• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDART OPERASIONAL PROSEDUR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PENGGUNAAN LABORATORIUM TERPADU

PROSES

PENANGGUNG JAWAB

TANGGAL NAMA JABATAN TANDA

TANGAN PERUMUSAN Fitria Gusfa, S.Si, M.Si PLP

PEMERIKSAAN Ns. JM. Metha, S.Kep, M.Med Ka.unit

PERSETUJUAN H. Husnan, S.Kp, MKM Pudir I

PENGENDALIAN Ns.Yulpi Erlina, S.Kep

Sub Unit

Penjaminan Mutu Laboratorium

(2)

1.0 TUJUAN :

 Memberikan panduan proses penggunaan dan pemanfaatan Unit Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes Riau untuk keperluan layanan praktikum, penelitian dan pelayanan kepada masyarakat.

 Menjamin tertib administrasi penggunaan dan pemanfaatan laboratorium di Unit Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes Riau

2.0 RUANG LINGKUP :

Layanan laboratorium untuk program reguler, perguruan tinggi di luar Poltekkes Kemenkes Riau dan masyarakat.

3.0 REFERENSI :

 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 885/Menkes/SK/IX/2009 Tentang Susunan dan Uraian Jabatan Serta Tata Hubungan Kerja Politeknik Kesehatan

 Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 02/V/PB/2010, Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka Kreditnya

 Standar Laboratorium Pendidikan Tenaga Kesehatan Kemenkes RI Tahun 2010

 Badan PPSDM Kesehatan Pusdiknakes, 2014, Pedoman Pengelolaan Laboratorium Poltekkes

4.0 DEFINISI

1. Unit Laboratorium Terpadu adalah laboratorium pendidikan yang merupakan unit penunjang akademik pada Poltekkes Kemenkes Riau, berupa ruangan tertutup, bersifat permanen, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, dan produksi dalam skala terbatas, menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelititan, dan pelayanan kepada masyarakat

2. Pelayanan Laboratorium berupa penggunaan tempat, peralatan, bahan habis pakai, dan kepakaran untuk keperluan praktikum, penelitian dan pelayanan kepada masyarakat.

3. Alat Laboratorium adalah mesin, perkakas, perlengkapan, dan alat-alat kerja lain yang secara khusus dipergunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas.

4. Bahan Habis Pakai laboratorium yang selanjutnya disebut bahan adalah segala sesuatu yang diolah/digunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas.

5. Pengguna laboratorium adalah dosen atau mahasiswa di lingkungan Poltekkes Kemenkes Riau maupun di luar Poltekkes Kemenkes Riau serta masyarakat.

(3)

6. Praktikum 1 SKS adalah beban tugas 1 SKS yang digunakan dalam kegiatan praktikum setara dengan 2-3 Jam perminggu aktivitas di laboratorium

7. Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) adalah orang yang berdasarkan persyaratan akademik dan keahlian ditugaskan untuk mengelola laboratorium pendidikan.

8. Peralatan kategori 1 adalah yang cara pengoperasian dan perawatannya mudah, resiko penggunaan rendah, akurasi/kecermatan pengukurannya rendah, serta sistem kerja sederhana yang pengoperasiannya cukup dengan menggunakan panduan (SOP, manual).

9. Peralatan kategori 2 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya sedang, resiko penggunaan sedang, akurasi/kecermatan pengukurannya sedang, sertasistem kerja yang tidak begitu rumit yang pengoperasiaanya memerlukan pelatihan khusus/tertentu.

10.Peralatan kategori 3 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya sulit, resiko penggunaan tinggi, akurasi/kecermatan pengukurannya tinggi, serta sistem kerja rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tertentu dan bersertifikat.

5.0 PROSEDUR

5.1 UMUM

 Layanan laboratorium dapat dilakukan oleh pranata laboratorium pendidikan instruktur dan dosen yang berkompeten dengan jenis layanan tersebut setelah berkoordinasi dengan kepala unit laboratorium

 Pengguna layanan laboratorium wajib memenuhi dan mematuhi semua tata tertib yang ada di Unit Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes Riau  Penggunaan alat laboratorium kategori 3 harus dilakukan oleh pranata

laboratorium pendidikan, instruktur ataupun dosen yang sudah mendapat pelatihan dan bersertifikat.

 Penggunaan alat laboratorium kategori 2 harus didampingi oleh pranata laboratorium atau dosen yang sudah mendapat pelatihan.

