Samarinda, 2013
Farida Herry Susanty
KERAGAAN KARAKTERISTIK BIOMETRIK
PEMULIHAN TEGAKAN
HUTAN DIPTEROCARPACEAE
Latar Belakang
Increment
Ingrowth Data & Informasi
Ragam Hutan Perencanaan dan
Pengelolaaan Hutan
Hutan Alam
Karakteristik Biometrik
-Ragam Kondisi Hutan
-Struktur, komposisi jenis, potensi, mortalitas, ingrowth (Lewis et al. 2004; Ishida et al.
2005) Pengelolaan Hutan Lestari Penyediaan Perangkat Manajemen Kuantitatif (Phillips et al. 2002)
Karakteristik Dinamika Hutan Dipterocarpaceae Hutan
campuran Richard (1964) Whitmore (1990) Ashton (1982) FAO (2001) Potensi > 25% (volume 50-160 m3 ha-1) wilayah Kalimantan (Nicholson 1979; Rasyid et al
1991; Pinard dan Putz 1996; Sist et al. 1998, Sist et al.
2003) Ragam Hutan Dipterocarpaceae
Struktur, komposisi jenis, potensi, mortalitas,
ingrowth (Lewis et al. 2004; Ishida et al. 2005)
Hutan Alam Produksi
(77.49 juta ha) 54.9%
(Ditjen Planologi Kehutanan 2011)
Tegakan Hutan
Proses dinamis, heterogen, site spesifikKeragaan
(Morgan et al. 1994; Finegan 1996; Delgado et al. 1997; Finegan dan Delgado 2000; Ghazoul dan Hellier 2000; Davis et al. 2001; Weishampel et al. 2001; Gullison dan Bourque 2001; Andresen 2005; Smith dan Nichols 2005; Aguilar-Amuchastegui dan Henebry 2007)
Hambatan heterogenitas dan kompleksitas berupa keragaman tegakan dan variasi kondisi serta keterbatasan atau ketiadaan data
yang bersifat jangka panjang
(Phillips et al. 2002; Vanclay 2003; Bunyavejchewin et al. 2003; Gourlet-Fleury et al. 2005; Bischoff et al. 2005; Mex 2005; Hardiansyah et al. 2005; Kariuki et al. 2006; Kurinobu et al.
2006; Muhdin 2012; Setiawan 2013)
1) Dimensi atau variabel apa sajakah yang bersifat statis maupun dinamis sebagai penciri karakteristik dimensi tegakan hutan Dipterocarpaceae yang dapat menggambarkan kecenderungan arah perkembangan hutan setelah penebangan?
2) Bagaimanakah rumusan variabel yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemulihan hutan Dipterocarpaceae campuran setelah ditebang?
Tujuan Penelitian
Mendapatkan metode untuk mengukur tingkat keterpulihan hutan Dipterocarpaceae campuran
setelah penebangan menuju bentuk hutan alam primer yang tumbuh di tempat tersebut
Memperoleh variabel penting dan rumusannya dalam penilaian pemulihan tegakan hutan Dipterocarpaceae
setelah penebangan yang dapat menjelaskan kecenderungan arah perkembangan tegakan menuju ke arah kondisi tegakan awal sebelum penebangan.
Sasaran Penelitian
METODE PENELITIAN
Lokasi Plot PenelitianTj. Redeb
KHDTK Labanan di Labanan, Kabupaten Berau Kalimantan Timur
Plot Permanen dengan Teknik Penebangan yang Berbeda
Seri Petak Ukur Permanen (I)
Þ RIL 50
Þ RIL 60
Þ CNV
Þ Hutan Primer
Þ RIL 50 : Penebangan metode Ramah Lingkungan >50 cm Þ RIL 60 : Penebangan metode Ramah Lingkungan >60 cm Þ Penebangan metode Konvensional diameter >60 cm Þ Hutan Primer (Kontrol)
Seri Petak Ukur Permanen (II)
Uji Coba Teknik Pembebasan yang BerbedaSistematis PPB Kontrol
Þ Teknik pembebasan secara sistematik (PS):
semua jenis non komersial >20 cm (maksimal 30% bd/ha)
Þ Teknik pembebasan berbasis pohon binaan (PPB) : semua jenis non komersial >20 cm radius 10 m & >40 cm
diluar radius (maksimal 30% total bd/ha)
Þ Tanpa perlakuan (kontrol)
Desain plot
Desain plot penelitian permanen berukuran 200 m x 200 m (4 ha) terbagi dalam 4 subplot (square )
Tiap square plot berukuran 100 m x 100 m (1 ha).
Masing-masing square dibuat sub subplot berukuran 20 m x 20 m sebanyak 25 buah.
