIP [ 10]
2.7 Standar Komunikasi VoIP
VoIP dapat berkomunikasi dengan sistem lain yang beroperasi pada
jaringan packet-switch [11]. Suatu standar sistem komunikasi yang kompatibel
satu sama lain dibutuhkan untuk dapat berkomunikasi. Ada dua standar
2.7.1 H.323
Salah satu standar komunikasi pada VoIP menurut rekomendasi ITU-T
adalah H.323 (1995-1996) [7]. Standar H.323 terdiri dari komponen, protocol,
dan prosedur yang menyediakan komunikasi multimedia melalui jaringan
packet-based. Bentuk jaringan packet-based yang dapat dilalui antara lain jaringan
internet, Internet Packet Exchange (IPX)-based, Local Area Network (LAN), dan
Wide Area Network (WAN). H.323 dapat digunakan untuk layanan-layanan
multimedia seperti komunikasi suara (IP telephony), komunikasi video dengan
suara (video telephony), dan gabungan suara, video dan data.
H.323 berjalan pada jaringan intranet dan jaringan packet-switched tanpa
mengatur media jaringan yang digunakan sebagai sarana transportasi maupun
protokol network layer. Karakteristik terminal H.323 dapat dilihat pada Gambar
2.4
Gambar 2.4 Diagram Blok Terminal Berbasis H.323[12 ]
Tujuan desain dan pengembangan H.323 adalah untuk memungkinkan
interoperabilitas dengan tipe terminal multimedia lainnya. Terminal dengan
standar H.323 dapat berkomunikasi dengan terminal H.320 pada B-ISDN,
terminal H.321 pada ATM, dan terminal H.324 pada Public Switched Telephone
Network (PTSN). Terminal H.323 memungkinkan komunikasi real time dua arah
berupa suara, video dan data.
2.7.1.1Arsitektur H.323
Standar H.323 terdiri dari 4 komponen fisik yang digunakan pada saat
menghubungkan komunikasi multimedia point-to-point dan point-to-multupoint
1. Terminal : digunakan untuk komunikasi multimedia dua arah. Terminal
H.323 dapat berupa Personal Computer (PC) atau alat lain yang berdiri
sendiri yang dapat menjalankan aplikasi multimedia.
2. Gateway : digunakan untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda, yaitu
antara jaringan H.323, dan jaringan non H.323. Sebagai contoh, gateway
dapat menghubungkan dan menyediakan kominunikasi antara terminal H.323
dengan jaringan telepon PTSN, kemudian menerjemahkan protokol-protokol
untuk call setup dan release serta mengirimkan informasi antara jaringan
yang terhubung antara gateway.
3. Gatekeeper : dapat dianggap sebagai titik yang paling terpenting pada
jaringan H.323 yang menyediakan layanan kontrol panggilan ke endpoint dari
H.323. Beberapa layanan tersebut di antaranya adalah penerjemahan alamat
IP, pengaturan ijin akses ke jaringan, dan pengaturan kebutuhan bandwidth.
4. Multipoint Control Unit (MCU) : digunakan untuk layanan konferensi tiga
terminal H.323 atau lebih. Semua terminal yang ingin berpartisipasi dalam
konferensi dapat membangun hubungan dengan MCU. Sebuah MCU terdiri
dari sebuah Multipoint Controller (MC) dan beberapa Multipoint Processor
(MP). MC menangani negoisasi H.245 antara terminal-terminal untuk
menentukan kemampuan pemrosesan audio video. MC juga mengontrol dan
menentukan serangkaian audio dan video yang akan dikirimkan secara
multicast. Sedangkan MP melakukan proses mix, switch dan memproses audio, video, ataupun bit-bit data.
2.7.1.2Protokol yang Terlibat Dalam H.323
Protokol H.323 didukung oleh beberapa protokol dalam pengiriman data
agar data terkirim realtime. Protokol-protokol tersebut adalah [11]:
1. Real-Time Protokol
Real-Time Protokol (RTP) adalah protokol untuk mengkompensasi jitter
yang terjadi pada jaringan IP. RTP dapat digunakan untuk beberapa macam data
stream yang realtime seperti data suara dan data video. RTP berisi informasi tipe
data yang dikirim, timestamps yang digunakan untuk pengaturan waktu suara
digunakan untuk pengurutan paket data dan mendeteksi adanya paket yang
hilang.
