• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN PEMDA SEMESTER II TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN PEMDA SEMESTER II TAHUN 2015"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PETUNJUK PELAKSANAAN

EVALUASI PENYERAPAN

ANGGARAN PEMDA SEMESTER II

TAHUN 2015

S-21/D4.03/2016

25 JANUARI 2016

(2)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III i

DAFTAR ISI

Hal Daftar Isi i Kata Pengantar ii Bab I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 1 C. Ruang Lingkup 2 D. Sistematika Pedoman 2

Bab II GAMBARAN UMUM EVALUASI 3

A. Tujuan dan Sasaran Evaluasi 3

B. Ruang Lingkup dan Fokus Evaluasi 4

C. Batasan Tanggung Jawab 6

D. Organisasi 6

E. Keluaran (Output) 7

F. Pembiayaan 7

G. Jadwal Evaluasi 8

Bab III PELAKSANAAN EVALUASI 10

A. Pembahasan Awal (Entry Meeting) 10

B. Langkah Kerja Evaluasi 10

C. Reviu Berjenjang 18

Bab IV PELAPORAN 20

A. Umum 20

B. Jenis dan Penyampaian Laporan 20

(3)
(4)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP dan Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2011 tanggal 17 Februari 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, BPKP memiliki fungsi pelaksanaan evaluasi terhadap penyerapan anggaran kementerian/lembaga/pemerintah daerah, dan memberikan

rekomendasi langkah-langkah strategis percepatan penyerapan

anggaran. Pelaksanaan evaluasi tersebut selaras dengan tugas BPKP dalam mengawal jalannya pembangunan nasional dengan berfokus pada 4 (empat) strategi/kebijakan/arah pengawasan, yakni: 1) mengawal jalannya pembangunan nasional, 2) mendorong upaya peningkatan ruang fiskal, 3) mengawal aset negara/daerah, dan 4) memantapkan governance system.

Agar dapat mengetahui tingkat dan efektifitas penyerapan anggaran pada tahun 2015, dipandang perlu dilakukan evaluasi pada akhir semester II, terutama difokuskan pada penyerapan anggaran belanja barang/jasa, belanja modal, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial.

B. TUJUAN

Tujuan Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah adalah untuk memberi panduan bagi evaluator dalam melaksanakan evaluasi yang berkaitan dengan:

1. Pemahaman mengenai tujuan evaluasi dan penetapan ruang lingkup evaluasi;

(5)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 2

2. Pemahaman mengenai strategi evaluasi dan metodologi yang digunakan dalam evaluasi;

3. Penetapan langkah-langkah kerja yang harus ditempuh dalam proses evaluasi;

4. Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi (LHE) dan mekanisme pelaporan serta proses pengolahan datanya.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Penyerapan

Anggaran Pemerintah Daerah tahun 2015 mencakup kegiatan evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah s.d semester II tahun 2015 (periode 1 Januari 2015 s.d 31 Desember 2015).

D. SISTEMATIKA PEDOMAN

Sistematika Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah meliputi:

Bab I : Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dan sistematika pedoman.

Bab II : Gambaran Umum Evaluasi, berisi tujuan dan sasaran evaluasi, ruang lingkup dan fokus evaluasi, batasan tanggung jawab, organisasi, keluaran (output), pembiayaan, dan jadwal evaluasi. Bab III : Pelaksanaan Evaluasi, berisi pembahasan awal (entry

meeting), langkah kerja evaluasi, dan riviu berjenjang hasil evaluasi.

Bab IV : Pelaporan Hasil Evaluasi, berisi informasi umum, jenis dan format laporan.

(6)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 3

BAB II

GAMBARAN UMUM EVALUASI

A. TUJUAN DAN SASARAN EVALUASI 1. Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah semester II Tahun 2015 (periode 1 Januari s.d 31 D e s e m b e r 2015 ) adalah untuk:

a. Memperoleh informasi tentang tingkat penyerapan anggaran

belanja pemerintah daerah pada periode tersebut.

b. Mengidentifikasi permasalahan yang menghambat

penyerapan anggaran pemerintah daerah pada periode tersebut.

c. Memberikan saran/rekomendasi langkah-langkah strategis

percepatan penyerapan anggaran pemerintah daerah untuk

periode t ah un yang akan datang.