Luas plot penelitian 18 plot @ 4 ha = 72 ha
Pengukuran semua jenis pohon >10 cm
200 m Plot_ID: Tanggal: Patok 5 Patok 0/20 Patok 10 Patok 15 Jal ur 1 Jal ur 2 Jal ur 3 Jal ur 4 Jal ur 5 UTARA PU 1 Cara Pengisian: Isi data helling masing -masing sisi PU (sisi x dan sisi y) dari setiap PU yang bersangkutan dalam persen(%) dan arah perubahan hellingnya , yaitu positif(+) atau negatif(-) Contoh : PU 1 --> Sisi x= 25 (+) dan Sisi Y=10 (-) PU 2 PU 3 PU 4 PU 5 PU 6 PU 7 PU 8 PU 9 PU 10 PU 11 PU 12 PU 13 PU 14 PU 15 PU 16 PU 17 PU 18 PU 19 PU 20 PU 21 PU 22 PU 23 PU 24 PU 25 Sisi -X Si si -Y 10 (-) 25(+) 100 m Pengambilan Data Hutan Alam Dipterocarpaceae Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan Analisis Tegakan Teknik Pembebasan RIL 50 cm RIL 60 cm CNV TP1 TP2 Plot Permanen
Pemanenan Multiyears Citra
Analisis Citra dan Spasial Dimensi Statis Dimensi Dinamis - Indeks Nilai Penting
- Indeks Keanekaragaman - Indeks Kekayaan - Indeks Kemerataan - Indeks Kesamaan - Pola Distribusi Spasial
Jenis - Kerapatan (n/ha, ba/ha)
- Riap (cm/ha/th,cm2/ha/th) - Mortalitas (n/ha/th) - Ingrowth (n/ha/th)
Perubahan Tutupan Lahan
ANALISIS - Model dinamika struktur tegakan
- Model pertumbuhan tegakan
- Model dinamika ekologis Keragaan Karakteristik Biometrik Hutan
Dipterocarpaceae Intensitas Penebangan Alur Penelitian Pengambilan Data Hutan Alam Dipterocarpaceae Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan Analisis Tegakan Teknik Pembebasan RIL 50 cm RIL 60 cm CNV TP1 TP2 Plot Permanen
Pemanenan Multiyears Citra
Analisis Citra dan Spasial
Dimensi Statis Dimensi Dinamis
- Indeks Nilai Penting - Indeks
Keanekaragaman - Indeks Kekayaan - Indeks Kemerataan - Indeks Kesamaan - Pola Distribusi Spasial
Jenis
- Kerapatan (n/ha, ba/ha)
- Riap (cm/ha/th,cm2 /ha/th) - Mortalitas (n/ha/th) - Ingrowth (n/ha/th) Perubahan Tutupan Lahan ANALISIS - Model dinamika struktur tegakan - Model pertumbuhan tegakan - Model dinamika ekologis
Keragaan Karakteristik Biometrik Hutan Dipterocarpaceae Intensitas Penebangan Pengambilan Data Hutan Alam Dipterocarpaceae Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan Analisis Tegakan Teknik Pembebasan RIL 50 cm RIL 60 cm CNV TP1 TP2 Plot Permanen Pemanenan Citra Multiyears Analisis Citra dan
Spasial
Dimensi Statis Dimensi Dinamis Intensitas Penebangan
RIAP TEGAKAN PERIODIK HUTAN DIPTEROCARPACEAE
MORTALITAS DAN ALIH TUMBUH (INGROWTH)
TEGAKAN HUTAN DIPTEROCARPACEAE
DIMENSI KUANTITATIF EKOLOGI TEGAKAN HUTAN DIPTEROCARPACEAE
MODEL DINAMIKA STRUKTUR TEGAKAN HUTAN DIPTEROCARPACEAE
PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN HUTAN DIPTEROCARPACEAE
FORMULASI
MODEL DINAMIKA STRUKTUR TEGAKAN
HUTAN DIPTEROCARPACEAE
Kerapatan tegakan HBT
Kerapatan : 461-647 btg ha-1 rataan 531 btg ha-1 Muhdin (2012) HBT di Kalimantan :113-607 btg ha-1 Setiawan (2013) HBT di Kaltim : 250-511 btg ha-1 Pemulihan 17 tahun : 93-102% 0 100 200 300 400 500 600 HP 1 3 5 7 9 11 13 15 17 K e ra p a ta n (b tg h a -1)Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL 50 RIL 60 CNV HP
Bidang dasar tegakan HBT
BD HBT tegakan : 19.35-31.84 m2 ha-1 rataan 23.68 m2 ha-1
Krisnawati (2001) HBT di Kalteng : 16.4-26.7 m2 ha-1 Setiawan (2013) HBT di Kaltim : 12.63-28.57 m2 ha-1
Pemulihan 17 tahun : 81.0-88.8% (BD HBT < HP Bonino dan Araujo 2005)
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 HP 1 3 5 7 9 11 13 15 17 B id a n g d a s a r (m 2 ha -1)
Jangka waktu setelah tebangan (tahun)
RIL 50 RIL 60
CNV HP
Kerapatan tegakan HSP
Kerapatan : 419-510 btg ha-1 rataan 472 btg ha-1
13 tahun setelah pembebasan: 94.9-103.7%
0 100 200 300 400 500 600 HBT11 1 3 5 7 9 11 13 K er a p a tan ( b tg ha -1)
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR
Bidang dasar tegakan HSP
BD HBT tegakan : 22.66-28.20 m2 ha-1 rataan 24.39 m2 ha-1 13 tahun setelah pembebasan : 87.4-108.0% (BD HBT < HP Bonino dan Araujo 2005)
0 10 20 30 40 HBT11 1 3 5 7 9 11 13 B id a n g d a sa r (m 2 ha -1)
