BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PETUNJUK PELAKSANAAN
EVALUASI PENYERAPAN
ANGGARAN PEMDA SEMESTER II
TAHUN 2015
S-21/D4.03/2016
25 JANUARI 2016
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III i
DAFTAR ISI
Hal Daftar Isi i Kata Pengantar ii Bab I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 1 C. Ruang Lingkup 2 D. Sistematika Pedoman 2Bab II GAMBARAN UMUM EVALUASI 3
A. Tujuan dan Sasaran Evaluasi 3
B. Ruang Lingkup dan Fokus Evaluasi 4
C. Batasan Tanggung Jawab 6
D. Organisasi 6
E. Keluaran (Output) 7
F. Pembiayaan 7
G. Jadwal Evaluasi 8
Bab III PELAKSANAAN EVALUASI 10
A. Pembahasan Awal (Entry Meeting) 10
B. Langkah Kerja Evaluasi 10
C. Reviu Berjenjang 18
Bab IV PELAPORAN 20
A. Umum 20
B. Jenis dan Penyampaian Laporan 20
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP dan Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2011 tanggal 17 Februari 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, BPKP memiliki fungsi pelaksanaan evaluasi terhadap penyerapan anggaran kementerian/lembaga/pemerintah daerah, dan memberikan
rekomendasi langkah-langkah strategis percepatan penyerapan
anggaran. Pelaksanaan evaluasi tersebut selaras dengan tugas BPKP dalam mengawal jalannya pembangunan nasional dengan berfokus pada 4 (empat) strategi/kebijakan/arah pengawasan, yakni: 1) mengawal jalannya pembangunan nasional, 2) mendorong upaya peningkatan ruang fiskal, 3) mengawal aset negara/daerah, dan 4) memantapkan governance system.
Agar dapat mengetahui tingkat dan efektifitas penyerapan anggaran pada tahun 2015, dipandang perlu dilakukan evaluasi pada akhir semester II, terutama difokuskan pada penyerapan anggaran belanja barang/jasa, belanja modal, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial.
B. TUJUAN
Tujuan Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah adalah untuk memberi panduan bagi evaluator dalam melaksanakan evaluasi yang berkaitan dengan:
1. Pemahaman mengenai tujuan evaluasi dan penetapan ruang lingkup evaluasi;
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 2
2. Pemahaman mengenai strategi evaluasi dan metodologi yang digunakan dalam evaluasi;
3. Penetapan langkah-langkah kerja yang harus ditempuh dalam proses evaluasi;
4. Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi (LHE) dan mekanisme pelaporan serta proses pengolahan datanya.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Penyerapan
Anggaran Pemerintah Daerah tahun 2015 mencakup kegiatan evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah s.d semester II tahun 2015 (periode 1 Januari 2015 s.d 31 Desember 2015).
D. SISTEMATIKA PEDOMAN
Sistematika Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah meliputi:
Bab I : Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dan sistematika pedoman.
Bab II : Gambaran Umum Evaluasi, berisi tujuan dan sasaran evaluasi, ruang lingkup dan fokus evaluasi, batasan tanggung jawab, organisasi, keluaran (output), pembiayaan, dan jadwal evaluasi. Bab III : Pelaksanaan Evaluasi, berisi pembahasan awal (entry
meeting), langkah kerja evaluasi, dan riviu berjenjang hasil evaluasi.
Bab IV : Pelaporan Hasil Evaluasi, berisi informasi umum, jenis dan format laporan.
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 3
BAB II
GAMBARAN UMUM EVALUASI
A. TUJUAN DAN SASARAN EVALUASI 1. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah semester II Tahun 2015 (periode 1 Januari s.d 31 D e s e m b e r 2015 ) adalah untuk:
a. Memperoleh informasi tentang tingkat penyerapan anggaran
belanja pemerintah daerah pada periode tersebut.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang menghambat
penyerapan anggaran pemerintah daerah pada periode tersebut.
c. Memberikan saran/rekomendasi langkah-langkah strategis
percepatan penyerapan anggaran pemerintah daerah untuk
periode t ah un yang akan datang.
