• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. PT. Gala Saranatex yang berlokasi di Jl Raya Grogol, Gang Seruni, RT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. PT. Gala Saranatex yang berlokasi di Jl Raya Grogol, Gang Seruni, RT"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

74

3.1

Latar Belakang Perusahaan

PT. Gala Saranatex yang berlokasi di Jl Raya Grogol, Gang Seruni, RT

02, RW 03, Solo - 57552, Jawa Tengah, Indonesia merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak di bidang tekstil. PT Gala Saranatex awalnya

didirikan pada tahun 1988 dengan nama Batik Zainal oleh alm. Bapak Zein.

PT. Gala Saranatex yang awalnya bernama Batik Zainal merupakan sebuah

perusahaan perseorangan yang didirikan untuk memproduksi kain bermotif

batik dimana hasil produksi tersebut akan dijadikan pakaian batik, maupun

hasil garmen lainnya. Sasaran distribusi dan penjualan dari produksi Batik

Zainal pada masa itu baru mencakup daerah Solo dan sekitarnya.

Saat usaha Batik Zainal mulai dikenal masyarakat luas, khususnya dari

luar negeri, terdapat permintaan akan bahan kain bermotif batik dari negara

Malaysia yang ingin melakukan pemesanan dalam jumlah besar sebesar satu

kontainer. Namun ada ketentuan bahwa apabila ingin melakukan pengiriman

barang ke luar negeri yaitu secara expor, maka perusahaan Batik Zainal ini

harus berbadan hukum. Dengan adanya ketentuan inilah, maka secara hukum

pada tahun 2005 alm. Bapak Zein memutuskan untuk mendirikan PT. Gala

Saranatex. Alm. Bapak Zein berharap dengan adanya pendirian PT. Gala

Saranatex, dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada mitra kerja dan

pelanggan secara lebih profesional, modern, ramping, dan dinamis serta

memperluas cakupan penjualan hasil produksi sampai ke luar negeri.

(2)

Dalam proses produksinya, PT. Gala Saranatex sangat memperhatikan

kualitas dari pencetakan kain dan bahan kain yang dihasilkan. Hal ini dapat

dilihat dari bentuk motif kain batik yang tidak mengikuti pasaran dan selalu

update serta bahan baku kain grey sebagai bahan baku utama pembuatan kain

batik didatangkan dari supplier pembuat kain terbaik di Indonesia, yaitu PT.

Sri Rejeki Isman (Sritex) di Solo dan PT. Kusuma Sandang Mekar Jaya di

Yogyakarta. Selain itu, PT. Gala Saranatex juga bekerja sama dengan Jasa

Pemutihan dan Kalender dalam proses penghalusan dan pemutihan kain,

bernama Makmur di Solo. PT. Gala Saranatex juga bekerja sama dengan

beberapa pemasok dalam menyediakan material yang dibutuhkan untuk proses

penjahitan kain batik menjadi pakaian jadi maupun hasil garmen lainnya.

Proses pencetakan kain menjadi kain batik ini masih dilakukan secara

manual dengan cara dyed atau sprayed, hand painted, dan screen printed. Hasil

dari proses pencetakan kain batik ini dapat dijadikan rol kain batik, garment

(kemeja laki-laki, baju wanita, celana pendek, kemeja partai, seragam sekolah,

daster), syal, serta kebutuhan rumah tangga (seprei, taplak meja).

Dalam pemberian nama produk dari hasil produksi PT. Gala Saranatex,

maka menghasilkan beberapa merek atau brand kain batik maupun hasil

garmen, yaitu Batik Zainal, Ferza Collection, Ibu Aceh, Kusuma Indah, dan

Paramount.

Dari waktu ke waktu PT. Gala Saranatex terus mengalami

perkembangan. Hal ini dapat dilihat dari perluasan distribusi penjualan kain

bermotif batik maupun hasil garmen yang awalnya hanya berdomisili pada

pasar lokal, sekarang ini sudah merambah sampai ke luar negeri. Malaysia dan

Timur Tengah merupakan negara- negara yang menjadi pelanggan rutin dalam

(3)

pemesanan kain motif batik PT. Gala Saranatex. Negara lain selain Jepang,

Siprus, Paraguay juga menjadi tujuan distribusi hasil produksi PT. Gala

Saranatex. Selain itu, distribusi secara lokal dilakukan di kota-kota besar

seperti Yogyakarta, Medan, Jakarta, dan Pekalongan. Batik Zainal sebagai toko

yang berada pada naungan PT. Gala Saranatex juga menjadi sarana tempat

distribusi dan penjualan hasil pakaian jadi dari PT. Gala Saranatex.

