• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PORTOFOLIO TERHADAP EKSPECTED RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PORTOFOLIO TERHADAP EKSPECTED RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PORTOFOLIO TERHADAP

EKSPECTED RETURN

DAN RISIKO

SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL

Zulfa Yunita

[email protected] Triyonowati

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

This research is meant to find out whether is implementation of portfolio has an influence to the stocks risk and expected return. The object of the research is all LQ 45 companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange and the companies which are distributed their dividend in 2011, i.e.: PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Semen Gresik (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Based on the analysis and the discussion 3 stocks whick included in optimum portfoliosare achieved from 5 stocks which are analyzed by using single index modeli.e.: PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) since these stocks’ ERB rate similiar or bigger than their Ci rate. On the other hand, the stocks which their ERB rate is smaller than their Ci rate indicated that these stocks cannot form optimum portfolios. PT. Bank mandiri (Persero) Tbk (BMRI) and PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) stocks which their ERB rates are smaller than their Ci rate indicate that their stocks cannot form optimum portfolio.

Keywords: portfolio, expected return, single index and stocks.

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan portofolio berpengaruh terhadap expected return dan risiko saham. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan yang membagikan dividen pada tahun 2011 antara lain PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Semen Gersik (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Berdasarkan analisa dan pembahasan dengan menggunakan Model Indeks Tunggal maka 5 dari saham yang dianalisis diperoleh 3 saham yang termasuk dalam portofolio optimalyaitu PT. Semen Gersero (Persero) Tbk (SMGR), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) karena saham-saham tersebut mempunyai nilai ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai Ci-nya.

Sebaliknya saham yang nilai ERB-nya lebih kecil dari pada nilai Ci-nya menandakan bahwa saham

tersebut tidak dapat membentuk portofolio optimal.Untuk saham PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang nilai ERB-nya lebih kecil dari nilai Ci-nya menandakan saham tersebut tidak dapat membentuk portofolio optimal.

Kata kunci: portofolio, expected return, indeks tunggal dan saham.

PENDAHULUAN

Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat dielakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin berkembang. Perekonomian Indonesia juga mengalami peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar Modal Indonesia. Kemandirian Pasar Modal di Indonesia baru terjadi pada pertengahan tahun 1970, dan terus mengalami perkembangan seiring dikeluarkannya paket-paket deregulasi oleh pemerintah untuk menumbuhkan minat yang tinggi pada emiten dan investor dalam memanfaatkan Pasar Modal sebagai salah satu sumber pembiayaan dan sarana investasi. Selain itu Pasar Modal juga berperan dalam pemerataan sosial dengan memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk ikut menikmati keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan melalui kepemilikan saham.

(2)

Dalam berinvestasi, investor telah merelakan konsumsi atas sejumlah dana yang mereka miliki saat ini untuk ditukar dengan aset-aset investasi (Jones, 2004). Kerelaan yang diberikan para investor ini berimbal hasil pada kemungkinan akan satu atau lebih keuntungan yang bersifat finansial. Pada saham contohnya, investor pemegang instrumen investasi ini bisa mendapatkan dua bentuk keuntungan finansial, dividen (bagi investor

yang menginginkan mendapatkan hak kepemilikan atas perusahaan) dan capital gain (bagi

investor yang lebih menginginkan keuntungan cepat).

Dalam pemilihan saham-saham yang akan dimasukkan dalam portofolio, seorang investor seorang investor seharusnya menghindari naluri spekulasi, karena tidak semua saham akan dapat membentuk portofolio yang baik yaitu portofolio yang memberikan tingkat keuntngan yang besar, dengan risiko yang sama atau memberikan risiko terkecil dengan tingkat keuntungan yang sama. Pada hakekatnya pembentukan portofolio adalah mengalokasikan dana pada berbagai alternatif investasi, sehinnga risiko investasi (secara keseluruhan) akan dapat dikurangi (diminimumkan).

Dalam menganalisis dan menghitung portofolio suatu saham salah satunya dengan menggunakan metode indeks tunggal. Metode indeks tunggal merupakan penyederhanaan analisis portofolio, yang berkaitan dengan jumlah dan jenis input atau data, serta prosedur analisis untuk menentukan portofolio yang optimal.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana membentuk portofolio optimal yang menghasilkan expected return maksimal dan risiko saham minimal dengan menggunakan model indeks tunggal pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2011.

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pasar Modal

Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan Tampubolon (2005:6) mendefinisikan pasar modal adalah tempat pertemuan antara pencari dana dan penanam modal untuk melaksanakan transaksi. Di pasar modal dilakukan transaksi jual beli antara lain seperti saham dan obligasi yang diukur jangka waktunya dari waktu kewaktu atas modal yang diperjual belikan.

