ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS
GRAVIDARUM DI PUSKESMAS SANDEN BANTUL
GRAVIDARUM DI PUSKESMAS SANDEN BANTUL
C A S
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS
GRAVIDARUM DI PUSKESMAS SANDEN BANTUL
GRAVIDARUM DI PUSKESMAS SANDEN BANTUL
C A S
C A SE E STSTUUD Y R ED Y R E SE A R C HSE A R C H
Diajukan Untuk Menyusun
Diajukan Untuk Menyusun Case Study ResearchCase Study Research Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas ‘Aisyiyah di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta Yogyakarta
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS
GRAVIDARUM DI PUSKESMAS SANDEN BANTUL
GRAVIDARUM DI PUSKESMAS SANDEN BANTUL
C A S C A SE E STSTUUD Y R ED Y R E SE A R C HSE A R C H Disusun oleh: Disusun oleh: Lessi Satriani Lessi Satriani 1710104350 1710104350
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS
GRAVIDARUM DI PUSKESMAS SANDEN BANTUL
C A SE STUD Y R E SE A R C H
Disusun oleh: Lessi Satriani 1710104350
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’ alamin penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Case Study Research (CSR) dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Pleret Bantul.” CSR ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Telah banyak bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan Case Study Research ini, oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati
dan penuh rasa hormat, penulis haturkan ucapan terimakasih yang setulusnya kepada: 1. Warsiti, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat selaku R ektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan kesempatan untuk pelaksanaan pendidikan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. Ismarwati, S.KM., S.ST., MPH selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan.
3. Fitria Siswi Utami, S.SiT., MNS selaku Ketua Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan inspirasi kepada penulis.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Batasan Masalah ... 5 C. Rumusan Masalah ... 5 D. Tujuan ... 5 E. Manfaat ... 6 F. Ruang Lingkup ... 7 G. Keaslian Penelitian ... 8
F. Keterbatasan Penelitian ... BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73 B. Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Analisis Jurnal dengan PICOT ... 47 Tabel 4.2 PICOT Implementasi ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Penjelasan Penelitian
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ( Informed Consent ) Lampiran 3. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Anemia
Lampiran 4. Lembar Data Perkembangan Lampiran 5. Tabel Rasionalisasi
A. Latar Belakang
Mual ( Nausea) dan muntah (Vomit ) adalah gejala yang wajar dan sering didaptkan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah usia 6 minggu setelah hari pertama haid terkahir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mula dan muntah terjadi 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi di multigravida. Secara fisiologis rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah sehingga mempengaruhi sistem pencernaan (Saifuddin, 2009). Penyebab mual dan
2
istirahat yang cukup, dan segera datang ke tenaga kesehatan bila terdapat keluhan meskipun tidak sesuai jadwal kunjungan ulang (Saifuddin, 2008).
Kasus emesis gravidarum di Indonesia terdapat 50-90% yang dialami oleh ibu hamil. Namun, pada kasus seperti ini tidak menyebabkan kematian pada ibu hamil karena emesis garvidarum hanya kekurangan nutrisi dan cairan (Maharani, 2010). Menurut Lacroix, dkk (2000) bahwa emesis gravidarum ini dialami oleh 75% wanita hamil. Namun demeikan ada wanita hamil yang mengalami emesis gravidarum smapai 4 bulan atau lebih dan lebih berat, inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum ini dialami oleh diantara 1000 kehamilan (Mitayani, 2009). Keluhan hiperemesis gravidarum sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Kejadin morning sickness pada wanita hamil di dunia adalah 70-80% dan 1,5-2% mengalami hipermesis
elektrolit natrium, kalium dan kalsium dikleuarkan melalui muntah. Penurunan kalian akan menambah beratnya muntah sehingga kadar kalium dalam tubuh semakin berkurang dan menyebabkan gangguang keseimbangan cairan tubuh (Chandranita, dkk. 2009).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 28/Menkes/Per/X/2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan, kewenangan yang dimiliki bidan dalam kewenangan normal terdapat pelayanan kesehatan ibu dan anak sehingga bidan dapat melakukan penatalaksanaan pada ibu hamil dengan anemia ringan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada ibu seperti abortus, prematur, hambatan tumbuh kembang janin, mudah terjadi infeksi, hiperemesis gravidarum, perdarahan anterpartum, ketuban pecah dini (KPD). Komplikasi pada bayi seperti kematian intra uteri, BBLR. Kelahiran
4
Robekan pada organ tubuh ini dapat menimbulkan rasa nyeri bahkan perdarahan yang membahayakan keselamatan ibu dan janin.
