• Tidak ada hasil yang ditemukan

1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

RUMAH SAKIT UMUM BAGIAN ANAK

Rumah sakit umum bagian anak, merupakan bagian dari rumah sakit umum yang khusus menangani spesialisasi penyakit anak atau ilmu kedokteran dinamakan

pediatri. Pada bagian ini pasien yang dihadapi secara pasti adalah anak-anak yang

berumur 0 – 12 tahun, dengan berbagai macam penyakit yang dihadapinya, seperti diantaranya adalah : Thypus, Colera, Disentri, Demam berdarah, Muntaber, Radang amandel, kelainan tata letak tulang (Biasanya akibat kecelakaan ataupun kelainan sejak lahir, dan berbagai penyakit lainnya baik yang menular maupun yang tidak menular).

Umumnya penyakit yang diderita pasien golongan anak-anak adalah penyakit yang sifatnya menular. Hal ini dikarenakan tingkat kekebalan tubuh yang dimiliki oleh orang dewasa. Selain itu anak-anak kadang kala tidak menyadari keadaan lingkungan tempat dia bermain, bercengkrama dengan teman sepermainannya. Sehingga ditempat seperti inilah anak-anak sering tertular penyakit baik lewat udara maupun dari makanan. Namun di rumah sakit umum bagian anak ini sudah dibagi lagi sesuai dengan jenis penyakit yang diderita pasien sehingga tidak terjadi komplikasi virus antara pasien yang satu dengan pasien yang lainnya.

Jadi biasanya terdapat satu tempat khusus untukl jenis penyakit (khusus untuk penyakit menular) sehingga dapat memudahkan perawat dan dokter dalam menangani pasiennya,. Selain pembagian berdasarkan jenis penyakit, rumah sakit umum bagian anak juga mempunyai pembagian-pembagian ruangan/ kelas berdasarkan tingkat perekonomian orang tua pasien, yaitu kelas VIP, I, II, III, dan bangsal ekonomi.

(2)

2.1. Suasana Rumah Sakit Umum Bagian Anak

Suasana yang tumbuh diruangan rawat inap bagian anak di rumah sakit umum dapat dibedakan berdasarkan kelas atau ruangan yang digunakan untuk perawatan, yaitu:

2.1.1. Suasana Kelas VIP (kelas eksekutif)

Kelas ini biasanya digunakan oleh pasien yang tingkat perekonomian orang tua termasuk golongan atas. Tarip kamar perhari rata-rata berkisar Rp 125.000,00 sampai Rp 150.000,00. tentu saja ditunjang dengan fasilitas kamar yang memadai seperti kamar mandi, lemari pakaian, televisi, lemari es, AC, sofa untuk tamu serta interior yang ditata dengan baik sehingga pasien tidak merasa di rumah sakit, namun seperti kamar sendiri.

Hal ini juga dapat membantu proses pengobatan, karena kenyamanan ruangan ditempati selama proses perawatan di rumah sakit.

2.1.2. Suasana Kelas I

Unuk kelas I ini masih tidak jauh berbeda dengan kelas VIP. Hanya kapasitas ruangan ruangan untuk VIP untuk satu orang, sedangkan untuk kelas I kapasitas ruangan untuk dua orang pasien.

Tarif perkamar Rp 85.000,00 sampai Rp 100.000,00 untuk satu hari,dengan fasilitas yang disediakan terdiri dari kamar mandi dalam kamar, lemari pakaian, televisi, lemari es, serta kursi tamu untuk yang datang membesuk. Untuk ruangan ini pasien mempunyai taman yang ikut dirawat juga diruangan itu, sehingga walaupun pasien berada di rumah sakit, dia tidak merasa kesepian. Untuk ruangan ini menggunakan penyekat ruangan yang menggunakan sistem tirai sehingga sewaktu-waktu dapat dibuka dan ditutup.

