• Tidak ada hasil yang ditemukan

01/11/2013 KERAGAAN KARAKTERISTIK BIOMETRIK PEMULIHAN TEGAKAN HUTAN DIPTEROCARPACEAE. Latar Belakang. Karakteristik Dinamika Hutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "01/11/2013 KERAGAAN KARAKTERISTIK BIOMETRIK PEMULIHAN TEGAKAN HUTAN DIPTEROCARPACEAE. Latar Belakang. Karakteristik Dinamika Hutan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Samarinda, 2013

Farida Herry Susanty

KERAGAAN KARAKTERISTIK BIOMETRIK

PEMULIHAN TEGAKAN

HUTAN DIPTEROCARPACEAE

Latar Belakang

Increment

Ingrowth Data & Informasi

Ragam Hutan Perencanaan dan

Pengelolaaan Hutan

Hutan Alam

Karakteristik Biometrik

-Ragam Kondisi Hutan

-Struktur, komposisi jenis, potensi, mortalitas, ingrowth (Lewis et al. 2004; Ishida et al.

2005) Pengelolaan Hutan Lestari Penyediaan Perangkat Manajemen Kuantitatif (Phillips et al. 2002)

Karakteristik Dinamika Hutan Dipterocarpaceae Hutan

campuran Richard (1964) Whitmore (1990) Ashton (1982) FAO (2001) Potensi > 25% (volume 50-160 m3 ha-1) wilayah Kalimantan (Nicholson 1979; Rasyid et al

1991; Pinard dan Putz 1996; Sist et al. 1998, Sist et al.

2003) Ragam Hutan Dipterocarpaceae

Struktur, komposisi jenis, potensi, mortalitas,

ingrowth (Lewis et al. 2004; Ishida et al. 2005)

Hutan Alam Produksi

(77.49 juta ha) 54.9%

(Ditjen Planologi Kehutanan 2011)

Tegakan Hutan

 Proses dinamis, heterogen, site spesifikKeragaan

(Morgan et al. 1994; Finegan 1996; Delgado et al. 1997; Finegan dan Delgado 2000; Ghazoul dan Hellier 2000; Davis et al. 2001; Weishampel et al. 2001; Gullison dan Bourque 2001; Andresen 2005; Smith dan Nichols 2005; Aguilar-Amuchastegui dan Henebry 2007)

Hambatan heterogenitas dan kompleksitas berupa keragaman tegakan dan variasi kondisi serta keterbatasan atau ketiadaan data

yang bersifat jangka panjang

(Phillips et al. 2002; Vanclay 2003; Bunyavejchewin et al. 2003; Gourlet-Fleury et al. 2005; Bischoff et al. 2005; Mex 2005; Hardiansyah et al. 2005; Kariuki et al. 2006; Kurinobu et al.

2006; Muhdin 2012; Setiawan 2013)

1) Dimensi atau variabel apa sajakah yang bersifat statis maupun dinamis sebagai penciri karakteristik dimensi tegakan hutan Dipterocarpaceae yang dapat menggambarkan kecenderungan arah perkembangan hutan setelah penebangan?

2) Bagaimanakah rumusan variabel yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemulihan hutan Dipterocarpaceae campuran setelah ditebang?

(2)

Tujuan Penelitian

Mendapatkan metode untuk mengukur tingkat keterpulihan hutan Dipterocarpaceae campuran

setelah penebangan menuju bentuk hutan alam primer yang tumbuh di tempat tersebut

Memperoleh variabel penting dan rumusannya dalam penilaian pemulihan tegakan hutan Dipterocarpaceae

setelah penebangan yang dapat menjelaskan kecenderungan arah perkembangan tegakan menuju ke arah kondisi tegakan awal sebelum penebangan.

Sasaran Penelitian

METODE PENELITIAN

Lokasi Plot Penelitian

Tj. Redeb

KHDTK Labanan di Labanan, Kabupaten Berau Kalimantan Timur

Plot Permanen dengan Teknik Penebangan yang Berbeda

Seri Petak Ukur Permanen (I)

Þ RIL 50

Þ RIL 60

Þ CNV

Þ Hutan Primer

Þ RIL 50 : Penebangan metode Ramah Lingkungan  >50 cm Þ RIL 60 : Penebangan metode Ramah Lingkungan  >60 cm Þ Penebangan metode Konvensional diameter  >60 cm Þ Hutan Primer (Kontrol)

(3)

Seri Petak Ukur Permanen (II)

Uji Coba Teknik Pembebasan yang Berbeda

Sistematis PPB Kontrol

Þ Teknik pembebasan secara sistematik (PS):

semua jenis non komersial  >20 cm (maksimal 30% bd/ha)

Þ Teknik pembebasan berbasis pohon binaan (PPB) : semua jenis non komersial  >20 cm radius 10 m &  >40 cm

diluar radius (maksimal 30% total bd/ha)

Þ Tanpa perlakuan (kontrol)

Desain plot

 Desain plot penelitian permanen berukuran 200 m x 200 m (4 ha) terbagi dalam 4 subplot (square )

 Tiap square plot berukuran 100 m x 100 m (1 ha).

 Masing-masing square dibuat sub subplot berukuran 20 m x 20 m sebanyak 25 buah.