2. Sasaran Evaluasi

Perwakilan BPKP diwajibkan memperoleh data Laporan Realisasi Anggaran (LRA) serta anggaran dan realisasi belanja per urusan dan per jenis belanja untuk seluruh pemerintah daerah di wilayah kerjanya.

Sasaran evaluasi hanya meliputi anggaran dan realisasi belanja pada pemerintah daerah yang menjadi obyek evaluasi dengan batasan sebagai berikut:

a. Jumlah pemda yang dievaluasi minimal tiga Pemda untuk

dapat menghasilkan satu rekomendasi strategis sesuai dengan PKP2T tahun 2016 masing-masing Perwakilan BPKP.

b. Pemda yang menjadi obyek evaluasi adalah pemda yang

dievaluasi yang menjadi objek evaluasi pada semester I

(7)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 4

diutamakan yang menggunakan aplikasi SIMDA. B. RUANG LlNGKUP DAN FOKUS EVALUASl

1. Ruang Lingkup Evaluasi

Evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah tahun 2015 dilakukan terhadap realisasi anggaran sampai dengan semester II tahun anggaran 2015 (periode 1 Januari 2015 s.d. 31 Desember 2015) berdasarkan LRA Semester II tahun 2015.

2. Fokus Evaluasi

Evaluasi difokuskan pada penyerapan anggaran terhadap jenis belanja yaitu belanja barang dan jasa, belanja modal, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial.

a. Belanja Barang dan Jasa

Evaluasi belanja barang dan jasa dilakukan terhadap semua objek belanja barang dan jasa kecuali objek belanja hibah barang dan jasa dan obyek belanja bantuan sosial barang dan jasa (belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat/ pihak ketiga), karena obyek belanja tersebut akan dievaluasi khusus pada belanja hibah dan belanja bantuan sosial.

b. Belanja Modal

Evaluasi belanja modal dilakukan terhadap seluruh objek belanja modal.

c. Belanja Hibah

Evaluasi untuk belanja hibah (sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 terakhir direvisi dengan Permendagri nomor 39 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), dirinci atas dua bagian yaitu :

(8)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 5

1) Belanja hibah berupa uang.

Belanja Hibah berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja hibah, obyek, dan rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD (BUD).

Objek belanja hibah dan rincian objek belanja hibah meliputi:

- P emerintah

- Pemerintah daerah lainnya

- Perusahaan daerah

- Masyarakat

- Organisasi kemasyarakatan

2) Belanja hibah dalam bentuk barang dan jasa

Belanja Hibah dalam bentuk barang dan jasa dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yang diformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang diuraikan kedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja hibah barang dan jasa, dan rincian obyek belanja hibah barang dan jasa yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat. Belanja ini dianggarkan pada SKPD.

d. Belanja Bantuan Sosial

Evaluasi Belanja Bantuan Sosial (sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 terakhir direvisi dengan Permendagri nomor 39 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah), dirinci atas dua bagian yaitu :

1) Belanja Bantuan Sosial berupa Uang

Belanja Bantuan Sosial berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja Bantuan Sosial, obyek belanja, dan rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD.

(9)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 6

Objek belanja hibah dan rincian objek belanja Bantuan Sosial meliputi:

- Individu dan/atau keluarga

- Masyarakat

- Lembaga non pemerintahan

2) Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk Barang dan Jasa

Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk barang dan jasa dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yang diformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang diuraikan kedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja Bantuan Sosial barang dan jasa, dan rincian obyek belanja Bantuan Sosial barang atau jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat. Belanja ini

dianggarkan pada SKPD.

C. BATASAN TANGGUNG JAWAB

Pemerintah daerah bertanggung jawab atas data penyerapan anggaran yang dievaluasi berupa data anggaran dan realisasi, serta jawaban atas pertanyaan dalam daftar pertanyaan (kuesioner), sedangkan BPKP hanya bertanggung jawab atas hasil evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah dan rekomendasinya.

