EFEKTIVITAS SELF-TALK SKILL TERHADAP STRES
PADA ANAK USIA SEKOLAH KELAS 4 DI SD
MUHAMMADIYAH 08 DAU-MALANG
SKRIPSI
Oleh :
KHOTIMAH MULYASARI
NIM. 201110420311115
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektivitas self-talk skill terhadap stres pada anak usia sekolah kelas 4 di SD Muhammadiyah 08 Dau-Malang”
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
keperawatan (S.Kep) pada program studi ilmu keperawatan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Berdasarkan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terimaksih yang
sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Ibu Reni Ilmiasih, M.Kep., Sp,Kep.An. selaku pembimbing I yang telah
membimbing sabar dan bijaksana memberikan bimbingan dan masukan yang
sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Henik Tri Rahayu, S.Kep., Ns., MS. selaku pembimbing II yang telah
memberikan ilmu dan menginspirasi penulis dalam menyelesaikan sripsi ini.
5. Ibu Tutu April Ariani, S.Kp, M.Kes dan Ibu Aini Alifatin, S.Kp, M.Kep sebagai
penguji I dan II yang telah memberikan masukan dan saran-saran untuk
melengkapi tugas akhir ini.
6. Bapak Chairul Huda, S.Kep., Ns sebagai Wali Dosen PSIK kelas C angkatan 2011,
yang memberikan dukungan untuk mengerjakan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmunya.
8. Ayahanda Mulyadi dan Ibunda Sadariah yang tiada henti-hentinya selalu
mendoakan dan memberikan dukungan moril dan materiil untuk terselesaikannya
skripsi ini.
9. Ibu Hj. Siti Alfiyah selaku kepala sekolah di SD Muhammadiyah 08 Dau yang telah
memberikan izin dan membantu selama proses penelitian.
10. Teman-teman PSIK C 2011 dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan
v
Semoga Allah SWT memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan
dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Akhir kata penulis
mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bidang keperawatan. Amin.
Malang, Juli 2015
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Lembar Pernyataan Keaslian ... iv
Kata Pengantar ... v
Abstrak ... vii
Abstract ... viii
Daftar Isi ... ix
Daftar Tabel ... xii
Daftar Gambar ... xiii
Daftar Lampiran ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Keaslian Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Konsep Stres ... 8
2.1.1 Definisi Stres ... ... 8
2.1.2 Fisiologi Stres ... 9
2.1.3 Jenis Stres ... 12
2.1.4 Respon Terhadap Stres ... 12
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Stres ... 14
2.1.6 Tahapan Stres ... 17
2.1.7 Pengukuran Stres ... 18
2.2 Konsep Anak ... 19
2.2.1 Definisi Anak ... 19
2.2.2 Teori Perkembangan Anak ... 20
2.2.3 Tugas Perkembangan Anak ... 23
2.2.4 Anak Usia Sekolah ... 24
2.2.5 Fisiologi Masa Anak Usia Sekolah ... 27
2.3 Stres pada Anak Usia Sekolah ... 28
2.4 Konsep Self-talk Skill ... 30
2.4.1 Definisi Self-talk Skill ... 30
2.4.2 Fungsi Self-talk Skill ... 30
2.4.3 Tatacara Self-talk Skill ... 32
2.5 Stres dan Self-talk ... 32
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 36
3.1 Kerangka Konsep ... 36
vii
BAB IV METODE PENELITIAN ... 39
4.1 Desain Penelitian ... 39
4.2 Kerangka Penelitian ... 40
4.3 Desain Sampling ... 41
4.3.1 Populasi ... 41
4.3.2 Sampel ... 41
4.3.3 Teknik Sampling ... 41
4.4 Variabel Penelitian ... 42
4.4.1 Variabel Independen ... 42
4.4.2 Variabel Dependen ... 42
4.5 Definisi Operasional ... 42
4.6 Waktu Penelitian ... 43
4.7 Tempat Penelitian ... 43
