• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PENGENDALIAN RESIKO PEKERJAAN PEMBERSIHAN HEAT EXCHANGER DAN KONDENSOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK ASSESSMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PENGENDALIAN RESIKO PEKERJAAN PEMBERSIHAN HEAT EXCHANGER DAN KONDENSOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK ASSESSMENT"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PENGENDALIAN RESIKO PEKERJAAN

PEMBERSIHAN HEAT EXCHANGER DAN KONDENSOR

DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK ASSESSMENT

(Studi Kasus di PT. Pertamina RU V Balikpapan)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1

Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Nama : Satria Nugraha No. Mahasiswa : 10 522 131

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

(2)

Disclaimer

Sesuai UU No. 14 tahun 2008, seluruh data dan informasi pada laporan PKL ini adalah milik PT Pertamina (Persero). Dilarang menyalin, memperbanyak, dan meperjual belikan isi laporan tanpa seijin dari PT Pertamina (Persero). Pelanggaran ketentuan ini akan ditindak sesuai hukum yang berlaku.

(3)

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN

Laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan periode Februari 2014 sampai dengan April 2014 telah kami setujui.

Nama

: Satria Nugraha

NIM

:10522131

Balikpapan, Maret 2014 Supply Chain Section Head, Pembimbing Kerja Praktek,

Muhammad Alaidin Aries Arthanto

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISA PENGENDALIAN RESIKO PEKERJAAN PEMBERSIHAN

HEAT EXCHANGER DAN KONDENSOR DENGAN MENGGUNAKAN

METODE RISK ASSESSMENT

(Studi Kasus di PT. Pertamina RU V Balikpapan)

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Disusun Oleh:

Satria Nugraha (10522131)

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Kerja Praktek

Ir. Hartomo, M.Sc., Ph.D.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek selama kurang lebih 2 bulan di PT. Pertamina RU V Balikpapan dengan baik dan menyelesaikan penyusunan Laporan Kerja Praktek ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Kerja Praktek sebagai syarat akademis yang wajib dipenuhi dalam kurikulum di Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Indonesia. Selain itu Kerja Praktek dirasa dapat menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengenal dunia kerja sehingga diharapkan dapat mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

Selama pembuatan sampai terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua dan kakak saya yang telah mendukung, memberikan perhatian, dan selalu memberikan doa restu.

2. Bapak Muhammad Alaidin dan Bapak Aries Arthanto, selaku pembimbing dari bagian Supply Chain yang telah banyak membantu dalam memberikan nasehat, masukan, dan motivasi selama Kerja Praktek.

3. Bapak Rusdi Rachmani, Bapak Subagio, Mas Dodi, Bu Endang, dan rekan-rekan lainnya selaku bagian Refinery Planning yang telah banyak membantu dalam memberi bimbingan serta pengarahan dalam menjalankan program Kerja Praktek ini

4. Bapak Johnni dan para staff lainnya selaku bagian Hydroskimming Complex yang sangat membantu dalam proses pengambilan data Kerja Praktek ini.

5. Bapak Joyo dari bagian Maintenance Area 1 yang telah banyak memberikan info dan penjelasan tentang proses pembersihan unit Heat Exchanger dan Kondensor pada Area Utilities dan Power Plant

6. Bapak Bayu Prabowo dari Maintenance Area 3 yang membantu dalam proses pengambilandata selama kegiatan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan dan juga banyak memberi inspirasi dan masukan serta berbagi pengalaman.

(6)

7. Bapak Hartomo Ir. M.Sc., Ph.D , selaku dosen pembimbing Kerja Praktek yang telah memberikan bimbingan selama pelaksanaan dan penyusunan laporan ini. 8. Seluruh staf bagian Hydroskimming Complex, Hydrocracker Complex, Utilities

dan Power Plant, Diswax, Oil Movement, Process Engineering, Facility Engineering, Rotating Engineering, Stationary Engineering, Maintenance Area 1 dan 3, Health, Safety, Security and Evironment dan bagian-bagian lainnya atas penjelasan dan bimbingan selama masa orientasi di area Kilang di PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan.

9. Ibu Puput Dewanthy dan Ibu Ayu dari Public Relation PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan yang telah memberikan pengarahan dan membantu proses perijinan untuk kegiatan Kerja Praktek (KP).

10. Bapak Said, Bapak Sugiyanto, Bapak Mustofa, dan rekan-rekan selaku bagian Security Administration PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan yang telah membantu dalam proses pembuatan Badge PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan.

11. Kedua orang tua dan Saudara Rachmad Sujono yang telah menyediakan tempat untuk tinggal dan transportasi selama kegiatan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan.

12. Rachmad Sujono, Verdianto Prada, Ary Bhinuko, Orryza, Annisa, Nevi, dan kawan-kawan lainnya sebagai rekan selama Kerja Praktek yang telah bekerja sama dengan baik dari awal pelaksanaan Kerja Praktek hingga terselesaikannya laporan ini.

13. Teman-teman Teknik Industri 2010 UII yang telah memberikan dukungan dan semangat selama Kerja Praktek.

14. Semua officer di PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan yang telah membantu selama pelaksanaan Kerja Praktek.

15. Alat Pelindung Diri yang selalu melindungi didalam area kilang.

16. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu baik selama Kerja Praktek maupun dalam pembuatan laporan ini.

(7)

Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari sempurna dan dengan penuh kerendahan hati penulis mohon maaf serta mengharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bukan saja bagi penulis tetapi juga bermanfaat bagi pihak perusahaan dan memperluas pengetahuan dan wawasan pembaca, khususnya rekan–rekan mahasiswa. Selamat membaca, terima kasih

Balikpapan, Maret 2014

(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Disclaimer ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Kerja Praktek ... 3

1.3 Batasan Kerja Praktek ... 4

1.4 Waktu dan Lokasi Kerja Praktek ... 3

1.5 Metode Penulisan Laporan ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

1.7 Manfaat Kerja Praktek ... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Pertamina (Persero) dan RU V Balikpapan ... 6

2.2 Logo Perusahaan ... 13

2.3 Visi dan Misi PT. Pertamina (Persero) dan RU V Balikpapan ... 14

2.4 Tata Nilai ... 15

2.5 Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan ... 15

2.6 Produksi PT. Pertamina (Persero) ... 19

2.7 Status Kepemilikan ... 20

2.8 Distribusi dan Pemasaran Produk ... 20

2.9 Unit Kerja ... 23

BAB III DESKRIPSI SISTEM INDUSTRI 3.1 Sistem dan Manajemen Produksi ... 25

(9)

3.3 Pemasaran dan Distribusi ... 39

3.4 Sistem Informasi Manajemen ... 40

BAB IV TUGAS KHUSUS 4.1 Latar Belakang Masalah ... 43

4.2 Rumusan Maasalah ... 45

4.3 Tujuan Penelitian ... 45

4.4 Batasan Masalah ... 45

4.5 Landasan Teori ... 46

4.6 Metode Penelitian ... 53

4.7 Hasil dan Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.8 Kesimpulan ... 61

4.9 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan Kilang Minyak PT. Pertamia (Persero) RU V ... 11

Tabel 2.2 Kapasitas Produksi PT. Pertamina (Persero) ... 19

Tabel 2.3 Kapasitas Terpasang Kilang I ... 23

Tabel 2.4 Kapasitas Terpasang Kilang II ... 24

Tabel 2.5 Fasilitas Pendukung Lainnya ... 24

Tabel 3.1 Perbandingan antara Teori A dan Teori Z ... 38

Tabel 4.1 Nilai tingkat kemungkinan ... 50

Tabel 4.2 Nilai tingkat keparahan ... 51

Tabel 4.3 Skala tingkatan resiko ... 51

Tabel 4.4 Identifikasi kegiatan dan resiko pekerjaan ... 54

Tabel 4.5 Penilaian resiko pekerjaan ... 56

Tabel 4.6 Pengkategorian resiko pekerjaan ... 57

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Monumen Sumur Pertama ”Mathilda” ... 7

Gambar 2.2 Lokasi Refinery Unit Pertamina di Seluruh Indonesia ... 10

Gambar 2.3 Perkembangan Logo PT. Pertamina (Persero) ... 13

Gambar 2.4 Logo PT. Pertamina (Persero) ... 13

Gambar 2.5 Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan ... 16

Gambar 2.6 Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan via Satelit ... 17

Gambar 2.7 Peta Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan ... 18

Gambar 2.8 Alur Pendistribusian PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan ... 22

Gambar 3.1 Sistem Produksi existing refinery PT Pertamina RU V Balikpapan ... 26

Gambar 3.2 Visualisasi pola-pola data ... 30

Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan ... 34

Gambar 3.4 Teori Kebutuhan Maslow ... 36

Gambar 3.5 Tampilan Halaman Utama Website PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan ... 41

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Disadari atau tidak, ternyata pemahaman keilmuan yang didasari hanya pada tataran teoritis kerap tidak dapat memberikan hasil yang optimal. Banyak hal, ketika dalam operasionalnya tidak dapat diselesaikan hanya dengan dasar-dasar teori belaka. Dilain pihak sampai saat ini perkembangan teknologi dan informasi yang terjadi dalam dunia industri, tidak selalu dapat diikuti oleh pihak universitas, sebagai sebuah institusi pendidikan yang memiliki kewajiban mempersiapkan tenaga kerja. (Hermawan Kertajaya, 1996).

