• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dunia Mata Ketiga - TBSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dunia Mata Ketiga - TBSN"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Hum 7

(4)

Dunia Mata Ketiga

(5)

Prakata

Buku "Hum" seri ke7 berisi penterjemahan buku Maha Guru Lien Shen yang ke 41 yang berjudul "Dunia Mata Ketiga". Istilah "Mata Ketiga" rasanya sudah cukup populer dan sering digunakan sebagai alias dari mata batin, mata gaib, mata dewa, ataupun mata langit.

Buku ke 41 terbit pada bulan Januari 1983. Sedangkan, Maha Guru pindah dari Taiwan ke Amerika Serikat pada bulan Juni tahun 1982 yang berarti buku ini ditulis pada periode beberapa bulan pertama sejak pindah.

Dari analisa periode waktu ini, kita dapat memahami mengapa dalam tulisan tulisan beliau dalam buku ini, masih terkesan ada suasana kerinduan akan kampung halaman nya, masih terkesan beliau masih teringat akan segala fitnah, kecaman, dan segala kesulitan yang beliau alami selama membabarkan Dharma di Taiwan.

Pada periode waktu tersebut, aliran yang didirikan oleh Maha Guru Lien Shen masih bernama "Ling Sien Cung" yang secara harafiah berarti "Aliran Roh Sejati".Istilah "Roh Sejati" berkonotasi Taoisme dan pelatihan diri berdasarkan metode membangunkan roh (chi-ling), seperti diuraikan dalam buku "Padmakumara 7".

Setelah tahun 1983, barulah bermunculan lebih banyak buku buku Maha Guru Lien Shen yang bertopikkan Tantrayana. Nama aliran kemudian berubah menjadi Ling Sien Cen Fo Cung yang menunjukkan perpaduan antara Taoisme, Sutrayana dan Tantrayana.Belakangan baru berubah menjadi Cen Fo Cung.

Buku ke 41 merupakan buku ke 2 yang diterbitkan semenjak beliau pindah ke Amerika. Buku ke 1 yang ditulis beliau dari Amerika berarti adalah buku nomor 40 yang berjudul "Ilmu Ilmu Rahasia Taoisme Untuk Berkomunikasi Dengan Dunia Roh" dimana beberapa artikel nya sudah ditampilkan dalam buku "Padmakumara 4".

Lima artikel yang berjudul "Pesan Ilahi di Gunung Rainier", "Sebuah Telegram Dari Langit", "Semua Lampu Menyala", "Dorongan Dari Belakang", dan "Kisah Nyata Penglihatan Batin" sudah pernah ditampilkan dalam buku "Padmakumara" seri ke 4. 1 artikel berjudul "Paustika 4 Penjuru" sudah pernah ditampilkan di buku "Padmakumara" seri ke 16. 6 artikel ini hanya sekedar dicetak ulang disini. Para pembaca yang sudah membaca artikel artikel ini di "Padmakumara 4" dan "Padmakumara 16" bisa melewatinya.

(6)

Seperti biasa, dalam menterjemahkan, kami menganut prinsip "penterjemahan bebas". Buku buku seri "Padmakumara" dan "Hum" bersifat jembatan sementara dan kelak boleh dibakar bila sudah ada perhatian, minat, dan upaya nyata yang serius dari kalangan formal untuk menyadari makna kata "Maha Guru menulis setiap hari tak putus-putusnya" dan "Menulis, bagi beliau, adalah membabarkan Dharma".

Yang kami kuatirkan adalah bahwa buku buku seri "Padmakumara" dan "Hum" akan bersifat langgeng, terus menjadi pegangan utama siswa siswa di Indonesia selama puluhan tahun ke depan. Mungkin ini adalah nasib bangsa Indonesia dan nasib Tantrayana Satyabudhagama di Indonesia.

Dalam buku ini, adakalanya tulisan Maha Guru yang panjangnya bisa 2 atau 3 halaman diringkas sehingga tinggal beberapa kalimat saja, asal mencukupi untuk mengutarakan inti sari yang ingin dibicarakan.

Meskipun ini bukan merupakan penterjemahan yang baik, intisari cerita tidak berubah. Jadi, para pembaca awam boleh merasa sudah membaca buku ini secara garis besar bila sudah membaca ringkasan cerita yang ditampilkan dalam tulisan ini.

Di salah satu artikel paling akhir di buku ini, seorang siswa mengutarakan bahwa buku sang Maha Guru dibacanya sampai 10 kali sebagai tanda ia demikian menghargai Dharma dari sang Guru, sebagai tanda ia sungguh ingin belajar.

Betapa sedikit jumlah siswa yang bisa benar benar menghargai makna dari prinsip utama Tantrayana "Menghormati Guru, Menghargai Dharma Nya, dan Berlatih Tekun".

(7)

Pesan Ilahi di Gunung Rainier

Saya tiba di sebuah lembah yang dalam di gunung Rainier. Pemandangan yang tadinya kehijau-hijauan disana sekarang telah dibungkus dengan salju sepenuhnya. Angin gunung sangat sejuk menyegarkan, dan udaranya segar bersih. Salju salju penuh bergantungan di pohon pohon. Di kejauhan, puncak puncak gunung telah berubah putih bagaikan raksasa raksasa kristal.

Dipadukan dengan kabut tebal yang melingkar-lingkar, pemandangannya bagaikan dunia fantasi. Didepan kaki saya, air mengalir dengan banyak lempengan salju diatas aliran sungai itu. Memandang salju dan mendengarkan suara arus air, berbagai perasaan muncul di hati.

Saya telah meninggalkan rombongan saya dan berjalan seorang diri tanpa bimbang jauh kedalam lembah karena suatu suara di hati telah berkata, "Pergilah seorang diri jauh kepedalaman gunung itu." Salju salju sangat halus sehingga setiap langkah saya menimbulkan jejak kaki yang dalam.

Setelah beberapa saat, saya berhenti dan melihat kebelakang tanpa dapat melihat lagi rute asal saya. Bersama dengan salju yang bersinar cemerlang, suara arus sungai yang berderu deru, dan pohon pohon yang diselimuti salju, hanya ada diri saya sendiri yang terlihat.

Saya merasa seperti telah berubah menjadi satu titik dalam alam semesta. Saya menengadahkan kepala melihat angkasa yang berwarna putih keabu-abuan. Saya memandang ke tanah yang bagaikan kertas putih bersih. Tiba tiba saya merasa kesepian. Saya telah meninggalkan segalanya, termasuk orang tua saya, teman saya, dan para siswa saya di Taiwan.

Dapatkah mereka bayangkan bahwa orang yang telah mengalami berbagai kesulitan hidup, menulis 40 buku, menimbulkan kegemparan di empat lautan, sekarang berjalan seorang diri di kedalaman lembah yang diselimuti salju di gunung Rainier? Penjelasan apakah yang saya sedang cari? Ini sulit dijelaskan dengan kata kata. Lagipula, siapakah yang dapat menjenguk isi hati dan pikiran saya?

Di saat seperti ini, suatu perasaan yang luar biasa muncul dihatiku. Saya merasakan tubuh saya bagaikan disetrum oleh listrik. Energi gaib yang luar biasa ini membuat saya hampir terengah engah menarik napas. Saya melihat angkasa yang putih keabu-abuan terbuka dan muncullah sebuah

(8)

pintu gerbang yang memisahkan bagian kiri dan bagian kanan.

Tiba tiba, langit memancarkan suatu lingkaran sinar keemasan yang menyorot diri saya. Sinar ini seperti api yang membakar tapi tidak terlalu panas.

Sinar ini sepertinya berdansa di udara namun tidak terkonsentrasikan pada diri saya. Sinar ini mengelilingi tubuh saya bagaikan asap rokok. Saya merasakan batin saya menjadi terang menyala dan hangat.

Rasanya bagaikan kesadaran saya telah menyatu dengan kesadaran langit, dan sinar ilahi dari surga dan hati saya telah menyatu dengan intim membentuk suatu makhluk baru.

Pada saat itu, saya merasakan jalan jalan langit yang halus dan aspirasi diri saya yang melimpah akhirnya tercapai! Hati saya yang sepi diubah menjadi sebuah hati yang penuh dengan roh kudus. Air mata membasahi mata saya.

Di angkasa, muncul tiga pembawa kabar. Ketiga makhluk itu berdiri berbaris dan tubuh mereka memancarkan sinar keemasan yang luar biasa.

Setiap dari mereka mempunyai mahkota emas dikepalanya dan tubuh emas mereka memancarkan kewibawaan yang anggun. Sinar emas yang menyoroti diri saya adalah sinar emas yang dipancarkan dari tubuh ketiga malaikat tersebut.

Malaikat yang ditengah berkata, "Sampaikanlah kepada orang orang tentang kebenaran, sehingga mereka dapat kembali kesini." Setelah kata kata ini, ketiga malaikat itu perlahan lahan menghilang.

Sinar emas yang menyoroti tubuh saya juga perlahan lahan menghilang. Kedua pintu dari pintu gerbang langit tertutup kembali dan kemudian ditutupi oleh lempengan lempengan salju yang melingkar lingkar. Angkasa kembali menjadi kelabu dan segalanya kembali seperti semula.

Kedua kaki saya terpendam dalam di salju. Diatas kepala dan pundak saya, terdapat berbagai mutiara kristal dari berbagai ukuran. Saya bergerak sedikit sehingga kristal kristal seperti mutiara itu jatuh semua ke tanah. Ini seperti sebuah mimpi, tapi bukan mimpi.

Saya telah melihat dengan kedua mata saya sendiri terbukanya pintu gerbang langit. Ketiga malaikat telah muncul dari pintu langit itu dan berkata, "Sampaikanlah kepada orang orang tentang kebenaran sehingga

(9)

mereka dapat kembali kesini."

Apakah ini merupakan halusinasi? "Pintu gerbang langit terbuka dan memancarkan sinar emas. Suara yang merdu mengalir di hati saya."

