• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk menyelenggarakan pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk menyelenggarakan pendidikan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Hak setiap warga negara tersebut telah dicantumkan dalam Pasal 31 (1) Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan pasal tersebut, maka Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi, dan masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu diperlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu bagi setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya, dan berhak mendapatkan beasiswa bagi mereka yang berprestasi.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab V pasal 12 (1.c), menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. Pasal 12 (1.d), menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.

(2)

Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, Bagian Kelima, Pasal 27 ayat (1), menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai pendidikannya. Pasal 27 ayat (2), menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memberi beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi.1

Selain itu di dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi di dalam Pasal 76 Ayat (2) juga jelas mengamanahkan tentang pemenuhan hak mahasiswa yaitu (a) beasiswa kepada mahasiswa berprestasi; (b) bantuan atau membebaskan biaya pendidikan; dan/atau (c) pinjaman dana tanpa bunga yang wajib dilunasi setelah lulus dan/atau memperoleh pekerjaan.2

STAIN Pekalongan dalam menyelenggarakan pengajaran dan pendidikan, juga memberikan biaya pendidikan atau beasiswa kepada para mahasiswa. Beasiswa dapat berupa :

1. Beasiswa Mahasiswa berprestasi.

2. Beasiswa Mahasiswa dari Keluarga Tidak Mampu. Beasiswa diberikan oleh :

1. Kementerian Agama RI. 2. Supersemar.

1

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Umum Beasiswa dan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (Jakarta, 2013), hlm. 1.

(3)

3. Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IKOMA). 4. Lembaga Perbankan.

5. Lembaga /Perusahaan mitra.3

Pemberian biaya pendidikan/ beasiswa merupakan langkah maju untuk menanggulangi semakin banyaknya peserta didik putus sekolah/ drop out karena faktor biaya. Pemberian biaya pendidikan/ beasiswa ini idealnya dilaksanakan sesuai dengan prinsip 3T, yaitu; Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, dan Tepat Waktu. Namun terkadang pemberian biaya pendidikan/ beasiswa masih sering terjadi salah sasaran.

Berdasarkan pengamatan peneliti selama berinteraksi dengan mahasiswa penerima beasiswa kurang mampu, peneliti melihat ketidaksesuaian antara kondisi ekonomi sehari-hari mahasiswa penerima beasiswa kurang mampu dengan maksud dan tujuan beasiswa kurang mampu STAIN Pekalongan yakni memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang mengalami kendala secara ekonomi dan/atau geografis. Kepemilikan barang mewah menjadi hal yang bertolak belakang dengan yang seharusnya menjadi sasaran penerima beasiswa kurang mampu.

Beasiswa yang diberikan tidak tepat sasaran dalam artian masyarakat (mahasiswa) dengan tingkat ekonomi tinggi juga mendapatkan beasiswa, sehingga akan berdampak pada penggunaan dana yang tidak sesuai dengan tujuan semula program beasiswa, sedangkan masih banyak masyarakat

3 http://stain-pekalongan.ac.id/en/akademik/beasiswa.html. Diakses, 5 Desember 2013.

(4)

(mahasiswa) dengan kemampuan ekonomi rendah yang jauh lebih membutuhkan beasiswa.

Pemberian beasiswa yang tidak tepat akan berdampak pada penggunaan dana yang diberikan. Beasiswa yang fungsi semula digunakan untuk membantu proses pendidikan, disalahgunakan untuk membiayai keperluan di luar pendidikan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

tentang “Analisis Penggunaan Beasiswa Kurang Mampu Mahasiswa

Jurusan Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apa saja motif mahasiswa Jurusan Tarbiyah PAI mengajukan permohonan Beasiswa Kurang Mampu STAIN Pekalongan?