Investasi

Menurut Tandelilin (2006:6), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang. Sedangkan menurut Sunariyah (2006:4), investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama, dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Tujuan investasi menurut Tandelilin (2006:4) secara luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan disini adalah kesejahteraan moneter, yang dapat diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang. Untuk mengambil keputusan dalam proses investasi diperlikan langkah-langkah sebagai berikut: (a) menentukan kebijakan investasi; (b) analisis sekuritas; (c) pembentukan portofolio; (d) melakukan revisi portofolio; (e) evaluasi kinerja portofolio.

(3)

Saham

Saham adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang memberikan penghasilan tidak tetap. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam bentuk dividen dan dividen ini akan dibagikan kepada pemegang saham apabila perusahaan memperoleh keuntungan (Sutrisno, 2009:114). Sedangkan menurut Tampubolon (2005:138) saham adalah sumber keuangan perusahaan yang berasal dari pemilik perusahaan dan merupakan bukti kepemilikan atas perusahaan oleh pemegangnyaserta surat berharga yang dapat diperdagangkan dipasar bursa. Tandelilin (2006:18) saham merupakan bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (emiten). Jenis-jenis saham yang diperdagangkan dipasar modal menurut Martono dan Harjito (2002:41) adalah: (a) saham preferen; (b) saham biasa. Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham, Tandelilin (2006:124) yaitu dividen dan

capital gains.

Konsep Returndan Risiko Saham

Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan dari investasi. Return

ini dibedakan menjadi (Husnan, 2005:21) actual return dan expected return. Menurut Jogianto (2004:110) sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu capital gain (loss)

dan yield. Sedangkan risiko merupakan suatu kemungkinan perbedaan antara return aktual

yang diterima dengan return yang diharapkan semakin besar kemungkinan perbedaannya,

berarti semakin besar risiko investasi tersebut (Tandelilin, 2006:48). Menurut Tandelilin (2001:48) beberapa jenis risiko investasi yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangakan dalam membuat keputusan investasi, adalah: (a) risiko suku bunga; (b) risiko pasar; (c) risiko inflasi; (d) risiko bisnis; (e) risiko finansial; (f) risiko likuiditas; (g) risiko nilai tukar mata uang; (h) risiko negara.

Teori Portofolio

Teori portofolio dipelopori oleh Harry Markowitz pada tahun 1956 yang merupakan aspek terpenting dalam investasi. Portofolio menggambarkan kepemilikan dari pada instrumen investasi yang disusun dengan perencanaan yang matang untuk pencapaian hasil optimal melalui penyebaran risk. Portofolio dipilih atas dasar struktural penilaian investasi dan tujuan investasi suatu portofolio dibentuk guna memanfaatkan secara optimal situasi dan kondisi yang didasarkan pada pertimbangan risiko dan keuntungan. Portofolio merupakan sekumpulan investasi yang menyangkut identifikasi saham-saham mana yang akan dipilih dan menentukn proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham tersebut (Husnan, 2005:49). Menurut Sunariyah (2004:194) portofolio adalah serangkaian kombinasi beberapa aktivitas yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor baik perorangan maupun lembaga.

Indeks Tunggal

Model Indeks Tunggal didasarkan pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusuas dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Kebalikannya yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami

penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa return-return dari sekuritas mungkin

berkorelasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan nilai pasar

(Jogiyanto, 2004:119). Selain hasil dari model indeks tunggal dapat digunakan sebagai input analisis portofolio, model indeks tunggal dapat juga digunakan secara langsung untuk

(4)

analisis portofolio. Analisis portofolio menyangkut perhitungan return ekspektasi portofolio dan risiko portofolio.

Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks

Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimaksudkan kedalam portofolio optimal tersebut.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan yang masuk dalam LQ 45 tahun 2011, (2) saham perusahaan LQ 45 yang aktif dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011, (3) perusahaan LQ 45 dengan laporan keuangan yang dinyatakan dalam rupiah tahun 2011, (4) perusahaan LQ 45 yang membagikan dividen pada tahun 2011.

Variabel dan Definisi Operasional Variabel Analisis Portofolio Model Indeks Tunggal

a. Menghitung Tingkat Keuntugan Masing-masing Saham (Rit)

Tingkat keuntungan masing-masing saham (Rit) merupakan keuntungan saham yang

berasal dari perubahan harga saham dan pembagian dividen, berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahan-perubahan nilai pasar.

b. Menghitung Koefisien Alpha (α) dan Beta (β)

Menghitung koefisien alpha (α) dan beta (β) adalah memperkirakan apa yang akan terjadi dengan suatu variabel apabila variabel lain berubah.

c. Menghitung Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan (expected return)

Menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut.

d. Menghitung Tingkat Risiko

Menghitung tingkat risiko merupakan mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya.

e. Menghitungexcess return to beta (ERB)

Menghitung excess return to beta (ERB) merupakan selisih keuntngan ekspektasi dengan keuntungan aktiva bebas risiko atau mengukur kelebihan keuntungan relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasi yang diukur dengan beta.

f. Menentukan Tingkat Pembatas Saham atau cut off point (C*)

