• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Aktivitas Pendanaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Aktivitas Pendanaan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN

Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Analisis Laporan Keuangan dan Penialaian Aset

Oleh

Anggota kelompok:

SAFINA NOVITASARI 115020307111031

ARI PUTRI R 115020307111042

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2014

(2)

A. KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR

Merupakan kewajiban yang pelunasannya memerlukan penggunaan aset lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya. Perusahaan seharusnya mencatat seluruh kewajiban pada nilai sekarang seluruh arus kas keluar yang diperlukan untuk melunasi, tetapi praktiknya kewajiban lancar dicatat pada nilai jatuh tempo, bukan pada nilai sekarang. Kesepakatan pinjaman yang memuat persyaratan untuk melindungi kreditor antara lain apabila terjadi default.

KEWAJIBAN TAK LANCAR

Merupakan kewajiban jatuh temponya tidak dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang. Perusahaan harus mengungkapkan default atas provisi kewajiban, termasuk untuk bunga dan pembayaran kembali pokok pinjaman. Salah satu contoh kewajiban takk lancar adalah obligasi. Nilai nominal obligasi bersama tingkat kuponnya menentukan bunga yang dibayarkan atas obligasi tersebut. Salah satu masalah timbul apabila utang jangka panjang diukur dengan nilai wajar adalah bahwa nilai utang jangka panjang yang dilaporkan akan turun ketika posisi kredit perusahaan memburuk. Penurunan tersebut dapat dapat menghsilkan laba pada perusahaan. Pengungkapan utang jangka panjang di masa mendatang antara lain : a. Tanggal jatuh tempo dan persyaratan pencadangan dana pelunasan setiap tahun selama 5 tahun ke depan; b. Persyaratan pelunasan setiap tahun selama 5 tahun ke dapan

ANALISIS KEWAJIBAN

Auditor menggunakan teknik seperti seperti konfirmasi langsung, melakukan telaah atas notulen rapat, membaca kontrak dan perjanjian, serta bertanya pada pihak-pihak yang memahami kewajiban perusahaan untuk meyakinkan bahwa perusahaan telah mencatat semua kewajibannya. Analisis harus didasarkan pada catatan atas laporan keuangan dan pada komentar manajemen dalam laporan tahunan, serta dokumen-dokumen terkait. Setiap perbedaan yang tidak dapat dijelaskan memerlukan analisis lebih lanjut atau memerlukan penjelasan manajemen. Fitur penting dalam analisis kewajiban :

a. Ketentuan utang ( tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, pola pembayaran, dan jumlah) b. Pembatasan pemakaian sumber daya dan pelaksanaan aktivitas bisnis

(3)

d. Kewajiban untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas dan ukuran keuangan lain.

e. Fitur konversi kewajiban yang bersifat difusi

f. Larangan atas pembayaran-pembayaran seperti dividen

Kita harus menganalisis penjelasan kewajiban berikut ketentuan, kondisi dan batasannya. Hasil analisis ini dapat mempengaruhi penilaian kita atas risiko dan pengembalian perusahaan.

B. SEWA

Merupakan perjanjian konstektual antara pemilik (lessor) dan penyewa (lesse). Perjanjian tersebut memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan aset yang dimiliki oleh lessor, selama masa sewa. Sebagai balasannya lessee membayar sewa yang disebut pembayaran sewa minimum. Pembayaran dilakukan selama periode yang ditentukan. Sewa ada 2 yaitu : a. Sewa pendanaan

b. Sewa operasi

AKUNTANSI DAN PELAPORAN SEWA Klasifikasi dan Pelaporan Sewa

Lesse mengklasifikasikan dan mencatat sewa sebagai capital lease jika pada saat terjadinya : 1. Terdapat transfer kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa

2. Terdapat opsi untuk membeli aset pada harga murah

3. Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis aset

4. Nilai sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa minimum lainnya sebesar 90% atau lebih dari nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajak investasi yang ditahan oleh lessor.

Sewa dapat diklasifikasikan sebagai operating lease bila tidak satupun kriteria di atas dipenuhi.