 Luas plot penelitian 18 plot @ 4 ha = 72 ha

 Pengukuran semua jenis pohon  >10 cm

200 m Plot_ID: Tanggal: Patok 5 Patok 0/20 Patok 10 Patok 15 Jal ur 1 Jal ur 2 Jal ur 3 Jal ur 4 Jal ur 5 UTARA PU 1 Cara Pengisian: Isi data helling masing -masing sisi PU (sisi x dan sisi y) dari setiap PU yang bersangkutan dalam persen(%) dan arah perubahan hellingnya , yaitu positif(+) atau negatif(-) Contoh : PU 1 --> Sisi x= 25 (+) dan Sisi Y=10 (-) PU 2 PU 3 PU 4 PU 5 PU 6 PU 7 PU 8 PU 9 PU 10 PU 11 PU 12 PU 13 PU 14 PU 15 PU 16 PU 17 PU 18 PU 19 PU 20 PU 21 PU 22 PU 23 PU 24 PU 25 Sisi -X Si si -Y 10 (-) 25(+) 100 m Pengambilan Data Hutan Alam Dipterocarpaceae Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan Analisis Tegakan Teknik Pembebasan RIL 50 cm RIL 60 cm CNV TP1 TP2 Plot Permanen

Pemanenan Multiyears Citra

Analisis Citra dan Spasial Dimensi Statis Dimensi Dinamis - Indeks Nilai Penting

- Indeks Keanekaragaman - Indeks Kekayaan - Indeks Kemerataan - Indeks Kesamaan - Pola Distribusi Spasial

Jenis - Kerapatan (n/ha, ba/ha)

- Riap (cm/ha/th,cm2/ha/th) - Mortalitas (n/ha/th) - Ingrowth (n/ha/th)

Perubahan Tutupan Lahan

ANALISIS - Model dinamika struktur tegakan

- Model pertumbuhan tegakan

- Model dinamika ekologis Keragaan Karakteristik Biometrik Hutan

Dipterocarpaceae Intensitas Penebangan Alur Penelitian Pengambilan Data Hutan Alam Dipterocarpaceae Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan Analisis Tegakan Teknik Pembebasan RIL 50 cm RIL 60 cm CNV TP1 TP2 Plot Permanen

Pemanenan Multiyears Citra

Analisis Citra dan Spasial

Dimensi Statis Dimensi Dinamis

- Indeks Nilai Penting - Indeks

Keanekaragaman - Indeks Kekayaan - Indeks Kemerataan - Indeks Kesamaan - Pola Distribusi Spasial

Jenis

- Kerapatan (n/ha, ba/ha)

- Riap (cm/ha/th,cm2 /ha/th) - Mortalitas (n/ha/th) - Ingrowth (n/ha/th) Perubahan Tutupan Lahan ANALISIS - Model dinamika struktur tegakan - Model pertumbuhan tegakan - Model dinamika ekologis

Keragaan Karakteristik Biometrik Hutan Dipterocarpaceae Intensitas Penebangan Pengambilan Data Hutan Alam Dipterocarpaceae Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan Analisis Tegakan Teknik Pembebasan RIL 50 cm RIL 60 cm CNV TP1 TP2 Plot Permanen Pemanenan Citra Multiyears Analisis Citra dan

Spasial

Dimensi Statis Dimensi Dinamis Intensitas Penebangan

RIAP TEGAKAN PERIODIK HUTAN DIPTEROCARPACEAE

MORTALITAS DAN ALIH TUMBUH (INGROWTH)

TEGAKAN HUTAN DIPTEROCARPACEAE

DIMENSI KUANTITATIF EKOLOGI TEGAKAN HUTAN DIPTEROCARPACEAE

MODEL DINAMIKA STRUKTUR TEGAKAN HUTAN DIPTEROCARPACEAE

PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN HUTAN DIPTEROCARPACEAE

FORMULASI

(4)

MODEL DINAMIKA STRUKTUR TEGAKAN

HUTAN DIPTEROCARPACEAE

Kerapatan tegakan HBT

Kerapatan : 461-647 btg ha-1 rataan 531 btg ha-1 Muhdin (2012) HBT di Kalimantan :113-607 btg ha-1 Setiawan (2013) HBT di Kaltim : 250-511 btg ha-1 Pemulihan 17 tahun : 93-102% 0 100 200 300 400 500 600 HP 1 3 5 7 9 11 13 15 17 K e ra p a ta n (b tg h a -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL 50 RIL 60 CNV HP

Bidang dasar tegakan HBT

BD HBT tegakan : 19.35-31.84 m2 ha-1 rataan 23.68 m2 ha-1

Krisnawati (2001) HBT di Kalteng : 16.4-26.7 m2 ha-1 Setiawan (2013) HBT di Kaltim : 12.63-28.57 m2 ha-1

Pemulihan 17 tahun : 81.0-88.8% (BD HBT < HP Bonino dan Araujo 2005)

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 HP 1 3 5 7 9 11 13 15 17 B id a n g d a s a r (m 2 ha -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun)

RIL 50 RIL 60

CNV HP

Kerapatan tegakan HSP

Kerapatan : 419-510 btg ha-1 rataan 472 btg ha-1

13 tahun setelah pembebasan: 94.9-103.7%

0 100 200 300 400 500 600 HBT11 1 3 5 7 9 11 13 K er a p a tan ( b tg ha -1)

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR

(5)

Bidang dasar tegakan HSP

BD HBT tegakan : 22.66-28.20 m2 ha-1 rataan 24.39 m2 ha-1 13 tahun setelah pembebasan : 87.4-108.0% (BD HBT < HP Bonino dan Araujo 2005)

0 10 20 30 40 HBT11 1 3 5 7 9 11 13 B id a n g d a sa r (m 2 ha -1)

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun)

PS PPB CTR

Dinamika Tegakan Hutan

Berdasarkan dimensi kerapatan dan bidang dasar tegakan:

 Tegakan hutan 17 tahun setelah penebangan mendekati

kondisi hutan primer, tetapi masih didominasi kelompok jenis

non Dipterocarpaceae

 Tegakan HBT 13 tahun setelah pembebasan belum

memberikan perbedaan yang nyata baik untuk kelompok jenis Dipterocarpaceae maupun non Dipterocarpaceae