Ini bukanlah halusinasi. Ini adalah meterai konfirmasi. Aliran Ling-Xian yang saya perkenalkan akan tersebar bukan hanya di Taiwan tapi di luar negeri. Trompet akan berbunyi lebih keras dan lebih jelas.

Ketika ajaran rohani mulai mengalir dengan anggunnya di seberang lautan, semua orang di dunia akan menyeberang dan diselamatkan. Saya akan bekerja dengan rajin dan tekun untuk mencapai tujuan ini.

Para Budha dan Bodhisattva di dunia roh telah menaruh harapan besar pada diri saya dan telah membuka pintu gerbang langit untuk secara langsung mempercayakan saya dengan tanggung jawab ini. Bagaimana mungkin saya bersikap dingin dan terus bermimpi?

Tiba tiba, saya merasakan tanggung jawab besar yang harus saya emban. Di saat itu, saya tahu bahwa saya harus terus menulis untuk membuka segala rahasia yang diinginkan untuk dibuka oleh para malaikat itu.

Karena itu, saya terus menulis tentang dunia roh dan menggunakan mata batin saya untuk melihat dunia roh. Ini akan menjadi buku ke 41 saya, langkah ke 41 saya. Saya akan terus menulis sehingga buku buku saya akan berlimpah secara jumlah.

Saya dapat merasakan aliran Ling Xian menjelma menjadi ombak ombak raksasa di lautan yang tak terbatas. (Catatan Penterjemah: Nama 'Ling Xian Cung' adalah nama awal dari Cen Fo Cung. Nama aliran ini diubah karena terjadi pembajakan nama ini oleh sebuah grup di Taiwan) Saya dapat merasakan bahwa ini akan diikuti dengan generasi kedua, generasi ketiga, dan akan menjadi jalan kebenaran yang luas tak terhingga.

Di lantai ketiga dari tempat kediaman saya di Seattle (Amerika Serikat), saya dapat membuka jendela kamar dan melihat gunung Rainier dari kejauhan.

Gunung itu menjulang tinggi dengan megah dan anggunnya dan tetap diselimuti salju sepanjang tahun. Kadang kadang, ia diselimuti oleh lapisan kabut yang tebal. Bila saya melihat gunung itu, saya teringat saat saat luar biasa tersebut.

(10)

Gunung, air, salju, pohon pohon, arus air yang menderu, dan udara bersih, semuanya menjadi bukti bagi saya. Semuanya adalah nyata. Kebenaran ini kekal adanya. Alam alam yang lebih tinggi telah mulai memanggil. Saya adalah seorang nabi yang telah sadar. Saya juga seorang tak berarti yang menghormat dan mengabdi. (ditulis di Loteng Ling Xian, Seattle, Januari 1983)

(11)

Sebuah Telegram dari Langit

Bila saya sedang tak berdaya, saya berdoa dengan setulus hati kepada para Budha dan makhluk suci. Roh Roh dari langit ini selalu menjawab doa doa saya dan menolong saya. Saya merasakan bahwa Dunia Sinar selalu menerangi Bumi yang retak ini.

Perjalanan saya ke Australia diiringi oleh Mr. Lin Yung Mao. Kami mengunjungi kota Sydney dan Melbourne. Saya menyukai gaya hidup yang tenang dari bangsa Australia yang karena letak geografis negara mereka terpisah jauh dari dunia lain membuat mereka sangat kalem.

Namun, dalam perjalanan pulang keluar Australia, saya menghadapi masalah sulit yang belum pernah saya alami. Masalah ini muncul akibat kecerobohan dari travel agen kami. Penduduk Taiwan yang ingin mengunjungi Australia harus mendapatkan visa Hongkong. (Catatan: Pada saat itu, tidak ada penerbangan langsung dari Taiwan ke Australia sehingga orang harus ke Hongkong dulu untuk pergi ke Australia).

Dalam perjalanan kami ke Sydney, kami harus melakukan transfer pesawat di Hongkong dan karena kami cuma menunggu di daerah transit di airport, tidak ada masalah yang timbul. Tetapi, dalam perjalanan balik, flight connection membuat kami terpaksa bermalam di Hongkong.

Orang tidak diijinkan untuk tidur di daerah transit. Karena itu orang harus mempunyai visa Hongkong untuk keluar dari airport. Masalah yang harus segera ditangani adalah bahwa airport Australia tidak mengijinkan penumpang tanpa visa Hongkong untuk naik ke pesawat.

Tiket pesawat kami adalah dari Cathay Pacific Airlines. Baik airline maupun travel agen telah bertindak ceroboh. Meskipun saya menyenangi perjalanan saya didalam Australia, mengalami situasi seperti ini tidaklah menyenangkan. Di negara asing yang tak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan, kepada siapa kami harus menjelaskan masalah kami dan mengajukan permohonan?

Kami melakukan hubungan dengan pihak airline. Manager dari Cathay Pacific Airlines yang bertugas di Melbourne memberitahu kami, "Kami ingin membantu tapi kami tidak dapat karena ini adalah urusan hukum." Dengan kata lain, bagaimana orang dapat terbang ke Hongkong tanpa visa yang dikeluarkan Hongkong?

(12)

pihak airline telah berbuat kesalahan menjual tiket kepada kami tanpa visa Hongkong, mereka juga bersalah dalam menciptakan situasi ini. Sebenarnya, orang Taiwan harus mempunyai baik visa Australia maupun visa Hongkong sebelum ia dapat pergi dari Taiwan menuju Australia.

Setelah berkonfrontasi, sang manager akhirnya memberitahu kami bahwa ia akan mengirim telegram ke Cathay Pacific Airlines di Hongkong dan bahwa kami harus pergi ke airport pagi pagi sekali untuk mendapat jawaban dari Hongkong.

Mr. Lin Yung Mau menoleh kepada saya dan berkata, "Yang berhak memberi ijin untuk naik ke pesawat adalah pihak imigrasi. Bagaimana pihak airlines dapat menolong kita dalam hal ini? Saya rasa situasi kita ini tak tertolong lagi." Malam itu, Mr. Lin Yung Mao sangat kuatir sehingga tak dapat tidur.

Kedua matanya merah dan ia hampir saja menangis. Saya tetap tenang dan sebelum tidur, saya berdoa kepada makhluk suci dengan sekuat tenaga saya. Didalam hati, saya meminta dengan tulus dan berulang kali untuk suatu mujizat.

Tiba tiba, roh Bodhisattva turun dan ia mengangkat tangannya untuk menulis di udara empat huruf Mandarin yang bersinar keemasan. Tulisan itu berarti "Transit tanpa rintangan."

Saya mengcopi ke4 kata itu di sepotong kertas putih dan menaruhnya didalam saku. Lalu saya tidur dengan tenang tanpa memberitahukan hal ini kepada Mr. Lin Yung Mao.

Pada pagi dini di Melbourne International Airport, ternyata, kami memang menerima sebuah telegram yang berbunyi, "Ini untuk memberi ijin kepada Mr. Lu Sheng-yen dan Mr. Lin Yung Mao untuk naik ke pesawat menuju Hongkong. Visa dari kedua penumpang ini dijamin oleh Cathay Pacific Airlines."

Kami sangat senang menerima telegram ini, meskipun Mr. Lin Yung Mao terus berkata, "Sungguh mustahil. Sungguh mustahil..." Jadi, dengan telegram ditangan, kami melewati pihak imigrasi dan memasuki daerah boarding.

Tidak lama kemudian, kami naik keatas pesawat dan menunggu keberangkatan pesawat menuju Hongkong. Bukankah semua berjalan lancar? Tetapi ternyata urusan belum selesai sepenuhnya.

(13)

Sewaktu pesawat sudah hampir berangkat, seorang petugas imigrasi bergegas naik ke pesawat dan menghentikan keberangkatan pesawat. Sambil memegang sebuah telegram ditangannya, ia memanggil nama saya.

Telegram ini berisi pesan, "Jangan ijinkan Mr. Lu Sheng-yen naik pesawat ke Hongkong karena ia tidak mempunyai visa Hongkong. Saya terperanjat untuk mendapatkan bahwa telegram itu juga dikirim dan ditanda tangani oleh pihak Cathay Pacific Airlines.

Petugas imigrasi menginginkan kami untuk turun dari pesawat karena pesawat itu harus segera berangkat. Saya mengajukan beberapa permohonan kepada petugas imigrasi itu: pertama, mereka harus memberi saya visa Australia karena visa Australia saya telah dicabut ketika saya melewati counter imigrasi.

Kedua, karena koper saya berada didalam pesawat, saya meminta koper saya dikembalikan segera. Ketiga, saya meminta mereka mengongkosi biaya tinggal dan makan untuk tinggal di Australia sampai visa Hongkong kami dapat dikeluarkan karena saya telah menghabiskan semua uang saya.

Petugas imigrasi itu kebingungan karena ia tidak dapat memenuhi ketiga permintaan ini. Saya juga mengeluarkan telegram pertama dan menunjukkannya kepada petugas imigrasi itu. Setelah membacanya, ia merasa tercengang.

Tapi, ia berkeras akan peraturan dan meminta saya untuk turun dari pesawat. Selama 20 menit, kami berada dalam situasi yang tak terpecahkan, dengan semua penumpang pesawat memandang kami. Akhirnya, pilot pesawat keluar dari kokpit dan menjadi juruselamat saya.

Dengan tersenyum, ia mendengarkan permasalahannya dan membaca kedua telegram. Ia kemudian memberitahu petugas imigrasi itu bahwa ia akan menaruh tanda tangannya diatas sepotong kertas untuk menjamin saya. Setelah itu, sang pilot menepuk pundak saya. Pada saat itu, barulah petugas imigrasi mulai tersenyum dan berkata kepada saya, "Anda sungguh beruntung."

Sewaktu pesawat naik keangkasa dengan halus, saya mengeluarkan sepotong kertas putih yang saya simpan itu dan menunjukkannya kepada Mr. Lin Yung Mao kata kata yang tertulis: "Transit tanpa rintangan". Ternyata, mereka tidak dapat merintangi kami dari melakukan transit.

