• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IBM) IBM POKDARWIS BULELENG TAHUN KE 1 DARI RENCANA 1 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IBM) IBM POKDARWIS BULELENG TAHUN KE 1 DARI RENCANA 1 TAHUN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IBM)

IBM POKDARWIS BULELENG

TAHUN KE 1 DARI RENCANA 1 TAHUN

OLEH:

Nyoman Dini Andiani S.St.Par.,M.Par. NIDN 0005048304

(Ketua Tim Pengusul)

Trianasari Ph.D NIDN 0006067005

( Anggota Tim Pengusul)

Dibiayai oleh:

Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan

Program Pengabdian kepada Masyarakat

Nomor : 116/UN48.15/LPM/2015 tanggal 5 Maret 2015

Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat

Universitas Pendidikan Ganesha

(3)
(4)

Ringkasan

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) merupakan salah satu alternatif pengembangan pariwisata terkait dengan kampanye sadar wisata. Dengan terdapatnya 12 POKDARWIS DI Kabupaten Buleleng, merupakan salah satu bentuk kepedulian warga masyarakat dan pemerintah terhadap berbagai potensi yang ada di desanya dan perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Dengan adanya program IbM ini merupakan salah satu tahapan untuk bisa memberikan layanan pada masyarakat terkait dengan permasalahan-permasalahan yang muncul di kelompoknya. Dua dari ke dua belas kelompok Sadar Wisata yaitu POKDARWIS Tunjung Mekar dan POKDARWIS Bhuana Shanti, merupakan dua kelompok yang sama-sama melakukan pengembangan wisata trekking di desanya masing-masing. Kegiatan POKDARWIS di kedua Kelompok tersebut baru pada sebatas pengembangan fisik potensi sehingga memerlukan adanya pendampingan dan pelatihan guna mampu memaksimalkan potesi yang dimiliki desanya.

IbM POKDARWIS Buleleng dilakukan guna memberikan solusi yang dialami oleh ke dua POKDARWIS tersebut yaitu permasalahan akan kurangnya kemampuan anggota POKDARWIS dalam membuat paket wisata, Permasalahan akan ketidakmampuan Para Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ini dalam membuat media pemasaran yang bagus, seperti brosur ataupun website, dan Permasalahan akan tidak mampunya POKDARWIS dalam memandu wisatawan, sehingga POKDARWIS berharap bisa memiliki buku panduan wisata dalam bahasa inggris dan bahasa Indonesia.

Metode pendekatan yang ditawarkan dalam mengatasi berbagai permasalahan mitra adalah melalui metode pendekatan partisipatif yaitu melalui pembinaan dan memberikan pelatihan tentang pemasaran wisata adventure yaitu melaui penggunaan IT yaitu website, dan memberikan pelatihan pembutan paket wisata dan buku panduan wisata.

Keseluruhan proses transfer IPTEK yang telah ilaksanaka dengan pola pendidikan dan pelatihan serta pendampinganyang meliputi: Diklat dan pendampingan pembuatan paket wisata dan dilanjutkan dengan pembuatan buku panduan wisata, serta Diklat dan pendampingan pembuatan website sebagai media pemasaran.

(5)

PRAKATA

Puji Syukur dan Segala hormat dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

karunia- Nya sehingga laporan kemajuan Program Pengabdian Bagi Masyrakat

yang berjudul”IbM POKDARWIS Buleleng “ dapat diselesaikan dengan baik dan

tepat waktu.

Pada Kesempatan yang berbahagia ini kami mengucapkan terimakasih Yang

sebesar besarnya terhadap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memprcayai program ini untuk dibiayai

Dan POKDARWIS yang ada di Kabupaten Buleleng Bali yang telah menjadi

mitra yang sangat aik bagi terlaksananya program ini, dan semua pihak yang

membantu pelaksanaan program ini.

Adapun laporan ini sangatlah kurang sempurna secara tata penulisan yang

kemungkinan besar belum dapat mewakili apa yang telah kami lakukan dalam

pelaksanaan program Pengabdian Bagi Masyrakat pada POKDARWIS Buleleng,

besar harapan kami adanya saran dan masukam membangun bagi kesempurnaan

laporan ini nantinyaakan dikembangkan menjadi laporan akhir

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Lembar Pengesahan ... ii

Ringkasan ... iii

Prakata ... iv

Daftar Isi ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Analisis Situasi ... 1

1.2 Permasalahan Mitra ... 3

BAB II TARGET DAN LUARAN ... 5

2.1 Target ... 7

2.2 Luaran ... 8

BAB III METODE DAN PELAKSANAAN ... 9

3.1 Waktu dan Tempat ... 10

3.2 Metode dan Pelaksanaan ... 11

BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ... 12

4.1 Kualifikasi Tim Peaksana Kegiatan ... 11

4.2 Pembagian Tugas Tim Pelaksana Kegiatan ... 12

BAB V Hasil Yang Dicapai ... 13

5.1 Diklat dan Pendampingan Pembutan Paket Wisata ... 14

5.2 Diklat dan Pendampingan Pembutan Buku Panduan Wisata ... 15

5.3 Diklat dan Pendampingan Pembutan Website ... 15

BAB VI Rencana Tahap Berikutnya ... 16

BAB VII Kesimpulan dan Saran ... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 18