D. ORGANISASI

(10)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 7 Keterangan: Garis Komando Garis Koordinasi Garis Penyampaian E. KELUARAN (OUTPUTJ

Keluaran (output) yang diharapkan dari kegiatan evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah sampai dengan semester II tahun 2015 terdiri dari:

1. Laporan individu masing-masing pemerintah daerah. 2. Laporan kompilasi provinsi.

3. Laporan kompilasi nasional.

F. PEMBIAYAAN

Pembiayaan sehubungan dengan kegiatan evaluasi penyerapan anggaran pada pemerintah daerah menjadi beban DIPA Perwakilan BPKP tahun anggaran 2016.

Jumlah evaluator, obyek evaluasi, dan jadwal waktu

(unsur-unsur yang mempengaruhi biaya) ditetapkan dengan

mempertimbangkan asas efisiensi dan efektivitas, dan tetap

memperhatikan pencapaian sasaran evaluasi, dan ketentuan yang berlaku. Penanggung Jawab: Deputi IV Perwakilan BPKP Koordinator: Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan

Daerah Wilayah III

Tim evaluasi Tim Penyusun

Pedoman

(11)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 8

G. JADWAL EVALUASI

Evaluasi direncanakan akan dimulai pada minggu ke-4 bulan Januari 2016, dengan uraian sebagai berikut:

No Uraian Tanggal Januari

2016

Februari 2016

Mg 4 Mg 1 Mg 2 Mg 3 Mg 4 Mg 5

1 Pelaksanaan Evaluasi 25 Jan -

10 Feb

2 Penyusunan Draft dan

Finalisasi LHE individu dan Kompilasi Provinsi

11 - 19 Feb

3 Penyampaian LHE Individu

dan Kompilasi Provinsi

15 - 19 Feb

4 Kompilasi LHE Nasional 15 - 26

Feb

5 Penyusunan Draft dan

finalisasi LHE Nasional

22 – 29 Feb

1. Pelaksanaan Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan menyusun tim evaluasi, membuat surat tugas evaluasi, dan pelaksanaan evaluasi. Surat tugas ditujukan kepada Gubernur/Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Sekretaris Daerah dan Inspektur Provinsi/Kabupaten/Kota. Pelaksanaan evaluasi paling lambat selesai pertengahan minggu kedua bulan Februari 2016.

2. Penyusunan Draft dan Finalisasi LHE Individu dan Kompilasi Provinsi Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi (LHE) Individu dan La poran Kompilasi Provinsi oleh Perwakilan BPKP diselesaikan paling lambat akhir minggu ketiga bulan Februari 2016 .

3. Penyampaian LHE Individu dan Kompilasi Provinsi

LHE individu untuk masing-masing pemda disampaikan kepada

Gubernur/Bupati/Walikota dan Deputi Bidang Pengawasan

Penyelenggaraan Keuangan Daerah paling lambat akhir minggu ketiga bulan Februari 2016. Untuk kepentingan kompilasi nasional, Perwakilan BPKP agar menyampaikan soft copy LHE individu beserta seluruh KKE melalui email: rakisno@bpkp.go.id paling lambat

(12)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 9

tanggal 19 Februari 2016 (mendahului hard copy LHE). Perwakilan BPKP diharapkan agar tidak mengirimkan soft copy LHE individu dan KKE dalam bentuk PDF.

Laporan Kompilasi Provinsi disampaikan kepada Gubernur dalam bentuk surat dengan tembusan kepada Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah. Tembusan paling

lambat disampaikan akhir minggu ke-4 bulan Februari 2016.

4. Kompilasi LHE Nasional

Kompilasi data sebagai bahan penyusunan LHE Nasional dilakukan pada minggu ke-3 dan ke-4 bulan Februari 2016.

5. Penyusunan Draft dan Finalisasi LHE Nasional

Penyusunan Draft dan Finalisasi LHE serta penyampaian LHE Kompilasi Nasional dilakukan paling lambat akhir minggu ke-5 bulan Februari 2016.