2. Real-Time Control Protocol
Real-Time Control Protocol (RTCP) merupakan suatu protokol yang
biasanya digunakan bersama-sama dengan RTP. Protokol ini memungkinkan
endpoint mengatur panggilan secara realtime untuk meningkatkan kualitas suara.
RTCP juga membantu troubleshooting voice stream. Terdapat dua komponen
penting pada paket RTCP, yang pertama adalah sender report yang berisikan
informasi banyaknya data yang dikirimkan, pengecekan timestamp pada header
RTP dan memastikan bahwa datanya tepat dengan timestamp. Elemen yang
kedua adalah receiver report berisi informasi mengenai jumlah paket hilang sesi
percakapan, menampilkan timestamp terakhir, dan delay sejak pengiriman
sender report yang terakhir.
3. Resource Reservation Protocol
Resource Reservation Protocol (RSVP) berkerja pada layer transport,
digunakan untuk menyediakan bandwidth agar data suara yang dikirimkan tidak
mengalami delay ataupun loss saat mencapai alamat tujuan. RSVP merupakan
protokol signaling tambahan pada VoIP yang memperngaruhi QoS. RSVP bekerja
dengan mengirimkan request pada setiap node untuk membuat resource
reservation pengeriman data. Resource reservation pada suatu node dilakukan
dengan menjalankan dua modul, yaitu admission control dan policy control.
Admission control digunakan untuk menentukan apakah suatu node tersebut
memiliki resource yang cukup untuk memenuhi QoS yang dibutuhkan. Policy
control digunakan untuk menentukan apakah user memiliki ijin administratif
untuk melakukan reservasi. Bila terjadi kesalahan dalam aplikasi salah satu modul
ini, maka akan terjadi RSVP error (request tidak akan terpenuhi).
2.8 Protokol-Protokol Penunjang Jaringan VoIP
Protokol-protokol lain yang ikut berperan dalam proses transfer data suara
Protocol/Internet Protocol (TCP/IP), karena protokol ini merupakan protokol
yang digunakan pada jaringan internet[11]. Protokol ini terdiri dari dua bagian
besar, yaitu TCP dan IP. Selain itu terdapat juga protokol User Datagram
Protocol (UDP). Masing-masing protokol akan dijelaskan sebagai berikut:
2.8.1 Transmission Transfer Protocol/Internet Protokol
Dalam mentransikan data pada Layer Transport, ada dua protokol yang
berperan yaitu, TCP dan IP [11]. TCP merupakan protokol yang connection
-oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikasi end to end.
Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirimkan menerima segment-segment
informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram internet. TCP
menjamin realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan perbaikan
terhadap data yang rusak, hilang, atau kesalahan dalam pengiriman. Hal ini
dilakukan dengan memberikan nomor urut pada setiap octet yang dikirimkan dan
membutuhkan sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal
acknowledgment (ACK). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval pada
waktu tertentu, maka data akan dikirimkan kembali. Pada sisi penerima, nomor
urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan urutan data dan duplikasi data. TCP
juga memiliki mekanisme flow control dengan cara mencantumkan informasi
dalam sinyal ACK mengenai batas jumlah octet data yang masih boleh
ditransmisikan pada setiap segment yang diterima dengan sukses.
Dalam hubungannya dengan VoIP, TCP digunakan pada saat signaling,
TCP digunakan untuk menjamin setup suatu panggilan pada tahap signaling. TCP
tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena pada suatu
komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan lebih
penting dari pada penanganan paket yang hilang.
2.8.2 Application Layer
Fungsi utama lapisan ini adalah pemindahan file [11]. Perpindahan file
dari sebuah sistem ke sistem lainya yang berbeda memerlukan suatu sistem
pengendalian untuk mengatasi adanya ketidakcocokan sistem file yang
telah dikenal misalnya Hypertext Transfer Protocol (HTTP) untuk web, File
mekanisme reliabilitas. Header UDP hanya berisi empat field yaitu source port,
destination port, length dan UDP checksum fungsinya hampir sama dengan TCP,
namun fasilitas checksum pada UDP bersifat opsional.