2. Sasaran Evaluasi
Perwakilan BPKP diwajibkan memperoleh data Laporan Realisasi Anggaran (LRA) serta anggaran dan realisasi belanja per urusan dan per jenis belanja untuk seluruh pemerintah daerah di wilayah kerjanya.
Sasaran evaluasi hanya meliputi anggaran dan realisasi belanja pada pemerintah daerah yang menjadi obyek evaluasi dengan batasan sebagai berikut:
a. Jumlah pemda yang dievaluasi minimal tiga Pemda untuk
dapat menghasilkan satu rekomendasi strategis sesuai dengan PKP2T tahun 2016 masing-masing Perwakilan BPKP.
b. Pemda yang menjadi obyek evaluasi adalah pemda yang
dievaluasi yang menjadi objek evaluasi pada semester I
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 4
diutamakan yang menggunakan aplikasi SIMDA. B. RUANG LlNGKUP DAN FOKUS EVALUASl
1. Ruang Lingkup Evaluasi
Evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah tahun 2015 dilakukan terhadap realisasi anggaran sampai dengan semester II tahun anggaran 2015 (periode 1 Januari 2015 s.d. 31 Desember 2015) berdasarkan LRA Semester II tahun 2015.
2. Fokus Evaluasi
Evaluasi difokuskan pada penyerapan anggaran terhadap jenis belanja yaitu belanja barang dan jasa, belanja modal, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial.
a. Belanja Barang dan Jasa
Evaluasi belanja barang dan jasa dilakukan terhadap semua objek belanja barang dan jasa kecuali objek belanja hibah barang dan jasa dan obyek belanja bantuan sosial barang dan jasa (belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat/ pihak ketiga), karena obyek belanja tersebut akan dievaluasi khusus pada belanja hibah dan belanja bantuan sosial.
b. Belanja Modal
Evaluasi belanja modal dilakukan terhadap seluruh objek belanja modal.
c. Belanja Hibah
Evaluasi untuk belanja hibah (sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 terakhir direvisi dengan Permendagri nomor 39 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), dirinci atas dua bagian yaitu :
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 5
1) Belanja hibah berupa uang.
Belanja Hibah berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja hibah, obyek, dan rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD (BUD).
Objek belanja hibah dan rincian objek belanja hibah meliputi:
- P emerintah
- Pemerintah daerah lainnya
- Perusahaan daerah
- Masyarakat
- Organisasi kemasyarakatan
2) Belanja hibah dalam bentuk barang dan jasa
Belanja Hibah dalam bentuk barang dan jasa dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yang diformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang diuraikan kedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja hibah barang dan jasa, dan rincian obyek belanja hibah barang dan jasa yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat. Belanja ini dianggarkan pada SKPD.
d. Belanja Bantuan Sosial
Evaluasi Belanja Bantuan Sosial (sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 terakhir direvisi dengan Permendagri nomor 39 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah), dirinci atas dua bagian yaitu :
1) Belanja Bantuan Sosial berupa Uang
Belanja Bantuan Sosial berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja Bantuan Sosial, obyek belanja, dan rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD.
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 6
Objek belanja hibah dan rincian objek belanja Bantuan Sosial meliputi:
- Individu dan/atau keluarga
- Masyarakat
- Lembaga non pemerintahan
2) Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk Barang dan Jasa
Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk barang dan jasa dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yang diformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang diuraikan kedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja Bantuan Sosial barang dan jasa, dan rincian obyek belanja Bantuan Sosial barang atau jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat. Belanja ini
dianggarkan pada SKPD.
