• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Proporsi Sepeda Motor terhadap Nilai EMP Pada Ruas Jalan Luar Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Proporsi Sepeda Motor terhadap Nilai EMP Pada Ruas Jalan Luar Kota"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROPORSI SEPEDA MOTOR TERHADAP

PENGARUH PROPORSI SEPEDA MOTOR TERHADAP

NILAI EKUIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA RUAS

NILAI EKUIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA RUAS

JALAN LUAR KOTA

JALAN LUAR KOTA

Edwar Hafudiansyah Edwar Hafudiansyah Program Pascasarjana Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Katolik Par

Universitas Katolik Par ahyanganahyangan Jl. Merdeka No. 30 B

Jl. Merdeka No. 30 B andungandung Telp: (022) 4202351 Telp: (022) 4202351 edwardhafudiansyah@yahoo.com

edwardhafudiansyah@yahoo.com

Tri Basuki Joewono Tri Basuki Joewono

Pascasarjana Pascasarjana

Universitas Katolik Parahyangan Universitas Katolik Parahyangan

Jl. Merdeka No. 30 Bandung Jl. Merdeka No. 30 Bandung

Telp: (022) 4202351 Telp: (022) 4202351 vftribas@unpar.ac.id  vftribas@unpar.ac.id  Hikmat Iskandar Hikmat Iskandar

Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan

Kementerian Pekerjaan Umun Kementerian Pekerjaan Umun

dan Perumahan Rakyat dan Perumahan Rakyat Jl.

Jl. A.H.Nasution A.H.Nasution No.264 No.264 BandungBandung Telp: (022) 7802251 Telp: (022) 7802251 iskandar_hikmat@yahoo.com iskandar_hikmat@yahoo.com Abstract Abstract The integration intermo

The integration intermodal in dal in road transport that has not been road transport that has not been effectiveeffectively, resulted in ly, resulted in some people prefer thissome people prefer this type of transportation mode for motorcycles, because it has the flexibility to maneuver and more economical. type of transportation mode for motorcycles, because it has the flexibility to maneuver and more economical. The behavior of the majority of motorcycle riders do not follow the traffic rules trigger t

The behavior of the majority of motorcycle riders do not follow the traffic rules trigger t he traffic conflict andhe traffic conflict and is expected to affect the equivalence value of passenger cars. The purpose of this study was to determine the is expected to affect the equivalence value of passenger cars. The purpose of this study was to determine the PCE with methods time headways for various portions of motorcycle on road traffic flows interurban PCE with methods time headways for various portions of motorcycle on road traffic flows interurban segment of Cirebon-Kadipaten, Serang-Tangerang and Padalarang-Bandung with the assumption of a segment of Cirebon-Kadipaten, Serang-Tangerang and Padalarang-Bandung with the assumption of a motorcycle as a barrier and analyze its influence. This research results obtained PCE of various portions of motorcycle as a barrier and analyze its influence. This research results obtained PCE of various portions of motorcyc

motorcycles, ranging les, ranging from 35% - 80from 35% - 80 %. Analysis with regression method shows the %. Analysis with regression method shows the relationship positivrelationship positive ande and significant that the coefficient indicator of 0,507. This means that the portion of the motorcycle affects the significant that the coefficient indicator of 0,507. This means that the portion of the motorcycle affects the value of PCE.

value of PCE.

Keywords

Keywords: The behavior of motorcyclists, the portion of the motorcycle, passenger car equivalence, time: The behavior of motorcyclists, the portion of the motorcycle, passenger car equivalence, time headways

headways

Abstrak Abstrak

Integrasi antar moda dalam transportasi jalan yang belum efektif mengakibatkan sebagian masyarakat lebih Integrasi antar moda dalam transportasi jalan yang belum efektif mengakibatkan sebagian masyarakat lebih memilih jenis moda sepeda motor untuk bertransportasi, karena memiliki fleksibilitas dalam bermanuver dan memilih jenis moda sepeda motor untuk bertransportasi, karena memiliki fleksibilitas dalam bermanuver dan lebih ekonomis. Perilaku pengendara motor mayoritas tidak mengikuti aturan lalu lintas memicu terjadinya lebih ekonomis. Perilaku pengendara motor mayoritas tidak mengikuti aturan lalu lintas memicu terjadinya konflik lalulintas dan diperkirakan akan berpengaruh terhadap nilai ekuivalensi mobil penumpang. Tujuan konflik lalulintas dan diperkirakan akan berpengaruh terhadap nilai ekuivalensi mobil penumpang. Tujuan  penelitian ini adalah untuk