Ketika kami tiba di Hongkong, kami menyelidiki sumber dari telegram pertama. Cathay Pacific Airlines di Hongkong menyangkal dengan tegas

(14)

bahwa mereka mengirim telegram mustahil seperti itu. Mereka percaya bahwa telegram itu palsu adanya.

Dengan marah, mereka sampaikan bahwa menurut hukum internasional, sebuah airline dapat dihukum berat kalau mengangkut penumpang tanpa visa.

Karena kejadian ini, pekerja dari pihak travel agen dan pihak airline kemudian mendapat hukuman dan penurunan pangkat. (Saya menyesali tindakan hukuman yang dijatuhkan kepada mereka).

Karena vefifikasi tentang telegram dari airline itu tidak membawa hasil, saya mencari jawaban dari Roh Suci. Ia hanya tersenyum tanpa menjawab.

Ini adalah kesimpulan saya: Roh Suci pasti telah menggunakan kekuatan batinnya pada petugas pengirim telegram sehingga menyebabkan dia terhipnotis sementara waktu dan mengirim telegram tanpa menyadari tindakannya itu. Telegram dari langit.

(15)

Semua Lampu Menyala

Pada jam 2 pagi dini hari, tanggal 25 bulan 7 menurut penanggalan imlek, tahun ke 71 Republik Cina (1982), didalam sebuah rumah yang kecil dan sepi di barat laut kota Seattle, negara bagian Washington, Amerika Serikat, semua orang sedang tertidur.

Tiba tiba, semua lampu di dalam rumah menyala, termasuk lampu di kamar bawah tanah, kamar mandi, kamar tidur, ruang tamu, dan dapur. Dengan menyalanya lampu, ruangan ruangan menjadi terang bagaikan di siang hari saja.

Orang pertama yang terbangun dengan rasa was was adalah nyonya rumah, Lu Li-hsiang. Ia ingat dengan jelas bahwa ia membaca buku sambil berbaring diatas ranjang sampai tengah malam. Setelah itu, ia mematikan lampu di ruang tidur sebelum ingin tidur. Karena itu, ia bangkit dari ranjang, memakai baju luarnya, dan berjalan keluar menuju ruang tamu.

Ia terperanjat mendapatkan lampu langit langit dan lampu meja di ruang tamu keduanya menyala. Orang dapat mengerti mengapa ia dapat terperanjat. Bagaimana mungkin semua lampu menjadi menyala tanpa seorangpun menghidupkannya?

Ia menjadi takut dan tidak berani mematikan lampu lampu itu. Maka ia bergegas kembali ke ruang tidur dan tanpa mengeluarkan banyak suara kembali berbaring diranjang dan menarik selimutnya menutupi kepalanya.

Saya, yang tidur di lantai ke tiga, juga terbangun dengan lampu lampu yang tiba tiba menyala terang itu. Lampu di ruang tidur saya menyala.

Terheran-heran, saya turun ke lantai dibawah dan mendapatkan bahwa semua lampu juga menyala di ruang tamu. Saya pergi ke lantai bawah tanah dan juga mendapatkan semua lampu menyala disana. Kamar mandi dan ruang dapur juga terang.

Berjalan ke ruang tidur anak anak saya, saya dapatkan kedua anak saya, yang berusia 9 dan 6 tahun, masih tertidur meskipun lampu di ruangan mereka juga menyala. Pada saat itu, saya berpikir, mungkinkah ada seorang perampok yang telah masuk kedalam rumah kami?

(16)

Kesimpulan terakhir adalah bahwa tanpa alasan yang dapat dijelaskan --semua lampu hidup dengan sendirinya pada tengah malam.

Saya teringat sebuah film yang pernah saya tonton berjudul "Close Encounters of The Third Kind". Dalam film itu, makhluk makhluk angkasa luar datang juga datang pada tengah malam.

Semua lampu dari mobil mobil yang diparkir di luar rumah menyala dan yang lebih mengagetkan lagi, semua klakson mobil mobil itu juga mulai berbunyi nyaring tanpa ada orang yang menekannya. Kejadian selanjutnya adalah bahwa semua objek didalam rumah mulai beterbangan seolah olah tidak ada lagi gaya gravitasi bumi.

Ketika saya teringat dengan cerita film itu, saya mulai menyadari bahwa ada semacam energi didalam rumah saya itu. Saya berjalan menuju altar Budha dan duduk dengan tenang bermeditasi.

Saya mulai dengan metode menghitung pernapasan dan kemudian masuk kedalam keadaan Vajra Samadhi. Dalam keadaan ini, saya dapatkan bahwa saya telah tiba di sebuah tempat diatas sebuah kuil, yaitu vihara Bajik Terang di Taiwan.

Didepan vihara itu, sebuah upacara Dharma sedang diselenggarakan. Ternyata ini merupakan upacara 'Festival Semua Roh" (Ulambana) yang diselenggarakan oleh para siswa Ling Xian Cung di Taiwan. Banyak orang berkerumun di pekarangan vihara itu. Altar untuk festival itu telah didekorasi dengan anggun dan baik.

Seorang rahib Budhis, pendeta Ching-wu, pada saat itu sedang membentuk mudra untuk "mewujudkan dan melipat-gandakan persembahan". Maka, duduk diangkasa diatas, saya menolong rahib itu. Hari itu, disamping banyaknya masyarakat yang datang, juga banyak sekali roh roh yang datang.

Meskipun tubuh fisik saya berada di Amerika Serikat, roh saya muncul diangkasa diatas vihara Bajik Terang dan saya dapat mendengar semua pelafalan mantra dengan sangat jelas.

Saya sudah tahu sebelumnya bahwa pada tanggal 25 bulan 7 imlek, para siswa saya di Taiwan akan menyelenggarakan upacara penyeberangan roh di vihara Bajik Terang. Mereka telah mengirimkan undangan kepada saya. Tetapi, di Amerika Serikat, saya sedang sibuk dengan perencanaan konstruksi vihara "Markas Ling Xian" dan juga saya sedang ditengah tengah penulisan buku.

(17)

Yang saya lakukan adalah, sewaktu membaca mantra dalam sadhana malam hari saya, menambahkan pembacaan Maha Karuna Dharani dan Mantra Penyeberangan Roh sebanyak 3 kali dan melimpahkan jasa pembacaan mantra ini untuk kelancaran upacara di Taiwan.

Saya tidak menyangka bahwa, di tengah malam itu, semua lampu akan tiba tiba menyala. Saya juga tidak menyangka bahwa begitu saya bermeditasi, saya akan segera masuk kedalam Vajra Samadhi dan kemudian roh saya pergi secepat kilat ke vihara Bajik Terang.

Sepertinya segalanya telah diatur. Di angkasa diatas vihara Bajik Terang, awan awan yang cerah berputar putar. Ke 8 makhluk supernatural dan para pelindung dharma juga mengelilingi vihara.

Suasana sangat baik dan harmonis. Saya terus tersenyum dan menyapa siswa siswa saya itu. Mereka melihat tapi tidak melihat, mendengar tapi tidak mendengar.

Mahkota Panca Tathagata yang dipakai rahib itu terlihat sangat anggun. Pembacaan mantra juga berjalan sangat sukses. Semua siswa sedang menjalankan tata cara upacara dan bernamaskara dengan penuh hormat.

Di angkasa diatas, saya menyampaikan ceramah kepada semua roh yang hadir tentang arti hati yang welas asih, hati yang menganggap sama segala sesuatunya, hati yang tidak membeda-bedakan, hati yang murni, hati yang memandang kekosongan, hati yang penuh hormat, hati yang penuh penyesalan, dan hati yang mempunyai bodhicitta agung.

Kemudian saya membentuk mudra kesempurnaan agung dan menggunakan kebijaksanaan luar biasa dari mudra maha sempurna untuk memberkati semua roh itu dengan energi Budha.

Saya sampaikan kepada mereka tentang cara cara Tantra untuk mengangkat guru dan menerima abhiseka. Banyak diantara roh roh itu yang segera mengerti makna dharma itu dan segera dapat naik ke alam yang lebih tinggi.

Tapi, saya juga merasa sedih didalam hati karena tak ada seorang siswa saya yang hadir disitu yang dapat melihat saya. Saya tidak menyalahkan mereka karena mereka harus bekerja keras menjalankan mata pencaharian mereka seperti biasa dan tidak dapat dengan sepenuh waktu menjalankan sadhana.

(18)

Tanpa mendapatkan ke lima macam penglihatan dan ke 6 kesaktian, bagaimana mereka dapat mengerti tujuan dibalik anjuran saya yang berulang kali?

Buku yang telah saya tulis setelah tibanya saya di Amerika Serikat, "Ilmu Ilmu Rahasia Taoisme Untuk Berkomunikasi Dengan Roh", sebetulnya adalah harta tak ternilai bagi pembinaan diri. Bila seseorang melatih diri berdasarkan salah satu metode dalam buku itu, ia akan dapat mencapai keberhasilan dalam metode yang bersangkutan itu.

Saya harap mereka tidak hanya berkonsentrasi dalam pelajaran Hong-Shui saja yang hanya membahas tentang dunia fisik. Buku "Ilmu Ilmu Rahasia Taoisme Untuk Berkomunikasi Dengan Roh" adalah pengetahuan yang abadi, sementara HongShui adalah metode sementara hanya untuk dunia ini.

Saya harap mereka dapat mengerti hal ini dan tidak memuta-balikkan yang mana yang penting dan yang kurang penting. (Hanya ada satu dari siswa siswa saya yang sekedar merasakan kehadiran saya dalam kunjungan itu).

Di malam hari di tanggal 25 dari bulan 7 imlek itu, semua lampu di rumah saya tiba tiba menyala. Saya memohon penjelasan dari Bodhisattva dan mendapat penjelasan sebagai berikut, "Segala sesuatu telah diatur.

Perwujudan lampu lampu di rumahmu itu hanyalah untuk meminta rohmu untuk kembali ke Taiwan memberikan bantuan dalam upacara. Hanya itu saja."