 Pemulihan tegakan/respon tindakan pembebasan kelompok

jenis Dipterocarpaceae akan lebih lambat dibandingkan

kelompok jenis non Dipterocarpaceae

Model Struktur Tegakan

0 50 100 150 200 250 0 7 ,5 1 2 ,5 1 7 ,5 2 2 ,5 2 7 ,5 3 2 ,5 3 7 ,5 4 2 ,5 4 7 ,5 5 2 ,5 5 7 ,5 6 2 ,5 6 7 ,5 7 2 ,5 7 7 ,5 8 2 ,5 8 7 ,5 9 2 ,5 9 7 ,5 1 0 2 ,5 K er a p a ta n ( b tg ha -1) Diameter (cm) Kerapatan rataan Eksponensial Gamma Lognormal Weibull

Model Struktur tegakan

Model famili sebaran eksponensial, gamma, Lognormal, weibull Terpilih : Model famili sebaran Lognormal berdasarkan nilai fungsi kemungkinan maksimum (L)

(6)

• Suhendang (1985): kelompok jenis komersial, meluang dan semua jenis di Bengkunat, Lampung

• Boreel (2009): Torem dan non Torem di pulau Yamdema, Maluku

• Setiawan (2013) : Dipterocarpaceae dan non Dipterocarpaceae di Sei Seleq, Kalimantan Timur

Model famili sebaran Lognormal berdasarkan nilai fungsi kemungkinan maksimum (L) : D (S, Ds), nD dan semua jenis

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 K e ra pa ta n ( bt g ha -1) Kelas Diameter (cm) HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 Semua jenis 0 10 20 30 40 50 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95100 Kerapatan ( btg ha -1) Kelas diameter (cm) HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 0 10 20 30 40 50 0 5 101520253035404550556065707580859095100 Kerapatan ( btg ha -1) Kelas diameter (cm) HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 0 10 20 30 40 50 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95100 Kerapatan ( btg ha -1) Kelas diameter (cm) HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15

Kurva Struktur Kerapatan Dipterocarpaceae

Kerapatan Rendah Kerapatan Sedang

Kerapatan Tinggi

Kurva Struktur Bidang dasar Dipterocarpaceae Kerapatan Rendah Kerapatan Sedang

Kerapatan Tinggi 0 0,5 1 1,5 2 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95100 Bi dan g dasar (m 2 ha -1) Kelas diameter (cm) HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 0 0,5 1 1,5 2 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95100 Bi dan g dasar (m 2 ha -1) Kelas diameter (cm) HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 0 0,5 1 1,5 2 0 5 101520253035404550556065707580859095100 Bi dan g dasar (m 2 ha -1) Kelas diameter (cm) HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 Kerapatan Tinggi Kerapatan Rendah Kerapatan

Sedang

MORTALITAS TEGAKAN HUTAN

(7)

Mortalitas semua jenis

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 3 5 7 9 11 13 15 17 M o rt a li ta s (b tg ha -1 2 th -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL 50 RIL 60 CNV HP 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 3 5 7 9 11 13 M o rt a li ta s (b tg ha -1 2 th -1)

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR

 HBT > HP pada

tahun ke-1 dan tahun ke-3

 HSP > Ctr hingga

tahun ke-5

Efek penebangan: tahun ke-1 & ke-3 CNV>RIL50>RIL60 sampai tahun ke-5 Mortalitas menurun setelah tahun ke-5 Mortalitas ND>D Mortalitas S < Ds 0 20 40 60 80 100 1 3 5 7 9 11 13 15 17 m o rt a li ta s ( n h a -1 2 th -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL50 RIL60 CNV HP 0 10 20 30 40 1 3 5 7 9 11 13 15 17 M o rt a li ta s ( n h a -1 2 th -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun)

RIL50 RIL60 CNV HP Dipterocarpaceae Non Dipterocarpaceae

Mortalitas HBT

Mortalitas tegakan semua jenis HBT

Perlakuan HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 HBT17 (% ha-1 2th-1) RIL50 Rataan 23.7 10.9 4.3 5.8 3.0 2.9 2.7 3.4 3.3 SD 10.6 6.2 1.4 1.2 0.7 1.1 1.1 1.7 1.5 RIL60 Rataan 22.3 8.3 4.4 5.5 3.3 2.5 2.5 2.5 3.5 SD 8.1 3.5 1.1 1.3 0.9 0.8 1.1 1.3 2.0 CNV Rataan 29.3 12.8 2.8 6.8 3.3 3.6 2.8 2.9 4.3 SD 9.2 8.0 1.3 2.3 0.9 2.1 1.0 1.9 0.4 HP1 HP3 HP5 HP7 HP9 HP11 HP13 HP15 HP17 HP Rataan 2.9 3.2 4.7 6.0 3.2 3.4 2.7 2.0 3.2 SD 1.0 1.3 5.1 1.8 1.2 1.5 1.5 1.4 2.0

HBT di Papua New Guinea 2.5% ha-1 th-1 (Mex 2005)

Hutan Dipterocarpaceae di Asia 1.5% th-1 (Nguyen-The et al. 1998) Hutan rawa gambut : 6.13% th-1 dan hutan kerangas 4.26% th-1

(Nishimua et al. 2006)

Efek pembebasan: hingga tahun ke-5 PS menyerupai PPB Mortalitas menurun setelah tahun ke-5 Mortalitas ND>D 0 20 40 60 80 100 1 3 5 7 9 11 13 M o rt a li ta s ( b tg ha -1 2 th -1)

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR 0 20 40 60 80 100 1 3 5 7 9 11 13 M o rt a li ta s ( b tg ha -1 2 th -1)

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR Dipterocarpaceae Non Dipterocarpaceae

Mortalitas HSP

(8)