 penelitian ini adalah untuk menentukmenentukan nilai an nilai emp dengan metode waktu antara emp dengan metode waktu antara untuk berbagai porsi untuk berbagai porsi sepedasepeda motor pada arus lalu lintas jalan luar kota ruas Cirebon-Kadipaten, Serang-Tangerang dan motor pada arus lalu lintas jalan luar kota ruas Cirebon-Kadipaten, Serang-Tangerang dan Padalarang-Bandung dengan asumsi sepeda

Bandung dengan asumsi sepeda motor sebagai hambatan dan motor sebagai hambatan dan menganalisimenganalisis pengaruhnya. Hasil Penelitian inis pengaruhnya. Hasil Penelitian ini didapat nilai emp dari berbagai porsi sepeda motor, mulai dari 35% - 80%. Analisis dengan metode regresi didapat nilai emp dari berbagai porsi sepeda motor, mulai dari 35% - 80%. Analisis dengan metode regresi menunjukan hubunga

menunjukan hubungan positif dn positif d an signifikan dengan indikator koefisien sebesar 0,507. Artinya porsi sepedaan signifikan dengan indikator koefisien sebesar 0,507. Artinya porsi sepeda motor mempengaruhi nilai emp.

motor mempengaruhi nilai emp.

Kata Kunci

Kata Kunci : perilaku pengendara sepeda motor, porsi sepeda motor, ekuivalensi mobil penumpang, waktu : perilaku pengendara sepeda motor, porsi sepeda motor, ekuivalensi mobil penumpang, waktu antara

antara

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Moda transportasi publik yang ada saat ini belum efektif memberikan konektifitas antar Moda transportasi publik yang ada saat ini belum efektif memberikan konektifitas antar moda mengakibatkan sebagian masyarakat lebih memilih jenis moda sepeda motor untuk moda mengakibatkan sebagian masyarakat lebih memilih jenis moda sepeda motor untuk  bertransportasi,

(2)

Karakteristik pengguna motor yang tidak mengikuti aturan lalulintas seperti bermanuver zigzag, berbagi ruang pada lajur yang sama serta tingkat pertumbuhan sepeda motor yang sangat tinggi dapat mempengaruhi kinerja lalu lintas. Hal tersebut diperkirakan akan  berpengaruh terhadap nilai ekuivalensi mobil penumpang ruas jalan tertentu yang memiliki  porsi pengendara motor yang berbeda.

Jalan luar kota merupakan segmen jalan yang tanpa perkembangan secara menerus dan  permanen pada sisi manpun atau hampir seluruh jalan. (MKJ I, 1997). Perkembangan jalan luar kota yang terdiri dari lalulintas campuran tersebut dilalui oleh jenis kendaraan yang  berbeda-beda mulai dari kendaraan bermotor, kendaraan ringan dan kendaraan berat. Jenis kendaraan yang berbeda tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam  proses analisis kapasitas. Dalam proses analisis digunakan konsep ekuivalen mobil  penumpang untuk mengatasi perbedaan jenis kendaraan terhadap ruang ketika melakukan

gerakan-gerakan dalam lalu lintas (Juniarta, 2012).

Ekuivalen mobil penumpang (emp) digunakan untuk mengkonversi satuan arus lalu lintas dari kendaraan per jam menjadi satuan mobil penumpang per jam. Nilai emp ditentukan dengan cara membandingkan besarnya pengaruh suatu jenis kendaraan terhadap mobil  penumpang pada arus lalu lintas. Berbagai jenis kendaraan tersebut dikonversikan menjadi satu satuan arus lalu lintas, yaitu smp per jam dengan menganggap bahwa satu kendaraan selain jenis kendaraan penumpang diganti oleh satu kendaraan penumpang dikali dengan emp (Iskandar, 2010).