Saya merasa sangat bersyukur atas bimbingan sang Bodhisattva dan caranya yang ahli. Tanpa kita sadari, segala sesuatu telah diatur. Kita tidak perlu memutar otak dalam mencoba melindungi barang barang milik kita dengan paksa atau tipuan. Ada sebuah ungkapan Cina,

"Jangan memaksakan segala sesuatu karena setiap orang pasti akan mendapatkan apa yang telah ditakdirkan untuk diterimanya dalam kehidupan ini."

Disini, saya berdoa dengan setulus tulusnya kepada Bodhisattva Kwan Im Seribu Tangan Seribu Mata, semoga sang Bodhisattva menggunakan seribu tangannya untuk menolong para siswa saya dan menggunakan seribu matanya untuk menerangi jalan mereka.

(19)

Dorongan dari Belakang

Dalam ilmu ramalan "Pe Ji" (Pa Ce; 8 karakter; ilmu ramalan Cina yang berdasarkan tahun, bulan, tanggal, dan jam kelahiran seseorang dimana setiap dari 4 data ini mempunyai 2 subdata yaitu unsur langit dan unsur bumi), ada kategori yang dikenal sebagai "mudah melihat hantu". Ini terjadi bila kombinasi dari ke 8 karakter menunjukkan bahwa roh utama (roh sentral) diserang atau dilukai dan tidak memiliki perlindungan yang kuat.

Orang yang terlahir dalam kategori ini sangatlah lemah kekuatan batinnya dan tidak mempunyai energi positif ('yang') yang cukup. Ketika orang orang ini menghadapi kekuatan negatif, energi mereka terhisap, dan mereka sangat mudah melihat hantu.

Saya juga pernah menyebutkan bahwa meskipun energi 'yang' seseorang kuat, adakalanya energi 'yin' dapat menguasai. Melemahnya energi 'yang' seseorang menunjukkan kedatangan penyakit atau bahwa keberuntungan seseorang berada pada titik terendah. Penglihatan akan hantu dan roh oleh orang orang ini merupakan pertanda bahwa kehidupan mereka sebagai manusia sudah mendekati ajal atau bahwa mereka akan segera menghadapi bencana.

Namun, ada pula sekelompok orang lain yang dapat melihat roh dan hantu. Mereka adalah orang orang istimewa yang membina rohani mereka dan telah mendapatkan mata batin. Didalam proses bersadhana (pembinaan rohani), seseorang bisa mendapatkan mata batin dan bila sudah mencapai tingkat itu, semua roh dan hantu dapat terlihat olehnya. Fenomena fenomena supernatural menjadi hal hal biasa baginya.

Misalnya, data 'Pe Ji' (Pa Ce) saya sendiri menunjukkan energi diri yang kuat dan penuh (yang bertolak belakang dengan kategori 'mudah melihat hantu'). Namun, saya dapat melihat roh dan hantu tanpa perlu menguatirkan apapun. Saya sehat secara fisik dan mental, dan segalanya berjalan baik dalam hidup saya.

Diantara kawan kawan saya yang berkebangsaan Amerika, ada sebuah pasangan yang bernama Wayne dan Mary. Suatu kali mereka mengadakan 'garage sale' (sebuah cara populer di Amerika Serikat dimana seseorang menjual barang barang bekas pribadi di ruang garasi mobil di rumah sendiri). Kami datang melihat lihat.

Ketika saya melihat wajah Mary, saya segera tahu ada yang negatif tentangnya. Ada awan hitam pada keningnya yang menunjukkan keterlibatan dengan energi negatif. Bila energi negatif ini tidak disingkirkan,

(20)

bencana dapat terjadi pada dirinya. Tetapi, saya tidak begitu mengenal Mary karena hanya bertemu beberapa kali saja. Saya tidak merasa cukup akrab untuk memberitahukannya tentang kecurigaan saya ini.

Tidak lama kemudian, saya mendengar kabar bahwa Mary telah masuk ke rumah sakit. Ternyata, ketika ia sedang menuruni tangga rumah ke lantai bawah tanah, ia tiba tiba terpeleset dari tangga. Kakinya patah dan harus dibalsem.

Kening (cakra dahi) yang diselimuti dengan awan hitam yang tebal menunjukkan meningkatnya energi negatif dan melemahnya roh utama (roh sentral) seseorang. Bila dalam keadaan demikian seseorang didorong dari belakang oleh hantu, sudah beruntung bila tidak mengalami kematian.

Suatu hari, pasangan Amerika ini datang mencari saya. Mary berjalan terpincang pincang. Didalam pembicaraan kami, saya akhirnya mendapatkan sebab dari 'kecelakaan' yang dialaminya. Ternyata mereka tinggal di sebuah rumah yang mereka beli setahun sebelumnya. Pemilik lama dari rumah itu adalah seorang lanjut usia yang sangat memperhatikan rumah berbata merah itu dan mati disana.

Setelah kematiannya, putranya menjual rumah itu kepada Wayne. Wayne memberitahu saya bahwa ketika mereka memasuki rumah itu, mereka merasakan suatu keanehan di udara. Tinggal di rumah itu, mereka merasa mudah lelah secara luar biasa. Kadang kadang mereka dapat melihat sekelebat bayangan hitam bergerak di dalam rumah dan sering mendengar suara berbagai barang. Bila sedang duduk di sofa di ruang tamu, mereka dapat merasakan sebuah bayangan hitam berjalan didepan mereka.

Bukan cuma Wayne dan Mary yang dapat memberikan kesaksian tentang kejadian kejadian ini. Saya dan istri saya juga telah mengalami pengalaman yang mirip. Ketika kami baru tiba di Seattle, rumah yang kami tinggali cukup luas untuk dua orang dewasa dan dua anak anak dan terlihat baru karena telah direnovasi ulang.

Dalam buku terakhir saya, "Ilmu Ilmu Rahasia Taoisme Dalam Berkomunikasi Dengan Roh", saya mengisahkan tentang bagaimana saya bertarung dengan hantu hantu yang tinggal di rumah itu. Suatu kali, istri saya, Lu Li-Hsiang, sedang menuruni tanggal ke lantai bawah tanah ketika sebuah tangan tiba tiba mendorongnya dari belakang sehingga terpeleset dari tangga. Rasa sakit yang dideritanya sangat besar sehingga ia menangis dan meraung dengan air mata membasahi pipi.

Ia tidak cukup kuat untuk naik tangga ke lantai atas lagi ataupun untuk berteriak keras memanggil. Untungnya, saya sedang berada di rumah

(21)

pada hari itu dan dapat segera menolongnya. Saya segera menggunakan minyak obat Cina khusus untuk luka luka jatuh dan berdarah dan dengan berkat para Budha dan Bodhisattva, ia hanya mengalami salah urat dan tak ada patah tulang. Kakinya bengkak dan ia kesakitan selama seminggu. Namun, akhirnya sembuh dengan sendirinya. Istri saya bertanya kepada saya apakah rumah kami itu berhantu dan saya katakan tidak.

Tetapi sesungguhnya memang rumah kami itu dihantui oleh dua hantu Amerika. Karena tingkah laku keterlaluan mereka berlanjut dan menimbulkan banyak masalah, maka saya terpaksa menggunakan Palu Vajra Tantra untuk mengusir mereka dari rumah kami. Kedua hantu itu tidak tahu bahwa Lu Sheng-yen adalah seorang 'ghostbuster' (pemberes hantu) dan mengira dapat mempermainkan kami.

Saya dapatkan bahwa sebagian hantu hantu Amerika mempunyai kebiasaan buruk menipu, membuat kesulitan, dan mempermainkan manusia, sambil menertawakan mereka yang menjadi korban. Hantu hantu ini terutama sekali suka mendorong dari belakang seseorang yang sedang menuruni tangga. Sang korban mungkin menyangka bahwa mereka sendiri yang ceroboh tanpa menyadari bahwa seorang hantu yang sesungguhnya mendorong mereka.

Disamping itu, hantu hantu Amerika suka membuat banyak suara seperti berpesta disko saja. Ternyata bahkan di negara yang sangat materialistis dengan kemampuan teknologi ruang angkasa, energi nuklir, dan pengaruh besar di dunia ini, masalah masalah yang disebabkan oleh hantu hantu dapat menyaingi negara negara lainnya di dunia.

Lambat laun, orang orang mulai mengetahui tentang kekuatan batin saya dan kemampuan saya untuk melihat dan mengusir hantu. Sepertinya orang orang seperti saya ini dibutuhkan untuk mengontrol hantu hantu pengganggu di Amerika ini. "Mendorong dari belakang" adalah semacam kebiasaan dari para hantu pengganggu ini, dan saya menggunakan ilmu Palu Vajra Tantra untuk mengusir mereka.

Kemudian, saya menggunakan air suci Taois untuk membersihkan rumah itu. Terakhir, saya menaruh sebuah hu 'lima petir' di rumah sehingga hantu hantu yang berniat jahat tidak dapat memasuki rumah. Para hantu pengganggu ini suka melihat sang korban menangis sambil mentertawakan mereka, maka saya ingin mereka merasakan sendiri bagaimana rasanya menangis.

(22)

KumaraJiwa (Hati Bocah) Dekat Dengan Tao

Tanggal 28, bulan 9, tahun 1982, adalah hari GURU. Pagi pagi saya menerima surat dari Taiwan, dari seorang bocah bernama Cang Yu Cuin. Ia mengangkat guru kepada saya semenjak saya masih di Taiwan. Wajahnya ganteng. Otaknya pintar sehingga selalu nomor satu dalam pelajaran sekolah. Bocah ini adalah orang yang mempunyai pengalaman gaib (rohnya sensitif).

Sebagai contoh, kakek neneknya adakalanya menelpon nya. Ia tinggal di kota Tai-Chung. Kakek neneknya tinggal di kota Pien Tung. Sewaktu menelpon si cucu, si nenek suka menyuruh cucunya menebak ia sekarang sedang memakai baju warna apa. Si cucu menggunakan insting nya dapat mengetahui bahwa si nenek sedang memakai baju berwarna hijau apel. Segalanya dapat ditebaknya dengan tepat. Ia pun dapat melihat makhluk halus. Saya pernah berjanji kepadanya bahwa saya akan membantunya naik ke tingkat suci.