Kondisi P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 (% ha-1 2th-1 ) PS Rataan 3.4 13.6 6.1 9.5 4.0 7.7 3.2 SD 1.5 2.7 3.8 4.6 1.6 5.8 1.4 PPB Rataan 4.6 13.2 6.0 8.7 2.9 3.3 3.3 SD 3.2 2.8 3.6 3.3 1.0 1.0 1.2 HBT13 HBT15 HBT17 HBT19 HBT21 HBT23 HBT25 CTR Rataan 3.7 4.3 2.4 9.6 4.7 3.1 3.9 SD 1.3 1.5 1.6 5.0 3.6 1.3 1.7

Mortalitas tegakan semua jenis HSP

Fluktuasi utama tingkat mortalitas tegakan terjadi pada 1-3 tahun setelah penebangan dan 1-7 tahun setelah pembebasan. Perubahan utama tegakan setelah penebangan terjadi pada 5–10 tahun setelah penebangan (Kariuki et al. 2006)

ALIH TUMBUH (

INGROWTH

) TEGAKAN

HUTAN DIPTEROCARPACEAE

Ingrowth

semua jenis

 HBT > HP pada tahun hingga tahun ke-7  HSP > Ctr hingga tahun ke-9 0 20 40 60 80 100 120 1 3 5 7 9 11 13 15 17 In g ro w th (b tg ha -12 th -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL 50 RIL 60 CNV HP 0 20 40 60 80 100 120 1 3 5 7 9 11 13 In g ro w th (b tg ha -1 2 th -1)

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTRMeningkat hingga tahun ke-7 CNV>RIL50>RIL60 untuk Dipterocarpaceae HBT > HP hingga tahun ke-17 ND > D 0 5 10 15 20 1 3 5 7 9 11 13 15 17 Ingrowth (btg ha -1 2th -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun)

RIL50 RIL60 CNV HP 0 20 40 60 80 1 3 5 7 9 11 13 15 17 Ingrowth (btg ha -1 2th -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun)

RIL50 RIL60 CNV HP Dipterocarpaceae Non Dipterocarpaceae

Ingrowth

HBT

(9)

Ingrowth tegakan semua jenis Perlakuan HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13HBT15HBT17 (% ha-1 2th-1) RIL50 Rataan 1.8 9.0 21.3 14.5 8.8 2.8 3.4 6.5 0.6 SD 0.6 4.9 25.3 8.9 4.4 2.4 1.7 2.7 0.2 RIL60 Rataan 2.1 6.3 9.0 10.5 7.9 1.6 3.5 9.8 0.7 SD 1.0 2.3 2.3 3.3 3.8 1.0 1.4 5.7 0.1 CNV Rataan 1.3 12.7 19.1 19.6 7.8 3.5 5.2 5.4 0.7 SD 0.6 8.5 13.4 8.2 4.8 1.2 2.6 1.9 0.2 HP1 HP3 HP5 HP7 HP9 HP11 HP13 HP15 HP17 HP Rataan 2.1 3.8 3.7 4.7 2.0 1.1 1.6 4.5 0.7 SD 1.0 1.9 1.9 2.2 1.1 1.1 0.9 2.7 0.6

Ingrowth meningkat pada 8 tahun pertama setelah penebangan (Silva et al. 1995)

Tingkat ingrowth tertinggi HBT pada tahun ke-3 (Kao dan Iida 2006)

Efek pembebasan D hingga tahun ke-5, ND tahun ke-7 Menurun setelah

tahun ke-7 ND>D

Ingrowth

HSP

Dipterocarpaceae non Shorea 0 20 40 60 80 1 3 5 7 9 11 13 In grow th (b tg ha -1 2t h -1)

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR Dipterocarpaceae 0 20 40 60 80 1 3 5 7 9 11 13 In grow th (b tg ha -1 2t h -1)

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR Non Dipterocarpaceae Kondisi P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 (% ha-1 2th-1) PS Rataan 4.7 12.3 13.9 11.4 2.3 5.0 3.1 SD 2.0 4.3 4.4 1.6 0.8 2.0 1.3 PPB Rataan 4.2 8.4 9.6 10.1 5.0 3.5 2.5 SD 2.0 2.7 2.8 2.0 7.1 1.4 1.4 HBT13 HBT15 HBT17 HBT19 HBT21 HBT23 HBT25 CTR Rataan 3.7 4.7 7.1 4.7 2.8 3.2 2.8 SD 2.8 2.4 2.6 1.3 3.6 2.2 2.1

Ingrowth tegakan semua jenis HSP

Tingginya ingrowth didorong pembukaan kanopi setelah penebangan ataupun pembebasan.

Respon perubahan utama tegakan yang terjadi pada 5–10 tahun setelah penebangan atau perlakuan (Kariuki et al. 2006) serta adanya kompetisi dalam tegakan (Gourlet-Fleury et al. 2005)

Hubungan antara Jangka Waktu Setelah

Penebangan dan Setelah Pembebasan

(10)

Dipterocarpaceae Mortalitas Ingrowth 0 5 10 15 20 25 30 35 1 3 5 7 9 11 13 15 17 L a ju ( n h a -1 2 th -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun)

Mortalitas Ingrowth 0 2 4 6 8 10 1 3 5 7 9 11 13 15 17 La ju ( n ha -1 2 th -1)

Jangka waktu (tahun)

HBT Hutan Primer Non Dipterocarpaceae Mortalitas Ingrowth 0 20 40 60 80 1 3 5 7 9 11 13 15 17 La ju ( bt g ha -1 2 th -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun)

Mortalitas Ingrowth 0 4 8 12 16 20 1 3 5 7 9 11 13 15 17 L a ju ( b tg ha -1 2t h -1)

Jangka waktu (tahun)

HBT

Hutan Primer

Semua jenis Mortalitas

Ingrowth 0 20 40 60 80 100 120 1 3 5 7 9 11 13 15 17 L aj u ( b tg ha -1 2t h -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun)

Mortalitas Ingrowth 0 5 10 15 20 25 30 1 3 5 7 9 11 13 15 17 L aj u ( b tg ha -1 2t h -1)

Jangka waktu (tahun) HBT

Hutan Primer

Ingrowth akan meningkat setelah penebangan dan akan menurun sejalan dengan kompetisi tegakan (Gourlet-Fleury

et al. 2005)

Mortalitas dan

Ingrowth

 Variasi kondisi HBT dengan teknik penebangan yang berbeda dan teknik pembebasan yang berbeda tidak memberikan perbedaan yang nyata, baik terhadap tingkat mortalitas maupun ingrowth tegakan baik untuk kelompok jenis Dipterocarpaceae dan non Dipterocarpaceae

 Fluktuasi tingkat mortalitas dan ingrowth pada hutan primer relatif rendah dibandingkan pada variasi kondisi hutan bekas tebangan.