(13)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 10

BAB III

PELAKSANAAN EVALUASI

A. PEMBAHASAN AWAL (ENTRY MEET/NG)

Pelaksanaan evaluasi dimulai dengan entry meeting bersama dengan kepala daerah atau yang mewakili untuk mengkomunikasikan maksud, tujuan, mekanisme pelaksanaan evaluasi dan berbagai informasi umum lainnya yang berkaitan dengan evaluasi yang akan dilaksanakan. Pada kesempatan ini, tim evaluasi menyampaikan surat pengantar yang dilampiri dengan surat tugas kepada kepala daerah.

B. LANGKAH KERJA EVALUASI

1. Pengumpulan Data

Sumber data yang diperlukan untuk melakukan evaluasi penyerapan anggaran adalah data yang diperoleh dari pemerintah daerah, berupa dokumen anggaran dan dokumen pelaporan. Dokumen anggaran berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2015 atau perubahannya, Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2015 serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Tahun Anggaran 2015, sedangkan dokumen pelaporan berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sampai dengan Semester II Tahun Anggaran 2015.

Data penyerapan anggaran untuk evaluasi adalah LRA periode 1 Januari 2015 s.d. 31 Desember 2015 yang disajikan per program, kegiatan, dan rekening belanja sampai dengan obyek belanja. LRA yang dievaluasi adalah LRA pemerintah daerah secara keseluruhan dan LRA SKPD yang dijadikan obyek evaluasi.

Pengumpulan data penyebab rendahnya penyerapan anggaran dilakukan dengan menggunakan kuesioner atau wawancara

(14)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 11

langsung dengan Pejabat pada Dinas/Badan/Biro/Bagian Pengelola Keuangan, SKPD Teknis, dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang terkait dengan penyerapan anggaran.

2. Penetapan Sampel (Uji Petik)

Evaluasi atas penyerapan anggaran belanja barang dan jasa serta belanja modal dilakukan pada SKPD sampel untuk bidang urusan yang ditentukan. Sedangkan untuk evaluasi atas penyerapan belanja hibah dan belanja bantuan sosial dilakukan pada seluruh SKPD yang menerima alokasi anggaran belanja tersebut.

Evaluasi atas penyerapan anggaran belanja barang dan jasa serta belanja modal dilakukan secara sampel (uji petik) pada SKPD untuk urusan yang ditentukan yaitu urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, dan salah satu urusan pilihan. Sedangkan terhadap urusan otonomi hanya dilakukan evaluasi atas belanja hibah dan bansos dalam bentuk uang. Jumlah SKPD dalam suatu urusan pada setiap pemda kemungkinan berbeda dan oleh sebab itu pengaturan sampel ditentukan sebagai berikut:

a. Urusan Otonomi

Untuk urusan otonomi, yang menjadi sampel adalah 1 satker yaitu Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang menjalankan fungsi sebagai BUD yang mengelola Belanja Hibah dan Bantuan Sosial dalam bentuk uang.

b. Urusan Pendidikan

Untuk urusan pendidikan, yang menjadi sampel adalah 3 SKPD, salah satunya adalah Dinas Pendidikan. Jika urusan pendidikan dilaksanakan oleh kurang dari 3 SKPD, maka semua SKPD tersebut akan menjadi sampel. Namun jika urusan pendidikan dilaksanakan oleh lebih dari 3 SKPD, maka yang dijadikan sampel hanya 3 SKPD.

c. Urusan Kesehatan

(15)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 12

salah satunya adalah Dinas Kesehatan. Jika urusan kesehatan dilaksanakan oleh kurang dari 3 SKPD, maka semua SKPD tersebut akan menjadi sampel. Namun jika urusan kesehatan dilaksanakan oleh lebih dari 3 SKPD, maka yang dijadikan sampel hanya 3 SKPD.

d. Urusan Pekerjaan Umum

Untuk urusan pekerjaan umum, yang menjadi sampel adalah 3 SKPD, salah satunya adalah Dinas Pekerjaan Umum. Jika urusan pekerjaan umum dilaksanakan oleh kurang dari 3 SKPD, maka semua SKPD tersebut akan menjadi sampel. Namun jika urusan pekerjaan umum dilaksanakan oleh lebih dari 3 SKPD, maka yang dijadikan sampel hanya 3 SKPD.

e. Urusan Pilihan

Urusan pilihan yang diambil sebagai sampel adalah urusan pertanian. Jika urusan pertanian dilaksanakan oleh kurang dari 3 SKPD, maka semua SKPD tersebut akan menjadi sampel. Namun jika urusan tersebut dilaksanakan oleh lebih dari 3 SKPD, maka yang dijadikan sampel hanya 3 SKPD.