Pada umunya wanita hamil yang mengalami mual muntah tidak merasa nyaman dan ingin segera melewati masa ini. Untuk mengatasi mual muntah bisa secara farmakologi dan non farmakologi. Secara farmakologi, diberikan vitamin B6, tablet zatbesi/Fe sebagai penambah darah dan lain-lain. Secara non farmakologi adalah dengan melalui tindakan pencegahan dan dengan pengobatan tradisional. Salah satu pengobatan tradisional adalah dengan
meminum jahe, memakan permen jahe, ataupun minum air rebusan jahe.
Jahe sebagai salah satu jenis tanaman herbal yang mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan tanaman herbal lainnya, khususnya bagi ibu hamil yang sedang mengalami mual muntah. Keunggulan pertama jahe adalah
minyak astiri yaitu menthol yang berpotensi melancarkan sistem pencernaan dan meringankan kejang perut atau kram karena efek anestesi ringan serta mengandung efek karminatif dan antipasmodil yang berkerja di usus hakus oada saluran gastrointestinal sehingga mampu mengatasi atau menghilangkan mual muntah (Prawitasari, 2014).
Upaya bidan untuk menciptakan ibu hamil dan janin yang sehat serta memberikan penatalaksanaan lebih dini untuk mencegah komplikasi salah satunya dengan pelayanan Antenatal Care (ANC) terpadu, Puskesmas Sanden Bantul telah menjalankan program kerja tersebut dengan memberikan pelayanan secara menyeluruh. ANC terpadu meliputi pemeriksaan oleh bidan, dokter umum, dokter gigi, konseling gizi, konseling psikologi, serta pemeriksaan laboratorium.
6
Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum secara komprehensif di Puskesmas Sanden Bantul.
2. Tujuan Khusus
a. Diharapkan penulis mampu melakukan analisa terhadap kasus emesis garvidarum pada ibu hamil
b. Diharapkan penulis mampu melakukan penatalaksanaan untuk kasus emesis gravidarum pada ibu hamil
E. Manfaat
1. Bagi ibu hamil
Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya dengan emesis gravidarum di Puskesmas
F. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Materi
Materi yang penulis gunakan untuk mempelajari kasus pada i bu hamil dengan emesis gravidarum dalah dengan menerapkan ilmu kebidanan yang diaplikasikan dalam pelayanan antenatal care.
2. Ruang Lingkup Responden
Responden yang digunakan adalah ibu hamil dengan emesis gravidarum di Puskesmas Sanden Bantul.
3. Ruang Lingkup Tempat
8
Hb setiap 2 minggu sekali. Setelah rawat jalan selama 1 bulan hasil yang didapat dari studi kasus adalah Hb mengalami peningkatan 1,9 gr% dari 9,2gr% meningkat menjadi 11,1 gr% keluhan kepala pusing, lemah, dan mudah lelah sudah tidak dirasakan lagi. Berdasarkan keaslian penelitian tersebut terdapat perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu perbedaan dalam lokasi tempat penelitian, waktu penelitian, judul penelitian dan jumlah responden yang dilakukan penelitian. Persamaannya yaitu jenis penelitiannya kualitatif, dan teknik pengumpulan data.