Dalam mengikuti perkembangan khususnya di bidang industri, pihak Jurusan Teknik Fakultas Tekonologi Industri Universitas Islam Indonesia sudah semestinya menerapkan sistem Kerja Prakterk (KP) bagi para mahasiswanya. Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan skill dari mahasiswa tersebut agar dapat memenuhi tuntuan di dunia kerja nantinya. Selain itu hasil yang didapatkan dari Kerja Praktek ini adalah sebagai penjembatan antara pihak Jurusan Teknik Fakultas Tekonologi Industri Universitas Islam Indonesia dengan industry-industri yang ada agar saling membagi informasi tentang perkembangan dunia industry dijaman sekarang ini.

Pada zaman sekarang ini kegiatan industri di berbagai negara sangatlah berkembang maju. Untuk dapat mengikuti bahkan menyaingi pesaing-pesaing dari perusahaan lain tentunya perusahaan diwajibkan untuk dapat menghasilkan produk dengan mutu yang baik. Akan tetapi hal tersebut tidak melupakan aspek-aspek lain yang mendukung dalam kegiatan yang ada didalam sebuah industri. Keselamatan kerja pekerja dan kesehatan para pekerja harus diperhatikan oleh perusahaan supaya dengan SDM yang baik akan menghasilkan produk yang baik pula.

Industri saat ini, terutama industri-industri yang sudah sangat besar sudah pasti menerapkan kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja bagi

(13)

para pekerjanya. Akan tetapi kebijakan-kebijakan yang telah dibuat belum tentu memberikan jaminan terhadap perlindungan terhadap para pekerjanya. Kecelakaan kerja masih sering terjadi di dalam sebuah industri besar. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan para pekerja hingga pada pekerjanya sendiri. Pengkajian terhadap kegiatan-kegiatan yang ada didalam industri harus dilakukan setiap harinya. Untuk itu identifikasi-identifikasi yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja harus dilakukan secara rutin dan penanggulangan tentang resiko pekerjaan harus dilakukan evaluasi setiap harinya.

Pada perusahaan PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan memiliki sebuah bagian yang membuat kebijakan-kebijakan berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja para pekerjanya. HSE (Health Safety Environment) dimana bagian HSE itu sendiri terdari dari beberapa bagian lagi, yaitu bagian safety section head, Fire & section head, Environment section head, Occupational health section head. Dan setiap bagian pada HSE (Health Safety Environment) juga memiliki tugas yang berbeda-beda sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Salah satu bagian pekerjaan yang memiliki resiko pekerjaan yang tinggi adalah bagian dari Maintenance Area. Maintenance Area ini dibagi menjadi empat bagian yaitu Maintenance Area 1 (MA1), Maintenance Area 2 (MA2), Maintenance Area 3 (MA3), dan Maintenance Area 4 (MA4). Setiap bagian memiliki tanggun jawab untuk melakukan maintenance area kerja masing-masing. Salah satu area yang paling utama dan paling penting disini adalah area MA1 yaitu pada bagian utilities dan power plant satu dan power plant dua.

Dari beberapa bidang yang ada pada bagian HSE dapat menunjang peningkatan kinerja sebuah perusahaan terutama di PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan karena setiap pekerjaan yang dilakukan di bagian-bagian kilang PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan sendiri telah diatur sesuai dengan tingkat kecelakaan yang memungkingkan terjadi. Sehingga HSE (Health Safety Environment) sangat perlu karena untuk meminimalisir tingkat kecelakaan di PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan. Untuk mengantisipasi agar suatu pekerjaan yang beresiko dapat digolongkan tingkat resikonya serta meminimalisir terjadi nya kecelakaan kerja maupun gangguan kesehatan pada saat bekerja, dibutuhkan analisa tentang kesehatan dan

(14)

keselamatan kerja terutama pada pengendalian resiko kerja yang akan terjadi di PT. Pertamina RU V Balikpapan.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan kerja praktek di lingkungan PT. Pertamina RU V Balikpapan ini adalah

1. Mengetahui manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dan manajemen resiko yang ada di PT. Pertamina RU V Balikpapan.

2. Dapat membandingkan serta mengaplikasikan teori yang sudah didapat di bangku kuliah ke kehidupan nyata yang ada dilapangan.

3. Dapat memberikan rekomendasi terhadap pelaksanaan manajemen kesehatan dan keselamatan serta pengendalian resiko kerja di PT. Pertamina RU V Balikpapan.

1.3 Batasan Kerja Praktek

Untuk pembahasan tema kerja praktek yang diambil tentang manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dan manajemen resiko adalah kegiatan-kegiatan operasional yang berada di PT. Pertamina RU V Balikpapan. Penerapan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dan manajemen resiko yang sudah ada dibandingkan dengan pengamatan langsung dan literatur yang ada kemudian dianalisa untuk menemukan kekurangan-kekurangan yang ada.

1.4 Waktu dan Lokasi Kerja Praktek

Kerja praktek ini dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan : Tanggal : 3 Februari 2014 – 3 April 2014

Tempat : PT. Pertamina (Persero) RU V , Jalan Yos Sudarso No. 1 Balikpapan

1.5 Metode Penulisan Laporan

Penyusunan laporan kerja praktek ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

(15)

1. Pengamatan Sistem

Dilakukan dengan mengamati sistem dan proses kerja secara langsung dari divisi Maintenance Area 1 dan Health Safety Environment PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan.

2. Perumusan Masalah

Melakukan identifikasi masalah berdasarkan hasil pengamatan langsung sesuai dengan topik permasalahan.

3. Pengumpulan Data

Mengumpulkan data yang diperlukan melalui sumber-sumber sebagai berikut: - Studi Literatur

Penulis mempelajari berbagai sumber tertulis yang berhubungan dengan topik. - Pengambilan Data

Meminta data historis dari pihak terkait. - Wawancara

Melakukan wawancara dengan pihak terkait dengan topik pembahasan. 4. Analisis Data

Menganalisis data dengan mengaplikasikan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas sehingga dapat tercapai suatu kesimpulan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini tersusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Memuat latar belakang kerja praktek, tujuan kerja praktek, batasan kerja praktek, manfaat dari kerja praktek yang dilakukan, waktu dan tempat pelaksanaan, metode penulisan laporan, dan sistematika penulisan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Memuat kondisi umum mengenai PT. Pertamina (Persero) secara keseluruhan dan PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan pada khususnya yaitu visi dan misi, status kepemilikan, sejarah singkat, lokasi, hasil produksi, pemasaran produk serta unit kerja.

(16)

BAB III DESKRIPSI SISTEM INDUSTRI

Memberikan penjelasan mengenai proses produksi berbagai macam produk yang ada di PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan dari bahan baku, pengadaan bahan baku, proses produksi sampai dihasilkan produk olahan yang siap untuk dipasarkan kepada masyarakat.

BAB IV TUGAS KHUSUS

Memuat tugas khusus yang diberikan perusahaan tempat kerja praktek yaitu PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan atau dosen pembimbing yang membahas permasalahan tentang sistem industri secara mendalam di perusahaan. Tema tugas khusus diarahkan ke bidang sistem produksi atau manufaktur, ergonomi, atau manajemen industri khusunya pengendalian resiko pada pekerjaan pembersihan Heat Exchanger pada area Utilities dan Power Plant.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Memuat rangkuman pelaksanaan kerja praktek yang relevan dengan tujuan kerja praktek dan tugas khusus yang diberikan.

2. Saran

Memuat beberapa saran yang perlu diperhatikan mengenai pelaksanaan kerja praktek dan perbaikan yang dapat dilakukan perusahaan tempat kerja praktek dalam hal ini yaitu PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan.

1.7 Manfaat Kerja Praktek

Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kerja praktek di PT. Pertamina RU V Balikpapan adalah :

1. Mendapatkan pengalaman bekerja langsung melalui kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di PT. Pertamina RU V Balikpapan.

2. Mengetahui persaingan dunia kerja saat ini.

3. Mengetahui implementasi metode risk assessment untuk resiko pekerjaan di PT. Pertamina RU V Balikpapan pada pekerjaan pembersihan Heat Exchanger pada area Utilities dan Power Plant.sebagai penerapan ilmu yang didapatkan dibangku kuliah. 4. Menambah wawasan tentang industri.