Jika sewa diklasifikasikan sebagai capital lease, lesse mencatatnya sejumlah nilai sekarang MLP selama masa sewa, tidak termasuk biaya administrasi. Aturan akuntasi mensyaratkan lesse untuk mengungkapkan : a. MLP di masa depan secara terpisah untuk capital lease dan operating lease untuk masing-masing tahun selama lima tahun mendatang dan total setelahnya; b. Beban sewa untuk masing-masing periode yang dilaporkan di laporan laba rugi.

(4)

Pengungkapan Sewa

Aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan dengan capital lease untuk melaporkan aset sewa maupun kewajiban sewa dalam neraca dan juga perusahaan harus mengungkapkan komitmen sewa di masa depan untuk caapital lease dan operating lease yang tidak dapat dibatalkan. Ini berguna untuk tujuan analisis. Perusahaan mengklasifikasikan seluruh sewa sebagai operating lease dan menyediakan jadwal pembayaran sewa di masa depan dalam catatan atas laporan keuangan.

ANALISIS SEWA

Dampak operating lease dan capital lease terhadap analisis laporan keuangan. Analisis Sewa

1. Dampak Operating Lease

• Menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan pendanaan sewa dalam neraca. Selain itu juga menaikkan rasio solvabilitas yang sering digunakan dalam analisis kredit

• Menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya. Hal ini dapat meningkatkan rasio tingkat pengembalian investasi, terutama rasio perputaran aset

• Menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capital lease. Artinya capital lease melaporkan laba lebih tinggi di awal masa sewa dan melaporkan laba lebih rendah di akhir masa sewa

• Menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dalam neraca. Hal tersebut meningkatkan rasio lancer dan pengukuran likuiditas lainnya

• Memasukkan bunga dalam beban sewa. Dengan demikian operating lease menyajikan lebih rendah dari yang seharusnya laba operasi dan beban bunga. Hal tersebut menaikkan coverage ratio seperti times interest earned.

2. Konversi operating lease menjadi capital lease

Langkah-langkah konversi yang pertama adalah menilai apakah klasifikasi operating lease dapat diterima. Untuk melakukan itu kita harus memperkirakan periode setelah 5 tahun, yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Dengan pertimbangan bahwa komitmen selama 12 tahun untuk operating lease adalah terlalu panjang untuk

(5)

diacuhkan. Jika periode sewa yang tersisa dipandang signifikan, kita perlu mengapitalisasikan operating lease.

Untuk mengkonversi operating lease menjadi capital lease, kita memerlukan estimasi nilai sekarang kewajiban operating lease. Proses ini dimulai dengan estimasi tingkat bunga yang akan kita gunakan untuk mendiskontokan proyeksi pembayaran sewa. Langkah selanjutnya untuk analisis adalah menghitung nilai aset sewa. Setelah kita menentukan kewajiban dan aset sewa, selanjutnya kita harus mengestimasi dampak reklasifikasi sewa pada laba yang dilaporkan.

3. Penyajian kembali laporan keuangan untuk reklasisfikasi sewa

Disajikan berupa tampilan yang menunjukkan neraca dan laporan laba rugi yang disajikan kembali, sebelum dan sesudah reklasifikasi operating lease. Reklasifikasi operating lease memiliki dampak yang terbatas dalam laporan laba rugi. Sehingga dapat pula menyajikan dampak konversi operating lease menjadi capital lease terhadap rasio utang.

C. MANFAAT PASCA PENSIUN MANFAAT PENSIUN

Yang pertama, manfaat pensiun dimana pemberi kerja menjanjikan manfaat moneter kepada pekerja pasca pensiun. Lalu yang kedua, manfaat lain pasca pensiun pekerja dimana pemberi kerja menyediakan manfaat lain pasca pensiun terutama pemeliharaan kesehatan dan asuransi jiwa.