Evaluasi atas program dan kegiatan pada SKPD yang menjadi sampel dilaksanakan dengan membandingkan data realisasi penyerapan anggaran setiap kegiatan terhadap rencana pengeluarannya dalam periode evaluasi yang ditentukan. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui penyebab tidak tercapainya target sesuai rencana pengeluaran yang telah ditetapkan.

3. Teknik Evaluasi

a. Evaluasi atas Belanja Barang dan Jasa

Evaluasi dilakukan jika total serapan anggaran belanja barang dan

jasa pemda adalah ≤90%. Evaluasi atas penyerapan anggaran

belanja barang dan jasa dilakukan terhadap SKPD sampel yang

(16)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 13

b. Evaluasi atas Belanja Modal

Evaluasi dilakukan jika total serapan anggaran belanja modal

pemda adalah ≤90%. Evaluasi atas penyerapan anggaran belanja

modal dilakukan terhadap SKPD sampel yang realisasi serapan

anggarannya ≤90%.

c. Evaluasi atas Belanja Hibah

Evaluasi atas belanja hibah berupa uang tunai, dilakukan terhadap PPKD, sedangkan evaluasi atas belanja hibah berupa barang dan jasa dilakukan terhadap seluruh SKPD yang menerima alokasi anggaran belanja tersebut dengan mendapatkan data program dan kegiatan dimana anggaran tersebut ada. Evaluasi

dilakukan jika total serapan anggaran pemda ≤90% dan dilakukan

terhadap SKPD yang realisasi serapan anggarannya ≤90%.

d. Evaluasi atas Belanja Bantuan Sosial

Evaluasi atas belanja bantuan sosial berupa uang tunai, dilakukan terhadap PPKD, sedangkan evaluasi atas belanja bantuan sosial berupa barang dan jasa dilakukan terhadap seluruh SKPD yang menerima alokasi anggaran belanja tersebut dengan mendapatkan data program dan kegiatan dimana anggaran tersebut ada. Evaluasi dilakukan jika total serapan anggaran

pemda ≤90% dan dilakukan terhadap SKPD yang realisasi

serapan anggarannya ≤90%.

4. Program Kerja Evaluasi (PKE) dan Kertas Kerja Evaluasi (KKE)

Evaluasi dilaksanakan berdasarkan program kerja evaluasi (PKE) dan dituangkan ke dalam kertas kerja evaluasi (KKE). Kertas kerja evaluasi disajikan dalam Lampiran 1, sedangkan program kerja evaluasi adalah sebagai berikut.

(17)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 14

PROGRAM KERJA EVALUASI (PKE)

No Uraian Kegiatan Ref KKE

1. Dapatkan data anggaran dan realisasi penyerapan

seluruh pemda yang ada di wilayah kerja Perwakilan BPKP dimaksud. Anggaran dan realisasi penyerapan adalah berdasarkan jenis belanja dan belanja per urusan pemerintahan, baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Kertas Kerja Data Serap per Jenis Belanja dan per Urusan.

2. Dapatkan dokumen APBD tahun 2015, meliputi Perda APBD, Perkada APBD.

KKE 01

3. Dapatkan data mengenai SKPD yang diuji petik, meliputi

nama SKPD, jumlah program, dan jumlah kegiatan. Sampel uji petik terdiri dari 5 bidang urusan, masing-masing urusan diwakili oleh 3 SKPD (kecuali jumlah SKPD-nya kurang dari 3). Khusus untuk urusan otonomi hanya SKPKD yang berfungsi sebagai BUD yang mengelola Belanja Hibah dan Bantuan Sosial dalam bentuk uang.