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun)
PS PPB CTR
Dinamika Tegakan Hutan
Berdasarkan dimensi kerapatan dan bidang dasar tegakan:
Tegakan hutan 17 tahun setelah penebangan mendekati
kondisi hutan primer, tetapi masih didominasi kelompok jenis
non Dipterocarpaceae
Tegakan HBT 13 tahun setelah pembebasan belum
memberikan perbedaan yang nyata baik untuk kelompok jenis Dipterocarpaceae maupun non Dipterocarpaceae
Pemulihan tegakan/respon tindakan pembebasan kelompok
jenis Dipterocarpaceae akan lebih lambat dibandingkan
kelompok jenis non Dipterocarpaceae
Model Struktur Tegakan
0 50 100 150 200 250 0 7 ,5 1 2 ,5 1 7 ,5 2 2 ,5 2 7 ,5 3 2 ,5 3 7 ,5 4 2 ,5 4 7 ,5 5 2 ,5 5 7 ,5 6 2 ,5 6 7 ,5 7 2 ,5 7 7 ,5 8 2 ,5 8 7 ,5 9 2 ,5 9 7 ,5 1 0 2 ,5 K er a p a ta n ( b tg ha -1) Diameter (cm) Kerapatan rataan Eksponensial Gamma Lognormal Weibull
Model Struktur tegakan
Model famili sebaran eksponensial, gamma, Lognormal, weibull Terpilih : Model famili sebaran Lognormal berdasarkan nilai fungsi kemungkinan maksimum (L)
• Suhendang (1985): kelompok jenis komersial, meluang dan semua jenis di Bengkunat, Lampung
• Boreel (2009): Torem dan non Torem di pulau Yamdema, Maluku
• Setiawan (2013) : Dipterocarpaceae dan non Dipterocarpaceae di Sei Seleq, Kalimantan Timur
Model famili sebaran Lognormal berdasarkan nilai fungsi kemungkinan maksimum (L) : D (S, Ds), nD dan semua jenis
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 K e ra pa ta n ( bt g ha -1) Kelas Diameter (cm) HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 Semua jenis 0 10 20 30 40 50 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95100 Kerapatan ( btg ha -1) Kelas diameter (cm) HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 0 10 20 30 40 50 0 5 101520253035404550556065707580859095100 Kerapatan ( btg ha -1) Kelas diameter (cm) HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 0 10 20 30 40 50 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95100 Kerapatan ( btg ha -1) Kelas diameter (cm) HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15
Kurva Struktur Kerapatan Dipterocarpaceae
Kerapatan Rendah Kerapatan Sedang
Kerapatan Tinggi
Kurva Struktur Bidang dasar Dipterocarpaceae Kerapatan Rendah Kerapatan Sedang
Kerapatan Tinggi 0 0,5 1 1,5 2 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95100 Bi dan g dasar (m 2 ha -1) Kelas diameter (cm) HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 0 0,5 1 1,5 2 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95100 Bi dan g dasar (m 2 ha -1) Kelas diameter (cm) HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 0 0,5 1 1,5 2 0 5 101520253035404550556065707580859095100 Bi dan g dasar (m 2 ha -1) Kelas diameter (cm) HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 Kerapatan Tinggi Kerapatan Rendah Kerapatan
Sedang
MORTALITAS TEGAKAN HUTAN
Mortalitas semua jenis
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 3 5 7 9 11 13 15 17 M o rt a li ta s (b tg ha -1 2 th -1)Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL 50 RIL 60 CNV HP 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 3 5 7 9 11 13 M o rt a li ta s (b tg ha -1 2 th -1)
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR
HBT > HP pada
tahun ke-1 dan tahun ke-3
HSP > Ctr hingga
tahun ke-5
Efek penebangan: tahun ke-1 & ke-3 CNV>RIL50>RIL60 sampai tahun ke-5 Mortalitas menurun setelah tahun ke-5 Mortalitas ND>D Mortalitas S < Ds 0 20 40 60 80 100 1 3 5 7 9 11 13 15 17 m o rt a li ta s ( n h a -1 2 th -1)
Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL50 RIL60 CNV HP 0 10 20 30 40 1 3 5 7 9 11 13 15 17 M o rt a li ta s ( n h a -1 2 th -1)
Jangka waktu setelah tebangan (tahun)
RIL50 RIL60 CNV HP Dipterocarpaceae Non Dipterocarpaceae
Mortalitas HBT
Mortalitas tegakan semua jenis HBT