LAMPIRAN

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1ANALISIS SITUASI

Potensi keindahan alam, keanekaragaman budaya, dan keramahtamahan penduduk di Pulau Bali, merupakan alasan banyaknya wisatawan berkunjung ke Bali. Salah satu daerah di Bali yang dapat mengembangkan potensi alamnya adalah Bali Utara. Pariwisata di Kab. Buleleng ini lebih menonjolkan wisata alam dibandingkan dengan di Bali Selatan. Kelebihan ini menjadi daya tarik sendiri dalam menarik wisatawan untuk mengunjungi Buleleng. Seiring kesadaran masyarakat Buleleng dengan pemanfaatan potensi alam sebagai daya tarik wisata, maka di kabupaten Buleleng telah banyak pula terbentuk POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) adalah merupakan salah satu alternatif pengembangan pariwisata terkait dengan kampanye sadar wisata. Pengembangan pariwisata nusantara yang dilakukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) melalui berbagai kegiatan antara lain pembinaan masyarakat melalui kelompok swadaya dan swakarsa masyarakat yang berfungsi sebagai penggerak pembangunan pariwisata. Dengan harapan dapat mencapai tujuannya, bahwa dengan terbentuknya pokdarwis dapat sebagai mitra pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat di bidang pariwisata, meningkatkan sumber daya manusia, mendorong terwujudnya Sapta Pesona (keamanan, ketertiban, keindahan, kesejukan, kebersihan, Keramah-tamahan dan kenangan), meningkatkan mutu produk wisata dalam rangka meningkatkan daya saing serta memulihkan pariwisata secara keseluruhan. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang dimiliki kabupaten Buleleng tersebar di sepanjang wilayah kabupaten Buleleng, Aadapun data POKDARWIS tersebut dapat di lihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 menunjukan bahwa dengan terdapatnya 12 POKDARWIS tersebut, merupakan salah satu bentuk kepedulian warga masyarakat dan pemerintah terhadap berbagai potensi yang ada di desanya dan perlu mendapppat perhatian dari berbagai pihak. Dengan adanya program IbM ini bisa merupakan salah satu tahapan untuk bisa memberikan layanan pada masyarakat terkait dengan permasalahan-permasalahan yang muncul di kelompoknya. Dua dari ke dua belas kelompok Sadar Wisata yang telah disajikan pada tabel 1.1. yaitu POKDARWIS Tunjung Mekar dan POKDARWIS Bhuana Shanti, merupakan dua kelompok yang sama-sama melakukan pengembangan wisata trekking di desanya masing-masing.

(8)

Nama-nama Kelompok Sadar Wisata Di Kabupaten.Buleleng

NO Nama Kelompok No.SK/tgl/Yang Mengeluarkan Nama Desa 1 Banten Sari 02 / Disbudpar / 2007 tgl 19

Januari 2007

Desa Ambengan Kec.Sukasada 2 Tirta Bhuana Sari 05/ Disbudpart / 2005 tgl 17 Mei

2005

Desa Sekumpul Kec. Sawan

3 Teluk indah 11 / Disbudpar /2005 tgl 12 Septem 2005

Desa Sumber Klampok Kec. Gerokgak 4 GUNUNG LUWIH 21 / Disbudpar / 2009 tgl 1 Mei

2009

Desa Gitgit Kec.Sukasada 5 WUKIR SAMIRANA 03 A / Disbudpar / 2005 tgl 14

Maret 2005

Desa Sembiran Kec.Tejakula 6 TUNJUNG MEKAR 06 A / Disbudpar / 2004 tgl 1

September 2004

Desa Sambangan Kec. Sukasada 7 BHUANA LESTARI 06 / Disbudpar / 2004 tgl 1

September 2004

Desa Munduk Kec. Banjar

8 SEGARa lovina 07 A / Disbudpar / 2004 tgl 12 Oktober 2004 Desa Kaliasem Kecamatan Banjar 9 LOVINA 03 / Disbudpar / 2010 tgl 14 Pebruari 2010 Desa Kalibukbuk Kec. Buleleng 10 TIRTA MAHAYU / Disbudpar / 2013 tgl 28 Sep

2010

Desa Menyali Kec. Sawan

11 SEGARA ULANGUN - Desa Penuktukan,

Desa Bebetin Kec.Sawan

12 bhuana SHANTI / Disbudpar / 2013 tgl 20 Mei 2013

Desa Bebetin Kec.Sawan

Sumber: Disparda Kab. Bllng, 2014.

Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Tunjung Mekar yang berlokasi di Desa Sambangan, Kec. Sukasada, merupakan desa yang jaraknya hanya 5km dari ibu kota kecamatan ataupun ibu kota kabupaten, dengan waktu jarak tempuh dari kota Singaraja sekitar 10-15 menit dengan mengendarai mobil ataupun sepeda motor. Masyarakat di Desa Sambangan yang telah membentuk Kelompok Sadar Wisata dan diberi nama POKDARWIS Tunjung Mekar beranggotakan 30 orang termasuk pihak penanggung jawab dan penasehat di dalamnnya, anggota kelompoknya rata rata memiliki jenjang pendididikan sampai tingkat SMU. Pendidikan non formal atau jenis pelatihan-pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan non akademis. Pengembangan daya tarik Air terjun yang ada di Desa Sambangan dengan segala potensi pendukung lainnya, memang jika dikaitkan dengan siklus hidup daerah pariwisata yang dikemukakan oleh Butler dapat dikatakan bahwa pengembangannya baru sampai tahap ekplorasi (pertumbuhan). Kondisi tersebut menunjukkan

(9)

bahwa air terjun yang ada di Desa Sambangan antara lain : air terjun Aling-aling, air terjun Dedari, air terjun Canging dan air terjun Cemare memiliki kesempatan serta peluang yang besar untuk terus dikembangkan. Berikut adalah potensi alam yang ada di desa Sambangan yang dikelola oleh anggota POKDARWIS dapat dilihat pada gambar 1.1, 1.2, 1,.3 dan gambar 1.4.

Gambar 1.1 : Air Terjun Canging Gambar 1.2: Air Terjun Dedari

Gambar 1.3 : Air Terjun Cemara Gambar 1.4 : Air Terjun Pucuk

Kelompok Sadar Wisata lainnya yang berupaya untuk mengembangkan potensi wisata desanya dengan pengembangan wisata trekking adalah Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Bhuana Shanti yang terletak di Desa Bebetin yang terbentuk dari tahun 2009, Desa Bebetin berlokasi di Kecamatan Sawan, 20 km sebelah Timur Kota Singaraja dengan jarak tempuh 40 menit dari ibu kota kabupaten Buleleng dengan menggunakan kendaraan bermotor. Bukit Bebetin memiliki daya tarik yang sangat mempesona. Bukit ini sangat ideal untuk rekreasi seperti trakking. Lokasi obyek Bukit Bebetin terletak di kawasan yang sangat strategis yakni diapit oleh tiga obyek wisata terkenal yaitu Air Terjun Sekumpul, Air Terjun Mampeh Galungan, Air Sanih. Sebagai latar belakang adalah Bukit Sekumpul,

(10)

Bukit Catu Galungan dan Bukit Sudaji di sebelah baratnya. Selain kawasan wisata di perbukitan, Desa Bebetin juga mempunyai kawasan wisata alam yang bernama Kawasan Teja Sari. Kawasan Teja Sari memendam daya tarik perairan yang sangat mempesona. Dengan sumber mata air yang keluar dari himpitan batu-batu besar dikelilingi tebing lempengan bebatuan yang menawan dan dihiasi kolam alam sebagai tempat rekreasi renang atau memancing. Kawasan Teja Sari berlokasi di Dusun Kusia, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng Bali, yang berjarak hanya hampir 800 m dari pusat desa, 1,5 km dari Objek wisata Bukit Bebetin dan hampir 1,6 km dari Kawasan Wisata Air Terjun Sekumpul. Desa Bebetin juga mempunyai Atraksi Wisata Sapi Gerumbungan. Spesial atraksi tradisional unik sapi gerumbungan merupakan satu-satunya atraksi tradional warga Desa Bebetin yang unik dan klasik, sejak tahun 17-11-2002 diresmikan oleh Bapak Bupati Buleleng sebagai Kelompok Usaha Ternak Sapi “Wiwit Merta Sari”. Lokasi atraksi sapi gerumbungan hanya ± 1 km dengan lokasi air terjun sekumpul atau 15 menit perjalanan dengan transportasi. Jika perjalanan wisata dari Lovina menuju air terjun sekumpul anda akan melewati lokasi atraksi sapi gerumbungan dan lokasi Bukit Bebetin di Desa Bebetin yang berjarak 23 km dengan waktu tempuh ± 50 menit saja. Kunjungan ke lokasi objek wisata di Desa Bebetin dan air terjun sekumpul bisa melewati jalur alternatif diantaranya : dari Kintamani melewati Tamblang-Bontihing-Pakisan menuju Bebetin-Sekumpul, dari Air Sanih melewati Jagaraga menuju Bebetin-Sekumpul atau dari Denpasar melalui Puncak Sari (Desa Wanagiri) dan Lemukih menuju Sekumpul dan Bebetin. Berikut adalah potensi Desa Bebetin yang yang dikelola oleh POKDARWIS Bhuana Shanti Desa Bebetin.

Gambar 1.3 : Suasana Wisata Perairan Teja Gambar 1.4. Penakaran Kijang Desa Bebetin Asri Desa Bebetin

(11)

Dari ke dua POKDARWIS tersebut yang masing-masing diwakili oleh ketuannya yaitu Ketua POKDARWIS Tunjung Mekar “Roy Astika” dan dan Ketua POKDARWIS Bhuana Shanti “Made Marsana”, menyampaikan bahwa kegtan yang dilakukan kelompoknya baru pada tahap penataan objek di lapangan, oleh karenanya para Ketua POKDARWIS ini menginginkan agar pihak akademisi bisa memberikan solusi berupa beberapa pelatihan terkait dengan cara penanganan permasalahan yang dialami oleh kelompoknya.