4.8 Instrumen Penelitian ... 43
4.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 44
4.9.1 Tahap Persiapan ... 44
4.9.2 Tahap Pelaksanaan ... 44
4.9.3 Tahap Pengolahan Data ... 45
4.10Analisa Data ... 45
4.10.1 Analisa Univariat ... 46
4.10.2 Analisa Bivariat ... 46
4.11Etika Penelitian ... 46
4.11.1 Persetujuan (Informed Consent) ... 47
4.11.2 Tanpa Nama (Anonimity) ... 47
4.11.3 Kerahasiaan (Confidentiality) ... 47
BAB V HASIL PENELITIAN ... 48
5.1 Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Usia ... 48
5.2 Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49
5.3 Gambaran Intervensi Self-talk Skill ... 49
5.4 Tingkat Stres Anak Usia Sekolah Sebelum diberikan Self-talk Skill ... 50
5.5 Tingkat Stres Anak Usia Sekolah Sesudah diberikan Self-talk Skill ... 50
5.6 Efektivitas Self-talk Skill terhadap Stres pada Anak Usia Sekolah... 51
BAB VI PEMBAHASAN ... 53
6.1 Identifikasi Tingkat Stres Anak Usia Sekolah Sebelum diberikan Self-talk Skill ... 53
6.2 Identifikasi Tingkat Stres Anak Usia Sekolah Sesudah diberikan Self-talk Skill ... 56
6.3 Analisis Efektivitas Self-talk Skill terhadap Stres pada Anak Usia Sekolah... 57
6.4 Keterbatasan Penelitian ... 59
6.5 Implikasi Keperawatan ... 59
viii
7.1 Kesimpulan ... 61 7.2 Saran ... 61
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 66
Lampiran 2 Surat Tugas ... 67
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 68
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 69
Lampiran 5 Lembar Kuesioner ... 70
Lampiran 6 Lembar Konsultasi ... 73
Lampiran 7 Lembar Angket Persetujuan... 79
Lampiran 8 Standar Operasional Prosedur Self-talk Skill ... 80
Lampiran 9 Lembar checklist pengamatan ... 81
Lampiran 10 Total Penilaian Item Pertanyaan Kuesioner ... 82
Lampiran 11 Rekapan Kuesioner dan Self-talk... 83
Lampiran 12 Gambaran Mirror Reflection ... 84
Lampiran 13 Hasil Uji Normalitas dan Paired t test ... 87
Lampiran 14 Dokumentasi ... 88
x
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, R. W., Lilik, S., Karyanta, N. A., & Priyatama, A. N. (2012). Model Live Skill Education dengan Pendekatan Experiental Learning untuk Menurunkan Distress. Jurnal Publikasi Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta, 1(1), 1-19.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Bloch, D. M., & Merritt, J. M. (2006). The Power of Positive Talk. Jakarta : Karisma
Publishing Group.
Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan. Bandung : PT Refika Aditama.
Crain, W. (2007). Teori Perkembangan, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan: Pedoman Melaksanakan dan
Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta : Trans Info Media.
Etty, M. (2004). Mengelola Emosi. Jakarta : PT Grasindo.
Gais, S., Lucas, B., & Born, J. (2006). Sleep after learning aids memory recall. Journal
Department of Neuroendocrinology, University of Lϋbeck, Cold Spring Harbor Laboratory
Press, 13(1), 259-262.
Gallagher, S., & Whiteley, J. (2013). The Association between Stress and Physical Health in Parents Caring for Children with Intellectual Disabilities is Moderated by Children’s Challenging Behaviours. Journal Physical Health in Caregivers, Faculty of Education and Health Sciences, University of Limerick, 1(1), 1-30.
Gibson, A. C., & Foster, C. (2007). The Role of Self-Talk in the Awareness of Physiological State and Physical Performance. Sports Medicine ADIS International Limited, 37(12), 1029-1044.