UDP digunakan pada VoIP karena pada pengiriman audio streaming yang
berlangsung terus menerus lebih mementingkan kecepatan pengiriman data agar
tiba di tujuan tanpa memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun mencapai
50% dari jumlah paket yang dikirimkan. Karena UDP mampu mengirimkan data
streaming dengan cepat dalam teknologi VoIP, UDP merupakan salah satu
protokol penting yang digunakan sebagai header pada pengiriman data selain RTP
dan IP. Untuk mengurangi jumlah paket yang hilang saat pengiriman data (karena
tidak terdapat mekanisme pengiriman ulang), pada teknologi VoIP pengiriman
data banyak dilakukan pada private network.
2.8.4 Internet Protocol
Internet Protocol (IP) didesain untuk interkoneksi sistem komunikasi
komputer pada jaringan packet switched [11]. Pada jaringan TCP/IP, sebuah
komputer diindentifikasi dengan alamat IP. Tiap-tiap komputer memiliki alamat
IP yang unik, masing-masing berbeda satu sama lainya. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kesalahan pada transfer data. Selanjutnya protokol data akses
berhubungan langsung dengan media fisik. Secara umum protokol ini bertugas
untuk menangani pendeteksian kesalahan pada saat transfer data. Untuk
komunikas datanya, Internet Protocol mengimplementasikan dua fungsi dasar,
Salah satu hal terpenting dalam pengiriman informasi adalah metode
pengalamatan pengiriman dan penerima. Saat ini terdapat standar pengalamatan
yang digunakan, yaitu IPv4 dengan alamat yang terdiri dari 32 bit. Jumlah alamat
yang dapat dibuat dengan IPv4 diperkirakan tidak dapat mencukupi kebutuhan
pengalamatan IP sehingga dalam beberapa tahun mendatang akan
diemplementasikan sistem pengalamatan yang baru yaitu IPv6 yang menggunakan
sistem pengalamatan terdiri dari 128 bit.
2.9 Keunggulan dan Kekurangan VoIP 2.9.1 Keunggulan VoIP
Dengan bertelepon menggunakan VoIP banyak keuntungan yang diperoleh
dibanding ketika telepon menggunakan telepon tradisional (PTSN) yang selama
ini digunakan masyarakat luas [13]. Keuntungan tersebut antara lain :
1) Biaya lebih rendah untuk sambungan langsung jarak jauh. Penekanan utama
dari VoIP adalah biaya. Dengan dua lokasi yang terhubung dengan internet
maka biaya percakapan menjadi sangat rendah.
2) Memanfaatkan infrastruktur jaringan data yang sudah ada untuk suara.
Berguna jika perusahaan sudah mempunyai jaringan. Jika memungkinkan
jaringan yang ada bisa dibangun jaringan VoIP dengan mudah. Tidak
diperlukan tambahan biaya bulanan untuk penambahan komunikasi suara.
3) Penggunaan bandwidth yang lebih kecil daripada telepon biasa. Dengan
majunya teknologi penggunaan bandwidth untuk voice sekarang ini menjadi
sangat kecil. Teknik pemampatan data memungkinkan suara hanya
membutuhkan sekitar 8 kbps bandwidth.
4) Memungkinkan digabung dengan jaringan telepon lokal yang sudah ada.
Dengan adanya gateway bentuk jaringan VoIP bisa disambungkan dengan
Private Automatic Branch eXchange
(
PABX) yang ada dikantor. Komunikasiantar kantor bisa menggunakan pesawat telepon biasa.
5) Berbagai bentuk jaringan VoIP bisa digabungkan menjadi jaringan yang
besar. Contoh di Indonesia adalah VoIP Rakyat.
6) Variasi penggunaan peralatan yang ada, misal dari PC sambung ke telepon
2.9.2 Kekurangan VoIP
Bertelepon menggunakan VoIP juga mempunyai beberapa kekukurangan, kekurangan penggunaan bertelepon menggunakan VoIP antara lain [13]:
1. Kualitas suara tidak sejernih jaringan PSTN. Merupakan efek dari kompresi
suara dengan bandwidth kecil maka akan ada penurunan kualitas suara
dibandingkan jaringan PSTN konvensional. Namun jika koneksi internet yang
digunakan adalah koneksi internet pita-lebar/broadband seperti Telkom
Speedy, maka kualitas suara akan jernih - bahkan lebih jernih dari sambungan
Telkom dan tidak terputus-putus.