(17)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. Pertamina (Persero) dan PT. Pertamina RU V Balikpapan

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beraneka ragam sumber daya alam, seperti minyak bumi dan gas alam. Minyak bumi dan gas alam telah mulai dikelola sejak masa penjajah Belanda. Minyak bumi sendiri banyak digunakan untuk menghasilkan energi (bahan bakar) dan pembangkit tenaga listrik. Bagi Indonesia, minyak bumi merupakan sumber daya alam yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena disamping untuk dikonsumsi dalam negeri, juga diekspor sehingga meningkatkan devisa negara. Kendati telah dieksploitasi selama hampir 2 abad, ternyata masih banyak yang belum diberdayakan. Tercatat baru sekitar 30 cekungan yang telah dieksploitasi dan umumnya berada di wilayah barat Indonesia. Diperkirakan masih ada 30 cekungan lagi di wilayah timur Indonesia yang masih menunggu sentuhan eksplorasi dan eksploitasi di masa depan.

Pada zaman penjajahan Belanda, sejak tahun 1871, orang-orang Belanda telah mulai berusaha mendapatkan minyak bumi di Indonesia dengan jalan melakukan pemboran di daerah-daerah sumber minyak untuk diolah menjadi minyak lampu. Pada tanggal 15 Juni 1885, seorang pemimpin perkebunan Belanda bernama Aeilco Janszoon Zylker berhasil melakukan pemboran yang pertama di Telaga Tunggal dekat Pangkalan Berandan di Sumatera Utara pada kedalaman kira-kira 400 kaki. Sejak penemuan ini, pencarian minyak bumi terus berlanjut, dimana pada saat yang hampir bersamaan telah ditemukan pula sumber minyak bumi di Indonesia, seperti di desa Ledok Jawa Tengah, di desa Minyak Hitam di daerah Muara Enim Palembang dan Riam Kiwa dekat Sangasanga di Kalimantan Timur.

(18)

Gambar 2.1 Monumen Sumur Pertama ”Mathilda”

Di Indonesia penemuan minyak bumi mengakibatkan tumbuhnya banyak perusahaan minyak asing, dimana pada akhir abad XIX tidak kurang dari 18 buah perusahaan asing secara aktif mengusahakan sumber-sumber minyak di Indonesia. Karena usaha eksplorasi dan kekuatan finansialnya, maka pada tahun 1902 Royal Dutch

Company, yaitu perusahaan yang mengambil ahli konsesi Zylker, dapat menyisihkan

perusahaan-perusahaan yang ada pada waktu itu. Pada tahun 1907, Royal Dutch

Company bergabung dengan Shell Transport and Trading Company, dimana perusahaan

yang beroperasi dari kelompok Royal Dutch dan Shell di Indonesia adalah Bataafshe

Petroleum Maatschappij (B.P.M.), dan ini merupakan satu-satunya perusahaan yang

beroperasi di Indonesia sampai tahun 1911. Pada tahun 1912 Standard Vacum Oil

Company (STANVAC), suatu anak perusahaan Standard Oil (New Jersey) dan Vacum

Oil Company mulai beroperasi di Indonesia. Perusahaan tersebut mengerjakan lapangan-lapangan minyak di Talang Akar dan Pendopo Sumatera Selatan.

Untuk menghadapi saingan dari Standard Oil ini, maka pada tahun 1930 oleh pemerintah kolonial Belanda dan B.P.M, dibentuklah suatu campuran yaitu N.V.

Nederlandsche Indische Aardolie Maatschappij (N.I.A.M.) pada tahun 1935, CALTEX

yaitu sebuah anak perusahaan Standard Oil of California and Texas Company mulai beroperasi di Indonesia, dimana lapangan produksinya terletak di Minas dan Duri di daerah Daratan Riau. Pada tahun 1935, dibentuk perusahaan minyak bernama

Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij (N.N.G.P.M) untuk

mengeksploitasi Irian Jaya (sekarang disebut Papua) bagian barat, dengan sahamnya dengan dari Royal Dutch-Shell, Stanvac, dan Caltex. Kilang minyak yang ada sebelum

(19)

perang dunia II ada 6 buah yaitu di Plaju (B.P.B), Sungai Gerong (STANVAC), Balikpapan (B.P.M.), Cepu (B.P.M), Wonokromo (B.P.M.) dan Pangkalan Brandan (B.P.M.).

Dengan berakhirnya Perang Dunia II, karena serbuan bala tentara Jepang ke Indonesia dan politik bumi hangus pemerintah Hindia Belanda, sebagian besar instalasi-instalasi kilang minyak hancur, terutama kilang minyak Pangkalan Brandan. Dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, satu-satunya lapangan minyak yang dapat dikuasai oleh pejuang-pejuang kemerdekaan Indonesia adalah lapangan minyak sekitar Pangkalan Brandan dan daerah Aceh, bekas milik Shell-B.P.M, yang selanjutnya merupakan perusahaan minyak Indonesia yang pertama dan diberi nama Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia (P.T.M.N.R.I.). Pada tahun 1945 B.P.M. berhasil meneruskan produksi minyak mentahnya di Tarakan, dan pada tahun 1946 Kilang Plaju dan Sungai Gerong dikembalikan kepada B.P.M. dan STANVAC untuk rekonstruksi. Di Jawa Tengah B.P.M. tidak berhasil memperoleh kembali lapangan minyak Kawengan, Ledok, dan kilang minyak Cepu karena telah dikuasai oleh koperasi buruh minyak yang kemudian menjadi perusahaan negara PERMIGAN.

Karena sesudah selesainya perjuangan fisik di tahun 1950 P.T.M.N.R.I. juga belum menunjukkan usaha-usaha pembangunannya, maka bulan April 1945 P.T.M.N.R.I. diubah menjadi Tambang Minyak Sumatera Utara (T.M.S.U.). Tindakan ini ternyata juga belum ada manfaatnya, sehingga pada tangggal 10 Desember 1957 T.M.S.U. diubah menjadi P.T. Perusahaan Pertambangan Minyak Nasional (P.T. PERMINA). Setelah kira-kira 3,5 tahun, maka pada tanggal 1 Juli 1961 statusnya dirubah menjadi Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Nasional (P.N. PERMINA).

Dengan penyerahan kedaulatan oleh pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia, maka pada tanggal 1 Januari 1959 status N.V. N.I.A.M. dirubah menjadi P.T. Pertambangan Minyak Indonesia (P.T. PERMINDO). Untuk itu, pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.19/1960 tentang perusahaan negara dan UU No. 44/1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (pertambangan minyak dan gas bumi yang hanya boleh dilakukan oleh Negara). Atas dasar kedua UU tersebut, maka pada tahun 1961 dibentuk Perusahaan Negara sektor Minyak dan Gas Bumi, yaitu :

(20)

2. PN PERMINA (Perusahaan Minyak Nasional)

Kedua perusahaan tersebut bertindak selaku kuasa pertambangan yang meliputi bidang gas dan minyak dengan melakukan kegiatan :

1. Eksplorasi. 2. Eksploitasi.

3. Pemurnian dan Pengolahan. 4. Pengangkutan.

Pada tahun 1968 kedua perusahaan tersebut digabung menjadi PN PERTAMINA (Perusahaan Pertambangan Milik Nasional). Demi kelanjutan dan perkembangannya, pada tanggal 15 September 1971 pemerintah mengeluarkan UU No.8/1971 tentang Pertamina sebagai Pengelolaan Tunggal di Bidang Minyak Dan Gas Bumi di Indonesia, sehingga pada tanggal 1 Januari 1972 PN PERTAMINA diubah namanya menjadi PERTAMINA.

Pertamina terus tumbuh dan berkembang menjadi salah satu BUMN yang handal. Berdasarkan UU No.22 Tahun 2001 dan No.31 Tahun 2003, status Pertamina mengalami perubahan dari Lembaga Pemerintahan Non-Departemen (LPND) menjadi Persero. Dengan adanya perubahan status ini, PT. PERTAMINA (PERSERO) (Persero) berada di bawah stakeholder-nya, dalam hal ini adalah pemerintah yang berperan sebagai profit oriented.

PT. Pertamina (Persero) didirikan dengan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 9 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan No. 12 tahun 1998 dan peralihanya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 “Tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PERTAMINA) Menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO)”.

Sesuai akta pendirianya, maksud dari perusahaan perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar

(21)

negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.

Adapun tujuan dari perusahaan perseroan adalah untuk:

1. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perseroan secara efektif dan efisien.

2. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya.

2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendirianya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik perseroan.

3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.

