• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA BUNDA PERSADA BATAM Nomor : /K/ STIKes-MBP/XII/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA BUNDA PERSADA BATAM Nomor : /K/ STIKes-MBP/XII/2016"

Copied!
289
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN

KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA BUNDA PERSADA BATAM

Nomor : /K/ STIKes-MBP/XII/2016

Tentang

Pedoman Penjaminan Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam Menimbang :

a) Bahwa STIKes Mitra Bunda Persada perlu menetapkan kinerja akademik sebagai bagian dari cita - cita STIKes Mitra Bunda Persad sesuaai peraturan yang berlaku.

b) Bahwa STIKes Mitra Bunda Persada perlu merevisi kinerja akademik tersebut untuk mendapatkan jaminan diperolehnya hasil pendidikan STIKes Mitra Bunda Persada yang terukur dan memenuhi syarat standar profesi.

c) Bahwa untuk kegiatan peningkatan kualitas akademik di perlukan peningkatan standar muu secara terus menerus.

d) Bahwa dalam mencapai tujuan tersebut diatas badan penjamin mutu akademik STIKes Mitra Bunda Persada telah menyiapkan pedoman

(2)

penjamin mutu akademik STIKes Mitra Bunda Persada.

e) Bahwa pedoman penjamin mutu akademik STIKes Mitra Bunda Persada dapat dijadikan acuan peningkatan standar mutu di STIKes Mitra Bunda Persada.

f) Bahwa pedoman penjaminan mutu akademik STIKes Mitra Bunda Persada tersebut ditetapkan dengan keputusan Ketua STIKes Mitra Bunda Persada.

g) Bahwa penyelenggaraan pendidikan tinggi harus menjunjung tinggi nilai nilai mutu dan tuntutan akuntabilitas sehingga menjadikan penjamin mutu akademik yang tersistem merupakan kebutuhan pokok

Mengingat :

a) Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

b) Undang - Undang RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

c) Undang-undang No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan tinggi

(3)

d) Peraturan pemerintah No 37 tahun 2009 tentang Dosen e) Peraturan pemerintah No 44 tahun 2015 tentang Standar

Nasional Pendidikan Tinggi

f) Peraturan pemerintah No 4 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi

g) Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 124/D/O/2006 tentang Ijin Operasional STIKes Mitra Bunda Persada Batam. h) Keputusan Ketua Yayasan No...Tentang

Pengangkatan Ketua STIKes Mitra Bunda Persada i) Statuta Pendirian STIKes Mitra Bunda Persada

MEMUTUSKAN Menetapkan :

Surat Keputusan Ketua STIKes Mitra Bunda Persada Tentang Standar Mutu Perguruan Tinggi Mitra Bunda Persada.

PERTAMA - Menetapkan Pedoman Penjamin Mutu Akademik STIKes Mitra Bunda Persada Sebagai Acuan Untuk Penyelenggaraaan Penjamin Mutu Di STIKes Mitra Bunda Persada

(4)

- Memberlakukan Dokumen Standar Akademik Yang Merupakan Bagian Tak Terpisahkan Dari Keputusan Ini Di Lingkungan STIKes Mitra Bunda Persada KEDUA - Penjabaran Standar - Standar Mutu Secara

Operasional Serta Upaya Peningkatan Standar Mutu Secara Terus Menerus Dilakukan Di Tingkat Program Studi.

KETIGA - Dengan berlakunya surat keputusan ini, maka surat keputusan STIKes No 05/ K/ STIKes-MBP/II/2015 tidak berlaku lagi

KETIGA - Surat Keputusan Ini Berlaku Sejak Tanggal Di Tetapkan Dengan Ketentuan Apabila Di Kemudian Hari Terdapat Kekeliruan Dalam Keputusan Ini Akan Di Adakan Perbaikan Sebagai Mana Mestinya.

Ditetapkan Di Batam November 2016 STIKes Mitra Bunda Persada Ketua

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Era globalisasi yang penuh tantangan telah menimbulkan persaingan antar bangsa semakin tajam terutama dalam bidang ekonomi dan bidang ilmu pengetahuan serta teknologi. Dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin sulit dan agar dapat berperan serta dalam pembangunan bangsa dan negara maka perguruan tinggi melalui Direktorat Jenderal, Dikti Depdiknas mencanangkan Higher Education Long Term Strategy (HELTS 2003 - 2010) dalam tiga kebijakan dan program pendidikan tinggi, yaitu : (1). pemerataan dan perluasan akses; (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik. Berdasarkan pada kebijakan dan program tersebut, proses pembelajaran merupakan esensi dari penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Peningkatan kualitas, efektifitas, efisiensi, produktifitas merupakan aspek-aspek mutlak yang harus dipenuhi demi mewujudkan suatu visi suatu perguruan tinggi.

(6)

Paradigma baru manajemen pendidikan tinggi menekankan pentingnya otonomi institusi yang berlandaskan pada akuntabilitas, evaluasi, dan akreditasi dan bermuara pada tujuan akhir peningkatan kualitas secara berkelanjutan. Di pihak lain, kecenderungan globalisasi, kebutuhan masyarakat dan tuntutan persaingan yang semakin ketat menuntut komitmen yang tinggi pada penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

Penyusunan penjamin mutu STIKes Mitra Bunda Persada mengacu kepada UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional. Dan permenristekdikti No 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi

1.2 Tujuan Dan Fungsi

Buku pedman ini bertujuan untuk memberikan tuntunan bagi program studi dalam melaksanakan manajemen mutu akademik di lingkungn masing - masing. Selain itu buku ini dimaksudkan untuk mempermudah pengelola dalam menyelenggarakan kegiatan akademik sesuai dengan standar yang telah di tetapkan oleh STIKes Mitra Bunda Persada.

(7)

1.3 Sasaran

Sasaran buku pedoman ini adalah penyelenggara kegiatan akademik pada masing - masing program studi.

(8)

BAB II

KETENTUAN UMUM

2.1 Definisi Sistem Penjaminan Mutu Internal

Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah Kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi di perguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally driven), untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi secara berkelanjutan (continuous improvement). Dalam arti bahwa SPMI-STIKes Mitra Bunda Persada Batam dilaksanakan dan diawasi secara mandiri oleh semua unit/komponen kerja yang ada di STIKes Mitra Bunda Persada Batam melalui Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance).

2.2 Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKes Mitra Bunda Persada Batam

Bagian unit kerja didalam institusi STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua STIKes.

(9)

2.3. Landasan hukum Badan Penjaminan Mutu (Quality

Assurance) STIKES Mitra Bunda Persada Batam

a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas b. Permenristekdikti No 44 tahun 2015 Tentang Standar Nasional

Perguruan Tinggi

c. Permen No 50 tahun 2014 tentang Sisiem Penjamin Mutu Pendidikan Tinggi

d. Surat Keputusan yang Ketua STIKES Mitra Bunda Persada Batam /K/ STIKes-MBP/XI/206 tentang Standar Mutu Pendidikan Tinggi STIKES Mitra Bunda Persada Batam.

2.4. Visi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKES Mitra Bunda Persada Batam

Terbangunnya Sistem Penjaminan Mutu yang mampu membawa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Bunda Persada menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang unggul dan terdepan dalam penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi Bidang Kesehatan.

Menjadikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Bunda Persada sebagai lembaga pendidikan yang selalu mengutamakan dan mengembangkan budaya mutu dalam setiap aktifitasnya.