2. Suwarni (2006), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. T dengan Anemia Ringan di Puskesmas Kedawung II Sragen”. Asuhan yang diberikan pada kasus Ny. T adalah diberi tablet Fe 200 mg 1x sehari
prevalensi keseluruhan anemia (H <11g / dl) ditemukan menjadi 40,08%. Diklasifikasikan dalam setiap trimester, prevalensinya adalah TM I 17,3%, TM II 23,8% dan TM III 50,0% . Menurut klasifikasinya 36,08% anemia ringan, 49,48 anemia sedang dan 14,43 anemia berat. Dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yang dilakukan pada bulan Maret-Mei 2010. Berdasarkan keaslian penelitian tersebut terdapat perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu perbedaan dalam lokasi tempat penelitian, waktu penelitian, judul penelitian dan jumlah responden yang dilakukan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjaun Teori 1. Kehamilan
a. Pengertian kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan ke 4 sampai bulan ke 6,
d) Tidak tahan suatu bau-bauan e) Pingsan
f) Tidak selera makan (anoreksia) g) Lelah (fatique)
h) Payudara membesar i) Miksi sering
j) Konstipasi atau obstipasi k) Pigmentasi kulit
l) Epulsi
m) Penekanan vena-vena (varises) 2) Tanda-tanda kemungkinan hamil:
12
Di usia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan komplikasi seperti anemia karena pada kehamilan di usia <20 tahun secara biologis belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan selama kehamilannya, sedangkan pada usia >35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa di usia ini (Bagazi, 2009).
2) Umur kehamilan
Pada hamil trimester 2 dan 3 pertumbuhan janin sangat pesat dari pada trimester 1 seihngga kebutuhan nutrisi yang
Penghasilan ekonomi keluarga dapat menyebabkan ibu Penghasilan ekonomi keluarga dapat menyebabkan ibu hamil tidak teratur melakukan kunjungan ANC karena hamil tidak teratur melakukan kunjungan ANC karena keterbatasan biaya (Diyah, 2013).
keterbatasan biaya (Diyah, 2013). 6)
6) Gizi dan pola makanGizi dan pola makan
Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi sehat, cukup hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi sehat, cukup bulan
bulan dengan dengan berat berat badan badan normal. normal. Gizi Gizi kurang kurang pada pada ibu ibu hamilhamil dapat menyebabkan resiko dengan berat badan normal. Gizi dapat menyebabkan resiko dengan berat badan normal. Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada
pada ibu ibu antara antara lain lain : : anemia, anemia, perdarahan, perdarahan, berat berat badan badan ibu ibu tidaktidak bertambah secara normal (Diyah, 2013).
bertambah secara normal (Diyah, 2013). 7)
14 14
(1)
(1) Vagina dan vulvaVagina dan vulva
Akibat pengaruh hormon
Akibat pengaruh hormon estrogeestrogen, vagina dan vulvan, vagina dan vulva mengalami perubahan. Sampai minggu ke 8 terjadi mengalami perubahan. Sampai minggu ke 8 terjadi hipervaskularisasi
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan tanda ini disebut tampak lebih merah, agak kebiruan tanda ini disebut dengan tanda
dengan tanda chatwick chatwick , warna portiopun tampak kebiruan, warna portiopun tampak kebiruan (Kusmiyati, 2009).
(Kusmiyati, 2009). (2)
(2) Servik uteriServik uteri
Servik uteri pada kehamilan pertama mengalami Servik uteri pada kehamilan pertama mengalami perubahan
perubahan karena karena hormonhormon estrogenestrogen. Servik uteri lebih. Servik uteri lebih banyak
banyak mengandung mengandung jaringan jaringan ikat, ikat, akibat akibat kadarkadar estrogenestrogen yang meningkat dan adanya
Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak perubahan sebagai persiapan setelah mengalami banyak perubahan sebagai persiapan setelah jalan lahir (Sulistyawati, 2009). .
jalan lahir (Sulistyawati, 2009). . b)
b) Sistem kardiovaskulerSistem kardiovaskuler
Selama kehamilan jumlah darah yang dipompa oleh Selama kehamilan jumlah darah yang dipompa oleh jantung
jantung setiap setiap menitnya menitnya atau atau biasa biasa disebut disebut sebagai sebagai curahcurah jantung
jantung ((cardiacoutput cardiacoutput ) ) meningkat meningkat sampai sampai 30-50%.30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu (Sulistyawati, 2009).
