• Tidak ada hasil yang ditemukan

OCIZER: HAND SANITIZER EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM BASILLISCUM) DALAM UPAYA PENCEGAHAN COVID )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OCIZER: HAND SANITIZER EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM BASILLISCUM) DALAM UPAYA PENCEGAHAN COVID )"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

OCIZER: HAND SANITIZER EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM BASILLISCUM) DALAM UPAYA PENCEGAHAN COVID-19

Oleh

Rizki Agung Pamungkas1), Uun Roamah4), Regina Nur Hikmah5), Resta Windra Wati6), dan Sri Widiastuti8)

1Fakultas Ilmu Pendidikan

4Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 5Fakultas Tekhnik

6Fakultas Ilmu Keolahragaan 8Fakultas Hukum

Email

uunroamah12@gmail.com4)

Abstrak

Persebaran virus COVID-19 meningkat semakin cepat melalui tetesan air liur atau keluar dari hidung ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Akan tetapi, masih sangat minim pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam melakukan upaya pencegahannya untuk memutuskan tali persebaran COVID-19. Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan untuk mencegah COVID-19 yaitu dengan mencuci tangan. Hand sanitizer sebagai alat untuk mencuci tangan menjadi trend di kalangan masyarakat saat ini. Selain efisiensi waktu, penggunaannya dinilai lebih praktis dibandingkan dengan mencuci tangan menggunakan air dan sabun. Berdasakan permasalahan tersebut, penulis melakukan pengabdian pada masyarakat melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNNES Bersama Melawan COVID-19. Kegiatan yang dilakukan salah satunya dengan metode Sosialisasi Pembuatan Handsanitizer Ekstrak Daun Kemangi Kepada Masyarakat RT 26 RW 06 Desa Karangasem Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Telah berhasil dibuat produk tersebut dengan diberi nama OCIZER (Ocimum Basilicum Hand Sanitizer). Melihat potensi alam yang banyak dikembangkan, daun kemangi dapat digunakan sebagai solusi pengganti hand sanitizer alami. Daun kemangi (Ocimum Basilicum) memiliki senyawa aktif di dalamnya seperti minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, triterpenoid, steroid, tannin dan fenol. Daun kemangi memiliki mekanisme antibakteri karena pengikatan senyawa fenol dengan sel bakteri, yang akan mengganggu permeabilitas membran dan proses transportasi sel.

Kata Kunci : pencegahan COVID-19, hand sanitizer, daun kemangi, KKN, UNNES, OCIZER (Ocimum Basilliscum Hand Sanitizer)

Abstract

The spread of the COVID-19 virus is increasing rapidly through droplets of saliva or out of the nose when an infected person coughs or sneezes. However, there is still very little understanding and awareness of the community in taking preventive measures to break the spread of COVID-19. One of the preventive measures taken to prevent COVID-19 is by washing hands. Hand sanitizer as a tool for washing hands is a trend in today's society. In addition to time efficiency, its use is considered more practical than washing hands using soap and water. Based on these problems, the authors carry out community service through the Joint UNNES Real Work Lecture (KKN) against COVID-19. One of the activities carried out was the Socialization method for Making Basil Leaf Extract Handsanitizer to the Community of RT 26 RW 06 Karangasem Village, Plumbon District, Cirebon Regency. The product has been successfully made with the name OCIZER (Ocimum Basilicum Hand Sanitizer). Seeing the many natural potentials that have been developed, basil leaves can be

(2)

used as a substitute for natural hand sanitizers. Basil leaves (Ocimum Basilicum) have active compounds in them such as essential oils, alkaloids, saponins, flavonoids, triterpenoids, steroids, tannins and phenols. Basil leaves have an antibacterial mechanism due to the binding of phenol compounds with bacterial cells, which will interfere with membrane permeability and cell transport processes.