Gleave, J. (2009). Children’s Time to Play : A Literature Review. Playday Make Time, 1(1), 1-34.
Hatzigeorgiadis, A., Zourbanos, N., Mpoumpaki, S., & Theodorakis, Y. (2009). Mechanisms Underlying The Self-Talk–Performance Relationship: The Effects of Motivational Self-talk on Self-confidence and Anxiety. Journal Psychology of Sport and Exercise, 10(1), 186-188.
Hidayat, A. A. (2009a). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A. A. (2009b). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, A. A. (2009c). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Y., & Budiman, D. (2014). The Influence of Self-Talk on Learning Achievement and Self Confidence. Journal of Canadian Center of Science and Education, 10(5), 186.
Hoffman, M. T., Bales, S. N., Heckman, J. J., McEwen, B. S., & Rolnick, A. J. (2008). The Science of Early Childhood Development—Closing the Gap Between What We Know and What We Do. Journal of National Scientific Council on the Developing Child. 29(4), 1-16.
xi
Ibung, D. (2008). Stres pada Anak (usia 6-12 tahun). Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Iswari, D., & Hartini, N. (2005). Pengaruh Pelatihan dan Evaluasi Self-talk Terhadap Penurunan Tingkat Body-Dissatisfaction. Jurnal Ilmiah Psikologi Universitas Airlangga Surabaya, 7(3), 1-22.
Kurnia, I. (2008). Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Kusumowardhani, R. (2009). Pendampingan Psikologis Bagi Atlet Cilacap dalam Pekan Olah Raga Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 di Solo (Studi Preliminer). Jurnal Ilmiah Psikologi PSIKOBUANA, 1(2), 73-85.
Larasati, W. P. (2012). Enhancing Self-esteem through Self-instruction Method. Naskah Publikasi Universitas Indonesia (UI), 24-25.
Liza. (2010). Otak Manusia, Neurotransmiter, dan Stres. Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. http://adiwarsito.files.wordpress-.com/2010/03/6224830-otakma-nusianeurotransmiter-dan-stress-by-drliza-pasca-sarjana-staincirebon.pdf, diperoleh tanggal 17 Desember 2014.
Lubis, N.A. (2012). http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31038/4/Cha-pter%20II.pdf, diperoleh tanggal 30 Nopember 2014.
Mardiana, Y., & Zelfino. (2014). Hubungan Antara Tingkat Stres Lansia dan Kejadian Hipertensi pada Lansia di RW 01 Kunciran Tangerang. Forum Ilmiah Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul Jakarta, 11(2), 261-267.
Munawwaroh. (2012). Empat dari Lima Anak Alami Tekanan Batin.
http://www.tempo.co/read/news/2012/03/20/173391560/Empat-dari-Lima-Anak-Alami-Tekanan-Batin, diperoleh tanggal 22 Oktober 2014. Nasution, H. (2011). Gambaran Coping Stres pada Wanita Madya dalam Menghadapi
Pramenopause, Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24670/4/Chapter%20II.p df, diperoleh tanggal 30 Nopember 2014.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Noviekayati, I. G., & Suroso. (2009). Pemetaan Penyebab Stres pada Anak di Surabaya. Jurnal Publikasi Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, 1(1), 3-6. Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis, Edisi 3.
Jakarta : Salemba Medika.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 2. Jakarta : Salemba Medika.
Pranadji, D. K., & Nurlaela. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stres pada Anak Usia Sekolah Dasar yang Sibuk dan Tidak Sibuk. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konseling, 2(1), 57-63.
Pujaningsih. (2010). Pengelolaan Stres pada Anak dengan Berkesulitan Belajar Spesifik (ABBS). Jumal Pendidikan Khusus Universitas Negeri Yogyakarta, 7(2), 72-84.
xii
old Children; a Population-Based Study of Individual Differences. Psychoneuroendocrinology, 30(1), 483-495.
