2.6.1 Green School Bali, Arsitektur Berkelanjutan di Indonesia
Gambar 2.17 Green School Bali Sumber : www.archdaily.com
Kompleks sekolah internasional Green School yang berlokasi di Sibang, Kaja, kawasan Badung, Bali berbeda dengan sekolah pada umumnya. Semua bangunan di kompleks ini menggunakan bamboo sebagai material utamanya dan alang-alang sebagai penutup atapnya. Hampir semua ruangan dalam bangunan dibuat tanpa dinding, kecuali kantor pengelola yang dinding dan jendelanya memakai bilah bambu. semua ruangan seperti ruang pertemuan, ruang makan, ruang serba guna dan kamar kecil menampilkan keharmonisan antara bangunan buatan manusia dengan alam sekitarnya. Konsep yang berkelanjutan dan ramah lingkungan ini digagas oleh John Hardy, seorang warga Negara Kanada yang telah tinggal di Bali selama lebih dari 30 tahun.
Pertimbangan penggunaan material bambu tidak hanya sebatas pada pemanfaatan material lokal yang ada saja, akan tetapi yang lebih utama ialah pertimbangan akan kelebihan-kelebihan yang dimiliki bahan material bambu, seperti
diantaranya; kekuatan struktur, konstruksi, nilai ekologis, dan keberlanjutan yang dimiliki material bambu.
Gambar 2.18 Green School Bali Sumber : www.archdaily.com
CONNECTED WITH NATURE, itulah konsep utama dalam perancangan arsitektur dari Green School Bali ini. Konsep
utama yang ingin “lebih dekat” ke alam ini juga menjadi tolak utama pemilihan lokasi/lahan yang berada di dekat sungai Ayung, Bali. Adapun implementasi arsitektural yang ada demi mengusung sustainable dan green architecture pada Green School Bali ini adalah :
Pembentukan ruang kelas tanpa dinding pembatas. Dengan cara ini diharapkan secara sosial dan interaksi, para murid dan guru dapat lebih peka dan intim dalam menjalin hubungan edukasi dan sosial yang kondusif dan berkualitas baik.
Banyaknya elemen distraksi/pengalih perhatian pada lingkungan kelas dan sekolah. Distraksi yang diperoleh dari keelokan alam dan detail arsitektural ini diharapkan menjadikan murid-murid terbiasa dengan distraksi tersebut dan mampu tetap berkonsentrasi dalam pembelajaran.
Bangunan tidak diberi penghawaan dengan Air Conditioner (AC) melainkan dengan kincir angin yang berada di terowongan bawah tanah, hal ini memungkinkan karena kondisi fisik lahan yang berkontur dan dekat dengan sungai dan hutan.
Tenaga listrik berasal dari biogas yang memanfaatkan kotoran hewan untuk nyala kompor dan sebagainya.
Tenaga listrik yang lainnya juga dengan menggunakan panel surya, sehingga tidak banyak boros dalam membutuhkan sumber energi elektrikal.
Adanya tambak udang dan peternakan sapi, mendukung adanya sumber energi alami dan bahan bakar (biogas) yang bisa digunakan tanpa polusi terlalu besar.
Secara umum, selain sebagai inovasi dalan sustainable architecture, Green School Bali ini juga merupakan bangunan yang mengadopsi bentuk dan material kebudayaan lokal Bali senagai inspirasi desain arsitekturalnya.
Gambar 2.19 Green School Bali Sumber : www.archdaily.com
2.6.2 Perpustakaan Universitas Indonesia
Gambar 2.20 Perpustakaan Universitas Indonesia Sumber : www.google.com
Proyek ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun pada tahun 1986-1987, didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggaran sekitar Rp100 miliar, yang dibangun diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, yang dirancang berdiri di atas lanskap bukit buatan dan terletak di depan Danau Kenanga yang ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun akan menambah keindahan bagi perpustakaan tersebut sehingga akan tercipta suasana yang lebih nyaman.
Bangunan perpustakaan yang akan menjadi iconic atau landmark ini, mempunyai konsep sustainable building yang ramah lingkungan (eco friendly), bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari (solar energy), maka nantinya di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik dalam bentuk apa pun. Nanti semua kebutuhan plastik akan diganti dengan kertas atau bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik, air dan kertas.
Perpustakaan ini mampu menampung sekitar 10.000 orang pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari. Koleksi buku di dalamnya akan menampung 3-5 juta
judul buku. Sistem IT mutakhir juga akan melengkapi perpustakaan tersebut sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain.
Konstruksi
Model bangunan menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi danau sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai potensi pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan alam dilakukan melalui beberapa skylight.
Di balik gundukan rerumputan hijau terdapat 5 bangunan tinggi yang menjulang hingga beberapa ratus meter berisikan ruangan-ruangan kosong yang disiapkan sebagai ruang utama perpustakaan UI.
Di punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan yang berguna sebagai pendingin suhu ruangan yang ada didalamnya, hingga dapat mereduksi fungsi alat pendingin udara sampai 15 persen.
Di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan-jaringan selokan yang di sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter. Selokan itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai sistem pencahayaan.
Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal.
Penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan.
Guna memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi sistem pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan. Dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).
Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa
yang terdiri toko buku, toko cenderamata, ruang internet, serta ruang musik dan TV. Ada juga restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan bank.
Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang
tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis.
Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang
diskusi. Gedung perpustakaan juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.
Gedung akan menggunakan panel surya sebagai sumber
energinya.
Keunikan yang lain, nanti akan terdapat berbagai huruf
aksara dari seluruh dunia yang akan ditulis di kaca gedung sebagai dinding.
Interior menggunakan batu paliman palemo.
Eksterior bangunan tersebut menggunakan batu alam
andesit.