• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN HAMA THRIPS PADA TANAMAN CABAI. Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGENDALIAN HAMA THRIPS PADA TANAMAN CABAI. Oleh"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGENDALIAN HAMA THRIPS PADA

TANAMAN CABAI

Oleh

BP3K SELOPURO

KECAMATAN SELOPURO

2016

(2)

2

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Hama Thrips (Thrips parvispinus)berbentuk sangat kecil namun masih terlihat dengan mata telanjang, ukuran panjangnya kurang lebih 0,5 -1,5 mm. Berbagai jenis tanaman dapat di serang oleh hama Trips, karena hama thrips jenis hama pemakan tanaman apa saja. tanaman yang sering di serang selain cabe antara lain, bayam, kopi, ubi jalar, labu siam, bayam, kentang, kapas dan lain lain.

Hama trips menyerang tanaman cabe dengan cara menghisap cairan tanaman pada daun muda dan bunga. Gejala yang di timbulkan dari serangan hama thrips ini terlihat pada permukaan bawah daun atau bunga. Kerusakan tanaman ditandai dengan adanya bercak-bercak putih atau keperak-perakan/ kekuning-kuningan terutama pada permukaan bawah daun. Gejala bercak keperak-perakan awalnya tampak dekat tulang daun menjalar ke tulang daun hingga seluruh permukaan daun menjadi kuning. Daun kemudian menjadi coklat, mengeriting atau keriput dan akhirnya kering. Pada intensitas serangan yang tinggi, tepi daun berkerut, menggulung ke atas dan timbul benjolan seperti tumor. Daun yang menggulung tersebut di jadikan tempat perkembang biakan thrips apabila dibuka, akan terdapat imago (anak thrips ) yang berkelompok. Jika sudah demikian akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan tidak dapat menghasilkan bunga

No Uraian Gambar

1 Lakukan Rotasi tanaman, dengan tanaman bukan sefamili

(3)

3 2 Tanamlah varietas unggul tahan hama

thrips

Salah satu contoh Varietas tersebut adalah cabe keriting varietas F1 – Rimbun 3 SM 999

3 Lakukan sanitasi lingkungan dengan cara membersihkan gulma atau rumput liar.

4 Lakukan pemasangan likat kuning

5 Lakukan pengendalian OPT menggunakan agens hayati/ jamur pathhogen serangga, Beauveria sp, Metarhizium sp atau Verticilium sp

(4)

4 6 Lakukan pengendalian secara organik

dapat di lakukan dengan

penyemprotan biopestisida / pestisida nabati dari larutan daun Antawali atau brotowali, kapur dan kunyit. Cara membuatnya : 1 kg daun brotowali, 10 sendok makan kapur, 1 kg kunyit di tumbuk atau di blender dan saring untuk mengambil larutanya dengan campuran air sebanyak 30ltr. Semprotkan dengan semprotan berkabut secara merata pada daun tanaman cabe

7 Lakukan pengendalian dengan

menggunakan pestisida berbahan aktif abamektin, karbosulfan, fipronil, imidakloprid apabila populasi hama atau kersusakan tanaman mencapai ambang pengendalian (AP) : intensitas serangan 10 % atau 5 ekor

(5)

5 II. Informasi

a. Bioekologi

Hama Thrips menyukai daun muda. Mula-mula daun yang terserang memperlihatkan gejala noda keperakan yang tidak beraturan, akibat adanya luka dari cara makan hama tersebut. Setelah beberapa waktu, noda keperakan tersebut berubah menjadi kecoklatan terutama pada bagian tepi tulang daun. Daun-daun mengeriting ke arah atas. Pada musim kemarau perkembangannya sangat cepat sehingga populasinya lebih tinggi. Penyebarannya sangat terbantu oleh angin, karena Thrips dewasa tidak bisa terbang dengan sempurna. Pada musim hujan populasinya relatif rendah karena banyak Thrips yang mati tercuci oleh curah hujan. Pada kondisi ekosistem yang masih seimbang, populasi hama Thrips di alam dikendalikan oleh musuh alami. Musuh alami hama Thrips yang potensial antara lain, kumbang Coccinellidae, kepik Anthocoridae, kumbang Staphylinidaa, larva Chrysopidae dan penanaman bawang merah di sela-sela tanaman cabai bisa mengurangi serangan hama trips,karena bau khas alami bawang merah yang sangat menyengat.

8 Agar serangan trips berkurang tanamlah bawang merah disel-sela tanaman cabe

(6)

6 b. Gejala Serangan Hama

Permukaan bawah daun yang terserang berwarna keperak-perakan dan daun mengeriting atau berkerut. Intensitas serangan dapat mencapai 87%.