C. BATASAN TANGGUNG JAWAB
Pemerintah daerah bertanggung jawab atas data penyerapan anggaran yang dievaluasi berupa data anggaran dan realisasi, serta jawaban atas pertanyaan dalam daftar pertanyaan (kuesioner), sedangkan BPKP hanya bertanggung jawab atas hasil evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah dan rekomendasinya.
D. ORGANISASI
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 7 Keterangan: Garis Komando Garis Koordinasi Garis Penyampaian E. KELUARAN (OUTPUTJ
Keluaran (output) yang diharapkan dari kegiatan evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah sampai dengan semester II tahun 2015 terdiri dari:
1. Laporan individu masing-masing pemerintah daerah. 2. Laporan kompilasi provinsi.
3. Laporan kompilasi nasional.
F. PEMBIAYAAN
Pembiayaan sehubungan dengan kegiatan evaluasi penyerapan anggaran pada pemerintah daerah menjadi beban DIPA Perwakilan BPKP tahun anggaran 2016.
Jumlah evaluator, obyek evaluasi, dan jadwal waktu
(unsur-unsur yang mempengaruhi biaya) ditetapkan dengan
mempertimbangkan asas efisiensi dan efektivitas, dan tetap
memperhatikan pencapaian sasaran evaluasi, dan ketentuan yang berlaku. Penanggung Jawab: Deputi IV Perwakilan BPKP Koordinator: Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan
Daerah Wilayah III
Tim evaluasi Tim Penyusun
Pedoman
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 8
G. JADWAL EVALUASI
Evaluasi direncanakan akan dimulai pada minggu ke-4 bulan Januari 2016, dengan uraian sebagai berikut:
No Uraian Tanggal Januari
2016
Februari 2016
Mg 4 Mg 1 Mg 2 Mg 3 Mg 4 Mg 5
1 Pelaksanaan Evaluasi 25 Jan -
10 Feb
2 Penyusunan Draft dan
Finalisasi LHE individu dan Kompilasi Provinsi
11 - 19 Feb
3 Penyampaian LHE Individu
dan Kompilasi Provinsi
15 - 19 Feb
4 Kompilasi LHE Nasional 15 - 26
Feb
5 Penyusunan Draft dan
finalisasi LHE Nasional
22 – 29 Feb
1. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan menyusun tim evaluasi, membuat surat tugas evaluasi, dan pelaksanaan evaluasi. Surat tugas ditujukan kepada Gubernur/Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Sekretaris Daerah dan Inspektur Provinsi/Kabupaten/Kota. Pelaksanaan evaluasi paling lambat selesai pertengahan minggu kedua bulan Februari 2016.
2. Penyusunan Draft dan Finalisasi LHE Individu dan Kompilasi Provinsi Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi (LHE) Individu dan La poran Kompilasi Provinsi oleh Perwakilan BPKP diselesaikan paling lambat akhir minggu ketiga bulan Februari 2016 .
3. Penyampaian LHE Individu dan Kompilasi Provinsi
LHE individu untuk masing-masing pemda disampaikan kepada
Gubernur/Bupati/Walikota dan Deputi Bidang Pengawasan
Penyelenggaraan Keuangan Daerah paling lambat akhir minggu ketiga bulan Februari 2016. Untuk kepentingan kompilasi nasional, Perwakilan BPKP agar menyampaikan soft copy LHE individu beserta seluruh KKE melalui email: rakisno@bpkp.go.id paling lambat
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 9
tanggal 19 Februari 2016 (mendahului hard copy LHE). Perwakilan BPKP diharapkan agar tidak mengirimkan soft copy LHE individu dan KKE dalam bentuk PDF.
Laporan Kompilasi Provinsi disampaikan kepada Gubernur dalam bentuk surat dengan tembusan kepada Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah. Tembusan paling
lambat disampaikan akhir minggu ke-4 bulan Februari 2016.
4. Kompilasi LHE Nasional
Kompilasi data sebagai bahan penyusunan LHE Nasional dilakukan pada minggu ke-3 dan ke-4 bulan Februari 2016.