1.2PERMASALAHAN MITRA

Adapun beberapa bentuk permasalahan yang dihadapi mitra (Pokdarwis Tunjung Mekar Desa Sambangan dan Pokdarwis Bhuana Shanti Desa Bebetin secara umum adalah kurangnya kemapuan di tingkat keterampilan manajerial. Adapun beberapa permasalahan manajerial yang dimaksud adalah

a. Para Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) memiliki permasalahan dalam membuat paket wisata, mereka belum mampu untuk membuat paket wisata yang baik yang mampu memperkenalkan daerah wisata di desa masing-masing secara optimal. Paket wisata yang sudah dibuat bersifat monoton karena hanya menawarkan wisata trekking yang ada di desa masing-masing. Padahal berdasarkan dari Ilmu Product Pemasaran bisa dibuat paket wisata dengan diservikasi produk dengan menggabungkan potensi wisata yang bisa ditawarkan agar tidak monoton. Misalnya, jika daerah wisata bisa dibuat dengan menawarkan wisata meditasi disamping wisata trekking yang sudah ditawarkan, Para Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) bisa menggabungkan wisata trekking dengan wisata meditasi. Jika ada masyarakat di sekitar daerah wisata yang memiliki rumah tua atau memiliki nilai sejarah tersendiri, wisatawan yang datang bisa menginap di rumah tersebut agar bisa merasakan suasana seperti halnya berada dan hidup seperti warga lokal disana dan disamping itu juga wisatawan yang datang juga bisa menghabiskan waktu di daerah tempat wisata menjadi lebih lama dengan membuatkan paket wisata.

b. Para Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ini belum memiliki media pemasaran yang bagus, seperti brosur ataupun website yang sangat berguna jika ada wisatawan yang akan datang ke Bali untuk liburan. Dengan adanya website maka wisatawan terutama wisatawan manca Negara dapat melihat terlebih dahulu lokasi yang mungkin akan dikunjungi ketika ingin liburan ke Bali khususnya di Bali Utara dengan melihat website yang sudah dibuat dengan rancangan website yang menarik dan memuat informasi yang lengkap sehingga tidak membuat tamu yang melihat website menjadi bingung dan juga

(12)

disertai dengan contact person di dalam website sehingga tamu yang tertarik akan langsung menghubungi contact person tersebut dan secara tidak langsung sudah dapat memberdayakan masyarakat untuk dapat merkontribusi untuk memajukan wisata yang tersedia di desa masing-masing. Selain itu juga kemampuan melakukan promosi baik itu melalui kerjasama dengan industri industri pariwisata lainnya seperti travel agent dan hotel hotel baik itu di kawasan Bali Utara pada khususnya dan Bali pada umumnya masih sangat rendah. Oleh karena hal itu diperlukan pelatihan lebih lanjut mengenai pembuatan media promosi baik brosur ataupun website, sehingga memudahkan dalam kegiatan promosi.

c. Terkait dengan memberikan kepuasan terhadap wisatawan, POKDARWIS merasa kesulitan dalam memandu wisatawan, hal ini disebabkan karena anggota POKDARWIS merasa belum mampu dalam memberikan informasi terhadap wisatawan, sehingga mereka berharap bisa memiliki buku panduan (guide book) dalam bahasa inggris dan bahasa Indonesia, yang berisikan tahapan yang harus dijelaskan kepada wisatawan serta informasi detail tentang objek atau daya tarik yang ada di masing-masing desa. Permasalahan mitra ini memerlukan tindak lanjut agar segera diberikan pelatihan penyusunan guide book sehingga mampu meningkatkan kemampuan berkomunikasi para guide lokal di lingkungan POKDARWIS.

(13)

BAB II

TARGET DAN LUARAN

2.1 TARGET

Adapun target yang ingin dicapai dari pelaksanaan program pengabdian pada 2 Kelompok DARWIS yang ada di Buleleng, tertuang pada table 2.1.

Tabel 2.1

Target Pelaksanan Program Pengabdian

No Produk Spesifikasi Target

1 Paket wisata: Peningkatan Pemahaman dalam pengemasan potensi Desa produk

Pengkemasan dan diversivikasi produk wisata

Paket wisata alternative baru

2 Buku Panduan Wisata:

Peningkatan kemampuan dalam memandu wisatawan Adanya kemampuan saat mengkomunikasikan produk wisata Buku Panduan Wisata Dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia 3 Pembuatan website khusus untuk

POKDARWIS Desa Menampilkan produk – produk potensi desa Masing masing POKDARWIS memiliki website Sumber : Pelaksana Program Pengabdian, 2015.

2.2 LUARAN

Adapun luaran dari kegitan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan bagi POKDARWIS dan masyarakat lokal di ke dua desa yakni Desa Sambangan, Desa Bebetin, adalah memberikan pemahaman, peningkatan kesadaran akan pentingnya daerah wisata di Bali, serta peningkatan keterampilan dibidang pengelolaan manajerial dan pemasaran berbasis TIK. Adapun target luaran dari program ini adalah:

a) Brosur yang sekaligus memuat paket wisata b) Buku Panduan Wisata /Guide Book

(14)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Tempat lokasi ke dua mitra POKDARWIS yaitu untuk Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Tunjung Mekar yang berlokasi di Desa Sambangan, Kec. Sukasada, merupakan desa yang jaraknya hanya 5km dari ibu kota kecamatan ataupun ibu kota kabupaten, dengan waktu jarak tempuh dari kota Singaraja sekitar 10-15 menit dengan mengendarai mobil ataupun sepeda motor. Sedangkan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Bhuana Shanti yang terletak di Desa Bebetin yang terbentuk dari tahun 2009, Desa Bebetin berlokasi di Kecamatan Sawan, 20 km sebelah Timur Kota Singaraja dengan jarak tempuh 40 menit dari ibu kota kabupaten Buleleng dengan menggunakan kendaraan bermotor. Waktu kegiatan masing masing di Desa Sambangan dan Desa Bebetin berdasarkan perjanjian dengan kelompoknya, dan khusus kewiatan peresmian pembukaankegiatan ini dilakukan di kampus UNDIKSHA serta untuk pelatihan pengoprasian website akan dilaksanakan di Kampus UNDIKSHA karena kebutuhan akan jaringan internet.