(Sulistyawati, 2009).
Peningkatan curah jantung selama kehamilan Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran
16
hidrokoid dan peptin di lambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis (hearburn) yang disebabkan oleh refluks asam lambung ke esophagus bawah sebagai akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus esophagus bagian bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas usus besar (Sarwono, 2010).
e) Sistem metabolisme
Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis. Hal ini disebabkan oleh turunnya osmolaritas yang akan diinduksi oleh makin rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopressin (Sarwono, 2010). f) Kulit
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah dan cairan ekstravaskular . Diperkirakan selama kehamilan berat badan bertambah 12,5 kg(Sulistyawati, 2009). 2) Perubahan dan Adaptasi Psikologi dalam Masa Kehamilan
a) Triwulan I (Periode Penyesuaian)
(1) Merasa tidak sehat dan benci dengan kehamilannya
(2) Muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan kesedihan (3) Ibu akan mencari-cari tanda apakah ia benar-benar hamil (4) Setiap perubahan yang terjadi pada dirinya akan selalu
mendapatkan perhatian dengan seksama
18
(8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu
(9) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru (Manuaba, 2010).
c) Triwulan III (Periode Penantian Penuh Kewaspadaan)
(1) Rasa tidak nyaman muncul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik
(2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
(3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, kekhawatiran akaan keselamatannya
berlebih dapat menyebabkan pre-eklamsi, bayi besar dan sabagainya (Winkjosastro, 2006). Nutrisi yang penting sebagai berikut (Kusmiyati, 2008) :
2) Karbohidrat dan lemak
Karbohidrat sebagai sumber tenaga untuk menghasilkan kalori yang diperoleh dari sereal dan ubi-ubian (Sabrina, 2008). Kebutuhan kalori orang hamil 2300 kal. Pada trimester pertama nafsu makan menurun karena sering timbulnya mual dan muntah, trimester kedua nafsu makan sudah meningkat, kebutuhan zat tenaga banyak dibandingkan kehamilan saat hamil muda. Trimester ketiga janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat (Kusmiayati, 2008).
20
kehamilan kembar atau pada wanita anemia, dibutuhkaan 60-100 mg/hari (Kusmiyati, 2008).
5) Vitamin
Vitamin dapat terpenuhi dengan makan sayur dan buah, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin (Kusmiyati, 2008). Kebutuhan asam folat selama kehamilan adalah 800 mg/hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf-saraf pusat maupun otak janin (Sabrina,
2008).
6) Kebersihan dan pakaian
Pada kehamilan kadang menimbulkan perasaan lesu dan lelah sehingga muncul rasa malas. Walaupun demikian ibu hamil hendaknya selalu merawat tubuhnya, khususnya dalam hal perawatan payudara baik selama kehamilan maupun setelah bersalin selain akan enjaga bentuk payudara juga akan
memperlancar pengeluaran ASI (Kusmiyati, 2008).
2. Antenatal Care
a. Pengertian antenatal care
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetri untuk optimalisasi keluhan maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan rutin selama kehamilan (Saifudin, 2010).
22
2) Pemeriksaan tekanan darah
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4) Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri) 5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus dan toksoid (TT) bisa diperlukan
7) Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan 8) Test laboratorium (rutin dan khusus)
9) Tatalaksana kasus
10) Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan kompliksi (P4K) serta KB pasca persalinan
e. Jadwal kunjungan ulang pada ibu hamil
1) Kunjungan I (16 minggu) dilakukan untuk: a) Penapisan dan pengobatan anemia
b) Perencanaan persalinan
c) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya 2) Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)
dilakukan untuk:
a) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya b) Penapisan preeklampsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan
saluran perkemihan
c) Mengulang perencanaan persalinan
24
kehamilan yang sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat.
b. Tujuan
Untuk memenuhi hak ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan yang sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat.
c. Pelayanan antenatal terpadu
Bidan memberikan pelayanan secara komprehensif pada saat ibu melakukan kunjungan kehamilan dipuskesmas, dilakukan minimal 1 kali selama kehamilan. Bidan menggali informasi dengan menanyakan beberapa riwayat kesehatan ibu maupun keluarga kemudian dilakukan pemeriksaan secara lengkap meliputi:
oleh bidan. Bidan memiliki kewajiban untuk melakukan rujukan pasien ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih agar tercipta kehamilan yang sehat dan aman (Dinkes DIY 2013).