2. Ada jeda dalam berkomunikasi. Proses perubahan data menjadi suara, jeda
jaringan, membuat adanya jeda dalam komunikasi dengan menggunakan
VoIP. Kecuali jika menggunakan koneksi broadband.
3. Regulasi dari pemerintah RI membatasi penggunaan untuk disambung ke jaringan milik Telkom.
4. Jika belum terhubung secara 24 jam ke Internet, maka perlu ada janji untuk
saling berhubungan.
5. Jika memakai internet dan komputer di belakang Network Address
Translation (NAT), maka konfigurasi khusus dibutuhkan untuk membuat
VoIP tersebut berjalan
6. Tidak pernah ada jaminan kualitas jika VoIP melewati internet.
7. Peralatan relatif mahal. Peralatan VoIP yang menghubungkan antara VoIP
dengan PABX (IP telephony gateway) relatif berharga mahal. Diharapkan
dengan makin populernya VoIP ini, harga peralatan tersebut juga mulai turun
harganya.
8. Berpotensi menyebabkan jaringan terhambat/Stuck. Jika pemakaian VoIP
semakin banyak, maka ada potensi jaringan data yang ada menjadi penuh jika
tidak diatur dengan baik. Pengaturan bandwidth adalah perlu agar jaringan di
perusahaan tidak menjadi jenuh akibat pemakaian VoIP.
9. Penggabungan jaringan tanpa dikoordinasi dengan baik akan menimbulkan
2.10 Parameter yang mempengatuhi Quality of Service
Quality of Service (QoS) adalah kemampuan untuk memberikan prioritas yang berbeda untuk berbagai aplikasi, pengguna, atau aliran data, atau untuk
menjamin tingkat kinerja tertentu ke aliran data berbeda-beda [12]. Sebagai
contoh, laju bit yang diperlukan, delay, jitter, probabilitas packet dropping, dan
atau Bit Error Rate (BER) dapat dijamin. Jaminan QoS penting jika kapasitas
jaringan tidak cukup, terutama untuk aplikasi streaming multimedia secara
real-time seperti voice over IP, game online, dan IP-TV. Sering kali aplikasi-aplikasi
ini memerlukan bit rate dan tidak memperbolehkan adanya delay dan dalam
jaringan yang memiliki kapasitas resource terbatas, misalnya dalam komunikasi
data selular. Dalam ketiadaan jaringan, mekanisme QoS tidak diperlukan. Sebuah
jaringan atau protocol yang mendukung QoS dapat menyepakati sebuah kontrak
traffic dengan software aplikasi dan kapasitas cadangan di node jaringan,
misalnya saat sesi fase pembentukan.
Beberapa alasan yang menyebabkan QoS penting adalah :
Memberikan prioritas terhadap aplikasi-aplikasi yang kritis. Memaksimalkan penggunaan investasi jaringan.
Meningkatkan performansi untuk aplikasi yang sensitif terhadap delay,
seperti voice dan video.
Merespon perubahan aliran trafik yang ada di jaringan.
Terdapat banyak hal yang bisa terjadi pada paket ketika ditransmisikan
dari asal sampai tujuan yang mengakibatkan masalah-masalah dilihat dari sudut
pandang pengirim atau penerima, dan sering disebut dengan parameter-parameter
QoS.
1. Throughput
Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur
dengan satuan bps (bit per second). Throughput merupakan jumlah total
kedatangan paket yang sampai ke tujuan selama interval tertentu dibagi
oleh durasi interval waktu tersebut. Ada juga yang disebut dengan
goodput. Goodput merupakan kecepatan transfer yang berada antara
aplikasi di pengirim ke aplikasi di penerima. Semakin besar nilai
2. Packet Loss
Packet Loss merupakan parameter yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang pada saat transmisi. Packet loss diukur dalam persen (%).