4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1,2, dan 3.

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, Pertamina tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industry MIGAS dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.

Gambar 2.2 Lokasi Refinery Unit Pertamina di Seluruh Indonesia

I

II

II

I

V

V

V

(22)

Pendirian kilang minyak Pertamina RU V Balikpapan dilatar belakangi ditemukannya sumber minyak mentah (crude oil) di daerah Sanga-sanga pada tahun 1897. Menyusul kemudian ditemukan sumber-sumber minyak lain di Tarakan (1899), Samboja (1911) dan Bunyu (1922). Kemudian pada tahun 1922 mulai dibangun kilang di Balikpapan yang kemudian disebut sebagai Kilang Balikpapan I. Setelah mengalami kerusakan berat dalam masa perang Dunia II (1940-1945) perbaikan dan rehabilitasi mulai dilakukan tahun 1948, kemudian secara berturut-turut dibangun Crude Distillation Unit V (CDU V), Heavy Vacuum Unit II (HVU II), Wax Plant, serta unit-unit yang termasuk dalam proyek pembangunan Kilang Balikpapan II yaitu Hydroskimming Complex (HSC) dan Hydrocracking Complex (HCC).

Secara kronologis, perkembangan Kilang Minyak Pertamina RU V Balikpapan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Perkembangan Kilang Minyak PT. Pertamia (Persero) RU V

Masa Kejadian

1897-1922 Ditemukan beberapa sumber minyak mentah di beberapa tempat di Kalimantan Timur

1922 Unit Penyulingan Minyak Kasar (PMK) I didirikan oleh perusahaan minyak BPM

1946 Rehabilitasi PMK I, karena mengalami kerusakan akibat Perang Dunia II

1949 HVU I selesai didirikan dengan kapasitas 12 MBSD 1950 Wax plant dan PMK I selesai didirikan, dengan kapasitas

produksi 110 ton/hari dan 25 MBSD

1952 Unit PMK II selesai didirikan. Dibangun oleh PT. Shell Indonesia dan didesain ALCO dengan kapasitas 25 MBSD 1954 Modifikasi PMK III, sehingga memiliki kapasitas 10 MBSD.

Mulai tahun 1985 PMK III tidak beroperasi 1973 Modifikasi wax plant, kapasitas 175 ton/hari

April 1981 Kilang Balikpapan II mulai dibangun dengan hak paten proses dari UOP Inc

Nov 1981 Penetapan kontraktor utama, yaitu Bechtel International Inc. dari Inggris dan consultant supervisor-nya adalah PROCON Inc. dari Amerika Serikat

Nov 1983 Kilang Balikpapan II diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia (Presiden Soeharto)

5 Des 1997 Proyek up-grading Kilang Balikpapan I, diresmikan oleh Presiden RI (Presiden Soeharto)

Nov 2003 Perubahan status Pertamina dari BUMN menjadi Perseroan Terbatas

23 Juni 2005 Proyek pembangunan Flare Gas Recovery System dan

(23)

Refinery Unit V Balikpapan terletak di teluk Balikpapan yang menempati areal

seluas 2.5 Km2 yang awalnya didesain untuk mengolah crude Handil dan Bekapai. Namun saaat ini mengolah berbagai macam crude (mix crude) baik local atau impor, antara lain:

- Senipah - Sepinggan - Bunyu - Belida, dll.

Menurut desainnya kilang Balikpapan mengolah total 260 MBSD minyak mentah. Kilang Balikpapan I berkapasitas 60 MBSD sedangkan kilang Balikpapan II berkapasitas 200 MBSD. Kilang Pertamina UP V Balikpapan adalah kilang yang dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan BBM di Indonesia Bagian Timur. Namun pada kasus-kasus insidental, produksi BBM dari Kilang Pertamina UP V Balikpapan juga didistribusikan ke daerah-daerah lain yang membutuhkan. Selain BBM, Kilang Pertamina UP V Balikpapan juga memproduksi Wax (lilin). Sampai saat ini UP V adalah satu-satunya yang memproduksi lilin di Indonesia.

Kilang Balikpapan terdiri dari kilang lama dan kilang baru. Pada daerah kilang lama terdiri dari :

- Unit Penyulingan Minyak Kasar I ( PMK I ) - Unit Penyulingan Minyak Kasar II ( PMK II ) - Unit Penyulingan Hampa I ( HVU I )

- Pabrik Lilin ( Wax Plant ) - Dehydration Plant ( DHP )

- Effluent Water Treatment Plant ( EWTP ) - Crude Distilation Unit V ( CDU V ) - Unit Penyulingan Hampa III ( HVU III )

Mulai Oktober 1997 Unit PMK I, PMK II, dan HVU I fungsinya digantikan oleh CDU V dan HVU III. Sedangkan kilang Balikpapan II atau kilang baru terdiri dari : 1. Hydro Skimming Compleks ( HSC ) yang meliputi

- Crude Distilation Unit IV, Plant 1 - Naphta Hydrotreater, Plant 4 - Platformer Unit, Plant 5

(24)

- LPG Recovery, Plant 6

- Sour Water Stripper Unit, Plant 7 - LPG Treater, Plant 9

2. Hydro Cracking Compleks ( HCC ) yang meliputi : - Vacuum Distilation Unit (HVU II), Plant 2 - UOP HC Unibon Process Unit, Plant 3 - Hydrogen Plant, Plant 8

- Flare Gas Recovery, Plant 19 - Hydrogen Recovery, Plant 38

2.2 Logo Perusahaan

Pada awalnya logo pertaminabukan seperti logo sekarang yang baisa kita temui. Namun ada beberapa logo-logo terdahulu hingga sekarang. Berikut adalah sejarah pergantian logo-logo pertamina dari masa ke masa:

Gambar 2.3 Perkembangan Logo PT. Pertamina (Persero)

Pada akhirya logo pertamina yang bertahan hingga sekarang adalah logo berupa anak panah yang menyerupai bentuk huruf P yang menginisialkan PERTAMINA.

Berikut adalah logo pertamina sekarang:

Gambar 2.4 Logo PT. Pertamina (Persero) Arti dari logo tersebut, yaitu:

a. Merah : Keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam keadaan.

(25)

c. Biru : Handal, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab.

Selalu hadir melayani masyarakat, berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan menggalakkan Quality Control.

Dengan adanya perubahan logo PT. Pertamina (Persero) sekaligus meluncurkan slogan (band driver) ALWAYS THERE yang diterjemahkan menjadi SELALU HADIR MELAYANI. Dengan slogan tersebut diharapkan perilaku seluruh jajaran pekerja akan berubah menjadi enterpreneur dan customer oriented, terkait dengan persaingan yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.

2.3 Visi dan Misi PT. Pertamina (Persero) dan RU V Balikpapan

Setiap perusahaan pastinya memiliki visi dan misi untuk dijadikan landasan dari berjalannya perusahaan tersebut sehingga dapat mencapai target maupun tujuan dari perusahaan yang telah ditentukan. Adapun visi dan misi untuk PT. Pertamina (Persero) secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

o Visi : “Menjadi perusahaan energy nasional kelas dunia.” o Misi : “Menjalankan usaha minyak, gas, serta energy baru dan

terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.”

Disamping visi dan misi utama dari keseluruhan perusahaan PT. Pertamina (Persero), juga terdapat visi dan misi untuk menjalankan perusahan pada PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan. Adapun visi dan misi untuk PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan adalah sebagai berikut:

o Visi : “Menjadi kilang kebanggan nasional yang mampu bersaing dan menguntungkan ”

o Misi :

1. Mengelola operasional kilang secara aman, handal, efisien dan ramah lingkungan untuk menyediakan kebuthan energy yang berkelanjutan.

2. Mengoptimalkan fleksibilitas pengolahan untuk memaksimalkan valuable product.

(26)

2.4 Tata Nilai

Dalam mencapai visi dan misinya, Pertamina berkomitmen untuk menerapkan tata nilai sebagai berikut :

o Clean (Bersih)

Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

o Competitive (Kompetitif)

Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.

o Confident (Percaya Diri)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

o Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan)

Beorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

o Commercial (Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

o Capable (Berkemampuan)

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.

2.5 Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan.

Kilang minyak PT. PERTAMINA (Persero) UP V Balikpapan berdiri tahun 1922, beberapa tahun setelah ditemukan cadangan minyak yang cukup besar di Kalimantan. Kilang Balikpapan I dan II terletak di kota Balikpapan propinsi Kalimantan Timur, tepatnya di tepi teluk Balikpapan.