4. Emesis Gravidarum dalam Kehamilan
5. Jahe
6. Daun Mint
7. Manajemen Kebidanan
26
1) Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Meliputi :
a) Biodata
Identitas pasien dan penanggung jawab (suami, ayah, keluarga). Menurut Nursalam (2008), identitas meliputi :
(1) Nama Pasien : Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap, untuk menghindari adanya kekeliruan atau untuk membedakan dengan klien atau pasiennya
(2) Umur : Ditulis dalam tahun, untuk mengetahui adanya resiko karena umur kurang dan 20 tahun, alat reproduksi belum siap. Pada umur lebih dari dan 35 tahun kerja jantung
(7) Alamat : Untuk mempermudah hubungan jika diperlukan dalam keadaan mendesak sehingga bidan mengetahui tempat tinggal pasien.
b) Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan serta berhubungan dengan kehamilannnya (Nursalam, 2008). Keluhan-keluhan yang dirasakan ibu hamil dengan anemia ringan menurut Manuaba (2007), adalah pasien merasa pusing, cepat lelah, dan badan terasa lemas, sehingga pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi yang dirasakan. c) Riwayat menstruasi
28
sekarang, pemakaian obat-obatan, keluhan selama hamil (Manuaba, 2007).
f) Riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas yang lalu
(1) Kehamilan : adakah gangguan seperti muntah-muntah berlebihan, hipertensi, perdarahan pada hamil muda.
(2) Persalinan : waktu persalinan dimana tempat melahirkan, umur kehamilan, jenis persalinan, ditolong oleh siapa.
(3) Nifas : apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi, dan bagaimana proses laktasi nya.
(4) Anak : jenis kelamin,berat badan ,panjang badan, hidup atau mati, kalau meninggal pada usia berapa dan sebab meninggal nya (Manuaba, 2007).
(3) Riwayat kesehatan keluarga.
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga. Untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat penyakit menular dan menurun seperti diabetes, TBC, jantung, hipertensi (Mitayani, 2009)
(4) Riwayat keturunan kembar
Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar, kehamilan kembar juga mempengaruhi terjadinya anemia ringan (Saifuddin, 2010).
(5) Riwayat penyakit yang lain atau operasi.
30
ringan kebutuhan akan nutrisi harus ditingkatkan (Yatim, 2003).
(2) Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan BAK untuk mengetahui keseimbangan antara intake dan output yang mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh ibu hamil (Mansjoer, 2005).
(3) Personal hygiene
Personal hygiene perlu dikaji untuk mempengaruhi tingkat kebersihan pasien meliputi kebersihan lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia), gigi dan mulut (Kusmiyati, 2009).
anemia ringan sudah merasa lelah, letih sehingga dapat mengurangi libido pada masa kehamilan (Yatim, 2003). (6) Data psikososial
Perlu dikaji untuk mengetahui tingkat pemahaman dan untu mengetahui tingkat kekhawatiran pasien, perasaan terhadap kehamilan ini, kehamilan ini direncanakan atau tidak, dukungan keluarga terhadap kehamilannya dan pantangan makanan. (Farrer, 2003). Ibu anemia ringan merasa ketegangan kecemasan pada kehamilannya, karena takut terjadi sesuatu pada bayinya (Kusmiyati, 2008).
(7) Obat-obatan
32
(2) Kesadaran : penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis, apatis, somnolen, sopor, koma (Mansjoer, 2005). Pada ibu hamil dengan anemia ringan kesadarannya composmentis.