Tingkat pembatas saham atau cut off point (C*) merupakan batasan untuk memisahkan saham-saham mana saja yang akan dimasukkan didalam pembentukan portofolio optimal.

g. Menentukan Proporsi Masing-masing Saham

Menentukan proporsi masing-masing saham merupakan tiap-tiap saham yang diproporsikan kedalam poetofolio optimal.

h. Menghitung Beta Portofolio (βp)

Menghitung beta portofolio (βp) merupakan rata-rata dari beta saham individu. i. Menghitung Alpha Portofolio (αp)

(5)

j. Menghitung Keuntungan Ekspektasi Portofolio (E(Rp))

Menghitung keuntungan ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari keuntungan ekspektasi dari tiap-tiap saham tunggal didalam portofolio.

k. Menghitung Risiko Portofolio (σp2)

Menghitung risiko portofolio merupakan risiko yang berhubungan dengan pasar (market

related risk) dan risiko unik (unique risk). Dengan memasukkan karakteristik beta portofolio.

Portofolio Optimal

Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensiinvestor bersangkutan terhadap keuntungan maupun terhadap risiko yang ditanggungnya. Penentuan portofolio optimal

dengan menentukan rasio antara akses return dengan beta (ERB) yang memperbandingkan

antara tingkat keuntungan dengan beta. Risiko ini akan menentukan mana yang masuk dalam portofolio optimal, meskipun begitu diperlukan pembatas (cut off point atau C*) untuk menentukan mana yang masuk dalam portofolio optimal dan saham dengan nilai ERB lebih besar atau sama dengan ERB di titik C* itulah portofolio optimal.Setelah sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal maka dapat ditentukan beberapa proporsi dana yang akan diinvestasikan dalam portofolio optimal yang didasarkan dari nilai tingkat keuntungan portofolio dengan tingkat keuntungan pasar.

Risiko Portofolio

Risiko investasi merupakan kemungkinan perbedaan antara keuntungan aktual yang diterima dengan keuntungan yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaan, berarti semakin besar keuntungan risiko investasi tersebut.

Investasi saham mempunyai risiko paling tinggi dibandingkan dengan investasi pada sekurutas lain. Dengan risiko yang minimal diharapkan investor menerima pendapat tertentu. Risiko dapat dihitung dengan menggunakan: (a) risiko sekuritas (varian return), (b) risiko unik tiap-tiap perusahaan (unique risk), (c) risiko portofolio.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam hal menghitung portofolio adalah rumus yang diambil dari Jogiyanto (2004:231) dengan tahap perhitungan sebagai berikut:

1. Menghitung tingkat keuntungan masing-masing saham

1 -t t 1 -t t it

P

D

)

P

(P

R

Dimana :

Rit : Tingkat keuntungan saham i pada periode t. Pt : Harga saham i pada periode t.

Pt-1 : Harga saham periode sebelumnya. Dt : Deviden saham periode terakhir.

2. Menghitung koefisien α dan β

2 2

X)

(

X

n

Y

X

XY

n.

β

n

X

β

Y

α

(6)

Dimana :

n : Jumlah periode

X : Indeks keuntungan pasar Y : Tingkat keuntungan saham β : Beta saham i

α : Alpha saham i

3. Tingkat keuntungan ekspektasi (Expected Return) E(Ri) = αi + βi.E(Rm)

Dimana:

E(Ri) : Tingkat keuntungan ekspektasi dari saham i

Αi : Alpha saham i

Βi : Beta saham i

E(Rm) : Tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar.

4. Menghitung tingkat risiko

a. Menghitung tingkat risiko pasar (σm2)

1

n

)

E(R

R

σ

2 m m 2 m Dimana:

σm2 : Varian dan keuntungan pasar

Rm : Keuntungan pasar

E(Rm) : Tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar. b. Menentukan varian dari kesalahan residu (σei2)

1

n

0)

E(e

σ

2 i 2 ei Dimana:

σei2 : Varian dari kesalahan residu sekuritas ke-I yang juga merupakan risiko unik Jadi total risiko adalah:

σi2 =βi2. σm2 + σei2

5. Menghitung excess return on beta (ERB)

i BR i

β

R

)

E(R

ERBi

Dimana:

ERB : Excess return to beta

E(Ri) : Tingkat keuntungan yanhg diharapkan dari saham i Βi : Beta saham i

RBR : Return aktiva bebas risiko

6. Menentukan tingkat pembatas saham atau cut off point (C*)

Sebelum diurutkan saham-saham berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. Nilai ERB terbesar dari tiap-tiap masuk dalam dalam portofolio optimal.