2.1.3. Suasana Kelas II

Dikelas dua, kapasitas pasien untuk 3 sampai 4 orang, dengan tarif perkamar untuk satu hari berkisar antara Rp 75.000,00 sampai Rp 80.000,00. Untuk ruangan ini tidak terdapat fasilitas khusus seperti dikelas VIP dan kelas I. Hanya kamar mandi dan

(3)

lemari pakaian masih terdapat dalam satu ruangan. Suasana ruangan kelas II ini mulai agak ramai, sehingga ketenangan pasien agak berkurang terlebih lagi pasiennya adalah anak-anak yang kadangkala rewel bila kondisi tubuh mereka sedang tidak nyaman sehinga dapat mengganggu teman-teman sekamarnya yang hanya dipisahkan dengan penyekat tirai.

2.1.4. Suasana Kelas III

Suasana kelas ini sering juga disebut dengan kelas ekonomi. Kapasitas ruangan untuk 6 sampai 8 orang. Tarif perkamar Rp 40.000,00 sampai Rp 55.000,00 untuk satu hari. Fasilitas untuk ruangan tempat tidur dan lemari pakaian. Untuk kamar mandi sifatnya sudah umum, jadi berada diluar kamar tidur namun khususnya untuk pasien kelas III. Suasana ruangan sudah mulai kelihatan ramai apalagi pada jam-jam berkunjung. Sehingga tidak lagi terlihat solidaritas terhadap anatara pengunjung dengan pasien yang dirawat di kamar itu. Ruangan ini biasanya di huni oleh orang-orang yang berada diluar kota dimana tempat asalnya tidak mempunyai tempat untuk pengobatan yang intensif seperti rumah sakit umum. Sehingga mereka biasanya datang beramai-ramai mengantarkan yang sakit sekaligus ikut berkunjung.

2.1.5 Bangsal Ekonomi

Ruangan ini khusus untuk pasien yang tidak mampu, sehingga kapasitas ruangan untuk 10 sampai 14 orang. Fasilitas yang tersedia hanhya tempat tidur. Suasana ruang ini yang paling tidak menyenangkan terutama untuk anak-anak yang dirawat. Oleh karena itu untuk ruangan ini merupakan ruangan yang pasiennya paling lama dirawat, sebab selain kondisi ruangan yang kurang memenuhi syarat untuk ruangan pasien yang senantiasa menginginkan ketenangan serta kurangnya perhatian dari segenap tim medis dalam menangani kelompok pasien di bangsal ekonomi ini.

Dari sekian ruangan yang ada di rumah sakit umum, semuanya masih domain memakai warna putih untuk warna dinding ruangan. Hal ini sudah merupakan ciri khas dari rumah sakit di seluruh dunia, namun adapula yang sudah mengadakan perombakan warna, tetapi tetap didominasi dengan warna putih sebagai warna utama dan warna lain

(4)

sebagai warna aksen. Sebaagai contoh, warna putih, dengan warna biru, warna putih dengan warna hijau dan warna putih dengan warna merah muda. Sehingga tidak terjadi kemonotonan yang dapat menimbulkan suasana kejenuhan. Pemberian aksen warna ini juga untuk menimbulkan suasana baru di rumah sakit umum. Perubahan-perubahan ini biasanya hanyauntuk kelas VIP, I, II, III. Untuk bangsal ekonomi biasanya masih tetap mengenakan warna putih secara keseluruhan. (Departemen Pusat Ruamh Sakit Hasan Sadikin).

2.2. Keadaan anak-anak Secara Psikologis Situasi Terhadap Situasi Di Rumah Sakit Umum Bagian Anak.

Menurut Elisabeth B. Hurlock dalam bukunya yang berjudul “Develomental

Psyhology” manusia mengalami suatu priode perkembangan kehidupan yang dibagi

berdasarkan umur, sebagai berikut :

1. Masa prental : dari mulai pembuahan sampai dengan lahir.

2. Masa Bayi I (Infancy) : dari lahir sampai dengan umur dua minggu. 3. Masa Bayi II : dari umur 2 minggu sampai dengan 2 tahun (Babyhood).