Paket dapat hilang karena disebabkan oleh collision dan congestion pada
jaringan. Hal ini berpengaruh pada semua aplikasi, karena retransmisi akan
mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan, meskipun bandwidth
yang disediakan mencukupi. Bandwidth adalah lebar jalur yang dipakai
untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Secara umum perangkat
jaringan memiliki buffer (tampungan sementara) untuk menampung data
yang diterima. Jika terjadi congestion yang cukup lama, maka buffer akan
penuh dan tidak bisa menampung data baru yang akan diterima, jika
terjadi congestion yang cukup lama, maka akan buffer akan penuh dan
tidak bisa menampung data baru. Berdasarkan standar ITU-T X.642
(rekomendasi X.642 International Telecommunication Union) ditentukan
persentase packet loss untuk jaringan adalah : Good (0-1%)
Acceptable (1-5%) Poor (5-10%)
Secara sistematis packet loss dapat dihubungkan dengan cara :
Packet loss = ��
��
�
100%
………. (2.1)dengan Pd adalah jumlah packet yang mengalami drop dan Ps adalah
jumlah packet yang dikirim.
3. Delay (Latency)
Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal
sampai ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik,
congestion, atau juga waktu proses yang lama. Selain itu adanya antrian
atau mengambil rute lain untuk menghindari kemacetan juga dapat
mempengaruhi delay. Oleh karena itu mekanisme antrian dan routing juga
berperan dalam hal ini. Semakin kecil nilai delay, maka semakin baik
Tabel 2.3 Komponen Delay [12 ]
Jenis Delay Keterangan
Processing delay Delay ini terjadi pada saat proses coding,
compression, decompression dan decoding. Delay
ini tergantung standar codec yang digunakan.
Packetization delay Delay yang disebabkan oleh pengakumulasian bit
voice sample ke frame. Contohnya standar G.711
untuk payload 160 bytes memakan waktu 20 ms.
Serialization delay Delay ini terjadi karena adanya waktu yang
dibutuhkan untuk pentransmisian paket IP dari sisi
originating (pengirim).
Propagation delay Delay ini terjadi karena perambatan atau perjalanan paket IP di media transmisi ke alamat tujuan.
Seperti contohnya delay propagasi dia dalam table
akan memakan waktu 4-6 µs perkilometer.
Queuing delay Delay ini disebabkan karena waktu tunggu paket selama antrian sampai dilayani.
Component delay Delay ini disebabkan oleh banyaknya komponen
yang digunakan didalam sistem transmisi.
4. Jitter
Jitter didefinisikan sebagai variasi delay dari sebuah paket yang berasal
dari aliran data yang sama. Jitter yang tinggi artinya perbedaan waktu
delay besar, sedangkan jitter yang rendah artinya perbedaan waktu delay
kecil. Jitter dapat diakibatkan oleh variasi-variasi panjang antrian, waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang (reasembly)
paket-paket di akhir perjalanan.
5. Reliability
Realibility adalah karakteristik kehandalan sebuah aliran data dalam
jaringan internet. Masing-masing program aplikasi memiliki kebutuhan
realibility yang berbeda. Jaringan internet harus dapat diandalkan
6. Bandwidth
Bandwith adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwith yang
berbeda.
Dalam beberapa aplikasi, kebutuhan akan parameter QoS berbeda-beda.
Tabel 2.4 memperlihatkan bahwa kebutuhan untuk e-mail sangat tinggi terhadap
reliability, begitu juga dengan file transfer (FTP). Namun, e-mail rendah atau
tidak sensitif terhadap delay, jitter,dan bandwidth. Untuk aplikasi semacam audio
atau video, telephony, dan video conferencing sangat sensitif terhadap jitter
sehingga tidak menjamin reliability data yang ditransmisikan.
Tabel 2.4. Kebutuhan Aplikasi Terhadap QoS [12]
2.11 Alat Pengukuran
Proses pengukuran dalam Tugas Akhir ini akan menggunakan Software
Axence Net Tool dan DU Meter.
2.11.1 Axence Net Tool
Proses pengukuran akan menggunakan Software Axence Net Tool [14].
Software Axence Net Tool ini dibuat oleh Axence Sofware, Inc yang berfungsi
untuk memonitor performansi jaringan dengan cepat. Axence Net Tool berbasis
grafik (GUI) sehingga dapat mudah dipahami. Screenshoot Software Axence Net
Gambar 2.5 Screenshootsoftware Axence Net Tool [14]
Terdapat berbagai macam menu yang dapat digunakan untuk mengukur
performansi jaringan.