KKE 01

4. Dapatkan data mengenai SKPD pengelola belanja

hibah dan belanja bantuan sosial dalam bentuk barang (belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga).

KKE 01

5. Dapatkan LRA per 31 Desember 2015 menurut format

Permendagri 64 Tahun 2014. Hitung penyerapan anggaran pemda dan persentase penyerapan per jenis pendapatan dan belanjanya.

Jika penyerapan belanja Barang/Jasa, belanja Modal, belanja Hibah, belanja Bantuan Sosial ≤90%, lakukan evaluasi mendalam kepada SKPD yang diuji petik.

Catatan:

Dalam LRA, anggaran maupun realisasi Belanja Hibah/Bantuan Sosial seharusnya sudah merupakan penggabungan belanja dalam bentuk uang dan

(18)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 15

No Uraian Kegiatan Ref KKE

barang/jasa.

Jika evaluator mendapati bahwa LRA pemda belum menggabungkan belanja Hibah/Bantuan Sosial dalam bentuk uang dan barang/jasa, maka untuk kondisi ini agar dimasukkan dalam hal-hal lain yang harus diperhatikan dan diberikan rekomendasi perbaikan.

6. Dapatkan LRA PPKD (BUD) dan SKPD yang diuji petik.

Masukkan LRA tersebut ke dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE) 03 untuk PPKD (BUD) dan KKE 04 untuk SKPD yang diuji petik. KKE diperbanyak sesuai dengan jumlah SKPD yang diuji petik.

Untuk total belanja barang/jasa/belanja modal/ belanja hibah/belanja bansos dengan tingkat penyerapan ≤90% akan dilakukan evaluasi lebih lanjut dengan menggunakan kuesioner untuk menggali penyebab rendahnya tingkat penyerapan.

Jika total belanja barang/jasa/belanja modal/belanja hibah/belanja bansos >90% maka tidak dilakukan evaluasi lebih lanjut.

Catatan:

Pastikan bahwa anggaran dan realisasi belanja barang/jasa pada KKE 04 sudah dikurangi dengan anggaran dan realisasi belanja barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga (hibah/bansos oleh SKPD). Dan realisasi belanja barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga tersebut dikonversi menjadi belanja Hibah/Bansos di LRA pemda.

KKE 03 dan KKE

04

7. Dapatkan data anggaran, realisasi, dan hitung tingkat

penyerapan obyek belanja barang/jasa dari SKPD yang diuji petik.

Jika obyek belanja barang dan jasa ≤90% maka akan

dilakukan evaluasi lebih lanjut.

(19)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 16

No Uraian Kegiatan Ref KKE

Data ini akan di-break down per program/kegiatan (menggunakan KKE 07) untuk menentukan responden kuesioner penyebab.

8. Dapatkan data anggaran, realisasi, dan hitung tingkat

penyerapan obyek belanja modal dari SKPD yang diuji petik.

Jika obyek belanja modal ≤90% maka akan dilakukan evaluasi lebih lanjut.

Data ini akan di-break down per program/kegiatan (menggunakan KKE 07) untuk menentukan responden kuesioner penyebab.

KKE 06

9. Terhadap penyerapan belanja barang/jasa SKPD

dengan tingkat serapan ≤90%, tentukan 5 obyek belanja

barang/jasa terbesar anggarannya untuk dirinci

berdasarkan program dan kegiatannya dan dituangkan dalam KKE 07.

Terhadap penyerapan belanja modal SKPD dengan tingkat serapan ≤90%, tentukan 5 obyek belanja modal

terbesar anggarannya untuk dirinci berdasarkan

program dan kegiatannya dan dituangkan dalam KKE 08.

Lakukan evaluasi dengan pemberian kuesioner

penyebab kepada responden untuk mengetahui penyebab rendahnya tingkat penyerapan obyek belanja barang /jasa dan belanja modal tersebut. Buat simpulan penyebab rendahnya penyerapan belanja tersebut.

Lakukan langkah tersebut untuk seluruh urusan dan SKPD yang di uji petik.