Perlakuan HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 HBT17 (% ha-1 2th-1) RIL50 Rataan 23.7 10.9 4.3 5.8 3.0 2.9 2.7 3.4 3.3 SD 10.6 6.2 1.4 1.2 0.7 1.1 1.1 1.7 1.5 RIL60 Rataan 22.3 8.3 4.4 5.5 3.3 2.5 2.5 2.5 3.5 SD 8.1 3.5 1.1 1.3 0.9 0.8 1.1 1.3 2.0 CNV Rataan 29.3 12.8 2.8 6.8 3.3 3.6 2.8 2.9 4.3 SD 9.2 8.0 1.3 2.3 0.9 2.1 1.0 1.9 0.4 HP1 HP3 HP5 HP7 HP9 HP11 HP13 HP15 HP17 HP Rataan 2.9 3.2 4.7 6.0 3.2 3.4 2.7 2.0 3.2 SD 1.0 1.3 5.1 1.8 1.2 1.5 1.5 1.4 2.0
HBT di Papua New Guinea 2.5% ha-1 th-1 (Mex 2005)
Hutan Dipterocarpaceae di Asia 1.5% th-1 (Nguyen-The et al. 1998) Hutan rawa gambut : 6.13% th-1 dan hutan kerangas 4.26% th-1
(Nishimua et al. 2006)
Efek pembebasan: hingga tahun ke-5 PS menyerupai PPB Mortalitas menurun setelah tahun ke-5 Mortalitas ND>D 0 20 40 60 80 100 1 3 5 7 9 11 13 M o rt a li ta s ( b tg ha -1 2 th -1)
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR 0 20 40 60 80 100 1 3 5 7 9 11 13 M o rt a li ta s ( b tg ha -1 2 th -1)
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR Dipterocarpaceae Non Dipterocarpaceae
Mortalitas HSP
Kondisi P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 (% ha-1 2th-1 ) PS Rataan 3.4 13.6 6.1 9.5 4.0 7.7 3.2 SD 1.5 2.7 3.8 4.6 1.6 5.8 1.4 PPB Rataan 4.6 13.2 6.0 8.7 2.9 3.3 3.3 SD 3.2 2.8 3.6 3.3 1.0 1.0 1.2 HBT13 HBT15 HBT17 HBT19 HBT21 HBT23 HBT25 CTR Rataan 3.7 4.3 2.4 9.6 4.7 3.1 3.9 SD 1.3 1.5 1.6 5.0 3.6 1.3 1.7
Mortalitas tegakan semua jenis HSP
Fluktuasi utama tingkat mortalitas tegakan terjadi pada 1-3 tahun setelah penebangan dan 1-7 tahun setelah pembebasan. Perubahan utama tegakan setelah penebangan terjadi pada 5–10 tahun setelah penebangan (Kariuki et al. 2006)
ALIH TUMBUH (
INGROWTH
) TEGAKAN
HUTAN DIPTEROCARPACEAE
Ingrowth
semua jenis
HBT > HP pada tahun hingga tahun ke-7 HSP > Ctr hingga tahun ke-9 0 20 40 60 80 100 120 1 3 5 7 9 11 13 15 17 In g ro w th (b tg ha -12 th -1)
Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL 50 RIL 60 CNV HP 0 20 40 60 80 100 120 1 3 5 7 9 11 13 In g ro w th (b tg ha -1 2 th -1)
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR Meningkat hingga tahun ke-7 CNV>RIL50>RIL60 untuk Dipterocarpaceae HBT > HP hingga tahun ke-17 ND > D 0 5 10 15 20 1 3 5 7 9 11 13 15 17 Ingrowth (btg ha -1 2th -1)
Jangka waktu setelah tebangan (tahun)
RIL50 RIL60 CNV HP 0 20 40 60 80 1 3 5 7 9 11 13 15 17 Ingrowth (btg ha -1 2th -1)
Jangka waktu setelah tebangan (tahun)
RIL50 RIL60 CNV HP Dipterocarpaceae Non Dipterocarpaceae
Ingrowth
HBT
Ingrowth tegakan semua jenis Perlakuan HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13HBT15HBT17 (% ha-1 2th-1) RIL50 Rataan 1.8 9.0 21.3 14.5 8.8 2.8 3.4 6.5 0.6 SD 0.6 4.9 25.3 8.9 4.4 2.4 1.7 2.7 0.2 RIL60 Rataan 2.1 6.3 9.0 10.5 7.9 1.6 3.5 9.8 0.7 SD 1.0 2.3 2.3 3.3 3.8 1.0 1.4 5.7 0.1 CNV Rataan 1.3 12.7 19.1 19.6 7.8 3.5 5.2 5.4 0.7 SD 0.6 8.5 13.4 8.2 4.8 1.2 2.6 1.9 0.2 HP1 HP3 HP5 HP7 HP9 HP11 HP13 HP15 HP17 HP Rataan 2.1 3.8 3.7 4.7 2.0 1.1 1.6 4.5 0.7 SD 1.0 1.9 1.9 2.2 1.1 1.1 0.9 2.7 0.6
Ingrowth meningkat pada 8 tahun pertama setelah penebangan (Silva et al. 1995)
Tingkat ingrowth tertinggi HBT pada tahun ke-3 (Kao dan Iida 2006)
Efek pembebasan D hingga tahun ke-5, ND tahun ke-7 Menurun setelah
tahun ke-7 ND>D
Ingrowth
HSP
Dipterocarpaceae non Shorea 0 20 40 60 80 1 3 5 7 9 11 13 In grow th (b tg ha -1 2t h -1)
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR Dipterocarpaceae 0 20 40 60 80 1 3 5 7 9 11 13 In grow th (b tg ha -1 2t h -1)
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR Non Dipterocarpaceae Kondisi P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 (% ha-1 2th-1) PS Rataan 4.7 12.3 13.9 11.4 2.3 5.0 3.1 SD 2.0 4.3 4.4 1.6 0.8 2.0 1.3 PPB Rataan 4.2 8.4 9.6 10.1 5.0 3.5 2.5 SD 2.0 2.7 2.8 2.0 7.1 1.4 1.4 HBT13 HBT15 HBT17 HBT19 HBT21 HBT23 HBT25 CTR Rataan 3.7 4.7 7.1 4.7 2.8 3.2 2.8 SD 2.8 2.4 2.6 1.3 3.6 2.2 2.1
Ingrowth tegakan semua jenis HSP
Tingginya ingrowth didorong pembukaan kanopi setelah penebangan ataupun pembebasan.