2. Berapa besar penggunaan dana beasiswa untuk kebutuhan di bidang pendidikan?

3. Berapa besar penggunaan dana beasiswa untuk kebutuhan di luar bidang pendidikan?

Pembatasan Masalah

Permasalahan yang muncul di atas sangat luas. Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian terfokus. Adapun pembatasan masalahnya sebagai berikut:

1. Kebutuhan yang dibiayai dari dana beasiswa kurang mampu untuk bidang pendidikan, seperti membayar SPP, membeli alat tulis lengkap, membeli

(5)

buku teks, fotokopi bahan perkuliahan, biaya pelatihan, biaya riset/ penelitian, praktik mata kuliah, biaya akses internet, pengetikan bahan perkuliahan dan membeli kertas.

2. Kebutuhan yang dibiayai dari dana beasiswa kurang mampu untuk bidang di luar pendidikan seperti biaya kesehatan, membeli pakaian, biaya makan, minum, dan jajan, biaya kost, biaya transportasi, membeli aksesoris, biaya kosmetik lengkap, biaya komunikasi dan biaya pacaran.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui motif mahasiswa Jurusan Tarbiyah PAI mengajukan permohonan Beasiswa Kurang Mampu STAIN Pekalongan.

2. Untuk mengetahui besar penggunaan dana beasiswa untuk kebutuhan di bidang pendidikan.

3. Untuk mengetahui besar penggunaan dana beasiswa untuk kebutuhan di luar bidang pendidikan.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti:

Untuk mengetahui lebih mendalam tentang penggunaan beasiswa oleh mahasiswa di STAIN Pekalongan.

2. Bagi mahasiswa STAIN Pekalongan:

a. Sebagai tambahan wawasan pengetahuan tentang penggunaan beasiswa di STAIN Pekalongan.

(6)

b. Sebagai koreksi bagi mahasiswa dalam penggunaan beasiswa untuk hal yang semestinya.

3. Bagi STAIN Pekalongan:

a. Sebagai bahan evaluasi dalam penyeleksian penerima beasiswa agar penggunaan dana beasiswa lebih optimal.

b. Dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan pemberian beasiswa dalam rangka mengoptimalkan tercapainya tujuan akademik dan pembelajaran di STAIN Pekalongan.

4. Bagi peneliti lain:

Dapat dikembangkan oleh peneliti lain dengan menghubungkan variabel lain.

E. Tinjauan Pustaka

1. Analisis teoritis dan Penelitian yang Relevan

Pendidikan merupakan salah satu alat untuk menghasilkan perubahan pada diri manusia. Manusia akan dapat mengetahui segala sesuatu yang tidak atau belum diketahui sebelumnya. Jadi pendidikan merupakan hak seluruh umat manusia dan hak untuk memperoleh pendidikan harus diikuti oleh kesempatan dan kemampuan serta kemauannya.4

Menurut Jones dan Morphet sebagaimana dikutip oleh Syaiful Sagala mengemukakan bahwa asumsi yang diharapkan masyarakat dari

(7)

bangsanya adalah pendidikan tersedia meliputi Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi yaitu mereka berkesempatan mendapatkannya.5

Dalam rangka melaksanakan salah satu tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditetapkan tiga kebijakan pokok yang satu diantaranya adalah pemerataan dan perluasan akses jangkauan layanan pendidikan. Kebijakan tersebut diarahkan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada warga negara Indonesia untuk mengikuti pendidikan.

Untuk mendukung kegiatan tersebut telah disusun berbagai program agar warga negara Indonesia dapat mengikuti pendidikan dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Salah satu program tersebut adalah program penyaluran beasiswa bagi mahasiswa dari kelompok minoritas, terbelakang dan tidak mampu.6

Beasiswa adalah tunjangan yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar.7

Bantuan beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu merupakan bantuan yang diberikan kepada mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu yang sedang melanjutkan ke pendidikan tinggi.8

5 Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 211.

6 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Panduan Program Bantuan Beasiswa Mahasiswa Perguruan Tinggi Provinsi Jawa Tengah (Semarang, 2013), hlm. 2.