Besarnya nilai emp ruas jalan luar kota tercantum dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (Ditjen Bina Marga, 1997). Nilai emp pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 yang digunakan sebagai pedoman perhitungan kapasitas jalan di Indonesia dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan karakteristik lalu lintas saat ini, mengingat hasil penelitian tersebut didasarkan atas hasil survey sekitar tahun 1991 – 1995. Setelah 18 tahun MKJI digunakan telah terdapat beberapa perubahan mengenai kondisi lalu lintas seperti proporsi sepeda motor yang meningkat, kondisi kendaraan yang jauh berkembang dalam segi mesin, kondisi pengereman kendaraan yang lebih responsive  dan kondisi volume kendaraaan yang meningkat.

Untuk melihat perubahan dan perbedaan nilai emp, maka perlu dilakukan penelitian pada  berbagai jenis kendaraan, termasuk terhadap porsi sepeda motor. Menganalisis nilai emp

menggunakan metode time headway dengan asumsi bahwa sepeda motor sebagai hambatan  belum pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Selain itu, hasil dari penelitian ini  juga diharapkan bisa dijadikan sebagai b ahan masukan untuk instansi terkait dalam rangka  penyusunan perbaikan nilai emp sesuai kondisi lalu lintas saat ini.

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Perilaku Pengendara Sepeda Motor

Perilaku pengguna motor pada arus lalulintas sangat beragam. Adapun karakteristik  perilaku pengendara sepeda motor adalah sebagai berikut (Kuswahono, 2011):

a. Pergerakan Zigzag (menyilang), pola perilaku khas sepeda motor pada pergerakan lateral tercampur. Jika sepeda motor bergerak menyilang keluar dan kedalam arus

(3)

lalu lintas, kecenderungan kendaraan lain di sekitarnya akan mengalah atau memperlambat.

 b. Penguasaan lajur pada saat bergerak di jalan raya, hal ini umum untuk pengendara motor untuk berbagi ruang pada lajur yang sama dengan pengendara lain.

c. Mengisi pada celah celah ruang kosong disaat antrian. Sepeda motor memiliki keuntungan untuk bergerak ke bagian depan antrian dengan mengisi celah kosong karena lebar sepeda motor yang hanya 0,75 m.

Adapun karakteristik sepeda motor pada arus lalulintas adalah sebagai berikut (Kuswahono, 2011) :

a. Memiliki fleksibilitas dalam bermanuver dan kemudahan parkir dimana saja  b. Sepeda motor memiliki kemampuan untuk menerobos daerah kemacetan.

c. Dapat bergerak secara individual atau berkelompok ( platoon).

d. Sepeda motor memiliki percepatan yang lebih baik dibandingkan kendaraan lain. e. Pergerakan sepeda motor memicu terjadinya konflik lalu lintas.

Jalan Luar Kota

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, Jalan luar kota merupakan segmen jalan yang tanpa perkembangan secara menerus dan permanen pada sisi manapun atau hampir seluruh jalan. Perkembangan yang terjadi pada ruas jalan luar kota mungkin terdapat perkembangan permanen yang secara sementara terjadi, seperti rumah makan,  pabrik atau perkampungan. Pada penelitian ini menggunakan jalan luar kota ruas Cirebon-Kadipaten, Serang Tangerang, dan Padalarang-Bandung, tipe jalan 2/2UD dengan lebar rata-rata 7,00 m. Adapun tipe jalan pada jalan luar kota berdasarkan MKJI 1997 adalah sebagai berikut :

1. Jalan dua lajur dua arah tak terbagi (2/2 UD)

2. Jalan empat lajur dua arah terbagi (median) (4/2 D) 3. Jalan empat lajur dua arah tak terbagi (4/2 UD) 4. Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2 D)

Perkembangan jalan luar kota yang terdiri dari lalulintas campuran dilalui oleh jenis kendaraan yang berbeda-beda. Jenis kendaraan tersebut perlu diperhatikan untuk mengetahui pengaruh kendaraan terhadap kinerja jalan yang dilalui. Untuk mengevaluasinya perlu diketahui klasifikasi kendaraan yang dibedakan berdasarkan dimensi, berat, dan kinerja kendaraan (Ditjen Bina Marga, 1997). Menurut Ditjen Bina Marga (1997), kendaraan yang berada dalam suatu arus lalu lintas pada ruas jalan luar kota dibedakan menjadi lima jenis kendaraan, yaitu kendaraan ringan ( Light Vehicle), kendaraan berat menengah (Medium Heavy Vehicle), truk besar (Large Truck), bus besar (Large Bus). Jenis Kendaraan menurut klasifikasi Ditjen Bina Marga (1997) dapat dilihat  pada Tabel 2.1.