3.2 Metode Pelaksanaan

Metode pendekatan yang ditawarkan dalam mengatasi berbagai permasalahan mitra adalah melalui pembinaan dan memberikan pelatihan tentang pemasaran wisata adventure. Serta secara langsung mendampingi saat memberikan aplikasi penggunaan TIK dalam menghasilkan model pemasaran berbasis IT dan pengelolaan manajemen usaha secara terpadu dan terarah dengan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi langsung dalam menyusun buku panduan wisata, karena POKDARWIS lah yang lebih paham kan potensi yang dimiliki desanya.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi persoalan mitra sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya adalah sebagai berikut:

a) Melakukan pembinaan kepada para POKDARWIS untuk mendata potensi yang ada di Desa masing-masing. Dalam hal ini bertujuan agar potensi yang dimiliki oleh masing-masing desa agar bisa diketahui dan bisa mendapatkan sasaran untuk tujuan yang sesuai dengan daerah wisata yang dimiliki masing-masing desa oleh Para POKDARWIS.

b) Memberikan pelatihan dalam pembuatan paket wisata berdasarkan data yang diperoleh. Hal ini dilakukan untuk mempermudah menyasar target pasar wisatawan, serta dengan

(15)

dibuatnya peta paket wisata akan memudahkan dalam mengelompokan paket wisata yang bisa dibuat, adapun beberapa kelompok paket wisata seperti paket wisata Trekking, paket wisata Edukasi, paket wisata meditasi.

c) Melakukan pembinaan dan pendampingan pengumpulan data-data tersebut agar bisa dibuatkan dalam sebuah buku panduan wisata dan bisa dituangakan dalam satu brosur baik dalam berbahasa inggris maupun dalam berbahasa indonesia. Dan data –data yang diperoleh juga akan dituangkan dalam website pemasaran untuk mempermudah wisatawan dalam mengakses informasi.

Adapun prosedur kerja yang dilakukan untuk mendukung realisasi metode yang ditawarkan tersebut adalah terfokus pada upaya peningkatan metode pemasaran wisata adventure dengan di dukung dari beberapa produk yang akan di hasilkan saat pelatihan dan pendampingan di Desa Sambangan, dan Desa Bebetin Kabupaten Buleleng. Kegiatan akan dikemas dalam 3 (tiga) tahapan yakni: (1) tahap sosialisasi dan diseminasi tentang Pariwisata dan pengelolaan manajemen usaha untuk bisa menghasilkan paket wisata, (2) tahap pelatihan penggunaan TIK dalam menciptakan pemasaran berbasis IT (pemasaran secara online) yang akan sekaligus menghasilkan konten website, dan brosur dan (3) tahap pendampingan pembuatan Buku Panduan Wisata.

(16)

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

4.1 Kualifikasi Tim Pelaksana Kegiatan

Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) memiliki motivasi kuat dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat melalui berbagai pusat layanan yang dimilikinya, antara lain Pusat Layanan Pendidikan Sekolah dan Masyarakat, Pusat Layanan Penerapan IPTEK dan Dampak Lingkungan, Pusat Layanan KKN dan KKL, dan Pusat Layanan Kewirausahaan dan Konsultasi Bisnis. Jumlah kegiatan P2M dosen UNDIKSHA dalam kurun waktu 3 tahun terakhir meliputi 230 judul yang didanai oleh PT sendiri, 15 dari Kemendiknas/Kementrian terkait, dan 8 judul dibiayai institusi dalam negeri di luar Kemendiknas. Jumlah dosen yang terlibat PKM dalam kurun waktu 3 tahun terakhir 700 orang dari PT sendiri, 49 dari Kemendiknas, dan 24 dari institusi dalam negeri di luar Kemendiknas.

Selama kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir, LPM telah berhasil melaksanakan berbagai kegiatan pengabdian dengan memberdayakan potensi stakeholder dan masyarakat sekitar. Berdasarkan data base LPM tahun 2011, terdapat 57 kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah berhasil dilaksanakan baik dengan pendanaan dari DIPA lembaga maupun dari DP2M Dikti dengan besaran dana Rp.5.000.000,- sampai dengan Rp. 100.000.000,-. Berdasarkan capaian yang diperoleh LPM Undiksha dapat dikategorikan sebagai bentuk kinerja yang sangat membanggakan dan akan semakin termotivasi untuk meningkatkan kinerja LPM kedepannya.