(11)

RIAP TEGAKAN PERIODIK HUTAN

DIPTEROCARPACEAE

Riap bidang dasar tegakan rataan (m2 ha-1 2th-1)

semua jenis Perlakuan HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 HBT17 (m2 ha-1 2th-1) RIL50 Rataan 0.35 0.88 0.93 1.12 1.87 1.17 0.90 1.05 1.61 SD 0.09 0.17 0.24 0.28 0.60 0.22 0.33 0.14 0.26 RIL60 Rataan 0.42 0.91 1.02 0.87 1.67 0.83 0.72 0.92 1.31 SD 0.14 0.14 0.21 0.17 0.35 0.11 0.22 0.17 0.24 CNV Rataan 0.27 0.98 1.06 1.08 2.10 1.11 1.12 0.94 1.62 SD 0.07 0.13 0.18 0.17 0.36 0.30 0.23 0.25 0.18 HP1 HP3 HP5 HP7 HP9 HP11 HP13 HP15 HP17 HP Rataan 0.51 0.71 0.54 0.67 1.05 0.57 0.48 0.65 1.28 SD 0.09 0.14 0.09 0.18 0.17 0.13 0.14 0.11 0.07 P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 PS Rataan 0.98 1.59 2.52 1.38 2.13 1.52 1.66 SD 0.12 0.38 0.60 0.23 0.43 0.35 0.51 PPB Rataan 0.98 1.36 2.07 1.26 1.80 1.24 1.78 SD 0.12 0.37 0.41 0.21 0.27 0.16 1.46 HBT13 HBT15 HBT17 HBT19 HBT21 HBT23 HBT25 CTR Rataan 0.95 0.93 1.53 0.85 1.23 0.83 0.81 SD 0.32 0.44 0.46 0.25 0.37 0.35 0.39

Korelasi intensitas penebangan dengan riap bidang dasar tetapi tidak selalu linear (Scmidt dan Nichols 2005)

0,0 1,0 2,0 3,0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 RBd (m 2 ha -1 2th -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL 50 RIL 60 CNV HP 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 RBd (m 2 ha -1 2th -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL 50 RIL 60 CNV HP 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 RBd (m 2 ha -1 2th -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL 50 RIL 60 CNV HP

Riap bidang dasar tegakan periodik (m2 ha-1 2th-1) HBT

Dipterocarpaceae nD Semua jenis 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 1 3 5 7 9 11 13 RBd (m 2 ha -1 2th -1)

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 1 3 5 7 9 11 13 RBd (m 2 ha -1 2th -1)

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun)

PS PPB CTR 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 1 3 5 7 9 11 13 RBd (m 2 ha -1 2th -1)

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun)

PS PPB CTR

Riap bidang dasar tegakan periodik (m2 ha-1 2th-1) HSP

Dipterocarpaceae non Dipterocarpaceae

(12)

Hubungan antara Jangka Waktu Setelah

Penebangan dan Setelah Pembebasan

dengan Riap Tegakan Periodik

0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 R ia p Bd pe ri odi k (m 2 ha -12 th -1)

Jangka waktu (tahun)

D S Ds nD SJ 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 R ia p Bd pe ri odi k (m 2 ha -12 th -1)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun)

D S Ds nD SJ

Hutan bekas tebangan

Hutan primer

Perbedaan HBT dan HP untuk semua kelompok jenis tidak berbeda nyata (Fhit < Ftabel(3,32;0.05) = 2.9011). Perbedaan antar teknik penebangan tidak berbeda nyata untuk semua kelompok jenis (Fhit < Ftabel(2,24;0.05) = 3.4028)

Riap Tegakan Periodik

ÕSecara individu kelompok jenis Dipterocarpaceae lebih tinggi

dibandingkan non Dipterocarpaceae tetapi total riap bidang

dasar tegakan periodik lebih besar untuk non

Dipterocarpaceae

ÕVariasi kondisi hutan bekas tebangan tidak memberikan

perbedaan terhadap nilai riap bidang dasar tegakan periodik untuk kedua kelompok jenis tersebut

DIMENSI KUANTITATIF EKOLOGI

TEGAKAN HUTAN DIPTEROCARPACEAE

(13)

Rekapitulasi jumlah jenis

Kelompok jenis Dipterocarpaceae : 8 genera Anisoptera, Cotylelobium, Dipterocarpus, Dryobalanops, Hopea, Parashorea, Shorea, Vatica dan mencakup 92 jenis

Dipterocarpaceae di dunia 9 genera, 267 species (Indrawan 2002) 0 50 100 150 200 HP 1 3 5 7 9 11 13 15 17 Ju m la h j en is

Jangka waktu setelah tebangan (tahun)

RIL50 RIL60 CNV HP 0 50 100 150 200

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR Kelimpahan jenis (N1) : HP : 113-121 > HBT 17 :71–108 CTR : 64-74 > HSP : 49-73 0 5 10 15 20 In deks Ni la i Pen ti n g (% )

10 jenis INP tertinggi pada hutan primer

Total INP Dipterocarpaceae : 91 – 102%

INP salah satu parameter gambaran peranan jenis dalam

komunitasnya (Sundarapandian dan Swamy 2000)