Tabel 1. Klasifikasi Kendaraan Pada Ruas Jalan Luar Kota (Ditjen Bina Marga, 1997)

Klasifikasi Kendaraan Jenis Kendaraan

Kendaraan Ringan (LV)

Kendaraan beroda empat dengan dua gandar  berjarak 2 - 3 meter, seperti: oplet, mikro bis,

(4)

Klasifikasi Kendaraan Jenis Kendaraan Kendaraan Berat

Menengah (MHV)

Kendaraan bermotor dua gandar dengan jarak 3,5 -5,0 meter, seperti: bis kecil, truk dua as dengan enam roda sesuai klasifikasi Bina Marga

Truk Besar (LT)

Truk tiga gandar dan truk kombinasi dengan jarak gandar (gandar pertama dan kedua) lebih kecil 3,50 meter sesuai dengan klasifikasi Bina Marga

Bus Besar (LB) Bis dua atau tiga gandar dengan jarak 5,0 - 6,0 meter

Sepeda Motor (MC)

Sepeda motor dengan dua atau tiga roda (meliputi sepeda motor dan kendaraan roda tiga sesuai sistem klasifikasi Bina Marga

Ekuivalen Mobil Penumpang

Ditjen Bina Marga (1997) mendefinisikan ekivalensi mobil penumpang sebagai faktor yang menunjukkan berbagai tipe kendaraan yang dibandingkan dengan kendaraan ringan sehubungan dengan pengaruhnya terhadap kecepatan kendaraan ringan dalam arus lalu lintas. Iskandar (2010) mendefinisikan ekivalensi mobil penumpang sebagai unit untuk mengkonversikan satuan arus lalu lintas dari kendaraan/jam menjadi smp/jam.. Nilai ekivalensi mobil penumpang bergantung pada keadaan lalu lintas, sistem antrian, dan jalan raya yang dipilih. Manual Kapasitas Jalan I ndonesia menyarankan nilai emp yang berbeda- beda berdasarkan jenis kendaraan, jenis jalan, dan volume jam perencanaan (kendaraan/jam) (MKJI,1997). Nilai emp berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia untuk ruas jalan luar kota dua lajur dua arah adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Emp Untuk Jalan Luar Kota Dua Lajur Dua Arah (Ditjen Bina Marga, 1997)

< 6 m 6 - 8 m > 8 m 0 1.2 1.2 1.8 0.8 0.6 0.4 800 1.8 1.8 2.7 1.2 0.9 0.6 1350 1.5 1.6 2.5 0.9 0.7 0.5 ≥ 1900 1.3 1.5 2.5 0.6 0.5 0.4 0 1.8 1.6 5.2 0.7 0.5 0.3 650 2.4 2.5 5 1 0.8 0.5 1100 2 2 4 0.8 0.6 0.4 ≥ 1600 1.7 1.7 3.2 0.5 0.4 0.3 0 3.5 2.5 6 0.6 0.4 0.2 450 3 3.2 5.5 0.9 0.7 0.4 900 2.5 2.5 5 0.7 0.5 0.3 ≥ 1350 1.9 2.2 4 0.5 0.4 0.3 Datar Bukit Gunung Emp MC

Lebar jalur lalu lintas (m)

MHV LB LT

Arus Total (kend/jam) Tipe

(5)

Ada beberapa cara atau metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai ekivalensi mobil penumpang, tergantung dari karakteristik dan kondisi lalu lintasnya. Adapun cara atau metode yang dapat digunakan untuk mencari atau memperkirakan ekivalen mobil penumpang diantaranya adalah Metode Time Headway (waktu antara), Metode Kapasitas dan Metode Kecepatan.

