• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN JURNAL Analisis Rancangan Program Pemberian ASI Eksklusif Melalui Strategi Pemasaran Sosial di Puskesmas Padangsari Semarang 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RINGKASAN JURNAL Analisis Rancangan Program Pemberian ASI Eksklusif Melalui Strategi Pemasaran Sosial di Puskesmas Padangsari Semarang 2017"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN JURNAL

Analisis Rancangan Program Pemberian ASI Eksklusif Melalui

Strategi Pemasaran Sosial di Puskesmas Padangsari Semarang 2017

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Pelayanan Kesehatan

Disusun oleh:

Devita Sari

20160301136

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA

(2)

1.1Pendahuluan

Saat ini, Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan kesehatan yang ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB). AKB ialah suatu indikator yang dapat menentukan derajat kesehatan suatu Negara. Menurut WHO (2018), sebanyak 7000 bayi baru lahir di dunia meninggal setiap harinya dan di Indonesia sebanyak 185 bayi per harinya. Di Indonesia kematian anak paling banyak erjadi pada masa baru lahir (neonatal). Dalam kesepakatan Sustainable Development Goals (SDGs) ditargetkan bahwa Angka Kematian Neonatal (AKN) sebesar 12 per 1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita (AKB) sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup. Padahal berdasarkan data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, angka kematian bayi di Indonesia sebesar 22,23 per 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target SDGs.

Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2015, AKB di Jawa Tengah sebesar 10 per 1000 kelahiran hidup. Sejalan dengan hal itu, daa Profil Kesehatan Kota Semarang tahun 2015, angka AKB sebesar 8,38 per 1000 kelahiran hidup. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kematian bayi dan anak, salah satu yang paling berpengaruh yaitu faktor kurang gizi atau gizi buruk. Faktor kurang gizi atau gizi buruk pada bayi dapat dicegah dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) sedini mungkin pada bayi dan secara eksklusif.

Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia hanya sebesar 54,3% sedangkan di Jawa Tengah sebesar 58,9% (Dinkes Jawa Tengah, 2013). Berdasarkan data sub divisi Pemberdayaan Masyarakat dan Gizi Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, cakupan program ASI ekslusif dari tahun 2014 sampai 2016 mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2014 sebesar 7,25%, pada tahun 2015 sebesar 8,44% dan pada tahun 2016 sebesar 12,62%. Di Kota Semarang cakupan program ASI eksklusif paling rendah berada di Puskesmas Bangetayu sebesar 1,06% sedangkan cakupan paling tinggi di Puskesmas Padangsari sebesar 59,79%.

Walaupun Puskesmas Padangsari memiliki cakupan paling tinggi dibandingkan 37 puskesmas se-kota Semarang, tetapi jika dibandingkan dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk program Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu 80%. Cakupan 59,79% masih jauh dari target yang ditetapkan berdasarkan SPM. Puskesmas Padangsari dapat melakukan kegiatan penyuluhan, konseling dan promosi kesehatan untuk meningkatkan cakupan program tersebut.

Kegiatan konseling merupakan cara yang paling efektif dibandingkan kegiatan lain karena dilakukan secara intensif antara 2 orang sehingga pengetahuan yang diberikan dapat diterima langsung oleh masyarakat. Belum ada penentuan secara khusus dalam perencanaan program khususnya ASI eksklusif. Menurut Stoner (2013) mengatakan bahwa organisasi yang telah lama beroperasi dalam suatu lingkungan yang stabil cenderung kehilangan fleksibilitas dan sulit atau bahkan tidak mungkin mengalami perubahan. Seharusnya suatu program harus memiliki perencanaan program yang sesuai dengan lingkungan organisasi.

(3)

Untuk memperoleh hasil yang sesuai maka suatu organisasi harus memiliki strategi dalam pelaksanaan program. Salah satunya yaitu strategi pemasaran sosial. Pemasaran sosial (Social Marketing) adalah suatu proses perencanaan yang sistematis dan strategis yang menggunakan prinsip dan teknik pemasaran, yang dirancang agar masyarakat secara sukarela mengubah perilaku, demi kebaikan dan kepentingan individu serta masyarakat. Dengan demikian sesuai latar belakang masalah di atas perlu dilakukan penelitian dan telaah lebih mengenai rancangan program pemberian ASI eksklusif melalui pendekatan strategi pemasaran sosial di Puskesmas Padangsari.