1. New Watch
Menu ini menampilkan host yang diamati, response time dan paket
yang dikirim maupun yang hilang. Terdapat juga grafik yang
menunjukkan antara response time dan packet lost (%).
2. Win Tool
Untuk mengidentifikasi informasi tentang perangkat atau device
yang dimiliki suatu host.
3. Local Info
Menampilkan beberapa tabel informasi tentang konfigurasi
jaringan seperti statistik TCP/UDP dan ICMP, IP address table,
ARP table, IP routing table, dan informasi network adapter.
4. Net Stat
Menampilkan daftar koneksi yang masuk dan koneksi yang keluar,
dan informasi tentang port-port TCP/UDP.
5. Ping
Melakukan pengecekan terhadap koneksi suatu host dengan proses
6. Trace
Menunjukkan rute koneksi dan informasi yang dilakukan suatu
host.
7. Lookup
Untuk mengetahui informasi tentang Domain Name Server (DNS)
8. Bandwidth
Untuk mengetahui berapa bandwidth yang ada di jaringan.
9. Net Check
Untuk mengukur kualitas hardware yang ada di jaringan.
10.TCP/IP Workshop
Untuk melakukan troubleshooting terhadap koneksi TCP dan UDP
serta melakukan tes terhadap layanan yang berbeda.
11.ScanHost
Melakukan scanning terhadap host yang berada di jaringan beserta
port-port yang digunakan.
12.Scan Network
Melakukan scanning terhadap jaringan untuk menemukan IP
address, nama host, MAC, service, system dan response time.
13.SNMP
Untuk melakukan pencarian informasi terhadap suatu host dengan
memakai bantuan SNMP agent.
2.11.2 DU Meter
DU Meter merupakan sebuah software untuk mengukur kecepatan transfer
data aktual atau throughput sebuah jaringan. Gambar 2.6 memperlihatkan
tampilan data dari DU Meter, tanda anak panah ke bawah dengan warna merah
menunjukkan transfer rate karena aktivitas download, sedangkan tanda panah
hijau dengan tanda panah menunjuk ke atas menunjukkan transfer rate karena
28 BAB III
RANCANGAN PENELITIAN 3.1.Model Jaringan
Gambar 3.1 menunjukkan jaringan yang dimiliki PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk Semarang. Jaringan menghubungkan komputer 1 dan komputer 2
malalui jaringan VoIP.
Gambar 3.1 Model Jaringan yang Dianalisis
Keterangan:
1. Router : Cisco Router 3600 Series.
2. Kabel UTP Category 5 dengan kecepatan 100 Mbps
Terdapat beberapa asumsi sebelum melakukan pengukuran terhadap
kinerja jaringan. Asumsi tersebut adalah;
1. Pengukuran yang dilakukan tidak mempertimbangkan kondisi external
yang ada dalam jaringan VoIP, misalnya gangguan pada media transmisi.
2. Pengukuran hanya dilakukan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Semarang.
3. Besar bandwidth yang disediakan untuk jaringan VoIP adalah 3.1 Mbps.
4. Pengukuran tidak tergantung pada besaran paket yang dikirimkan, tetapi
ke komputer 2. Komputer 1 terletak dikantor Telkom Divisi MSC dan
komputer 2 terletak dikantor Telkom Divisi Flexi
3.2.Pengolahan dan Analisis Data 3.2.1.Delay
Pengukuran delay dilakukan dengan proses ping dari komputer 1 ke
komputer 2 pada saat melakukan video call menggunakan software NetTool dan
DU Meter. Waktu yang dibutuhkan komputer 1 untuk menghubungi komputer 2
diperoleh dengan melakukan proses ping. Delay akan dibandingkan dengan
standarisasi yang dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang dan
juga teori-teori yang ada. Dari hasil perbandingan tersebut, besar delay dapat
diketahui apakah termasuk dalam kategori baik atau buruk. Jika termasuk dalam
kategori buruk, maka penyebab dari perbedaan waktu atau besarnya delay pada
setiap panggilan video.