Santrock, J. W. (2011a). Masa Perkembangan Anak, Edisi 11 Buku 1. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika.
Santrock, J. W. (2011b). Masa Perkembangan Anak, Edisi 11 Buku 2. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika.
Scott, E. M. (2014). Reduce Stress and Improve Your Life with Positive Self-Talk.
http://stress.about.com, diperoleh 18 Desember 2014.
Seaward, B. L. (2011). Managing Stress: Principles And Strategies For Health And Well-Being : Edition 7. Canada : Jones & Bartlett Learning.
Sholichatun, Y. (2011). Stres dan Strategi Coping pada Anak Didik di Lembaga Pemasyarakatan Anak. PSIKOISLAMIKA, Jurnal Psikologi Islam (JPI), 8(1), 23-42.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA.
_______. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : ALFABETA.
Supyanti, W. E., & Wahyuni, A. S. (2012). Pencegahan Percobaan Bunuh Diri pada Anak dan Remaja dengan Gangguan Depresi. Jurnal SMF Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unud, 1(1), 1-10.
Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stres adalah respon individu terhadap situasi atau peristiwa yang
mengancam dan melebihi kemampuan coping. Proses coping melibatkan interaksi
antara lingkungan secara berkala, di mana individu berusaha untuk mengatasi
stres yang menekan kehidupannya. Stres pada anak akan terjadi ketika
tuntutan-tuntutan tidak terpenuhi dengan baik di samping itu anak belum
mampu untuk memenuhi tuntutan tersebut.
Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima
rata-rata 200 laporan kasus per bulan atau 2.386 kasus pelanggaran sepanjang
tahun 2011, meningkat 98 persen dari tahun sebelumnya. Laporan ini turut
mengindikasikan adanya peningkatan gangguan stres pada anak di Indonesia.
Lembaga konseling Personal Growth mencatat anak usia 2-15 yang mengalami
stres tersebut, 40 persennya adalah balita dan 60 persennya anak usia sekolah
(Munawwaroh, 2012).
Anak yang berusia 10 hingga 12 tahun (setara kelas 4 hingga 6 sekolah
dasar) telah memasuki masa prapubertas, di mana perubahan biofisik akan
dirasakan kembali dan memasuki masa pemikiran abstrak. Para peneliti
mengungkapkan usia 10 hingga 12 tahun rentan stres, ketika tugas
perkembangan mereka terhalangi ataupun terhambat dalam menjalankannya
2
Noviekayati, 2009 : 2). Dalam penelitian lain dikatakan bahwa terdapat 20
kejadian stres berat pada 1000 anak usia 10 hingga 12 tahun (Sadock, 2007,
dalam Supyanti & Wahyuni, 2012 : 2). Riset di Belanda, mendapatkan
peningkatan kadar kortisol (hormon stres) sebesar 70,7% tiga puluh menit
setelah bangun tidur pagi pada anak usia 10 hingga 12 tahun (Rosmalen,
Oldehinkel, Ormel, de Winter, Buitelaar, & Verhulst, 2005 : 493).
KPAI mencatat, 82,9 persen penyebab anak stres justru berasal dari
kurangnya komunikasi antara anak dan orangtua. Apalagi diperparah dengan
sikap orangtua yang cenderung memforsir tenaga anak dalam rutinitas padat,
sehingga hak bermain dan berkreasi menjadi hilang. Kejadian traumatik, seperti
ditinggal orang yang dikasihi, dapat menyebabkan seorang anak mengalami
gangguan depresi. Lingkungan sekolah yang baru. Beberapa anak yang
menganggap suasana ini sangat tidak nyaman dan akan membebani mereka
secara psikologis. Jam belajar yang berlebih dan tekanan orangtua agar anak
harus berprestasi dapat berubah dari motivasi menjadi beban psikologis anak.
Ambisi besar orangtua akhirnya malah memberatkan anak, belum lagi banyak
anak yang mengikuti lebih dari satu les atau kursus.