Metode Time Headway (Waktu Antara)

Metode waktu antara merupakan salah satu cara untuk menentukan nilai emp dengan cara mencatat waktu antara kendaraan yang berurutan pada saat kendaraan tersebut melewati titik yang telah ditentukan (Salter, 1980). Metode waktu antara ini cocok digunakan untuk  persimpangan atau jalan-jalan antar kota yang arus lalu lintasnya mengikuti disiplin ti nggi,

yaitu berjalan pada satu lajur beriringan sehingga waktu antara kendaraan menjadi jelas (Iskandar, 2010). Perbedaan penggunaan metode waktu antara pada simpang dan ruas jalan terletak pada cara menentukan waktu antara antar kendaraan.

Salah satu metode waktu antara untuk menghitung nilai emp yang dikembangkan oleh Werner dan Morral (1976), untuk menentukan nilai emp kendaraan berat ( Heavy Vehicle) dapat menggunakan metode waktu antara. Nilai emp dengan metode waktu antara yang dikembangkan Werner dan Morral (1976) dapat dilihat pada Persamaan 1.

=

− 

/

  (1)

dengan:

 H  M  = Rata-rata waktu antara untuk semua jenis kendaraan

 H  B = Rata-rata waktu antara untuk kendaraan mobil penumpang

PC  = Proporsi kendaraan jenis mobil penumpang

PT  = Proporsi kendaraan berat untuk jenis truk

Menurut Seguin et al (1982), metode waktu antara merupakan rasio rata-rata waktu antara kendaraan jenis tertentu dibagi dengan rata-rata waktu antara mobil penumpang. Waktu antara dengan metode ini dihitung dari bemper belakang kendaraan di depan dengan  bemper belakang kendaraan yang mengikutinya. Persamaan dengan metode ini dirumuskan  pada Persamaan 2.

=

 

  (2)

dengan:

 H ij = Rata-rata waktu antara kendaraan tipe i pada kondisi j

(6)

Krammes dan Crowley (1986) membandingkan metode kapasitas, metode kerapatan dan metode waktu antara untuk mencari nilai emp. Mereka menyimpulkan bahwa metode waktu antara paling tepat digunakan untuk mencari nilai emp pada jalan yang berjalan  beriringan. Metode waktu antara yang digunakan untuk mencari nilai emp dirumuskan  pada Persamaan 3.

= (



)

(













)





  (3) dengan:

P H  = Proporsi kendaraan berat pada arus lalu lintas

ha HH  = Rata-rata waktu antara kendaraan berat mengikuti kendaraan berat

ha HP = Rata-rata waktu antara kendaraan berat mengikuti mobil penumpang

haPH  = Rata-rata waktu antara mobil penumpang mengikuti kendaraan berat

haPP = Rata-rata waktu antara mobil penumpang mengikuti mobil penumpang

Pada penelitian ini ruas jalan luar kota 2/2UD digunakan sebagai lokasi p enelitian sehingga menentukan nilai emp menggunakan metode waktu antara yang dikembangkan oleh Krammes dan Crowley dengan asumsi kendaraan berjalan beriringan pada satu lajur. Dari uraian latarbelakang tersebut diatas, bias ditarik hipotesa bahwa, proporsi sepeda motor mempengaruhi nilai emp pada arus lalu lintas.

METODE PENELITIAN

Studi pengaruh proporsi sepeda motor terhadap nilai ekuivalensi mobil penumpang pada ruas jalan luar kota ini dilakukan dengan metode experimental, yang dilaksanakan pada ruas jalan luar kota dengan tipe jalan dua lajur dua arah tak terbagi (2/2UD), lebar jalur lalu lintas 7 meter, medan datar, hambatan samping kecil. Secara garis besar metode  pengambilan data adalah sebagai berikut :

Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari Puslitbang Jalan Jembatan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Data tersebut berupa rekaman video arus lalu lintas pada beberapa ruas jalan dengan karakteristik yang sama. Data tersebut  berupa rekaman video arus lalu lintas pada ruas jalan luar kota (Cirebon-Kadipaten, Serang-Tangerang dan Padalarang-Bandung 2/2UD dengan lebar 7,0 m dengan durasi waktu masing-masing selama 8 jam (07.00 – 15.00). Rekaman video tersebut diputar kembali untuk memperoleh data yang diperlukan pada penelitian ini, yaitu volume arus lalu lintas, jumlah setiap jenis kendaraan dan waktu antara kendaraan. Data terkelompokan secara time slice per 5 menitan.