5. Penyusunan Draft dan Finalisasi LHE Nasional
Penyusunan Draft dan Finalisasi LHE serta penyampaian LHE Kompilasi Nasional dilakukan paling lambat akhir minggu ke-5 bulan Februari 2016.
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 10
BAB III
PELAKSANAAN EVALUASI
A. PEMBAHASAN AWAL (ENTRY MEET/NG)
Pelaksanaan evaluasi dimulai dengan entry meeting bersama dengan kepala daerah atau yang mewakili untuk mengkomunikasikan maksud, tujuan, mekanisme pelaksanaan evaluasi dan berbagai informasi umum lainnya yang berkaitan dengan evaluasi yang akan dilaksanakan. Pada kesempatan ini, tim evaluasi menyampaikan surat pengantar yang dilampiri dengan surat tugas kepada kepala daerah.
B. LANGKAH KERJA EVALUASI
1. Pengumpulan Data
Sumber data yang diperlukan untuk melakukan evaluasi penyerapan anggaran adalah data yang diperoleh dari pemerintah daerah, berupa dokumen anggaran dan dokumen pelaporan. Dokumen anggaran berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2015 atau perubahannya, Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2015 serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Tahun Anggaran 2015, sedangkan dokumen pelaporan berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sampai dengan Semester II Tahun Anggaran 2015.
Data penyerapan anggaran untuk evaluasi adalah LRA periode 1 Januari 2015 s.d. 31 Desember 2015 yang disajikan per program, kegiatan, dan rekening belanja sampai dengan obyek belanja. LRA yang dievaluasi adalah LRA pemerintah daerah secara keseluruhan dan LRA SKPD yang dijadikan obyek evaluasi.
Pengumpulan data penyebab rendahnya penyerapan anggaran dilakukan dengan menggunakan kuesioner atau wawancara
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 11
langsung dengan Pejabat pada Dinas/Badan/Biro/Bagian Pengelola Keuangan, SKPD Teknis, dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang terkait dengan penyerapan anggaran.
2. Penetapan Sampel (Uji Petik)
Evaluasi atas penyerapan anggaran belanja barang dan jasa serta belanja modal dilakukan pada SKPD sampel untuk bidang urusan yang ditentukan. Sedangkan untuk evaluasi atas penyerapan belanja hibah dan belanja bantuan sosial dilakukan pada seluruh SKPD yang menerima alokasi anggaran belanja tersebut.
Evaluasi atas penyerapan anggaran belanja barang dan jasa serta belanja modal dilakukan secara sampel (uji petik) pada SKPD untuk urusan yang ditentukan yaitu urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, dan salah satu urusan pilihan. Sedangkan terhadap urusan otonomi hanya dilakukan evaluasi atas belanja hibah dan bansos dalam bentuk uang. Jumlah SKPD dalam suatu urusan pada setiap pemda kemungkinan berbeda dan oleh sebab itu pengaturan sampel ditentukan sebagai berikut:
a. Urusan Otonomi
Untuk urusan otonomi, yang menjadi sampel adalah 1 satker yaitu Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang menjalankan fungsi sebagai BUD yang mengelola Belanja Hibah dan Bantuan Sosial dalam bentuk uang.
b. Urusan Pendidikan
Untuk urusan pendidikan, yang menjadi sampel adalah 3 SKPD, salah satunya adalah Dinas Pendidikan. Jika urusan pendidikan dilaksanakan oleh kurang dari 3 SKPD, maka semua SKPD tersebut akan menjadi sampel. Namun jika urusan pendidikan dilaksanakan oleh lebih dari 3 SKPD, maka yang dijadikan sampel hanya 3 SKPD.
c. Urusan Kesehatan
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 12
salah satunya adalah Dinas Kesehatan. Jika urusan kesehatan dilaksanakan oleh kurang dari 3 SKPD, maka semua SKPD tersebut akan menjadi sampel. Namun jika urusan kesehatan dilaksanakan oleh lebih dari 3 SKPD, maka yang dijadikan sampel hanya 3 SKPD.