3.2.2.Packet Loss
Pengamatan dan pengukuran packet loss dilakukan menggunakan software
NetTool, besarnya packet loss pada saat melakukan video call dapat dilihat. Berdasarkan standar ITU-T X.642, standar presentase packet loss untuk jaringan
adalah sebagai berikut: Good (0-1%), Acceptable (1-5%), Poor (5-10%)[12].
Berdasarkan standarisasi tersebut, packet loss saat pengiriman tersebut dapat
diketahui apakah dalam kategori good, acceptable, ataupun poor.
3.2.3.Throughput
Pengukuran throughput dilakukan dengan proses ping dari komputer 1 ke
komputer 2 menggunakan software NetTool. Hasil pengukuran yang didapatkan
akan dibandingkan dengan teori-teori yang ada dan standarisasi yang terdapat
pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang, sehingga besarnya
throughput masuk dapat diketahui apakah termasuk dalam klasifikasi baik atau
3.3.Rencana Kerja
Rencana kerja yang akan digunakan dalam proses pengukuran adalah sebagai
berikut :
1. Memastikan model jaringan yang diukur.
2. Pengukuran delay, packet loss dan throughtput akan dilakukan dengan
menggunakan software Axence Net Tool dan DU Meter.
3. Pengukuran dilakukan dalam 5 hari kerja. Pengambilan data dilakukan pada
pagi hari dan siang hari, dilakukan dengan durasi 15 menit.
4. Pada saat pengukuran, selalu melakukan video call dari komputer 1 ke
komputer 2.
5. Melihat pada output alat pengukuran delay, packet loss dan throughtput pada
saat melalukan video call.
3.4.Spesifikasi Alat:
3.4.1. Spesifikasi Perangkat Keras (hardware)
Tabel 3.1 Spesifikasi Perangkat Keras (hardware)
No Peralatan Unit Keterangan
1 Notebook 1 Acer Aspire 4530- Model : AMD Turion X2 Dual-Core
nVidia GeForce 9100M G, Harddisk HDD 160GB, Memory Ram 4,00 GB,
2 Komputer PC 1 Intel(R) Core(TM)2 Dou CPU @2.00GHz(2
CPUs),Memory (RAM) 2,00 GB ,Harddisk
HDD 160 GB,WiFi Intel(R) PRO/Wireless 3945ABG,Headseat JXD RM-888
3.4.2. Spesifikasi Perangkat Lunak (software)
Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (software)
Nama Perangkat Lunak Keterangan
software Axence Net Tool Sebagai tools parameter
DU Meter Sebagai tools parameter
31
BAB IV
DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN
4.1 Data Penelitian
Hasil pengukuran yang didapat dari penelitian selama satu minggu adalah
data mentah yang didapat dari Axence Net Tool dan DU meter. Data tersebut
digunakan untuk menghitung besarnya delay, throughput dan packet loss. Data
disajikan dalam bentuk tabel pagi dan tabel siang. Data performansi jaringan pada
pagi hari diambil pada waktu jam kerja, yaitu pada pukul 09.00 secara realtime.
Data performansi jaringan pada siang hari diambil pada waktu jam kerja yaitu
pada pukul 13.00 setelah jam istirahat selesai. Data hasil pengukuran yang
dilakukan selama lima hari kerja adalah data berupa delay, throughput dan packet
loss yang ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Rata-rata Hasil Pengukuran
Hari Delay per Kilo Byte (s) Throughput (kbps) Packet Loss (%)
Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang
bab ini. Kinerja delay yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 adalah nilai rata-rata delay
yang diambil selama 5 hari kerja. Data pada Tabel 4.1 diubah ke dalam bentuk
Gambar 4.1. Grafik Pengukuran Besarnya Delay
Perubahan kinerja delay rata-rata PT Telekomunikasi Indonesia tbk
Semarang sebagai fungsi banyaknya pengguna saat pagi hari dan siang hari yang
dapat dilihat pada Gambar 4.1 sesuai dengan standart ITU-T, delay saat pagi
maupun siang hari di PT Telekomunikasi Indonesia tbk Semarang termasuk dalam
kategori excellent yaitu kurang dari 150ms/0.15 second. Walaupun sudah
termasuk dalam kondisi excellent, terdapat beberapa perbedaan delay di setiap
hari dan waktu pagi dan siang, ini terjadi dikarenakan lalu lintas traffic jaringan
pada siang lebih padat dibandingkan pada waktu pagi hari, aktivitas para
karyawan yang menggunakan jaringan internet cenderung pada siang hari,
sehingga delay pada waktu siang hari menjadi lebih besar.
