• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapat Gelar Sarjana Fisioterapi. Disusun Oleh: Anisa Candra Perwitasari J

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapat Gelar Sarjana Fisioterapi. Disusun Oleh: Anisa Candra Perwitasari J"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK

BHINNEKA KARYA TUNGGULSARI DAN TK ISLAM BAKTI VIII WONOREJO

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapat Gelar Sarjana Fisioterapi

Disusun Oleh: Anisa Candra Perwitasari

J120151095

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

(2)

ii i

(3)

iii ii

(4)
(5)

1

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK BHINNEKA KARYA

TUNGGULSARI DAN TK ISLAM BAKTI VIII WONOREJO ABSTRAK

Perkembangan teknologi modern tidak selamanya berdampak positif bagi dunia anak-anak. Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, banyak permainan digital yang berdampak negatif pada anak. Hal tersebut akan menyebabkan aktivitas anak akan semakin berkurang karena anak-anak sibuk dengan gadget, sehingga menimbulkan perkembangan motorik kasar menjadi terlambat. Salah satu media permainan yang dapat menstimulasi perkembangan motorik kasar anak usia dini adalah permainan tradisional engklek. Alat ukur untuk motorik kasar menggunakan Test Gross

Motor Development (TGMD). Hasil Penelitian ini ada pengaruh permainan tradisional engklek

terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun setelah dilakukan uji statistik menggunakan uji wilcoxon didapatkan hasil p-value 0,001 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol mendapatkan hasil p-value 0,004. Sedangkan uji beda pengaruh dengan uji man

whitney didapatkan hasil p-value 0,000. Kesimpulannya ada pengaruh permainan tradisional engklek terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun.

Kata kunci : Permainan Tradisional Engklek, Perkembangan Motorik Kasar, TGMD. ABSTRACT

The impression of the development of modern technology is not always has positive impact on the children world. The phenomenon happened lately, the ere a lot of digital games that negatively impacted the child. It will cause the child's activity will be minor because children are busy with the gadgets, resulting in gross motor development was delayed. One of the media game that could stimulate gross motor development of Early childhood is a traditional game of Engklek. Measuring equipment for gross motor skills using the Gross Motor Development Test (TGMD). The results of this study there was the influence of the traditional game of Engklek on the gross motor development of children aged 5-6 years after the statistical test using Wilcoxon test showed a p-value of 0.001 in the treatment group and the control group getting the p-value of 0.004. While the influence of different test with man Whitney test showed a p-value of 0.000.

Conclusion of this study There is the influence of the traditional game of Engklek on the gross motor development of children aged 5-6 years.

(6)

2

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi yang semakin lama bertambah canggih, banyak orang yang dimanjakan oleh teknologi modern seperti televisi, handphone,

playstation dan smartphone. Kesan dari perkembangan teknologi modern tidak

selamanya berdampak positif bagi dunia anak-anak. Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, banyak permainan digital yang berdampak negatif pada anak (Herani, 2013). Hal tersebut akan menyebabkan aktivitas anak akan semakin berkurang karena anak-anak sibuk dengan gadget, sehingga menimbulkan perkembangan motorik kasar menjadi terlambat (Herani, 2013). Menurut Rahmawati (2009) salah satu permainan tradisional yang berfungsi untuk meningkatkan aktifitas fisik meloncat adalah permainan tradisional engklek. Permainan tradisional engklek akan melatih mental, keseimbangan fisik dan bermanfaat untuk perkembangan motorik kasar anak usia dini (Abdullah, 2013).

Dari observasi dan wawancara dengan kepala sekolah dan guru di TK Bhinneka Karya dan TK Islam Bhakti VIII pada bulan Januari 2016 terdapat 50 murid, 75% diketahui murid-murid lebih menyukai permainan seperti play

station, handphone, smartphone dibandingkan permainan tradisional, 70%

kemampuan motorik kasar anak-anak di TK tersebut juga masih rendah misalnya saat kegiatan diluar kelas anak-anak disuruh baris-berbaris lalu melemparkan bola ke keranjang tetapi anak-anak banyak yang belum bisa melakukannya dengan baik. Saat kegiatan dihari sabtu yaitu kegiatan senam banyak anak-anak yang belum bisa melakukan gerakan senam dengan baik, dan saat kegiatan meloncat dengan satu kaki banyak juga yang belum bisa melakukan karena belum mempunyai keseimbangan tubuh yang baik. Berdasarkan uraian diatas sesuai observasi dan wawancara, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan ingin membuktikan apakah ada pengaruh permainan tradisional engklek terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun.