Keywords : prevention of COVID-19, hand sanitizer, basil leaves, KKN, UNNES, OCIZER (Ocimum Basilliscum Hand Sanitizer)

PENDAHULUAN

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East

Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

(Guan, dkk 2020). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19 (WHO, 2020). Hingga kini laju persebaran Corona virus Disease-2019 (COVID-19) meningkat semakin cepat cepat melalui tetesan air liur atau keluar dari hidung ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Upaya pemerintah dalam menanggulangi penyebaran COVID-19 yang sangat cepat ini sudah mencakup banyak aspek kehidupan. Di bidang pendidikan, pemerintah menerapkan pelaksanaan program belajar di rumah (Kemendikbud, 2020). Hal ini bisa melalui berbagai media berbasis internet maupun melalui media yang tidak berbasis internet

(Darmalaksana, dkk 2020). Di bidang sosial masyarakat, pemerintah dengan gencar mencanangkan konsep mitigasi komunitas, berupa pengurangan frekuensi pertemuan besar, pembatasan jarak antar orang di fasilitas umum, hingga penerapan konsep aktivitas yang lebih baik dilaksanakan di rumah (Yunus, dkk 2020). Di bidang kesehatan, pemerintah telah dengan gencarnya mengedukasi masyarakat terkait pentingnya hidup bersih dan sehat, perlunya mengenakan masker saat di luar rumah, pelaksanaan karantina mandiri untuk orang-orang yang memiliki risiko tinggi, serta berbagai pedoman yang bertujuan untuk mencegah penularan COVID-19. (Telaumbanua, 2020). Di bidang agama pun, pemerintah melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memberikan fatwa terkait dengan pelaksanaan ibadah di masa wabah pandemi COVID-19 (MUI, 2020). Hingga pada tingkat desa, pemerintah telah mengeluarkan protokol terkait Relawan Desa Lawan COVID-19 (Kemendesa, 2020).

(3)

Namun, meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi penyebaran COVID-19, penambahan kasus positif COVID-19 di Indonesia semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan terhadap pandemi yang berimplikasi terhadap minimnya kesadaran masyarakat sehingga penanganan (pencegahan bagi yang tidak terinfeksi dan atau pengobatan terhadap yang terkena wabah) kurang terintegrasi-interkoneksi dalam sistem pemerintahan di negara kita. Dari pusat sampai bagian paling bawah, yaitu desa. Hal ini sangat berbahaya karena penyebaran COVID-19 sangat rentan tertular melalui mata, hidung, dan mulut (WHO, 2020).

Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan untuk mencegah COVID-19 yaitu dengan mencuci tangan. Hand

sanitizer sebagai alat untuk mencuci

tangan menjadi trend di kalangan masyarakat saat ini. Selain efisiensi waktu, penggunaannya dinilai lebih praktis dibandingkan dengan mencuci tangan menggunakan air dan sabun. Namun, saat ini hand sanitizer mahal harganya karena sudah dianggap sebagai kebutuhan penting saat pandemi ini. Bahkan banyak masyarakat memandang bahwa hand

sanitizer hanya digunakan bagi

orang-orang yang mampu membelinya, karena

harganya yang relatif mahal jika dibandingkan dengan kuantitas atau isi per setiap botolnya.

Melihat potensi alam yang banyak dikembangkan, daun kemangi hadir sebagai solusi pengganti hand sanitizer alami. Daun kemangi (Ocimum Basilicum) memiliki kandungan kimia aktif di dalamnya, antara lain: minyak atsiri, karbohidrat, fitosterol, alkaloid, senyawa fenolik, tanin, lignin, pati, saponin, flavonoid, terpenoid dan antrakuinon. Sedangkan kandungan utama minyak atsiri adalah Camphor, limonene, methyl cinnamate dan linalool. (Sarma, 2011)