(10)

2.5. Misi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKes Mitra Bunda Persada Batam.

1. Menetapkan harkat mutu program studi di STIKes Mitra Bunda Persada secara berkala.

2. Memberikan saran perbaikan terhadap proses Pendidikan, Penelitian, Pelayanan dan Pengabdian pada Masyarakat (P2M), serta program pengembangan akademik di STIKes Mitra Bunda Persada;

3. Memberikan saran terhadap perbaikan dan peningkatan mutu akademik secara bertahap dan berkelanjutan

4. Mendampingi persiapan program studi untuk akreditasi 5. Memberikan masukan terhadap masalah-masalah tertentu

yang dihadapi oleh pengelola STIKes Mitra Bunda Persada berkaitan dengan penjaminan mutu

6. Mempersiapkan personil Badan Penjamin Mutu Akademik yang kompeten dalam penjaminan mutu akademik.

2.6. Tugas Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKES Mitra Bunda Persada Batam sebagai berikut :

1. Menyiapkan data dari semua unit kerja yang ada di STIKes Mitra Bunda Persada Batam

(11)

2. Merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan SPM-STIKes Mitra Bunda Persada Batam

3. Menyusun dokumen-dokumen mutu dan perangkat yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan SPM-STIKes Mitra Bunda Persada Batam

4. Melakukan koordinasi pelaksanaan SPM-STIKes Mitra Bunda Persada Batam

5. Memantau, menilai, mengaudit dan mengevaluasi pelaksanaan SPM-STIKES Mitra Bunda Persada Batam Mitra Bunda Persada Batam

6. Melakukan kajian - kajian terhadap pelaksanaan penjaminan mutu pada unit kerja dan menyampaikan hasil kajiannya kepada ketua STIKES, dengan tembusan sebagai masukan untuk Senat STIKES Mitra Bunda Persada Batam

7. Menyiapkan sumberdaya manusia yang kompeten melaksanakan penjaminan mutu, maupun penjaminan mutu (auditor internal) di STIKES Mitra Bunda Persada Batam

(12)

2.7. Fungsi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKES Mitra Bunda Persada Batam sebagai berikut :

1. Memberikan informasi dan konsultasi terkait kegiatan pada unit kerja keempat prodi di STIKes Mitra Bunda Persada Batam Mitra Bunda Persada Batam

2. Badan Penjaminan Mutu bertanggungjawab menyelenggarakan sistem penjaminan mutu secara keseluruhan di STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan mencapai indikator - indikator kinerja sesuai target yang telah ditetapkan.

3. Mengembangkan sistem penjaminan mutu yang berkelanjutan (Continuous Quality Improvement) di STIKes Mitra Bunda Persada Batam

4. Memberikan layanan konsultasi, pendampingan dan kerjasama dalam bidang penjaminan mutu perguruan tinggi. 5. Mengembangkan sistem informasi penjaminan mutu yang

adaptif dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

(13)

2.8. Organisasi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKes Mitra Bunda Persada Batam

Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) adalah Suatu lembaga didalam institusi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua STIKes. Yang bertugas menyelenggarakan sistem penjaminan mutu di STIKes Mitra Bunda Persada Batam guna mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu. Sistem penjaminan mutu dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat STIKes, Prodi dan Unit Penunjang (perpustakaan, laboratorium).

Badan Penjaminan Mutu/Quality Assurance STIKes Mitra Bunda Persada Batam dilengkapi dengan unit – unit penunjang antara lain :

1. Unit pelaksana pangkalan data

2. Unit pelaksana penjaminan mutu akademik 3. Unit pengembangan SDM

4. Unit pengelola sistem informasi dan soft skill akademik 5. Unit pengelola alumni

6. Unit sarana dan prasarana

Pada tingkat STIKES dipimpin oleh seorang Kepala Badan dengan dibantu oleh seorang Sekretaris, serta Unit Tugas Badan

(14)

Penjaminan Mutu yaitu suatu tim yang dibentuk oleh Kepala Badan untuk suatu penugasan tertentu. Kepala Badan Penjaminan Mutu bertanggung jawab langsung kepada Ketua, serta berkoordinasi dengan para Pembantu Ketua dan pimpinan unit-unit kerja dalam pelaksanaan penjaminan mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam .

Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) diangkat dan diberhentikan oleh Ketua STIKes untuk masa jabatan tiga tahun dan dapat diangkat kembali untuk maksimal 2 (dua) kali masa jabatan berikutnya.. Mekanisme serupa berlaku pula untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) di STIKES Mitra Bunda Persada Batam, dengan diketuai oleh Kepala unit kerja yang bersangkutan.

2.9. Mekanisme Sistem Penjaminan Mutu Internal STIKes Mitra Bunda Persada

2.9.1. Sistem Penjaminan Mutu Berkelanjutan STIKes Mitra Bunda Persada

Upaya peningkatan mutu secara terus menerus yang dilakukan di STIKes Mitra Bunda Persada Batam diharapkan akan menumbuhkan budaya mutu sehingga akan tercapai peningkatan standar yang berkelanjutan (continous quality improvement). Salah satu model manajemen kendali

(15)

mutu yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check, Action), yang menghasilkan pengembangan yang berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu perguruan tinggi. Model manajemen kendali mutu berbasis

PDCA, dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Manajemen Kendali Mutu Berbasis PDCA

SDC

A

P D C A P D C A P D C A

SDC

A

SDC

A

SDC

A

Continous

Improvement/K

aizen

S = Standard D = Do C = Check A = Action P = Plan D = Do C = Check A = Action

(16)

Beberapa prinsip yang harus melandasi pola pikir dan pola tindak semua pelaku manajemen kendali mutu berbasis PDCA adalah :

a. Quality first yaitu Semua pikiran dan tindakan pengelola perguruan tinggi harus memrioritaskan mutu .

b. Stakeholder-in yaitu Semua pikiran dan tindakan pengelola perguruan tinggi harus ditujukan pada kepuasan para pemangku kepentingan (internal dan eksternal).

c. The next process is our stakeholders yakni Setiap orang yang menjalankan tugasnya dalam proses pendidikan pada PT harus menganggap orang lain yang menggunakan hasil pelaksanaan tugasnya tersebut sebagai pemangku kepentingan yang harus dipuaskan. d. Speak with data yaitu Setiap pengambilan keputusan/

kebijakan dalam proses pendidikan pada PT seyogianya didasarkan pada analisis data, bukan berdasarkan pada asumsi atau rekayasa

e. Upstream management yaitu Setiap pengambilan keputusan / kebijakan dalam proses pendidikan pada

(17)

PT seyogianya dilakukan secara partisipatif dan kolegial, bukan otoritatif .

Sedangkan untuk proses peningkatan mutu secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.3. Skema Peningkatan Mutu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Bunda Persada.

MONITORING

KEBIJAKAN & STANDAR PELAKSANAAN KERJA

STANDAR BARU PENINGKATAN MUTU RUMUSAN KOREKSI AUDIT OLEH AMI

EVALUASI DIRI OLEH UNIT KERJA

(18)

2.9.2. Menajemen Kendali Mutu dalam SPMI STIKes Mitra Bunda Persada Batam

.

Gambar 2.4. Manajemen Kendali Mutu

PENENTUAN STANDAR MUTU

AUDIT BUTIR MUTU

KESENJANGAN STANDAR MUTU DAN HASIL AUDIT IDENTIFIKASI ACTION UNTUK MEMENUHI STANDAR MUTU MELAKSANAKAN ACTION GABUNGAN PADA PROSES PDCA BERIKUTNYA

EVALUASI PENINGKATAN STANDAR

MUTU

YA

(19)

2.9.3 Menuju Pemenuhan Penjaminan Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam

SPM-STIKES Mitra Bunda Persada Batam dilakukan atas dasar Penjaminan Mutu Internal (PMI), Penjaminan Mutu Eksternal (PME), dan Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) yang dikaitkan dengan perijinan penyelenggaraan program studi.

PMI- STIKES Mitra Bunda Persada Batam adalah penjaminan mutu yang dilakukan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam (internally driven). Sistem beserta parameter dan metoda yang dilakukan untuk mengukur hasil ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam dengan mengacu pada visi dan misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan berdasarkan pada pemenuhan Standar Nasional Pendidikan. PME-STIKES Mitra Bunda Persada Batam adalah penjaminan mutu yang dilakukan oleh badan akreditasi seperti BAN-PT atau lembaga lain dengan cara yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi yang melakukan. Lembaga akreditasi mewakili masyarakat sehingga sifatnya mandiri. Penjaminan mutu eksternal ini yang menghasilkan akreditasi wajib dilakukan oleh program studi seperti yang diatur dalam Undang-Undang Sisdiknas. EPSBED adalah

(20)

bentuk pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang dilakukan oleh pemerintah, sesuai dengan amanah Undang-Undang Sisdiknas, dan dikaitkan dengan izin penyelenggaraan program studi.