SIFAT KEWAJIBAN PENSIUN

Perusahaan memformalkan komitmen pensiun dalam bentuk program pensiun. Program pensiun secara pasti menentukan manfaat, hak, dan tanggungjawab pemberi kerja dan pekerja. Program pensiun dibagi dalam dua kategori utama, program pensiun manfaat pasti (menentukan jumlah pensiun yang dijanjikan oleh pemberi kerja untuk disediakan bagi pensiunan) dan program pensiun iuran (menentukan jumlah kontribusi pemberi kerja pada program pensiun).

Tantangan bagi akuntansi adalah perkiraan program pensiun pemberi kerja dan penentuan beban (biaya) pensiun untuk periode bersangkutan, yang berbeda dari pendanaan oleh pemberi kerja. Untuk tujuan ini, akuntan berstandar pada asumsi yang dibuat oleh spesialis yang dikenal sebagai aktuaris.

(6)

IMBALAN PASCA PENSIUN  Imbalan Pensiun

 Sifat kewajiban pensiun

Perusahaan memformalkan komitmen pensiun dalam bentuk program pensiun. Program pensiun merupakan janji pembeli kerja untuk menyediakan imbalan pensiun bagi pekerja, dan perjanjian tersebut melibatkan tiga pihak : pembri kerja, yang memberikan kontribusi pada program pensiun, pekerja yang menerima imbalan dan dana pensiun. Dana pensiun terpisah dari pemberi kerja dan diadministrasikan oleh pihak yang ditunjuk (trustee). Dana pensiun menerima konstribusi , menginvestasikan , konstribusi tersebut dengan cara yang tepat dan memberikan imbalan pensiun yang dijanjikan oleh pemberi kerja untuk disediakan bagi pensiun. Program pensiun iuran pasti menentukan jumlah kontribusi pemberi kerja pada program pensiun.

 Ekonomi akuntansi pensiun

Biaya pensiun ekonomi atau beben merupakan biaya bersih selama periode bersangkutan. Biaya pensiun ekonomi meliputi komponen yang berulang . pengembalian atas aktiva program pensiun digunakan untuk menutupbiaya-biaya tersebut untuk menghitung biaya pensiun ekonomi bersih.

Bunga Pensiun berulang terdiri atas dua komponen sebagai berikut : 1. Biaya jasa

Merupakan nilai sekarang aktiva atau imbalan pensiun yang dihasilkan oleh pegawai berdasarkan rumus imbaln pensiun. Biaya yang menambah PBO ini timbul saat pegawai bekerja satu periode lagi. Biaya jasa hanya ada dalam program yang mendasarkan jum;lah pensiun pada periode jasa.

2. Biaya bunga

Merupakan penambahan atas PBO yang timbul karena pembayaran pensiun menjadi satu periode lebih dekat. Biaya ini muncul karena PBO merupakan nilai sekarang atas imbalan pensiun di masa datang.

Biaya pensiun yang tidak berulang, yang berasal dari peristiwa seperti perubahan asumsi aktiva atau perubahan ketentuan program terdiri dari dua komponen sbb:

(7)

Merupakan perubahan PBO yang terjadi saatasumsi aktiva dalam penghitungan PBO direvisi. Tingkat diskonto merupakan faktor yang sering direvisi karena ketergantungnnya pada tingkat bunga yang berlaku dalam ekonomi.

2. Biaya jasa lalu timbul karena perubahan ketentuan program pensiun atau PBO. Biaya jasa lalu meliputi imbalan pensiun yang dibentuk oleh amandemen program yang umumnya terjadi karena negosiasi tenaga kerja dan tawar menawar secara kolektif. Komponen terakhir dalam penghitungan biaya pensiun ekonomi bersih adalah penyesuaian untuk pengembalian actual aktiva program.

 Pengembalian actual akiva program

Merupakan laba program pensiun. Laba aktiva program terdiri dari penghasilan investasi, kenaikan modal serta dividend dan bunga yang diterima, dikurangi upah manajemen , ditambah kenaikan yang direalisasi dan yang tidak direalisasi aktiva program lainnya. Membandingkan biaya pensiun yang dilaporkan dan biaya pensiun ekonomi.