Sebagai salah satu civitas akademika yang memiliki tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi terpanggil untuk turut berkontribusi bersama dalam menghadapi COVID-19. (Syahrian, 2019). Dengan melihat situasi RT 26 RW 06 Desa Karangasem Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, kami melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNNES dengan tema besar Bersama Melawan COVID-19.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pengabdi tertarik untuk melakukan KKN dengan melakukan sosialisasi pembuatan hand sanitizer dari bahan alami di masyarakat RT 26 RW 06

(4)

Desa Karangasem Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon dalam upaya pencegahan COVID-19. Dalam mencegah penularan dan penyebaran COVID-19 ini, dibuat suatu produk hand sanitizer yang mengandung bahan alami asli yaitu daun kemangi (Ocimum Basilliscum) dan gel liadah buaya yang telah diberi nama produk OCIZER (Ocimum Basilliscum

Hand Sanitizer). Maka dari itu, artikel ini

membahas mengenai kegiatan sosialisasi pembuatan hand sanitizer ekstrak daun kemangi dalam upaya pencegahan COVID-19 di RT 26 RW 06 Desa Karangasem melalui edukasi kepada masyarakat serta pemahaman mengenai pentingnya penggunaan hand sanitizer serta cara pembuatan produk OCIZER yang mengandung bahan alami tanpa alkohol dan tidak menyebabkan iritasi di tangan.

METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan dalam kegiatan ini, yaitu yang pertama menginformasikan pada warga setempat (yang sasaran utamanya yaitu anak-anak). Karena, selain anak-anak diajarkan materi sekolah, perlu juga menanamkan kreativitas dan turut andil dalam pencegahan COVID-19 diajarkan sejak dini. Kemudian, yang kedua membuat produk OCIZER. Dalam tahap ini, siapkan desain sticker untuk ditempelkan pada

botol produk yang dibuat, serta membuat desain poster yang diberi judul “Serba-Serbi OCIZER” yang berisi pengenalan produk tersebut, dan membagikan informasi mengenai bagaimana pembuatan produk tersebut terlebih dahulu. Masih dalam tahap membuat produk, kemudian membuat hand sanitizer nya yaitu yang berbahan dasar daun kemangi dan gel lidah buaya. Setelah produk dibuat, dan melakukan packing ke dalam botol spray yang disediakan, kemudian dilakukan penyaluran produk atau pembagian produk OCIZER ke warga RT 26 RW 06 Desa Karangasem sekaligus melakukan edukasi mengenai pengenalan produk, pembuatan, serta penggunaan hand sanitizer tersebut.

Adapun detail metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Alur Metode Pelaksanaan Mulai

Identifikasi

Pembuatan produk OCIZER (Ocimum Basilliscum

Handsanitizer)

Edukasi Penyaluran Produk

(5)

Dari latar belakang masalah yang ada, kegiatan ini dilakukan berdasarkan kalsifikasi yang terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Program Pelaksanan Kegiatan Sosialisasi No Masalah Alterna tif Pemeca han Bentuk Kegiatan 1. Pemaham an masyarak at terhadap upaya pencegah an COVID-19 masih rendah Membe rikan edukasi tentang penceg ahan COVID -19 dan cara-cara penceg ahan Melakukan pembuatan poster edukasi produk OCIZER yang kemudian dibagikan pada tiap warga RT 26 RW 06 Desa Karangase m 2. Pengguna an hand sanitizer saat beraktivit as di luar rumah masih jarang dilakukan . Membe rikan edukasi penting nya penggu naan hand sanitize r di tengah pandem i COVID -19 serta menged ukasi langkah -langkah penggu naanny a. Membuat edukasi pembuatan dan penggunaan hand sanitizer