Dalam program penerapan IPTEKS bagi masyarakat ini diperlukan kepakaran yang mengetahui tentang berbagai persoalan dan kebutuhan yang dihadapi mitra. Berdasarkan analisis situasi yang ada, maka permasalahan para POKDARWIS di Desa Sambangan, Desa Bebetin adalah dalam hal kurangnya media promosi dan pemasaran dalam mengembangkan daerah wisata yang dimiliki masing-masing, serta rendahnya keterampilan di bidang pengelolaan manajemen usaha dan berbasis TIK yang menyebabkan kurang dikenalnya wisata alam yang ada di Bali Utara, Kabupaten Buleleng.

Untuk itu diperlukan pelaksana kegiatan yang memiliki kepakaran atau pemahaman keilmuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) , serta di bidang manajemen usaha. Para pengusul kegiatan ini sangat relevan dengan bidang keilmuan masing-masing yaitu: Magister Ilmu Pariwisata yang memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang pengelolaan dan perencanaan produk wisata (Nyoman Dini Andiani, S.ST.Par., M.Par), dan

(17)

Doktor Magister Ilmu Pariwisata yang memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang pengelolaan manajemen usaha /tourism and hospitality service (Trianasari Phd). Serta dengan mendatangkan beberapa nara sumber terkait dengan produk luaran yang ingin dihasilkan.

4.2 Pembagaian Tugas Tim Pelaksana Adapun Susunan Tim Pelaksana Meliputi Ketua Tim Pelakasana

Nama : Nyoman Dini Andiani

Ijasah S1 : S1 Pariwisata (Univ. Udayana) Ijasah S2 : Kajian Pariwisata (Uni. Udayana) Anggota I Tim Pelaksana

Nama : Trianasari

Ijasah S1 : S1 Pariwisata (Univ. Udayana) Ijasah S2 : Magister Ekonomi (Uni. Udayana) Ijasah s3 : Doktor Pariwisata

Sesuai dengan tupoksi nya, adapun tugas dari ketua pelaksana dan anggota pelaksana adalah Tugas Ketua ; Mengkoordinasikan seleuruh bentuk kegiatan dan menghubungi pihak mitra serta mempersiapkan nama nama nara sumber yang akan memberikan pelatihan sesuai dengan target luaran yang diharapkan dari program kerja yang dibuat.

Tugas Anggota pelaksana I : Berkordinasi dengan ketua serta menyiapakan surat menyurat untuk peminjaman temat, surat ke nara sumber, serta menyediakan media media yang di perlukan guna mendukung kegiatan program pengabdian pada masyarakat ini.

Adapun Jadwal kegiatan dapat disampaikan sebagai berikut. Tabel 4.1.

Mekanisme Pelaksanaan dan Jadwal Kegiatan

No Mekanisme Kegiatan Jadwal (5 = April, dstnya)

5 6 7 8 9 10 11 12

1. Rapat persiapan dan orientasi yang melibatkan tim IbM, pakar dan partisipan kolaboratif (kepala desa, ketua kelompok Sadar Wisata masing-masing desa, dinas-dinas terkait)

2. Penandatangan kontrak kerja 3. Pembukaan Kegiatan secara resmi

(18)

4. Penyusunan buku panduan. 5. Pelatihan dalam pembuatan paket

wisata

6. Pelatihan untuk pembuatan website 7. Memberikan pendampingan pengisian

konten website

8. Rapat evaluasi dan refleksi pelaksanaan kegiatan.

(19)

BAB V

HASIL YANG DICAPAI

Pelaksanaan Pengabdian Kegiatan Pada Masyarakat IbM POKDARWIS Buleleng, telah mencapai 100 % . Dalam hal ini telah berapa kegiatan yang diselenggarakan yaitu dari observasi awal, pembukaan kegiatan, kegiatan pelatihan pembuatan paket wisata, kegiatan pembuatan buku panduan wisata, dan kegiatan pendampingan pembuatan website . Kegiatan IbM ini secara resmi di buka oleh wakil ketua LPM UNDIKSHA seperti yang dapat di lihat dalam gambar 5. 1.

Gam. 5.1 dan 5.2 Pembukaan acara kegiatan IbM 5.1. Kegiatan Pendampingan Pembuatan Paket Wisata

Kegiatan di lanjutkan dengan mengundang perwakilan kegiatan diruang seminar ini, masing masing kelompok kembali mempresentasikan potensi wilayahnya, seperti yang dapat dilihat pada gambar 5.3. Kegiatan ini di hari oleh anggota POKDARWIS Tunjung Mekar dan Bhuana Shanthi.

(20)

Gam. 5.3. Sekretaris POKDARWIS Tunjung Mekar menyampaikan potensi desanya. Kegiatan pelatihan ini di ikuti oleh 20 peserta masing masing berasal dari ke dua kelompok POKDARWIS Desa Sambangan dan Desa Bebetin. Namun sebelum kegiatan di dalam ruangan berlangsung, tim pelaksana, nara sumber dan peserta P2M dari kedua desa melakukan kegiatan trekking terlebih dahulu, untuk melihat secara langsung potensi yang ada seperti yang dapat di lihat pada gambar 5.4 dan gambar 5.5

.