0 5 10 15 20 In deks Ni la i Pen ti n g (% )

10 jenis INP tertinggi pada HBT 1 tahun

Total INP Dipterocarpaceae :

RIL 50 : 101%  82.5% RIL 60 : 98%  88,6% CNV : 99%  87% 0 5 10 15 20 In deks Ni la i Pen ti n g (% )

10 jenis INP tertinggi pada HBT 17 tahun

Total INP Dipterocarpaceae : RIL 50 : 101%  82.5%  79.1% RIL 60 : 98%  88.6%  76% CNV : 99%  87%  81%

Dominansi dan distribusi (penguasaan) jenis  dipengaruhi kemampuan beradaptasi secara optimal terhadap seluruh faktor lingkungan atau tempat tumbuh baik fisik, biotik dan kimia (Krebs 1994)

(14)

10 jenis INP tertinggi pada HSP 13 tahun

Total INP Dipterocarpaceae : PS : 82%  91% PPB : 77%  82% CTR : 70%  66% (HBT 25) 0 5 10 15 20 In d ek s N il a i Pe n ti n g ( % )

Karakteristik di hutan tropika : adaptasi dengan kondisi intensitas cahaya dalam tegakan atau pembukaan kanopi hutan (Balakrishnan et al. 1994)

Indeks keanekaragaman jenis (H’) 3,0 4,0 5,0 HP 1 3 5 7 9 11 13 15 17 In deks kea n eka ra ga man jen is (H' )

Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL50 RIL60 CNV HP 3,0 4,0 5,0 HBT11 1 3 5 7 9 11 13 In deks kea n eka ra ga man jen is (H' )

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR 6 bulan HBT di Kaltim H’ = 3.37  sedang (Indrawan 2000) 1 bulan HBT di Kalteng H’ = 2.73  sedang (Pamoengkas 2006) HBT< HP (Muhdi 2012) HBT 5–10 tahun < sekunder tua (>40 tahun) hutan primer (Makana dan Thomas 2006) Kriteria Magurran (1988) : tinggi (H’ > 3.5) HBT < HP HSP < CTR Indeks kekayaan jenis (R1) 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 HP 1 3 5 7 9 11 13 15 17 In d e k s k e k a y a a n j e n is ( R 1 )

Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL50 RIL60 CNV HP 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 HBT11 1 3 5 7 9 11 13 In d e k s k e k a y a a n j e n is ( R 1 )

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR

Tingkat kekayaan & kelimpahan jenis pada hutan terganggu akan menurun dibandingkan pada kondisi hutan klimaks (Sodhi et al. 2010) Kriteria Magurran (1988) : Tinggi (R1 > 5.0) 0,6 0,8 1,0 HP 1 3 5 7 9 11 13 15 17 In deks kem era ta an jen is (E)

Jangka waktu setelah tebangan (tahun)

RIL50 RIL60 CNV HP 0,6 0,8 1,0 HBT11 1 3 5 7 9 11 13 Indek s k e m e ra ta a n j e ni s ( E )

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun)

PS PPB CTR Indeks kemerataan jenis (E) E mendekati 1.0 HBT<HP HSP perubahan kecil Penilaian ekologi tegakan merupakan penilaian dalam tingkat jenis (species) penyusun vegetasi (Krebs 2006)

(15)

Indeks kesamaan komunitas berdasarkan kerapatan (ISn) 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 In d e k s k e s a m a a n j e n is (I S n )

Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL 50 RIL 60 CNV HP 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 1 3 5 7 9 11 13 In d e k s k e s a m a a n k o m u n it a s (I S n )

Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR  CNV < RIL  HBT (> 78%)  HSP (> 70% )  CTR > PS & PPB

Pola sebaran spasial Dipterocarpaceae

Risalah kondisi HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 HBT17 RIL 50 Ip 0.50 0.50 0.50 0.47 0.45 0.50 0.50 0.50 0.50 0.41 Ps Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl RIL 60 Ip 0.29 0.24 0.22 0.25 0.27 0.28 0.29 0.30 0.37 0.39 Ps Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl CNV Ip 0.47 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.42 0.44 0.42 0.50 Ps Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl HP0 HP1 HP3 HP5 HP7 HP9 HP11 HP13 HP15 HP17 HP Ip 0.43 0.48 0.42 0.36 0.42 0.44 0.44 0.45 0.48 0.37 Ps Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl HBT11 P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 PS Ip 0.19 0.25 0.25 0.21 0.20 0.18 0.29 0.27 Ps Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl PPB Ip 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 Ps Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl HBT11 HBT13 HBT15 HBT17 HBT19 HBT21 HBT23 HBT25 CTR Ip 0.25 0.29 0.34 0.35 0.39 0.31 0.34 0.33 Ps Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl

Semua pengelompokkan jenis : mengelompok (clumped)

Anisoptera costata, Dipterocarpus alatus, Hopea odorata dan Vatica cinerea

mengelompok (Bunyavejchewin et al. 2003)

Bentuk sebaran spasial jenis umumnya mengelompok sesuai dengan batasan atau kebutuhan tempat tumbuh yang spesifik (Lee et al. 2006)

Dimensi Kuantitatif Ekologi

 Pergeseran dominansi kelompok jenis Dipterocarpaceae pada

hutan setelah penebangan dikarenakan perkembangan gap

opportunist species

 Tegakan HBT maupun HSP mempunyai nilai keanekaragaman,

kelimpahan jumlah jenis dan kekayaan jenis yang lebih rendah

dibandingkan kondisi hutan primer, tetapi cenderung meningkat seiring waktu pemulihan

 Sebaran kelimpahan jenis dominan dalam tegakan HBT relatif

tetap tetapi jenis penyusun dalam tegakan terjadi pergeseran

PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN

HUTAN DIPTEROCARPACEAE

(16)