(3) Tanda vital
(a) Tekanan darah : untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi. Tekanan darah pasien hamil dengan temuan normal < 130/90 mmHg (Saifuddin, 2006).
(b) Suhu : untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan atau tidak. Normalya, suhu tubuh orang berfluktuasi dalam rentang yang relatif sempit. Suhu
malnutrisi, malabsorbsi, pertumbuhan janin terhambat, diabetes mellitus pada kehamilan, kehamilan ganda (Mansjoer, 2005).
(f) Tinggi badan : Tinggi badan normal lebih dari 145 cm. Tinggi badan untuk mengetahui adanya disporposi sefalopelvik yang mempengaruhi pada persalinan (Mansjoer, 2005).
(g) LILA : Sebagai indikator status gizi seseorang normalnya 23,5 cm (Wartonah, 2003).
b) Pemeriksaan sistematis
34
(f) Mulut : untuk mengetahui mulut bersih atau tidak, ada caries dan karang gigi atau tidak, lidah tampak kering atau kotor.
(g) Leher : untuk mengetahui apakah leher, warna kulit. Adanya pembengkakkan, jaringan parut, massa, terutama untuk mengetahui keadaan dan lokasi kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan trachea (Prihardjo, 2007).
(2) Dada dan Axilla (a) Mammae
Untuk mengetahui apakah payudara kanan dan kiri simetris atau tidak, tumor ada atau tidak, areola
anatomik dari pembesaran uterus menyebabkan timbulnya atau memperburuk varices (Walsh, 2008).
c) Pemeriksaan Khusus Obstetri Abdomen
(1) Inspeksi
Perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada pembesaran, ada luka bekas operasi atau tidak, strie gravidarum, linea nigra, atau alba, ada luka bekas operasi atau tidak, ada strie atau tidak (Manuaba, 2007).
(2) Palpasi
Kontraksi : kontraksi yang terjadi sepanjang kehamilan merupakan kontraksi tak teratur rahim dan tanpa nyeri,
36
pada puctum maximum dengan teknik kedua telapak tangan melakukan palpasi pada sisi kanan dan kiri, bersama-sama bila punggung janin rata, sedikit melengkung, mungkin teraba tulang iganya tidak terasa gerak ekstremitas, bila bagian abdomen teraba gerakan ekstremitas (Manuaba, 2007).
Leopold III : untuk menentukan bagian terendah janin, bila teraba bulat, padat (kepala) dan bila bokong teraba
tidak bulat, tidak keras. (Manuaba, 2007).
Leopold IV : pemeriksaan dengan menghadap kearah kaki ibu. Untuk mengetahui apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut
keseimbangan asam basa atau kurang O2 pada janin (Manuaba, 2007).
(4) Pemeriksaan panggul (a) Kesan panggul
Dapat diketahui melalui pelviometri rontgen atau melalui pengukuran panggul penting untuk diketahui kesan panggul ini untuk perencanaan persalinan pervaginam ada 4 kesan panggul ginekoid, platipeloid, antropoid, dan android, tapi paling baik untuk wanita ginekoid agar dapat persalinan pervaginam (Farrer, 2004).
38
kembali ke tepi atas simpisis pubis diukur dengan metlin normalnya 80-90 cm (Sumarah, 2008).
(f) Anogenital.
Pemeriksaan pada vulva dan perineum untuk mengetahui ada atau tidaknya varices, kondiloma, oedema, hemoroid, kelianan lain, vulva perineum, bekas episotomi (Manuaba, 2007).
d) Pemeriksaan penunjang
Data pemeriksaan penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa, apabila diperlukan.