1.2Metodologi

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan exploratory study. Metode ini digunakan karena peneliti ingin menggali informasi secara mendalam dan jelas. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang sesuai dengan tujuan peneliti. Sampel dalam penelitian ini ialah penanggung jawab program gizi yang terdiri dari 2 orang bidan dan 1 orang tenaga kesehatan gizi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam terhadap informan agar diketahui secara jelas dan mendalam tentang rancangan program ASI eksklusif. Adapun variabel yang akan ditanyakan mengenai faktor lingkungan internal mencakup sumber daya dan faktor lingkungan eksternal mencakup politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi.

Alat yang dipakai untuk mengukur variabel di atas adalah dengan pedoman wawancara yang terdiri dari pedoman wawancara informan utama dan pedoman wawancara informan triangulasi, pedoman observasi dan buku catatan lapangan. Dalam pengambilan data tersebut menggunakan bantuan alat perekam suara (voice recorder) dan alat dokumentasi. Hasil dari penelitian akan dilakukan validasi data agar data yang didapatkan sesuai dengan kenyataan yang ada. Validasi data dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan kepada Kepala Puskesmas Padangsari dan salah satu kader. Triangulasi metode dibantu dengan teknik pengumpulan data tidak hanya wawancara tetapi juga observasi, diskusi dan studi dokumen.

1.3Hasil Penelitian

1. Karakteristik Infoman Penelitian

Karakteristik informan dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan lama bekerja. Usia informan memiliki rentang antara 30 tahun sampai dengan 48 tahun. Empat dari lima informan merupakan perempuan dan satu laki-laki. Lama bekerja informan kurang lebih 1 sampai 10 tahun.

2. Analisis Faktor Lingkungan Internal

Faktor lingkungan internal dalam penelitian ini dilihat dari sumberdaya yang ada di Puskesmas Padangsari, menggunakan 6M yang terdiri dari Man (staf yang ditugaskan untuk menjalankan program), Money (dana yang

(4)

digunakan untuk kegiatan program), Material (bahan-bahan yang digunakan untuk menjalankan program), Metode (prosedur/tata cara dalam menjalankan program), Minute (jangka waktu pelaksanaan kegiatan program) dan Market (sasaran dalam pelaksanaan program). Faktor yang ada di lingkungan internal ini dapat menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh lingkungan organisasi.

Sumber daya manusia di Puskesmas Padangsari yang ditugaskan untuk menjalankan program ASI eksklusif ialah petugas yang bertanggung jawab di bidang gizi yang terdiri dari 2 bidan dan 1 tenaga gizi. Petugas di bidang gizi tersebut juga memiliki tugas lain di luar program gizi sehingga staf memiliki tugas yang tumpang tindih. Dapat disimpulkan staf yang ada di Puskesmas Padangsari tidak sesuai dengan beban kerja yang diberikan.

Dana yang digunakan untuk menjalankan program ASI eksklusif berasal dari dana BOK (Bantuan Operasional Kegiatan). Dana diajukan ketika Lokakarya Mini (Lokmin) sesuai dengan rencana program bidang masing-masing. Material yang digunakan untuk menjalankan program didukung dengan fasilitas yang ada di Puskesmas Padangsari. Fasilitas yang ada cukup lengkap yang terdiri dari buku konseling, lembar balik, boneka bayi, boneka payudara, botol susu penyimpanan ASI, CD tentang ASI eksklusif, LCD dan computer.

Puskesmas Padangsari memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) tersendiri dalam menjalankan program ASI eksklusif tersebut, sehingga staf harus melaksanakannya sesuai SOP yang berlaku. Jangka waktu pelaksanaan program ASI eksklusif selama 1 tahun setelah itu dievaluasi apakah program akan berjalan lagi atau tidak. Program ASI eksklusif mempunyai 2 kegiatan yaitu konseling dan penyuluhan. Penyuluhan ASI eksklusif dilakukan 3 kali dalam setahun yaitu pada kelas ibu hamil yang dilaksanakan di Puskesmas Padangsari dan 3 kali dalam sebulan di posyandu atau pertemuan dengan masyarakat. Sasaran dalam pelaksanaan program ASI eksklusif yaitu ibu hamil dan ibu menyusui.

3. Analisis Faktor Lingkungan Eksternal

Faktor lingkungan ekternal dalam penelitian ini dapat dilihat dari lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi. Faktor yang ada di lingkungan eksternal ini dapat menganalisis peluang dan ancaman dari lingkungan luar organisasi.