Berdasarkan hasil pengamatan dan tanya jawab ke beberapa karyawan
selama pengambilan data, delay pagi pada hari senin terlihat cukup kecil
dibandingkan delay pada siang hari, hal ini dikarenakan penggunaan jaringan
internet di hari senin pagi cenderung tidak digunakan secara maksimal oleh
karyawan, para karyawan cenderung mengerjakan pekerjaan mereka yang
tertunda selama libur akhir pekan, misalnya mengerjakan laporan, atau bekerja di
luar kantor. Para karyawan akan menggunakan jaringan internet secara maksimal
setelah mereka selesai mengerjakan pekerjaan mereka, yaitu pada siang hari.
Kemudian kinerja delay pada hari selasa dan rabu terlihat grafik delay yang
hampir sama, ini berarti penggunaan jaringan internet atau kepadatan traffic di
pagi dan siang hari cukup padat. Pada hari kamis dan jumat terjadi penurunan
delay, ini disebabkan karena pada hari kamis dan jumat sebagian besar karyawan
tidak berada di kantor. Aktivitas tersebut sangat berpengaruh pada traffic jaringan
VoIP pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang.
Hal ini sesuai dengan teori yang ada, yaitu semakin besar beban trafic di
dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya
congestion dengan demikian nilai delay akan semakin besar.. Congestion juga bisa disebut melambatnya koneksi yaitu suatu keadaan lalu lintas data yang terlalu
lambat, sehingga terjadi perlambatan arus, bisa dianalogikan dengan sebuah jalan
yang sempit namun banyak kendaraaan yang harus lewat dalam suatu waktu.
4.1.2 Throughput
Kinerja throughput dapat dilihat pada tabel dan grafik yang ada di dalam
sub bab ini. Kinerja throughput yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 adalah nilai
rata-rata throughput yang diambil selama 5 hari kerja. Data pada Tabel 4.1 diubah ke
dalam bentuk grafik dan ditunjukkan pada Gambar 4.2.
.
Gambar 4.2. Grafik Pengukuran Besarnya Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, besar rata-rata
throughput jaringan VoIP pada PT Telekomunikasi Indonesia tbk Semarang pada
saat pengujian melakukan panggilan gambar dan suara dapat ditunjukkan pada
Gambar 4.2. Grafik besar throughput terlihat fluktuatif, hal ini disebabkan
perilaku user yang menggunakan jaringan tersebut tidak dapat diprediksi.
Walaupun dalam kondisi yang fluktuatif, namun throughput pada pagi hari
terlihat lebih besar pada setiap harinya. Kondisi ini sesuai dengan teori yang ada,
karena semakin besar nilai throughput semakin baik kualitas jaringan.
4.1.3 Packet loss
Kinerja packet loss dapat dilihat pada tabel dan grafik yang ada di dalam
sub bab ini. Kinerja packet loss ditunjukkan pada Tabel 4.1 adalah nilai rata-rata
throughput yang diambil selama 5 hari kerja. Data pada Tabel 4.1 diubah ke
dalam bentuk grafik dan ditunjukkan pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3. Grafik Pengukuran Besarnya Packet loss
Gambar 4.3 memperlihatkan perbandingan packet loss ada waktu pagi hari
dan siang hari yang bervariasi, hal ini terjadi karena hilangnya sederetan paket
data yang dikirim ke penerima. Nilai packet loss pada VoIP memiliki ambang
batas tertentu, agar suara yang dikirim ke penerima masih bisa didengar. ITU-T
menyatakan bahwa standar yang diperbolehkan yaitu kurang dari 5%.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, nilai secara keseluruhan, nilai rata-rata
packet loss yang didapat pada pagi berkisar antara 0 s/d 1 %, bahkan pada hari
senin sampai hari rabu tidak terjadi packet loss, jadi bisa dikatakan baik sesuai
dengan standar ITU. Kemudian nilai packet loss pada waktu siang hari bisa
dikatakan cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa pada siang hari banyak yang
menggunakan jaringan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan jaringan
VoIP pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang mampu memenuhi