Respon perubahan utama tegakan yang terjadi pada 5–10 tahun setelah penebangan atau perlakuan (Kariuki et al. 2006) serta adanya kompetisi dalam tegakan (Gourlet-Fleury et al. 2005)
Hubungan antara Jangka Waktu Setelah
Penebangan dan Setelah Pembebasan
Dipterocarpaceae Mortalitas Ingrowth 0 5 10 15 20 25 30 35 1 3 5 7 9 11 13 15 17 L a ju ( n h a -1 2 th -1)
Jangka waktu setelah tebangan (tahun)
Mortalitas Ingrowth 0 2 4 6 8 10 1 3 5 7 9 11 13 15 17 La ju ( n ha -1 2 th -1)
Jangka waktu (tahun)
HBT Hutan Primer Non Dipterocarpaceae Mortalitas Ingrowth 0 20 40 60 80 1 3 5 7 9 11 13 15 17 La ju ( bt g ha -1 2 th -1)
Jangka waktu setelah tebangan (tahun)
Mortalitas Ingrowth 0 4 8 12 16 20 1 3 5 7 9 11 13 15 17 L a ju ( b tg ha -1 2t h -1)
Jangka waktu (tahun)
HBT
Hutan Primer
Semua jenis Mortalitas
Ingrowth 0 20 40 60 80 100 120 1 3 5 7 9 11 13 15 17 L aj u ( b tg ha -1 2t h -1)
Jangka waktu setelah tebangan (tahun)
Mortalitas Ingrowth 0 5 10 15 20 25 30 1 3 5 7 9 11 13 15 17 L aj u ( b tg ha -1 2t h -1)
Jangka waktu (tahun) HBT
Hutan Primer
Ingrowth akan meningkat setelah penebangan dan akan menurun sejalan dengan kompetisi tegakan (Gourlet-Fleury
et al. 2005)
Mortalitas dan
Ingrowth
Variasi kondisi HBT dengan teknik penebangan yang berbeda dan teknik pembebasan yang berbeda tidak memberikan perbedaan yang nyata, baik terhadap tingkat mortalitas maupun ingrowth tegakan baik untuk kelompok jenis Dipterocarpaceae dan non Dipterocarpaceae
Fluktuasi tingkat mortalitas dan ingrowth pada hutan primer relatif rendah dibandingkan pada variasi kondisi hutan bekas tebangan.
RIAP TEGAKAN PERIODIK HUTAN
DIPTEROCARPACEAE
Riap bidang dasar tegakan rataan (m2 ha-1 2th-1)
semua jenis Perlakuan HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 HBT17 (m2 ha-1 2th-1) RIL50 Rataan 0.35 0.88 0.93 1.12 1.87 1.17 0.90 1.05 1.61 SD 0.09 0.17 0.24 0.28 0.60 0.22 0.33 0.14 0.26 RIL60 Rataan 0.42 0.91 1.02 0.87 1.67 0.83 0.72 0.92 1.31 SD 0.14 0.14 0.21 0.17 0.35 0.11 0.22 0.17 0.24 CNV Rataan 0.27 0.98 1.06 1.08 2.10 1.11 1.12 0.94 1.62 SD 0.07 0.13 0.18 0.17 0.36 0.30 0.23 0.25 0.18 HP1 HP3 HP5 HP7 HP9 HP11 HP13 HP15 HP17 HP Rataan 0.51 0.71 0.54 0.67 1.05 0.57 0.48 0.65 1.28 SD 0.09 0.14 0.09 0.18 0.17 0.13 0.14 0.11 0.07 P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 PS Rataan 0.98 1.59 2.52 1.38 2.13 1.52 1.66 SD 0.12 0.38 0.60 0.23 0.43 0.35 0.51 PPB Rataan 0.98 1.36 2.07 1.26 1.80 1.24 1.78 SD 0.12 0.37 0.41 0.21 0.27 0.16 1.46 HBT13 HBT15 HBT17 HBT19 HBT21 HBT23 HBT25 CTR Rataan 0.95 0.93 1.53 0.85 1.23 0.83 0.81 SD 0.32 0.44 0.46 0.25 0.37 0.35 0.39
Korelasi intensitas penebangan dengan riap bidang dasar tetapi tidak selalu linear (Scmidt dan Nichols 2005)
0,0 1,0 2,0 3,0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 RBd (m 2 ha -1 2th -1)
Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL 50 RIL 60 CNV HP 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 RBd (m 2 ha -1 2th -1)
Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL 50 RIL 60 CNV HP 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 RBd (m 2 ha -1 2th -1)
Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL 50 RIL 60 CNV HP
Riap bidang dasar tegakan periodik (m2 ha-1 2th-1) HBT
Dipterocarpaceae nD Semua jenis 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 1 3 5 7 9 11 13 RBd (m 2 ha -1 2th -1)
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 1 3 5 7 9 11 13 RBd (m 2 ha -1 2th -1)
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun)
PS PPB CTR 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 1 3 5 7 9 11 13 RBd (m 2 ha -1 2th -1)
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun)
PS PPB CTR
Riap bidang dasar tegakan periodik (m2 ha-1 2th-1) HSP
Dipterocarpaceae non Dipterocarpaceae
Hubungan antara Jangka Waktu Setelah
Penebangan dan Setelah Pembebasan
dengan Riap Tegakan Periodik
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 R ia p Bd pe ri odi k (m 2 ha -12 th -1)
Jangka waktu (tahun)
D S Ds nD SJ 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 R ia p Bd pe ri odi k (m 2 ha -12 th -1)
Jangka waktu setelah tebangan (tahun)
D S Ds nD SJ
Hutan bekas tebangan
Hutan primer
Perbedaan HBT dan HP untuk semua kelompok jenis tidak berbeda nyata (Fhit < Ftabel(3,32;0.05) = 2.9011). Perbedaan antar teknik penebangan tidak berbeda nyata untuk semua kelompok jenis (Fhit < Ftabel(2,24;0.05) = 3.4028)
Riap Tegakan Periodik
ÕSecara individu kelompok jenis Dipterocarpaceae lebih tinggi
dibandingkan non Dipterocarpaceae tetapi total riap bidang
dasar tegakan periodik lebih besar untuk non
Dipterocarpaceae