(27)

Lokasi kilang Balikpapan yang berdekatan dengan perairan laut mempermudah transportasi produk dan bahan baku keluar maupun menuju kilang. Selain itu, sumber air laut sebagai air proses ataupun utilitas dapat dengan mudah diperoleh. Kilang Pertamina UP V terletak di Teluk Balikpapan dengan luas area 2,5 km2. Pemilihan Teluk Balikpapan sebagai kawasan kilang dilakukan atas dasar :

- Tersedianya pasokan minyak mentah yang cukup banyak dari kawasan sekitarnya - Lokasinya strategis untuk pendistribusian hasil produksi terutama ke kawasan

Indonesia Bagian Timur

- Tersedianya areal yang cukup luas untuk pendirian kilang

- Tersedianya sarana pelabuhan untuk kepentingan distribusi minyak mentah dan hasil produksi

Pemilihan lokasi ini tentu saja diikuti dengan banyak pertimbangan-pertimbangan yang ada. Pada dasarnya lokasi ini disesuaikan dengan lokasi kilang minyak terdahulu yang dipegang oleh belanda sehingga lokasi yang ada dapat digunakan sebagai kilang minyak PT. PErtamina (Persero) RU V Balikpapan. Dismaping itu, lokasi ini juga strategis dengan didukung perairan teluk yang dapat dilewati kapal tanker untuk membawa minyak mentah maupun hasil produk dari PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan ini. Tersedianya fasilitas-fasilitas kilang peninggalan Belanda juga dapat memudahkan dalam proses pengembangan kilang pengolahan minyak di PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan. Adapun lokasi dari PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan dapat dilihat seperti pada gambar berikut:

Gambar 2.5 Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan

UP.V BALIKPAPAN (260 MBSD)

(28)

Software Google Earth

(29)

Berikut merupakan peta lokasi dari area PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan dari dokumen hasil pemetaan lapangan.

(30)

2.6 Produksi PT. Pertamina (Persero)

Dalam menjalankan perusahaannya, PT. Pertamina (Persero) ini melakukan proses produksi yang mengolah minyak mentah dan gas. Namun yang menjadi prioritasnya yaitu pengolahan minyak mentah atau yang biasa dikenal dengan nama crude.

Kapasitas pengolahan minyak mentah di setiap area PT. Pertamina (Persero) berbeda-beda tergantung jumlah kapasitas mesin produksi dan tempat penyimpanannya. Untuk kapasitas pengolahannya minyak mentah oleh PT. Pertamina (Persero) di seluruh Indonesia dapat kita dilihat seperti pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Kapasitas Produksi PT. Pertamina (Persero)

Kilang Provinsi Kapasitas

(BPSD) Prosentase

RU I Pangkalan Brandan* Sumatera Utara 5.000 0.5 %

RU II Dumai Riau 170.000 16.3 %

RU III Plaju & Sungai Gerong Sumatera Selatan 132.500 12.7 %

RU IV Cilacap Jawa Tengah 348.000 33.3 %

RU V Balikpapan Kalimantan Timur 253.500 24.3 %

RU VI Balongan Jawa Barat 125.000 12.0 %

RU VII Kasim Irian Jaya 10.000 1.0 %

Total 1.044.000 100.00 %

*sudah tidak beroperasi sejak Januari 2007

PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan merupakan daerah pengolahan minyak mentah terbesar kedua setelah PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap, yaitu sebanyak 253.500 Barrels Per Stream Daya (BPSD) dengan prosentase dari pengolahan keselurahan PT. Pertamina (Persero) yaitu sebesar 24,30 %.

Saat ini kilang Balikpapan mengolah minyak mentah ( crude oil ) yang berasal dari dalam maupun luar negeri, diantaranya berasal dari Minas, Sepinggan, Badak, Handil, Bekapai, Arjuna, Attaka, Sangatta, Duri, Kakap, Tepian Timur, Sanga-sanga, Tanjung, Cinta, Malaysia (Tapis), Australia (Jabiru dan Chalyts), Arabian Light Crude, Amna, Bach Ho, Badin, Brass River, Borrow Island, Bunga Kekwa, Cooper Basin, Dulang, Harriet, Iranian Light Crude, Marrieb, Maul, Miri, Nan Hai, North West Sheif, Palanca, Qua Iboe, Sarir, Tapis, Tantawan Varanus Blend, Xi Chiang dan Zarzaltine. Minyak

(31)

mentah yang diolah merupakan minyak mentah hasil blending beberapa jenis minyak mentah dengan spesifikasi sesuai dengan spesifikasi desain.

Hasil produksi kilang Balikpapan berupa produk BBM dan non BBM, yaitu premium, kerosene (minyak tanah), avtur, solar (minyak diesel), fuel oil (minyak bakar),

heavy nafta, LPG, LSWR dan lilin (wax).

2.7 Status Kepemilikan

Pertamina merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan satu-satunya badan usaha yang mendapat wewenang untuk mengelola kekayaan negara berupa minyak dan gas bumi. Pertamina didirikan tahun 1972 berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1972. Pertamina merupakan penggabungan dari PN PERTAMIN dan PN PERMINA pada tahun 1968. Pertamina berubah menjadi PT (persero) mulai tanggal 1 Oktober 2003 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.31 tahun 2003 sebagai amanat dari pasal 60 UU No.22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi.

2.8 Distribusi dan Pemasaran Produk

Untuk hasil dari pengolahan di PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan ini disalurkan ke daerah-daerah di Indonesia, khususnya di daerah Indonesia bagian Tengah dan Timur. Hasil pengolahan dari PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan dibagi menjadi dua pembagian secara umum yaitu dari UPMS VI ,Pusat / UPMS lain, serta langsung dari Refinery Unit V Balikpapan. Dan untuk prosesnya juga terbagi dua, yaitu Operasi Perkapalan serta Pemasaran dan Niaga

Pada Operasi perkapalan bertujuan untuk menyalurkan produk dari PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan ke wilayah-wilayah penyimpanan (storage) yang nantinya akan diproses untuk proses pemasaran dan niaga. Untuk proses perkapalan dilakukan dari UPMS VI menuju Depot Balikpapan, Banjarmasin, Samarinda, Kotabaru dan tarakan. Proses perkapalan juga dilakukan dari Pusat / UPMS lain menuju Pare-pare, Makassar, Bitung, Kupang , Tanjung Wangi, Manggis (Bali), Wayame (Ambon), Surabaya, Semarang, Jakarta. Dan proses perkapalan yang langsung dari Refinery Unit V Balikpapan secara khusus menyalurkan Indutry Diesel Oil (IDO) atau Industry Fuel Oil (IFO) langsung menuju Makasar, Pomala, Tanjung Wangi dan Wayame

(32)

Untuk beberapa proses perkapalan ke beberapa daerah-daerah di Indonesia bagian Tengah Timur, akan dilanjutkan kembali ke operasi Pemasaran dan Niaga. Dari Kotabaru/Tarakan, hasil produksi akan didistribusikan kembali ke daerah Pangkalan Bun, Sampit, dan Pulang Pisau. Sedangkan untk daerah Pare-pare, Makassar, Bitung, Kupang , dan Tanjung Wangi akan diteruskan ke operasi pemasaran dan niaga ke daerah Kendari, Bau-Bau, Palopo, Pare-Pare, Raha, Kolaka, Inco Malili, Gorontalo, Ampana, Aprigi, Tahuna, Luwuk, Banggai, Kolenedale, Toli-Toli, Mountung, dan Poso. Untuk daerah perkapalan di wilayah Manggis (Bali) akan di lanjutkan dengan Operasi Pemasaran dan Niaga ke daerah Benoa, AMpenan, Tanjung Wangi, Larantuka, Bima , Waingapu, Badas, Kalabihi, Dilli(Eksport), Ende, Reo, Maumere, Kupang, dan Atapupu. Dan untuk daerah perkapalan yang terkahir dari Wayane (Ambon) akan dilanjutkan ke operasi permasaran dan niaga ke daerah seperti Biak, Ambon, Dono, Namlea, Jayapura, Mearuke, Labuha, Fak-Fak, Kaimana, Sorong, Saumlaki, Bula, Manokwari, Ternate, Serui, Masohi, Nabire, Tual, Tobelo, dan Sanana.

(33)
(34)

2.9 Unit Kerja

Unit kerja dalam lingkungan PERTAMINA RU V Balikpapan memiliki beberapa bagian yang didalamnya terdapat unit-unit yang berkaitan satu sama lain dalam proses produksi, dimana kilang Balikpapan I terdiri atas unit-unit :

a. Crude Distillation Unit V (CDU V) b. High Vacuum Unit III (HVU III) c. Dehydration Plant (DHP) d. Wax Plant

e. Effluent Water Treatment Plant (EWTP)

Tabel 2.3 Kapasitas Terpasang Kilang I

Plant

Unit Proses Kapasitas

Crude Distillation Unit V (CDU V) 60 MBSD

High Vacuum Unit III (HVU III) 25 MBSD

Dehydration Plant (DHP) 55 MBSD

Wax Plant 150 ton/day

Effluent Water Treatment Plant (EWTP) 100 m³/h

Kilang Balikpapan II terdiri dari dua unit produksi, yaitu unit Hydroskimming

Complex (HSC) serta unit Hydrocracking Complex (HCC). Kedua unit ini memproduksi

bahan bakar minyak dan LPG.