Gam. 5.4 Foto bersama sebelum trekking di Desa Bebetin

(21)

5.2Kegiatan Pendampingan Penyusunan Buku Panduan Wisata

Gambar 5.6 Diskusi saat pelatihan Buku Panduan Wisata

Kegiatan pembinaan selanjutnya adalah kegiatan pemberian pemahaman tentang pentingnya dan teknik pembuatan buku panduan wisata, kegian inipun di ikuti oleh 20 peserta masing masing berasal dari ke dua kelompok POKDARWIS Desa Sambangan dan Desa Bebetin. Dan Nara Sumber Trianasari Ph.D yang memberikan materi dan pengetahuan, cara dan teknik pembuatan buku panduan wisata sehingga bisa menarik minat wisatawan, serta mampu sebagai pendukung alat promosi pula apabila di bawa oeh para wisatawan yang adatang. Dalam kegiatan diruang seminar ini, masing masing kelompok sabgat aktif dan nara sumberpun memberkan memberikan ilustrasi contoh bentuk buku panduan wisata dengan beberapa konten di dalamnnya.

Pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pendampingan yang dilaksanakan selanjutnay tersebut diatur waktu dan tempatnya menyesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh POKDARWIS untuk kegiatan pelatihan. Hal tersebut dilakukan mengingat anggota POKDARWIS juga memiliki pekerjaan lain yang harus dikerjakan sebagai rutinitas kesehariannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai anggota POKDARWIS merupakan pekerjaan sambilan yang digeluti oleh masyarakat. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh POKDARWIS tersebut sedikit menjadi permasalahan bagi pelaksana, karena harus menyesuaikan waktu yang dimiliki pelaksana dengan POKDARWIS. Namun permasalahan tersebut sudah dapat diatasi dengan membuat jadwal pendampingan di sore hari setelah rutinitas POKDARWIS berakhir.

(22)

5.3. Kegiatan Pendampingan Pembuatan Materi Website

Kegiatan selanjutnya yang dilaksanakan adalah pada Kelompok POKDARWIS Tunjung Mekar dan POKDARWIS Bhuana Shanti yang ada di Desa Bebebetin adalah kegiatan pelatihan dan pendampingan serta evaluasi yang meliputi:

1. Kegiatan pembuatan website serta pendampingan pengisian dan pengoprasian admin untuntuk website yang akan dikelolala langsung nantinya oleh POKDARWIS pada ke dua desa tersebut.

2. Evaluasi program paket wisata dan buku panduan wisata yang telah disusun untuk bisa di edit kembali khususnya pada buku panduan wisata

3. Evaluasi program pembuatan website dan memilih bebrapa orang yang memiliki ketertarikan khusus pada pengoprasian website di masing masing kelompok

Dalam proses pendampingan lanjutan tersebut juga dimintakan persetujuan kembali dari anggota POKDARWIS berkaitan dengan potensi-potensi desa yang nantinya akan dipromosikan di dalam WEB. Berikut ditampilkan dalam gambar 5.7: dan 5.8 Potensi Desa Sambangan dan bebetin.

Gambar 5.7 : Beberapa potensi Desa Sambangan

Gambar 5.8 : Beberapa potensi Desa Sambangan

Dari kegiatan pembinaan pembuatan mediapromosi melalu media internet yaitu website yang dilakukan telah menghasilkan WEB POKDARWISA Tunjung Mekar

(23)

WEB POKDARWIS ini diberi nama “http://tunjungmekar.pokdarwis.info”. Sedangkan web dari POKDARWIS Bhuana Shanthi diberinama: http://bhuanashanti.pokdarwis.info. Berikut adalah beberapa gambar tampilan website yang telah terbuat dapat di lihat pada gambar 5.9 dan 5.10.

Gamb. 5.9 Tampilan Website POKDARWIS Bhuana Shanthi

(24)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Dalam kegiatan yang telah berlangsung dapat diambil kesimpulan bahawa untuk kegiatanselanjutnya masih bisa terus dilanjutkan, karena dengan merefleksi dari kegiatan yang berjalan sebelumnya partsisipasi mitra dengan kehadiran peserta pelahan 100 persen menandakan bahwa program pengabdian ini sangat mendapat respon yang positif, karena luaran kegiatan yang diharapkan bener benar bisa berguna bagi POKDARWIS Tunjung Mekar dan POKDARWIS Bhuanan Shanti yang ada di Kab. Buleleng. Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan terkendala oleh adanya kesibukan POKDARWIS dan terbatasnya sumber daya manusia utamanya kaum muda melek teknologi yang tertarik untuk mau ikut dalam pengembangan desa, karena mereka kecenderungannya lebih memilih merantau dengan penghasilan yang sudah pasti. Serta efektifitas pelaksanaan pelatihan dan pendampingan tidak hanya cukup dapat dilihat dari intensitas pelatihan yang dilakukan, tetapi perlu juga didukung oleh antusiasme masyarakat sebagai bagian dari pengembangan potensi desa.

6.2.Saran

1. Program serupa tidaj hanya berhenti pada program ini saja, karena masyarakat merasa masih perlu pendampingan yang lebih lanjut, serta mendapatkan ide ide yang bagus guna perkembangan wisata di desanya.

2. POKDARWIS agar terus memperhatikan keberlanjutan pengelolaan WEB dengan selalu memperbaharui berita di beranda WEB yang telah disediakan.