2 ei i BR i

σ

β

R

)

E(R

Ai

(7)

Dan 2 ei 2 i

σ

β

βi

i 1 j j m i 1 j j m

B

2

σ

1

A

2

σ

Ci

7. Menghitung beta portofolio

C*)

(ERB

σ

β

Zi

2 ei i k 1 j i

Zj

Z

Wi

Dimana:

Wi : Proporsi sekuritas ke-i

K : Jumlah sekuritas di portofolio optimal

Βi : Beta sekuritas ke-i

2 ei

σ

:Variasi dari kesalahan residu sekuritas ke-i

ERBi : Excess return to beta sekuritas ke-i

C* : Nilai cut off point yang merupakan nilai Ci terbesar

8. Menghitung beta portofolio

n 1 i i i p

W

β

Dimana: p

β

: Beta portofolio n 1 i i i

W

: Rata-rata alpha saham individu

9. Menghitung alpha portofolio

n 1 i i i p

W

α

Dimana: p

α

: Alpha portofolio n 1 i i i

W

: Rata-rata alpha saham individu

10. Menghitung keuntungan ekspektasi portofolio

E(Rp) =

α

p+

β

p.E(Rm)

Dimana:

E(Rp) : Tingkat keuntungan ekspektasi dari portofolio

p

α

: Alpha portofolio

p

(8)

11. Menghitung risiko portofolio 2 n 1 i ei i 2 m 2 p 2 p

β

(

W

)

σ

Dimana 2 p

σ

: Risiko fortofolio 2 m 2 p

β

: Risiko yang berhubungan dengan pasar

i

W

: Besarnya proporsi saham ke-i

ei

σ

: Risiko unik

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis portofolio dengan model indeks tunggal untuk mengetahui bagaimana membentuk portofolio optimal yang menghasilkan ekspected return maksimal dan risiko saham minimal. Penulis mengambil 5 saham dari perusahaan LQ45 tahun 2011. Perusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan saham perusahaan termasuk kategori blue chip stock. Data yang diperlukan adalah data harga saham bulanan, dividen saham bulanan, indeks harga saham gabungan tiap bulan dan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia periode bulan Januari sampai Desember tahun 2011. Adapun proses perhitungan portofolio optimal dengan model indeks tunggal secara bertahap adalah :

Perhitungan Tingkat Keuntungan dan Risiko Masing-masing Saham

Perhitungan tingkat keuntungan masing-masing saham atau return menggunakan rumus 1 -t t 1 -t t it

P

D

P

P

R

Tabel 1

Perhitungan Indeks Keuntungan Pasar Periode ke-t (Rmt) Berdasarkan IHSG Periode Tahun 2011

BULAN Tahun 2011 IHSG Rmt Desember 2010 3703.512 - Januari 3409.167 -0.0795 Februari 3470.348 0.0179 Maret 3678.674 0.0600 April 3819.618 0.0383 Mei 3836.967 0.0045 Juni 3888.569 0.0134 Juli 4130.800 0.0623 Agustus 3841.731 -0.0700 September 3549.032 -0.0762 Oktober 3790.847 0.0681 November 3716.080 -0.0197 Desember 3821.992 0.0285 Jumlah / Rm Rata-rata / E(Rm) 0.0476 0.0040

Tabel 1 merupakan perhitungan indeks keuntungan pasar (Rmt) menggunakan rumus:

1 -t 1 -t t m t

IHSG

IHSG

IHSG

R

(9)

3703.512

3703.512

-3409.167

R

mt = -0.0795 (dan seterusnya)

Pada perhitungan Indeks Keuntungan Pasar diperoleh E(Rm) sebesar 0.0040 dan E(Rm) merupakan rata-rata dari Rmt.

Tabel 2

Daftar Alpha, Beta, dan E(Ri) Masing-masing saham

No. Nama Saham αi βi E(Ri)

1 INDF 0.0265 -0.1908 0.0257

2 SMGR 0.0299 -0.0317 0.0298

3 BMRI 0.0221 0.0449 0.0223

4 UNVR 0.0491 -0.3449 0.0477

5 TLKM 0.0447 -0.1030 0.0443

Untuk menentukan beasrnya alpha (α) dan beta (β), Masing-masing saham menggunakan

rumus 2 2

X

X

n

Y

X

-XY

n.

β

dan rumus

n

X

β

-Y

α

2

0.0476

12.0,0323

091

0,0476.0,3

)

0049

,

0

-(

12

β

= -0.1908 (dan seterusnya)

12

0476

,

0

.

1908

,

0

3091

,

0

α

= 0.0265 (dan seterusnya)

Tingkat keuntungan dari indeks pasar (Rm) yang didasarkan pada saat indeks harga

saham gabungan untuk menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing

saham atau Ekspected Return menggunakan rumus :

E(Ri) = αi +βi.E(Rm)

E(Ri) = 0,0265 +(-0,1908) . 0,0040 = 0.0257 (dan seterusnya)

Dengan melihat kedua tabel diatas (tabel 1 dan tabel 2) dapat dijelaskan sebagai

berikut : bahwa Rm yang dihasilkan sebesar 0.0476merupakan keuntungan dari indeks pasar

yang berhubungan dengan βi. Beta i adalah sensitifitas keuangan suatu sekuritas terhadap keuntungan pasar. Besar beta biasanya ditetapkan sebesar 1. βi diatas 1 berarti mempunyai sifat yang rentan atau sensitif terhadap perubahan pasar. Dari tabel diatas terlihat bahwa tidak ada saham-saham yang bernilai β lebih besar dari 1, artinya perusahaan-perusahaan tersebut diatas tidak rentan terhadap perubahan kondisi pasar. Sebaliknya saham yang bernilai β kurang dari satu akan mengakibatkan perubahan return dan sekuritas tersebut dengan arah yang berlawanan.