(8)

Pemberian beasiswa terlepas dari prosedur dan persyaratan pengajuan beasiswa, juga dipengaruhi oleh motif dari mahasiswa di dalam mengajukan beasiswa. Hamzah B. Uno dalam bukunya yang berjudul Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis Di Bidang Pendidikan menjelaskan bahwa istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut berbuat atau bertindak. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.9

Ada beberapa teori motivasi sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan yaitu teori Hedonisme, teori Naluri, teori Reaksi yang Dipelajari, teori Daya Pendorong dan teori Kebutuhan.10

Lebih lanjut Hamzah B. Uno membagi motivasi hanya menjadi dua macam yaitu :

a. Motivasi instrinsik, yaitu motivasi yang timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya.

8 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, op. cit., hlm. 3

9

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis Di Bidang Pendidikan ( Jakarta: Bumi Aksara 2008), hlm. 9.

10 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan cet. Ke-21 (Bandung: PT. Rosda Karya 2006), hlm. 74-77.

(9)

b. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar individu.11

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti penulis, antara lain:

No. Penulis dan Judul Skripsi Hasil Penelitian 1. Yudi Bakti Nagari

“Analisis Kontribusi Pemberian Beasiswa Djarum terhadap Peningkatan Prestasi Akademik Mahasiswa Penerima Tahun Angkatan 2010/2011 Daerah Istimewa Yogyakarta”

Pemberian beasiswa Djarum dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiswa. Jumlah kenaikan indeks prestasi kumulatif mahasiswa pada saat menerima beasiswa sebesar 82%. Penggunaan biaya pendidikan banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk keperluan non akademik sebesar 63%. Pemanfaatan ini berkisar untuk keperluan pribadi seperti rekreasi, hiburan, dan kebutuhan hidup. Tingkat partisipasi mahasiswa mengikuti pelatihan softskill dan kompetensi praktis sebesar 74%. Pemberian beasiswa Djarum memiliki kontribusi positif dan signifikan terhadap peningkatan prestasi akademik mahasiswa. Hal ini ditunjukan dengan nilai Nagelkerke sebesar 61.4%. Pemberian beasiswa Djarum berupa biaya pendidikan dilihat dari penggunaan untuk keperluan akademik mempunyai nilai Exp (B) sebesar 1.192. Sedangkan pelatihan softskill dan kompetensi praktis dilihat dari jumlah pelatihan yang diikuti mahasiswa mempunyai nilai Exp (B) sebesar 7.454. Nilai Exp (B) tersebut berarti apabila mahasiswa memanfaatkan biaya pendidikan untuk keperluan akademik rata-rata sebesar 45% serta mengikuti kegiatan pelatihan softskill dan kompetensi praktis rata-rata tujuh

(10)

kegiatan, memiliki peluang untuk meningkatkan prestasi sebesar 0.9997.12 2. Sri Wulan

“Analisis Efektivitas Pemberian Beasiswa terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Tahun 2012”

Rata-rata alokasi dana beasiswa adalah sebesar 56% dana digunakan untuk kepentingan akademik, 18% dana digunakan untuk kepentingan non akademik, sedangkan sisanya sebesar 26% dan masih berada dalam bentuk tabungan. Artinya, secara umum tidak terjadi penyimpangan dana beasiswa. Dari uji beda mean diketahui bahwa rata-rata indeks prestasi sebelum menerima beasiswa berbeda dengan rata-rata indeks prestasi sesudah menerima beasiswa. Artinya beasiswa memang efektif dalam rangka meningkatkan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi UNS. Dari uji Annova diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata perubahan indeks prestasi mahasiswa berdasarkan program studi dan tahun angkatan mahasiswa, dan tidak terdapat perbedaan rata-rata perubahan indeks prestasi mahasiswa berdasarkan jenis beasiswa yang diterima. Uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keaktifan organisasi dengan perubahan indeks prestasi dan tidak terdapat hubungan antara nominal beasiswa dan status kerja mahasiswa dengan perubahan indeks prestasi.13

3. Rosyidah Nur Hidayati “Perbedaan Motivasi dan Prestasi Belajar antara Mahasiswa Penerima dan Bukan Penerima Beasiswa di Jurusan Administrasi

Pertama, tingkat motivasi belajar mahasiswa penerima dan bukan penerima beasiswa di jurusan AP FIP UM termasuk dalam kualifikasi tinggi. Kedua, prestasi belajar mahasiswa penerima dan bukan penerima

12 Yudi Bakti Nagari, “Analisis Kontribusi Pemberian Beasiswa Djarum terhadap Peningkatan Prestasi Akademik Mahasiswa Penerima Tahun Angkatan 2010/2011 Daerah Istimewa Yogyakarta”, Skripsi, (Yogyakarta: UNY, 2012).