Langkah II : Interpretasi Data
Diagnosa yang ditegakkan adalah diagnosa yang berhubungan dengan umur ibu, gravida, para, abortus, umur
kehamilan, dan keadaan janin. Diagnosa kebidanan :
Ny. .... G .... P .... A .... umur .... tahun umur kehamilan .... minggu, janin tunggal/ kembar, hidup/ mati, intra/ ekstra uteri, letak memanjang/ melintang, presentasi kepala/ bokong, punggung kanan/ kiri bagian terbawah sudah masuk/ belum pintu atas panggul dengan emesis gravidarum.
b) Data subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan inspeksi, palpasi, atau pemeriksaan fisik klien, dan hasil
40
menyertai diagnosa (Verney, 2004). Masalah yang sering timbul pada ibu hamil dengan anemia ringan yaitu merasa cemas dan gelisah menghadapi kehamilan (Kusmiyati, 2009). e) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum terindikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data (Verney, 2004).
Menurut Kusmiyati (2009), kebutuhan pada pasien ibu hamil dengan anemia ringan adalah :
(1) Informasi tentang keadaan ibu
(2) Informasi tentang makanan bergizi dan cukup kalori, terutama zat besi.
Pada kasus ibu hamil dengan emesis gravidarum diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah terjadi hiperemesis gravidarum
(Manuaba, 2007).
Langkah IV : Antisipasi Tindakan Segera
Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh bidan atau konsultasi, kolaborasi bila diperlukan serta melakukan rujukan terhadap penyimpangan yang abnormal (Estiwidani, 2008). Pada ibu hamil dengan anemia ringan antisipasi yang dilakukan adalah pemberian tablet besi 1 tablet per hari dengan dosis 60 mg, pemeriksaan kadar Hb 1 bulan sekali (Manuaba, 2007).
Langkah V : Rencana Tindakan.
42
f) Memberikan KIE aktivitas sehari-hari.
g) Menganjurkan kepada ibu untuk kunjungan ulang Langkah VI : Pelaksanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Yang bidan dilaksanakan oleh semua bidan atau sebagian lagi oleh kilen atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2004). Pelaksanaan dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat.
Menurut Muslihatun dkk (2009), melaksanakan asuhan menyeluruh yang telah direncanakan secara efektif dan aman. Penatalaksanaan asuhan ini sebagian dilakukan oleh bidan, sebagian
Tujuan evaluasi adalah adanya kemajuan pada pasien setelah dilakukan tindakan (Estiwidani, 2008). Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia ringan. Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan KU dan tanda-tanda vital ibu baik, ibu bersedia minum tablet Fe, dan tata caranya, ibu bersedia makan makanan yang banyak mengandung sayur, hemoglobin naik, tidak terjadi anemia sedang (Manuaba, 2007). Setelah pemberian zat besi sebanyak 30 gram perhari akan meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,3 dl/gr/minggu atau dalam 10 hari (Sulistyoningsih, 2010). b. Data Perkembangan
Metode pendokumentasian untuk data perkembangan dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan ini menggunakan
44
Kesimpulan apa yang dibutuhkan berdasarkan hasil analisaa dan implementasi data subjektif dan objektif sebagai hasil pengambilan keputusan klinis terhadap klien.
P : Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan evaluasi berdasarkan analisa. Memberikan konseling sesuai dengan permaalahan yang ada sebagai upaya untuk membantu proses pengobatan/menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan,
tindakan implementasi dan evaluasi.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif observasional dengan desain studi kasus berbasis asuhan. Penelitian deskriptif kualitatif observasional adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini merupakan permasalahan dari suatu kasus dengan mengangkat asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum sebagai permasalahan dan dilaksanakan dengan metode penelitian studi kasus.
38
C. Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju pada saat pelaksanaan studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Subjek pada penelitian ini adalah ibu hamil dengan emesis gravidarum di Puskesmas Sanden Bantul, dengan 2 kasus emesis gravidarum pada ibu hamil yaitu ...
D. Alat dan Metode Pengumpulan Data 1. Alat
Alat penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010). Alat yang digunakan pada
1) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien secara sistematis.
a) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara sistematik. lnspeksi dilakukan dengan penglihatan, pendengaran, dan penciuman (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini inspeksi dilakukan pada daerah konjungtiva ibu.
b) Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan menggunakan indra peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini dilakukan palpasi dalam pemeriksaan
40
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk rnengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pemberian informasi secara lisan dari seseorang sasaran peneliti, atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut
(Notoatmodio. 2010). Pada penelitian ini wawancara dilakukan pada ibu hamil, kelurga pasien dan tenaga medis di Puskesmas Sanden Bantul.