Dari kelima perusahaan sampel tersebut diatas, semua perusahaan mempunyai β < 1 dan yang paling rendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu sebesar -0.3449. Ini berarti saham PT. Unilever Indonesia Tbk mempunyai risiko pasar dibawah rata-rata dan kurang

(10)

sensitif terhadap pengaruh pasar atau pengaruh kondisi ekonomi pada umumnya apabila dibandingkan dengan keuntungan pasar yang mempunyai nilai beta bernilai 1.

Setelah diketahui pasar alpha dan beta saham dapat dihitung berapa besar tingkat keuntungan yang diharapkan (E(Ri)) oleh tiap saham, dengan memasukkan rata-rata keuntungan pasar (E(Ri)). Tingkat keuntungan yang diharapkan (E(Ri)) pada tabel diatas rata-rata mempunyai nilai positif. Paling tinggi tingkat keuntungannya adalah saham PT. Unilever Indonesia Tbk yang berarti dapat memberikan keuntungan pada pemegang sahamnya. Dan yang paling rendah adalah PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk meskipun demikian masih bernilai positif yang berarti dapat mendatangkan keuntungan bagi pemegang sahamnya.

Untuk memperoleh portofolio yang optimal diperlukan saham yang rata-rata tingkat keuntungan yang diharapkan bernilai positif.

Saham yang bernilai (E(Ri)) diatas (E(Rm)) maka saham tersebut merupakan saham yang dapat memberikan keuntungan bagi pemegang sahamnya. Dari ke lima sampel diatas mempunyai nilai E(Ri) diatas nilai E(Rm) itu berarti semua perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang sahamnya.

Selanjutnya adalah menghitung risiko (varian return) sekuritas (σm2) dihitung dengan menggunakan rumus 2 2 m m 2 m

1

n

R

E

R

σ

dan varian dari kesalahan residu (σei2)

dihitung menggunakan rumus

1

-n

0

e

E

σ

2 i 2 ei

Varian keuntungan pasar (σm2) dan varian keuntungan residu (σei2) digunakan untuk menghitung tingkat risiko tiap-tiap sekuritas saham (σi), dapat dihitung dengan menggunakan rumus σi2 = βi2.σm2 + σei2. Hasil perhitungan varian keuntungan pasar (σm2), varian dari kesalahan residu (σei2) dan tingkat risiko saham (σi2) untuk masing-masing saham disajikan juga pada tabel berikut :

Tabel 3

Varian Pasar (σm2), Varian Kesalahan Residu (σei2) dan Tingkat Risiko Masing-masing Sekuritas (σi2)

No. Nama Saham σm2 σei2 σi2

1 INDF 0.0027 0.0002 0.0173

2 SMGR 0.0027 0.0003 0.0174

3 BMRI 0.0027 0.0003 0.0175

4 UNVR 0.0027 0.0001 0.0205

5 TLKM 0.0027 0.0002 0.0151

Tampak bahwa varian keuntungan pasar (σm2) diperoleh sebesar 0.0027, jumlah ini berlaku pada semua saham dan berlaku dalam periode penelitian karena dalam periode penelitian keadaan varian keuntungan pasar adalah tetap.

Risiko unik (σei2) adalah varian dari kesalahan residu yang menunjukkan besarnya risiko tidak sistematis yang unik terjadi di dalam perusahaan. Risiko unik paling tinggi terdapat pada saham PT.Semen Gresik (Persero) Tbk dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 0.0003, perusahaan yang memiliki risiko paling rendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 0.0001, risiko unik ini merupakan risiko perusahaan yang tidak sistematis.

(11)

Selanjutnya adalah menghitung risiko (varian return) sekuritas (σi2). Risiko yang dihitung terdiri dari dua bagian yaitu berhubungan dengan risiko pasar (market related risk) dan risiko unik perusahaan. Dari hasil perhitungan risiko untuk masing-masing saham diperoleh risiko saham rata-rata dibawah 1. Saham dengan risiko tertinggi terdapat pada saham PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 0.0205. Rata-rata seluruh saham yang diteliti diatas memiliki risiko dibawah 1, ini berarti saham tersebut mempunyai risiko yang kecil disamping juga tingkat keuntungan yang kecil.

Perhitungan Keuntungan Aktiva Bebas Risiko

Aktiva bebas risiko (RBR) adalah aktiva yang mempunyaikeuntungan ekspektasi tertentu dengan varian keuntungan (risiko) yang sama dengan nol.