 Pengguna laboratorium yang memerlukan bantuan dari PLP selama jamkerja untuk melaksanakan kegiatannya harus berkoordinasi dengan kepala laboratorium. Apabila keperluan tersebut diluar jam kerja, pengguna tersebut harus membayar jasa PLP tersebut (dianggap lembur).  Pengguna yang mendapat sumber dana harus membayar jasa penggunaan

dan pelayanan laboratorium kepada laboratorium melalui kepala unit laboratorium dan PLP sesuai dengan peraturan yang berlaku.

 Segala hal yang berkaitan dengan imbalan jasa akan dikelola laboratorium secara bertanggung jawab baik teknis maupun administrasi.

(4)

5.2 Diagram Alir

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENGGUNAAN LABORATORIUM UNTUK PRAKTIKUM

PIC

Ka. Bag, ADAK Ka. Unit Lab PJ. Lab Jurusan Pranata Laboratorium

Ka. Unit Lab PJ. Sub.Lab Jurusan Pranata Laboratorium

Ka. Unit Lab PJ. Lab Jurusan Pranata Laboraorium

Ditolak disetujui Ka. Unit Lab Direktur

PLP

Ka. Unit Lab PLP Pudir. I Mulai

Koordinasi penjadwalan praktikum

Penerimaan silabus praktikum (1 bulan sebelum PBM)

Usulan Bahan Habis Pakai

Persetujuan

Persiapan dan Pelaksanaan Praktikum

Monitoring dan Evaluasi Pembelajaran Praktikum

(5)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENGGUNAAN LABORATORIUM UNTUK PENELITIAN

PIC Pengguna (Mahasiswa & Dosen) Direktur (external) Ka.Unit Lab (internal)

Direktur Ka. Unit Lab

Ka. Unit Lab PLP

Ka. Unit Lab PLP PLP Ka.Unit Lab PLP Pudir. I ---

Ka. Unit Lab Drektur Mulai

Membuat surat permohonan penggunaan laboratorium untuk

penelitian

Menerima surat permohonan penggunaan laboratorium untuk

penelitian

Penjadwalan penelitian Persetujuan

Koordinasi pelaksanaan penelitian

Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Penelitian

Selesai

Persiapan dan pelaksanaan penelitian

Surat keterangan selesai penelitian

(6)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENGGUNAAN LABORATORIUM UNTUK PELAYANAN MASYARAKAT

Pengguna (stake holder)

Direktur Ka. Unit Lab

Ka. Unit Lab

Ka. Unit Lab PLP

PLP

Ka. Unit Lab

Stake holder Mulai

Membuat surat permintaan analisis

Menerima surat permintaan analisis

Koordinasi analisis sampel Persetujuan

Pelaksanaan analisis

Menerima surat hasil analisis laboratorium dan

menyelesaikan administrasi

Selesai

Menerima dan mengeluarkan surat hasil

(7)

6.0 Status Revisi Revisi

Ke Tanggal Uraian Alasan Pengesahan

1 1-10-2017 - Perubahan outline pengesahan

- Perubahan identitas/ no dokumen

- Kata “Manual” menjadi Standa Operasional

- Penyamaan outline sesuai UPM - Pengklasifikasian

identitas sesuai standart di UPM - Penyeragaman istilah dengan UPM Direktur Poltekkes Kemenkes Riau Lampiran :

1. Form Monitoring Kegiatan Praktikum 2. Form Monitoring Kegiatan Penelitian 3. Form Surat Keterangan Selesai Penelitian 4. Form Surat Hasil Analisis Laboratorium

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di Arjasa Situbondo, dengan tujuan (1) untuk mengetahui strategi tingkat strategi emotional focused coping pada Remaja Panti Asuhan (2)

Pelaksanaan berbagai bentuk upacara persembahan dan pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa oleh umat Hindu disebut “Yadnya” atau pengorbanan/korban suci dalam berbagai bentuk

Variasi antara variabel external pressure dan opportunity fraud memengaruhi misstatement laporan keuangan sebesar 16,20 % dan sisanya 83,80 % dipengaruhi oleh variabel

Dengan demikian, hipotesis perta- ma penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel pertumbuhan giro, tabungan, depo- sito, pinjaman yang diterima, penempatan pada bank lain,

Manajer dapat menunda atau menghindari opini going concern dengan memberikan laporan keuangan yang baik untuk meyakinkan auditor atau dengan melakukan pergantian

Berdasarkan hasil analisis data hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada hubungan bersama antara panjang tungkai, power otot tungkai dan kecepatan lari terhadap

Pada kondisi beban puncak maka hampir semua daya yang dihasilkan generator dikonsumsi oleh beban pada konsumen, sehingga putaran generator sesuai yang diharapkan untuk

Dari hasil analisis data penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (i) Persentase kekayaan jenis untuk setiap suku tumbuhan