• Tidak ada hasil yang ditemukan

REFORMASI DALAM PENEGAKAN HUKUM DAN PELAYANAN PUBLIK YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL OLEH ASRENA KAPOLRI IRJEN POL DRS. BAMBANG SUNARWIBOWO, SH, M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REFORMASI DALAM PENEGAKAN HUKUM DAN PELAYANAN PUBLIK YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL OLEH ASRENA KAPOLRI IRJEN POL DRS. BAMBANG SUNARWIBOWO, SH, M."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

REFORMASI DALAM

PENEGAKAN HUKUM DAN

PELAYANAN PUBLIK YANG

TRANSPARAN DAN AKUNTABEL

OLEH ASRENA KAPOLRI

IRJEN POL DRS. BAMBANG SUNARWIBOWO, SH, M.HUM

(2)

PENDAHULUAN

Korupsi merupakan wabah berbahaya yang memiliki berbagai efek korosif pada

masyarakat. Perbuatan tercela ini merongrong demokrasi dan supremasi hukum,

mengarah pada pelanggaran HAM, mendistorsi pasar, menurunkan kualitas hidup,

memberikan ruang berkembangnya kejahatan terorganisir, dan terorisme tidak saja

terhadap perekonomian negara tetapi juga pada menurunnya Kamtibmas.

upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi ini, telah dinyatakan

secara tegas oleh Presiden RI bahwa hukum harus ditegakkan, tidak boleh tebang pilih,

hukum harus berjalan tanpa pandang bulu dan harus dapat memberikan efek jera

kepada para pelaku. Penegakan hukum juga harus dapat memberikan rasa keadilan

dan terwujudnya kepastian hukum, hal tersebut dengan ditetapkannya kebijakan

pemerintah :

Peraturan Presiden RI Nomor 55 tahun 2012, Tanggal 23 Mei 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 Dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014.

Instruksi Presiden Ri Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Aksi Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015.

(3)

Reformasi Birokrasi Polri

Polri telah mencanangkan program Reformasi Birokrasi guna mewujudkan harapan

masyarakat menjadi “Polri yang dipercaya, yang memberikan pelayanan prima, minimal

zero complain, menjadikan Polri unggul dan profesional berlandaskan revolusi mental,

melalui:

 Bidang Sumber Daya Manusia

 Bidang administrasi dan operasional

Pelayanan yang cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif dan mudah

diakses

1. Kelembagaan 2. Budaya Organisasi 3. Ketatalaksanaan 4. Regulasi 5. SDM

Dgn Nilai Rata2 BAIK (3,63) 1. Organisasi 2. Tata Laksana 3. Peraturan Per-UU-an 4. SDM Aparatur 5. Pengawasan 6. Akuntabilitas 7. Pelayanan Publik 8. Mindset/ Culturset 1. Mental aparatur 2. Pengawasan 3. Akuntabilitas Kinerja 4. Kelembagaan 5. Tata laksana 6. SDM aparatur 7. Peraturan Per-UU-an 8. Pelayanan Publik

RBP Gel II Mendapat nilai 67,23 dr Kemenpan-RB

7 Satker Zona Integritas WBK Ditlantas Sumsel, Resta Palembang, Res Aceh Besar, Res Cimahi, Res Dumai, Resta Pontianak

3

(4)

Keberhasilan wujudkan aparatur Polri

bersih & bebas KKN

1.

mendapat WTP dari BPK-RI sejak tahun 2013; mendapat skor Indeks Persepsi

Korupsi (IPK) Polri sebesar 2,65 skala 4 dari KPK. Penilaian secara

keseluruhan pada komponen hasil dalam mewujudkan aparatur Polri yang

bersih dan bebas dari KKN mendapat nilai 7,60 dari skala 10.

2.

nilai hasil inovasi pelayanan publik bidang bantuan SAR, masuk dalam Top 99

Inovasi dari 515 Inovasi Kementerian/Lembaga. Evaluasi Quick Wins Layanan

Dasar Publik bidang pelayanan SSB, SKCK, Transparansi Penanganan

Perkara terhadap kelengkapan data dukung mencapai nilai 99%.

3.