LANDASAN TEORI

Motorik Kasar merupakan gerak fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh dengan menggunakan otot –otot besar, sebagian atau seluruh tubuh ( Novianti, 2015), Contohnya seperti berjalan, berlari, melompat dan sebagainya. Karakteristik motorik kasar anak usia 5-6 tahun ialah mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi, melempar dan menangkap bola, berjalan diatas papan titian, meloncat dengan satu kaki, dan melakukan senam bervariasi (Sujiono , 2009). Pada dasarnya urutan perkembangan motorik sama namun kecepatan dari perkembangan motorik dari masing-masing anak beragam. Menurut Rahyubi (2012) bahwa perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh faktor stimulasi gerak dasar dari orang tua, lingkungan, dan kondisi fisik dari anak. Pendapat lain diungkapkan oleh Kamtini dan Tanjung (2005) bahwa perkembangan motorik dipengaruhi oleh faktor kesiapan belajar, kesempatan berpraktik, motivasi dan bimbingan.

Pendapat Rahmawati (2009) menyatakan bahwa permainan tradisional

engklek atau sondah adalah permainan yang melompati satu garis dengan satu

kaki. Cara bermain permainan tradisional engklek menurut Aisyah (2014) dimulai dengan pemain melempar pecahan genting atau gacuk ke dalam kotak, selanjutnya

(7)

3

melompat dengan satu kaki pada kota nomor 1,2,3 dan brok bersamaan di kotak nomor 4 dan 5 (kaki kiri nomor 4, kaki kanan nomor 5), engklek di kotak nomor 6 lalu brok di kotak nomor 7 dan 8. Setelah itu berbalik dan brok pada kotak 8 dan 7. Dilanjutkan jongkok mengambil pecahan genting atau gacuk sambil tetap menghadap ke belakang. Setelah itu dapat kembali engklek di kotak nomor 6 dan

brok di nomor 4 dan 5. Lalu kembali ke start dan engklek lagi di kotak 3,2, dan 1.

Tahapan selanjutnya sama dengan tahapan pertama. Manfaat permainan tradisional engklek dipandang dari unsur ketrampilan motorik kasar diantaranya (1) kelincahan (2) koordinasi (3) keseimbangan (Setiawati, 2013).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperiment atau eksperimental semu. Desain penelitiannya adalah pre and post test two group design dengan membandingkan antara dua kelompok. Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik di TK Bhinneka Karya Tunggulsari dan TK Islam Bakti VIII Wonorejo, serta penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016.

Teknik pengambilan sampel penelitian adalah purposive sampling. Sampel penelitian adalah peserta didik TK Bhineka Karya Tunggulsari dan TK Islam Bakti VIII Wonorejo kelompok B yang berjumlah 30 siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu permainan tradisional engklek. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Uji Wilcoxon pada kelompok perlakuan didapatkan hasil 0,001 sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan hasil 0,004 dimana p <0,050 maka Ha diterima. Yang artinya ada pengaruh antara kelompok yang diberikan permainan dan tidak diberikan permainan, pada waktu penelitian untuk kelompok perlakuan diberikan latihan permainan engklek selama 4 minggu, dalam 1 minggu 3 kali latihan. Dari berbagai macam jenis permainan yang mampu menstimulasi perkembangan motorik kasar ialah permainan tradisional, permainan engklek adalah bagian dari permainan tradisional. Unsur gerakan pada permainan engklek mampu melatih keseimbangan tubuh lewat berdiri satu kaki, melatih kelincahan dan melatih koordinasi mata dan tangan lewat gerakan melempar objek (Setiawati, 2013). Menurut Bhaktiar (2015) bahwa permainan tradisional engklek mempunyai peranan untuk melatih :