4. Masa Anak-anak I : dari umur 2 tahun sampai dengan 6 tahun (Early chilhood)

; golongan Toddler dari umur 1 – 3 tahun.

5. Masa Anak-anak II : dari umur 0 tahun sampai dengan 10 – 12 tahun (Late

Childhood).

6. Masa Pubertas : dari umur 10 tahun sampai dengan umur 12 tahun dan umur 13

samapai dengan umur 14 tahun (Puberty).

7. Masa Remaja : dari umur 13 sampai 14 tahun dan 17 tahun (Early

Adolescence).

8. Masa Akil Balik :dari umur 17 tahun sampai dengan 21 tahun (Late

Adolescence).

9. Masa Dewasa : dari umur 21 tahun sampai dengan 40 tahun (Early Adulthood). 10. Masa Pertengahaan : dari umur 40 tahun sampai dengan umur 60 tahun

(Middle Age).

(5)

Dari sekian macam priode perkembangan kehidupan yang ditinjau dari segi umur, maka pada penelitian ini dikhususkan lagi, untuk kelompok umur bayi sampai dengan anak-anak.

Dalam dunia kesehatan kelompok usia bayi dan anak-anak memang memerlukan perhatian tersendiri dalam ilmu kesehatan. Terlebih-lebih anak-anak yang tergolong dalam kelompok toddler (Kelomok anak yang berusia 1 sampai 3 tahun). Anak-anaka usia ini biasnya selalu meronta, ketakutan, atau senantiasa bergerak ketika diperiksa kesehatannya. Sehingga menyulitkan perawat pada saat akan mengontrol kesehatan anak. Maka biasanya anak-anak itu harus diperlukan dengan sangat hati-hati, sabar dan perlu ketelitian seperti membiarkan pasien berada dalam pelukan ibunya pada saat diperiksa kesehatannya oleh dokter atau perawat sehingga ia merasa aman, barulah 2. Jangan menyentuh anak dengan kasar. Dengan cara yang lembut berarti sudah sudah menjalankan tugas perawat yang paling baik. Tentu saja tidak selamaya demikian, Kaerena tingakat kesabaran seorang ada batasnya. Akan tetapi hal ini merupakan upaya untuk menghindari ketidaknyamanan sang anak selama berada di rumah sakit.

3. Jangan berbicara terlalu keras didepan sang anak, sebab diluar perkiraan telinga mungil itu jauh lebih mendengar pembicaraan orang.

4. Jangan mempergunakan pelbagal istilah yang diduga akan menakutkan pasien, misalnya : itilah Tumor, Anemia, Leukimia, dan lainya dianggap sebagai penyakit yang dapat diduga sesuatu yang ganas atau parah, sehingga pasien merasa takut, stress, dan akhirnya tidak gairah untuk sembuh dan pasrah keadaan.

5. Janganlah tidak menghargai keperibadian intrinsik anak yang sering berlainan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya, misalnya ada beberapa anak yang tidak merasa senang bila ditelanjangi bulat-bulat, untuk itu kiranya perlu diberikan penjelasan ataupun persetujuan sebelumnya. (Dinas Gill, Niall O’Brien 1990 : 36).

2.3. hubungan Perawat Dengan Pasien di Ruang Anak-anak

Pada dasarnya hubungan bukanlah hubungan yang sempurna karena ini berdasarkan atas kegiatan seseorang terhadap orang lain, sehingga pihak itu tidak dapat melakukan fungsi dan peran yang aktif. Dalam keadaan tertentu memang pasien tidak

(6)

dapat berbuat sesuatu, jadi hanya sebagai penerima belaka seperti pasien dalam keadaan tidak sadar.