Hama trips dan gejala serangan

Cara pengendalian :

1. Secara mekanik dilakukan dengan pembersihan semua gulma dan sisa tanaman inang hama Thrips yang ada di sekitar areal pertanaman cabai;

2. Penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat mencegah hama Thrips mencapai tanah untuk menjadi pupa sehingga daur hidup Thrips akan terputus. Pemasangan mulsa jerami di musim kemarau akan meningkatkan populasi predator di dalam tanah yang pada akhirnya akan memangsa hama Thrips yang akan berpupa di dalam tanah;

(7)

7

3. Pengaturan pola tanam, misalnya pola tumpang gilir dengan bawang merah akan menekan serangan hama Thrips pada tanaman cabai muda;

4. Pemasangan perangkap likat kuning sejak pengolahan tanah untuk mengurangi serangan thrips. Lakukan pengamatan secara rutin dan bersihkan papan likat kuning secara berkala.

5. Secara biologis dilakukan dengan pemanfaatan musuh alami;

6. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan pada tingkat kerusakan daun/tanaman contoh sekitar 15 %, dengan insektisida yang berbahan aktif fipronil atau diafenthiuron. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari atau menjelang malam.

c. Pengendalian OPT secara umum a. Cara Kultur Teknis

Pengendalian dengan cara kultur teknis yaitu dengan sanitasi dengan

membersihkan lahan dari gulma dan membakar bagian tanaman yang terserang atau dengan menanam tanaman perangkap disekeliling pertanaman cabai dengan menanam tanaman yang lebih tinggi dari tanaman caba[cabai bawang] seperti jagung atau bunga matahari.

b. Secara Kimiawi

Pengendalian hama secara kimiawi merupakan upaya pengendalian pertumbuhan hama tanaman menggunakan zat kimia pembasmi hama tanaman yaitu pestisida. Definisi dari pestisida, „pest” memiliki arti hama, sedangkan “cide” berarti membunuh, sering disebut “pest killing agent”.

Penggunaan bahan kimia untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sebenarnya telah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu seperti penggunaan bubur Bordeaux, campuran kapur dan belerang, larutan arsenik, ataupun insektisida alami. Hampir setiap usaha pertanian sejumlah bahan kimia digunakan untuk memberantas gulma, hama dan penyakit. Sehingga saat ini banyak sekali jenis pestisida yang digunakan untuk memberantas gangguan hama dan penyakit terhadap tanaman.

(8)

8

Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya penyemprotan.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida berkurang.

Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya resistensi.

Petunjuk Penggunaan Pestisida a. Memilih pestisida

Di pasaran banyak dijual formulasi pestisida yang satu sama lain dapat berbeda nama dagangnya, walaupun mempunyai bahan aktif yang sama. Untuk memilih pestisida, pertama yang harus diingat adalah jenis jasad pengganggu yang akan dikendahikan. Hal tersebut penting karena masing-masing formulasi pestisida hanya manjur untuk jenis jasad pengganggu tertentu. Maka formulasi pestisida yang dipilih harus sesuai dengan jasad pengganggu yang akan dikendalikan. Untuk mempermudah dalam memilih pestisida dapat dibaca pada masing-masing label yang tercantum dalam setiap pestisida. Dalam label tersebut tercantum jenis-jenis jasad pengganggu yang dapat dikendalikan. Juga tercantum cara penggunaan dan bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan.

Untuk menjaga kemanjuran pestisida, maka sebaiknya belilah pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan oleb Departemen Pertanian yang dilengkapi dengan wadah atau pembungkus asli dan label resmi.Pestisida yang tidak diwadah dan tidak berlabel tidak dijamin kemanjurannya.

(9)

9 b. Menyimpan pestisida

Pestisida senantiasa harus disimpan dalam keadaan baik, dengan wadah atau pembungkus asli, tertutup rapat, tidak bocor atau rusak. Sertakan pula label asli beserta keterangan yang jelas dan lengkap. Dapat disimpan dalam tempat yang khusus yang dapat dikunci, sehingga anak-anak tidak mungkin menjangkaunya, demikian pula hewan piaraan atau temak. Jauhkan dari tempat minuman, makanan dan sumber api. Buatlah ruang yang terkunci tersebut dengan ventilasi yang baik.Tidak terkena langsung sinar matahari dan ruangan tidak bocor karena air hujan.Hal tersebut kesemuanya dapat menyebabkan penurunan kemanjuran pestisida.

Untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu pestisida tumpah, maka harus disediakan air dan sabun ditergent, beserta pasir, kapur, serbuk gergaji atau tanah sebagai penyerap pestisida.Sediakan pula wadah yang kosong, sewaktu-waktu untuk mengganti wadah pestisida yang bocor.

c. Menggunakan pestisida

Untuk menggunakan pestisida harus diingat beberapa hal yang harus diperhatikan:

o Pestisida digunakan apabila diperlukan.

o Sebaiknya makan dan minum secukupnya sebelum bekerja dengan pestisida.

o Harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalam label.

o Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan pestisida, demikian pula wanita hamil dan orang yang tidak baik kesehatannya.

o Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap melalui luka.

o Gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang dan kaki, sarung tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut lain yang diperlukan.

o Hati-hati bekerja dengan pestisida, lebih-lebih pestisida yang konsentrasinya pekat. Tidak boleh sambil makan dan minum.

o Jangan mencium pestisida, karena pestisida sangat berbahaya apabila tercium.

o Sebaiknya pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan di tempat terbuka. Gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus.