Menentukan Waktu Antara

Waktu antara diperoleh dengan cara menghitung selisih waktu kedatangan antara satu kendaraan di depan dengan kendaraan lain yang mengikutinya pada satu lajur melewati titik pengamatan yang telah ditentukan.Waktu antara yang diperoleh pada penelitian ini

(7)

LV MHV Titik Pengamatan Titik Pengamatan LV MHV LT LT LB LB 1 2 3 4 MHV 5 LV LT 6 LV LB 7 LV MHV 8 LV LT 9 LV LB 10 LV LV LV LV MHV LB LT

adalah waktu antara pasangan menurut jenis kendaraan yang sudah dikombinasikan sesuai dengan kendaraan yang ada. Menghitung waktu antara dilakukan dengan b antuan software Headway V.2 yang dikembangkan oleh Dr.Ing.Ir. Ahmad Munawar, M.Sc. dan M. Riza Iqbal L. Waktu antara pasangan menurut jenis kendaraan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Ilustrasi Kombinasi Waktu Antara Pasangan

HASIL DAN ANALISIS

Dalam penelitian ini, menentukan nilai emp dilakukan untuk semua jenis kendaraan. Tetapi berdasarkan kesesuaian data dan persamaan waktu antara metode Krammes dan Crowley, nilai emp yang didapatkan adalah nilai emp untuk kendaraan berat menengah(emp MHV) sehingga untuk melihat pengaruh emp terhadap proporsi sepeda motor digunakan emp MHV. Untuk bisa memberikan gambaran pola pengaruhnya, dilakukan beberapa percobaan transformasi keseluruhan data untuk mendapat gambaran  pola pengaruhnya. Hasilnya diambil kesimpulan bahwa pola yang terbentuk adalah linier.

Keterangan:

1. Kendaraan ringan – kendaraan ringan (LV-LV)

2. Kendaraan berat menengah – kendaraan berat menengah (MHV-MHV) 3. Truk besar – truk besar (LT-LT)

4. Bus besar – bus besar (LB-LB)

5. Kendaraan berat menengah – kendaraan ringan (MHV-LV) 6. Truk besar – Kendaraan ringan (LT-LV)

7. Bus besar – Kendaraan ringan (LB-LV)

8. Kendaraan ringan – kendaraan berat menengah (LV-MHV) 9. Kendaraan ringan – Truk besar (LV-LT)

(8)

No. %MC Emp MHV No. %MC Emp MHV No. %MC Emp MHV 1 42,67 1,51 30 47,44 1,95 59 75,33 3,13 2 42,86 1,61 31 52,69 1,99 60 80,59 3,46 3 44,44 1,28 32 35,79 1,59 61 74,51 2,90 4 53,19 1,47 33 54,88 1,18 62 76,06 2,92 5 62,86 1,47 34 45,45 1,74 63 69,60 2,26 6 55,95 1,31 35 24,69 1,64 64 63,39 2,38 7 50,77 1,49 36 46,73 2,17 65 74,70 2,58 8 56,52 1,69 37 59,76 1,50 66 63,49 1,90 9 53,33 1,61 38 45,19 1,47 67 61,80 1,88 10 51,95 1,17 39 48,98 1,69 68 71,84 2,56 11 70,42 2,26 40 46,07 1,25 69 62,26 1,86 12 56,16 1,63 41 40,00 1,64 70 67,24 2,47 13 57,69 1,82 42 43,59 1,63 71 67,37 2,26 14 70,42 2,26 43 41,25 1,52 72 53,27 1,76 15 50,00 1,28 44 53,64 1,71 73 69,05 2,94 16 54,67 2,01 45 43,69 1,52 74 67,80 1,56 17 50,98 1,55 46 53,00 1,80 75 75,00 3,31 18 55,36 1,50 47 41,24 1,56 76 80,68 3,84 19 51,90 1,40 48 47,32 1,24 77 64,63 3,31 20 67,96 3,09 49 55,05 1,83 78 69,47 1,75 21 60,90 2,00 50 51,04 1,79 79 71,55 3,80 22 54,93 1,80 51 69,47 1,75 80 70,83 2,14 23 55,28 1,88 52 71,55 2,50 81 67,74 2,73 24 68,12 2,93 53 68,97 2,58 82 75,33 3,44 25 52,63 1,39 54 68,54 2,41 83 76,06 2,25 26 53,47 1,21 55 67,50 2,70 84 71,84 1,54 27 58,54 1,95 56 71,96 2,37 85 62,26 1,15 28 50,00 1,82 57 69,79 2,64 86 67,24 1,41 29 40,37 1,12 58 67,74 2,01 87 69,84 2,50