Dokumen ini terutama menuju pada Pemenuhan Penjaminan Mutu Internal, STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang sejak dari awal berdirinya komit pada mutu, melekatkan tugas ini pada tugas struktural. Sejalan dengan perkembangannya dan sesuai dengan harapan dari pemerintah, maka di samping Senat Akademik dalam badan penjaminan mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam terdapat Senat Akademik dan Unit Jaminan Mutu.

2.9.4. Sasaran Penjaminan Mutu Internal STIKES Mitra Bunda Persada Batam

Sasaran Penjaminan Mutu Internal STIKES Mitra Bunda Persada Batam, Berdasarkan Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi meliputi::

1. Standar Nasional Pendidikan a. Standar kompetensi lulusan b. Standar isi pembelajaran

(21)

c. Standar proses pembelajaran d. Standar penilaian pembelajaran

e. Standar dosen dan tenaga kependidikan f. Standar sarana dan prasarana pembelajaran g. Standar pengelolaan pembelajaran

h. Standar pembiayaan pembelajaran 2. Standar Nasional Penelitian

a. Standar hasil penelitian b. Standar isi penelitian c. Standar proses penelitian d. Standar penilaian penelitian e. Standar peneliti

f. Standar sarana dan prasarana penelitian g. Standar pengelolaan penelitian

h. Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian 3. Standar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

a. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat b. Standar isi pengabdian kepada masyarakat c. Standar proses pengabdian kepada masyarakat d. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat e. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat

(22)

g. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat

h. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat

STIKES Mitra Bunda Persada Batam menambahkan sejumlah standar selain selain yang terdapat pada SNPT, misalnya :

1. Standar identitas 2. Standar kerjasama 3. Standar kemahasiswaan 4. Standar pengelolaan 5. Standar suasana akademik 6. Standar Sarana dan prasarana 7. Standar lahan praktik

2.9.5. Perangkat Sistem Penjaminan Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam

a. Visi, misi, dan tujuan b. Kebijakan

c. Renstra

d. Renop dan Anggaran

(23)

f. Laporan g. Audit

2.9.6. Proses Penjaminan Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam

Untuk menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan akademik dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi, STIKES Mitra Bunda Persada Batam mengatur melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap pertama, berdasarkan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut diatas, senat menetapkan kebijakan dan standar. 2. Tahap kedua, berdasarkan kebijakan dan standar yang telah ditetapkan, pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam menyusun renstra yang berisi rencana kerja untuk kurun waktu 3 tahun. Penyusunan renstra dilakukan melalui pembahasan pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam dengan pimpinan Program Studi, Unit Pelayanan Teknis (UPT) terkait. Pengesahan renstra dilakukan oleh Senat STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan Pengurus Yayasan.

(24)

3. Tahap ketiga, berdasarkan renstra yang telah disahkan oleh Senat STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan Pengurus Yayasan, Ketua STIKES Mitra Bunda Persada Batam bersama Kepala Program Studi, UPT terkait menyusun renop dan anggaran yang berisi rencana kerja secara lebih rinci untuk kurun waktu 1 tahun. Pengesahan renop dan anggaran bidang akademik dilakukan oleh Senat pimpinan Program Studi, UPT terkait dan Pengurus Yayasan.

4. Tahap keempat, berdasarkan renop yang telah disahkan oleh Senat STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan Pengurus Yayasan, STIKES Mitra Bunda Persada Batam dengan pimpinan Program Studi, UPT terkait menyusun standar operasional kegiatan akademik. Pengesahan standar akademik ini dilakukan oleh Ketua STIKES Mitra Bunda Persada Batam.

5. Tahap kelima, berdasarkan renop dan standar operasional yang telah disahkan, pimpinan Program Studi, UPT terkait, menyusun ketentuan dan peraturan akademik serta Standard Operating Procedure (SOP) agar dapat menjadi pedoman pelaksanaan di Program Studi, UPT terkait.

(25)

6. Tahap keenam, secara periodik ( minimal setiap semester ) Pimpinan Program Studi, UPT terkait. membuat laporan pelaksanaan kegiatan akademik beserta realisasi anggarannya.

7. Tahap ketujuh, berdasarkan laporan pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh pimpinan Program Studi, UPT terkait, Ketua STIKES melakukan evaluasi dengan meminta UPT Penjaminan Mutu (UPT-JM) melakukan audit. Laporan hasil audit oleh UPT-JM akan diserahkan ke Ketua STIKES dengan tembusan pimpinan Program Studi, UPT terkait. Laporan hasil audit dan rekomendasi UPT-JM akan dijadikan dasar oleh Ketua STIKES dengan tembusan pimpinan Program Studi, UPT terkait melakukan tindak lanjut penyelesaian atau untuk menjadi bahan pertimbangan dalam penyempurnaan kebijakan, standar, dan peraturan/SOP dimasa mendatang.

(26)

BAB III STANDAR MUTU

3.1Pengertian Standar Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam

Standar Mutu adalah :

Pernyataan berisi kriteria untuk menetapkan dan/atau mengevaluasi mutu dari suatu hal (mis: mutu program studi, mutu dosen, mutu lulusan).

Pernyataan berisi jabaran/rincian karakteristik dari suatu hal (mis: kompetensi lulusan dan kualifikasi dosen).

Pernyataan berisi perintah untuk melakukan sesuatu.

Pernyataan tentang sesuatu yang harus terjadi atau cita-cita atau ide

Standar Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam adalah Pernyataan berisi kriteria untuk menetapkan dan/atau mengevaluasi mutu dari suatu hal (mis: mutu program studi, mutu dosen, mutu lulusan) di STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam.

Contoh :

Paling lambat pada tahun 2015 tercapai rasio dosen dan mahasiswa sebesar 1:20

(27)

Setiap dosen pada perguruan tinggi X paling lambat pada tahun 2015 harus telah memiliki :

 Setiap dosen gelar minimal magister

 Setiap dosen jabatan akademik minimal asisten ahli

 Setiap dosen memiliki sertifikat dosen

3.2Jumlah Standar Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam

Tidak ada jumlah ideal standar mutu dalam SPMI, SPMI- STIKes Mitra Bunda Persada Batam Batam, berlandaskan pada Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi menetapkan 3 standar mutu yang wajib , yaitu :

1. Standar Nasional Pendidikan 2. Standar Nasional Penelitian

3. Standar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam menambah jumlah standar minimum dengan cara :

Menambah jumlah standar secara horizontal Misal standar penelitian ilmiah, kesejahteraan, kerjasama, sistem informasi

(28)

Menambah jumlah standar secara vertikal yaitu di atas dielaborasi lebih rinci menjadi beberapa standar turunan. Misal standar sarana dan prasarana dijabarkan menjadi standar kebersihan dan standar pemeliharaan ,Sedangkan melampaui secara kuantitatif berarti Stikes Mitra Bunda Persada Batam menambahkan sejumlah standar yang dijabarkan pada visi perguruan tinggi, misalnya :

1. Standar identitas 2. Standar kerjasama 3. Standar pengelolaan 4. Standar suasana akademik 5. Standar Sarana dan prasarana 6. Standar pembiayaan

3.3Penetapan Standar STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam

Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar, yaitu: Standar adalah penjabaran visi, misi, dan tujuan perguruan tinggi Kepatuhan pada peraturan perundang-undangan yang relevan dengan bidang pendidikan tinggi

(29)

Kesesuaian standar dengan kebutuhan, tuntutan atau harapan pemangku kepentingan. Untuk mengetahui hal tersebut perlu dilakukan studi pelacakan (tracer study)

3.3.1. Teknik Perumusan Standar

Perumusan standar menggunakan kata kerja yang dapat diukur, contoh: menetapkan, membuat, menyusun, merancang, dan hindari kata kerja yang tidak dapat diukur, contoh memahami, merasakan

Rumusan standar harus memenuhi unsur : 1. AUDIENCE

2. BEHAVIOR 3. COMPETENCE 4. DEGREE

Contoh Perumusan Standar Standar

Pimpinan perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan sesuai kewenangan masing-masing harus melakukan rekrutasi, pembinaan, dan pengembangan dosen tetap agar paling lambat pada tahun 2015 tercapai rasio dosen dan mahasiswa sebesar 1:25.