Hasil klasifikasi tutupan lahan

Citra Landsat TM tahun 1989, 1991, 1994, 1997, 2002 dan 2006 path 117 dan row 59

Luasan analisis ± 36 900 ha

Metode : supervised

classification Maximum Likelihood Classification

(MLC)

Perubahan tutupan lahan

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 1989 1991 1994 1997 2002 2006 L u a s (h a ) Tahun Badan air Hutan 1 Hutan 2 Tanah Terbuka

Klasifikasi kerapatan hutan dengan 2 kelas (separabilitas > 1800) Hutan 2 : 14.2% (1989)  39.7% (2006)

FORMULASI KERAGAAN KARAKTERISTIK

BIOMETRIK HUTAN DIPTEROCARPACEAE

Formulasi Keragaan Karakteristik Biometrik

Y (KKB)

= ƒ

W

i

X

i

dimana:

Y = keragaan karakteristik biometrik hutan Dipterocarpaceae Wi = bobot atau koefisien untuk variabel ke-i

Xi = variabel ke-i (dimensi kuantitatif yaitu kerapatan

tegakan[K], bidang dasar tegakan [BD], riap bidang dasar [rBD], indeks keanekaragaman jenis [H’], kelimpahan jenis [N1], indeks kekayaan [R1], indeks kemerataan [E], mortalitas [M], ingrowth [i])

(17)

Analisis Biplot

5.0 2.5 0.0 -2.5 -5.0 5.0 2.5 0.0 -2.5 -5.0 PC 1 P C 2 I M N1 E R1H J rBD BDK Biplot KKB HBT

Analisis Komponen Utama/PCA

(KKB HBT17)

Total Variance Explained Component

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance

Cumul ative % 1 4.277 42.773 42.773 4.277 42.773 42.773 2 2.740 27.398 70.171 2.740 27.398 70.171 3 2.050 20.501 90.672 2.050 20.501 90.672 4 .651 6.510 97.182 5 .158 1.580 98.762 6 .077 .770 99.532 7 .034 .343 99.875 8 .010 .098 99.973 9 .002 .025 99.997 10 .000 .003 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Berdasarkan kumulatif proporsi keragaman total > 80%, nilai eigenvalue > 1, koefisien komponen matrik > 0.5

(Timm 2002; Mattjik & Sumertajaya 2011)

Analisis Komponen Utama/PCA

(KKB HBT17)

3 PC 2 PC 1 PC

Analisis Komponen Utama/PCA

(KKB HBT17) Component Matrixa Component 1 2 3 K .622 -.559 .617 BD .354 -.838 .287 rBD -.075 .572 .678 J .953 -.099 .256 H .937 .204 -.274 R1 .978 .021 .141 E .485 .635 -.726 N1 .941 .203 -.261 M .085 .612 .653 I .069 .861 .419

Extraction Method: Principal Component Analysis.a

a. 3 components extracted.

Penyusun PC : berdasarkan koefisien komponen matrik > 0.5 (+/-)

(Timm 2002; Mattjik & Sumertajaya 2011)

(18)

Analisis Faktor

(KKB HBT17)

KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .660 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 1808.301 df 45 Sig. .000 K BD rBD J H R1 E N1 M I Anti-image Correlation K .499a -.310 .082 -.920 -.153 .874 .093 .185 .113 -.140 BD -.310 .716a .367 .041 .019 .002 -.013 -.099 -.382 .517 rBD .082 .367 .699a -.174 -.059 .186 .146 .002 .125 -.198 J -.920 .041 -.174 .423a -.016 -.981 .038 -.012 -.052 .078 H -.153 .019 -.059 -.016 .463a .008 -.507 -.782 .136 -.156 R1 .874 .002 .186 -.981 .008 .437a .089 -.098 .029 -.077 E .093 -.013 .146 .038 -.507 .089 .838a -.080 .053 -.077 N1 .185 -.099 .002 -.012 -.782 -.098 -.080 .813a -.077 .147 M .113 -.382 .125 -.052 .136 .029 .053 -.077 .409a -.893 I -.140 .517 -.198 .078 -.156 -.077 -.077 .147 -.893 .448a a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Uji Bartlett’s nilai KMO > 0.5 : korelasi signifikan,

Penentuan jumlah variabel dan koefisien variabel berdasarkan msa > 0.5

(Timm 2002; Mattjik & Sumertajaya 2011)

Penilaian Konsistensi PC HBT

PCA Variabel penyusun Konsisten

2 PC

PC1 bidang dasar, kerapatan, riap bidang dasar, jumlah jenis, tingkat mortalitas dan ingrowth

HBT5, HBT7 PC2 indeks keanekaragaman, indeks kekayaan,

jumlah jenis, indeks kemerataan dan kelimpahan jenis.

HBT5, HBT7

3 PC

PC1 indeks kekayaan jenis, indeks

keanekaragaman, tingkat kelimpahan, jumlah jenis dan kerapatan

HBT9, HBT11, HBT15, HBT17 PC2 kerapatan, bidang dasar, riap bidang dasar,

indeks kemerataan jenis, tingkat mortalitas dan ingrowth

HBT9, HBT11, HBT15, HBT17 PC3 kerapatan, riap bidang dasar, indeks

kemerataan jenis dan tingkat mortalitas

HBT11, HBT15, HBT17

Analisis Faktor KKB HBT

70 80 90 100 HBT9 HBT11 HBT15 HBT17 KKB

Jangka waktu (tahun)

KKB HBT9 = 0.73 Bd + 0.79 rBd + 0.77 E + 0.79 N1 KKB HBT11 = 0.77 Bd + 0.74 rBd + 0.83 E + 0.80 N1 KKB HBT15 = 0.76 Bd + 0.65 rBd + 0.84 E + 0.80 N1 KKB HBT17 = 0.72 Bd + 0.70 rBd + 0.84 E + 0.81 N1