2.3.2. Pola Dasar Hubungan Membimbing Kerjasama

Pola dasar ini ditemukan pada sebagian besar hubungan pasien dengan perawat, yakni bila keadaan penyakit pasien tidak terlalu berat, misalnya penyakit infeksi dan berbagai akut lainnya. Walaupun pasien menderita sakit namun ia tetap sadar dan tetap memiliki perasaan dan kemauan sendiri. Hal ini dikarenakan pasien menderita penyakit dan disertai dengan kecemasan dan berbagai perasaan tidak enak, ia mencari pertolongan pengobatan dan bersedia bekerja sama dengan orang yang mengobatintya. Walaupun perwat tidak semata-mata menjalankan kekuasaan, namun mengaharapkan kerjasama pasien, yang dapat diwujudkan dengan menurutiu nasihat perwat dan dokter, seperti makan obat yang teratur, melkukan pantang makanan untuk membantu proses penyembuhan, dan puasa bila hendak mengadakan pembedahan.

2.3.3. Pola Dasar Hubungan Saling Berperan Serta

Secara Filosofice piola ini berdasrkan pendapat bahwa semua manusia memiliki hak dan martabat yang sama. Hubungan ini lebih berdasarkan pada struktur sosial yang demokratis dan yang merupakan perjuangan hidup sebagian umat manusia sepanjang masa.secara pskologis saling tergantung berlandaskan proses pengenalan yang amat kompleks. Kedu pihak harus selalu terbuka sebagi diri sendiri, agar bersama-sama dapat mempertahankan hubungan yang serasi dan sederajat. Dalam hubungan yang serasi ini, kedua belah pihak memiliki kekuatan yang hampir sama dan saling membutuhkan setidak-tidaknya saling tergantung. Kegiatan bersama itu harus menimbulkan bersama. Bila ketiga hal ini terdapat dalam satu hubungan, berarti hal ini terdapat dalam satu hubungan,Berarti hubungan tersebut merupakan bentuk hubungan berpola peran serta.

Pada pola hubungan ini dapat terjadi antara perawat dengan pasien yang ingin memelihara kesehatannya, yakni pada waktu pemeriksaan medis, misalnya pasien yang mengidap penyakit menahun (Penyakit Diabetes,Epilepsi).dalam hubungan semacam ini pasien dapat menceritakan pengalamannya sendiri berkaitan dengan penyakitnya, dan

(7)

dapat membantu para perawat secara aktif dalam menetapkan situasi yang sebenarnya dan memberikan nasehat dan pengobatan yang tepat. Disamping itu hampir seluruh rencana pengobatan terletak ditangan para pasien itu sendiri, seperti minum obat atau tidak, mengulangi pembelian resep obat atau tidak. Dalam hal ini pasien secara sadar dan secara aktif berperan dalam pengobatan terhadap dirinya sendiri. (dr. Benyamin Lumenta 1989 :73, 74).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Manfaat dan khasiat muncord tiens tidak sampai disini saja, karena ada manfaat muncord tiens yang lain,

Pokja ULP Kegiatan Penataan lingkungan pemukiman penduduk perkotaan Pekerjaan Perbaikan Pemb. Ke Barat) Kaligangsa pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Tegal akan

Melayani dengan cara yang sama dan tidak membeda-bedakan cara ataupun kualitas pelayanan secara diskriminatif (Miru & Sutarman, 2015). Memberikan kompensasi, ganti

Anastrepha fratenulus South American America: Argentina, Bolivia, fruitfly Brazil, Colombia, Costa Rica, Equador, Guatemala, Guyana, Mexico, Panama, Paraguay, Peru,

Nama Laboratorium : Laboratorium Proses Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi

Temubual mendalam secara bersemuka dan separa bersturuktur telah dilakukan terhadap dua (2) syarikat yang menyediakan khidmat sertu (disebut sebagai Syarikat G

The Research hypothesis : There is positive influence between the using of who am I game strategy and students’ achievement in speaking skill at the eighth grade students of