a. Keseimbangan

Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis. Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang dalam memperthankan sikap, posisi tubuhnya secara menyeluruh, seimbang baik saat posisi diam (statis) yaitu saat melakukan gerakan diam ditempat, maupun saat bergerak (dinamis) yaitu saat melakukan gerakan bergerak pindah tempat (Bhaktiar, 2015). Salah satu unsur dari motorik kasar yaitu keseimbangan tubuh, pada anak usia dini keseimbangan bisa dilatih melalui beberapa stimulasi, salah satunya dengan stimulasi melalui permainan tradisional engklek, pada saat anak

(8)

4

melakukan gerakan permainan engklek maka posisi saat meloncat melewati kotak satu ke kotak lainnya dengan satu kaki maka anak akan berusaha untuk menyeimbangkan posisi tubuh yang merupakan integrasi yang kompleks dari sistem somatosensorik (proprioceptive), vestibular, visual dan motorik (musculoskeletal, otot, sendi, jaringan lunak) yang kerjanya diatur oleh otak terhadap respon internal dan eksternal tubuh, sehingga tubuh akan mengalami imbalance apabila salah satu dari sistem mengalami gangguan. Beberapa jenis reseptor sensorik di seluruh kulit, otot, kapsul sendi dan ligamen memberikan tubuh kemampuan untuk mengenali perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal pada setiap sendi dan akhirnya berpengaruh pada peningkatan keseimbangan. b. Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dalam bergera, tanpa kehilangan keseimbangan tubuh (Rudiyanto, 2012). Permainan tradisional engklek pada kotak 3 menuju kotak 4 dan 5 serta kotak 6 menuju kotak 7 dan 8 akan merubah posisi tubuh yang membutuhkan keseimbangan, apabila keseimbangan dari responden baik maka kelincahan dari responden akan baik pula, hal ini dibuktikan pada hukum keseimbangan V yaitu stabilitas akan berbanding terbalik dengan jarak vertikan titik berat benda/badan terhadap bidang alasnya.

c. Koordinasi mata dan tangan

Koordinasi mata dan tangan ialah kontrol terkoordinasi gerakan mata dengan gerakan tangan, dan pengolahan informasi visual untuk mencapai suatu kemampuan seseorang dalam merangkai gerakan secara mnyeluruh (Hasyim, 2014). Gerakan permainan tradisional engklek dengan melempar gacuk akan melibatkan koordinasi mata dan tangan sehingga akan mengaktifkan sistem organ yaitu: (1) serebrum (otak besar) untuk penyusunan konsep gerakan, (2) sistem visual untuk memberi informasi tentang usaha yang harus dibuat dan pengarahan urutan gerakan, (3) sistem motorik sebagai palaksana, (4) sistem sensorik sebagai monitor dan (5) otak kecil sebagai pengatur dan pengaruh informasi atau fungsi koordinasi (Tasnila, 2012). Apabila semua organ yang mengatur koordinasi mata dan tangan bekerja maka hasil dari gerakan akan sesuai yang diingkan, lewat gerakan melempar objek (gacuk) pada permainan tradisional engklek maka mampu menstimulasi koordinasi mata dan tangan secara optimal pada anak usia dini (Margareta, 2015).

Berdasarkan hasil Uji Man Whitney didapatkan hasil 0,000 dapat disimpulkan ada beda pengaruh antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hal tersebut terjadi karena pada kelompok perlakuan pemberian stimulasi berupa latihan permainan tradisional engklek seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa permainan engklek merupakan salah satu media permainan yang mampu menstimulasi perkembangan motorik kasar anak usia dini (Setiawati, 2013). Pada uji statisti Wlicoxon antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terdapat selisih nilai p-value 0,003. Selisih nilai p-value antara kelompok

(9)

5

perlakuan dan kelompok kontrol hanya sedikit, karena di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan, motivasi, cara stimulasi, dan kondisi anak (Rahyubi, 2012).