1. Unit Hydroskimming Complex (HSC), yang meliputi : a. Crude Distillation Unit IV (CDU IV) - Plant 1

b. Naphta Hydrotreater Unit (NHTU) - Plant 4 c. Platformer Unit - Plant 5

d. LPG Recovery Unit - Plant 6

e. Sour Water Stripper Unit (SWS) - Plant 7 f. LPG Treater - Plant 9

2. Unit Hydrocracking Complex (HCC), yang meliputi : a. High Vacuum Unit II (HVU II) – Plant 2

b. Hydrocracking Unit (HCU) – Plant 3 c. Hydrogen Plant – Plant 8

d. Unit-unit penunjang lainnya seperti : Cooling Water Unit (Plant 32), Boiler feed

Water System (Plant 31), Fuel Gas System (Plant 15), Nitrogen Plant and Air Instrument (Plant 35), dan Flare System (Plant 19).

(35)

Tabel 2.4 Kapasitas Terpasang Kilang II

Sedangkan fasilitas pendukung seperti tabel di bawah berikut : Tabel 2.5 Fasilitas Pendukung Lainnya

Fasilitas

Unit Proses Kapasitas

Crude Oil Tanks 30 unit

Product Tanks 74 unit

LPG Tanks 2 unit

Jetties 8 unit

SPM 1 unit

Plant

Unit HSC Kapasitas Unit HCC Kapasitas

Crude Distillation Unit

IV (CDU IV) 200 MBSD

High Vacuum Unit II

(HVU II) 81 MBSD

Naphta Hydrotreater

Unit (NHTU) 20 MBSD

Hydrocracking Unit

(HCU) 55 MBSD

Platformer Unit 20 MBSD Hydrogen Plant 68 MMSCFD

LPG Recovery Unit 534 ton/day Nitrogen Plant 645 Nm³/h

Sour Water Stripper Unit

(SWS) 633 m³/h

Incinerator 655 Nm³/h

(36)

BAB III

DESKRIPSI SISTEM INDUSTRI

3.1 Sistem dan Manajemen Produksi

Definisi dari sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk mengolah atau mengatur penggunaan sumberdaya (resources) yang ada dalam proses penciptaan barang atau jasa yang bermanfaat dengan melakukan optimasi terhadap tujuan perusahaan. Dapat pula dikatakan bahwa sistem produksi adalah keterkaitan antara unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam pelaksanaan proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai suatu sistem, sistem produksi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Terdiri dari unsur-unsur yang berbentuk satu kesatuan sistem 2. Adanya tujuan dan saling ketergantungan

3. Mengandung mekanisme, atau dapat disebut juga transformasi 4. Adanya lingkungan yang menyebabkan sistem

Dalam sistem produksi terdapat komponen struktural dan fungsional yang berperan penting dalam menunjang keberlangsungan operasi dari sistem tersebut. Komponen struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari material, mesin dan peralatan, manusia, energi, informasi serta lingkungan kerja. Sedangkan komponen fungsional terdiri dari manajemen dan organisasi, juga dipengaruhi oleh aspek-aspek lain seperti teknologi, ekonomi, sosial dan pemerintah.

Sistem produksi pada PT Pertamina RU V Balikpapan pada dasarnya sama dengan sistem produksi industri lainnya, yaitu terdapat beberapa bahan baku sebagai input yang kemudian akan diproses melalui mesin-mesin produksi dan kemudian akan menghasilkan produk atau output.

(37)

Sistem produksi pada PT Pertamina RU V Balikpapan secara umum dapat digambarkan pada diagram berikut :

Gambar 3.1 Sistem Produksi existing refinery PT Pertamina RU V Balikpapan

3.1.1 Peramalan Produksi

Aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan permintaan atau penjualan dan penggunaan produk sehingga dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat sesuai dengan permintaan pasar. Lebih jauh dapat dikatakan bahwa fungsi peramalan adalah sebagai suatu dasar bagi perencanaan, seperti dasar bagi perencanaan kapasitas, anggaran, perencanaan produksi dan inventori dsb. Kebutuhan akan peramalan meningkat seiring dengan usaha pihak manajemen untuk mengurangi ketidakpastian atau resiko bisnis dalam lingkungan yang semakin kompleks dan dinamis (selalu berubah-ubah). Prinsip Peramalan yang perlu dipertimbangkan :

(38)

1. Secara umum, teknik peramalan berasumsi bahwa sesuatu yang berlandaskan pada sebab yang sama yang terjadi di masa yang lalu, akan berlanjut pada masa yang akan datang.

2. Peramalan melibatkan kesalahan (error). Peramalan hanya mengurangi ketidakpastian tetapi tidak menghilangkannya.

3. Peramalan untuk famili produk lebih akurat daripada peramalan untuk produk individu.

4. Peramalan jangka pendek mengandung ketidakpastian yang lebih sedikit (lebih akurat) daripada peramalan jangka panjang, karena dalam jangka pendek, kondisi yang mempengaruhi permintaan cenderung tetap atau berubah lambat.

5. Peramalan sebaiknya menggunakan tolok ukur kesalahan peramalan. 6. Jika dimungkinkan, hitung peramalan daripada meramal permintaan.

a. Pendekatan Peramalan

Pada dasarnya pendekatan peramalan dapat diklasifikasikan menjadi dua pendekatan, yaitu: pendekatan/teknik kualitatif dan pendekatan/teknik kuantitatif. 1) Pendekatan kualitatif

Pendekatan kualitatif bersifat subjektif dimana peramalan dilakukan berdasarkan pertimbangan, pendapat, pengalaman dan prediksi peramal

(forecaster), pengambil keputusan atau para ahli. Pendekatan ini digunakan

pada saat tidak tersedia sedikitpun data historis. Yang termasuk pendekatan kualitatif antara lain market research, consumer surveys, delphi method, sales

force composite, executive opinions, historical analogy, panel consensus.

2) Pendekatan kuantitatif

Pendekatan kuantitatif meliputi metode deret berkala (time series) dan metode kausal (eksplanatoris). Metode deret berkala melakukan prediksi masa yang akan datang berdasarkan data masa lalu tanpa melihat faktor-faktor yang mempengaruhi data tersebut. Tujuan peramalan deret berkala ini adalah untuk menentukan pola data masa lalu dan mengekstrapolasikannya untuk masa yang akan datang. Metode kausal mengasumsikan faktor yang diramal memiliki hubungan sebab akibat terhadap beberapa variabel independent. Tujuan metode kausal ini adalah untuk menentukan hubungan antar faktor (input dan output dari suatu sistem) dan menggunakan hubungan tersebut untuk meramal nilai-nilai variabel dependent. Sebagai contoh suatu perusahaan minuman ringan

(39)

ingin mengetahui jumlah volume penjualan produknya selama beberapa periode kedepan. Melalui deret berkala perusahaan akan menduga/meramal kelanjutan jumlah volume penjualan produknya hanya dengan berlandaskan pada data jumlah volume penjualan produk tersebut pada beberapa periode sebelumnya tanpa memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi naik/turunnya jumlah volume penjualan. Namun melalui metode kausal faktor-faktor tersebut justru sangat diperlukan. Faktor-faktor-faktor tersebut dapat berupa peningkatan jumlah penduduk dimana produk tersebut dipasarkan dan pengaruhnya terhadap permintaan, sejauh mana usaha adverstising dapat meningkatkan volume penjualan, penetapan harga terhadap produk tersebut, pengaruh cuaca, dan lain sebagainya.

b. Pendekatan kuantitatif dapat diterapkan dengan syarat: 1) Tersedia informasi masa lalu

2) Informasi masa lalu tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data numerik

3) Diasumsikan pola data masa lalu akan berlaku sama untuk masa yang akan datang.