Tahun 2014 penilaian AKIP Polri mendapat nilai 65,10 kategori

“B” peringkat

42 dari 82 K/L lebih tinggi jika dibanding dengan penilaian tahun 2013 dengan

nilai 60,02 (CC). Tahun 2015 penilaian AKIP Polri naik menjadi 68,04 kategori

“Baik” peringkat 36 dari 77 K/L

(5)

INOVASI DLM BIDANG GAKKUM & YAN PUBLIK

a.

rekrutment personel Polri dan PNS dengan mempertimbangkan kebijakan minimal zero growth;

b.

percepatan peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM serta modernisasi teknologi kepolisian sebagai bagian dari penerapan reformasi Polri;

c.

meningkatkan profesionalisme anggota Polri melalui pendidikan dan pelatihan;

a.

membangun SDM Polri yang profesional melalui metode sekolah sambil bekerja (off campus) di STIK-PTIK;

1. Bidang Penguatan Kapasitas dan Integritas SDM Polri

No Jenis Dik 2014 2015 2016

1. Pendidikan pembentukan 29.340 16.646 -

2. Dikbang Umum 3.508 1.621 1.445

3. Dikbang Spesialis 6.705 6.347 4.370 4. Sekolah Alih Golongan 5.000 3.148 -

5. Pelatihan 62.795 33.500 39.904

Jumlah 107.348 61.262 44.715

(6)

e.

melakukan sertifikasi terhadap kemampuan teknis profesi Kepolisian, melaluli Lembaga Sertifikasi Polri (LSP) : Penguji SIM; penerbit STNK dan BPKB; Pendidik Polri; penyidik Laka lantas; petugas Patroli dan pengawalan Lantas; penyidik dan penyidik pembantu.

f.

mewujudkan tata kelola organisasi Polri yang bersih, transparan dan akuntabel untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri;

g.

melanjutkan pembangunan standar pelayanan prima pada tingkat Polsek, Polres dan Polda dengan melengkapi Daftar Susunan Personel dan Peralatan (DSPP);

h.

membangun hukum kepolisian di pusat dan daerah sebagai elemen Prolegnas bidang Kepolisian serta memfungsikan sebagai pusat informasi hukum Kepolisian bagi pelaksana tugas Polri di lapangan serta pusat penelitian hukum Indonesia dan negara-negara lain di dunia;

i.

peningkatan kesejahteraan personel Polri dalam rangka meningkatkan profesionalisme ;

Tunjangan Kinerja dengan rata-2 : 45,51 % dari yang diusulkan Polri

Tunjangan Perumahan Polri sejumlah 576 unit pada tahun 2016 (baru terpenuhi15,93 % dari +/- 434.000 unit).

Program BPJS- Kesehatan dangan target 1,6 juta Personel Polri beserta Keluarganya.

j.

menyelaraskan dan mengefektifkan secara optimal kegiatan pengawasan dan pemeriksaan oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) guna mewujudkan aparat Polri yang profesional dan akuntabel serta menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) secara maksimal guna mencegah terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

(7)

a.

Penyederhanaan mekanisme penerbitan SIM, STNK, BPKB dan SKCK dengan menerapkan sistem

on line diseluruh sentra pelayanan kepolisian

b.

Terlibat aktif dalam memback up kementerian keuangan khususnya direktorat jenderal pajak dalam mengoptimalkan penerimaan pajak;

c.

Mengoptimalkan peran inspektorat dalam mengimplementasikan Peraturan Kapolri nomor 21 tahun 2013 tentang whistleblowing system dilingkungan Polri;

d.

Mengoptimalkan peran Divisi Humas selaku pejabat pengelola informasi dan data dilingkungan Polri;

e.

Melakukan review prosedur pengadaan barang dan jasa dilingkungan Polri untuk lebih transparan dan akuntabel dengan menerapkan e-procurement maupun e-catalog dan bekerjasama dengan LKPP;

f.

Dalam upaya pengendalian gratifikasi, membentuk unit pengendalian gratifikasi pada Itwasum Polri pada tingkat Mabes Polri dan Itwasda ditingkat Polda serta menerbitkan surat edaran Kapolri tentang mekanisme pelaporan gratfikasi;

g.

Menugaskan pelaksana fungsi Reskrim untuk aktif memberikan sosialisasi anti korupsi serta memberikan asistensi kepada kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah guna pencegahan korupsi;

h.

Membuat system pengendalian perkara secara elektronik yang dapat diakses oleh masyarakat untuk mengetahui perkembangan hasil penyelidikan/penyidikan;

i.