Tabel 4

Perhitungan Return Bebas Risiko Periode (12 Bulan) Tahun 2011

Dalam hal ini aktiva bebas risiko yang digunakan adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) antara bulan Januari sampai Desember tahun 2011. Dari hasil perhitungan diatas diperoleh bahwa keuntungan bebas risikonya sebesar 0.0658. Hasil dari perhitungan RBR ini digunakan untuk menghitung Excess Return to Beta Ratio (ERB).

RBR dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh return bebas risiko selama 12 bulan, serta dirata-ratakan, dan hasilnya dibagi 100.

Perhitungan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal

Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan menjadi lebih muda apabila didasarkan pada satu buah angka yaitu rasio antara excess return to beta atau ERB. Angka ini menunjukkan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan kedalam portofolio optimal atau tidak. Rasio ERBi ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu keuntungan dan risiko. Portofolio optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Sedangkan nilai rasio yang rendah tidak termasuk dalam portofolio optimal.

Untuk menghitung ERBi masing-masing saham ke-i digunakan rumus :

i BR i i

β

R

R

E

ERB

Bulan Tahun 2011 Januari 6.50 Februari 6.75 Maret 6.75 April 6.75 Mei 6.75 Juni 6.75 Juli 6.75 Agustus 6.75 September 6.75 Oktober 6.50 November 6.00 Desember 6.00 Jumlah 79.00 Rata-rata 6.5833 RBR 0.0658

(12)

0.1908

-0658

.

0

0257

.

0

ERB

i = 0.2102(dan seterusnya)

Nilai ERBi yang tinggi adalah saham PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR) sebesar 1.1356, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebesar 0.2102, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar 0.2087, PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 0.0525, PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar -0.9688.

Tabel 5

Urutan ERBi, Perhitungan Nilai Ci dan Batas Optimal (C*)

Nama

Saham E(Ri) ERBi Ai Bi Ci

SMGR 0.0298 1.1356 3.8040 3.3496 0.0102

INDF 0.0257 0.2102 38.2554 182.0232 0.0757

TLKM 0.0443 0.2087 11.0725 53.0450 0.0872

UNVR 0.0477 0.0525 62.4269 1189.5601 0.0642

BMRI 0.0223 -0.9688 -6.5105 6.7200 0.0604

Langkah selanjutnya adalah mengurutkan saham berdasarkan nilai ERB terbesar ke ERB yang terkecil.

Untuk menghitung nilai Ai dengan rumus 2

i e i BR i i

σ

β

R

R

E

A

 Perhitungan Ai saham PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR)

0.0003

0317

.

0

0628

.

0

0298

.

0

A

i = 3.8040 (dan seterusnya)

Untuk menghitung nilai Bi dengan rumus 2

i e 2 i i

σ

β

B

 Perhitungan Bi saham PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR)

0.0003

0.0317

-B

2 i = 3.3496 (dan seterusnya)

Untuk menentukan nilai C* atau pembatas menggunakan rumus i

1 j j B 2 m 1 1 j j 2 m i

σ

1

A

σ

C

 Perhitungan Ci saham PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR)

496

0,0027.3,3

1

040

0,0027.3.8

C

i = 0.0102 (dan seterusnya)

(13)

Saham yang membentuk portofolio yang optimal adalah saham yang memiliki ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai Ci-nya. Sebaliknya saham yang nilai ERBnya lebih kecil dari pada Ci-nya tidak termasuk dalam portofolio optimal. Nilai Ci ini tidak untuk menentukan nilai cut off point atau C*. Nilai C* adalah nilai Ci terakhir dimana nilai ERB masih lebih besar sama dengan nilai Ci. Perhitungan nilai Ci ini disajikan dalam tabel 5. Pada tabel 5 dapat dilihat saham-saham mana saja yang nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai Ci. Nilai C* adalah sebesar 0.0872 yaitu adalah saham untuk PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai ERB sebesar 0.2087. Nilai ERB selanjutnya adalah 0.0525 untuk saham PT. Unilever Indonesia TBK (UNVR) dengan nilai Ci sebesar 0.0642 sudah tidak termasuk portofolio optimal dan juga saham untuk PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan nilai ERB sebesar -0.9688 dan nilai Ci sebesar 0.0604 maka saham ini juga tidak termasuk dalam portofolio yang optimal. Jadi saham-saham yang termasuk portofolio optimal adalah PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai ERB diatas nilai C*.

Proporsi Masing-masing Saham

Setelah diperoleh saham yang membentuk portofolio optimal, langkah selanjutnya adalah menentukan besarnya proporsi dari masing-masing saham yang membentuk portofolio optimal. Diantaranya adalah besarnya proporsi untuk saham ke-i dengan

menggunakan rumus k 1 j i i

Zj

Z

W

dengan nilai Zi sebesar

ERB

C

*

σ

β

Z

2 ei i i

 Perhitungan proporsi saham PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR)

0.0872

-1,1356

0.0003

0.0317

-Z

i = -110.7809 (dan seterusnya)

290,6954

-110,7809

-W

i = 0.3811 = 38.11% (dan seterusnya)

Hasil dari perhitungan proporsi dari masing-masing sekuritas tersebut di dalam portofolio optimal ini disajikan dalam tabel 6.

