• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER

BELAJAR BIOLOGI DI SMPN SE-KECAMATAN DUA KOTO

KABUPATEN PASAMAN

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

OLEH:

HARDIANTO

NIM. 10010193

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

TINJAUAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI

SUMBER BELAJAR BIOLOGI DI SMPN SE-KECAMATAN

DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN

Hardianto, Siska Nerita dan Diana Susanti

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

dyanto_nasty90@yahoo.com

ABSTRACT

In improving teaching and learning biology, the biology teachers are required to be able to utilize the school environment, either in the animal world, plants world, and microorganisms like the material on biotic and abiotic natural phenomena, movement of plants, classification of organism, ecosystem that are able to utilize the school environment as a learning source depends on the time and teachers’ participation to develop their creativity. Based on the result of the observation and interview done by the researcher to the biology teachers at SMPN Se–Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman, the teachers have not optimally utilize the school environment as a learning source yet. The aim of this research is to know the utilization of school environtment as source of leaning biology at SMPN Se-Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman. This research is a kind of descriptif research and the sample of this research is all of the biology teachers (total sampling) at SMPN Se–Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman who were registered on 2015/2016 academic years. The data of this research is collected from the questionnaires that are distributed to all biology teachers. The data is analyzed by using percentage that is interpreted by using sentences qualitatively. Based on the result of this research, it can be known that the percentage on teachers’ action indiocator (72,3%) with good chategory, students’ response indicator (68,6%) with good chategory, and material indicator (66,9%) with good chategory. It can be concluded that the result of school environtment utilization as learning biology source at SMPN Se–Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman generally in good chategory (69,2%).

Keywords: School Environtment Utilization, Learning Source PENDAHULUAN

Proses pembelajaran adalah suatu program. Ciri-ciri dari suatu program adalah sistemik, sistematik dan terencana. Sistematik artinya berurutan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai penilaian, di dalam pembelajaran terdapat berbagai komponen, antara lain peserta didik, linkungan dan guru, tujuan materi, metode, media sumber belajar, evaluasi, lingkungan dan guru yang saling berhubungan dan ketergantungan satu sama lain serta berlangsung secara terencana dan sistematik (Zainal, 2009:11)

Begitu juga dengan mata pelajaran IPA (Biologi) pelaksanaanya harus sistematik, sistemik dan terencana. IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, dalam arti kata IPA tidak bisa

lepas dari praktek di laboratorium maupun lingkungan (Trianto, 2007: 99).

Laboratorium terbagi dua yaitu 1. Laboratorium tertutup merupakan laboratorium di dalam ruangan; 2. Laboratorium terbuka merupakan alam bebas dan lingkugan (diluar ruangan atau kelas). Laboratorium merupakan ruangan baik tertutup maupun terbuka yang dirancang sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan aktivitas yang berkaitan dengan

fungsi-fungsi pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat yang dimaksud saling terintegrasi serta dijunjung oleh adanya

infrastrukitur yang dibutuhkan demi

terwujudnya hasil yang optimal (Tarmizi, 2009:5).

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar diri individu. Adapun lingkungan pengajaran merupakan segala apa yang bisa mendukung pengajaran itu sendiri

yang dapat difungsikan sebagai sumber belajar

(4)

berpengaruh terhadap proses pembelajaran, khususnya dalam bidang studi biologi. Jika akan memaksimalkan pembelajaran biologi, maka lingkungan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran, seperti hewan, tumbuhan,

dan mikroogaisme, dapat memanfaatkan

lingkungan yang ada di sekitar sekolah.

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar dalam proses pembelajaran yang dimaksud agar siswa dapat berfikir secara mandiri, kreatif dan mampu menyesuaikan diri dengan permasalahan pembelajaran biologi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu faktor berhasilnya pendidikan adalah faktor situasi lingkungan. Situasi lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis dan lingkungan sosial. Sebab tanpa adanya situasi lingkungan yang mendukung maka keberhasilan pembelajaran biologi tidak akan tercapai dengan baik. Kelebihan dalam

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber

belajar yaitu: 1. Membuat siswa mendapatkan informasi berdasarkan pengalaman langsung; 2. Lebih komunikatif; 3. Membuat pelajaran lebih konkrit; 4. Membuat siswa mengenal dan mencintai lingkungan.

Untuk tingkatan SMP, bidang ilmu Biologi dipelajari dalam satu mata pelajaran IPA Terpadu yang mana dalam silabus mata pelajaran IPA Terpadu tersebut banyak mempelajari materi Biologi yang berhubungan dengan lingkungan, baik pada kelas VII, VIII dan IX. Seperti pada materi Gejala Alam Biotik dan Abiotik, guru cenderung tidak menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Pada hal materi tersebut sangat berkaitan dengan lingkungan. Hal ini juga terjadi pada materi ciri-ciri makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, gerak tumbuhan dan materi lainnya.

Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara dengan salah seorang guru biologi pada masing masing sekolah di SMPN Se-Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman

bahwasanya guru belum optimal

memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, guru sering menjelaskan materi dengan metode ceramah dan charta sehingga siswa mennganggap pelajaran biologi suatu pelajaran yang sulit dan membosankan pada hal lingkungan sekolah sangat mendukung untuk membawa siswa belajar ke lingkungan sekolah menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar biologi karena adanya taman didepan sekolah, pohon pelindung,

perkebunan masyarakat, sungai, kolam ikan masyarakat dan hutan alami yang tak jauh dari sekolah tersebut. Lingkungan sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru dalam pembelajaran biologi.

METODE

Berdasarkan tujuan dari dalam

penelitian ini yaitu, untuk mengetahui

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber

belajar biologi di SMPN Se-Kecamatan Dua

Koto Kabupaten Pasaman maka Jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat, meninjau, melukiskan dan menggambarkan tentang suatu objek yang diteliti sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Penelitan telah dilakukan pada 22 Februari sampai dengan 05 Maret 2016 (sebanyak 5 skolah) di SMPN Se-Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman.

Populasi dan sampel dalam penelitian

ini adalah seluruh Guru (Total Sampling)

biologi yang terdaftar mengajar pada tahun

pelajaran 2015/2016, denagan banyak

responden 10 orang guru. Jenis data penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil isian angket yang diisi oleh responden. Data sekunder berupa data yang didapat dari kepala tata usaha masing-masing sekolah. Sedangkan sumber data adalah guru Biologi SMPN Se-kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman. Dan cara megambil data dengan menyebarkan angket kepada sluruh responden dan data dianalisis degan persentase dan diinterprestasikan dengan kalimat yang bersifat kulitatif deangan rumus yang di kemukakan oleh:

Arikunto (2013:266) sebagai berikut : NP = R x 100%

SM Keterangan :

NP = Nilai persentase yang dicari

R = Skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum

Kriteria yang dipedomani bersifat sebagai berikut:

81% - 100% = Sangat baik 61% - 80% = Baik 41% - 60% = Cukup baik 21% - 40% = Kurang baik

(5)

0% - 20% = Sangat Kurang baik (Arikunto 2005 dalam Sari 2012:36)

HASIL

Berdasarkan angket yang telah diisi oleh guru IPA Biologi SMPN Se-Kecamatan

Dua Koto Kabupaten Pasaman tentang

pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar biologi maka diperoleh data dan hasil sebagai mana dikemukakan pada Tabel 3.

Tabel 3. Data Pemanfaatan Lingkungan Sekolah di SMP Negeri 01, 02, 03,04 dan 05 Se-Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman

Sub Variabel Indikator Persentase Kategori

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah

1. Tindakan Guru 72,3% Baik

2. Respon Siswa 68,6% Baik

3. Materi 66,9% Baik

Rata-rata 69,2% Baik

Berdasarkan Tabel di atas terungkap bahwa secara umum guru di SMPN Se-Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman memanfaatkan lingkungan sekolah dengan (69,2%) dengan kategori baik.

PEMBAHASAN

Berdasarkan data pemanfaatan

lingkugan sekolah di SMPN Se-Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman didapatkan hasil secara umum (69,2%) dengan kategori baik. Hal ini menggambarkan bahwa di SMPN Se-Kecamatan Dua Koto sudah memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar biologi dengan baik. Dilihat dari 3 indikator dalam

pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar biologi. Pada indikator pertama tentang tindakan guru didapatkan persentase (72,3%) dengan kategori baik, berarti guru telah mempedomani silabus dalam mengajar, menentukan lingkungan sesuai dengan materi

diajarkan, menginformasikan tujuan

pembelajaran dan lingkungan sekolah sebagai

tempat percobaan. Dalam pembelajaran

tindakan guru sangat berperan penting untuk mengarahkan peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, agar pembelajaran menjadi kodusif dan bermakna. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sagala

(2010:180) Guru dapat memperagakan

pembelajaran bukan hanya duduk, catat dan dengar tetapi memberikan pembelajaran yang totalitas, yang diambil dari alam sekitarnya. Karena berhubungan dengan seerat-eratnya dengan alam sekitar maka pembelajaran akan menarik perhatian anak dan mengarahkan usahanya mencapai tujuan.

Kedua yaitu indikator respon siswa dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar di SMPN Se-Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman didapatkan persentase (68,6%) dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa di SMPN Se-Kecamatan Dua Koto senang, memahami dan

tertarik dalam memanfaatkan lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar biologi. Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (2011:208) bahwa apabila siswa berperan dalam pembelajaran lingkungan maka kegiatan belajar akan lebih baik, belajar akan menarik, mudah memahami, siswa menghayati yang tidak asing aspek-aspek lingkungan

sekitarnya serta dapat memupuk cinta

lingkungan.