Menandatangani beberapa nota kesepahaman sebagai upaya peningkatan pemberantasan Tipidkor yang dilakukan secara sinergis dalam kerangka integrated criminal justice system;

2.

Bidang Pencegahan Tindak Pidana Korupsi

(8)

Pada tahun 2014 jumlah kasus sebanyak 1.654 kasus dan dapat diselesaikan sebanyak 1.085 kasus atau 65,6% (melampaui target yang ditetapkan yaitu sebanyak 543 kasus atau 199,8 %). Sedangkan, pada tahun 2015 jumlah kasus sebanyak 1.816 kasus dan penyelesaian perkara sebanyak 1.021 atau 56,2 %, (melampaui dari target yang ditetapkan yaitu sebanyak 898 kasus atau 113,6%). Keuangan Negara yang diselamatkan pada tahun 2015 sebesar Rp. 437.066.578.685,00,-

Pada tahun 2016, (sampai dengan Triwulan III), Bareskrim Polri dan jajaran berhasil menangani jumlah tindak pidana Korupsi sebanyak 1290 kasus dan penyelesaian tindak pidana sebanyak 706 atau 54,7 % (target sebanyak 908 kasus atau 77,8 %), dan uang Negara yang berhasil diselamatkan adalah sebesar Rp. 218.299.616.336.-

3.

Bidang Penegakan Hukum

THN TARGET SIDIK SELRA % %

1 2 3 4 5 (4:2) 6 (4:3) 2012 908 1176 657 72,4 55,9 2013 916 1399 975 106,4 69,7 2014 543 1654 1085 199,8 65,6 2015 898 1816 1021 113,6 56,2 2016 908 1290 706 77,8 54,7

(9)

4.

Bidang Pelayanan Publik

Upaya peningkatan pelayanan publik kepolisian agar transparan dan akuntabel dilakukan tidak saja pada pelayanan administrasi seperti pelayanan SIM, STNK dan BPKB namun juga meliputi pelayanan pada bidang penyelidikan dan penyidikan kasus tindak pidana. Beberapa strategi yang dilakukan sebagaimana tercantum dalam program PROMOTER Kapolri, antara lain :

1. Membangun budaya perilaku anti korupsi pada aparatur yang bertugas pada pelayanan publik:

 Sosialisasi Budaya Anti Korupsi melalui pendidikan pada Diktuk, serta pelatihan revolusi mental

 Menerapkan pakta integritas untuk seluruh petugas pada fungsi yang berpotensi terjadinya perilaku koruptif.

 Membangun wilayah bebas dari korupsi melalui pembentukan Zona Integritas di 4 Polres (Banyumas, Cimahi, Palembang, dan Pontianak).

 Pembinaan disiplin dan penegakan hukum bagi anggota yang melakukan KKN

2. Membangun system pelayanan publik yang mudah diakses masyarakat, lebih cepat, bebas calo dan berbasis TI:

 Melaksanakan Anev Menyeluruh terhadap data entry Pusiknas dari Tk. Mabes sampai dengan Tk. Polres

 Mengembangkan E-Policing

 Merampungkan layanan pendaftaran SIM baru secara online di seluruh polda

 Merampungkan layanan perpanjangan SIM online pada 72 kota

 Menyusun blue print layanan hukum online

 Mengembangkan pelayanan SKCK online ke seluruh satwil

 Inventarisasi dan evaluasi Perkap dan SOP Pelayanan Publik agar berorientasi kepada layanan yang cepat

(10)

3. Menghilangkan pungutan liar, pemerasan dan makelar kasus dalam proses

penyidikan :

Sosialisasi melalui banner, pamflet, spanduk, selebaran tentang larangan

pungutan liar, pemerasan dan makelar kasus dalam proses penyidikan

Membuka akses kepada masyarakat melalui

“website/

public complain

online

tentang

keluhan

masyarakat

terkait

proses

penyidikan

(

www.itwasum.polri.go.id

)

Meningkatkan pengawasan melekat dan pengawasan struktural dalam

proses penyidikan

Menghilangkan

kecenderungan

rekayasa

dan

berbelit-belit

dalam

penanganan kasus

4. Memperkuat kerjasama dengan pengawas eksternal dengan EMI dan IME

:

Melakukan pendataan permasalahan / komplain yang dilaporkan oleh

pengawas eksternal

Menindaklanjuti komplain yang diterima dari pengawas eksternal secara

tepat, proporsional, profesional, dan tuntas

(11)

Rencana Tindak Lanjut

1.