(30)

Contoh Perumusan Standar Anatomi Standar

Audience (subjek yang harus melakukan sesuatu): Pimpinan perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan sesuai dengan kewenangan masing masing

Behavior (apa yang harus dilakukan/dicapai): harus melakukan rekrutasi, pembinaan dan pengambangan dosen tetap

Competence (kriteria, target, cita-cita): tercapai rasio dosen mahasiswa sebesar 1:20

Degree (tingkat/level/periode/frekuensi dari behavior ): paling lambat tahun 2015

3.3.2. Tahap Penetapan Standar

1. Tim dibentuk sesuai dengan jenis standar yang akan disusun beranggota antara lain unsur pimpinan, unsur dosen, tenaga kependidikan, dan eksternal stakeholders , yang disetujui oleh perguruan tinggi 2. Analisis kebutuhan standar dilakukan oleh Tim.

Analisis bermanfaat untuk menentukan ruang lingkup, jenis dan jumlah standar yang

(31)

dibutuhkan. Untuk perguruan tinggi yang telah memiliki standar, analisis kebutuhan dilakukan sebagai bagian dari tindak lanjut atas hasil evaluasi penerapan standar.

3. Standar dirumuskan berdasarkan peraturan perudang-undangan terkait, hasil evaluasi diri tentang kinerja yang sedang berjalan, masukan dari stakeholders , dan hasil studi pelacakan (kalau diperlukan).

4. Alternatif standar dianalisis dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan perguruan tinggi dibandingkan dengan standar yang telah ada, ataupun benchmarking . Standar ditetapkan dengan meramu visi dengan kebutuhan stakeholders .

5. Sebelum disahkan, konsep standar disosialisasikan kepada seluruh sivitas akademika, umpan balik (apabila ada) dan perumusan ulang oleh tim

6. Standar perlu disahkan oleh pimpinan perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing masing perguruan tinggi.

(32)

3.3.3. Formulir

1. Dokumen/formulir (sebagai dokumen yang dibutuhkan dalam rangka penerapan, SPMI), dirancang bersamaan dengan perumusan standar mutu.

2. Dokumen/formulir dapat berupa berbagai bentuk dan jenis formulir, buku laporan, petunjuk operasional (SOP), catatan tertulis dari pengguna standar maupun pengelola SPMI (auditor)

(33)

BAB IV

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

4.1Definisi

Tujuan utama dari penyelenggaraan program studi (selanjutnya disebut prodi) yang terdapat pada STIKes Mitra Bunda Persada Batam adalah menghasilkan lulusan sesuai dengan criteria yang ditetapkan oleh Stikes sebagai pengelola prodi itu. Kriteria kelulusan mahasiswa dari suatu prodi lazimnya dirumuskan dalam bentuk standar Kompetensi Lulusan. untuk jenjang pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, maupun vokasi, keberadaan standar ini menjadi sangat mutlak dan strategis sifatnya.

Pasal 5 butir 1 Permen no 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi , menyebulkan bahwa "Standar Kompetensi Lulusan merupakan k tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam capaian pembelajaran lulusan". Pasal 5 butir 2 sampai dengan 3 dari peraturan yang sama disebutkan bahwa :

(34)

capaian pembelajaran lulusan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar dosen tenaga pendidikan dan standar sarana prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran dan standar pembiayaan pembelajaran

2. Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengacu capaian pembelajaran lulusan KKNI, memiliki kesetaraan dan jenjang kualifikasi pada KKNI.

Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan,kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan'. Terakhir, Pasal 27 ayat (2) menegaskan bahwa "Standar Kompetensi lulusan pendidikan tinggi ditetapkan oleh Stikes Mitra Bunda Persada Batam". Pada bagian penjelasannya diketahui bahwa "Standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi dikembangkan oleh STIKes Mitra Bunda Persada Batam sesuai dengan karakteristik progmm studi akademik, vokasi, dan profesi".

(35)

Sementara itu Pasal 1 Keputusan Mendiknas No. 045/U12002 tentang Kurikulum lnti Pendidikan Tinggi, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi adalah "seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung – jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu". Kemudian, Pasal 2 ayat (1) menyebut bahwa "Kompetensi hasildidik suatu program studilerdiri atas: (a). kompetensi utama (b). kompetensi pendukung, (C) kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama”. Kompetensi utama adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan suatu prodi yang membedakan dengan lulusan prodi lainnya. Ayat 2 pada pasal yang sama hanya menyebutkan bahwa elemen kompetensi terdiri atas :(a) landasan kepribadian, (b) penguasaan ilmu dan keterampilan, (c) kemampuan berkarya, (d) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat kehalian berdasaarkan ilmu dan keterampilan dikuasai, (e) pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.

(36)

4.2Mekanisme Penetapan Standar Kompetensi Lulusan

Berdasarkan keputisan Mendiknas tahun 2002 tentang Kurikulum inti pendidikan Tinggi, sebagaimana dikutip diatas, dapatlah dikatakan bahwa setiap perguruan tinggi perlu mengidentifikasi terlebih dahulu jenis atau ragam kopetensi lulusannya sesuai dengan tiga kategori kopetensi yang disebut dalam Keputusan Mendiknas tersebut sebelum menyusun atau merumuskan isi dari standar Kompetensi kelulsan. Oleh karena peraturan perundang-undangan tersebut tidak menyebutkan criteria tentang masing-masing kategori kopetensi ( kecuali kompetensi utama yang disebut sebagai kompetensi yang membedakan lulusan dari setiap prodi ), maka setiap perguruan tinggi memiliki kebebasan untuk membuat criteria tersebut yang tentunya harus sesuai atau sejalan dengan:

a. Visi misi dan tujuan dari perguruan tinggi ; dan

b. Visi, misi dan tujuan dari setiap fakultas / jurusan / program studi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi tersebut Oleh karena itu, kompetensi utama lulusan dari ilmu kebidanan pasti berbeda dengan kompetensi utama lulusan dari prodi keprawatan , prodi DIII keperawatan berbeda dengan prodi S! keperawatan , dstnya walaupun semuannya adalah lulusan dari Stikes Mitra Bunda Persada. Lebih lanjut terbuka juga

(37)

kemungkinan bahwa stikes mitra bunda persada menetapkan pula kompetensi lulusan yang sifatnya lebih umum yang harus dimiliki oleh para lulusan terlepas dari apapun prodinya. Dengan demikian lulusan dari stikes mitra bunda persada tersebut harus memiliki kompetensi yang khas atau sesuai dengan prodinya, dan kompetensinya yang lebih umum sifatnya yang juga dimiliki oleh rekanya lulusan dari prodi lain.