Berdasarkan data pemanfaatan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar biologi di SMPN Se-Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman. Ketiga yaitu Pada indikator materi didapatkan persentase (66,9%) dengan kategori baik. Tapi masih ada beberapa guru tidak melakukan proses pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan, seperti yang terdapat di SMPN 5 Dua Koto dengan Doni Ashar, S.Si hanya melakukan (46%) seperti pada materi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi dan seleksi alam, prtumbuhan dan perkembangan, gerak pada tumbuhan, proses pewarisan sifat. Guru tidak melakukan dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan pada materi yang menuntut pembelajaran lingkungan hal serupa juga terjadi pada guru SMPN 2 Dua Koto

Ertisna, S.Pd melakukan pembelajaran

lingkungan hanya (54%), seperti pada materi

gerak pada tumbuhan, pewarisan sifat,

(6)

siswa ke lingkungan sekolah. Sedangkan secara umum yang masih kurang memanfaatkan lingkungan pada materi gerak pada tumbuhan dan penerapan bioteknologi dalam kelangsugan hidup manusia melalui produksi pangan. Walaupun masih ada beberapa guru masih

kurang melakukan dalam pemanfaatan

lingkungan tapi secara umum sudah terlaksana dengan baik. Hal ini sudah sesuai yang dikemukakan Nasution (2010:18) Murid dapat belajar dalam kelas, dalam ruang perpustakaan, dalam ruang sumber belajar yang khusus bahkan di luar kelas yang berhubungan dengan tugas atau materi akan menjadikan murid lebih aktif.

Terlihat bahwa guru biologi di SMPN Se-Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar biologi karena adanya taman didepan sekolah, pohon pelindung, perkebunan masyarakat dan hutan alami yang tak jauh dari sekolah tersebut. Lingkungan sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru dalam pembelajaran biologi. Peranan guru dan siswa

sangat penting dalam pembelajaran ke

lingkungan sekolah agar tercipta pembelajaran yang kondusif dan efektif sesuai degan tuntutan pendidikan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah dapat dimanfaatkan dengan baik (69,2%) sebagai sumber belajar biologi di SMPN Se-Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman.

SARAN

Dari hasil penelitian, peneliti

menemukan beberapa saran yang dapat

dijadikan masukan untuk meningkatkan

pembelajaran biologi, dalam pemanfaatan lingkungan di antaranya sebagai berikut: a. Guru bidang studi biologi pada khususnya

dan guru bidang studi lain pada umumnya agar dapat memaksimalkan pembelajaran

pada materi-materi yang bisa

memanfaatkan lingkungan sekolah karena dapat sebagai alternatif dalam usaha meningkatkan motivasi belajar siswa dan siswa mau belajar aktif dan menemukan sendiri konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam pelajaran, terus memupuk sikap ilmiah dan cinta akan lingkungan.

b. Kepada pembaca diharapkan agar hasil

penelitian ini dijadikan sebagai salah satu

wadah untuk memperkaya wawasan yang telah dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Menajemen

Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta. Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran.

Bandung: Rosdakarya Offset.

Nasution, S. (2010). Berbagai Pendekatan

Dalam Proses Belajar Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara.

Rohani, Ahmad

.

(2010). Pengelolaan

Pengajaran. Jakarta: Asdi Mahasatya

.

Sari, Putry Kurnia. 2012. Tinjauan Yang

Dialami Guru Dalam Melaksanakan Penilaian Berbasis Kelas di SMPN Se-Kecamatan Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan. Skripsi: STKIP PGRI Sumatera Barat.

Sagala, Saiful. (2010). Konsep dan Makna

Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sujdana, Nana. (2011). Media Pengajaran.

Bandung: Sinar Baru Alglesindo Offset.

Tarmizi, (2009). Menajemen Laboratorium.

Padang: UNP Press.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu

dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka

Gambar

Tabel  3.  Data  Pemanfaatan  Lingkungan  Sekolah  di  SMP  Negeri  01,  02,  03,04  dan  05  Se- Se-Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman

Referensi

Dokumen terkait

Penyelamatan kedit bermasalah merupakan cara damai yang dapat dilakukan terhadap debitur yang beritikad baik untuk menyelesaikan kreditnya dan cara yang ditempuh dalam

Menurut Sugiri (1998) manajemen laba atau earning management dapat dibagi menjadi dua definisi yaitu (1) definisi sempit, earning management erat kaitannya dengan pemilihan

Penjelasan adalah penyajian informasi/pelajaran secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menolong peserta didik dalam memahami suatu

11 Periksa pandangan Achmad Sodiki mantan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (2010-2013) juga sebagai guru besar emeritus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Jika banyaknya buah yang diambil pada keranjang besar harus tiga kali lebih banyak dari banyaknya buah yang diambil pada keranjang kecil, maka agar dijamin

Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan kuat, dengan rh>rt artinya semakin baik kemampuan numerikal siswa maka semakin baik pula prestasi belajar matematikanya, dan

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya, sehingga penulis berhasil menyusun Tugas Akhir dengan Judul

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti menyebarkan angket persepsi peserta didik untuk mengetahui bagaimana kesan peserta didik terhadap strategi “gubah