Tabel 6

Proporsi Masing-masing Saham Portofolio Optimal

No. Nama Saham Zi Wi Wi(%)

k 1 i i

W

1 SMGR -110.7809 0.3811 38.11 0.3811 2 INDF -117.3420 0.4036 40.36 0.7847 3 TLKM -62.5725 0.2152 21.52 0.9999 Total -290.6954 0.9999 100 2.1657

Dari tabel 6 investor yang ingin menanamkan sejumlah dana investasi dapat melihat jumlah proporsi masing-masing saham dalam portofolio optimal yang ditawarkan. Terdapat saham yang tertinggi yaitu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebesar 0.4036 dengan tingkat prosentase 40.36%. Sedangkan untuk jumlah proporsi masing-masing saham yang

(14)

terendah yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar 0.2152 dengan tingkat prosentase 21.52%.

Tingkat Keuntungan Portofolio (R(Rp))

Tingkat keuntungan portofolio dengan proporsi yang telah didapat pada tabel 6 ditunjukkan dalam tabel 7. Tingkat keuntungan portofolio disajikan bersama Beta portofolio (βp) dan Alpha portofolio (αp).

Tabel 7

Hasil Perhitungan Expected Return Portofolio No Nama saham k 1 i i

W

βi βp αi αp E(Rm) E(Rp)

1 2 3 SMGR INDF TLKM 0.3811 0.7847 0.9999 -0.0317 -0.1908 -0.1030 -0.0121 -0.1497 -0.1030 0.0299 0.0265 0.0447 0.0114 0.0208 0.0447 0.0040 0.0040 0.0040 0.0113 0.0202 0.0443 Total 2.8030 -0.2648 0.0769 0.0758

Untuk menentukan besarnya beta portofolio (βp) dan Alpha portofolio (αp)

masing-masing saham optimal menggunakan rumus i

n 1 i i p

W

β

dan rumus i n 1 i i p

W

α

0317 . 0 3811 . 0 βp = -0.0121 (dan seterusnya) 0299 , 0 . 3811 , 0 αp = 0.0114(dan seterusnya)

Perhitungan dalam tingkat keuntungan portofolio adalah untuk mengetahui seberapa besar portofolio masing-masing saham optimal. Diantaranya adalah PT. Semen Gresik (Persero)Tbk (SMGR), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Rumus untuk menentukan tingkat keuntungan portofolio adalah : E(Rp) = αp + βp . E(Rm) dengan perhitungan sebagai berikut :

E(Rp) = 0.00114 + (-0.0121) 0.0040 = 0.0113 (dan seterusnya).

Berdasarkan perhitungan expected return pada tabel 7 di atas terlihat bahwa

saham-saham yang membentuk portofolio optimal memiliki return yang diharapkan untuk

portofolio sebesar 0.0758.

Risiko Portafolio

Langkah terakhir adalah menghitung risiko portofolio yaitu perkiraan penyimpangan dari return portofolio yang diharapkan.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : σp2 = βp2.σm2+( ei n 1 i i

.

W

)2 = (-0,01212. 0,0027) + (0,3811 . 0,0003)2 = 0.0107 (dan seterusnya)

Menunjukkan bahwa risiko untuk portofolio optimal sebesar 0.0373. Dari sini terlihat kalau risiko portofolio saham ternyata jauh lebih rendah dibanding saham individu.

(15)

Dengan melihat hasil perhitungan yang telah ada maka para investor hendaknya menanamkan modalnya pada saham yang membentuk portofolio optimal karena pada saham tersebut memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan risiko masing-masing saham.

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dari 5 saham sampel penelitian, terdapat 3 saham yang terbentuk dalam portofolio optimal dimana saham-saham tersebut adalah PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) karena saham-saham tersebut mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB yang berada di titik C*, sehingga dapat dikatakan bahwa analisis portofolio saham dapat digunakan sebagai alat analisis dan dapat digunakan dalam upaya optimalisasi keuntungan investasi saham bagi investor pasar modal yang menanamkan saham di PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) karena tingkat keuntungan portofolio optimal yang diharapkan sebesar 0.0758.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, hasil analisis dan pembahasan yang telah ditemukan sebelumya maka sebagai akhir dari penulisan skripsi ini peneliti menyajikan simpulan agar dapat memberikan kemudahan bagi para pembaca, para peneliti selanjutnya dan membantu para investor untuk menentukan saham-saham mana saja yang seharusnya dipilih. Adapun simpulannya adalah sebagai berikut :

1 Cara dalam menentukan saham-saham perusahaan yang akan dimasukkan dalam portofolio optimal dengan Model Indeks Tunggal adalah terlebih dahulu harus menghitung return individu, return pasar dan beta. Dari perhitungan tersebut baru dapat

dicari return yang diharapkan dan risiko masing-masing saham. Setelah itu, menghitung

Excess Return to Beta (ERB) dan mengurutkan ERB dari nilai terbesar sampai ke nilai terkecil. Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai Ci dan menentukan titik pembatas C* (cut off point) dimana C* adalah nilai Ci yang memiliki nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci. Setelah itu dapat diketahui saham-saham mana saja yang akan membentuk portofolio optimal dengan melihat nilai ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*. Selanjutnya menghitung proporsi dana dari saham-saham yang membentuk portofolio optimal, dari sini dapat dicari return yang diharapkan dan risiko dalam portofolio.