Sebagai contoh kompetensi lulusan yang sifatnya umum adalah sebagai berikut :” setiap lulusan program Statra ! di Stikes mitra bunda persada harus memiliki kecakapan berbahasa inggris yang ditentukan berdasarkan nlai minimum TOEFEL 550”. Contoh lain misalnya kompetensi yang menyangkut sikap atau perilaku yang terbuka ( inklusif, demikratis, dan toleran ). Tentunya dapat dipahami mengapa kompetensi berupa kecakapan berbahasa inggris menjadi kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap lulusan Stikes Mitra Bunda Persada apapun asal prodinya. Demikian juga kompetensi berupa sikap dan perilaku yang peduli pada mereka yang tersisih tidak cukup hanya disyaratkan bagi lulusan prodi tertentu melainkan untuk lulusan semua prodi dari STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut. Kompetensi yang sifanya lebih umum ini dapat diturunkan atau diolah dari nilai-nilai dasar ( basic values ) yang menjiwai penyelenggaraan suatu STIKES Mitra

(38)

Bunda Persada batam. Sedangkan contoh kompetensi lulusan yang sifatnya khusus / khas prodi ( atau kompetensi utama menurut keputusan mentri diatas ) adalah sebagai berikut “ setiap lulusan program studi ilmu kebidanan STIKES Mitra bunda persada batam harus :

a. Memiliki kemahiran untuk pelayanan antenatal care b. Memiliki kemahiran untuk membantu persalinan normal c. Memiliki kemahiran untuk pelayanan setelah melahirkan d. Memiliki kemahiran untuk merawat bayi baru lahir

e. memiliki pengalaman sebagai mahasiswa magang pada pusat pelayanan ibu dan anak selama 3 bulan,dst

Sampai pada contoh ini memang dapat muncul pertanyaan: bila mengacu pada Keputusan Mendiknas No. 045/U/2002, maka ke dalam kategori kompetensi apa rumusan kompetensi umum di atas (misal kemampuan berbahasa asing, bersikap toleran dan terbuka, dsbnya) Layak dikategorikan? apakah masuk ke dalam kategori kompetensi pendukung atau kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi ulama? Jawabannya : terserah pada masing-masing prodi dari setiap STIKES Mitra Bunda Persada Batam untuk menatanya sendiri dengan memperhatikan

(39)

masukan dari masyarakat profesi dan dunia kerja sebagai pengguna lulusan.

penataan atau penjabaran jenis kompetensi kedalam beberapa kategori/ kelompok inidapat dilakukan bersamaan misalnya dengan penataan kurikulum prodi termaksud. Perlu diingat bahwa walaupun terdapat berbagai kategori kompetensilulusan. namun semuanya tidak boleh saling bertentangan atau tumpang tindih. Kompetensi lulusan tentunya juga menyesuaikan dengan visi, misi, nilai dasar STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Sehingga bisa dirumuskan beberapa pertanyaan sebelum menetapkan standar kompetensi lulusan : apa yang menjadi visi dan misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam anda?

a) apa yang menjadi visi dan misi fakultas / jurusan / program studi anda?

b) apa nilai-nilai dasar yang diyakini oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam / fakultas / jurusan/

c) prodi anda? sudahkah fakultas / jurusan / program studi anda mengidentifikasi kategori

d) kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusannya? sudahkah fakultas / jurusan I program studi anda memperhatikan keselarasan antara

(40)

e) visidan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, fakultas/ jurusan / prodidengan kategori kompetensiyang harus dimiliki oleh lulusan? apakah STIKES Mitra Bunda Persada Batam anda juga mensyaratkan kompetensi yang sifatnya umum

f) yang tidak hanya harus dimiliki oleh lulusan dari prodi anda? bagaimana seluruh kompetensi lulusan tersebut mendapat tempat di dalam isi

g) kurikulum fakultas / jurusan / prodi anda? sudahkah kurikulum fakultas / jurusan / prodi anda diramu sedemikian rupa

h) sehingga mendukung proses pembelajaran agar lulusannya dapat menguasai seluruh kompetensi lersebut? siapa saja yang bertanggungjawab untuk memenuhi isistandarersebut (audiences),

i) apakah dosen, dekan, ketua jurusan, ketua prodi, atau lainnya? siapa pemangku kepentingan (stakeholders) yang harus dilibatkan dalam upaya

(41)

4.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan

Agar memudahkan pelaksanaan atau pemenuhan isi Standar Kompetensi Lulusan, maka sebaiknya dalam merumuskan isi standar perlu diperhatikan bahwa:

1) Standar berupa pemyataan yang menggambarkan sesuatu hal (dapat berupa kondisi,keadaan, atau lainnya) yang diharapkan akan terjadi atau yang seharusnya terjadi (what should be)

2) Agar standar tersebut dapat dilaksanakan atau diupayakan pemenuhannya, maka rumusan standar sebaiknya mengikuti rumus atau prinsip Audience, Behaviour, Competence, dan Degree (ABCD).

Artinya, isi sebuah standar idealnya :

a. Menyebutkan siapa pengelolanya atau siapa yang ditugasi untuk menjalankan atau menjamin terpenuhinya isi standar (Audience). Bila dibandingkan dengan struktursebuah kalimat lengkap, maka audience ini menunjuk pada subyek kalimat b. Memuat kondisi/keadaan yang bersifat 'should be' yang selalu

harus dapat diukur. Hal yang dapat diukur ini lazimnya akan berupa perilaku (Behaviour). Dalam struktur kalimat lengkap,bagian ini dapat disamakan dengan predikat.

(42)

obyek dalam struktur sebuah kalimat lengkap. Bagian ini disebut Competence

d. Memuat tingkatan / satuan waktu / periode yang disebut Degree. Bagian ini mirip dengan kata keterangan dalam struktur sebuah kalimat. Berikut ini beberapa contoh rumusan isi Standar Kompetensi Lulusan yang memenuhi unsure ABCD tersebut :

1)"Ketua program studi menetapkan kualifikasi kompetensi rumusan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.', Dalam rumusan ini Audience nya adalah ketua prodi, Behaviournya adalah menetapkan, competence nya adarah kualifikasi kompetensi rurusan, dan Degree nya pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

2) "Ketua menetapkan kompetensi utama yang harus dimiriki oleh lulusan dari prodi ilmu Teknik Sipil dengan syarat sebagai berikut:

a) harus meliputi kompetensi daram ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b) perbandingan bobot masing-masing kelompok kompetensi pada butir “a” harus proporsional udiencenya adalah Dekan Fakultas, Behaviournya menetapkan kompetensi utama rumusan, competencenya kedua

(43)

syarat tersebut

3) "Untuk menentukan kompetensi utama lulusan dari prodi ilmu keperawatan, Ketua program Studi berkonsultasi dengan organisasi profesi". Audiencenya adalah Ketua program Studi, Behaviournya berkonsultasi, competencenya untuk menentukan

4) kompetensi utama lulusan.

5) "Setiap dosen pada setiap awal semester harus membuat satuan Acara Perkuliahan untuk mata kuliah yang diasuhnya dengan memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) mengidentifikasi jenis kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai mahasiswa melalui mata kuliah tersebut. b) menyebut metode pembelajarannya.

c) Dsbnya

6) ".Setiap dosen adalah Audience, harus membuat SAP adalah Behaviour, seperangkat kriteria sebuah SAP adalah competence, dan setiap awal semester adalah Degree.

4.4 Mekanisme Pengendalian Standar Kompetensi Lulusan Mekanisme pengendalian Standar Kompetensi Lulusan mensyaratkan agar setiap unit didalam lingkungan STIKes Mitra Bunda Persada Batam harus mampu mengontrol dan

(44)

memantau penerapan standar secara konsisten di lapangan atau pada kondisi faktual. Kemudian, bilamana perlu pimpinan unit tersebut segera mengambil tindaka korektif apa bila ditemukan adanya penyimpangan atau kesalahan.

Dengan kata lain, pesan utama dalam mekanisme ini adalah agar unit yang bersangkutan selalu melakukan pengecekan untuk memastikan bahwa standar telah terpenuhi atau telah ditaati. Sebagai pedoman, mekanisme pengendalian standar ini harus mengacu pada aturan normatif (bila ada), visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan/atau fakultas/jurusan/prodi, serta keterkaitannya dengan isi standar lain yang relevan di dalam SPMI- STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Untuk kepentinga pengembangan isi standar pada siklus penjaminan mutu berikutnya (misalnya bila SPMI- STIKes Mitra Bunda Persada Batam tersebut dievaluasi berkala setiap 5 tahun), maka sebaiknya pengelola Standar Kompetensi Lulusan membuat catatan tertulis yang memuat semua data dan informasi tentang pencapaian substansi standar, penyebab terjadinya ketidaksesuaia antara tingkat pencapaian dengan substansi standar, dan tindakan korektif yang diambil. Sebagai contoh konkrit, isi Standar Kompetensi Lulusan yang mewajibkan penguasaan kemampuan berbahasa lnggris setiap

(45)

mahasiswa ekuivalen dengan nilai TOEFL minimal 500, dalam penerapannya temyata menghadapi kendala atau bahkan gagal dicapai sebab terbukti misalnya hanya 40% dari jumlah lulusan keseluruhan setiap tahun yang mampu meraih nilai tersebut.