Dibawah ini adalah suratnya: Guru yang terhormat dan terkasih,

Hari ini adalah peringatan HARI GURU. Saya hanya mengirim sebuah kartu ucapan selamat HARI GURU karena saya sangat hormat kepadamu.

Saya beruntung bisa masuk ke sekolah menengah yang terletak di perut gunung dengan pemandangan indah, sebuah tempat yang cocok untuk menjadi tempat belajar. Cuma, sayang tempat ini jauh dari rumah tempat tinggal saya, bolak-balik sekolah memakan waktu yang lama.

Saya masih memohon petunjuk Guru mengenai dunia roh. Terima kasih kepada Guru yang sungguh sabar. Saya akan rajin sekolah. Salam saya untuk Se-Mei dan Se-Ti. [Yang dimaksud disini adalah putra putri Master Lu.]

Sajak dalam kartu ucapan:

Jalan Dunia bercabang-cabang Lautan manusia bagaikan perahu membuka layar. Jarum selatan lagi dipeluk. Mendongak melihat Guru Tao yang tinggi, Terima kasih, wahai Guru yang terhormat dan tercinta, Semoga kau selalu bahagia.

(23)

Saya sering merasa bahwa hati bocah yang tulus sungguh dekat dengan TAO. Kemurnian bocah, itulah hati yang baik. Tidak tergoda ketenaran nama. Bila demikian, baru bisa menjalankan bhavana. Harus wajar dan alami seperti hati bocah. Hati bocah seringkali "gentleman". Hati orang dewasa seringkali kerdil. Kalau kita bisa kembali ke hati bocah yang tulus, barulah bisa SADAR.

Orang yang telah mengerti TAO tidak lagi mempunyai keinginan DUNIAWI, namun Wibawa nya akan muncul dengan sendirinya. Sebaliknya, kelicikan merupakan siluman. Bila menyebut diri sudah berlatih sukses tapi hatinya masih penuh tipu muslihat, itu artinya sudah terperangkap MARA.

Saya ingin bocah Chang Yu Cuin ini tetap berhati bersih. Janganlah hatimu ternoda oleh keinginan dan kotoran duniawi. Tidak berhati palsu sungguh sangat penting. Untuk menyelami TAO, haruslah berhati tulus, welas asih, dan mempunyai tekad yang kuat.

Surat ini juga dimaksudkan supaya dibaca oleh semua siswa saya. Meski saya ada di Amerika, saya tetap memperhatikan bhavana para siswa saya. Dalam menjalankan bhavana, penting untuk menjaga hati, jangan terlibat dalam perebutan kekuasaan. Bila tidak bisa mempertahankan hati yang suci, berarti memperbesar resiko terperangkap MARA.

Ada upacara dharma di Ming-Te-Kung yang telah berlangsung sukses. Sebelumnya, mereka telah memohon adisthana saya. Sesudah upacara, saya sudah tidak lagi mendengar apa apa dari mereka. [Catatan: Kalimat ini berkaitan dengan artikel "Semua Lampu Menyala" di awal buku ini yang mengisahkan perjalanan astral Maha Guru Lien Shen ke Taiwan untuk mendukung penyelenggaraan upacara ulambana yang diadakan oleh para siswa beliau.]

Ada beberapa murid yang sebetulnya sangat saya perhatikan. Tapi, setelah saya pergi ke Amerika, sudah tidak lagi mendengar kabar dari mereka. Aneh sekali. Apakah hati suci kalian telah hilang bersama dengan kepergian saya ini? Apa kalian sudah kalah dengan seorang bocah cilik?

(24)

Menghindar Dari Murid Pengkhianat Bintang Kelabang

Saya pernah katakan bahwa di dunia ini saya mengagumi 2 tempat sebagai tempat untuk mengasingkan diri. Yang pertama di Jepang di kota Han Kuan di vihara Tang Chuan Se. Yang kedua di Seattle, Amerika Serikat. Ke 2 tempat ini mempunyai persamaan yaitu membuat kita merasa seperti di kebon buah dewa di surga, keduanya adalah kota kecil dengan pemandangan yang indah. Ini adalah perasaan hati saya.

Saya pernah tanya kepada Bodhisattva, kapan saya boleh mengasingkan diri?

"Bila kau melihat di langit ada bintang kelabang, itulah saatnya mengasingkan diri."

"Apa arti bintang kelabang itu?"

"Ia adalah muridmu, seorang wanita, seorang pengkhianat, bersifat perusak. Hati-hatilah sewaktu ia telah mendekatimu. Salah satu cara menghindar dari daya rusaknya adalah mengasingkan diri. Dia akan melontarkan fitnah, bicara yang bukan-bukan, bergosip yang bukan-bukan. Bila kau tidak mempunyai keinginan, maka daya rusaknya dengan sendirinya hilang."

Banyak siswa saya tidak mengerti mengapa sewaktu saya lagi naik daun di Taiwan -- malah saya mengasingkan diri ke Amerika Serikat. Jawabannya adalah karena tuan San San Chiu Hou mengajarkan saya sebuah ilmu gaib yang sangat rahasia tentang bagaimana melihat langit. Saya memandang langit di Barat untuk melihat nasib saya, di sebelah kiri muncul sebuah bintang kecil berbentuk kelabang. Itulah sebabnya saya meninggalkan Taiwan.

Ucapan Budha tidak pernah dusta. Saya tahu siapa orang bintang kelabang ini, siapa dirinya di masa lampau dan di masa sekarang. Orang itu memang murid saya. Sikapnya selalu ingin menang sendiri, suka mengadu domba orang, suka memaksa, suka berperkara dengan berbagai pihak. Saya pernah menasihatinya untuk jangan berkonflik, bahwa permusuhan mudah dibuat tapi susah untuk diselesaikan, bahwa kalau dapat memaafkan orang, lebih baik bersikap pemaaf.

Namun, bila gunung masih bisa diubah, ternyata adat manusia lebih sulit diubah. Pikiran nya sempit. Ia tetap bertingkah laku seperti biasanya. Saya berusaha menggunakan metode Budha untuk mengubahnya, tapi

(25)

mulutnya sungguh beracun, hatinya bagaikan kelabang, sangat beracun. [Pada suatu hari, suami dari wanita ini melakukan perselingkuhan, namun anehnya Maha Guru Lien Shen yang dituding sebagai biang keladi nya.] Apakah perselingkuhan nya itu harus seijin saya? Saya tidak apa-apa memikul karma karena Budha ingin saya dapat bertahan menghadapi situasi situasi yang orang lain tidak bisa tahan.

Saya pergi mengasingkan diri ke Amerika Serikat, dengan sendirinya fitnahnya juga akan lenyap setelah saya pergi. Saya tidak merindukan ketenaran nama saya di Taiwan. Terhadap para siswa yang berkeberatan berpisah dengan saya, saya hanya bisa mengatakan bahwa tak ada perjamuan yang tidak bubar.

Seumur hidup saya, baru sekarang ini saya merasakan berbahayanya mulut beracun dari seseorang. Sungguh menyeramkan, membuat mata saya terbuka dan sadar. Saya bertanya kepada Budha, "Apakah ada pembalasan karma untuk orang orang berhati kelabang seperti dia?"

Kata Budha, "Biarlah perutnya tetap bergeser di tanah. Biarlah giginya tetap tajam. Biarlah mulutnya tetap beracun. Biarlah ia terus mengadu-domba seperti ular. Biarlah ia selalu menggigit setiap kali bertemu sesuatu. Ia akan terlahir kembali menjadi seekor ular panjang. Itulah pembalasan karma nya." Mendengar hal ini, saya langsung MELINANGKAN AIR MATA.

(26)

Kwan Im Menolong Di 10 Penjuru Tanpa Pilih Kasih

Di Vihara Ling-Xian (Markas Ling-Xian) di Seattle (Amerika), di altar utama vihara, ada pratima (patung) Avalokitesvara Bodhisattva (Kwan Im) yang diapit oleh Wei-To (Skandha Bodhisattva) dan Kwan Kong (Yang Mulia Cia Lan). Lebih ke kanan lagi, ada Yao Che Cing Mu dan beberapa dewa. Lebih ke kiri, ada Ksitigarbha, dan dakini.

Pratima Avalokitesvara ditempatkan di posisi sentral karena jodohnya yang sangat besar dengan umat manusia. Kwan Im adalah seorang Budha masa lampau yang menjelmakan diri sebagai Kwan Im demi menolong umat manusia. Hati welas asih Nya yang besar menjelmakan ribuan tangan ribuan mata di 10 penjuru untuk menyadarkan hati manusia agar berpaling pada Budha (Tao). Mantra Nya, Maha Karuna Dharani, sungguh bisa menghindarkan manusia dari kejahatan dan penyakit, sungguh merupakan Dharma yang benar yang dapat cepat mengangkat manusia ke tanah suci Budha.

Patung Kwan Im, Wei-To, dan Kwan Kong di vihara Ling-Xian berasal dari kota Tai-Chung (Taiwan) dan disumbangkan oleh seorang murid saya yang bernama Wang Se Ling. Rupang rupang ini dikirim ke Amerika dengan kargo laut.

Setibanya rupang ini di Amerika, begitu dikeluarkan dari kardus dan didudukkan secara benar, meskipun belum di "kay-kuang" (diresmikan, di-"isi"), sudah menimbulkan kegaiban. Ada seorang wanita Amerika keturunan Norway bernama Jone dan berusia 50 tahunan yang bekerja sebagai staff kami. Begitu ia melihat rupang Kwan Im tersebut, langsung merasa sangat terharu sehingga terus mencucurkan air mata, sepertinya ia telah bertemu dengan seorang sahabat lama.