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hand sanitizer merupakan jenis

cairan pembersih tangan yang berbahan dasar alkohol yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dengan pemakaian tanpa dibilas air. Menurut CDC (Center for Disease Control) hand sanitizer terbagi menjadi dua yaitu hand sanitizer yang mengandung alkohol dan tidak mengandung alkohol. Hand sanitizer dengan kandungan alkohol 60- 95 % memiliki efek anti mikroba yang lebih baik dibandingkan dengan hand sanitizer tanpa kandungan alkohol. (Galang, 2013). Alkohol sendiri dapat membuat tangan menjadi kering, sehingga handsanitizer harus ditambah dengan moisturizer dan emolient agar menjaga tangan tetap lembut, tidak kering dan tidak seperti larutan alkohol murni yang dapat menyebabkan dehidrasi pada kulit. Handsanitizer umumnya akan menguap sehingga tidak meninggalkan residu atau membuat tangan menjadi lengket. (Prasetyaningtyas, 2017). Kandungan aktif yang sering ditemukan pada hand santizer dipasaran adalah 62% etil alcohol. Kandungan tersebut bermanfaat dalam membunuh bakteri. Dalam menghambat aktivitas mikroba, alkohol 50-70% berperan sebagai pendenaturasi dan pengkoagulasi protein, denaturasi dan koagulasi protein akan merusak enzim sehingga mikroba tidak dapat memenuhi

(6)

kebutuhan hidupnya dan akhirnya aktivitasnya terhenti. (Galang, 2013).

Penggunaan tanaman obat tradisional yang berfungsi sebagai anti bakteri adalah kemangi. Kemangi merupakan tumbuhan berbatang pendek yang tumbuh di berbagai belahan dunia. Daun kemangi berasal dari divisi spermatophyta, kelas dikotil, ordo amaranthaceae, genus ocimum dan spesies

Ocimum Basilicum. Bentuk daun kemangi

sederhana dan saling berhadapan silang dengan ujung daun berbentuk runcing serta panjang tangkai daun mencapai 2 cm. Helai daun berbentuk bulat panjang dengan ukuran panjang daun mencapai 5 cm dan lebar daun mencapai 2,5 cm. 9, 10 Daun kemangi memiliki banyak kandungan senyawa kimia antara lain saponin, flavonoid, tanin dan minyak atsiri. Kandungan paling utama pada kemangi yaitu minyak atsiri. Minyak atsiri dalam daun kemangi memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Bacilus cereus, Pseudomonas fluorescens, Candida albicans, Streptococcus alfa dan Bacillus subtilis. (Maylia, 2014)

Sedang untuk tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah adalah:

Tahap pertama, dilakukan membagikan informasi pada warga setempat khususnya anak-anak bahwa

akan diadakan sosialisasi cara pembuatan

hand sanitizer dari bahan alami. Ditujukan

pada anak-anak karena, selain menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pencegahan COVID-19 dapat dijadikan kreatifitas serta menambah wawasan bagi anak-anak.

Tahap kedua yaitu tahap pembuatan produk. Dalam tahap ini, yang pertama yaitu membuat sticker atau label yang akan ditempelkan pada botol spray untuk produk yang dibuat, dan membuat desain poster yang diberi judul “Serba-Serbi OCIZER” yang berisi pengenalan produk tersebut, dan membagikan informasi mengenai bagaimana pembuatan produk tersebut. Kegaiatan ini dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3 berikut.

Gambar 2. Kegiatan Membuat Desain

(7)

Gambar 3. Kegiatan Membuat Poster Serba-serbi OCIZER

Setelah desain sticker dan poster telah dibuat melalui aplikasi Canva, kita dapat dilihat desain yang sudah jadi pada Gambar 4 dan Gambar 5 berikut ini.

Gambar 4. Desain Sticker

Gambar 5. Desain Poster Serba-serbi OCIZER

Masih dalam tahap membuat produk tersebut, kemudian membuat hand

sanitizer nya. Yang pertam, siapkan alat

dan bahan yang dibutuhkan, seperti pisau, blender, saringan, wadah plastik, botol spray (yang sudah diberi label), daun kemangi, dan lidah buaya.