Apabila hal ini lerjadi maka Dekan Fakultas dan/atau Kepata Prodi serta Pimpinan Universitas harus mampu mencari penyebab kegagalan pencapaian isi standar mutu tersebut dan kemudian mengambil tindakan korektif dengan tepat sambil mencatat semua penemuan itu untuk kepentingan penyempumaan standar mutu pada siklus berikutnya. Mungkin saja, pejabat atau para pengelola standar mutu Kompetensi Lulusan tersebut menemukan bahwa penyebab kegagalan adalah (a). jumlah kelas terstruktur untuk matakuliah Bahasa lnggris terlalu sedikit dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang harus mengambil matakuliah tersebut, atau (b). metode penyelenggaraan kursus Bahasa lnggris ternyata tidak tepat / tidak sesuai dengan pola test TOEFL, atau (c). kualifikasi pengajar Bahasa inggris temyata belum memenuhi standar (unqualified), atau mungkin juga (d). mutu mahasiswanya yang temyata jauh di bawah standar karena sistem rekruitasi calon mahasiswa sejak awal yang tidak baik, dsbnya.

(46)

Pada akhirnya, mekanisme pengendalian Standar Kompetensi Lulusan kemudian akan diikuti dengan mekanisme pengembangan Standar Kompetensi Lulusan setelah terlewatinya jangka waktu tertentu, misalnya 5 atau 7 tahun. Tujuan dari mekanisme pengembangan standar ini adalah untuk mengevaluasi sejauh-mana pencapaian isi standar oleh para pengelola standar, dan menjajagi kemungkinan untuk meningkatkan isi standar agar terjadi peningkatan mutu secara bertahap dan berkelanjutan. Tahap inilah yang disebut sebagai langkah akhir dari satu siklus penjaminan mutu secara utuh, dan sekaligus menjadi langkah awal dari siklus berikutnya Sebagai penutup, dapatditambahkan bahwa setiap STIKes Mitra Bunda Persada Batam dapat memperluas isi dari Standar Kompetensi Lulusan dengan misalnya memasukkan unsur-unsur lain yang tetap berkaitan erat dengan kompetensi lulusan. Sebagai contoh, misalnya dapat ditetapkan standar mutu tentang peningkatan kemampuan para lulusan seperti penyediaan informasi bagi para lulusan baru (fresh graduates) untuk meniti karir, dan penyediaan kursus/pelatihan/pendidikan berkela njutan dalam upaya meningkatkan kompetensi lulusan. Dengan kata lain, isi standar mutu Kompetensi Lulusan tidak hanya berhenti pada upaya peningkatan mulu para calon

(47)

lulusan saja, melainkan juga ditujukan untuk para alumni STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan

(48)

BAB V

STANDAR ISI PEMBELAJARAN

5.1 Definisi

Buku tentang Standar isi ini dimaksudkan untuk memberi inspirasi STIKES Mitra Bunda Persada Batam dalam melaksanakan SPMI, khususnya dalam hal menetapkan, melaksanakan, dan mengendalikan Standar Isi. Tentunya, pelaksanaan pemenuhan berbagai standar dalam SPMI- STIKes Mitra Bunda Persada Batam, termasuk Standar Isi, perlu bertahap sesuai dengan kesiapan STIKes Mitra Bunda Persada Batam, namun sebaiknya perlu disusun kerangka waktu yang jelas untuk pelaksanaannya atau perlu disusun Blue Print.

Berdasarkan Buku Panduan Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (2006) ada beberapa formulasi SPMI, tetapi apabila dicermati lebih dalam, maka dapat dicatat beberapa kata kunci yang sama terkandung dalam kegiatan tersebut, yaitu :

1. Penetapan standar 2. Pelaksanaan

(49)

4. Audit mutu Internal (AMI)

5. Peningkatan kualitas dan benchmarking

Pada prinsipnya, STIKES Mitra Bunda Persada Batam apabila akan merumuskan dan menetapkan substansi dari berbagai standar mutu dalam SPMI nya, dan khusus dalam hal ini tentang Standar Isi, seyogjanya terlebih dahulu memahami peraturan perundang-undangan yang mengatur, atau yang relevan dengan, Standar Isi. Dalam konteks ini, peraturan tersebut adalah (a). Permen No. 44 tahun 2015 tentang SNPT). Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, dan (c). Keputusan Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. 5.2 Mekanisme Penetapan Standar Isi

Standar Isi Stikes Mitra Bunda Persada Batam adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi lulusan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata kuliah, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh mahasiswa pada Stikes Mitra Bunda Persada Batam. Hal ini berarti bahwa substansi Standar Isi tidak lain adalah tentang kurikulum, dan standar ini akan berkaitan dengan standar mutu lain di dalam SPMI - Stikes

(50)

Mitra Bunda Persada Batam yaitu Standar Proses Pembelajaran, Standar Penilaian pendidikan, dan Standar Kompetensi Lulusan. Untuk memperjelas posisi Standar Isi dalam kurikulum suatu program studi dan kaitannya dengan Standar Proses dan Standar Penilaian Pendidikan dapat dilihat skema kurikulum pada

Tabel 5.1

Kandungan dalam Kurikulum STIKES Mitra Bunda Persada Batam

KURIKULUM DOKUMEN

(CURRICULUM PLAN)

 Serangkaian Mata Kuliah

 Silabus  Program Kegiatan Pembelajaran (RPS) KEGIATAN NYATA (ACTUAL CURRICULUM)  Proses Pembelajaran  Proses Evaluasi (Assessment)  Penciptaan Suasana Pembelajaran

Berdasarkan Tabel. dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan Standar Isi dalam SNP adalah dokumen kurikulum

(51)

(curriculum plan) suatu program studi. Kegiatan nyata kurikulum (actual curriculum) yaitu proses pembelajaran dan penciptaan suasana pembelajaran sama dengan standar proses dalam SNP dan proses evaluasi (assessment) sama dengan standar penilaian pendidikan dalam SNP.

Adapun kualifikasi kemampuan lulusan pendidikan tinggi yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang tercakup dalam kurikulum tersebut dinyatakan dalam standar kompetensi lulusan dalam SNP. Berdasarkan informasi ini dapat dinyatakan bahwa kurikulum merupakan hal yang sangat penting dalam suatu program studi karena menyangkut 4 butir standar dalam SNP. Untuk itu peningkatan mutu kurikulum merupakan keniscayaan bagi suatu perguruan tinggi.