Penilaian Konsistensi PC HSP

Analisis Komponen Utama

Variabel penyusun Konsisten

PC1 indeks kekayaan jenis, indeks keanekaragaman, tingkat kelimpahan, jumlah jenis, indeks kemerataan, tingkat mortalitas dan ingrowth

HSP7, HSP9, HSP11, HSP13

PC2 kerapatan dan indeks kemerataan jenis HSP9, HSP11, HSP13

PC3 riap bidang dasar HSP7, HSP9,

(19)

50 60 70 80 90 100 110 HSP7 HSP9 HSP11 HSP13 KKB

Jangka waktu (tahun)

KKB HSP7 = 0.72 H’ + 0.83 N1 + 0.72 M + 0.63 I

KKB HSP9 = 0.83 H’ + 0.78 N1 + 0.84 M + 0.76 I

KKB HSP11 = 0.83 H’ + 0.80 N1 + 0.80 M + 0.69 I KKB HSP13 = 0.83 H’ + 0.90 N1 + 0.79 M + 0.71 I

Analisis Faktor KKB HSP

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

 Penilaian keragaan karakteristik biometrik (KKB) tegakan

hutan Dipterocarpaceae campuran dilakukan dengan pendekatan dimensi statis dan dinamis yang meliputi: kerapatan, luas bidang dasar, riap bidang dasar, jumlah jenis, indeks keanekaragaman shannon, kelimpahan jenis, indeks kekayaan, indeks kemerataan, tingkat mortalitas dan ingrowth

Simpulan

 Penilaian KKB hutan Dipterocarpaceae setelah penebangan

dapat menggunakan pendekatan 3 komponen utama yaitu

(a)Indeks ekologi (ecological index) meliputi: indeks keanekaragaman, indeks kekayaan jenis, tingkat kelimpahan, jumlah jenis, indeks kemerataan, bidang dasar dan riap bidang dasar

(b)Indeks pemulihan tegakan (recovery index) meliputi:

kerapatan, bidang dasar dan tingkat ingrowth

(c)Indeks dinamis (dynamic index) meliputi: riap bidang dasar dan tingkat mortalitas

(20)

Simpulan

 Penilaian KKB hutan Dipterocarpaceae setelah pembebasan

dapat menggunakan pendekatan 3 komponen utama yaitu

(a)Indeks ekologi (ecological index) meliputi: indeks keanekaragaman, indeks kekayaan jenis, tingkat kelimpahan, jumlah jenis, indeks kemerataan, tingkat mortalitas dan ingrowth;

(b)Indeks pemulihan tegakan (recovery index) meliputi:

kerapatan dan indeks kemerataan jenis

(c)Indeks dinamis (dynamic index) meliputi: riap bidang dasar

Simpulan

 Rumusan variabel penting penyusun KKB hutan

Dipterocarpaceae campuran pada tegakan hutan bekas

tebangan yaitu pada saat 11 tahun setelah penebangan

meliputi: bidang dasar, riap bidang dasar, indeks kemerataan dan kelimpahan jenis

 Dan tegakan hutan setelah pembebasan (HSP) pada saat 9

tahun setelah pembebasan meliputi: indeks keanekaragaman, kelimpahan jenis, tingkat mortalitas dan ingrowth.

Simpulan

 Rumusan KKB hutan Dipterocarpaceae:

KKB HBT = 0.77 Bd + 0.74 rBd + 0.83 E + 0.80 N1

KKB HSP = 0.83 H’ + 0.78 N1 + 0.84 M + 0.76 I  Ukuran akhir dalam KKB hutan Dipterocarpaceae

merupakan penilaian tingkat kedekatan (closeness) kondisi tegakan hutan terhadap kondisi hutan primer yang mendukung penilaian paradigma pembangunan hutan close to the natural forest.

Saran

 Penyusunan perencanaan hutan perlu meninjau

karakteristik biometrik tegakan hutan berdasarkan variasi

kondisi dengan evaluasi respon yang beragam dari kelompok jenis yang berbeda.

 Konsekuensi pemilihan input atau tindakan silvikultur yang

diperlukan dalam mencapai tujuan pengelolaan terutama dalam rangka memacu produktivitas tegakan berdasarkan

evaluasi KKB tegakan hutan yang khas dengan mempertimbangkan karakteristik variabel-variabel penting dalam tegakan tersebut

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut hemat penulis, keselamatan dalam iman Kristen adalah sebuah tindakan nyata yang di kerjakan oleh Allah kepada manusia untuk melepaskan manusia dari

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui titer antibodi pada kuning telur dari ayam yang diimunisasi dengan antigen ekskretori/sekretori L 3 A.. MATERI DAN METODE

Kegiatan Usaha Bergerak dalam bidang industri spare parts kendaraan bermotor khususnya pegas Jumlah Saham yang ditawarkan 210.000.000 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal

Musik temong-temong adalah salah satu kesenian tradisional masyarakat binuang kampung dalam yang masih dapat kita dengar dan kita tonton bersama dalam acara

(5) Penjabaran lebih lanjut mengenai tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D ditetapkan dengan Peraturan Bupati.. Bagian Kedua

hasil yang sama yaitu hasil pengamatan visual ekstrak daun jeruk purut ( Citrus hystrix ) terhadap Staphylococcus aureus hanya konsentrasi ekstrak daun jeruk purut

Pada penelitian ini, keterbatasan yang ditemukan diantaranya peneliti tidak dapat mengetahui seberapa besar kandungan dari zat-zat aktif yang ditemukan pada hasil

Analisis ketiga, yaitu analisis terhadap aspek ekonomi, berdasarkan apa yang telah dijelaskan oleh responden bahwa penerapan sistem yang ada di RSU Dr Saiful Anwar