Setelah mendapatkan pola hubungannya, dilakukan analisis regresi linier. Adapun hasil regresi hubungan proporsi sepeda motor terhadap nilai emp pada arus lalu lintas diplot dalam bentuk grafik seperti pada gambar 2.

Tabel 3. Rekap Data %MC dengan Nilai Emp MHV

Gambar 2. Hubungan nilai Emp MHV dengan %MC

Tabel 4. Data Statistik hubungan proporsi %MC dengan nilai Emp MHV

Data statistik menunjukan besarnya korelasi nilai emp MHV (Y) terhadap proporsi sepeda motor sebesar 0,712. Ini artinya bahwa koefisien korelasi tersebut positif antara variable X dan variable Y. Secara visual grafik pada gambar 2 bahwa trendline  menunjukan jika  proporsi sepeda motor semakin besar maka nilai emp untuk jenis kendaraan berat

menengah akan semakan besar.

Mean Std. Deviation N

 Nilai Emp MHV (Y) 59,1738 11,7304 87

Proporsi Sepeda Motor (X) 2,01 0,6491 87

Y 1,000 0,712

X 0,712 1,000

R Square = 0,507 Pearson

(9)

Untuk menguji hipotesis yang diajukan apakah diterima atau ditolak, yaitu dengan membandingkan R Hitung  dengan nilai R Tabel, pada taraf kesalahan (α) 5% yaitu dengan

 jumlah data N=87 dan R Hitung= 0,507 diperoleh R Tabel = 0,208. Dengan R Hitung lebih besar 

dari R Tabel(0,507 > 0,208). Indikator tersebut menyatakan Ha diterima dan Ho ditolak.

PEMBAHASAN

Uji hipotesa menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, itu artinya bahwa hipotesa  penelitian ini menyatakan bahwa proporsi sepeda motor merubah nilai ekuivalensi mobil  penumpang untuk jenis kendaraan berat menengah adalah terbukti, serta adanya keterhubungan antara variabel X dan Y (nilai emp MHV dengan proporsi sepeda motor). Dengan nilai R yang menunjukan R Hitung > R Tabel, artinya terdapat hubungan yang

signifikan antara proporsi jumlah sepeda motor terhadap nilai ekuivalensi mobil  penumpang untuk jenis kendaraan berat menengah.

Hubungan variabel X dan Y sebesar 0,712 dengan nilai R 2 (koefisien determinasi) sebesar 0,507, artinya 71,2% variabel proporsi jumlah sepeda motor mempengaruhi variabel nilai ekuivalensi mobil penumpang dengan persamaan:

Y = -0,322 +0,0394X  ( 4 )

Masih adanya faktor lain yang mempengaruhi model hubungan tersebut, ini terlihat dari  parameter (1-R) sebesar 0,288 atau sebesar 28,8%. Ini bisa diartikan perilaku pengendara sepeda motor, ataupun perilaku dari pengendara kendaraan ringan dan kendaraan berat menengah. Dengan melihat kondisi hubungan tersebut terjadi dibeberapa ruas jalan yang menunjukan proporsi jumlah sepeda motor berkisar 60% akan mengalami kecenderungan  penurunan kinerja lalu lintas. Adapun untuk kebijakan yang berlaku belum mengatur  besarnya proporsi jumlah sepeda motor yang ada di ruas jalan.