Cara pembuatannya sebagai berikut:

1. potong dan kupas kulit lidah buaya, lalu diambil dagingnya,

2. siapkan blender, kemudian tuang daging lidah buaya ke dalam blender dengan tambahkan sedikit air mineral lalu blender sampai halus,

3. tuang hasil blender ke dalam wadah yang diberi saringan di atasnya,

4. kemudian cuci daun kemangi, lalu potong-potong daun kemangi,

(8)

5. rebus potongan daun kemangi sampai mengeluarkan ekstrak,

6. tuangkan ekstrak daun kemangi ke dalam wadah kemudian dinginkan, 7. kemudian campurkan ekstrak daun

kemangi dan lidah buaya, lalu blender sampai rata,

8. lalu tuangkan ke dalam wadah dengan diatasnya diberi saringan,

9. pindahkan hasil blender ke dalam botol spray.

Gambar 6. Kegiatan membuat cairan hand sanitizer ekstrak daun

kemangi

Setelah dilakukan pembuatan cairan hand sanitizer, kemudian melakukan pengemasan atau packing.

Gambar 7. Kegiatan packing produk

Tahap ketiga yaitu penyaluran produk dan edukasi. Pada tahap ini, dilakukan pembagian produk OCIZER pada warga RT 26 RW 06 Desa Karangasem dilakukan secara langsung dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Terdapat banyak warga yang masih belum mengetahui bagaimana cara penggunaannya. Sehingga dilakukan sosialisasi penggunaan, serta pembuatan produk OCIZER tersebut. Dengan tujuan agar warga RT 26 RW 06 Desa Karangasem Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon menjadi lebih mengerti akan pentingnya upaya pencegahan COVID-19 ini.

Gambar 8. Kegiatan penyaluran produk dan edukasi pengenalan produk OCIZER

pada warga setempat

PENUTUP A. Simpulan

Penggunaan herbal sebagai bahan hand sanitizer sangat potensi untuk digunakan, karena selain bahan nya mudah kita jumpai, bahan-bahan alami ini aman agar kulit kita

(9)

selama pemakaian tidak iritasi akan bahan-bahan kimia. Kegiatan sosialisasi pembuatan produk hand

sanitizer ekstrak daun kemangi atau

OCIZER ini, dapat menumbuhkan kreatifitas anak-anak serta menambah pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan pencegahan COVID-19 agar kita dapat memutuskan rantai penularan COVID-19.

B. Saran

Kegiatan sosialisasi pembuatan

hand sanitizer di Desa Karangasem,

Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon dilakukan secara merata untuk membagikan ilmu pengetahuan serta menambahkan tingkat kesadaran masyarakat akan pencegahan penyebaran COVID-19. Kegiatan pembuatan hand sanitizer harus tetap memperhatikan protokol kesehatan supaya tidak membahayakan masyarakat. Terdapat rambu-rambu dan ketentuan yang harus dipenuhi seperti memakai masker serta tetap menjaga jarak demi mencegah penularan COVID-19.

DAFTAR PUSTAKA

Darmalaksana, W., Hambali, R., Masrur, A., & Muhlas, M. (2020). Analisis Pembelajaran Online Masa WFH Pandemic Covid-19 sebagai

Tantangan Pemimpin Digital Abad 21. Karya Tulis Ilmiah (KTI) Masa

Work From Home (WFH) Covid-19 UIN Sunan Gunung Djati Bandung,

1-12.

Galang, MP. (2013). Uji efektivitas daya bunuh hand sanitizer terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus [skripsi]. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.

Guan, W. J., Ni, Z. Y., Hu, Y., Liang, W. H., Ou, C. Q., He, J. X., ... & Du, B. (2020). Clinical characteristics of coronavirus disease 2019 in China.

New England journal of medicine,

382(18), 1708-1720.