Tampak 3 perbedaan nyata :

1. Yang dilaporkan adalah pengembalian yang diharapkan atas aktiva program

2. Dampak perubahan aktuaria dan jasa lalu tidak termasuk dalam biaya pensiun yang dilaporkan.

3. Komponen yang ditangguhkan diamortisirkan selama jasa pegawai yang tersisa. MENYESUAIKAN LAPORAN LABA RUGI DAN NERACA

Penggunaan biaya manfaat ekonomis, menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi. Ingat bahwa biaya manfaat yang dilaporkan berbeda dengan biaya ekonomis karena dampak sementara, seperti keuntungan dan kerugian aktuaria, biaya jasa lalu, dan pengembalian aset abnormal, ditangguhkan dan diamortisasi melalui proses perataan. Tujuan perataan ini adalah untuk mendapatkan komponen biaya manfaat pascapensiun yang lebih stabil atau permanen. Dengan demikian, biaya manfaat yang tepat, yang digunakan untuk memperoleh laba, bergantung pada tujuan analisis.

Memasukkan pos-pos tak berulang membuat biaya manfaat ekonomi mempunyai volatilitas yang tinggi. Memasukkan unsur biaya manfaat ekonomi dengan volatilitas tinggi ke dalam perhitungan laba bersih akan mengaburkan esensi dari laba operasi perusahaan. Oleh karena itu, SFAS 158 memilih untuk meratakan biaya manfaat yang dilaporkan.

(8)

Sebagai bagian dari dorongan terhadap adopsi yang luas atas penilaian wajar, FASB saat ini sedang berusaha untuk program ini, untuk mengeliminasi provisi atas proses perataan (yaitu penangguhan dan amortisasi pos-pos yang tak berulang) serta mengakui biaya manfaat ekonomi dalam laba untuk beberapa tahun ke depan. FASB juga mempertimbangkan untuk memisahkan komponen operasi dan non-operasi dari biaya pensiun serta turut memperdebatkan apakah aset dan kewajiban pensiun harus dijumlahkan menjadi satu atau dilaporkan terpisah.

ASUMSI AKTUARIA DAN ANALISIS SENSITIVITAS

Posisi ekonomi bersih (atau biaya ekonomis) program manfaat perusahaan adalah estimasi yang andal atas ekonomi yang mendasarinya. Pada kenyataannya, tidaklah demikian. Walaupun nilai aset program didasarkan pada angka yang dapat diuji (biasanya nilai pasar), kewajiban manfaat diestimasi dengan menggunakan angka asumsi aktuaria, seperti tingkat diskonto. Terlebih lagi, biaya yang dilaporkan (biaya manfaat periodik bersih) juga sensitif terhadap asumsi aktuarial, seperti tingkat pengembalian aset program. Akibat kesensitifan ini, manajer dapat memanipulasi asumsi ini untuk mempercantik laporan keuangan. Hal ini termasuk memeriksa sekuritas perubahan asumsi pada angka ekonomi maupun angka yang dilaporkan.

Asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan memengaruhi biaya manfaat yang dilaporkan dan merupakan teknik favorit dalam manajemen laba. Tingkat pengembalian yang diharapkan tergantung pada banyak faktor, misalnya komposisi aset program dan tingkat pengembalian jangka panjang pada kelompok-kelompok aset yang berbeda. Semakin tinggi tingkat diskonto biasanya mengindikasikan semakin agresifnya praktik akuntansi karena menurunkan biaya manfaat yang dilaporkan, sehingga meningkatkan laba bersih.

Asumsi tingkat pertumbuhan mungkin tidak sepenting asumsi tingkat diskonto atau asumsi pengembalian yang diharapkan. Asumsi ini cenderung lebih stabil dan lebih dapat diprediksi. Namun demikian, perusahaan khawatir atas perubahan tingkat pertumbuhan kompensasi karena pengaruhnya pada negosiasi tenaga kerja.