13 Sri Wulan, “Analisis Efektivitas Pemberian Beasiswa terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Tahun 2012”, Skripsi, (Surakarta: UNS, 2013).

(11)

Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang”

beasiswa termasuk dalam predikat sangat memuaskan. Ketiga, terdapat perbedaan motivasi dan prestasi belajar antara mahasiswa penerima dan bukan penerima beasiswa di jurusan AP FIP UM.14

4. Nurul Meliasih

“Hubungan Pemberian Beasiswa Unggulan dengan Motivasi Belajar

Mahasiswa S1 Tata Boga Bidang Keahlian Usaha Jasa Restoran di

Universitas Negeri Malang”

Pertama, beasiswa unggulan merupakan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah Depdiknas kepada para siswa/siswi SMK Jurusan Tata Boga se-Indonesia yang terpilih dan mewakili daerahnya untuk mengikuti program pendidikan S1 Tata Boga Bidang Keahlian UJR, dengan ketentuan yang berlaku dalam kontrak perjanjian kerjasama antara pihak BPKLN dengan UM. Kedua, pemberian beasiswa unggulan pada mahasiswa S1 Tata Boga Bidang Keahlian UJR yang meliputi dampak pemberian beasiswa unggulan, sistematika perkuliahan (block time), serta manfaat beasiswa memperoleh tanggapan yang tinggi. Ketiga, motivasi Belajar mahasiswa penerima beasiswa unggulan S1 Tata Boga Bidang Keahlian UJR di UM berkategori tinggi dan sangat tinggi. Keempat, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian beasiswa unggulan dengan motivasi belajar pada mahasiswa S1 Tata Boga Bidang Keahlian UJR di UM.15

5. M. Irsyad Abdillah “Pengaruh Pemberian Beasiswa terhadap Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus di SMP 13 Pekalongan)”

Ada korelasi yang positif yang signifikan antara pengaruh jenis pemberian beasiswa terhadap motivasi belajar siswa di SMPN 13 Pekalongan.16

14

Rosyidah Nur Hidayati, “Perbedaan Motivasi Dan Prestasi Belajar Antara Mahasiswa Penerima Dan Bukan Penerima Beasiswa Di Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang”, Skripsi, (Malang: UM, 2010).

15 Nurul Meliasih, “Hubungan Pemberian Beasiswa Unggulan Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa S1 Tata Boga Bidang Keahlian Usaha Jasa Restoran Di Universitas Negeri Malang”, Skripsi, (Malang: UM, 2010).

16 M. Irsyad Abdillah, “Pengaruh Pemberian Beasiswa terhadap Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus di SMP 13 Pekalongan)”, Skripsi, (Pekalongan: STAIN, 2010).

(12)

6. Ana Rosada

“Pengaruh Penerimaan Beasiswa Keluarga Tidak Mampu (BKTM) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus SMP Negeri 01 Buaran Tahun Ajaran 2009/2010)”

Tidak ada pengaruh yang signifikan antara hasil angket tentang penerimaan Beasiswa Keluarga Tidak Mampu (BKTM) terhadap prestasi belajar siswa SMP Negeri 01 Buaran Pekalongan.17

7. Eky Kusuma Wardani “Representasi Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidik Misi dalam Meningkatkan Life Skills melalui

Organisasi Kemahasiswaan (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang)”