Karena Standar Isi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan kurikulum maka untuk memperjelas maksud Standar Isi dalam bab ini dituliskan definisi kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana clan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaiannya dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajarmengajar diperguruan tinggi (SK Mendiknas No. 232/U/2000 Psl. 1 butir 6). Kurikulum dipahami sebagai dokumen dan sebagai

(52)

kegiatan nyata pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelenggaraan program studi. Kurikulum tersusun atas dua hal yaitu :

1. Kurikulum Inti yang mencirikan kompetensi utama. 2. Kurikulum Institusional yang merupakan bagian dari

kurikulum STIKes Mitra Bunda Persada Batam, komplementer dengan Kurikulum Inti, disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan (SK Mendiknas No. 145/D/O/2009). Kurikulum disusun berdasarkan atas elemen – elemen kompentensi yang dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lain. Proses penetapan Standar Isi perlu dilakukan secara berjenjang dimulai di tingkat STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan tingkat program studi. Penetapan standar mutu di tingkat yang lebih rendah perlu mengacu kebijakan standar mutu ditingkat yang lebih tinggi dan menyempurnakannya, sehingga standar mutu tersebut menjadi sesuai untuk masing-masing unit kerja . Standar Isi STIKes Mitra Bunda Persada Batam secara deduktif merupakan penjabaran visi STIKes Mitra Bunda Persada

(53)

Batam dan secara induktif merupakan pemenuhan kebutuhan

stakeholders dari STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut. Proses penetapan Standar lsi perlu dilakukan secara berjenjang dimulai ditingkat Stikes, kemudian dan tingkat program studi. Penetapan standar mutu ditingkat yang lebih rendah perlu mengacu kebijakan standar mutu ditingkat yang lebih tinggi dan menyempumakannya, sehingga standar mutu tersebut menjadi sesuai untuk masing-masing institusi. Standar lsi perguruan tinggi secara deduKif merupakan penjabaran visi perguruan tinggidan secara induktif merupakan pemenuhan kebutuhan stakehalders dari perguruan tinggi tersebut.

Apa substansi (atau kriteria) dari Standar lsi yang perlu dirumuskan dan ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam agar dapat dikatakan memenuhi kriteria dari SNP? Jawabannya adalah dengan mempelajari isi dari Pasal 5, 9,15, 17 ayat (4), dan 18 dari Permenristekdikti No. 44 tahun 2015 sebagaimana telah dikutip di atas, dan berikut ini diulang kembali dalam bentuk Tabel 4.l. Dalam Tabel l terlihat ada substansi dari Standar lsi yang telah ditetapkan oleh PP. No. 19/2005 dan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas), tetapi ada juga yang perlu ditetapkan oleh

(54)

STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Jumlah substansi standar yang perlu ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam relatif lebih banyak dari pada yang telah ditetapkan oleh Permenristekdikti No. 44/2015 dan Permendiknas. Hal ini dapat disikapi dengan suatu pemikiran yang positif bahwa pemerintah memberi keleluasaan terhadap STIKES Mitra Bunda Persada Batam untuk berkembang sesuai dengan kondisi, kemampuan, dan budaya masing-masing. Suatu perguruan tinggiwajib menetapkan dan melaksanakan secara konsisten'dan bekelanjutan kandungan Standar lsitersebut. Hal ini dimaksudkan agar perguruan tinggi dapat memenuhi SNP bahkan selanjutnya dapal melampaui SNP baik dalam jumlah maupun level dari substansi (kriteria) standar tersebut.

Dalam proses penetapan Standar lsi, tim atau satuan tugas SPMl- STIKes Mitra Bunda Persada Batam perlu memetakan dan merum uskan secaia lebih detil substansi dari Standar lsi, baik yang secara minimal telah diatur oleh Pemerintah melalui SNP seperti disebut di atas, ataupun substansi Standar lsi yang melebihi standar minimal menurut SNP itu. Berikut ini contoh dari pemetaan tersebut.

(55)

I. Substansi Standar Isi minimum berdasarkan SNP : a. Substansi Standar Isi yang telah ditetapkan oleh PP. No.

19/2005:

1. Kurikulum tingkat pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan , Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, pada program sarjana dan diploma.

2. Kurikulum tingkat pendidikan tinggi program sarjana dan diploma wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaan serta mata kuliah Statistika, dan/atau Matematika

b. Substansi Standar isi yang telah ditetapkan oleh Per mendiknas:

1. Beban sks minimal dan maksimal program pendidikan pada pendidikan tinggi dirumuskan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Permen (perlu mengacu permen yang akan ada).

2. Kalender akademik untuk perguruan tinggi diatur lebih lanjut dengan Permen (perlu mengacu permen yang akan ada).

(56)

Mitra Bunda Persada Batam :

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum STIKes Mitra Bunda Persada Batam dikembangkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam untuk setiap program studi.

2. Dalam mengembangkan kerangka dasar dan struktur kurikulum, STIKes Mitra Bunda Persada Batam perlu melibatkan asosiasi profesi, instansi pemerintah terkait, dan kelompok ahli yang relevan.

3. Kurikulum tingkat STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan kedalaman muatannya diatur oleh Stikes Mitra Bunda Persada Batam.

4. Beban sks efektif diatur oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam.

5. Kurikulum tingkat pendidikan untuk setiap program studi di Stikes Mitra Bunda Persada Batam dikembangkan dan ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam dengan mengacu

(57)

Tabel 4.2

Anatomi Standar Isi Menurut PP No.19 TAhun 2005 Tentang SNP

Diatur Oleh

PP.No.19 / 2005 Permen Diknas Perguruan Tinggi  Kurikulum tingkat pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan kewarganegara an, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, pada program sarjaa dan diploma.  Beban sks minimal dan maksimal program pendidikan pada pendidikan tinggi dirumuskan oleh BNSP dan ditetapkan dengan Permen.  Kalender akademik  Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh PT ybs. Untuk setiap program studi.  Dalam mengembangk an kerangka dasar dan struktur kurikulum,

(58)

 Kurikulum tingkat pendidikan tinggi program sarjana dan diploma wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaan serta mata kuliah Statistika, dan/atau Matematika. untuk perguruan tinggi diatur lebih lanjut dengan Permen. perguruan tinggi melibatkan asosiasi profesi, instansi pemerintah terkait, dan kelompok ahli yang relevan.  Kurikulum Tingkat pendidikan tinggi dan kedalaman muatannya diatur oleh perguruan tinggi masing-masing.  Beban SKS efektif

(59)

program pendidikan tinggi diatur oleh masing-masing perguruan tinggi.  Kurikulum tingkat pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada SNPO.

(60)

II. Substansi Standar Isi yang melampaui SNP

Salah satu cara sederhana dan praktis dalam perumusan substansi Standar Isi yang melampaui SNP dapat dilakukan dengan Cara memperhatikan dua aspek tersebut dan merujuk pada Standar Penjaminan Mutu Eksternal (akreditasi atau sertifikasi) yang dicita - citakan. Tim yang ditunjuk melakukan pencermatan substansi yang sesuai dengan visi dan kebutuhan

stakeholders dan yang ada dalam Standar yang diacu tersebut tetapi belum ada dalam SNP. Penetapan Standar Isi seyogyanya secara bertahap sesuai dengan kemampuan STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut tetapi terprogram dengan baik.

Tabel 4.3

Standar isi yang ditetapkan oleh per guruan tinggi sesuai dengan SNP dan melampaui SNP Standar Isi Suatu

Prodi sesuai dengan SNP

Standar Isi Suatu Prodi diluar

No Sub Kriteria No Sub Kriteria

(61)

Kurikulum Kurikulum dengan visi dan misi program studi. 2 Cakupan Kurikulum 2 Ketersediaan Peta Kurikulum 3 Relevansi Kurikulum 3 Urutan (sequence)

mata kuliah di dalam peta kurikulum 4 Beban Kredit Kurikulum 4 Urutan (sequence) pelaksanaan mata kuliah di dalam kurikulum dibandingkan peta kurikulum 5 Integrasi Kurikulum 5 Kesesuaian keahlian dosen dengan mata kuliah yang diajarkan 6 Fleksibilitas Kurikulum 6 Relevansi peninjauan kurikulum 7 Fleksibilitas mata kuliah pilihan 8 Kesesuaian keahlian

(62)

dosen dengan matakuliah yang diajarkan 9 Kesesuaian Praktikum 10 Kecukupan modul praktikum

5.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Isi

Mekanisme Pehan Standar Isi oleh STIKes Mitra Bunda Persada Batam dapat dikatakan sebagai serangkaian kegiatan untuk mendapatkan standar isi sebagai mana yang diharapkan oleh STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Pemenuhan standar isi dapat dinyatakan dalam tahapan kegiatan mulai dari penyusunan, penyempurnaan atau peninjauan kurikulum oleh STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang menghasilkan dokumen kurikulum.