d. Urusan Pekerjaan Umum
Untuk urusan pekerjaan umum, yang menjadi sampel adalah 3 SKPD, salah satunya adalah Dinas Pekerjaan Umum. Jika urusan pekerjaan umum dilaksanakan oleh kurang dari 3 SKPD, maka semua SKPD tersebut akan menjadi sampel. Namun jika urusan pekerjaan umum dilaksanakan oleh lebih dari 3 SKPD, maka yang dijadikan sampel hanya 3 SKPD.
e. Urusan Pilihan
Urusan pilihan yang diambil sebagai sampel adalah urusan pertanian. Jika urusan pertanian dilaksanakan oleh kurang dari 3 SKPD, maka semua SKPD tersebut akan menjadi sampel. Namun jika urusan tersebut dilaksanakan oleh lebih dari 3 SKPD, maka yang dijadikan sampel hanya 3 SKPD.
Evaluasi atas program dan kegiatan pada SKPD yang menjadi sampel dilaksanakan dengan membandingkan data realisasi penyerapan anggaran setiap kegiatan terhadap rencana pengeluarannya dalam periode evaluasi yang ditentukan. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui penyebab tidak tercapainya target sesuai rencana pengeluaran yang telah ditetapkan.
3. Teknik Evaluasi
a. Evaluasi atas Belanja Barang dan Jasa
Evaluasi dilakukan jika total serapan anggaran belanja barang dan
jasa pemda adalah ≤90%. Evaluasi atas penyerapan anggaran
belanja barang dan jasa dilakukan terhadap SKPD sampel yang
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 13
b. Evaluasi atas Belanja Modal
Evaluasi dilakukan jika total serapan anggaran belanja modal
pemda adalah ≤90%. Evaluasi atas penyerapan anggaran belanja
modal dilakukan terhadap SKPD sampel yang realisasi serapan
anggarannya ≤90%.
c. Evaluasi atas Belanja Hibah
Evaluasi atas belanja hibah berupa uang tunai, dilakukan terhadap PPKD, sedangkan evaluasi atas belanja hibah berupa barang dan jasa dilakukan terhadap seluruh SKPD yang menerima alokasi anggaran belanja tersebut dengan mendapatkan data program dan kegiatan dimana anggaran tersebut ada. Evaluasi
dilakukan jika total serapan anggaran pemda ≤90% dan dilakukan
terhadap SKPD yang realisasi serapan anggarannya ≤90%.
d. Evaluasi atas Belanja Bantuan Sosial
Evaluasi atas belanja bantuan sosial berupa uang tunai, dilakukan terhadap PPKD, sedangkan evaluasi atas belanja bantuan sosial berupa barang dan jasa dilakukan terhadap seluruh SKPD yang menerima alokasi anggaran belanja tersebut dengan mendapatkan data program dan kegiatan dimana anggaran tersebut ada. Evaluasi dilakukan jika total serapan anggaran
pemda ≤90% dan dilakukan terhadap SKPD yang realisasi
serapan anggarannya ≤90%.
4. Program Kerja Evaluasi (PKE) dan Kertas Kerja Evaluasi (KKE)
Evaluasi dilaksanakan berdasarkan program kerja evaluasi (PKE) dan dituangkan ke dalam kertas kerja evaluasi (KKE). Kertas kerja evaluasi disajikan dalam Lampiran 1, sedangkan program kerja evaluasi adalah sebagai berikut.
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 14
PROGRAM KERJA EVALUASI (PKE)
No Uraian Kegiatan Ref KKE
1. Dapatkan data anggaran dan realisasi penyerapan
seluruh pemda yang ada di wilayah kerja Perwakilan BPKP dimaksud. Anggaran dan realisasi penyerapan adalah berdasarkan jenis belanja dan belanja per urusan pemerintahan, baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Kertas Kerja Data Serap per Jenis Belanja dan per Urusan.