PAPARAN RESIKO PENSIUN

Program pensiun dapat menghadapkan perusahaan pada risiko tertentu. Risiko ini timbul dalam hal aset program mempunyai profil risiko yang berbeda dengan kewajiban pensiun-khususnya ketika perubahan nilai pasar suatu aset program tidak mempunyai korelasi dengan perubahan pada nilai kewajiban pensiun. Nilai kewajiban pensiun sensitif terhadap

(9)

perubahan tingkat diskonto, yang kemudian merefleksikan hasil obligasi perusahaan (tingkat bunga). Sehingga, perubahan milai kewajiabn pensiun berkorelasi dengan harga pasar obligasi.

Sebelum menganalisis risiko pensiun, kita harus mengetahui dengan persis, apakah risiko pensiun itu. Secara teknik, kita dapat mendefinisikan risiko pensiun sebagai probabilitas ketidakmampuan suatu perusahaan membayarkan kewajiban pensiun tahun berjalan. Jelas bahwa risiko pensiun bergantung pada status pendanaan dari program; semakin suatu program kekurangan dana, semakin tinggi risiko pensiunnya. Namun, status pendanaan saja tidak dapat memberikan informasi mengenai dua faktor lain yang kritikal dalam menentukan risiko pensiun suatu perusahaan yaitu: (1) intensitas pensiun, yaitu besar kewajiban pensiun (atau aset program) sehubungan dengan ukuran pos aset lainnya dalam perusahaan tersebut, dan (2) sejauh mana profil risiko dari aset program salah dikaitkan dengan kewajiban pensiunnya. Seorang analis harus menilai masing-masing faktor di atas dalam rangka mengevaluasi paparan risiko pensiun perusahaan.

IMPLIKASI ARUS KAS ATAS MANFAAT PASCA PENSIUN

Implikasi arus kas manfaat pascapensiun langsung dirasakan. Yaitu bahwa arus kas keluar sama dengan kontribusi yang disiapkan perusahaan. Anhka arus kas periode sekarang berguna baik dalam mengevaluasi profitabilitas dari posisi keuangan perusahaan maupun dalam meramalkan arus kas masa depan. Hal ini disebabkan karena perusahaan akan mengontribusi suatu program hanya jika diperlukan.

D. KONTIJENSI DAN KOMITMENKONTIJENSI

Kontijensi merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang penyelesaiannya bergantung pada satu atau lebih peristiwa di masa depan. Kerugian kontijensi yang disebut kewajiban kontijensi/bersyarat merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan. Kewajiban kontinjen timbul dari perkara hukum, ancaman pengambilalihan, penagihan piutang, klaim atas garansi produk atau kerusakan produk, garansi kinerja, perhitungan pajak, risiko yang diasuransikan sendiri, dan kerugian properti akibat bencana.

(10)

Kerugian kontijensi harus memenuhi dua kondisi agar dapat dicatat sebagai kerugian. Pertama “besar kemungkinan” bahwa aset akan turun nilainya atau kewajiabn akan timbul. Kedua adalah jumlah kerugian harus “dapat diestimasikan dengan memadai”. Jika perusahaan tidak mencatat kerugian kontijensi karena salah satu atau kedua kondisi tid terpenuhi, perusahaan harus mengungkapkan kontijensi dalam catatan atas laporan keuangan jika kerugian “mungkin terjadi”.

Analisis Kewajiban Kontinjen

Kontijensi yang dilaporkan sperti garansi jasa merupakan estimasi dan juga harus menganalisis pengungkapan atas seluruh kerugian (keuntungan kontijensi). Pengungkapan kontijensi umumnya meliputi :

o Deskripsi kewajiban kontijen dan tingkat resiko

o Jumlah kontijensi potensial dan bagaimana partisipaso pihak lain diperlakukan dalam penentuan risiko

o Pembebanan estimasi kerugian kontinjen, jika ada.

KOMITMEN

Komitmen merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan berdasarkan kinerja di masa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak diakui dalam laporan keuangan karena peristiwa seperti penandatanganan kontrak atau penerbitan pesanan pembelian (purchase order) bukan merupakan transaksi yang lengkap. Perjanjian sewa dalam banyak kasus juga merupakan bentuk komitmen. Semua komitmen memerlukan pengungkapan faktor-faktor penting atas kewajiban komitmen, termasuk jumlah, kondisi, dan waktu.