Dalam menjalankan program ASI eksklusif secara faktor politik, belum ada perhatian khusus dari pemerintah daerah (Kelurahan, Kecamatan dan Kota) Semarang. Puskesmas Padangsari tetap terus melakukan usaha dengan melakukan pertemuan lintas sektor dalam membantu berjalannya program ini. Dalam faktor ekonomi, dalam menjalankan program ini terdapat bantuan dana dari dana BOK yang dialokasikan untuk transport petugas, bahan penyuluhan, penggandaan materi dan sebagainya.

Dalam faktor sosial budaya, masih banyak masyarakat yang memiliki persepsi yang salah mengenai ASI eksklusif. Persepsi yang salah diantaranya

(5)

yaitu ASI eksklusif tidak memberikan efek yang mengenyangkan, semakin mahal susu formula semakin baik pertumbuhan dan perkembangan anak, pola sambung ASI dengan susu formula dianggap sebagai ASI eksklusif, cara memberikan dan penyimpanan ASI yang benar. Persepsi yang sangat keliru di masyarakat yaitu memberikan ASI dibarengi oleh pemberian pisang atau bubur instan sebelum pada saat anak usia 4 bulan. Padahal ASI eksklusif yaitu ASI yang diberikan oleh ibu kepada anaknya selama 6 bulan berturut-turut dengan tanpa diberikan makan atau minum sedikitpun. Terkait faktor teknologi, belum ada teknologi khusus yang digunakan untuk menjalankan program.

4. Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan pada tahap awal suatu manajemen yaitu perencanaan. Analisis ini digunakan untuk merancang strategi dalam perencanaan program kerja. Dengan menggunakan analisis SWOT dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari program pemberian ASI eksklusif.

Berikut adalah hasil analisis SWOT dengan Matriks IFAS:

No. Strength

1. Memungkinkan bekerja sama dengan bidang lain untuk melakukan kegiatan penyuluhan.

2. Kegiatan program ASI eksklusif yang dilaksanakan adalah penyuluhan dan konseling.

3. Kegiatan konseling bisa dilakukan hampir setiap hari.

4. Fasilitas yang dimiliki yaitu lembar balik, boneka bayi, boneka payudara, CD materi.

5. Tidak ada kendala dalam pengajuan dana untuk program ASI eksklusif. 6. Bisa meminjam alat multimedia seperti LCD, laptop, proyektor. 7. Memiliki SOP dalam menjalankan program.

8. Terdapat berbagai pertemuan antara masyarakat dan Puskesmas Padangsari

9. Adanya Gasurkes (Petugas Surveilans Kesehatan) KIA

No. Weakness

1. Staf untuk menjalankan program hanya ada 3 orang dengan memiliki tugas yang tupang tindih

2. Belum ada kesempatan untuk meningkatkan kompetensi seperti pendidikan dan pelatihan terkait ASI eksklusif

3. Tidak ada ruang konsultasi dan laktasi.

4. SOP dari Kemenkes terkait ASI eksklusif tidak update Berikut adalah hasil analisis SWOT dengan Matriks EFAS:

No. Opportunities

(6)

2. Kelas ibu hamil mendukung penyuluhan ASI eksklusif.

3. Tingkat pendidikan masyarakat Padangsari dan Padalangan didominasi lulusan SLTA, sarjana.

4. Sudah ada indikasi perubahan perilaku.

No. Threats

1. Respon sasaran minim.

2. Terdapat beberapa persepsi yang salah mengenai ASI eksklusif. 3. Penduduk masih memiliki pola pemberian makanan yang kurang tepat

yang dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan sosial

4. Lintas sektor kurang memberikan kontribusi untuk terjun langsung ke masyarakat.

Berdasarkan analisis SWOT dalam program pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Padangsari berada pada kuadran I (2,7;2,6) yang memiliki posisi agresif. Sesuai hasil tersebut, puskesmas dapat melakukan strategi yaitu berupa Gerakan Kampanye ASI Eksklusif.

5. Alternatif Rancangan Program melalui Strategi Pemasaran Sosial

Strategi pemasaran sosial atau Social Marketing oleh Kotler dikombinasikan oleh Gerakan Kampanye ASI Eksklusif dengan langkah berikut:

1) Menentukan Masalah, Tujuan dan Fokus

Masalah utamanya yaitu ibu muda yang belum memberikan perhatian lebih kepada ASI eksklusif, sebenarnya mereka tahu bahwa bekerja bukan penghalang dari pemberian ASI eksklusif tetapi pada kenyataannya mereka tidak memberikan ASI eksklusif karena sibuk. Jadi, tujuan utama kampanye yaitu perubahan perilaku ibu muda yang menyusui menggunakan susu formula kembali ke ASI.