Kemendesa. (2020). Protokol Relawan Desa Lawan COVID-19. Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Kemendikbud. (2020) ‘Perluas Akses Belajar di Masa Covid-19, Mendikbud Luncurkan Program Belajar dari Rumah’ Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

[online]. Tersedia di:

https://www.kemdikbud.go.id/main /blog/2020/04/perluas-akses- belajar-di-masa-covid19- mendikbud-luncurkan-program-belajar-dari-rumah Diakses: 21 Agustus 2020.

(10)

Maylia, Novita. (2014). Daun kemangi (ocinum annum) sebagai alternatif pembuatan hand sanitizer. 9(2):136-142.

MUI. (2020). Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: 14 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaran Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah Covid-19. Jakarta: Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia.

Prasetyaningtyas, Renata Putri. (2017). Identifikasi Senyawa Aktif Dan Uji Antibakteri Hand Sanitizer Spray Daun Jambu Mete. Indonesian

Journal Of Chemical Science. 6(3):

249–55

Sarma, D. Sai Koteswar, Babu, A. (2011). Venkata Suresh. Pharmacognostic

and phytochemical studies of Ocimum americanum.

3(3):337-347.

Syahrian, F. (2019). Implementasi Backed

pada Sistem Informasi Manajemen Kuliah Kerja Nyata (KKN) Untuk Tahap Pendaftaran, Pra-KKN, Plotting, dan Pengelolaan Referensi (Doctoral dissertation, Universitas

Gajah Mada).

Telaumbanua, D. (2020). Urgensi Pembentukan Aturan Terkait Pencegahan Covid-19 Di Indonesia.

QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama, 12(01), 59-70.

WHO. (2020). ‘WHO announces COVID-19 outbreak a pandemic’ World Health

Organzation Regional Office for Europe. [online] Tersedia di:

http://www.who.int/en/health-

topics/health- emergencies/coronavirus-covid- 19/news/news/2020/3/who- announces-covid-19-outbreak-a-pandemic Diakses: 21 Agustus 2020.

Yunus, N. R., dan Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus COVID-19. Salam: Jurnal Sosial dan

Budaya Syar-i. 7(3): 110-116.

Gambar

Gambar 1. Alur Metode Pelaksanaan Mulai
Tabel 1. Program Pelaksanan Kegiatan  Sosialisasi  No  Masalah  Alterna tif  Pemeca han  Bentuk  Kegiatan  1
Gambar 2. Kegiatan Membuat Desain  Sticker
Gambar 4. Desain Sticker
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adapun teori-teori yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengertian pemasaran, pengertian manajemen pemasaran, pengertian perilaku konsumen, variabel-variabel

Hal ini dapat dilihat bahwa hasil estimasi yang menggunakan asumsi eksponensial mengandung informasi waktu kejadian, banyak kejadian pada selang waktu tunggu ,

Kesimpulan hasil kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul Pelatihan pembuatan desinfektan dan hand sanitizer dengan penambahan aroma alami sebagai upaya

Ucapan terimasih juga kami sampaikan kepada segenap karyawan Toko Swalayan Rani Bantul Yogyakarta yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk ikut andil dalam observasi

Contoh nyata adalah saat pelaksanaan Program Pengabdian Upaya pencegahan covid 19 melalui pembuatan hand sanitizer alami yang dilaksanakan pada tanggal 03 agustus

Maka dari itu peneliti membuat Program KKN yaitu upaya pencegahan penyebaran Covid-19 yang didalamnnya memiliki dua kegiatan; Pembuatan Tempat cuci tangan serta

Laporan Pengabdian Masyarakat ini berjudul “Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer Untuk Anak Sekolah Dasar Sebagai Edukasi Pencegahan Dini Covid-19 Di Lingkungan RT.15 Kompleks

anak-anak akan kebersihan. Metode pelatihan offline dan online dipilih dalam rangka mencegah penyebaran lebih luas wabah COVID-19 agar turun langsung dan masyarakat