E. PENDANAAN DI LUAR NERACA

Pendanaan di luar neraca adalah tidak tercatatnya kewajiban pendanaan tertentu. Selain sewa, terdapat rancangan pendanaan di luar neraca lainnya, mulai dari yang sederhana sampai yang sangat kompleks.

CONTOH PENDANAAN DI LUAR NERACA

Salah satu cara untuk mendanai property, pabrik, dan peralatan adalah meminta pihak luar untuk mendapatkannya, dan perusahaan sepakat untuk menggunakan aset terssebut serta

(11)

menyediakan dana yang cukup untuk melunasi utang. Contang rancangan ini adalah purchase agreements dan through-put agreement di mana perusahaan sepakat untuk membeli barang sejumlah tertentu melalui fasilitas pemrosesan, atau take-or-pay arrangement di mana perusahaan memberikan jaminan untuk membayar sejumlah barang, diperlukan atau tidak. Perusahaan menempatkan transaksi ini sebagia investasi dalam ekuitas dan tidak megonsolidasikannya dalam laporan keuangan. Dengan demikian pendanaan tersebut tidak masuk dalam kewajiban.

ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS

Entitas bertujuan khusus, yang sekarang menjadi tidak terkenal setelah jatuhnya Enron, telah menjadi mekanisme pendanan yang sah selama lebih dari dua dekade dan menjadi bagian tak terpisahkan dari keuangan perusahaan saat ini. Konsep SEP adalah :

• SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor dan dikapitalisasi dengan investasi ekuitas, beberapa diantaranya harus berasal dari pihak ketiga yang independen.

• SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjamkan dari pasar kredit dan membeli aset dari atau untuk perusahaan sponsor.

• Arus kas dari aset digunakan untuk membayar utang dan menyediakan pengembalian bagi investor ekuitas.

Terdapat dua alasan untuk kepopuleran SPE :

1. SPE dapat menyediakan alternative pendanaan berbiaya rendah daripada meminjam langsung dari pasar kredit.

2. Dalam GAAP sekarang, selama SPE distrukturkan dengan benar, SPE diperlakukan sebagai entitas terpisah, tidak dikonsolidasikan dengan perusahaan sponsor.

F. EKUITAS PEMEGANG SAHAM

Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan. Ekuitas dipandang klaim pemilik atas aset bersih perusahaan. Klaim pemegang sekuritas ekuitas umumnya berada di bawah kreditor, yang berarti klaim kreditor dipenuhi terlebih dahulu.

Analisis ekuitas pemegang daham meliputi :

(12)

 Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang saham dan priosritas mereka dalam likuidasi

 Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas.

 Menelaah kontrak, ketentuan hukum, dan pembatasan-pembatasan lainnya atas distribusi laba ditahan.

 Menilai ketentuan dan provisi efek yang dapat di konversi,opsi saham, dan kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham.

MODAL SAHAM

Pelaporan modal saham meliputi oenjelasan atas perubahan jumlah lembar modal. Sumber kenaikan modal saham yang beredar :

- Penerbitan saham

- Konversi utang dan saham preferen

- Penerbitan dividen saham dan pemecahan saham (stock split) - Penerbitan saham dalam akuisisi dan merger.

- Penerbitan untuk opsi saham dan waran

Sedangkan sumber penurunan modal saham yang beredar : - Pembelian dan penghentian saham

- Pembelian kembali saham

- Pemecahan saham terbalik (reverse stock split)

Modal disetor adalah total pendanaan yang diterima pemegang saham sebagai pembayaran modal saham. Modal disetor terbagi menjadi dua bagian. Satu bagian untuk modal saham nominal : saham biasa dan preferen. Sisanya dilaporkan sebagai kelebihan modal disetor. Saham diperoleh kembali merupakan saham perusahaan yang dibeli kembali setelah sebleumnya diterbitkan dan dibayar penuh. Saham yang diperoleh kembali bukan merupakan asset, melainkan pos atau kontra akun terhadap ekuitas.