(63)

Gambar 4.1. Diagram Alir Kegiatan Peninjauan Kurikulum

5.4 Mekanisme Pengendalian Standar Isi

Manejemen pengendalian standar isi mengandung dua makna yaitu : evaluasi dan usaha peningkatan standar. Oleh karena itu dalam tahap ini dilaksanakan kegiatan evaluasi terhadap implementasi Standar Isi (Proses pembelajaran, Proses evaluasi dan menciptakan suasana pembelajaran) yang selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut dilakukan usaha peningkatan yang berkelanjutan (Continous Quality Improvement/CQI).

(64)

Secara umum kegiatan evaluasi pemenuhan standar isi bertujuan mengetahui kesesuaian dan ketercapaian pelaksanaan standar isi dibandingkan dengan standar isi yang telah ditetapkan. Untuk itu, kegiatan evaluasi harus didasarkan atas : (1) implementasi dokumen kurikulum, (2) kalender akademik (proses pembelajaran, proses evaluasi dan penciptaan suasana pembelajaran) (3) evaluasi penyempurnaan kurikulum yang dilaksanakan secara terus menerus setiap akhir semester dan (4). Evaluasi peninjauan kurikulum dilaksanakan setiap 4 – 5 tahun sekali.

(65)

Tabel 4.4.

Mekanisme manajemen pengendalian standar isi

Kegiatan Penanggung

jawab Perumusan Standar Mutu Prodi :

Misi dan Visi Prodi dan Spesifikasi Prodi dan Kompetensi Lulusan,

Kurikulum

Ket.Jurusan/Ka.Pro di dan disyahkan rapat jurusan . Bila

diperlukan dibentuk tim

perumus

Pemenuhan standar Kegiatan Akademik dan penunjang

Ket.Jurusan/Ka.Pro di/Sek.Jurusan/Sek.

Prodi Kegiatan Perkuliahan, Kerja Praktek,

Penelitian Mahasiswa dan Tugas Akhir

Sek.Jurusan/Sek.Pr odi/Pembantu Pengurus Jurusan 1

(PPJ 1) Kegiatan kerjasama, penelitian dan

pengabdian masyarakat

Pembantu Pengurus Jurusan 2 Kegiatan co-kurikuler :

Success skill training, personal development programs, career

workshop, dll

Pembantu Pengurus Jurusan 3

Pengendalian standar Evaluasi Penyempurnaan Kurikulum

Sek.Jurusan/Sek.Pr odi/PPJ

(66)

1/Dosen/Mahasisw a

Pengendalian Standar Evaluasi Peninjauan Kurikulum

Badan Penasehat, Penguji dari luar, Alumni, Pengguna,

(67)

BAB VI

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

6.1 Definisi

Di dalam Pasal 1 Butir 10 Peraturan Mentri Pendidkan dan Kebudayaan RI.No.44/2015 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tinggi, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dilingkungan pendidikan tinggi, interaksi tersebut terjadi antara mahasiswa dengan dosen. Dalam interaksi yang berpusat pada mahasiswa (student Centered Learning ) tersebut terjadi proses perubahan yang dialami mahasiswa dalam empat ranah, yang disebut ranah kognitif , yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran, ranah afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi - reaksi yang berbeda berdasarkan penalaran, misalnya penerimaan, partisipasi, penentuan sikap ranah psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani, misalnya persepsi, kreativitas, ranah kooperatif, yaitu kemampuan untuk bekerjasama.

(68)

pada mahasiswa dalam empat ranah seperti dikemukakan di atas dan bermutu (memenuhi standar kompetensi lulusan), diperlukan standar mutu proses pemberajaran yang disusun berdasarkan peraturan perundangan, visi dan misi perguruan tinggi serta dengan memperhatikan kompetensi lulusan yang dibutuhkan stakeholders. Pelaksanaan proses harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik perkelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik. Dalam suatu proses pembelajaran, terdapat berbagai komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterrelasi. Komponen – komponen tersebut adalah dosen, mahasiswa, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode atau strategi pembelajaran.

Komponen-komponen yang mempengaruhi kebesaran proses pembejaran seperti dikemukakan di atas, (yang ditetapkan, dilaksanakan dikendalikan oleh perguruan Tinggi, perlu dikelola dengan baik agar menghasilkan mutu

pembelajaran yang baik pula. Untuk itulah diperlukan standar mutu untuk berbagai komponen tersebut.

(69)

6.2 Mekanisme Penetapan Standar Proses Pembelajaran Standar Penilaian Pembelajaran

Standar Proses Pembelajaran STIKes Mitra Bunda Persada Batam adalah keseluruhan tolok ukur pencapaian Minimal pada suatu siklus penjaminan mutu tentang seluruh proses kegiatan pembelajaran pada setiap program studi yang diselenggarakan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam, serta pengembangannya secara berkelanjutan.

Tujuan standar ini adalah menjamin pemenuhan mutu seluruh proses pembelajaran di dalam lingkungan belajar yang kondusif, inspiratif, kreatif yang mampu memotivasi dan meningkatkan kemampuan aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan kooperatif, secara utuh, menyeluruh, dan berkelanjutan di STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Untuk menetapkan Standar Proses Pembelajaran di STIKes Mitra Bunda Persada Batam, dapat dilakukan melalui langkah – langkah sebagai berikut :

1. Melakukan studi pendahuluan penelusuran terhadap ketentuan normatif yaitu peraturan perundangan yang mengatur tentang proses pembelajaran. Selain ketentuan normatif, harus pula diperhatikan visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam sebagai landasan sekaligus

(70)

tujuan dalam menentukan isi standar proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelusuran tersebut, tentukan standar yang rnenggambarkan sesuatu (dapat berupa keadaan, proses ) yang diharapkan akan terjadi atau yang seharusnya terjadi.

2. Melakukan evaluasi diri dengan menerapkan SWOT analysis. 3. Melakukan studi lapangan untuk mengetahui kebutuhan

stakeholders tentang kompetensi lulusan.

4. Rumuskan standar dengan menggunakan rumus atau prinsip Audience, Behaviour, Competence, dan Degree (ABCD), dengan memperhatikan acuan normatif yaitu perundang – undangan yang relevan, nilai – nilai dasar, visi, misi, tujuan dan sasaran STIKES Mitra Bunda Persada Batam, serla keterkaitan antar standar.

Penjelasan :

1. Studi Pendahuluan Penelusuran Terhadap Ketentuan Normatif a. Pasal 1 Butir 10 Peraturan Mentri Pendidkan dan

Kebudayaan RI.No.49/2014 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tinggi, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Gambar

Gambar 2.2 Manajemen Kendali Mutu Berbasis PDCA
Gambar  2.3.  Skema  Peningkatan  Mutu  Sekolah  Tinggi  Ilmu Kesehatan Mitra Bunda Persada
Gambar 2.4. Manajemen Kendali Mutu
Gambar 4.1. Diagram Alir Kegiatan Peninjauan Kurikulum
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Manusia memiliki kemampuan untuk untuk menggunakan dan memaknai simbol-simbol, maka berkembanglah cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana memahami simbol dan

yang masuk dari sensor arus, sensor suhu dan pembagi tegangan pada proses pengosongan akumulator akan diproses pada mikrokontroler Arduino yang nantinya akan

Bahan yang dibutuhkan oleh kontraktor dalam membangun proyek tetapi tidak akan menjadi bagian dari bangunan (setelah digunakan bahan ini akan disingkirkan).

Keluarga memiliki peranan yang penting dalam konsep sehat sakit anggota keluarganya yang sudah lansia, dimana keluarga merupakan sebuah sistem pendukung yang

7 Paramount Serpong, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “ Strategi Public relations dalam proses rebranding (Studi mengenai perubahan Aston

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka

Pada penelitian ini akan dilakukan pengolahan limbah cair kelapa sawit dengan dua buah reaktor yang dibedakan berdasarkan variasi lapisan anaerob, yaitu reaktor 1