Kampanye Gerakan Nasional Revolusi Mental;

2.

Penetapan Struktur Organisasi Polri yang efektif, efisien, dan akuntabel;

3.

Penguatan Sistem Manajemen SDM Polri yang transparan, kompetitif,

berintegritas dan berbasis merit system

4.

Rekrutmen Anggota Polri

Open Bidding dan Prinsip Betah

5.

Penguatan Pelayanan Publik di Pelayanan Terpadu Satu Pintu

6.

Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik untuk mengakselerasi peningkatan

kualitas pelayanan publik

7.

Penguatan Akuntabilitas Kinerja dan Integritas Instansi Pemerintah melalui

evaluasi tingkat akuntabilitas kinerja, evaluasi terhadap unit kerja pelayanan

yg telah mencanangkan Zona Integritas, serta penerbitan kebijakan tentang

perjanjian kinerja dan pelaporan kinerja

institusi Polri harus tetap bergerak menjadi lebih baik melalui road map reformasi

birokrasi Polri 2015-2019, yaitu :

(12)

Indikator keberhasilan

Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III

Tahun 2016-2019

Indikator Baseline 2015 Target 2019

 Opini WTP dari BPK Opini WTP Opini WTP

 Tingkat Kapabilitas APIP (skor 1-5) 1 2

 Tingkat Kematangan Implementasi SPIP

(skor 1-5)

1 2

 Nilai AKIP Skor 68,04 Skor 70

 Penggunaan

e-procurement

30% 80%

Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel

Indikator Baseline 2015 Target 2019

 Indeks Reformasi Birokrasi Polri (PMPRB) Skor 67,23 (B) Skor 70 (B)

 Indeks Profesionalitas Aparatur Polri

(Skor 1-100)

Skor 86 Skor 86

(13)

Indikator Baseline 2015 Target 2019

 Indeks Integritas Pelayanan Publik (Skor

0-10)

Skor 7,22 Skor 8,5

 Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) 80% 90%

 Persentase kepatuhan pelaksanaan UU

Pelayanan Publik (Zona Hijau)

- 10 Satpas,

453 Yan SKCK

Birokrasi yang Memiliki Pelayanan Publik Berkualitas

(14)
(15)

Catatan

Target capaian pada tahun 2019 tidak terlalu tinggi

mengingat :

Syarat penentuan skor sangat ketat, terutama kuota

auditor yang harus terpenuhi dan tetap ( stationer),

sementara auditor di itwasum senantiasa berpindah

tempat.

Sampai dengan saat ini Polri belum membuat analisa

Resiko Beban Kerja.

Referensi

Dokumen terkait

Melihat pentingnya penaatan instrumen hukum internasional dalam hal perlindungan hukum bagi ICRC sebagai pihak yang memiliki kewenangan khusus dalam menengahi suatu konflik

integer b menentukan jumlah bilangan, atau jumlah dari angka standar sebuah deret di dalam satu dekade.. Nilai-nilai bilangan yang harus dibulatkan, dihitung menurut d

Pembuatan dan karakterisasi papan partikel dari serbuk batang kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) dengan perekat berbasis polipropilena dan polipropilena grafting maleat

Penyusunan Standar Operasional Prosedur Pelayanan Puskesmas di Kota Cirebon, LPPM UNPAD & SCBD-DP ADB (Asean Development Bank), ( Tahun

Menurut Tufaila et al., (2014) menjelaskan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kandang ayam yang diberikan maka pH tanah akan semakin meningkat, peningkatan pH tanah

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, jika kita mengetahui faktor- faktor apa yang menyebabkan para remaja bergabung dalam komunitas yang sering melakukan juvenile

Hasil analisis tersebut akan menjadi dasar kajian dalam menentukan luas area yang dibutuhkan untuk penyediaan Ruang Terbuka Hijau pada lokasi penelitian dengan membandingkan

Jumlah TTGT yang bervariasi pada setiap hewan dalam suatu populasi (dalam hal ini populasi Gajah sumatera) dapat dipengaruhi oleh beberapa hal (Kusumamihardja 1995) antara