KLASIFIKASI MODAL SAHAM

Modal saham merupakan saham yang diterbitkan kepada pemegang ekuitas sebagai pembayaran asset dan jasa. Terdapat dua jenis modal saham :

(13)

Adalah kelompok khusus saham yang memiliki fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Ciri-ciri umum saham preferen meliputi :

- Prioritas atas distribusi dividen - Prioritas atas likuidasi

- Dapat dikonversi menjadi saham biasa - Tidak memiliki hak suara

- Harga pembelian kembali

b. Saham biasa merupakan kelompok saham yang mencerminkan hak kepemilikian serta memiliki risiko tinggi dan pengembalian tinggi atas kinerja perusahaan.

SALDO LABA

Saldo laba merupakan modal yang dihasilkan sebuah perusahaan. akun saldo laba mencemrinkan akumulasi laba atau rugi yang tidak dibagikan sejak berdirinya perusahaan.

Dividen tunai merupakan distribusi kas kepada pemegang saham. Dividen saham adalah distribusi saham perusahaan itu sendiri kepada pemegang saham secara proporsional. Dividen saham kecil umumnya lebih kecil dari 20%-25% saham beredar. Dividen saham besar biasanya lebih dari 25% saham beredar, dinilai pada nilai nominal saham yang diterbitkan.

Saldo laba dapat dibatasi pembayaran dividen sebagai akibat kontrak perjanjian, seperti perjanjian pinjaman, atau melalui tindakan dari dewan direksi. Pembatasan atau persyaratan saldo laba merupakan pembatasan atau ketentuan saldo laba pada sejumlah tertentu.

Spin-off yaitu distribusi saham anak perusahaan kepada pemegang saham sebagi dividen. Split-off yaitu pertukaran saham anak perusahaan yang dimilki perusahaan dengan saham yang dimiliki oleh para pemegang saham.

NILAI BUKU PER LEMBAR SAHAM

Nilai buku saham biasa sama dengan total asset dikurangi kewajiban dank lain sekuritas yang diprioritaskna pada jumlah yang dilaporkan dalam neraca. Nilai buku memiliki peranan penting dalam analisis laporan keuangan. Aplikasinya meliputi :

a. Nilai buku, dengan potensi penyesuaian , seringkali digunakan dalam penilaian kesepakatan merger.

(14)

b. Analisis perusahaan dengna komposisi besar asset likuid sangat bergantung pada nilai buku

c. Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat memerlukan penutupan asset.

Referensi

Dokumen terkait

hubungan pada kegiatan kerja saja, melainkan juga hubungan tetangga, kedekatan secara turun-menurun ataupun persahabatan dimasa lalu, selain itu terdapat imbal

Prevalensi adalah jumlah seluruh kasus kusta baik baru maupun lama, hasilnya adalah jumlah prevalensi kusta tahun 2019 di Kabupaten Blora 1/10.000 penduduk, artinya ada

Aplikasi Tata Arsip Pribadi Dosen menggunakan Manajemen Folder di Politeknik Negeri Bali ini dirancang dengan pengaturan penyimpanan file dengan format PDF dengan

Analisis data secara analisis deskriptif tentang kerasionalan penggunaan antibiotika dan analisis bivarian menggunakan analisis chi-square 2x2 untuk mengetahui

Melakukan blokir berdasarkan “regular expression” (regex). Cara ini memblok berdasarkan “kata” yang ada didalam URL. Cara ini masih beresiko namun bisa cukup

Dalam upaya meningkatkan keberlanjutan usaha anggota terutama pada Koperasi Multi Usaha/KUD Sapi Perah maka pihak koperasi perlu menggalakkan kegiatan penyuluhan

Izin yang berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan Sistem Irigasi yang telah diterbitkan sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku

Berdasarkan percobaan simulasi yang dikaji pada bab IV diperoleh kesimpulan bahwa profil kinetika reaksi yang terlibat pada ADM1 antara lain glukosa, butirat, propionate, asestat,