Sambil menangis, sekujur badannya pun sampai gemetar, bagai orang yang baru saja terbangkitkan rohnya. Ia kemudian bercerita bahwa sewaktu ia masih kecil, 40 tahun yang lalu, ia bisa melihat Budha. Ayahnya berkata, "Pergilah ke gereja. Hanya Tuhan Yesus yang dapat menolongmu." Tapi, yang ia lihat bukanlah Yesus namun berwujud makhluk suci lain. Di dalam hati, ia tahu bahwa makhluk suci yang ia lihat bukanlah Yesus.

Sekarang, sewaktu ia melihat rupang Kwan Im yang baru dikirim ke Amerika itu, ia menjadi kaget karena wujud itu persis sama seperti yang ia lihat sewaktu masih kecil. Kwan Im menampakkan diri kepadanya pada waktu ia masih kecil karena mengetahui bahwa ia berjodoh dengan ajaran Budha. Rupang Kwan Im tersebut bermodel berdiri diatas teratai, dengan Budha diatas kepala Nya. Tangan kiri memegang botol air suci, tangan kanan memegang dahan yang-liu.

(27)

Raut mukanya sangat anggun berwibawa, agak tertawa. Sewaktu saya tiba di vihara Ling-Xian pada hari itu, secara insting, saya telah menyadari bahwa sinar Bodhisattva telah menyorot pada rupang itu, meskipun acara "kay-kuang" (pembukaan mata rupang) secara resmi belum dilakukan. Itu sebabnya, begitu rupang ini ditaruh di meja, bisa mempunyai kekuatan roh yang membuat staff kami itu langsung menangis haru.

"Dewa Tiongkok inilah yang harus saya puja. Di kemudian hari, ia pasti bisa menolong Amerika. Kekuatannya sungguh luar biasa." Demikian kata Jone.

Saya sungguh merasa bahwa dalam membabarkan Dharma Budha dan menjalankan misi penyelamatan, Kwan Im bersifat universal, tidak pilih kasih dan pilih tempat. Ini berbeda dengan agama Yahudi yang menyebut bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah dan bangsa bangsa lain sebagai orang kafir.

Budha tidak pilih kasih, tidak membedakan warna kulit dan suku bangsa. Itu sebabnya, Dharma Budha bisa menyebar dari India ke negri Tiongkok lalu ke Jepang, ke Korea, dan terus ke barat dan negara negara lain.

Sikap tidak mau menyebar-luaskan Dharma Budha, bukankah itu terlalu egois? Itu sebabnya membangun vihara di Amerika (seperti vihara Ling Xian) merupakan suatu hal yang luhur. Benih dan Dharma Budha memang sudah seharusnya disebarkan di tempat yang belum mengetahui Dharma Budha.

Dharma Budha bukanlah milik pribadi seseorang, bukan pula milik sebuah bangsa tertentu. HARAP INGAT! Di bawah kolong langit ini, Dharma Budha adalah milik semua insan. Sungguh kasihan orang orang Barat yang belum pernah mendengar ajaran Budha. Bukankah mereka sepatutnya menerima Dharma Budha?

Di Los Angeles (Amerika Serikat), sudah ada Vihara Menara Putih dari Biksu Xing Yun, vihara Kwan Im dari U-Mei-Ing, juga Vihara Sinar Dharma. Di San Francisco, ada "Kota 10 Ribu Budha" dari Master Hsuan Hua. Di Kanada, ada "Perkumpulan Budhis Sedunia". Biksu Si Chen juga membangun vihara. Demi menyebarkan Dharma Budha, U-Mei-Ing khusus telah datang menemui saya dalam rangka membangun cabang vihara Kwan Im.

Saya sendiri ingin membangun vihara di Seattle karena di Seattle sama sekali belum ada vihara Budha, hanya ada 1 kelenteng Jepang. Bila

(28)

orang Tionghoa saja yang mayoritas beragama Budha tidak mempunyai rumah ibadah disini, apalagi untuk orang Barat? Vihara Ling-Xian di Seattle akan menjadi rumah ibadah dan sumber Dharma Budha bagi orang orang Tionghoa penganut agama Budha disini, juga akan berfungsi untuk memperkenalkan keagungan Dharma Budha kepada Amerika.

Ini baru sesuai dengan niat Budha dan Bodhisattva yang ingin membabarkan Dharma di seluruh penjuru. Orang yang mendiskriminasi soal lokasi adalah seperti ikan yang berenang di dalam air, sama sekali tidak menyadari bahwa burung terbang di langit.

Saya dapat melihat masa depan yang cerah dari vihara Ling-Xian. Suksesnya sungguh tiada batas. Rupang Kwan Im, meski belum di "kay-kuang", sudah bisa membuat 1 orang Barat menjadi demikian terharu merasakan kesaktian Kwan Im. Agama Budha memang sudah ditakdirkan akan menyebar ke Amerika. Tahun 1982, bulan 8 lunar, tanggal 10, rupang Kwan Im itu resmi di "kay-kuang". Keajaiban Kwan Im yang lebih besar lagi akan terjadi.

(29)

Roh Ahli Kungfu

Saya teringat bahwa suatu kali saya mengunjungi sebuah vihara besar di Taipeh untuk menonton acara yang di-istilah-kan "jotosan dewa" (adu kungfu gaya dewa). Lokasi vihara ada di Siong-san. Di vihara tersebut, ada banyak medium yang mahir memperagakan jurus jurus "jotosan dewa".

Pada malam itu, di vihara tersebut, lampu lampu dinyalakan semuanya. Semua pintu ditempeli Hu. Tambur dan genderang dipukul lantang. Ada biksu di panggung sedang membaca mantra. Di lapangan bawah, berdiri 7 orang jagoan yang bertelanjang dada. Mereka semua memakai ikatan kepala yang bersulamkan Pat-Kwa. Banyak orang yang sudah berkerumun siap menonton, termasuk saya.

Saya berdiri di bawah sebuah tiang naga, dengan tenang menunggu dimulainya acara adu kungfu dewa ini. Konon, dalam acara seperti ini, jurus jurus kembangannya sangat banyak, sangat menarik untuk ditonton. Tambur dan genderang sangat keras dibunyikan. Si biksu mendadak berteriak dan membakar Hu pengundang dewa, lalu mulai menotol-notol ke 7 jagoan. Semua orang terpaku memandang. Dalam sekejab, para roh sudah mulai memasuki ke 7 jagoan itu. Badan mereka mulai gemetar, dari gemetar kecil menjadi gemetar keras. Tiba tiba mereka meloncat saling memisahkan diri.

Saya tegas melihat, di posisi timur, seorang jagoan berdiri dengan gaya ayam emas. Tangannya seperti memegang tongkat. Wah, rupanya Li Tieh Kuai (dewa mabuk, salah seorang dari 8 Dewa).

Si jagoan di posisi barat tampak tenang. Kedua tangan ditaruh di belakang. Cara jalannya unik. Saya langsung tahu bahwa ini adalah gaya Lu Tong Pin (pendekar pedang, salah seorang dari 8 Dewa).

Jagoan di posisi selatan, badannya tinggi besar, berjalan seperti gaya busur panah. Tangannya seperti memegang golok besar. Satu tangan lagi seperti memegang jenggot. Ini pasti Kwan Kong.

Jagoan di posisi utara, begitu ber-aksi, langsung memamerkan jurus Shao-Lin. Ini pasti Bodhidharma (Tat-Mo-Cou-Su).

Ada 3 jagoan di posisi sentral. Yang satu bergaya Nacha, si dewa cilik. Yang kedua bergaya Ol-Lang-Shen (Dewa Bermata Tiga Penjaga Sungai yang biasa dikawal anjing langit). Yang ketiga jelas sekali bergaya Sun Go Kong.

(30)

7 pendekar ini kemudian mulai bertarung, mengeluarkan jurus jurus yang sangat lincah. Posisi mereka berubah-ubah. Adakalanya mereka meloncat tinggi. Adakalanya mereka tiarap. Adakalanya mereka menyapu kaki lawan. Bila mereka sedang saling berhadapan muka dengan muka, mereka segera saling soja (memberi hormat).

Adakalanya mereka seperti bercanda, saling berpukulan ringan beberapa kali. Semua orang seperti menahan napas menonton. Tontonan semenarik ini memang jarak ada. Masing masing pendekar mempunyai jurus yang unik.

Saya mengkonsentrasikan diri membaca mantra cakra emas di dalam hati. Tak ada yang memperhatikan saya bergumam membaca mantra. Namun, tiba tiba ke 7 pendekar yang sedang beradu ilmu itu semuanya menengok ke saya. Lalu, satu per satu mendatangi saya untuk bersoja.

Saya menjadi kaget, tidak tahu harus bagaimana kecuali balas bersoja kepada mereka. Sewaktu saya melirik ke panggung dan sekeliling ruangan, saya melihat si biksu dan para hadirin sedang memandang saya dengan heran. Saya benar benar merasa tidak enak hati. Muka saya memerah. Tergesa-gesa saya keluar dari kerumunan itu.

Pembaca mungkin mengira, Lu Sheng Yen ini terlalu sombong. Lu Tong Pin, Li Tieh Kuai, Kwan Kong, Tat Mo Cou Su, Nacha, Ol Lang Shen, dan Sun Go Kong, semuanya bersujud kepada Lu Sheng Yen. Kalau begitu, Lu Sheng Yen ini, penjelmaan makhluk suci apa?

Harap para pembaca tidak menjadi salah paham. Saya tidak berani mengatakan bahwa saya lebih besar dari ke 7 dewa tersohor yang disebutkan diatas. Tapi saya berani mengatakan bahwa ke 7 roh ahli kungfu yang menempel di badan para medium itu bukanlah 7 dewa yang asli. Mereka hanya mengaku dan berpura-pura saja sebagai 7 dewa, padahal mereka adalah siluman. Begitu saya membaca mantra, mereka langsung menyadarinya sehingga datang menyalami saya.

Memang, pada umumnya, dalam acara "jotosan dewa", yang datang menempel pada tubuh medium adalah siluman (asura) yang berpura-pura dan meminjam nama dewa dewa tenar. Adakalanya, mereka suka membuat ulah.