PENUTUP

Berdasarkan dari hasil analisis dan perhitungan uji statistik disimpulkan bahwa ada pengaruh permainan tradisional engklek terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun.

PERSANTUNAN

Dengan rasa syukur, kupersembahkan naskah publikasi ini untuk

1. Bapak dan ibu yang aku sayangi selalu, terimakasih telah memberi dukungan dan kasih sayang serta doa yang tak terhitung banyaknya yang selalu mengiringi setiap langkah ku.

2. Teman-teman seperjuanganku untuk semua rekan S1 Fisioterapi UMS angkatan 2015.

3. Segenap dosen Fakultas Ilmu Kesehatan jurusan Fisioterapi.

4. Achmad Prananda Septiyana yang sudah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah B dan Amri S. 2013. The Impact of Traditional Games on the Gross

Motor Skill Development of an Early Childhood. Medwell Journal. Vol 8

(6): 590-595.

Aisyah. 2013. Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Melompat Melalui

Permainan Tradisional Engklek. Artikel Penelitian. Pontianak: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Tanjungpura Pontianak. Bakhtiar, Syahrial. 2015. Merancang Pembelajaran Gerak Dasar Anak. Padang:

UNP Press.

Hasyim, Ahmad. 2014. Research Of Gross Motor Development And Age

Equivalet Of Children 7 to 9 Years. International Journal of Education

Learning and Development. Vol 2 (4):48-59

Kamtini dan Husni Wardi Tanjung. 2005. Bermain Melalui Gerak dan Lagu

diTaman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat

Margareta, Annisa Gitya. 2015. Pengaruh Permainan Engklek Terhadap Kemampuan Loncat Anak Usia 4-5 tahun Di TK PKK Semanding dan

(10)

6

TK Aisyah Pabelan. Skripsi. Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Novianti F dan Oka N. 2015. Penerapan Metode Demonstrasi Melalui

Permainan Tradisional Engklek Untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Kasaar Anak Kelompok B2 Semester II TK Widya Santhi. Jurnal

PG PAUD. Vol 3 (1): 1-10

Nur, Haerani. 2013. Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak

Tradisional. Jurnal Pendidikan Karakter. Vol 3 (1): 1-8.

Rahmawati. 2009. Permainan Tradisional Untuk Anak Usia 3-4 tahun. Bandung: Sandrata sukses

Rahyubi, Heri. 2012. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran

MotorikBandung: Nusa Media

Rudiyanto. 2012. Hubungan Berat Badan, Tinggi Badan dan Panjang Tungkai

Dengan Kelincahan. Journal of Sport Sciences and Fitnes. Vol 1 (2): 1-6.

Setiawati, Lusi. 2013. Upaya Mengembangkan Ketrampilan Motorik Kasar Anak

Kelompok B Melalui Aktivitas Permainan Tradisional Engklek di TK ABA Patehan. Skripsi. Yogjakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Yogjakarta.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. PT Indeks.

Tasnila. 2012. Meningkatkan Kemampuan Koordinasi Mata dan Tangan Pada

Anak Tunagrahita Sedang. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus. Vol 1 (1):

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Pengambilan akar tanaman yang dilakukan setelah pemotongan pangkal tanaman, dengan cara membalikan tanah dari pot perlakuan ke dalam pot atau ember yang lebih besar,

Kaitan antara Pendekatan Pengalaman Langsung dengan Upaya Meningkatkan Pembelajaran Berbelanja pada Anak Tunagrahita Sedang.. Penelitian Sebelumnya

Hal tersebut menyebabkan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Kepala Desa periode sebelumnya tidak memiliki dampak signifikan bagi peningkatan kesejahteraan

iv Pengembangan Kelembagaan Bisnis dan Bimbingan Konseling untuk peningkatan kemampuan akademik dan non akademik mahasiswa (untuk bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan),

Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Tentang Materi Pengukuran Sudut1. Universitas Pendidikan Indonesia |

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan Universitas Negeri Semarang, sebagai pelatihan

Siswa dapat dikatakan sudah mencapai suatu skema jika siswa dapat merancang dan menyelesaikan model matematika yang telah terbentuk dengan menggunakan aksi,