KKE 07 dan KKE 08

10. Dapatkan data anggaran, realisasi, dan hitung tingkat

penyerapan belanja hibah dalam bentuk barang dan

(20)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 17

No Uraian Kegiatan Ref KKE

belanja bantuan sosial dalam bentuk barang (obyek belanja : Belanja Barang yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga) dari seluruh SKPD pengelola anggaran dana hibah.

Jika total penyerapan belanja hibah/bansos >90% maka tidak dilakukan evaluasi lebih lanjut.

Jika total penyerapan belanja hibah/bansos ≤90% maka

akan dilakukan evaluasi lebih lanjut.

Jika ditemukan adanya belanja hibah dan bantuan sosial yang dianggarkan pada SKPD dalam bentuk uang, maka diungkap dalam hal-hal lain yang perlu diperhatikan dan berikan rekomendasi.

11. Terhadap penyerapan belanja hibah dan bansos

dalam bentuk barang dengan tingkat serapan ≤90%,

maka belanja dirinci sampai ke program dan kegiatannya. Lakukan evaluasi dengan pemberian

kuesioner penyebab kepada responden untuk

mengetahui penyebab rendahnya tingkat penyerapan belanja hibah dan bansos dalam bentuk barang. Buat simpulan penyebab rendahnya penyerapan belanja tersebut.

KKE 10

12. Dapatkan data anggaran, realisasi, dan hitung tingkat penyerapan belanja hibah dan belanja bansos dalam berbentuk uang dari BUD/PPKD/SKPKD.

Jika total penyerapan belanja hibah BTL/bansos BTL

≤90% maka akan dilakukan evaluasi lebih lanjut dengan

pemberian kuesioner kepada penanggung jawab belanja hibah/bansos untuk mengetahui penyebab rendahnya serapan.

Buat simpulan penyebab rendahnya penyerapan belanja tersebut.

(21)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 18

5. Wawancara/Kuesioner

Wawancara adalah tanya jawab untuk memperoleh informasi atau keterangan akan suatu hal. Instrumen wawancara diperlukan sebagai bagian dari teknik evaluasi selain melalui analisis dan pengumpulan data. Instrumen wawancara menggunakan metode kuesioner dengan

memberikan tick mark () pada jawaban yang dipilih.

Instrumen wawancara berisi tentang isian data responden, petunjuk pengisian, dan daftar pertanyaan wawancara dengan rincian sebagai berikut:

a. Responden

Responden yang ditetapkan dalam mengidentifikasi penyebab rendahnya belanja barang dan jasa, belanja modal, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial adalah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang terkait dengan belanja tersebut pada SKPD yang diuji petik dan penanggung jawab dana hibah/bansos pada PPKD (BUD).

b. Petunjuk Wawancara

Pengisian jawaban kuesioner dilakukan dengan wawancara terhadap responden yang terkait dengan penyerapan anggaran rendah. Instrumen (kuesioner) wawancara ini diisi oleh evaluator berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan responden. Wawancara mendalam diperlukan untuk memastikan jawaban yang diberikan responden valid dan bila dianggap perlu minta bukti yang dapat mendukung jawaban responden. Instrumen wawancara disajikan pada Lampiran 2.

Jika terdapat penyebab diluar kode yang telah ada pada kuesioner penyebab, maka dapat ditambahkan dalam laporan maupun Lampiran 2 kuesioner penyebab tanpa diberi kode.

C. REVIU BERJENJANG

(22)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 19

kerja evaluasi (KKE) dilakukan oleh Pengendali Teknis, Kepala

Bidang/Koordinator Bidang, dan Kepala Perwakilan BPKP. Riviu dilakukan antara lain untuk melihat kesesuaian antara data yang diinput dengan dokumen pendukungnya serta antara data yang diinput dengan informasi yang tercetak pada laporan.

Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah selaku rendal melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan evaluasi di Perwakilan BPKP sebagai bentuk konsultasi dan menjamin kualitas (quality assurance).

(23)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 20

BAB IV

PELAPORAN

A. UMUM

Penyajian laporan hasil evaluasi penyerapan anggaran harus memenuhi ketentuan umum sebagai berikut:

1. Setiap surat tugas evaluasi penyerapan anggaran pemda

menghasilkan Kertas Kerja Evaluasi (KKE) dan Laporan Hasil Evaluasi (LHE).