3) Observasi
Observasi yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan pengecap (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan
fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan (Sugiyono, 2014). Triagulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu.
1. Triagulasi sumber
Triagulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang penelitian. Peneliti bertanya kekeluarga pasien, tenaga kesehatan yang
42
berbeda untuk mengetahui perbedaan frekuensi emesis gravidarum ibu hamil sebelum dan setelah dilakukan intervensi oleh peneliti.
F. Analisis Data
Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiyono (2016) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk membandingkan dua kasus dengan metode PICOT. Analisi data dalam penelitian ini dilakukan sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan data dalam penelitian ini bersifat kredibel karena rumusan masalah pada tahap awal terjawab dengan ditemukannya bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada pada tahap pengumpulan data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
B. Gambaran Subyek Penelitian
Identitas Pasien Kasus 1 Kasus 2
Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Status Nama Suami
C. Analisi Jurnal
Tabel 4.1: Analisis Jurnal dengan P ICOT
Populasi Intervensi Comparison Outcome Time Jurnal
-Populasi Intervensi Comparison Outcome Time Jurnal
D. Implementasi
Tabel 4.2: PICOT Implementasi Pemeriksaan pada Ny. ....
Pasien Intervensi Comparasion Outcome Teori
Pemeriksaan pada Ny...
E. Pembahasan
F. Keterbatasan Studi Kasus
Keterbatasan yang ditemukan selama melakukan studi kasus ini adalah...
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Almatsler, Soenita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Arisman, M.B. (2009). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.
Ariska, O. (2012). Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dengan Anemia Sedang di BPS Dwi Andarwati Wonogiri.
Astuti, H.P. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu. Rohma Press, Yogyakarta. Depkes RI. (2013). Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/download/23 399/2276.
_________. (2009). Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. http;//ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/download/23 399/2276.
Dinkes DIY. (2013). Peningkatan Kualitas Antenatal Care Melalui Pelayanan Antenatal Terpadu.
_______. (2009). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sahar, J, Basral, Meilianingsih, L. (2007). Pengaruh minum teh terhadap kejadian anemia pada usila di kota Bandung . Jurnal Makara, Kesehatan, Vol. II, No. 1 Juni 2007.
Sundari, A.E. (2015). Perbandingan kenaikan kadar Hb pada ibu hamil yang diberi tablet Fe dan buah jambu biji. Jurnal volume 6.
Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta: Salemba Medika.
Thai, J, M. (2006). PrevelanceAnd Cause Of Anemia During Pregnancy In Maharaj Nakorn Chiang Mai Hospital.Oct; 89 Suppl 4:S142-6.
Tarwoto. (2007). Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans Info Media. Tarwoto, N.S. & Wasdindar. (2013). Anemia Pada Ibu Hamil . Jakarta: Trans Info
Medika.
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lessi Satriani
NIM : 1710104350
Alamat : Jl. Pundung no.18, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
adalah mahasiswi Program Studi Kebidanan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Emesis
Gravidarum di Puskesmas Sanden Bantul.” Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemberian permen jahe dan permin mint dalam mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil.
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (I N F O R M E D C ON SE N T )
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh
Dengan ini saya,
Nama :
Alamat :
Menyatakan bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden dan bersedia dilakukan pemeriksaan yang akan
dilakukan kepada saya terkait dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia yang dilakukan oleh mahasiswa Bidan Pendidik Universitas Aisyiyah Yogyakarta yaitu,
Nama : Lessi Satriani
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh
Dengan ini saya,
Nama :
Alamat :
Menyatakan bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden dan bersedia dilakukan pemeriksaan yang akan
dilakukan kepada saya terkait dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia yang dilakukan oleh mahasiswa Bidan Pendidik Universitas Aisyiyah Yogyakarta yaitu,
Nama : Lessi Satriani