Penerima beasiswa Bidik Misi FIP dari tahun 2010-2012 berjumlah 312 mahasiswa, dari jumlah tersebut 57 diantaranya aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan. Mereka berpandangan bahwa life skills merupakan kebutuhan dalam menyesuaikan dengan perkembangan, organisasi merupakan salah satu wadah untuk upaya meningkatkan life skills tersebut, karena kecakapan personal dan kecakapan sosial lebih banyak mereka dapatkan melalui kegiatan organisasi yang mereka ikuti. Aktif dalam setiap kegiatan organisasi tersebut merupakan proses dalam upaya meningkatkan life skills. Dampak terhadap peningkatan life skills bagi mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi FIP UM yang berproses melalui kegiatan organisasi kemahasiswaan adalah adanya perubahan-perubahan positif dalam diri mereka, diantaranya kemampuan dalam berkomunikasi dengan orang lain dan manajemen waktu antara kegiatan organisasi dan kegiatan perkuliahan18.

17 Ana Rosada, “Pengaruh Penerimaan Beasiswa Keluarga Tidak Mampu (BKTM) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus SMP Negeri 01 Buaran Tahun Ajaran 2009/2010)”, Skripsi, (Pekalongan: STAIN, 2011).

18 Eky Kusuma Wardani, “Representasi Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidik Misi dalam Meningkatkan Life Skills melalui Organisasi Kemahasiswaan (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang)”, Skripsi, (Malang: UM, 2013).

(13)

Adapun persamaan penelitian milik penulis dengan penelitian terdahulu yakni sama-sama mengkaji tentang beasiswa. Namun dari masing-masing penelitian tersebut mempunyai perbedaan pada fokus penelitiannya. Penelitian milik penulis akan memfokuskan pada analisis penggunaan beasiswa kurang mampu mahasiswa Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan.

2. Kerangka Berpikir

STAIN Pekalongan dalam menyelenggarakan pengajaran dan pendidikan memberikan biaya pendidikan atau beasiswa kepada para mahasiswa. Upaya ini dilakukan dalam rangka mengoptimalkan tercapainya tujuan akademik dan pembelajaran di Perguruan Tinggi Agama, untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan pembangunan bangsa. Beasiswa yang diberikan dapat berupa beasiswa mahasiswa berprestasi dan beasiswa mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Beasiswa ini diberikan oleh Kementerian Agama RI, Supersemar, Ikatan Orang tua Mahasiswa (IKOMA), lembaga perbankan ataupun lembaga /perusahaan mitra.

Pemberian biaya pendidikan/ beasiswa merupakan langkah maju untuk menanggulangi semakin banyaknya peserta didik putus sekolah/

drop out karena faktor biaya. Pemberian biaya pendidikan/ beasiswa ini idealnya dilaksanakan sesuai dengan prinsip 3T, yaitu; Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, dan Tepat Waktu. Namun dalam pelaksanaannya pemberian biaya pendidikan/ beasiswa masih sering terjadi salah sasaran. Beasiswa

(14)

yang diberikan tidak tepat sasaran dalam artian masyarakat (mahasiswa) dengan tingkat ekonomi tinggi juga mendapatkan beasiswa, sehingga seringkali penggunaannya tidak sesuai dengan tujuan semula program beasiswa, sedangkan masih banyak masyarakat (mahasiswa) dengan kemampuan ekonomi rendah yang jauh lebih membutuhkan beasiswa.

Pemberian beasiswa yang tidak tepat akan berdampak pada penggunaan dana yang diberikan. Beasiswa yang fungsi semula digunakan untuk membantu proses pendidikan, disalah gunakan untuk membiayai keperluan di luar pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian tentang penggunaan beasiswa Kurang Mampu mahasiswa jurusan Tarbiyah PAI, yang diharapkan nantinya akan menghasilkan sebuah kesimpulan yang bermanfaat bagi civitas akademika STAIN Pekalongan. Adapun alur berpikir ini dapat terlihat pada skema berikut:

(15)