Dalam prakteknya, kombinasi dari kedua pendekatan tersebut (kualitatif dan kuantitatif) biasanya lebih efektif karena pada dasarnya peramalan itu merupakan suatu seni dan science.

c. Karakteristik Peramalan yang Baik

Sebuah peramalan yang baik harus mengandung unsur SMART, yaitu:

1) Simple to understand and use. 2) Meaningful units

3) Accurate

4) Reliable (consitenly) 5) Timely

d. Time Series Forecasting (Deret Berkala)

Deret berkala adalah suatu urutan waktu observasi yang diambil pada interval waktu tertentu (per jam, harian, mingguan, bulanan, kuartalan, tahunan dsb). Data yang diambil dapat berupa data permintaan, pendapatan, keuntungan, kecelakaan, output, produktivitas dan indeks harga pelanggan, (Pada praktikum ini ditekankan pada data permintaan). Teknik ini dibuat dengan asumsi bahwa nilai pada masa

(40)

yang akan datang pada deret tersebut dapat diestimasi dari nilai deret tersebut di masa lampau. Analisa data deret berkala menghendaki seorang analis untuk mengidentifikasi perilaku dasar deret data dengan cara membuat plot data secara visual sehingga dapat dilihat pola data yang terbentuk pada masa lalu yang diasumsikan dapat berulang pada periode yang akan datang.

Time series mengidentifikasi pola data yang umum terbentuk sebagai berikut:

1) Trend

Pola data trend menunjukkan pergerakan data secara lambat/bertahap yang cenderung meningkat atau menurun dalam jangka waktu yang panjang. Pola data trend terdiri dari beberapa tipe, seperti: Linear trend, S-Curve Trend atau

Growth curve, Asymptotic trend dan Exponential trend.

2) Seasonality (musiman)

Pola data musiman terbentuk jika sekumpulan data dipengaruhi faktor musiman, seperti cuaca dan liburan. Dengan kata lain pola yang sama akan terbentuk pada jangka waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan, atau kuartalan/perempat tahunan). Pada dasarnya pola musiman yang umum terjadi dibedakan menjadi dua model yaitu, additive seasonality dan multiplicative

seasonality model.

3) Cycles (Siklus)

Pola data siklus terjadi jika variasi data bergelombang pada durasi lebih dari satu tahun. Data cenderung berulang setiap dua tahun, tiga tahun, atau lebih. Fluktuasi siklus biasanya dipengaruhi oleh faktor politik, perubahan ekonomi (ekspansi atau kontraksi) yang dikenal dengan siklus usaha (business cycle).

4) Horizontal / Stasionary / Random variation

Pola ini terjadi jika data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata secara acak tanpa membentuk pola yang jelas seperti pola musiman, trend ataupun siklus. Pergerakan dari keacakan data terjadi dalam jangka waktu yang pendek, misalnya mingguan atau bulanan.

(41)

`Gambar 3.2 Visualisasi pola-pola data

Metode Peramalan di PT PERTAMINA Refinery Unit V Balikapapan menggunakan tools GRTMPS (Generalized Refining Transportation Marketing

Planning System) dimana software atau aplikasi tersebut digunakan untuk

mengoptimisasi crude oil yang akan diolah di masa yang akan datang. Data-data yang dimasukkan yaitu data-data demand forecast, market price, dan refinery feedstock. Setelah mendapat hasil optimisasi tersebut kemudian hasilnya dibawa ke Departemen

Supply Chain untuk dilakukan Perhitungan Blending, dan diteruskan ke kantor pusat

untuk di simulasikan.

3.1.2 Perencanaan Kapasitas

Dalam menentukan perencanaan kapasitas, PERTAMINA RU V Balikpapan memiliki bagian-bagian yang berfungsi untuk mengelola dan mengatur kapasitas bahan baku yang didapatkan dari pusat untuk dijadikan produk akhir yaitu diantaranya yaitu Refinery Planning and Optimization dan bagian Supply Chain and Distribution. Caranya yaitu dengan membuat perhitungan STS, penjadwalan crude, simulasi crude dan rencana transfer. Sehingga ketika bahan baku datang dengan menggunakan kapal, bagian Supply Chain and Distribution langsung membuat rencana produksi dari kapasitas crude yang didapatkan berdasarkan pembagian crude untuk masing-masing RU PERTAMINA di seluruh Indonesia.

(42)

3.1.3 Manajemen Perawatan Mesin

Perawatan mesin dilakukan oleh departemen maintenence. Prinsip yang digunakan adalah lebih baik “mencegah daripada memperbaiki”, sesuai dengan prinsip tersebut perawatan yang lebih banyak dilakukan adalah perawatan pencegahan preventif. Agar perawatan preventif berjalan dengan efektif, semua kegiatan dicatat dalam laporan harian yang berguna untuk menganalisis jenis dan frekuensi kerusakan yang terjadi sehingga dapat dilakukan pencegahan dini. Selain itu dalam pemberian tugas perbaikan atau perawatan dikeluarkan dua jenis surat izin yaitu:

1. Izin kerja dingin (Cold Work Permit)

Izin kerja dingin dikeluarkan bagi pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan yang tidak mengandung atau mempergunakan unsur-unsur panas atau api dalam pekerjaannya. 2. Izin kerja panas (Hot Work Permit)

Izin kerja panas dikeluarkan bagi pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan yang mengandung atau mempergunakan unsur-unsur panas atau api dalam pekerjaannya.

Sebagai penunjang dalam melakukan perawatan pada mesin-mesin produksi PT Pertamina RU V Balikpapan memiliki fasilitas bengkel yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan untuk perawatan permesinan dan lain-lain. Fungsi bengkel di RU IV tidak hanya sebagai perbaikan peralatan, tetapi juga sebagai sarana pembuatan suku cadang pengganti yang diperlukan. Disamping itu dapat melayani perbaikan dan pemeliharaan sarana permesinan bagi industri lainnya.

3.1.4 Penanganan Material Handling

Masalah utama dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan/proses adalah bergeraknya material dari suatu tingkat ke tingkat proses produksi selanjutnya. Untuk memungkinkan proses produksi dapat berjalan dibutuhkan adanya kegiatan pemindahan material yang disebut dengan material handling.

Tujuan utama dari perencanaan material handling adalah untuk mengurangi biaya produksi. Selain itu, material handling sangat berpengaruh terhadap operasi dan perancangan fasillitas yang diimplementasikan.

(43)

Beberapa tujuan dau sistem material handling antara lain (Meyers, F.E) :

1. Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan, dan memberikan perlindungan terhadap material

2. Meningkatkan keamanan dan mengambangkan kondisi kerja 3. Meningkatkan produkstivitas

4. Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas 5. Mengurangi bobot mati

6. Sebagai pengawas persediaan

Adapun jenis peralatan material handling yang digunakan pada PT Pertamina RU V Balikpapan antara lain:

1. Conveyor

Conveyor digunakan untuk memindahkan material secara kontinyu dengan jalur yang

tetap. Tipe conveyor yang dioergunakan adalah roller conveyor 2. Cranes dan Hoists

Cranes (derek) dan Hoists (kerekan) adalah peralatan di atas yang digunakan untuk

memindahkan beban secara terputus-putus dengan area terbatas. 3. Trucks

Trucks yang digerakkan tangan atau mesin dapat memindahkan material dengan

berbagai macam jalur yang ada. Yang termasuk dalam kelompok trucks antara lain,

fork lift tRUck, hand tRUck, fork tRUks, trailer trains, automated guded vehicles (AGV) dan sebagainya.

3.2 Human Capital Management

3.2.1 Sistem Kepegawaian

Dalam kegiatan sehari-hari, PT Pertamina RU V Balikpapan mempunyai pekerja-pekerja dilingkungannya. Dengan pembagian jam kerja sebagai berikut:

1. Karyawan Harian

Untuk pekerja harian bekerja selama 40 jam setiap minggu dengan perincian sebagai berikut:

Hari Senin – Jumat : 07.00 – 16.00

Istirahat (Senin-Kamis) : 12.00 – 13.00 (Khusus Hari Jumat : 12.00-13.30) 2. Karyawan Shift

(44)

Untuk pekerja shift bekerja dengan sistem 3 : 1, artinya 3 hari kerja dan 1 hari libur. Periode tersebut berjalan secara bergantian dari shift pagi, sore, dan malam dengan jam kerja sebagai berikut:

a. Untuk Karyawan Operasi:

Shift pagi : 08.00 – 16.00

Shift sore : 16.00 – 24.00

Shift malam : 00.00 – 08.00

b. Untuk Karyawan Security:

Shift pagi : 06.00 – 14.00

Shift sore : 14.00 – 22.00

(45)

Adapun struktur organisasi dari PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan adalah sebagai berikut: GM RU V HSE Manager Procurment Manager General Afairs Manager Reliability Manager Manager HR Area Manager Keuangan Region IV IT Manager RU V Eng & Dev