Dengan adanya model hubungan proporsi jumlah sepeda motor terhadap nilai ekuivalensi mobil penumpang jenis kendaraan berat menengah, bisa dijadikan langkah awal dalam  pengambilan kebijakan untuk mendapatkan kinerja lalu lintas yang diinginkan. (MKJI 1997) digunakan sebagai dasar mendesain jalan pada saat itu dilakukan melalui studi empiris. Pada saat studi tersebut, proporsi jumlah sepeda motor berkisar 30%, sedangkan kondisi sekarang dengan proporsi jumlah sepeda motor berkisar 60%, akan ada kecenderungan perubahan nilai parameter analisis kapasitas jalan dalam MKJI 1997. Sehingga MKJI 1997 dipandang sudah tidak sesuai lagi d engan karakteristik lalu lintas saat ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari uraian tersebut diatas, ada beberapa hal yang bisa disimpulkan adalah :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara proporsi sepeda motor terhadap  perubahan nilai ekuivalensi mobil penumpang jenis kendaraan berat menengah

(10)

2. Perubahan proporsi jumlah sepeda motor memberikan dampak terhadap kinerja lalu lintas.

Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian diatas, penulis menyampaikan saran seperti:

1. Hasil penelitian ini merupakan langkah awal yang p erlu dikembangkan lebih lanjut. 2. Adanya kebijakan pemerintah dalam lingkup pembatasan proporsi jumlah sepeda motor di jalan dan menyediakan moda transportasi publik masal dengan harapan mengurangi jumlah pengendara sepeda motor di jalan.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997

Iskandar, H. (2010), “Cara pemutakhiran Nilai ekivalensi Mobil penumpang dan Kapasitas dasar ruas jalan luar kota (Updating of Car Equivalent and Basic Capacity for Inter urban Road)”, Puslitbang Jalan dan Jembatan, Bandung.

Juniarta, I. Wayan, I. N. Negara, dan Wikrama A.A.N.A.J. (2012), "Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan."  Jurnal Ilmiah Elektronik  Infrastruktur Teknik Sipil, 2012(1),1-1

Krammes, R., dan Crowley, K., (1988). “Passenger Car Equivalents for Trucks on Level Freeway Segment”. Transportation Research Record 1194, Transportation Research Board, Washington DC, pp. 10-17.

Kuswandono, W., (2007). Pengaruh Kendaraan Tidak Bermotor Pada Jalan 2 Lajur 2 Arah Tanpa Median. Tesis Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro. Semarang, Indonesia

Salter, R.J. (1980), “Highway Traffic Analysis and Design”. The Macmillan Press LTD. London and Basingstroke.

Seguin, E., Crowley, K., dan Zweig, W. (1982), “Passenger Car Equivalents on Urban Freeway”, Report DTFH61-80-C-00106, FHWA, US. Department o f Transportation. Werner, A., dan Morrall, J. (1976), “Passenger Car Equivalencies of Trucks, Buses, and Recreational Vehicle for Two Lane Rural Highway”, In Transportation Research Record 615. TRB, National Research Cou ncil, Washington DC, pp. 10-17.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan skripsi ini dapat digunakan sebagai wacana belajar peserta didik, guna meningkatkan pembelajaran fiqh dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching di Kelas IV

Ketebalan plate minimum yang diperlukan untuk beban working pressure yang bekerja pada silinder seharusnya dipakai ketebalan yang lebih besar dari persamaa /

menjelaskan nilai – nilai moral yang.. terdapat dalam cerita tersebut. Tujuan kegiatan pada tahap ini adalah agar siswa memahami nilai – nilai Pancasila dan

Sampang IAIN Sunan Ampel Surabaya 49 Moch.. Internasional

Bappenas adalah badan perencanaan pembangunan Pemerintah yang mewakili Pemerintah Indonesia dalam mengoordinasikan implementasi KOMPAK, sekaligus lembaga kunci yang membantu

Secara umum, laki-laki homoseksual lebih berisiko tertular HIV/AIDS melalui berganti-ganti pasanagn (memiliki partner seks lebih dari satu), sedangkan

[r]

Untuk mengindari goyangan yang berlebihan pada struktur, maka perlu diperiksa kekakuan lateral struktur Slab on Pile dengan menghitung besarnya simpangan ke arah