Riset di US menyatakan bahwa anak-anak menghabiskan waktu kurang
dari 12 jam setiap minggu untuk waktu bermain. Hal ini ditunjukkan pada
angka penurunan untuk bermain sebanyak 25% dan penurunan saat
beraktivitas di luar ruangan sebanyak 50% (Glave, 2009 : 18). Dorongan yang
mengganggu tersebut berkembang di dalam berbagai sistem disebut sebagai
stresor pada tubuh. Hingga pada akhirnya, seorang anak akan mengalami stres
3
akan bergantung pada bagaimana seorang anak memandang dan mengevaluasi
dampak dari stresor, efeknya pada situasi dan dukungan saat mengalami stres,
dan mekanisme koping individu tersebut (Potter & Perry, 2010 : 134).
Tubuh tidak dapat lagi menahan efek stresor dan ketika tubuh telah
menghabiskan energi yang diperlukan untuk mempertahankan koping. Respon
fisiologis telah diperkuat; tetapi dengan tingkat energi yang rendah, koping
seseorang terhadap stresor akan menurun. Tubuh tidak dapat melindungi
dirinya terhadap dampak dari kejadian, perbedaan regulasi fisiologis, dan jika
stres terus berlanjut dapat menyebabkan kematian tak terkecuali bunuh diri.
KPAI telah menemukan 182 kasus percobaan bunuh diri pada anak-anak, 5
diantaranya masih berusia balita dan 2 balita tersebut meninggal
(Munawwaroh, 2012).
Anak yang stres akan menunjukkan perilaku yang beragam. Gejala anak
dalam keadaan stres seperti mudah tersinggung atau moody, menarik diri dari
kegiatan yang biasanya mereka suka, sering mengeluh atau menangis, selera
makan meningkat atau menurun, anak sulit tidur, anak mengeluhkan gejala
pencernaan seperti mual, muntah dan nyeri perut tanpa diikuti oleh adanya
penyakit yang jelas.
Salah satu metode untuk mengatasi stres pada anak berupa, self-talk.
Self-talk skill merupakan pernyataan langsung terhadap diri, berupa pernyataan
terbuka atau tertutup, dari pernyataan negatif akan diarahkan menjadi
pernyataan positif, yang memiliki tujuan untuk menginstruksikan ataupun
memotivasi diri (Hidayat & Budiman, 2014 : 186). Anak yang cenderung
4
diri ataupun orang lain yang lebih adaptif. Stamou, Theodorakis, Kokaridas,
Perkos, & Kessanopoulou (2007, dalam Hidayat & Budiman, 2014 : 186)
menyebutkan bahwa ketika self-talk skill diterapkan akan melibatkan proses
aktivasi intelektual yang memiliki pengaruh untuk mengubah pola pikir yang
ada.
Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 5 anak,
didapatkan data, 3 dari 5 anak menyatakan kekecewaannya dan perasaan sedih
saat mendapatkan nilai buruk. Ketika hari libur, 4 dari 5 anak jarang bersama
orangtua, sebagian besar menghabiskan waktu untuk menonton televisi atau
bermain. Pada saat di sekolah, semua anak merasakan perasaan cemas
terhadap perlakuan jahil salah satu teman mereka.
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui efektivitas
self-talk skill terhadap stres pada anak usia sekolah kelas 4 di SD Muhammadiyah
08 Dau-Malang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : “Apakah terdapat efektivitas self talk skill terhadap
stres pada anak usia sekolah kelas 4 di SD Muhammadiyah 08 Dau-Malang?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas self-talk skill terhadap stres pada anak usia
5
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi stres pada anak usia sekolah kelas 4 di SD
Muhammadiyah 08 Dau-Malang sebelum diberi metode self-talk skill.
b. Mengidentifikasi stres pada anak usia sekolah kelas 4 di SD
Muhammadiyah 08 Dau-Malang setelah diberi metode self-talk skill.
c. Menganalisis pengaruh self-talk skill terhadap stres pada anak usia sekolah
kelas 4 di SD Muhammadiyah 08 Dau-Malang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Anak Usia Sekolah
Acuan untuk mengatasi pemicu masalah stres sehingga diharapkan
anak usia sekolah kelas 4 di SD Muhammadiyah 08 Dau-Malang memiliki
semangat dalam menjalani kehidupannya.