Ada orang bertanya kepada saya, apakah itu benar benar roh ahli kungfu. Saya jawab, bisa benar bisa tidak. Bisa disebut benar kalau si medium sebenarnya sama sekali tidak bisa kungfu dan menjadi bisa kungfu begitu ditempel. Perlu diketahui pula bahwa ada roh ahli kungfu yang bisa kebal senjata, bisa berjalan di atas api, berjalan di atas pedang sehingga

(31)

membuat orang menjadi percaya akan dunia roh. Banyak orang terpesona dan senang melihat pertunjukan seperti ini.

Kalau tidak punya 5 jenis mata dan 6 jenis kemampuan gaib, maka orang sulit mengenali keaslian roh yang datang menempel, apakah benar dia itu Amitabha, Ksitigarbha, atau Indra, seperti yang diakuinya. Yang palsu sangat banyak. Yang asli sangat sedikit. Kebanyakan roh yang menempel pada medium adalah roh tingkat rendah, roh yang dekat dengan frekwensi manusia, seperti misalnya dewa tanah. Roh tingkat tinggi tidak suka manusia yang kotor sehingga tidak akan datang menerima undangan dari orang orang yang kacau balau.

Mengundang roh pendekar untuk hiburan sih memang kebiasaan umum yang sering dipraktekkan. Misalnya, di waktu bulan 8 tanggal 15, sudah menjadi kebiasaan bagi bocah bocah Taiwan untuk mengundang roh katak sehingga setelah ditempel, mereka bisa meloncat-loncat dan bersuara seperti katak.

Namun, sangat berbahaya melakukan permainan ini di atas balkon. Kalau loncat kebawah, habislah nyawa. Kalau mau membuat sadar seseorang yang ditempel roh katak, semprot saja mukanya dengan air. Orang yang hamil dan yang sedang berkabung dilarang bermain seperti ini karena bisa mengundang hawa maut. Ini merupakan peraturan penting.

Apakah dunia roh ada? Saya katakan ada. Bila ada orang bilang dunia roh itu tidak ada, itu karena ia sendiri tidak pernah merasakannya. Dunia roh mengandung banyak kegaiban.

(32)

Menyembuhkan Orang Gila

(Judul asli: Dharma Esoterik Bagai Pelangi Di Angkasa)

Seorang pembaca dari Hongkong yang bernama Pang Wei Sing menulis surat kepada saya sebagai berikut:

Maha Guru Lu Sheng Yen, sudah lama saya mendengar nama besar anda dan mengagumi anda. Saya bernama Pang Wei Sing, seorang penganut agama Budha yang bersarana kepada Maha Guru Si Chen. Saya rasa seumur hidup saya tidak pernah membuat kesalahan besar, tapi mengapa langit menurunkan bencana yang sangat besar kepada saya?

Istri saya bernama Ling Cing Fang, berusia 35 tahun, dan lahir pada bulan 3 tanggal 10. Saya menikah dengannya 12 tahun yang lalu dan semula hidup berbahagia. Setelah menikah selama 2 tahun, mendadak istrinya berubah sifat. Di malam hari, ia tidak bisa tidur. Ia tidak enak makan. Ia suka kaget dan berteriakteriak. Wajahnya selalu murung.

Adakalanya saya dilihatnya sebagai musuhnya yang ingin dibunuhnya. Adakalanya ia tidur ditengah jalan sepertinya ingin membunuh diri. Istri saya sebenarnya berparas cantik. Tapi, karena 10 tahun terus menerus sakit seperti ini, rambutnya telah memutih, dan wajahnya telah berkeriput, terlihat sangat menyeramkan.

Saya telah menemaninya selama 10 tahun sehingga adakalanya saya merasa bahwa mati itu lebih baik daripada hidup. Ia sudah pernah diperiksa oleh dokter jiwa tanpa hasil. Pernah pula saya meminta tolong kepada orang di rumah ibadah. Katanya ia disantet, tiada guna berobat. Kami juga pernah minta tolong kepada Maha Guru Lin Yun. Menurutnya, hongshui rumah kami salah.

Kami telah menuruti nasihatnya, namun kondisi istri saya malah menjadi lebih parah, satu menitpun tidak bisa tenang. Ketidak-warasan nya selama 10 tahun itu telah menghabiskan uang, waktu, dan tenaga yang sudah tak terhitung lagi. Sebenarnya saya sudah putus asa, tapi beberapa teman kemudian membawakan buku anda kepada saya. Setelah membacanya, saya yakin bahwa hanya anda yang bisa menolong istri saya. Saya memohon bantuan Maha Guru. Harap jangan menolak. Tertanggal: bulan 7 tahun 1982.

Jawaban Maha Guru Lien Shen Lu Sheng Yen: Sewaktu saya menerima surat ini, saya sudah berada di Amerika Serikat. Surat tersebut

(33)

dititipkan kepada seorang biksu yang kemudian membawanya kepada saya. Di rumah, saya mempersiapkan altar Vajra Rahasia. Saya bacakan Maha Karuna Dharani sebanyak 1008 (seribu delapan) kali.

Saya gunakan pula Mudra "Si Cai Ta Shou Ing" (Santika) yang diajarkan kepada saya oleh "tuan San San Chiu Hou". Sudah 2 tahun saya melatihnya. Jumlahnya 108 jurus. Satu per satu saya gunakan tanpa putus-putusnya. Mudra 108 jurus yang luar biasa ini bukan seperti yang digunakan Lin Yun yang hanya bermudra duniawi (paustika) dan sekedar digunakan untuk difoto orang.

Saya mencurigai kemanjuran mudranya itu. Saya pernah belajar mudra yang digunakan Lin Yun itu; seharusnya ada 108 jurus, barulah dianggap sukses dan sempurna. Apakah Lin Yun memahami mudra ini atau tidak, itu merupakan sebuah tanda tanya di hati saya.

Mudra "Si Cai Ta Shou Ing", begitu dimainkan, memunculkan sinar merah yang keluar lewat ujung jari dan dari telapak tangan maupun punggung tangan. Sinar merah ini menyorot ke pasien wanita yang dikisahkan dalam surat. Ada sekumpulan hawa hitam yang menyelimuti si pasien wanita langsung terdorong oleh sinar merah ini sehingga mulai buyar. Sadhana ini saya jalankan sehari sekali selama 37 hari, menggunakan 108 jurus mudra ini, membaca Maha Karuna Dharani serta Mantra Vajra Jejak Rahasia (Mi Ci Cingkang Cou).

Saking hafalnya akan mudra ini, saya tidak perlu berpikir lagi sewaktu melakukannya jurus demi jurus. Sekujur badan saya menjadi penuh dengan daya roh. Sepertinya sudah bukan saya lagi yang melakukan tarian mudra ini. Saya telah menjelma menjadi Vairocana Budha yang mana nya sinarnya bagaikan pelangi di angkasa yang dari Amerika menuju rumah si pasien, mendorong hawa hitam di dirinya sehingga menjadi buyar.

Si pasien kemudian dipenuhi dengan sinar merah. Setelah 1 bulan, datang surat dari suaminya itu dengan melampirkan check sebesar $100 dollar Amerika. Suratnya berbunyi demikian:

Guru besar Lu Sheng Yen, terima kasih bermilyar-milyar kali. Di rumah, saya bersujud ke arah anda sampai ratusan kali. Selama-lamanya saya akan mengingat budi baik anda. Saya tidak akan melupakan anda. Saya akui bahwa saya telah menangis terharu karena apa yang terjadi. Sudah 10 tahun saya berharap ke langit. Hari ini, akhirnya saya tertolong juga. Istri saya, 2 minggu yang lalu, mendadak bisa tidur 2 hari 2 malam. Setelah bangun, ternyata ia sudah kembali waras.

(34)

Ia merasa ia telah bermimpi selama 10 tahun. Ia sekarang sudah bisa cuci baju, pergi ke pasar, bisa bicara dan tertawa dengan saya. Kebingungan di mata nya telah hilang, malah matanya bersinar. Betul betul dua minggu terakhir, keadaan keluarga saya telah kembali normal. Istri saya sudah bisa dandan. Para tetangga menjadi keheranan dan berkomentar bahwa para makhluk suci sungguh benar mempunyai mata. Maha Guru Lu, terima kasih. Bila saya ada waktu, saya pasti datang secara pribadi untuk berterima kasih kepada anda.

Membaca surat ini, hati saya gembira. Hari ini, saya mendapat satu bukti lagi akan kebenaran Dharma Budha. Dalam artikel ini, saya sedikit berkomentar tentang Lin Yun karena si penulis surat ini pernah meminta tolong kepadanya. Saya bisa maklum bahwa Lin Yun repot sehingga tidak bisa khusus bersadhana menggunakan mudra rahasia.

Saya pernah lihat majalah Se Pao yang memberitakan Lin Yun membentuk mudra di depan umat. Katanya, itu mudra paustika. Sebenarnya, mudra ini ada 108 jurusnya. Saya harap pembaca menjadi mengerti bahwa mudra tersebut bukan hanya 1 jurus. Saya telah mengobati ratusan orang gila seperti ini, jumlahnya tak terhitung lagi.

Tapi, kalau Budha sudah katakan seseorang tak bisa ditolong, sayapun tidak lagi ikut campur. Adakalanya gila adalah karma seseorang. Ada sebab sebab karma yang khusus. Bila karma seseorang terlalu berat dan saya tolong juga, maka tidak ada lagi hukum karma. Harap pembaca maklum.

(35)

Indra Ke 6

Ay Ling, seorang gadis Amerika yang cantik, mengisahkan kepada saya 2 cerita berikut ini. Kisah pertama, selagi ia masih kecil dan tinggal di desa, ada seorang tetangga seusianya yang sangat akrab dengan nya. Setelah Ay Ling pindah ke Seattle yang sangat jauh dari desa asalnya, maka kedua nya tidak lagi berhubungan. 5 tahun kemudian, suatu hari Ay Ling sedang pergi ke sebuah supermarket di Seattle di jalan 3rd Street.