(10)

10

o Dalam mencampur pestisida sesuaikan dengan takaran yang dianjurkan. Jangan berlebih atau kurang.

o Tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari satu macam, kecuali dianjurkan.

o Jangan menyemprot atau menabur pestisida pada waktu akan turun hujan, cuaca panas, angin kencang dan arah semprotan atau sebaran berlawanan arah angin.

o Bila tidak enak badan berhentilah bekerja dan istirahat secukupnya.

o Wadah bekas pestisida harus dirusak atau dibenamkan, dibakar supaya tidak digunakan oleh orang lain untuk tempat makanan maupun minuman.

o Pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru diperlakukan dengan pestisida.

o Setelah bekerja dengan pestisida, semua peralatan harus dibersihkan, demikian pula pakaian-pakaian, dan mandilah dengan sabun sebersih mungkin.

ANALISA USAHA TANAM CABA (CABAI BAWANG)

Luas= 0,14 ha

No. Nama Barang Satuan Jumlah (Rp)

1. Benih cabai 3000,biji Rp. 600.000,-

2. Benih bawang merah 30.kg Rp. 900.000,-

3. Mulsa 25.kg Rp. 800.000,- 4. Pupuk z a 50.kg Rp. 80.000,- b5. Sp 36 100.kg Rp. 200.000,- 6. Kcl 50.kg Rp. 280.000,- 7. CPN daun 8.kg Rp. 280.000,- 8. CPN BUAH 2.kg Rp. 90.000,-

9. Kapur pertanian 0.5 ton Rp. 180.000,-

10. Pupuk kandang 1.ton Rp. 200.000,-

11. Mol 100 liter Rp. 100.000,- 12. Turus 3000.biji Rp. 1.200.000,- 13. Fungisida Rp. 600.000,- 14. Pelekat Rp. 120.000,- 15. Insektisida Rp. 400.000,- 16. Karbuforan Rp. 100.000,- 17. Perangkap hama Rp. 150.000,- Jumlah Total Rp. 6.280.000.-

(11)

11

Upah tenaga kerja masing-masing daerah lain =

Potensi Hasil

1 kilo bawang merah bisa menghasilkan + 10 kg-13,5 kg

Varietas cabai keriting bisa menghasilkan + 0,8 – 1,2 kg

Daftar Pustaka

1. Adhi Santtika, Ph.D, 2002. Agribisnis Cabai. Seri Agribisnis. Penerbit Penebar Swadaya. Cetakan IV.

2. Anonimus, 2003. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah. Direktorat Jenderal Bina Produksi Bhortikultura. Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman.

3. Anonimus, 2008. Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Cabai Merah. Kabupaten Blitar, 2008. Dinas Pertanian Tanaman Propinsi Jawa Timur. Surabaya

4. Anonimus, 2008. Teknologi Budidaya Cabai Merah. Balai besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Pengembangan dan

Penelitian Pertanian.

5. Memilih Varietas Cabai menjelang Musim kemarau. Agrowangi Klinik Agribis. 2011. http://agrowangi.blogspot.com/2011/05/memilih-varietas-cabe-

menjelang-musim.html.

6. Subhan, 2011, Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum). Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Jl. Tangkuban Perahu 517. Lembang – Bandung

7. Sumarni, N. 1996. Budidaya cabai merah. Teknologi Produksi Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Puslitbang.Hort. Badan Litbang

Pertanian. Jakarta.

8. Teknis Budidaya Cabai Sistem Mulsa Plastik. http:// kebunwhy.8m.com/cabai.html 9. Teknis Budidaya cabai. http://teknis- budidaya .blogspot.com/2007/10/

/budidaya-cabai.html

10.Anonimus 2016 ( Pengalaman Pribadi )

Referensi

Dokumen terkait

karakteristik. Akibatnya, masalah penyelesaian persamaan diferensial linear homogen dengan koefisien konstanta, dapat diubah menjadi masalah pencarian akar persamaan

Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian yaitu verba metaforis yang melalui sampel dalam rubrik “O lahraga ” pada

Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup, khususnya dalam hal kesehatan

Madrasah Ibtidaiyah Unggulan Al-Islah Muncar Banyuwangi adalah sekolah swasta yang pada bulan Januari 2018 mulai menerapkan kegiatan ekstrakurikuler tari tradisional

Tidak didapatkannya kemaknaan secara statistik pada hubungan dan korelasi antara kadar HDL dan skor PELOD pada penelitian kami mungkin disebabkan oleh jumlah sampel yang

AKAR RS UNAKAN orua angerang Sela G-GAS PADA WIMSD-5B. T GAS sebagai dengan m Penyusunan k teras seper an dilakukan si Xe dan Sm reaktor diang k 17 step, de kondisi yang 0%

2.1 arsen terlarut arsen dalam air yang dapat lolos melalui saringan membran berpori 0,45 μm 2.2 arsen total banyaknya arsen yang terlarut dan tersuspensi dalam air 2.3 kurva

Pelaku ritual menganggap Kanjeng Eyang Penembahan berdua sebagai orang yang lebih tua (eyang) tetapi bukan orang tua. Keduanya merupakan orang yang sangat disegani dalam