Beasiswa Kurang Mampu Beasiswa Prestasi

Di Luar Pendidikan Bidang Pendidikan

Gambar 1

Skema Kerangka Berpikir

Penggunaan Pelaksanaan

Membayar SPP Beli Alat Tulis

Lengkap Beli Buku Teks Fotokopi Bahan Kuliah Biaya Pelatihan Biaya Penelitian Praktik Mata Kuliah Akses Internet Pengetikan Bahan Kuliah Membeli Kertas Biaya Komunikasi Biaya Kosmetik Lengkap Beli Aksesoris Biaya Transportasi Biaya Pacaran Biaya Kost Biaya Makan, Minum,

Jajan Beli Pakaian Biaya Kesehatan Beasiswa STAIN

(16)

3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.19 Hipotesis dalam penelitian ini merupakan hipotesis deskriptif, yaitu hipotesis yang menggambarkan karakter sebuah kelompok atau variabel tanpa menghubungkannya dengan variabel yang lain. Hipotesis deskriptif juga berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang sampel penelitian.20

Berdasarkan pengertian di atas, penulis menduga bahwa “sebagian besar penggunaan beasiswa kurang mampu mahasiswa jurusan Tarbiyah PAI sudah tepat.”

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitan dan Pendekatan yang Digunakan

Penelitian yang dilakukan ini ditinjau berdasarkan tempat penelitian termasuk jenis penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau kepada responden.21 Penelitian lapangan bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam masyarakat.22 Sedangkan ditinjau berdasarkan kedudukan variabel yang diteliti maka penelitian ini termasuk

19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 71.

20

Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Raja Grafindo, 2011), hlm. 69.

21 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian (Yogyakarta: ANDI offset, 2010), hlm. 28.

(17)

penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.23

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerial (angka) yang diolah dengan metode statitiska.24

2. Konsep Operasional Variabel Penelitian

Konsep dapat diartikan sebagai unsur dari suatu penelitian yang berupa definisi, yang mana definisi ini akan digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu gejala sosial yang menjadi objek penelitian. Berikut ini konsep dari variabel penelitian yang akan dikaji yaitu penggunaan beasiswa kurang mampu, dengan indikator:

a. Motif

b. Biaya Pendidikan c. Biaya Non-Pendidikan

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.25 Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah mahasiswa jurusan Tarbiyah PAI

23 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, op. cit., hlm. 29 24

Syarifudin Anwar, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 5.

25 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan; Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 116.

(18)

penerima beasiswa kurang mampu periode tahun 2013 sebanyak 410 mahasiswa.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.26 Sampel dalam penelitian ini adalah 27% dari mahasiswa jurusan Tarbiyah PAI penerima beasiswa kurang mampu periode 2013 sehingga diperoleh sampel sebanyak 110 mahasiswa. Hal ini merujuk dari pendapat Suharsimi Arikunto bahwa jika peneliti mempunyai ratusan subjek dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25-30% dari jumlah subjek (populasi) tersebut.27

Adapun teknik sampling yang digunakan sendiri adalah purposive sampling. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan populasi yang diketahui sebelumnya. Dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.28

4. Sumber Data

a. Person (sumber data berupa orang)

Person yaitu sumber data berupa orang yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.29 Atau dengan kata lain, tempat peneliti

26

Nanang Martono, op. cit., hlm. 74

27 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 125.

28 Nurul Zuriah, op. cit., hlm. 124 29

(19)

bertanya mengenai variabel yang sedang diteliti.30 Sumber data person dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Tarbiyah PAI penerima beasiswa kurang mampu periode tahun 2013.

b. Paper (sumber data berupa kertas)

Paper yaitu sumber data berupa simbol yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol lain.31 Adapun sumber data paper dalam penelitian adalah dokumen tentang data mahasiswa penerima beasiswa kurang mampu di STAIN Pekalongan.

c. Place (sumber data berupa tempat)

Place yaitu sumber data berupa tempat berlangsungnya suatu kegiatan yang berhubungan dengan data penelitian.32 Sumber data place dalam penelitian ini adalah STAIN Pekalongan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Angket

Metode angket adalah metode yang digunakan dengan memberi suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual atau kelompok, untuk mendapat informasi tertentu baik secara langsung maupun tidak.33

30

Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 116 31 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, loc. cit. 32 Suharsimi Arikunto, loc. cit.