Tiba tiba ia menjadi teringat akan teman lamanya itu. Ingatannya sangat keras. Ia merasa bahwa temannya itu ada di sekitar tempat itu. Setelah 10 menit berputar-putar, akhirnya di lantai 2 supermarket, ia bertemu dengan temannya itu. Keduanya sangat terkejut. Rupanya temannya itu akhirnya juga pindah ke Seattle.

Kisah kedua, ada seorang teman kerja Ay Ling yang karena sakit akhirnya meninggal dunia. Sebetulnya mereka tidak berteman akrab. Kalau sedang saling bertemu, rekan kantornya itu hanya manggut menyapa. Mereka tidak begitu saling mengenal. Herannya, meskipun rekan kantornya sudah meninggal dunia, Ay Ling sering mengingatnya.

Bayangan rekannya itu suka timbul di hatinya, sulit dibuang, sehingga membuatnya gelisah. Di tempat kerja, Ay Ling merasa terganggu. Di rumah, perasaan lebih terganggu lagi. Pada suatu hari, sewaktu Ay Ling membersihkan gudang barangnya, ia temukan sepasang sepatu milik rekan kantornya yang telah almarhum itu. Ceritanya begini. Ay Ling dulu pernah membuat pesta hari ulang tahun di rumah nya.

Rekan kantornya itu juga datang menghadiri. Dalam pesta itu, sepatu rekannya itu patah sehingga disimpan Ay Ling. Rekannya pulang dengan memakai sendal. Setelah itu, keduanya sudah melupakan tentang sepatu tersebut. Sekarang setelah rekan nya itu meninggal, barulah Ay Ling menemukan bekas sepatu nya. Ay Ling segera membuangnya. Semenjak saat itu, ia tidak lagi merasa terganggu. Ay Ling bertanya kepada saya tentang alasan dibalik 2 kejadian aneh yang ia alami ini.

Inilah penjelasan saya. Ay Ling mempunyai Indra ke 6 yang kuat. Indra ke 6 berbeda dengan perasaan biasa, lebih berkaitan dengan otak dan pikiran. Orang sering mencampur-adukkan 2 hal yang berbeda ini. Indra ke 6 Ay Ling membuatnya dapat mengetahui bahwa temannya ada di tempat yang dekat. Dalam kisah ke 2, sepatu milik si almarhum masih mempunyai getaran si almarhum. Ini dirasakan oleh indra Ay Ling. Setelah sepatu tersebut dibuang, barulah hilang gangguan yang ia rasakan.

(36)

Memang kalau jodoh sudah dekat, hal tersebut dapat segera timbul di pikiran. Saya sendiri mempunyai banyak pengalaman seperti ini. Misalnya, bila telpon berdering, saya bisa langsung tahu siapa yang menelpon. Ada pepatah mengatakan, begitu bicara soal hantu, maka hantu pun datang. Memang sepertinya kebetulan.

Contoh lain, bila saya menginginkan sebuah jam tangan, maka tak lama kemudian saya bertemu dengan seorang saudari di Tai-Chung yang membuka toko jam tangan. Bila saya ingin sebuah berlian, langsung bisa ada orang yang menawarkan saya untuk pergi ke toko berlian. Seumur hidup saya tidak pernah menjahati orang. Namun, memang begitu saya menginginkan sesuatu, maka hal itu akan datang kepada saya. Pernah pula saya terpikir untuk keliling dunia. Eh, ada orang menawarkan saya untuk keliling dunia. Bukankah ini aneh? Saya dulu suka kagum akan Seattle. Sekarang saya malah tinggal di Seattle.

Sewaktu menulis artikel ini, sepertinya roh saya telah mempersiapkan judul dan isi nya. Begitu saya memegang pen, langsung saya bisa menulis dengan cepat, tidak perlu berpikir-pikir dulu, seperti air mengalir saja. Roh sudah datang ke pen. Saya merasa bukan hanya saya yang mempunyai kemampuan gaib seperti ini. Ada beberapa orang lain di dunia yang juga mempunyai indra ke 6 seperti yang dimiliki oleh Ay Ling.

Indra ke 6, bila ditambah dengan latihan chi-ling (pembinaan roh yang terbangunkan), maka akan menjadi lebih luar biasa lagi. Roh yang terbangunkan berarti lebih mendekati frekwensi dunia roh, roh dijadikan lincah. Akibatnya, pengetahuan yang aneh tapi nyata akan muncul.

(37)

Matahari Turun Di Kota Emas

Pada suatu sore, di saat saat matahari sudah di ufuk barat, awan awan berwarna keemasan sehingga seluruh kota berubah menjadi bersinar keemasan. Sungguh mempesonakan, indah menakjubkan. Melihatnya, saya tak terasa menghela napas serta berkata, "Matahari turun di kota emas."

Di saat yang indah seperti itu, saya didatangi seorang tamu yang tak saya kenal. Namanya adalah tuan Chen Tien Lung, berusia 65 tahun, datang dari Sakston (Kanada) dengan mengendarai mobil, telah membaca beberapa buku saya.

Setelah duduk di ruang tamu, ia langsung memberitahu saya nama serta usianya. Setelah itu, ia tidak berkata apa apa lagi, hanya mengharapkan saya meramal nasibnya.

Duduk dihadapannya, saya meminta bantuan makhluk suci pendamping saya. Lalu, saya mengambil pen dan menulis, "Matahari turun di kota emas, sinarnya menyorot sampai ke pintu." Saya bertanya kepadanya,

"Rumahmu menghadap ke barat, bukan?"

Ia membuka matanya lebih lebar dan berkata, "Betul. Apakah tuan Lu pernah pergi ke Sakston?"

"Belum pernah. Dimana itu letak kota Sakston, saya pun tidak tahu." Saya menulis lagi di atas kertas, "Model Spanyol, bayangan hijau menyembunyikan 2 orang." Lalu, saya bertanya lagi kepadanya,

"Rumah anda bermodel Spanyol, berwarna hijau. Ada 2 orang penghuninya. Benar tidak?"

Kali ini, mulutnya ternganga.

Saya menulis lagi di atas kertas, "Anak anak mendapat kecelakaan. Roda penyakit, tidak bisa hidup. Hari ini datang untuk bertanya masa depan. Memandang Laut Tanpa Mendengar Suara."

Setelah membaca syair saya ini, tuan Chen Tien Lung kemudian berdiri menghadap ke luar rumah. Ia terpaku memandang ke arah laut.

(38)

Matahari kebetulan pada saat separuh di atas permukaan air, separuh di bawah permukaan air. Pemandangan yang menakjubkan.

Chen Tien Lung kemudian berkata, "Tuan Lu, setelah saya membaca buku buku anda, saya sebenarnya masih tidak mau percaya bahwa di dunia ini ada orang yang bisa meramal sampai sedemikian tepat. Dengan hati yang masih setengah ragu, saya datang mencari anda. Tuan tidak mengenal saya, tidak pernah pula datang ke rumah saya. Saya mendapat data alamat tuan dari seorang kawan di Taiwan.

Kawan saya itupun belum pernah pergi ke Kanada, belum pernah melihat rumah saya di Kanada. Putra saya memang meninggal akibat kecelakaan mobil. Putri saya meninggal akibat sakit darah. Dalam hal hal ini, hitungan anda sungguh tepat. Tapi, terus terang, saya tidak senang dengan kalimat syair anda yang terakhir: "Memandang Laut Tanpa Mendengar Suara". Itu kan berarti saya sudah tidak ada harapan lagi.

Meskipun anak anak saya sudah meninggal, saya masih mempunyai semangat hidup. Saya masih bersemangat mencari Dharma Budha. Hal ini tidak ada dalam syair anda. Saya rasa, hitungan anda dalam hal ini tidak tepat. Saya telah menjadi umat Budha selama bertahun-tahun. Saya telah bervegetarian selama bertahun-tahun. Apakah ini tidak diketahui Budha? Mengenai hal ini, mengapa anda tidak bisa mengetahuinya?"

Saya berdiam diri. Di dalam hati saya merasa heran. Kalau benar ia telah memuja Budha dan bervegetarian selama bertahun-tahun, tentu saja Budha akan mengetahui. Di dalam ilham syair yang saya tulis, pasti akan ada komentar tentang hal ini. Saya sangat heran, namun belum bisa mendapatkan titik terang yang menjelaskan hal ini. Hati saya ikut menyesal dan sedih.

Saya bertanya, "Tuan Chen, anda menerima sarana (dibabtis) dari siapa?"

"Menerima sarana (Dibaptis)? Senior saya adalah Hung-Fu-Sing. Guru yang "thiam" (totok) saya adalah Rahib Yen. Di Kanada, di vihara pribadinya, saya telah resmi diterima. Ini berarti nama saya telah tercatat di langit dan telah dihapus dari catatan di neraka."

"Apakah anda berbicara tentang aliran yang menggunakan mantra 5 kata "U Thai Fu Mi Le" serta bermudra seperti ini?" [Maha Guru Lien Shen memperagakan sebuah bentuk mudra.]

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu maka diperlukan penyusunan data dalam bentuk yang lebih kontinu dan obyektif sehingga jika diperoleh data baru yang berada pada sekitar data yang ada tetapi

Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber keunggulan bersaing disamping sumber daya fisik, kemampuan teknologi dan sistem. Perusahaan harus benar – benar

Soal Bahasa Inggris SMP kali ini akan diberikan dalam bentuk re-arrange the sentence, atau menyusun kembali kalimat yang sudah diacak sehingga menjadi sebuah kalimat utuh yang..

Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 732/KPT/I/2018 tentang Izin Penyatuan dan Perubahan Bentuk Beberapa Perguruan Tinggi

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran * Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrumen Contoh

Berkat pendampingan oleh ahli dari berbagai bidang serta dengan adanya kemauan kuat dari warga yang terlibat dalam melaksanakan berbagai program di Kawasan

Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.2.8, dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting.. Seperti tersirat pada

Pembiayaan penyelenggaraan kegiatan pelestarian warisan budaya dan adat istiadat yang dilakukan Pemerintah Daerah dapat berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah