• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan telur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan telur"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

ANORGANIK

PERCOBAAN 8

PERCOBAAN 8

Kimia Anorganik Bidang Pangan, Energi dan Lingkungan Kimia Anorganik Bidang Pangan, Energi dan Lingkungan

Penentuan Kadar NaCl dalam Cangkang Telur dan Pelunakan Air Sadah Penentuan Kadar NaCl dalam Cangkang Telur dan Pelunakan Air Sadah

Tanggal

Tanggal Praktikum Praktikum : Selasa, : Selasa, 31 31 November 2017November 2017 Tanggal pengumpulan

Tanggal pengumpulan : : Selasa, 21 Selasa, 21 Oktober 2017Oktober 2017

Kelompok 1 Kelompok 1

 Nanda Nurul Aulia Farhani (1157040039 )  Nanda Nurul Aulia Farhani (1157040039 )

Rizky Hadianto (1157040053) Rizky Hadianto (1157040053) Sri Sandra Devi (1157040061) Sri Sandra Devi (1157040061) Vianty Aprilia (1157040064) Vianty Aprilia (1157040064) Zoraya Desti Ayu (1157040071) Zoraya Desti Ayu (1157040071)

JURUSAN KIMIA JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI

UNIVERSIRTAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI UNIVERSIRTAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG BANDUNG

2017 2017

(2)

A.

A. Tujuan PercobaanTujuan Percobaan 1.

1. Menentukan kadar NaCl Menentukan kadar NaCl dalam cangkang telur dengan dalam cangkang telur dengan titrasi argentometri titrasi argentometri (AgNO(AgNO33)) menggunakan metode Mohr

menggunakan metode Mohr 2.

2. Mengidentifikasi kadar Ca sebelum dan sesudah perlakuan dengan penambahanMengidentifikasi kadar Ca sebelum dan sesudah perlakuan dengan penambahan kapur tohor pada pelunakan air sadah

kapur tohor pada pelunakan air sadah 3.

3. Menentukan metode untuk pelunakan air sadahMenentukan metode untuk pelunakan air sadah 4.

4. Membuat plot antara konsentrasi NaCl terhadap waktuMembuat plot antara konsentrasi NaCl terhadap waktu 5.

5. Menentukan massa NaCl dalam cangkanMenentukan massa NaCl dalam cangkang telur dengan titrasi argentometri (AgNOg telur dengan titrasi argentometri (AgNO33))

B.

B. Dasar TeoriDasar Teori

Telur merupakan sumber protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Telur adalah salah Telur merupakan sumber protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan, dan susu. Umunya satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan, dan susu. Umunya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas seperti ayam, bebek dan angsa. telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas seperti ayam, bebek dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain, seperti ikan, daging, asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain, seperti ikan, daging, ayam, tahu, temped an sebagainya. Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling ayam, tahu, temped an sebagainya. Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling lengkap gizinya. Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat lengkap gizinya. Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Komposisinya tediri dari 11% kulit telur, 58% dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Komposisinya tediri dari 11% kulit telur, 58%  putih

 putih telur, telur, dan dan 31% 31% kuning kuning telur. telur. Kandungan Kandungan gizi gizi terdiri terdiri dari dari protein protein 6.3 6.3 gram,gram, karbohidrat 0.6 gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral di dalam 50 gram telur karbohidrat 0.6 gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral di dalam 50 gram telur (Sudaryani, 2003).

(Sudaryani, 2003).

Kulit telur merupakan lapisan luar dari telur yang berfungsi melindungi semua Kulit telur merupakan lapisan luar dari telur yang berfungsi melindungi semua  bagian

 bagian telur telur dari dari luka luka atau atau kerusakan. kerusakan. Pembentukan Pembentukan kulit kulit telur telur memerlukan memerlukan waktu waktu yangyang sangat lama pada uterusdi oviduct. Kandungan kalsium selama 4 jam selama berkisar sangat lama pada uterusdi oviduct. Kandungan kalsium selama 4 jam selama berkisar 2,2% yang meningkat menjadi 5.6% setiap jam selama 16 jam berikutnya. Ayam betina 2,2% yang meningkat menjadi 5.6% setiap jam selama 16 jam berikutnya. Ayam betina menggunakan pakan ternak dan rangka kalsium yang tersedia, untuk pembentukan kulit menggunakan pakan ternak dan rangka kalsium yang tersedia, untuk pembentukan kulit terluar telur. Sekita 47% rangka kalsium dialihkan untuk pembentukan kulit terluar telur terluar telur. Sekita 47% rangka kalsium dialihkan untuk pembentukan kulit terluar telur (Panda,1995).

(Panda,1995).

Bila dilihat dengan mikroskop maka kulit telur terdiri dari 4 lapisan

(3)

A.

A. Tujuan PercobaanTujuan Percobaan 1.

1. Menentukan kadar NaCl Menentukan kadar NaCl dalam cangkang telur dengan dalam cangkang telur dengan titrasi argentometri titrasi argentometri (AgNO(AgNO33)) menggunakan metode Mohr

menggunakan metode Mohr 2.

2. Mengidentifikasi kadar Ca sebelum dan sesudah perlakuan dengan penambahanMengidentifikasi kadar Ca sebelum dan sesudah perlakuan dengan penambahan kapur tohor pada pelunakan air sadah

kapur tohor pada pelunakan air sadah 3.

3. Menentukan metode untuk pelunakan air sadahMenentukan metode untuk pelunakan air sadah 4.

4. Membuat plot antara konsentrasi NaCl terhadap waktuMembuat plot antara konsentrasi NaCl terhadap waktu 5.

5. Menentukan massa NaCl dalam cangkanMenentukan massa NaCl dalam cangkang telur dengan titrasi argentometri (AgNOg telur dengan titrasi argentometri (AgNO33))

B.

B. Dasar TeoriDasar Teori

Telur merupakan sumber protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Telur adalah salah Telur merupakan sumber protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan, dan susu. Umunya satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan, dan susu. Umunya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas seperti ayam, bebek dan angsa. telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas seperti ayam, bebek dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain, seperti ikan, daging, asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain, seperti ikan, daging, ayam, tahu, temped an sebagainya. Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling ayam, tahu, temped an sebagainya. Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling lengkap gizinya. Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat lengkap gizinya. Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Komposisinya tediri dari 11% kulit telur, 58% dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Komposisinya tediri dari 11% kulit telur, 58%  putih

 putih telur, telur, dan dan 31% 31% kuning kuning telur. telur. Kandungan Kandungan gizi gizi terdiri terdiri dari dari protein protein 6.3 6.3 gram,gram, karbohidrat 0.6 gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral di dalam 50 gram telur karbohidrat 0.6 gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral di dalam 50 gram telur (Sudaryani, 2003).

(Sudaryani, 2003).

Kulit telur merupakan lapisan luar dari telur yang berfungsi melindungi semua Kulit telur merupakan lapisan luar dari telur yang berfungsi melindungi semua  bagian

 bagian telur telur dari dari luka luka atau atau kerusakan. kerusakan. Pembentukan Pembentukan kulit kulit telur telur memerlukan memerlukan waktu waktu yangyang sangat lama pada uterusdi oviduct. Kandungan kalsium selama 4 jam selama berkisar sangat lama pada uterusdi oviduct. Kandungan kalsium selama 4 jam selama berkisar 2,2% yang meningkat menjadi 5.6% setiap jam selama 16 jam berikutnya. Ayam betina 2,2% yang meningkat menjadi 5.6% setiap jam selama 16 jam berikutnya. Ayam betina menggunakan pakan ternak dan rangka kalsium yang tersedia, untuk pembentukan kulit menggunakan pakan ternak dan rangka kalsium yang tersedia, untuk pembentukan kulit terluar telur. Sekita 47% rangka kalsium dialihkan untuk pembentukan kulit terluar telur terluar telur. Sekita 47% rangka kalsium dialihkan untuk pembentukan kulit terluar telur (Panda,1995).

(Panda,1995).

Bila dilihat dengan mikroskop maka kulit telur terdiri dari 4 lapisan

(4)

1.

1. Lapisan kutikulaLapisan kutikula

Lapisan kutikula merupakan protein transparan yang melapisi permukaan Lapisan kutikula merupakan protein transparan yang melapisi permukaan kulit telur.

kulit telur. 2.

2. Lapisan busaLapisan busa

Lapisan ini merupakan bagian terbesar dari lapisan

Lapisan ini merupakan bagian terbesar dari lapisan kulit telur.kulit telur. 3.

3. Lapisan mamilaryLapisan mamilary

Lapisan ini merupakan lapisan ketiga dari kulit telur yang teridri dari Lapisan ini merupakan lapisan ketiga dari kulit telur yang teridri dari lapisan yang berbentuk kerucut dengan penampang bulat atau lonjong. lapisan yang berbentuk kerucut dengan penampang bulat atau lonjong. 4.

4. Lapisan membraneLapisan membrane

Lapisan ini merupakan bagian lapisan kulit telur yang terdalam. Terdiri Lapisan ini merupakan bagian lapisan kulit telur yang terdalam. Terdiri dari dua lapis

dari dua lapisan selaput yang menyelubungi an selaput yang menyelubungi seluruh isi seluruh isi telur. telur. (Nasution,(Nasution, 1997).

1997).

Berdasarkan hasil penelitian, serbuk kulit telur ayam mengandung kalsium Berdasarkan hasil penelitian, serbuk kulit telur ayam mengandung kalsium sebesar 401 kurang lebih 7.2 gram atau sektar 39% kalsium, dalam bentuk kalsium sebesar 401 kurang lebih 7.2 gram atau sektar 39% kalsium, dalam bentuk kalsium karbonat. (Schaafsma, 2000).

karbonat. (Schaafsma, 2000).

Pegawetan menggunakan garam di dasakan pada prinsip mencegah terlepasnya Pegawetan menggunakan garam di dasakan pada prinsip mencegah terlepasnya gas-gas dan penguapan air dari issi telur, serta mencegah mikroba masuk dan tumbuh gas-gas dan penguapan air dari issi telur, serta mencegah mikroba masuk dan tumbuh dalam telur selama mungkin. Hal ini dilakukan dengan dengan cara menutup pori-pori dalam telur selama mungkin. Hal ini dilakukan dengan dengan cara menutup pori-pori kulit telur atau mengatur kelembaban dan kecepatan aliran udara dalam ruangan kulit telur atau mengatur kelembaban dan kecepatan aliran udara dalam ruangan  penyimpanan.

 penyimpanan. Penutupan Penutupan pori-pori pori-pori kulit kulit telur telur dapat dapat dilakukan dilakukan dengan dengan menggunakanmenggunakan larutan kapur, paraffin, minyak nabati, air kaca, dicelupkan dalam air mendidih dll. Yang larutan kapur, paraffin, minyak nabati, air kaca, dicelupkan dalam air mendidih dll. Yang Sedangkan pengaturan kecepatan dan kelembaban udara dapat dilakukan dengan Sedangkan pengaturan kecepatan dan kelembaban udara dapat dilakukan dengan  penyimpanan di ruangan khusus.

 penyimpanan di ruangan khusus.

Argentometri merupakan titrasi pengendapan sampel yang di analisis dengan Argentometri merupakan titrasi pengendapan sampel yang di analisis dengan menggunakan ion perak. Biasanya, ion-ion yang di tentukan dalam titrasi ini adalah ion menggunakan ion perak. Biasanya, ion-ion yang di tentukan dalam titrasi ini adalah ion halide (Cl

halide (Cl--. . Br Br --, II, --) (Khopkar, 1990). Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial) (Khopkar, 1990). Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial dicelupkan ke dalam larutan analit. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dicelupkan ke dalam larutan analit. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO

dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO33). Dengan). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag

mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag++  dapat  dapat diendapakan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan (Isnawati, 2010). diendapakan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan (Isnawati, 2010).

(5)

Titrasi argentometri dapat dilakuakn dengan 3 metode, salah satunya dengan metode Mohr. Metode Mohr dilakukan dalam suasana netral, sebagai indikatornya digunakan kalium kromat. Titik akhir titrasi dengan cara ini akan menghasilkan merah  bata.

AgNO3 (aq)+ NaCl(aq)  AgCl (s)+ NaNO3 (aq)

Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan  bereaksi dengan indikator.

Pengertian kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, dimana sabun ini diendapakan oleh ion-ion Ca2+  dan Mg2+. Karena penyebab dominan pertama kesadahan adalah kalsium dan magnesium khususnya kalsium, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat / karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Cad an Mg, yang dinyatakan sebagai CaCO3 (Giwangkara, 2008). Kesadahan terbagi menjadi dua jenis, yaitu kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Kesadahan sementara adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat seperti Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. Kesahan tetap adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan karbonat, missal CaSO4, MgSO4.

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam kompleks atau mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi diamana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil  berupa kompleks. contoh reaksinya :

Ag+ + 2CN-Ag(CN)2 Hg2+ + 2Cl- HgCl2

Penentuan Cad an Mg dapat dilakuakn dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator EBT. Pada ph tinggi Mg(OH)2  dapat mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca dengan indikator murexide (Basset, 1994).

Penanganan atau penanggulan kesadahan dapat dikurangi dengan beberapa cara, yaitu dengan proses pemanasan dan penambahan kapur (proses clark). Penamabahan kapur (proses clark) dilakukan dengan penambahan kapur pada air dengan kesadahan sementara akan mengabsorbsi CO2 dan mengendapkan CaCO3  yang tidak terlarut. Reaksi yang terjadi :

(6)

C. Alat dan Bahan o Alat

 No Nama Alat Ukuran Jumlah

1 Toples - 6 buah

2 Neraca analitik - 1 buah

3 Kaca arloji - 1 buah

4 Gelas ukur 50 ml 1 buah

5 Jarum suntik - 2 buah

6 Botol semprot - 1 buah

7 Gelas kimia 250 ml 2 buah

8 Pipet tetes - 2 buah

9 Statif dan klem - 1 buah

10 Buret 50 ml 1 buah

11 Corong - 1 buah

12 Erlenmeyer 250 ml 1 buah

13 Pipet volume 10 ml 1 buah

14 Batang pengaduk - 1 buah

15 Penggaris - 1 buah

o Bahan

 No Nama Alat Jumlah

1 Telur bebek 2 buah

2 Telur ayam boiler 2 buah

3 Telur puyuh 2 buah

4 Larutan AgNO3 100 ml

5 Larutan NaCl 20% b/b 1 L

(7)

7 Kertas saring secukupnya

8 Larutan jenuh CaCO3 50 ml

9 Sampel air sadah 100 ml

10 Kapur tohor 50 ml 11 EDTA 100 ml 12 Indikator Kromat 5 ml 13 Aquadest secukupnya 1 Prosedur Kerja 1. Pembuatan larutan o  NaCl 20% 1000 ml

 NaCl ditimbang sebanyak 200 gram dan dimasukkan ke gelas kimia 1000 ml. Dilarutkan dalam labu takar 1000 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.

o KOH 5% 1000 ml

KOH ditimbang sebanyak 50 gram dan dimasukkan ke gelas kimia 1000 ml. Dilarutkan dalam labu takar 1000 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.

o EDTA 0.1 M 500 ml

EDTA ditimbang sebanyak 18 gram dan dimasukkan ke gelas kimia. Dilarutkan dalam labu takar 500 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.

o Kapur tohor 500 ml (jenuh)

Kapur tohor dimasukkan ke gelas kimia. Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 500 ml. Kemudian ditambahkan kapur tohor sampai jenuh.

o CaCO3 0.1 M 50 ml

Kalsium karbonat ditimbang sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke gelas kimia. Dilarutkan dalam labu takar 50 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.

o AgNO3250 ml

Perak nitrat ditimbang sebanyak 2.4 gram dan dimasukkan ke gelas kimia. Dilarutkan dalam labu takar 250 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.

o  NaCl 0.1 M 100 ml

 NaCl ditimbang sebanyak 1.45 gram dan dimasukkan ke gelas kimia. Dilarutkan dalam labu takar 100 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.

(8)

2. Eksperimen

a. Mempelajari karakter membrane cangkang telur dalam kaitannya dengan efek  pengawetan telur asin

Pertama, disiapkan 3 butir dari 3 jenia telur, yaitu telur ayam boiler, telur  bebek, dan telur puyuh. Telur dicuci supaya bersih dari kotoran dan dikeringkan

dengan lap atau tissue. Masing-masing sampel telur diukur volumenya dengan cara dimasukkan ke gelas kimia 250 ml yang berisi aquadest 150 ml. Di catat  perubahan kenaikan volume dan ditentukan volume telur tersebut.

Masing-masing sampel telur dilubangi untuk mengosongkan semua isinya menggunakan jarum suntik. Masing-masing sampel telur dibersihkan dan di isi dengan aquadest. Untuk telur ayam boiler dan ayam bebek di isi aquadest 25 ml dan telur puyuh 10 ml. Sampel telur dibagi menjadi 2 bagian. Sampel telur bagian 1 di rendam dengan larutan KOH 5% yang telah disiapkan sebanyak 1 L selama 20 menit. Sampel telur bagian 1 dan 2 dimasukkan ke toples yang berbeda yang telah berisi larutan NaCl 20% b/b sampai ketinggian ¾ bagian telur dan ditutup rapat. Didiamkan selama 4 hari, 7 hari dan 14 hari. Air dalam telur dikeluarkan dan diukur volumenya. Untuk mengetahui kadar NaCl yang berdifusi, dilakuakn  penentuan kadar NaCl dalam cangkng telur dengan titrasi argentomeri.

o Standarisasi AgNO3

Dipipet sebanyak 10 ml larutan NaCl dan dimasukkan ke labu erlemneyer. Di tambahkan dengan indikator metil orange sebanyak 3 tetes. Dititrasi dengan  perak nitrat dan dilakukan duplo. Dilakukan juga standarisasi perak nitrat untuk sampel telur dengan prendaman 7 hari dan 14 hari. Di catat volume perak nitrat yang terpakai.

(9)

Masing-masing air dalam telur dengan perendaman 4 hari, 7 hari dan 14 hari dipipet sebanyak 5 ml dan di tambahakn indikator kromat sebanyak 3 tetes. Di titrasi dengan perak nitrat yang sudah di standarisasi dan di catat volume perak nitrat yang terpakai.

 b. Perlakuan air sadah o Standarisasi EDTA

Diambil sebanyak 10 ml larutan kalsium karbonat dan dimasukkan ke labu erlemneyer. Ditambahkan 5 tetes larutan buffer dan indikator EBT. Di titrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan. Di catat volume EDTA yang terpakai. Sampel air sadah dibagi menjadi 2 bagian

o Bagian 1

Sampel air sadah dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke labu Erlenmeyer. Ditambahkan larutan buffer sebanyak 5 tetes dan indikator EBT. Di titrasi dengan EDTA yang sudah di standarisasi sampai terjadi perubahan dan dilakukan duplo. Di tentukan konsentrasi Ca.

o Bagian 2

Sampel air sadah dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke labu Erlenmeyer. Ditambahkan kapur tohor sebanyak 20 ml kemudian di saring dengan kertas saring. Filtrate di ambil sebanyak 10 ml dan di tambahkan larutan buffer sebanyak 5 tetes dan indikator EBT. Di titrasi dengan EDTA yang sudah di standarisasi sampai terjadi perubahan dan dilakukan duplo. Di tentukan konsentrasi Ca.

2 Hasil Pengamatan

Perlakuan Pengamatan

A. Pembuatan Larutan o  NaCl 20% 1000 ml

 NaCl ditimbang sebanyak 200 gram dan dimasukkan ke gelas kimia 1000 ml

 NaCl : padatan berwarna putih Massa sebenarnya : 200.002 gram

(10)

Dilarutkan dalam labu takar 1000 ml dengan aquadest dan dihomogenkan

o KOH 5% 1000 ml

KOH ditimbang sebanyak 50 gram dan dimasukkan ke gelas kimia 1000 ml

Dilarutkan dalam labu takar 1000 ml dengan aquadest dan dihomogenkan

o EDTA 0.1 M 500 ml

EDTA ditimbang sebanyak 18 gram dan dimasukkan ke gelas kimia

Dilarutkan dalam labu takar 500 ml dengan aquadest dan dihomogenkan

o Kapur tohor 500 ml (jenuh)

Kapur tohor dimasukkan ke gelas kimia Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 500 ml Ditambahkan kapur tohor sampai jenuh

o CaCO3 0.1 M 50 ml

Kalsium karbonat ditimbang sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke gelas kimia

Dilarutkan dalam labu takar 50 ml dengan aquadest dan dihomogenkan

o AgNO3250 ml

Perak nitrat ditimbang sebanyak 2.4 gram dan dimasukkan ke gelas kimia

Dilarutkan dalam labu takar 250 ml dengan aquadest dan dihomogenkan

o  NaCl 0.1 M 100 ml

 NaCl ditimbang sebanyak 1.45 gram dan dimasukkan ke gelas kimia

Dilarutkan dalam labu takar 100 ml dengan aquadest

Larutan tidak berwarna

KOH : padatan berwarna putih

Larutan tidak berwarna

EDTA : padatan berwarna putih

Larutan tidak berwarna

Kapur tohor : padatan berwarna putih Larutan berwarna putih

Larutan berwarna putih, kapur tohor larut dalam aquadest (jenuh)

CaCO3 : padatan berwarna putih

Larutan tidak berwarna

Perak nitrat : serbuk berwarna putih

Larutan tidak berwarna

 NaCl : serbuk berwarna putih

(11)

dan dihomogenkan o Standarisasi EDTA

10 ml larutan kalsium karbonat dipipet dan dimasukkan ke Erlenmeyer 250 ml

+ 5 tetes buffer + indikator EBT

Dititrasi dengan EDTA

Larutan CaCO3 : larutan putih Larutan buffer : tidak berwarna Larutan tidak berwarna

Indikator EBT : serbuk berwarna hitam Larutan dari biru menjadi larutan

 berwarna merah muda seulas

Tabel hasil titrasi terlampir dalam tabel hasil pengamatan

B. Eksperimen

o Karakterisasi membran cangkang telur

3 jenis sampel telur (ayam, bebek, puyuh) disiapkan masing-masing 3 buah

Sampel masing-masing dicuci

Masing-masing sampel telur di ukur volume dengan di masukkan ke gelas kimia gelas kimia 250 ml yang  berisi aquadest yang sudah terukur volumenya

Masing-masing sampel telur dilubangi dan isinya di keluarkan

Masing-masing sampel telur di bersihkan Masing-masing telur di isi dengan aquadest

Sampel telur yang sudah di isi aquadest di bagi menjadi 2 bagian

Sampel telur bagian 1 di rendam dalam larutan KOH 5% selama 20 menit

Sampel telur bagian 1 yang sudah di rendam dalam KOH dan sampel bagian 2 masing-masing

Telur ayam : berwarna coklat Telur bebek : berwarna hijau tosca Telur puyuh : berwarna hitam putih Sampel telur bersih

Data terlampir pada tabel hasil  pengamatan

Cangkang telur kosong

Cangkang telur bersih

Aquadest dalam ctangkang telur

Volume aquadest tercamtum pada tabel hasil pengamatan

Sampel telur 2 bagian

Tidak ada perubahan

Sampel telur bagian 1 dan 2 dalam toples berbeda

(12)

dimasukkan ke toples yang berbeda yang telah berisi larutan NaCl

Toples ditutup rapat dan didiamkan selama 4 hari, 7 hari dan 14 hari

Air dalam telur dikeluarkan dan diukur volumenya (4 hari, 7 hari, 14 hari)

Dipipet sebanyak 5 ml + 3 tetes indikator kromat

Dititrasi dengan perak nitrat

Di catat volume perak nitrat yang terpakai

o Perlakuan air sadah

Sampel air sadah di bagi menjadi 2 bagian Bagian 1, air sadah di pipet sebanyak 10 ml + larutan buffer sebanyak 5 tetes

+ indikator EBT

Di titrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan

Dilakukan duplo

Ditentukan konsentrasi Ca

Bagian 2, air sadah dipipet sebanyak 10 ml + kapur tohor sebanyak 20 ml

Data tertera pada tabel hasil pengamatan

Data tertera pada tabel hasil pengamatan

Aquadest : cairan tidak berwarna Indikator kromat : larutan berwarna kuning

Campuran : larutan berwarna kuning Perak nitrat : larutan tidak berwarna TAT : larutan berwarna merah bata dan terdapat endapan berwarna putih

Data terlampir pada tabel hasil  pengamatan

Sampel ada 2 bagian

Air sadah : cairan tidak berwarna Larutan buffer : larutan tidak berwarna Tidak terjadi perubahan

Indikator EBT ; serbuk berwarna hitam Larutan menjadi merah muda seulas EDTA : larutan tidak berwarna

TAT : larutan berubah menjadi warna  biru

Data tertera pada tabel hasil pengamatan Data tertera pada hasil perhitungan Air sadah : cairan tidak berwarna Kapur tohor : larutan berwarna putih (jenuh)

(13)

Di saring dengan kertas saring

Filtrate dipipet sebanyak 10 ml + larutan buffer sebanyak 5 tetes

+ indikator EBT

Dititrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan

Dilakukan duplo

Ditentukan konsentrasi Ca

Residu : endapan putih

Filtrate : larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna

Larutan buffer : larutan tidak berwarna Tidak terjadi perubahan

Indikator EBT : serbuk berwarna hitam Laruan menjadi merah

EDTA : larutan tidak berwarna

TAT : larutan berubah menjadi warna merah muda

Data terlampir pada tabel hasil  pengamatan

Data terlampir pada hasil perhitungan

3 Perhitungan dan Hasil Reaksi a. Tabel hasil pengamatan

1. Tabel pengukuran volume telur  Dengan perendaman KOH

Jenis telur V awal (ml) V akhir (ml) V pakai (ml) o 4 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 140 ml 140 ml 180 ml 195 ml 210 ml 195 ml 55 ml 70 ml 15 ml o 7 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 140 ml 140 ml 195 ml 210 ml 210 ml 200 ml 70 ml 70 ml 5 ml o 14 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 120 ml 140 ml 195 ml 180 ml 210 ml 210 ml 60 ml 70 ml 10 ml

(14)

 Tanpa perendaman KOH

Jenis telur V awal (ml) V akhir (ml) V pakai (ml) o 4 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 120 ml 170 ml 160 ml 183 ml 240 ml 170 ml 63 ml 70 ml 10 ml o 7 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 183 ml 120 ml 140 ml 236 ml 190 ml 150 ml 53 ml 70 ml 10 ml o 14 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 120 ml 160 ml 100 ml 170 ml 200 ml 105 ml 50 ml 40 ml 5 ml

2. Tabel perubahan volume telur  Dengan perendaman KOH

Jenis telur V awal (ml) V akhir (ml)

o 4 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 25 ml 25 ml 10 ml 24 ml 25 ml 8.5 ml o 7 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 25 ml 25 ml 10 ml 22 ml 17 ml 4.5 ml o 14 hari Telur ayam Telur bebek 25 ml 25 ml 21 ml 20 ml

(15)

Telur puyuh 10 ml 8 ml

 Tanpa perendaman KOH

Jenis telur V awal (ml) V akhir (ml)

o 4 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 25 ml 25 ml 10 ml 25 ml 21 ml 5.5 ml o 7 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 25 ml 25 ml 10 ml 21 ml 21 ml 8 ml o 14 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 25 ml 25 ml 10 ml 20 ml 18 ml 8 ml

3. Tabel standarisasi AgNO3  Standarisasi AgNO3 4 hari Titrasi

ke

Volume  NaCl (ml)

V AgNO3 Perubahana yang terjadi

V awal (ml) V akhir (ml) V pakai (ml)

Sebelum titrasi Setelah titrasi

1 2 10 ml 10 ml 0.00 10. 20 10. 20 20.10 10. 20 9.90  ῦ 10. 05 Larutan kuning, endapan putih Larutan kuning, endapan putih

Larutan merah bata, endapan putih

Larutan merah bata, endapan putih

(16)

Titrasi ke

Volume  NaCl (ml)

V AgNO3 Perubahana yang terjadi

V awal (ml) V akhir (ml) V pakai (ml)

Sebelum titrasi Setelah titrasi

1 2 10 ml 10 ml 0.00 0.00 10.30 10.20 10.30 10. 20  ῦ 10. 25 Larutan kuning, endapan putih Larutan kuning, endapan putih

Larutan merah bata, endapan putih

Larutan merah bata, endapan putih

 Standarisasi AgNO3 14 hari Titrasi

ke

Volume  NaCl (ml)

V AgNO3 Perubahana yang terjadi

V awal (ml) V akhir (ml) V pakai (ml)

Sebelum titrasi Setelah titrasi

1 2 10 ml 10 ml 0.00 10.30 10. 30 20.70 10.30 10.40  ῦ 10.35 Larutan kuning, endapan putih Larutan kuning, endapan putih

Larutan merah bata, endapan putih

Larutan merah bata, endapan putih

4. Tabel standarisasi EDTA Titrasi

ke

Volume CaCO3 (ml)

V AgNO3 Perubahana yang terjadi

V awal (ml) V akhir (ml) V pakai (ml)

Sebelum titrasi Setelah titrasi

1 2 10 ml 10 ml 0. 20 3.90 3.80 7.40 3.60 3.50  ῦ 3.55 Larutan biru Larutan biru Larutan merah Larutan merah

(17)

5. Tabel titrasi telur

 Dengan perendaman KOH o Jenis Telur V telur

(ml)

Vawal (ml) V akhir (ml) V pakai (ml)  ῦ Perubahan yang terjadi

V1 V2 V1 V2 V1 V2 sebelum Sesudah 1 2 3 4 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 5 5 5 3.40 0.00 17.90 14.90 3.90 10.00 3.90 24.10 21.50 7.60 6.60 3.90 6. 20 6.60 3.70 6.60 3.80 6. 20 Kuning Kuning kuning Merah bata Merah bata Merah bata 1 2 3 7 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 5 5 4.5 11.50 0.00 0.10 0.00 0.00 17.00 11.50 23.90 5.70 11.50 5.50 11.50 23.80 5.70 11.5 5.60 11.50 23.80 Kuning Kuning kuning Merah bata Merah bata Merah bata 1 2 3 14 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 5 5 5 0.00 6.50 3.40 28.00 25.00 5.00 0.00 29.60 28.00 26.40 28.00 18.50 26. 2 23.0 26.4 25.5 22.45 26. 2 Kuning Kuning kuning Merah bata Merah bata Merah bata

 Tanpa perendaman KOH o Jenis Telur V telur

(ml)

Vawal (ml) V akhir (ml) V pakai (ml)  ῦ Perubahan yang terjadi

V1 V2 V1 V2 V1 V2  sebelu

m

(18)

1 2 3 4 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 5 5 5 3.60 0.00 12.90 6. 20 7.10 6. 20 5.60 25.00 8.70 12.90 2.60 5.60 12.10 2.50 5.80 2.55 5.70 12.10 Kuning Kuning kuning Merah bata Merah bata Merah bata 1 2 3 7 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 5 5 4.5 10.40 0.00 12.10 0.00 5.50 22.90 5.50 19.40 12.10 10.40 12.50 5.50 7.30 12.10 4.90 12.30 5.20 7.30 Kuning Kuning kuning Merah bata Merah bata Merah bata 1 2 3 14 hari Telur ayam Telur bebek Telur puyuh 5 5 5 0.00 3.00 0.00 12.70 26.8 0.00 0.00 17.50 25.00 27.10 12.70 27.80 17.50 25.00 27.10 18.85 25.45 17.50 Kuning Kuning kuning Merah bata Merah bata Merah bata

6. Tabel titrasi air sadah

 Tanpa penambahan kapur tohor Titrasi

ke

Volume CaCO3

(ml)

V AgNO3 Perubahana yang terjadi

V awal (ml) V akhir (ml) V pakai (ml)

Sebelum titrasi Setelah titrasi

1 2 10 ml 10 ml 0. 1 0. 2 0. 2 0.6 0. 2 0.4  ῦ 0.3 Larutan merah Larutan merah Larutan biru Larutan biru

 Dengan penambahan kapur tohor Titrasi

ke

Volume CaCO3

(ml)

V AgNO3 Perubahana yang terjadi

V awal (ml) V akhir (ml) V pakai (ml)

(19)

1 2 10 ml 10 ml 35. 20 37.10 37.10 39.10 1.90 2.00  ῦ 1.95 Larutan biru Larutan biru Larutan merah Larutan merah  b. Perhitungan  Pembuatan larutan 1.  NaCl 20%, 1000 ml massa = 20 100× 1000 ml = 200 gram 2. KOH 5%, 1000 ml massa = 5 100× 1000 ml = 50 gram 3. EDTA 0,1 M, 500 ml [M] = massa × 1000 Mr × V(mL) 0,1 M = massa × 1000  372,24 gmol−× 500 mL massa = 18,612 gram 4. CaCO3 0,1 M, 50 ml [M] =massa × 1000 Mr × V(mL) 0,1 M = massa × 1000  100,09 gmol−× 50 mL massa = 0,50045 gram 5.  NaCl 0,1 M, 250 ml [M] =massa × 1000 Mr × V(mL) 0,1 M = massa × 1000 58,5 gmol−× 250 mL massa = 1,4625 gram

(20)

a. Perhitungan terhadap Telur

1. Standarisasi AgNO3  Hari ke-4

Mol AgNO3 = Mol NaCl M1 x V1 = M2 x V2

M1 x 10,05 mL = 0,1 M x 10 mL M1 = 0,0995 M  Hari ke-7

Mol AgNO3 = Mol NaCl M1 x V1 = M2 x V2

M1 x 10,25 mL = 0,1 M x 10 mL M1 = 0,0975 M  Hari ke-14

Mol AgNO3 = Mol NaCl M1 x V1= M2 x V2

M1 x 9,65 mL = 0,1 M x 10 mL M1 = 0,1036 M

2. Konsentrasi NaCl dalam setiap telur

 Perendaman selama 4 Hari dengan KOH  Telur ayam negeri

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 6,60 ml x 0,0995 M M1 = 0,13134 M  Telur Bebek  V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 3.80 ml x 0,0995 M 6. AgNO3 0,5 M, 250 ml [M] =massa × 1000 Mr × V(mL) 0,5 M = massa × 1000 169,87 gmol−× 250 mL massa = 21,23375 gram 7. CaO 0,1 M, 500 ml [M] =massa × 1000 Mr × V(mL) 0,1 M = massa × 1000 56 gmol−× 500 mL massa = 2,8 gram

(21)

M1 = 0.07562 M  Telur puyuh

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 6. 20 ml x 0,0995 M

M1 = 0,12338 M

 Perendaman selama 7 Hari dengan KOH

 Telur ayam negeri

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 5.60 ml x 0,0975 M M1 = 0,1092 M  Telur Bebek  V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 11.50 ml x 0,0975 M M1 = 0, 22425 M  Telur puyuh V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 23,80 ml x 0,0975 M M1 = 0,4641 M

 Perendaman selama 14 Hari dengan KOH

 Telur ayam negeri

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 25,50 ml x 0,1036 M M1 = 0,4926 M  Telur Bebek  V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 22,45 ml x 0,1036 M M1 = 0,4337 M  Telur puyuh V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 26, 2 ml x 0,1036 M M1 = 0,5061 M

(22)

 Perendaman selama 4 Hari Tanpa KOH  Telur ayam negeri

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 2.55 mL x 0,0995 M M1 = 0,0507 M  Telur Bebek  V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 5.70 ml x 0,0995 M M1 = 0,11343 M  Telur puyuh V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 12,10 ml x 0,0995 M M1 = 0, 24079 M

 Perendaman selama 7 Hari Tanpa KOH  Telur ayam negeri

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 12,30 ml x 0,0975 M M1 = 0, 23985 M  Telur Bebek  V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 5. 20 ml x 0,0975 M M1 = 0,1014 M  Telur puyuh V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 7,30 ml x 0,0975 M M1 = 0,14235 M

 Perendaman selama 14 Hari dengan KOH  Telur ayam negeri

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)

5 mL x M1 = 18,85 ml x 0,1036 M M1 = 0,3641 M

 Telur Bebek 

(23)

5 mL x M1 = 25,45 ml x 0,1036 M M1 = 0,4916 M  Telur puyuh V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 17,50 ml x 0,1036 M M1 = 0,3381 M 3. Kadar NaCl

 Perendaman selama 4 Hari Dengan KOH  Telur ayam negeri

Mtotal = N x mr valensix Vpipet  1000 Mtotal = 0,13134 N x 58,5 1 g molx 5mL 1000 = 0,0384 N  Telur bebek  Mtotal = N xvalensimr x Vpipet  1000 Mtotal = 0,07562 N x 58,5 1 g molx 5mL 1000 = 0,0222 N  Telur puyuh Mtotal = N x mr valensix Vpipet  1000 Mtotal = 0,12338 N x 58,5 1 g molx 5mL 1000 = 0,03608 N

 Perendaman selama 7 Hari Dengan KOH  Telur ayam negeri

Mtotal =

N xvalensimr x Vpipet  1000

(24)

  Mtotal = 0,1092 N x 58,51 molg x 5mL 1000 = 0,0319 N  Telur bebek  Mtotal = N x mr valensix Vpipet  1000 Mtotal = 0,22425N x 58,51 g molx 5mL 1000 = 0,0659 N  Telur puyuh Mtotal = N x mr valensix Vpipet  1000 Mtotal = 0,4641 N x 58,5 1 g molx 5mL 1000 = 0,1357 N

 Perendaman selama 14 Hari Dengan KOH

 Telur ayam negeri

Mtotal = N x mr valensix Vpipet  1000 Mtotal = 0,4926N x 58,51 g molx 5mL 1000 = 0,1140 N  Telur bebek  Mtotal = N x mr valensix Vpipet  1000 Mtotal = 0,4337 N x 58,5 1 g molx 5mL 1000 = 0,1268 N  Telur puyuh

(25)

  Mtotal = N x mr valensix Vpipet  1000 Mtotal = 0,5061 N x 58,5 1 g molx 5mL 1000 = 0,1480 N

 Perendaman selama 4 Hari Tanpa KOH

 Telur ayam negeri Mtotal = N x mr valensix Vpipet  1000 Mtotal = 0,0507 N x 58,51 g molx 5mL 1000 = 0,0148 N  Telur bebek  Mtotal = N x mr valensix Vpipet  1000 Mtotal = 0, 11343 N x 58,5 1 g molx 5mL 1000 = 0,0331 N  Telur puyuh Mtotal = N x mr valensix Vpipet  1000 Mtotal = 0,24079N x 58,51 molg x 5mL 1000 = 0,07043 N

 Perendaman selama 7 Hari Tanpa KOH

 Telur ayam negeri Mtotal = N x

mr

valensix Vpipet  1000

(26)

  Mtotal = 0,23985N x 58,51 molg x 5mL 1000 = 0,07015 N  Telur bebek  Mtotal = N x mr valensix Vpipet  1000 Mtotal = 0,1014 N x 58,51 g molx 5mL 1000 = 0,0296 N  Telur puyuh Mtotal = N xvalensimr x Vpipet  1000 Mtotal = 0,14235N x 58,51 g molx 5mL 1000 = 0,0416 N

 Perendaman selama 14 Hari Tanpa KOH

 Telur ayam negeri

Mtotal = N xvalensimr x Vpipet  1000 Mtotal = 0,3641N x 58,5 1 g molx 5mL 1000 = 0,1064 N  Telur bebek  Mtotal = N x mr valensix Vpipet  1000 Mtotal = 0,4916 N x 58,51 molg x 5mL 1000 = 0,1437 N  Telur puyuh

(27)

  Mtotal = N x mr valensix Vpipet  1000 Mtotal = 0,3381 N x 58,5 1 g molx 5mL 1000 = 0,0988 N  Massa NaCl

- Perendaman selama 4 hari dengan KOH - Telur ayam negeri

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 25 ml x 0.0348 N 5 ml

= 0.192 gram

- Telur bebek

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 25 ml x 0. 0222 N 5 ml

= 0.111 gram

- Telur puyuh

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 10 ml x 0.03608 N 5 ml

= 0.07216 gram

- Perendaman selama 7 hari dengan KOH - Telur ayam negeri

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

(28)

= 25 ml x 0.0319 N 5 ml

= 0.1595 gram

- Telur bebek

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 25 ml x 0.0659 N 5 ml

= 0.3295 gram

- Telur puyuh

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 10ml x 0.1357 N 5 ml

= 0. 2714 gram

- Perendaman selama 14 hari dengan KOH

- Telur ayam negeri

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 25 ml x 0.1140 N 5 ml

= 0.57 gram

- Telur bebek

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 25 ml x 0.1268 N 5 ml

(29)

- Telur puyuh

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 10 ml x 0.1480 N 5 ml

= 0. 296 gram

- Perendaman selama 4 hari tanpa KOH - Telur ayam negeri

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 25 ml x 0.0148 N 5 ml

= 0.074 gram - Telur bebek

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 25 ml x 0.0331 N 5 ml

= 0.1655 gram - Telur puyuh

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 10 ml x 0.07043 N 5 ml

= 0. 14086 gram

- Perendaman selama 7 hari tanpa KOH - Telur ayam negeri

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

(30)

= 25 ml x 0.07015 N 5 ml

= 0.35075 gram - Telur bebek

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 25 ml x 0.0 296 N 5 ml

= 0.148 gram - Telur puyuh

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 10 ml x 0.0416 N 5 ml

= 0. 083 2 gram

- Perendaman selama 14 hari tanpa KOH

- Telur ayam negeri

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 25 ml x 0.1064 N 5 ml

= 0.53 2 gram - Telur bebek

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 25 ml x 0.1437 N 5 ml

(31)

- Telur puyuh

M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 10 ml x 0.0988 N 5 ml

= 0. 1978 gram

 Perhitungan air sadah 1. Standarisasi EDTA

Mol EDTA = Mol CaCO3

M1 x V1 = M2 x V2

M1 x 3,55 mL = 0,1 M x 10 mL

M1 = 0, 2816 M

a. Konsentrasi Ca

- Tanpa kapur tohor Mol EDTA = Mol CaCO3

M1 x V1 = M2 x V2

0.3 ml x 0. 2816 mL = M 2 x 10 mL M 2 = 8,448 x 10-3 M - Dengan kapur tohor

Mol EDTA = Mol CaCO3

M1 x V1 = M2 x V2

1.95 ml x 0. 2816 M = M 2 x 10 mL M 2 = 0, 0549 M

 b. Massa CaCO3

- Tanpa kapur tohor

MCaCO3= M. MCaCO3 . Vpipet

1000

= 8.448 x 10-3M . 100,09 g/mol . 10 ml 1000

(32)

- Dengan kapur tohor

MCaCO3= M. MCaCO3 . Vpipet

1000 = 0.0549 M . 100,09 g/mol . 10 ml 1000 = 0.0549 gram c. Kadar Ca Ar Ca = Massa CaCO3 x 100 % Mr CaCO3

- Tanpa kapur tohor = 40,08 g/mol x 8,4556 x 10-3 gram x 100 %

100,09 g/mol = 0.3385%

- Dengan kapur tohor = 40,08 g/mol x 0.0549 gram x 100 %

100,09 g/mol = 2,1984%

 Persamaan reaksi

1. Titrasi telur (standarisasi AgNO3) Cl-(aq)+ AgNO3 (aq) AgCl (s)

K 2CrO4 (aq)+ 2AgNO3 (aq) Ag2CrO4 (s) + K 2 NO3 (aq) 2. Standarisasi EDTA

Zn2+ + H2Y2-  ZnY2- + 2H+ 3. Titrasi NaCl Argentometri

 NaCl (aq) + AgNO3 (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)

K 2CrO4 (aq)+ 2AgNO3 (aq) Ag2CrO4 (s) + NaNO3 (aq) 4. Titrasi Ca kompleksometri

(33)

Kesimpulan

Dari hasil praktikum karakterisasi membran cangkang telur dan pelunakan air sadah, di dapat beberapa kesimpulan, diantaranya :

1. Kadar NaCl dalam cangkang telur masing-masing di dapat dari hasil titrasi argentometri dengan perak nitrat yaitu salah satunya untuk telur ayam :

Perendaman selama 4 hari dengan KOH dan tanpa KOH yaitu 0.0384 N dan 0.0148 N Perendaman selama 7 hari dengan KOH dan tanpa KOH yaitu 0.0319 N dan 0.0701 N Perendaman selama 14 hari dengan KOH dan tanpa KOH yaitu 0.1140 N dan 0.1064 N 2. Kadar Ca pada pelunakan air sadah dapat di tentukan dengan titrasi kompleksometri

dengan EDTA menggunakan indikator EBT dengan TAT larutan berubah menjadi warna  biru yaitu :

Dengan penambahan kaput tohor 2.1984% Tanpa penambahan kapur tohor 0.3385%

3. Metode yang baik untuk pelunakan air sadah yaitu dengan proses clark dengan titrasi EDTA dimana di dasarkan pada penambahan kapur tohor dan kemudian di titrasi dengan titrasi kompleksometri EDTA.

4. Plot kurva antara konsentrasi terhadap waktu di dapat 6 kurva untuk cangkang telur tanpa  perendaman KOH dan dengan perendaman KOH di dapat plot yang menunjukkan

semakin bertambah hari/semakin lama perendaman maka konsentrasi NaCl semakin tinggi.

5. Massa NaCl dalam cangkang telur dengan metode titrasi argentometri yaitu salah satunya  perendaman dengan KOH :

Telur ayam negeri : 0.192 gram Telur bebek : 0.111 gram

Gambar

Tabel hasil titrasi terlampir dalam tabel hasil pengamatan

Referensi

Dokumen terkait

Perendaman telur dengan larutan daun jambu biji (Psidium guajava) yang disimpan dalam suhu 27 0 C selama 28 hari dengan kadar tanin 3.90% dan perendaman selama

pengaruh mengonsumsi telur ayam kampung dan telur ayam ras terhadap peningkatan kadar hemoglobin remaja putri Setelah diberikan telur ayam kampung kadar Hb

pengaruh perendaman telur menggunakan larutan daun kelor dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30% terhadap kualitas internal telur ayam ras, yaitu indeks putih telur,

L4.1 Hasil XRD Pengisi Nanopartikel Cangkang Telur Ayam 81 L4.2 Hasil FTIR Nanopartikel Cangkang Telur Ayam 81 L4.3 Hasil FTIR Matriks Polimetil Metakrilat (PMMA) 82 L4.4

Peningkatan waktu perendaman yang semakin lama yaitu 3, 4 dan 5 jam maka kalsium karbonat (CaCO 3 ) yang terdapat pada serbuk cangkang telur ayam kampung memiliki waktu

Telur ayam segar konsumsi adalah telur ayam yang tidak mengalami proses pendinginan dan tidak mengalami penanganan pengawetan serta tidak menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan

Hasil penelitian kadar kalsium tanaman sawi yang diberi perlakuan pupuk organik cair limbah jerami padi dan limbah cangkang telur ayam dapat dilihat pada tabel 4.1.. Kadar

Tepung cangkang telur ayam merupakan tepung yang dihasilkan dari pemanfaatan bahan yang tidak mempunyai nilai yaitu cangkang telur ayam yang diproses dengan pembersihan, pemasakan,