33 Ibnu Hajar, Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan (Jakarta:Raja Gravindo Persada, 1996), hlm. 181.

(20)

Angket dibagikan kepada para mahasiswa jurusan Tabiyah PAI penerima beasiswa. Angket yang diajukan berupa angket tertutup, hal ini memudahkan jawaban responden dan memperlancar dalam menganalisa data.

b. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan dalam rangka mencari dan mengumpulkan data berupa dokumen atau data tertulis lain yang menginformasikan keadaan riil sekarang.34 Pengumpulan data melalui dokumentasi ini merupakan metode pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, surat-surat, dokumen-dokumen, dan lain-lainnya.35

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang penerima beasiswa kurang mampu dan gambaran umum STAIN Pekalongan.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan menghitung deskriptif prosentase untuk mengetahui penggunaan beasiswa kurang mampu mahasiswa Tarbiyah PAI di STAIN Pekalongan.

Data yang diperoleh dari angket yang berwujud angka-angka dianalisis secara deskriptif yaitu dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah

34

Burhan Bungin (Editor), Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Kontemporer (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 178.

35 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, op. cit., hlm. 206.

(21)

yang diharapkan dan diperoleh prosentasenya. Data yang diperoleh dari angket dianalisis untuk dideskripsikan variabel dengan menggunakan rumus prosentase, yaitu:

P = 𝑛

𝑁 × 100 %

Keterangan:

n = Nilai yang didapat N = Nilai total36

Hasil perhitungan prosentase dilakukan untuk menghitung prosentase setiap indikator instrumen dan setiap nomor item instrumen penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Data dapat disajikan dengan berbagai macam cara yang penting menarik dan mudah dipahami, misalnya distribusi frekuensi, grafik garis, diagram lingkaran, piktogram dan lain-lain.37

G. Sistematika Pembahasan

Bab I merupakan Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

36 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: UGM Press, 2005), hlm. 257. 37 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 2004), hlm. 21.

(22)

Bab II merupakan Landasan Teori yang berisi tentang Pembiayaan Pendidikan, Beasiswa/Bantuan Biaya Pendidikan dan Motivasi.

Bab III merupakan Hasil Penelitian yang berisi tentang Gambaran Umum STAIN Pekalongan, Beasiswa Kurang Mampu STAIN Pekalongan dan Penggunaan Beasiswa Kurang Mampu Mahasiswa Jurusan Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan.

Bab IV merupakan Analisis Hasil Penelitian yang berisi Analisis Motif Pengajuan Beasiswa dan Analisis Penggunaan Beasiswa.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian kualitatif ini menunjukkan bahwa kebebasan beragama di rumah tahanan kelas 1 Surabaya sepenuhnya dibebaskan dalam memilih dan menjalankan ibadanya sesuai

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peran kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi sekolah dan kinerja guru memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar

siklus penangkapan serangga tiap jam dengan pembagian waktu; 4 menit untuk nyala lampu 4 (mengumpulkan semua serangga); 2 menit untuk nyala lampu 3 (mengarahkan serangga kecil ke

Sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 Terhadap Kualitas Pelayanan Di UPT

Wilayah Kabupaten Banyuasin yang sebagian besar wilayahnya berupa dataran rendah pesisir khususnya kawasan Muara Sungai Musi, memiliki potensi untuk dikembangkan

kelompok terlibat aktif dalam pencarian informasi, mencatat informasi penting dan diskusi mengenai materi yang telah ditentukan hanya 5-6 orang anggota tim yang aktif

Kondisi eksisting menunjukkan bahwa obyek wisata pulau buatan Pulau LuSi (Lumpur Sidoarjo) Tlocor memiliki potensi sumber daya yang dapat dikembangkan antara lain

Adanya wacana perubahan sistem pemilihan kepala daerah ini tidak sesuai dengan dimensi tata kelola pemerintahan yang baik yaitu suara dan akuntabilitas dimana warga negara