2. Dapatkan dokumen APBD tahun 2015, meliputi Perda APBD, Perkada APBD.
KKE 01
3. Dapatkan data mengenai SKPD yang diuji petik, meliputi
nama SKPD, jumlah program, dan jumlah kegiatan. Sampel uji petik terdiri dari 5 bidang urusan, masing-masing urusan diwakili oleh 3 SKPD (kecuali jumlah SKPD-nya kurang dari 3). Khusus untuk urusan otonomi hanya SKPKD yang berfungsi sebagai BUD yang mengelola Belanja Hibah dan Bantuan Sosial dalam bentuk uang.
KKE 01
4. Dapatkan data mengenai SKPD pengelola belanja
hibah dan belanja bantuan sosial dalam bentuk barang (belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga).
KKE 01
5. Dapatkan LRA per 31 Desember 2015 menurut format
Permendagri 64 Tahun 2014. Hitung penyerapan anggaran pemda dan persentase penyerapan per jenis pendapatan dan belanjanya.
Jika penyerapan belanja Barang/Jasa, belanja Modal, belanja Hibah, belanja Bantuan Sosial ≤90%, lakukan evaluasi mendalam kepada SKPD yang diuji petik.
Catatan:
Dalam LRA, anggaran maupun realisasi Belanja Hibah/Bantuan Sosial seharusnya sudah merupakan penggabungan belanja dalam bentuk uang dan
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 15
No Uraian Kegiatan Ref KKE
barang/jasa.
Jika evaluator mendapati bahwa LRA pemda belum menggabungkan belanja Hibah/Bantuan Sosial dalam bentuk uang dan barang/jasa, maka untuk kondisi ini agar dimasukkan dalam hal-hal lain yang harus diperhatikan dan diberikan rekomendasi perbaikan.
6. Dapatkan LRA PPKD (BUD) dan SKPD yang diuji petik.
Masukkan LRA tersebut ke dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE) 03 untuk PPKD (BUD) dan KKE 04 untuk SKPD yang diuji petik. KKE diperbanyak sesuai dengan jumlah SKPD yang diuji petik.
Untuk total belanja barang/jasa/belanja modal/ belanja hibah/belanja bansos dengan tingkat penyerapan ≤90% akan dilakukan evaluasi lebih lanjut dengan menggunakan kuesioner untuk menggali penyebab rendahnya tingkat penyerapan.
Jika total belanja barang/jasa/belanja modal/belanja hibah/belanja bansos >90% maka tidak dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Catatan:
Pastikan bahwa anggaran dan realisasi belanja barang/jasa pada KKE 04 sudah dikurangi dengan anggaran dan realisasi belanja barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga (hibah/bansos oleh SKPD). Dan realisasi belanja barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga tersebut dikonversi menjadi belanja Hibah/Bansos di LRA pemda.
KKE 03 dan KKE
04
7. Dapatkan data anggaran, realisasi, dan hitung tingkat
penyerapan obyek belanja barang/jasa dari SKPD yang diuji petik.
Jika obyek belanja barang dan jasa ≤90% maka akan
dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 16
No Uraian Kegiatan Ref KKE
Data ini akan di-break down per program/kegiatan (menggunakan KKE 07) untuk menentukan responden kuesioner penyebab.
8. Dapatkan data anggaran, realisasi, dan hitung tingkat
penyerapan obyek belanja modal dari SKPD yang diuji petik.
Jika obyek belanja modal ≤90% maka akan dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Data ini akan di-break down per program/kegiatan (menggunakan KKE 07) untuk menentukan responden kuesioner penyebab.
KKE 06
9. Terhadap penyerapan belanja barang/jasa SKPD
dengan tingkat serapan ≤90%, tentukan 5 obyek belanja
barang/jasa terbesar anggarannya untuk dirinci
berdasarkan program dan kegiatannya dan dituangkan dalam KKE 07.