2. Laporan Hasil Evaluasi (LHE) disusun berdasarkan berbagai hasil

pengumpulan data dan fakta serta analisis yang didokumentasikan dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE).

3. LHE disusun berdasarkan prinsip kehati-hatian dan mengungkapkan

hal-hal penting bagi perbaikan dalam penyerapan anggaran

pemerintah daerah. Evaluator harus berhati-hati dalam

menginterprestasikan data hasil penyimpulan dan menuangkannya dalam laporan.

4. Penulisan LHE harus mengikuti kaidah-kaidah umum penulisan laporan

yang baik, antara lain:

a. Penggunaan kalimat dalam laporan diupayakan menggunakan

kalimat yang jelas dan bersifat persuasif untuk perbaikan.

b. Tidak menggunakan ungkapan yang ambivalen atau

membingungkan dalam proses penyimpulan dan kompilasi data. B. JENIS DAN PENYAMPAIAN LAPORAN

Jenis laporan evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah yang diterbitkan adalah sebagai berikut:

1. Laporan yang diterbitkan Perwakilan BPKP.

Laporan yang diterbitkan Perwakilan BPKP adalah Laporan Individu dan Laporan Kompilasi Provinsi.

Laporan Individu merupakan LHE masing-masing pemda provinsi/ kabupaten/kota yang dievaluasi. Laporan individu disampaikan

(24)

Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 21

kepada kepala daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) terkait dan kepada BPKP Pusat c.q. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah.

Laporan Kompilasi Provinsi merupakan kompilasi atas LHE individu provinsi/kabupaten/kota yang dievaluasi. Laporan kompilasi provinsi disampaikan kepada Gubernur selaku pembina pengelolaan keuangan daerah kabupaten/kota dalam bentuk surat dengan tembusan kepada BPKP Pusat c.q. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah.

Untuk kepentingan kompilasi nasional, Perwakilan BPKP agar

menyampaikan soft copy LHE Kompilasi Provinsi dan LHE individu beserta seluruh KKE melalui email: rakisno@bpkp.go.id (mendahului hard copy LHE) paling lambat tanggal 19 Februari 2016. Perwakilan BPKP dimohon agar tidak mengirimkan soft copy LHE individu dan KKE dalam bentuk PDF.

2. Laporan yang diterbitkan BPKP Pusat.

Laporan yang diterbitkan BPKP Pusat c.q. Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah adalah Laporan Kompilasi Nasional.

C. FORMAT LAPORAN

Format Laporan Hasil Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah sampai dengan Semester II Tahun 2015 (Periode 1 Januari 2015 s.d 31 Desember 2015) ditentukan sebagai berikut:

1. Laporan individu disusun dalam bentuk bab beserta lampirannya.

2. Laporan kompilasi provinsi disusun dalam bentuk surat.

Format laporan individu dan format laporan kompilasi provinsi disajikan pada Lampiran 3.

Referensi

Dokumen terkait

dengan pelayaran yang akan dilalui dan harus dengan pelayaran yang akan dilalui dan harus ditarik pada peta berskala KECIL yang meliputi ditarik pada peta berskala KECIL yang

Baku mutu untuk Fenol adalah 1 µg/L (PP No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air). Hasil analisis laboratorium terhadap parameter

Skripsi milik Sri Muhammad Kusumantoro, mahasiswa Fakultas Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Perubahan Sosial Melalui Bank Sampah

Dari Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa energi yang dibutuhkan oleh plat logam untuk melepaskan elektronnya tergantung pada panjang gelombang, dan

Tampilan Gambar 5.5 adalah tampilan bagian form edit tambahan yang berfungsi untuk mengupdate dan menambah history berobat pasien yang pernah berkunjung

JALAN JENDERAL SUDIRMAN

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian melalui. wawancara dengan informan yang berkaitan dengan masalah penelitian

Berhubungan dengan penelitian ini, penulis telah mengupayakan untuk melakukan penelusuran pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan objek masalah yang akan