2) Analisis Situasi

Berdasarkan analisis SWOT didapatkan bahwa Puskesmas Padangsari berada pada posisi kuadran I yang memiliki posisi agresif.

3) Profil Target Sasaran

Target sasaran Gerakan Kampanye ASI Eksklusif ialah ibu hamil dan ibu menyusui, serta keluarga terdekat si ibu (ayah, nenek) yang mendukung pemberian ASI eksklusif.

4) Target Pasar dan Tujuan (Goals)

Dapat disimpulkan target pasar dari Gerakan Kampanye ASI Eksklusif ialah ibu hamil dan ibu menyusui serta keluarga terdekat, dengan tujuan (goals) yaitu perubahan perilaku ibu muda untuk mengganti susu formula dengan ASI eksklusif.

5) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Adopsi

Faktor yang dapat mempengaruhi itu ada 3 perubahan, yaitu knowledge objective (perubahan pengetahuan) ialah diharapkan si ibu dapat

(7)

mengetahui secara jelas tentang ASI eksklusif. Behavior objective (perubahan sikap) ialah diharapkan si ibu dapat menghilangkan sikap memberi makanan pendamping sebelum anak berusia 6 bulan. Belief objective (keyakinan) ialah diharapkan puskesmas membantu permasalahan yang dirasakan oleh ibu.

6) Merangkai Pernyataan Penempatan (Positioning)

Positioning yang dapat diterapkan pada Gerakan Kampanye ASI Eksklusif yaitu nutrisi ASI yang terbaik dan gratis.

7) Pengembangan Strategi Marketing Mix : 4Ps

Dengan positioning di atas dapat diterapkan dalam strategi marketing, product berupa ASI eksklusif, price dari ASI eksklusif yaitu sangat terjangkau dan tidak berbayar, place berupa petugas puskesmas mendatangi lokasi sasaran dan promotion menggunakan media sesuai dengan sasaran. 8) Perencanaan Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dari Gerakan Kampanye ASI Eksklusif harus dipikirkan saat perencanaan awal, monitoring dapat berupa pemberian angket, lembar kritik, absensi dan cakupan.

9) Pembiayaan

Pembiayaan pada Gerakan Kampanye ASI Eksklusif harus disesuaikan dengan keadaan Puskesmas Padangsari dan harus sesuai tujuan yang sudah ditetapkan,

10) Melengkapi Rencana Implementasi dan Manajemen Kampanye Tahap terakhir yaiu pelaksanaan Gerakan Kampanye ASI Eksklusif, kampanye dapat dilakukan saat penyuluhan atau kelas ibu hamil. Rencana implementasi dan manajemen kampanye ini bertujua mengubah strategi pemasaran menjadi sebuah tindakan bagi mereka yang terlibat.

1.4Kesimpulan dan Saran

1. Faktor yang ada di lingkungan internal dapat menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh lingkungan organisasi.

2. Faktor yang ada di lingkungan eksternal dapat menganalisis peluang dan ancaman dari lingkungan luar organisasi.

3. Sesuai dengan analisis SWOT dalam program pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Padangsari berada pada kuadran I (2,7;2,6) yang memiliki posisi agresif

4. Strategi yang dapat dilakukan yaitu Gerakan Kampanye ASI Eksklusif yang dianalisis dengan Strategi pemasaran sosial atau Social Marketing oleh Kotler. 1.5Alternatif yang bisa diambil untuk penelitian

Dapat disimpulkan dalam menjalankan program puskesmas tidak melakukan pemasaran sehingga program tersebut tidak banyak diketahui oleh masyarakat.

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran sosial program apa saja yang dijalankan oleh puskesmas.

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan alat ukur skala dukungan sosial suami dan skala kepercayaan diri ibu dalam

adalah menganalisis faktor yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI Eksklusif bayi usia 0-6 bulan pada ibu bekerja di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak

Populasi penelitian adalah Ibu menyusui yang mempunyai bayi umur 7-12 bulan di Puskesmas Pegandan semarang sebesar 407 dengan sampel penelitian sebanyak 77 ibu bayi umur

faktor internal dan eksternal ibu terhadap pemberian MP-ASI dini pada bayi usia< 6 bulan di wilayah kerja puskesmas Barusjahe Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.. Giri,

Penelitian ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian asi eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja puskesmas Lubuk

adalah faktor resiko apakah yang berpengaruh dalam pemberian ASI eksklusif di. UPT Puskesmas Warungpring

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian ASI eksklusif pada bayi 6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nabire Kota Kabupaten Nabire.. Skripsi Fakultas Kesehatan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir Kecamatan