Terhadap penyerapan belanja modal SKPD dengan tingkat serapan ≤90%, tentukan 5 obyek belanja modal
terbesar anggarannya untuk dirinci berdasarkan
program dan kegiatannya dan dituangkan dalam KKE 08.
Lakukan evaluasi dengan pemberian kuesioner
penyebab kepada responden untuk mengetahui penyebab rendahnya tingkat penyerapan obyek belanja barang /jasa dan belanja modal tersebut. Buat simpulan penyebab rendahnya penyerapan belanja tersebut.
Lakukan langkah tersebut untuk seluruh urusan dan SKPD yang di uji petik.
KKE 07 dan KKE 08
10. Dapatkan data anggaran, realisasi, dan hitung tingkat
penyerapan belanja hibah dalam bentuk barang dan
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 17
No Uraian Kegiatan Ref KKE
belanja bantuan sosial dalam bentuk barang (obyek belanja : Belanja Barang yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga) dari seluruh SKPD pengelola anggaran dana hibah.
Jika total penyerapan belanja hibah/bansos >90% maka tidak dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Jika total penyerapan belanja hibah/bansos ≤90% maka
akan dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Jika ditemukan adanya belanja hibah dan bantuan sosial yang dianggarkan pada SKPD dalam bentuk uang, maka diungkap dalam hal-hal lain yang perlu diperhatikan dan berikan rekomendasi.
11. Terhadap penyerapan belanja hibah dan bansos
dalam bentuk barang dengan tingkat serapan ≤90%,
maka belanja dirinci sampai ke program dan kegiatannya. Lakukan evaluasi dengan pemberian
kuesioner penyebab kepada responden untuk
mengetahui penyebab rendahnya tingkat penyerapan belanja hibah dan bansos dalam bentuk barang. Buat simpulan penyebab rendahnya penyerapan belanja tersebut.
KKE 10
12. Dapatkan data anggaran, realisasi, dan hitung tingkat penyerapan belanja hibah dan belanja bansos dalam berbentuk uang dari BUD/PPKD/SKPKD.
Jika total penyerapan belanja hibah BTL/bansos BTL
≤90% maka akan dilakukan evaluasi lebih lanjut dengan
pemberian kuesioner kepada penanggung jawab belanja hibah/bansos untuk mengetahui penyebab rendahnya serapan.
Buat simpulan penyebab rendahnya penyerapan belanja tersebut.
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 18
5. Wawancara/Kuesioner
Wawancara adalah tanya jawab untuk memperoleh informasi atau keterangan akan suatu hal. Instrumen wawancara diperlukan sebagai bagian dari teknik evaluasi selain melalui analisis dan pengumpulan data. Instrumen wawancara menggunakan metode kuesioner dengan
memberikan tick mark (√) pada jawaban yang dipilih.
Instrumen wawancara berisi tentang isian data responden, petunjuk pengisian, dan daftar pertanyaan wawancara dengan rincian sebagai berikut:
a. Responden
Responden yang ditetapkan dalam mengidentifikasi penyebab rendahnya belanja barang dan jasa, belanja modal, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial adalah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang terkait dengan belanja tersebut pada SKPD yang diuji petik dan penanggung jawab dana hibah/bansos pada PPKD (BUD).
b. Petunjuk Wawancara
Pengisian jawaban kuesioner dilakukan dengan wawancara terhadap responden yang terkait dengan penyerapan anggaran rendah. Instrumen (kuesioner) wawancara ini diisi oleh evaluator berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan responden. Wawancara mendalam diperlukan untuk memastikan jawaban yang diberikan responden valid dan bila dianggap perlu minta bukti yang dapat mendukung jawaban responden. Instrumen wawancara disajikan pada Lampiran 2.
Jika terdapat penyebab diluar kode yang telah ada pada kuesioner penyebab, maka dapat ditambahkan dalam laporan maupun Lampiran 2 kuesioner penyebab tanpa diberi kode.