ÕVariasi kondisi hutan bekas tebangan tidak memberikan
perbedaan terhadap nilai riap bidang dasar tegakan periodik untuk kedua kelompok jenis tersebut
DIMENSI KUANTITATIF EKOLOGI
TEGAKAN HUTAN DIPTEROCARPACEAE
Rekapitulasi jumlah jenis
Kelompok jenis Dipterocarpaceae : 8 genera Anisoptera, Cotylelobium, Dipterocarpus, Dryobalanops, Hopea, Parashorea, Shorea, Vatica dan mencakup 92 jenis
Dipterocarpaceae di dunia 9 genera, 267 species (Indrawan 2002) 0 50 100 150 200 HP 1 3 5 7 9 11 13 15 17 Ju m la h j en is
Jangka waktu setelah tebangan (tahun)
RIL50 RIL60 CNV HP 0 50 100 150 200
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR Kelimpahan jenis (N1) : HP : 113-121 > HBT 17 :71–108 CTR : 64-74 > HSP : 49-73 0 5 10 15 20 In deks Ni la i Pen ti n g (% )
10 jenis INP tertinggi pada hutan primer
Total INP Dipterocarpaceae : 91 – 102%
INP salah satu parameter gambaran peranan jenis dalam
komunitasnya (Sundarapandian dan Swamy 2000)
0 5 10 15 20 In deks Ni la i Pen ti n g (% )
10 jenis INP tertinggi pada HBT 1 tahun
Total INP Dipterocarpaceae :
RIL 50 : 101% 82.5% RIL 60 : 98% 88,6% CNV : 99% 87% 0 5 10 15 20 In deks Ni la i Pen ti n g (% )
10 jenis INP tertinggi pada HBT 17 tahun
Total INP Dipterocarpaceae : RIL 50 : 101% 82.5% 79.1% RIL 60 : 98% 88.6% 76% CNV : 99% 87% 81%
Dominansi dan distribusi (penguasaan) jenis dipengaruhi kemampuan beradaptasi secara optimal terhadap seluruh faktor lingkungan atau tempat tumbuh baik fisik, biotik dan kimia (Krebs 1994)
10 jenis INP tertinggi pada HSP 13 tahun
Total INP Dipterocarpaceae : PS : 82% 91% PPB : 77% 82% CTR : 70% 66% (HBT 25) 0 5 10 15 20 In d ek s N il a i Pe n ti n g ( % )
Karakteristik di hutan tropika : adaptasi dengan kondisi intensitas cahaya dalam tegakan atau pembukaan kanopi hutan (Balakrishnan et al. 1994)
Indeks keanekaragaman jenis (H’) 3,0 4,0 5,0 HP 1 3 5 7 9 11 13 15 17 In deks kea n eka ra ga man jen is (H' )
Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL50 RIL60 CNV HP 3,0 4,0 5,0 HBT11 1 3 5 7 9 11 13 In deks kea n eka ra ga man jen is (H' )
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR 6 bulan HBT di Kaltim H’ = 3.37 sedang (Indrawan 2000) 1 bulan HBT di Kalteng H’ = 2.73 sedang (Pamoengkas 2006) HBT< HP (Muhdi 2012) HBT 5–10 tahun < sekunder tua (>40 tahun) hutan primer (Makana dan Thomas 2006) Kriteria Magurran (1988) : tinggi (H’ > 3.5) HBT < HP HSP < CTR Indeks kekayaan jenis (R1) 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 HP 1 3 5 7 9 11 13 15 17 In d e k s k e k a y a a n j e n is ( R 1 )
Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL50 RIL60 CNV HP 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 HBT11 1 3 5 7 9 11 13 In d e k s k e k a y a a n j e n is ( R 1 )
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR
Tingkat kekayaan & kelimpahan jenis pada hutan terganggu akan menurun dibandingkan pada kondisi hutan klimaks (Sodhi et al. 2010) Kriteria Magurran (1988) : Tinggi (R1 > 5.0) 0,6 0,8 1,0 HP 1 3 5 7 9 11 13 15 17 In deks kem era ta an jen is (E)
Jangka waktu setelah tebangan (tahun)
RIL50 RIL60 CNV HP 0,6 0,8 1,0 HBT11 1 3 5 7 9 11 13 Indek s k e m e ra ta a n j e ni s ( E )
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun)
PS PPB CTR Indeks kemerataan jenis (E) E mendekati 1.0 HBT<HP HSP perubahan kecil Penilaian ekologi tegakan merupakan penilaian dalam tingkat jenis (species) penyusun vegetasi (Krebs 2006)
Indeks kesamaan komunitas berdasarkan kerapatan (ISn) 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 In d e k s k e s a m a a n j e n is (I S n )
Jangka waktu setelah tebangan (tahun) RIL 50 RIL 60 CNV HP 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 1 3 5 7 9 11 13 In d e k s k e s a m a a n k o m u n it a s (I S n )
Jangka waktu setelah pembebasan (tahun) PS PPB CTR CNV < RIL HBT (> 78%) HSP (> 70% ) CTR > PS & PPB
Pola sebaran spasial Dipterocarpaceae
Risalah kondisi HP HBT1 HBT3 HBT5 HBT7 HBT9 HBT11 HBT13 HBT15 HBT17 RIL 50 Ip 0.50 0.50 0.50 0.47 0.45 0.50 0.50 0.50 0.50 0.41 Ps Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl RIL 60 Ip 0.29 0.24 0.22 0.25 0.27 0.28 0.29 0.30 0.37 0.39 Ps Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl CNV Ip 0.47 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.42 0.44 0.42 0.50 Ps Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl HP0 HP1 HP3 HP5 HP7 HP9 HP11 HP13 HP15 HP17 HP Ip 0.43 0.48 0.42 0.36 0.42 0.44 0.44 0.45 0.48 0.37 Ps Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl HBT11 P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 PS Ip 0.19 0.25 0.25 0.21 0.20 0.18 0.29 0.27 Ps Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl PPB Ip 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 Ps Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl HBT11 HBT13 HBT15 HBT17 HBT19 HBT21 HBT23 HBT25 CTR Ip 0.25 0.29 0.34 0.35 0.39 0.31 0.34 0.33 Ps Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl
Semua pengelompokkan jenis : mengelompok (clumped)
Anisoptera costata, Dipterocarpus alatus, Hopea odorata dan Vatica cinerea
mengelompok (Bunyavejchewin et al. 2003)
Bentuk sebaran spasial jenis umumnya mengelompok sesuai dengan batasan atau kebutuhan tempat tumbuh yang spesifik (Lee et al. 2006)
Dimensi Kuantitatif Ekologi
Pergeseran dominansi kelompok jenis Dipterocarpaceae pada
hutan setelah penebangan dikarenakan perkembangan gap
opportunist species
Tegakan HBT maupun HSP mempunyai nilai keanekaragaman,
kelimpahan jumlah jenis dan kekayaan jenis yang lebih rendah
dibandingkan kondisi hutan primer, tetapi cenderung meningkat seiring waktu pemulihan
Sebaran kelimpahan jenis dominan dalam tegakan HBT relatif
tetap tetapi jenis penyusun dalam tegakan terjadi pergeseran
PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN
HUTAN DIPTEROCARPACEAE
Hasil klasifikasi tutupan lahan
Citra Landsat TM tahun 1989, 1991, 1994, 1997, 2002 dan 2006 path 117 dan row 59
Luasan analisis ± 36 900 ha
Metode : supervised
classification Maximum Likelihood Classification
(MLC)
Perubahan tutupan lahan
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 1989 1991 1994 1997 2002 2006 L u a s (h a ) Tahun Badan air Hutan 1 Hutan 2 Tanah Terbuka
Klasifikasi kerapatan hutan dengan 2 kelas (separabilitas > 1800) Hutan 2 : 14.2% (1989) 39.7% (2006)
FORMULASI KERAGAAN KARAKTERISTIK
BIOMETRIK HUTAN DIPTEROCARPACEAE
Formulasi Keragaan Karakteristik Biometrik
Y (KKB)
= ƒ
W
i
X
i
dimana:
Y = keragaan karakteristik biometrik hutan Dipterocarpaceae Wi = bobot atau koefisien untuk variabel ke-i
Xi = variabel ke-i (dimensi kuantitatif yaitu kerapatan
tegakan[K], bidang dasar tegakan [BD], riap bidang dasar [rBD], indeks keanekaragaman jenis [H’], kelimpahan jenis [N1], indeks kekayaan [R1], indeks kemerataan [E], mortalitas [M], ingrowth [i])
Analisis Biplot
5.0 2.5 0.0 -2.5 -5.0 5.0 2.5 0.0 -2.5 -5.0 PC 1 P C 2 I M N1 E R1H J rBD BDK Biplot KKB HBTAnalisis Komponen Utama/PCA
(KKB HBT17)Total Variance Explained Component
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance
Cumul ative % 1 4.277 42.773 42.773 4.277 42.773 42.773 2 2.740 27.398 70.171 2.740 27.398 70.171 3 2.050 20.501 90.672 2.050 20.501 90.672 4 .651 6.510 97.182 5 .158 1.580 98.762 6 .077 .770 99.532 7 .034 .343 99.875 8 .010 .098 99.973 9 .002 .025 99.997 10 .000 .003 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Berdasarkan kumulatif proporsi keragaman total > 80%, nilai eigenvalue > 1, koefisien komponen matrik > 0.5
(Timm 2002; Mattjik & Sumertajaya 2011)
Analisis Komponen Utama/PCA
(KKB HBT17)3 PC 2 PC 1 PC
Analisis Komponen Utama/PCA
(KKB HBT17) Component Matrixa Component 1 2 3 K .622 -.559 .617 BD .354 -.838 .287 rBD -.075 .572 .678 J .953 -.099 .256 H .937 .204 -.274 R1 .978 .021 .141 E .485 .635 -.726 N1 .941 .203 -.261 M .085 .612 .653 I .069 .861 .419Extraction Method: Principal Component Analysis.a
a. 3 components extracted.
Penyusun PC : berdasarkan koefisien komponen matrik > 0.5 (+/-)
(Timm 2002; Mattjik & Sumertajaya 2011)
Analisis Faktor
(KKB HBT17)KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .660 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 1808.301 df 45 Sig. .000 K BD rBD J H R1 E N1 M I Anti-image Correlation K .499a -.310 .082 -.920 -.153 .874 .093 .185 .113 -.140 BD -.310 .716a .367 .041 .019 .002 -.013 -.099 -.382 .517 rBD .082 .367 .699a -.174 -.059 .186 .146 .002 .125 -.198 J -.920 .041 -.174 .423a -.016 -.981 .038 -.012 -.052 .078 H -.153 .019 -.059 -.016 .463a .008 -.507 -.782 .136 -.156 R1 .874 .002 .186 -.981 .008 .437a .089 -.098 .029 -.077 E .093 -.013 .146 .038 -.507 .089 .838a -.080 .053 -.077 N1 .185 -.099 .002 -.012 -.782 -.098 -.080 .813a -.077 .147 M .113 -.382 .125 -.052 .136 .029 .053 -.077 .409a -.893 I -.140 .517 -.198 .078 -.156 -.077 -.077 .147 -.893 .448a a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Uji Bartlett’s nilai KMO > 0.5 : korelasi signifikan,
Penentuan jumlah variabel dan koefisien variabel berdasarkan msa > 0.5
(Timm 2002; Mattjik & Sumertajaya 2011)
Penilaian Konsistensi PC HBT
PCA Variabel penyusun Konsisten
2 PC
PC1 bidang dasar, kerapatan, riap bidang dasar, jumlah jenis, tingkat mortalitas dan ingrowth
HBT5, HBT7 PC2 indeks keanekaragaman, indeks kekayaan,
jumlah jenis, indeks kemerataan dan kelimpahan jenis.
HBT5, HBT7
3 PC
PC1 indeks kekayaan jenis, indeks
keanekaragaman, tingkat kelimpahan, jumlah jenis dan kerapatan
HBT9, HBT11, HBT15, HBT17 PC2 kerapatan, bidang dasar, riap bidang dasar,
indeks kemerataan jenis, tingkat mortalitas dan ingrowth
HBT9, HBT11, HBT15, HBT17 PC3 kerapatan, riap bidang dasar, indeks
kemerataan jenis dan tingkat mortalitas
HBT11, HBT15, HBT17
Analisis Faktor KKB HBT
70 80 90 100 HBT9 HBT11 HBT15 HBT17 KKBJangka waktu (tahun)
KKB HBT9 = 0.73 Bd + 0.79 rBd + 0.77 E + 0.79 N1 KKB HBT11 = 0.77 Bd + 0.74 rBd + 0.83 E + 0.80 N1 KKB HBT15 = 0.76 Bd + 0.65 rBd + 0.84 E + 0.80 N1 KKB HBT17 = 0.72 Bd + 0.70 rBd + 0.84 E + 0.81 N1
Penilaian Konsistensi PC HSP
Analisis Komponen UtamaVariabel penyusun Konsisten
PC1 indeks kekayaan jenis, indeks keanekaragaman, tingkat kelimpahan, jumlah jenis, indeks kemerataan, tingkat mortalitas dan ingrowth
HSP7, HSP9, HSP11, HSP13
PC2 kerapatan dan indeks kemerataan jenis HSP9, HSP11, HSP13
PC3 riap bidang dasar HSP7, HSP9,
50 60 70 80 90 100 110 HSP7 HSP9 HSP11 HSP13 KKB
Jangka waktu (tahun)
KKB HSP7 = 0.72 H’ + 0.83 N1 + 0.72 M + 0.63 I
KKB HSP9 = 0.83 H’ + 0.78 N1 + 0.84 M + 0.76 I
KKB HSP11 = 0.83 H’ + 0.80 N1 + 0.80 M + 0.69 I KKB HSP13 = 0.83 H’ + 0.90 N1 + 0.79 M + 0.71 I
Analisis Faktor KKB HSP
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penilaian keragaan karakteristik biometrik (KKB) tegakan
hutan Dipterocarpaceae campuran dilakukan dengan pendekatan dimensi statis dan dinamis yang meliputi: kerapatan, luas bidang dasar, riap bidang dasar, jumlah jenis, indeks keanekaragaman shannon, kelimpahan jenis, indeks kekayaan, indeks kemerataan, tingkat mortalitas dan ingrowth
Simpulan
Penilaian KKB hutan Dipterocarpaceae setelah penebangan
dapat menggunakan pendekatan 3 komponen utama yaitu
(a)Indeks ekologi (ecological index) meliputi: indeks keanekaragaman, indeks kekayaan jenis, tingkat kelimpahan, jumlah jenis, indeks kemerataan, bidang dasar dan riap bidang dasar
(b)Indeks pemulihan tegakan (recovery index) meliputi:
kerapatan, bidang dasar dan tingkat ingrowth
(c)Indeks dinamis (dynamic index) meliputi: riap bidang dasar dan tingkat mortalitas
Simpulan
Penilaian KKB hutan Dipterocarpaceae setelah pembebasan
dapat menggunakan pendekatan 3 komponen utama yaitu
(a)Indeks ekologi (ecological index) meliputi: indeks keanekaragaman, indeks kekayaan jenis, tingkat kelimpahan, jumlah jenis, indeks kemerataan, tingkat mortalitas dan ingrowth;
(b)Indeks pemulihan tegakan (recovery index) meliputi:
kerapatan dan indeks kemerataan jenis
(c)Indeks dinamis (dynamic index) meliputi: riap bidang dasar
Simpulan
Rumusan variabel penting penyusun KKB hutan
Dipterocarpaceae campuran pada tegakan hutan bekas
tebangan yaitu pada saat 11 tahun setelah penebangan
meliputi: bidang dasar, riap bidang dasar, indeks kemerataan dan kelimpahan jenis
Dan tegakan hutan setelah pembebasan (HSP) pada saat 9
tahun setelah pembebasan meliputi: indeks keanekaragaman, kelimpahan jenis, tingkat mortalitas dan ingrowth.
Simpulan
Rumusan KKB hutan Dipterocarpaceae:
KKB HBT = 0.77 Bd + 0.74 rBd + 0.83 E + 0.80 N1
KKB HSP = 0.83 H’ + 0.78 N1 + 0.84 M + 0.76 I Ukuran akhir dalam KKB hutan Dipterocarpaceaemerupakan penilaian tingkat kedekatan (closeness) kondisi tegakan hutan terhadap kondisi hutan primer yang mendukung penilaian paradigma pembangunan hutan close to the natural forest.
Saran
Penyusunan perencanaan hutan perlu meninjau
karakteristik biometrik tegakan hutan berdasarkan variasi
kondisi dengan evaluasi respon yang beragam dari kelompok jenis yang berbeda.
Konsekuensi pemilihan input atau tindakan silvikultur yang
diperlukan dalam mencapai tujuan pengelolaan terutama dalam rangka memacu produktivitas tegakan berdasarkan
evaluasi KKB tegakan hutan yang khas dengan mempertimbangkan karakteristik variabel-variabel penting dalam tegakan tersebut