Manager Process Eng Section Head Project Eng Section Head Facilty Eng Section Head Energy & Loss Control Section Head TQM Section Head Fire & Insurance Section Head Safety Section Head Environment Section Head Occupational Health Section Head Purchasing Section Head Contract Office Section Head Inventory Section Head Service Transport & Warehoushing Section Head Public Relationship Section Head Security Section Head Legal Section Head Equipment Reliability Section OPS TEAM Plant Reliability Section Senior Manager Operation & Manufacturing Head of HR Service Head of People Development Organitation Development Analyst Head of Industrial Relation Head of Medical Kepala Bagian Kontroler Kabag Akuntansi Kilang Kabag Perbendaharaan Bagian Pengembangan Bagian Operasi Pruduction Manager Manager TA Refinery Planning & Optimization Manager Maintenance Planning & Support Manager Maintenanance Execution Manager

Schedulling & Mat Support SH Equipment Overhead

Section Head Turn Araund Section

Head Oil Movement Section Hydro Skimming Complex Section Laboratory Section Distilling & Wax

Plant Section Utilities Section Hydro Crecking Complex Section Budget and Performance Section Supply Chain and Distribution Section Refinery Planning Section Head Maintenance Area IV Section Head Maintenance Area II Section Head General Maintenance SecMarine Maintenance Area I Section Head Workshop Section Head Maintenance Area

III Section Head Planning and Schedulling Section Electrical and Instrument Eng Section Rotating Equipment Eng Section Head Stationery Engineer Section MANAGER HR REFINERY VP

KEUANGAN REGION IVMAN IT SVP

OPERATION Struktur Organisasi Pertamina

RU V Balikpapan

(46)

Manusia berbeda dengan komponen peralatan atau komponen lainnya, karena manusia merupakan komponen yang memiliki perasaaan, memiliki motif-motif tertentu, dimana setiap orang mempunyai perilaku yang unik. Berdasarkan hal tersebut, dalam penanganan sumber daya manusia diperlukan yang sangat berbeda dari penanganan komponen atau peralatan.

Pada dasarnya terdapat dua komponen yang sangat mempengaruhi proses perilaku manusia, yaitu komponen fisiologis dan komponen psikologis. Komponen fisiologis berkaitan dengan faktor keturunan (genetik), kematangan/kedewasaan, sistem syaraf, dan kelenjar endrokin yang menghasilakan hormon-hormon. Sedangkan komponen psikologis berkaitan dengan persepsi, belajar, dan motivasi.

Motivasi adalah proses psikologis dasar yang mencakup kebutuhan (needs) yang membangkitkan dorongan-dorongan (drives) untuk mencapai tujuan-tujuan (goals). Tidak dapat disangkal bahwa proses motivasi sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini motivasi kerja akan mempengaruhi tingkah laku/ prestasi kerja yang jelas akan berpengaruh terhadap efektivitas sistem dimana manusia itu terlibat didalamnya.

Abraham Maslow mengemukakan bahwa, ada 5 tingkatan kebutuhan manusia yang dikenal

dalam Teori Hirarki Kebutuhan Maslow yaitu: 1. Kebutuhan fisiologis.

Tingkat yang paling dasar dalam Hirarki Kebutuhan Maslow adalah kebutuhan-kebutuhan fisiologis yang secara umum berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan primer. Kebutuhan primer yang termasuk kebutuhan fisiologis adalah makan, minum, tidur, dan seks. Dalam kaitan dengan pekerjaan, upah kerja dapat dianggap sebagai kebutuhan-kebutuhan fisiologis. Menurut teori maslow, kebutuhan-kebutuhan fisiologis harus dipenuhi namun bukan merupakan faktor yang memotivasi kerja. Hanya kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi yang akan memotivasi kerja.

2. Kebutuhan akan keamanan.

Tingkat kedua dari Hirarki Kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan rasa aman terhadap berbagai hal yang dapat mengganggu kelangsungan hidupnya. Sebagai contoh, membentuk serikat pekerja. Peraturan-peraturan yang melindungi pekerja merupakan kebutuhan akan keamanan pekerja.

(47)

Tingkat ketiga dari Hirarki Kebutuhan Maslow adalah kebutuhan untuk memperoleh rasa kasih sayang atau berafiliasasi.

4. Kebutuhan memperoleh penghargaan.

Tingkat ini menunjukan kebutuhan yang lebih tinggi dari manusia. Kebutuhan akan kekuasaan, prestasi dan status dapat dipandang sebagai bagian dari tingkat kebutuhan ini. Maslow secara hati-hati membagi jenis kebutuhan ini kedalam dua bagian yaitu kebutuhan yang didapat dari orang lain dan kebutuhan diri sendiri termasuk otonomi. 5. Kebutuhan aktualisasi diri.

Tingkat ini menggambarkan puncak dari kebutuhan manusia. Orang-orang yang telah memenuhi kebutuhan ini berarti telah mampu merealisasikan semua potensi mereka.

Gambar 3.4 Teori Kebutuhan Maslow

Menurut Maslow, jika kebutuhan fisik seseorang telah terpenuhi makin kebutuhan yang lebih tinggi akan muncul sehingga perlu dipenuhi akan kebutuhan-kebutuhan tersebut. PT Pertamina RU V Balikpapan sejalan dengan teori motivasi kerja yang dipaparkan oleh Abraham Maslow, hal ini terlihat pada:

1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis

Dalam memenuhi kebutuhan fisiologis ini PT. PERTAMINA (Persero) RU V Balikpapan berusaha memberikan yang tebaik bagi karyawannya dalam bidang finansial yang diberikan pada setipa pekerja terdiri dari:

a. Gaji setiap bulan sesuai dengan pangkat dan golongannya. b. Jasa produksi dan uang cuti tahunan.

(48)

keperluan cuti, bagi setiap pekerja mendapat kesempatan cuti selama 12 hari kerja setiap tahunnya dan setiap 3 tahun mendapat cuti besar selama 26 hari kerja. Selain itu juga disediakan Perumahan Pertamina RU V Balikpapan.

Mobil dinas disediakan sebagai alat transportasi bagi staf senior yang dapat digunakan bagi kegiatan operasional. Serta disediakan beberapa bus sebagai sarana bagi para pekerja, tamu maupun alat tranportasi bagi para anak pekerja ke sekolah. Serta disediakan pula sarana lainnya, meliputi:

a. Klinik darurat, terletak di kilang sebagi sarana pertolongan pertama pada kecelakaan kerja.

b. Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB), terletak di Komplek Tegal Katilayu yang juga melayani kesehatan bagi masyarakat umum.

2. Pemenuhan kebutuhan keamanan

Pekerjaan di PT. PERTAMINA (Persero) RU V Balikpapan termasuk resiko tinggi (High Risk) sehingga dalam melakukan pekerjaanya para pekerja wajib untuk menggunakan alat keselamatan kerja. Untuk perangkat kerja dan keselamatan kerja bagi setiap pekerja.

3. Pemenuhan kebutuhan sosial

Sosialisasi antar pekerja dan juga antara pekerja dengan penduduk dijembatani dengan penyediaan sarana olahraga dan gedung pertemuan dan rekreasi. Terdapat gedung pertemuan dan rekreasi yang dimiliki oleh Pertamina RU V Balikpapan, yaitu Gedung Banua Patra. Selain itu, tersedia juga sarana olah raga, diantaranya:

a. Lapangan sepak bola b. Lapangan bola voli

c. Lapangan bulu tangkis dan tenis d. Arena Bowling

e. Lapangan basket f. Kolam renang

Gambar

Gambar 2.1 Monumen Sumur Pertama ”Mathilda”
Gambar 2.2 Lokasi Refinery Unit Pertamina di Seluruh Indonesia
Tabel 2.1 Perkembangan Kilang Minyak PT. Pertamia (Persero) RU V
Gambar 2.3 Perkembangan Logo PT. Pertamina (Persero)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjalankan Aplikasi Sistem Pemilihan Sekolah Bebas Narkoba Dengan Menggunakan Metode SMARTER Dan Oreste ini dibutuhkan beberapa form input dan output yang digunakan

Dan untuk mengendalikan proses agar masih sesuai dengan set point yang diinginkan maka dibutuhkan metode kontrol yang tepat pada sistem pemanasan di heat exchanger. Metode

Dalam penelitian ini metode analisa yang digunakan adalah Taguchi dengan pendekatan ratio signal to noise (RSN) smaller the better untuk mengetahui pengaruh faktor serta menentukan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP dalam menentukan pemilihan dealer Honda terbaik

Tujuan dari penulisan E-jurnal ini untuk mengaplikasikan Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan metode Analitycal Hierachy Proses (AHP) untuk menentukan

Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk merancang suatu sistem pengambilan keputusan dengan menggunakan metode TOPSIS, sehingga dapat membantu calon pembeli

METODE PENELITIAN Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah menyelesaikan analisis aliran daya pada sistem tenaga listrik dan menentukan kondisi aliran daya pada

Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini akan menggunakan metode HOR untuk menacari faktor dominan penyebab keterlambatan pada proyek, kemudian menganalisa respon penanganan