2 Setelah dianalisa dengan menggunakan Model Indeks Tunggal maka diperoleh 3 saham yang termasuk dalam portofolio optimal, yaitu PT. Semen Gresik (Persero)Tbk (SMGR), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) karena saham-saham tersebut mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB yang berada di titik C*.

(16)

Saran

Saran merupakan sumbangan pemikiran dari penulis mengenai hasil pembahasan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah ada, maka saran-saran yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut :

1 Dalam menginvestasikan dananya seorang investor seharusnya berinvestasi pada saham-saham yang membentuk portofolio optimal karena dapat menyeimbangkan risiko yang nilainya lebih rendah dibandingkan dengan risiko masing-masing saham.

2 Para investor yang ingin menginvestasikan dananya juga harus melihat tingkat keuntungan portofolionya, jika tingkat keuntungan portofolio yang diharapkan ternyata lebih tinggi dari risikonya maka sebaiknya menginvestasikan dananya pada saham tersebut karena saham tersebut dapat digunakan dalam upaya optimalisasi tingkat keuntungan investasi saham.

3 Saham yang membentuk portofolio optimal adalah saham yang memiliki ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai Ci-nya. Sebaliknya saham yang nilai ERB-nya lebih kecil dari pada nilai Ci-nya menandakan bahwa saham tersebut tidak dapat membentuk portofolio optimal. Untuk saham PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT. Unilever Indonesia Tbk yang nilai ERB-nya lebih kecil dari nilai Ci-nya menandakan saham tersebut tidak dapat membentuk portofolio optimal maka investor yang ingin menanamkan modalnya pada saham tersebut harus lebih teliti dan untuk managemen perusahaan harus lebih meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh keuntungan dalam investasi saham yang dikeluarkan tiap tahunnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hamidah, R. 2012. Analisis Portofolio Dalam Efisiensi Risk dan Return Pada Perusahaan Outomotif di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya.

Halim, A. 2005. Analisis Investasi.Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta.

Husnan, S. 2005.Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kelima. Penerbit UPP-AMP YKPN. Yogyakarta.

Indriantoro, N. dan B. Supomo. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga. Penerbit BPFE-UGM. Yogyakarta.

Jogiyanto. 2004. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Penerbit BPFE-UGM. Yogyakarta.

Martono dan A. Harjito. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Pabundu, M.T. 2006. Metodelogi Riset Bisnis. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS. Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Penerbit Alfabeta. Bandung.

(17)

Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keenam. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Pertama. Cetakan Ketujuh. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta.

Tambupolon, M.P. 2005. Manajemen Keuangan; Konseptual, Problem & Studi Kasus. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor.

Tandelilin. E. 2006. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Wijaya, Y. S. 2012. Analisis Portofolio Dengan Model Indeks Tunggal Untuk Memilih Saham-Saham Sebagai Pertimbangan Investasi Pada Perusahaan Yang Go Publik di BEI Tahun 2010. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

Penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2018 merupakan bagian dari Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Serentak berdasarkan

Sistem periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat kelompok dalam satu golongan disusun dalam satu arah vertikal dan kelompok unsur dalam satu

Volume cairan amnion pada kehamilan aterm rata-rata adalah 800 ml. Setelah 20 minggu, produksi cairan berasal dari urin janin. Sebelumnya, cairan amnion juga banyak berasal

dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia Bab V pasal 12 ayat 1 poin a, yang menyatakan setiap peserta didik

Mengurus pengesahan dokumen kepabeanan, dengan kriteria unjuk kerja terdiri dari: Dokumen pengiriman, dokumen angkutan barang, PIB (Pemberitahuan Impor Barang) dan SPPB

Membuat tenggang waktu (Deadline). Taktik ini digunakan bila salah satu pihak yang berunding ingin mempercepat penyelesaian proses perundingan dengan cara memberikan

Benjolan kecil atau benjolan yang terjadi tepat di bawah kulit kelamin, payudara, perut, wajah, leher, atau di tempat lain pada tubuh adalah gejala yang paling umum dari

Dengan potensi tersebut maka Goa Kreo dan Waduk Jatibarang mempunyai peluang untuk dapat dijadikan salah satu lokasi wisata andalan di Kota Semarang dengan melakukan