1.4.2 Bagi Institusi Keperawatan
Sumbangan pemikiran dan acuan bagi ilmu pengetahuan tentang
pencegahan stres pada anak usia sekolah sehingga dapat dijadikan referensi
akademik serta pengembangan penelitian di bidang keperawatan.
1.4.3 Bagi Pelayanan Kesehatan
Alat ukur untuk menentukan intervensi lanjutan khususnya pada anak
usia sekolah dalam mengatasi stres dan umumnya untuk meningkatkan
kesehatan secara biologis maupun psikisnya.
1.4.4 Bagi Peneliti
Dengan mengetahui efektivitas self-talk skill terhadap stres pada anak
usia sekolah kelas 4 di SD Muhammadiyah 08 Dau-Malang maka akan
6
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan penelitian lebih
lanjut.
1.4.5 Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian dapat di gunakan sebagai bahan informasi dan
pedoman bagi penelitian lain yang akan mengembangkan topik yang berkaitan
dengan intervensi efektivitas self-talk skill dalam menurunkan dampak yang
lebih besar pada anak usia sekolah.
1.5 Keaslian Penelitian
Yusuf Hidayat dan Didin Budiman (2014) dalam penelitiannya
mendapatkan bahwa self-talk memiliki pengaruh terhadap keterampilan prestasi
belajar pada atlet bulutangkis disertai kepercayaan diri yang meningkat. Data
dari hasil analisis tersebut adalah: (1) Self-talk berpengaruh terhadap prestasi
belajar pada atlet bulutangkis dan memiliki keterampilan untuk memukul
jernih, di mana F (2,45) = 97.700, ρ < 0.05, dan variabilitas dari 81,3 persen,
dan, (2) self-talk memiliki pengaruh terhadap rasa kepercayaan diri, di mana
F(2,45) = 68.267, ρ < 0.05, dan variabilitas dari 75,2 persen. Metode penelitian
digunakan adalah ANOVA membandingkan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol untuk prestasi belajar pada atlet bulungtangkis dalam
keterampilan memukul jernih, dan metode ini digunakan pula untuk tingkat
kepercayaan diri atlet. Selain itu, ditemukan bahwa 81,3 persen instruksi dari
self-talk dapat menolong atlet untuk belajar teknik dan 78,6 persen self-talk
membantu atlet untuk lebih rileks. Perbedaan penelitian ini terdapat pada
variabel, waktu, tempat penelitian, teknik pengambilan sampel, dan desain
7
Hal ini senada dalam penelitian oleh Dita Iswari dan Nurul Hartini
(2005) yang berjudul, “Pengaruh Pelatihan dan Evaluasi Self-Talk Terhadap
Penurunan Tingkat Body Dissatifaction,” ditemukan bahwa, harga U yang
diperoleh dari perbedaan skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen menunjukkan harga U = 0,009 untuk uji 2 ekor pada
signifikansi 5%. Penelitian ini menggunakan uji 1 ekor karena memiliki
hipotesis yang berarah, sehingga didapatkan harga U = 0,0045. Harga U
tersebut < 0,05 sehingga Ho dalam penelitian ini ditolak. Berarti hipotesis
penelitian menjadi berbunyi, “ada pengaruh yang signifikan antara pelatihan
dan evaluasi self-talk dengan penurunan tingkat body dissatisfaction.” Perbedaan
penelitian ini terdapat pada variabel, waktu, tempat penelitian, teknik