3. Pihak desa perlu mengadakan sosialisasi berkaitan dengan program pengembangan desa sehubungan dengan pengembangan pariwisata dan membangkitkan kesadaran masyarakat utama bagi kaum muda untuk mau membangun desanya

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Data Monografi Desa dan Kelurahan Sambangan, Kabupaten Buleleng. Dalem, A. A. G. R. 2004a. Merumuskan prinsip-prinsip dan kriteria ekowisata daerah Bali. Jurnal Lingkungan Hidup Bumi Lestari 4 (2) : 86 – 90

Dalem, A. A. G. R. 2004b. Ekowisata dan agrowisata. Makalah disampaikan pada penataran Kelompok Sadar Wiasata Denpasar tanggal 25-31 Juli 2004. Sebagian besar isi makalah ini pernah disampaikan dalam seminar ”Dengan Ekowisata Menuju Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan” di Auditorium Universitas Udayana Denpasar, 29 Juni 2002.

Kartajaya, Hermawan. 2003. Marketing in Venus. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Kotler, P & Bowen, J.T. & Makens J.C. 2006. Marketing for hospitality and tourism, Pearson Education, Inc., New Jersey.

Pendit, Nyoman. 1999. Ilmu Pariwisata sebuah pengantar perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

STP Bali. 2000. Evaluasi Produk Wisata Air Terjun Sambangan Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Propinsi Bali. STP: Nusa Dua Bali

Sudibya, Bagus, 2003, Prospektif Agrowisata dan Ekowisata di Kabupaten Buleleng Propinsi Bali (Makalah ini disampaikan pada Seminar menjadikan Buleleng sebagai Daerah Tujuan Wisata Agrotourisme dan Ekotourisme pada tanggal 25 Agustus 2003).

Wahab, Salah, 1989, Pemasaran Pariwisata, Jakarta : PT Pradnya Paramita.

Wiratno. 2. Model Analisis Dalam Pengembangan Wisata Alam. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset

(26)

Lampiran kegiatan bersama POKDARWIS

1. Melakukan observasi ke 2 tempat wisata

Observasi yang dilakukan oleh tim pelaksana p2m pada tanggal 31 mei 2015 bersama dengan anggota kelompok sadar wisata desa Bebetin dan di Desa Sambangan.

2. Pemberian pemahan tentang media promosi

Pemahaman yang diberikan ileh tim pelaksana p2m dalam acara pertemuan kecil kampus undiksha singara pada tanggal 13 juni 2015 sangat menarik minat POKDARWIS dalam meningkatkan produk wisata yang dimilikinya.

(27)

3. pertemuan pembuatan rancangan konten website, yang mendatangkan ahlinya. Pertemuan kecil berupa seminar tentang rancangan konten website yang mendatangkan ahli pembuat website merupakan bentuk usaha nyata yang dilakukan tim pelaksana p2m dalam membantu POKDARWIS dalam meningkatkan produk pariwisata.

4. mengolah data untuk meteri website.

Setelah diberikan pengetahuan dan pengarahan kini POKDARWIS telah mampu mengolah data untuk materi yang bisa di unggah dalam website-nya.

5. Mengumpulkan data untuk buku panduan wisata.

Buku panduan wisata/guide book juga dapat terealisasikan untuk membantu wisatawan dalam mengakses tempat wisata yang ada.

(28)

6. Merancang design buku panduan wisata/ guide book

Rancangan design yang menarik dan simple tentu dapat mempengaruhi keinginan wisatawan untuk travelin/ treking ke tempat tujuan wisata.

7. Merancang paket-paket wisata.

Untuk sarana penunjang objek wisata tentu diperlukan juga paket-paket wisata sebagai sarana promosi agar wisatawan yang datang mampu datang kembali dan mengajak anggota keluarga, kerabat, dan temannya.

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)

(34)
(35)

Gambar

Gambar 1.1 : Air Terjun Canging  Gambar 1.2: Air Terjun Dedari
Gambar 1.3 : Suasana Wisata Perairan Teja     Gambar 1.4. Penakaran Kijang Desa Bebetin                          Asri Desa Bebetin
Gambar 5.7 :  Beberapa potensi Desa Sambangan

Referensi

Dokumen terkait

Ukuran yang telah ditetapkan untuk purse seine bertali kerut dengan alat bantu penangkapan ikan (rumpon atau cahaya) dan ikan target tongkol atau cakalang memiliki panjang

Katolik Widya Mandala Surabaya dan selaku pembimbing utama, yang telah memberikan persetujuan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan telah menyempatkan diri untuk

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Pasal 3 menunjukkan dengan jelas tujuan pendidikan nasional kita, yaitu

Untuk data karakteristik petani dari variable dependen (kejadian hipertensi) yaitu apakah petani mempunyai riwayat keluarga hipertensi. Instrumengaya hidup ini

56 PT Sara Lee Body Care Indonesia Tbk PROD. 57 PT Unilever

Dalam beberapa kasus, menjadi social entrepreneur dalam konteks ini mengabdi sebagai volunteer atau amil lembaga zakat belumlah menjadi pilihan utama sebagian

Pada rancang bangun model jet engine ini kompresor yang digunakan berjenis kompresor sentrifugal, ruang bakar menggunakan tipe annular, sedangkan turbin