C. REVIU BERJENJANG
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 19
kerja evaluasi (KKE) dilakukan oleh Pengendali Teknis, Kepala
Bidang/Koordinator Bidang, dan Kepala Perwakilan BPKP. Riviu dilakukan antara lain untuk melihat kesesuaian antara data yang diinput dengan dokumen pendukungnya serta antara data yang diinput dengan informasi yang tercetak pada laporan.
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah selaku rendal melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan evaluasi di Perwakilan BPKP sebagai bentuk konsultasi dan menjamin kualitas (quality assurance).
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 20
BAB IV
PELAPORAN
A. UMUM
Penyajian laporan hasil evaluasi penyerapan anggaran harus memenuhi ketentuan umum sebagai berikut:
1. Setiap surat tugas evaluasi penyerapan anggaran pemda
menghasilkan Kertas Kerja Evaluasi (KKE) dan Laporan Hasil Evaluasi (LHE).
2. Laporan Hasil Evaluasi (LHE) disusun berdasarkan berbagai hasil
pengumpulan data dan fakta serta analisis yang didokumentasikan dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE).
3. LHE disusun berdasarkan prinsip kehati-hatian dan mengungkapkan
hal-hal penting bagi perbaikan dalam penyerapan anggaran
pemerintah daerah. Evaluator harus berhati-hati dalam
menginterprestasikan data hasil penyimpulan dan menuangkannya dalam laporan.
4. Penulisan LHE harus mengikuti kaidah-kaidah umum penulisan laporan
yang baik, antara lain:
a. Penggunaan kalimat dalam laporan diupayakan menggunakan
kalimat yang jelas dan bersifat persuasif untuk perbaikan.
b. Tidak menggunakan ungkapan yang ambivalen atau
membingungkan dalam proses penyimpulan dan kompilasi data. B. JENIS DAN PENYAMPAIAN LAPORAN
Jenis laporan evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah yang diterbitkan adalah sebagai berikut:
1. Laporan yang diterbitkan Perwakilan BPKP.
Laporan yang diterbitkan Perwakilan BPKP adalah Laporan Individu dan Laporan Kompilasi Provinsi.
Laporan Individu merupakan LHE masing-masing pemda provinsi/ kabupaten/kota yang dievaluasi. Laporan individu disampaikan
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 21
kepada kepala daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) terkait dan kepada BPKP Pusat c.q. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah.
Laporan Kompilasi Provinsi merupakan kompilasi atas LHE individu provinsi/kabupaten/kota yang dievaluasi. Laporan kompilasi provinsi disampaikan kepada Gubernur selaku pembina pengelolaan keuangan daerah kabupaten/kota dalam bentuk surat dengan tembusan kepada BPKP Pusat c.q. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah.
Untuk kepentingan kompilasi nasional, Perwakilan BPKP agar
menyampaikan soft copy LHE Kompilasi Provinsi dan LHE individu beserta seluruh KKE melalui email: rakisno@bpkp.go.id (mendahului hard copy LHE) paling lambat tanggal 19 Februari 2016. Perwakilan BPKP dimohon agar tidak mengirimkan soft copy LHE individu dan KKE dalam bentuk PDF.
2. Laporan yang diterbitkan BPKP Pusat.
Laporan yang diterbitkan BPKP Pusat c.q. Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah adalah Laporan Kompilasi Nasional.
C. FORMAT LAPORAN
Format Laporan Hasil Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah sampai dengan Semester II Tahun 2015 (Periode 1 Januari 2015 s.d 31 Desember 2015) ditentukan sebagai berikut:
1. Laporan individu disusun dalam bentuk bab beserta lampirannya.
2. Laporan kompilasi provinsi disusun dalam bentuk surat.
Format laporan individu dan format laporan kompilasi provinsi disajikan pada Lampiran 3.