3.2

Visi dan Misi Perusahaan

Berikut ini adalah visi dan misi dari PT. Gala Saranatex

Visi PT. Gala Saranatex adalah:

Menjadi perusahaan tekstil berskala multinasional dengan mengutamakan

kualitas serta pelayanan kepada pelanggan

Misi PT. Gala Saranatex adalah:

-

Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, baik pelanggan yang

berdomisili dari luar negeri maupun dalam negeri

-

Menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif

-

Meningkatkan teknologi, manajemen sumber daya manusia, dan proses

bisnis perusahaan secara berkesinambungan

-

Meningkatkan kualitas karyawan agar mampu memberi kontribusi lebih

ke perusahaan dan menjadi yang terdepan.

3.3

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan kerangka pembagian tugas dan

wewenang setiap bagian atau anggota dari perusahaan. Melalui struktur

organisasi ini, tujuan yang diinginkan perusahan dapat tercapai yakni dengan

(4)

adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas sehingga dapat

terkoordinasi dengan baik. Berikut ini disajikan struktur organisasi dari PT.

Gala Saranatex disertai dengan penjelasan tugas dan wewenang dari

masing-masing bagian.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Gala Saranatex

Sumber : PT. Gala Saranatex tahun 2013

3.4

Uraian Tugas dan Wewenang

Berikut ini adalah uraian tugas dan wewenang dari masing-masing posisi

pada struktur organisasi PT. Gala Saranatex:

1.

Direktur

Tugas dan wewenang Direktur adalah:



Memimpin dan menentukan kebijakan perusahaan

STAFF PERCETAKAN STAFF GUDANG STAFF PACKAGING & QUALITY CONTROL KEPALA PRODUKSI DIREKTUR STAFF GARMEN STAFF TOKO ADMNISTRASI & KEUANGAN KEPALA GARMEN KEPALA TOKO STAFF PEMOTONGAN

(5)



Menentukan langkah strategis bagi perusahaan



Mengawasi dan mengatur kinerja perusahaan



Menentukan solusi bagi permasalahan yang dihadapi perusahaan

2.

Administrasi dan Keuangan

Tugas dan wewenang Administrasi dan Keuangan adalah:



Membantu Direktur dalam kegiatan administrasi



Penerus informasi kepada direktur saat direktur tidak ada di

tempat



Melakukan pemesanan dan pembelian bahan baku dan kebutuhan

garmen ke supplier



Mencatat pencatatan transaksi keuangan perusahaan



Membuat laporan keuangan untuk Direktur

3.

Kepala Produksi

Tugas dan wewenang kepala produksi adalah:



Bertanggung jawab atas semua aktivitas produksi di pabrik



Memastikan produksi dapat berjalan sesuai dengan rencana dan

jadwal yang dibuat



Membuat laporan mengenai aktivitas pabrik kepada Direktur



Melakukan perhitungan biaya yang akan dikeluarkan untuk proses

produksi

4.

Staff Bagian Percetakan

Tugas dan wewenang Bagian Percetakan adalah:



Bertanggung jawab terhadap proses pencetakan kain putih

menjadi kain bermotif batik sesuai dengan Surat Perintah Kerja

dari Kepala Produksi

(6)

5.

Staff Bagian Pemotongan

Tugas dan wewenang Bagian Pemotongan adalah:



Bertanggung jawab terhadap proses pemotongan kain yang sudah

dicetak sesuai sesuai dengan Surat Perintah Kerja dari Kepala

Produksi

6.

Staff Bagian Gudang

Tugas dan wewenang Bagian Gudang adalah:



Menerima persediaan bahan baku, kain putih, kain yang telah

dipotong, serta produk jadi



Mencatat nama dan jumlah produk yang masuk dan keluar gudang



Mempersiapkan produk hasil produksi sebelum dikirimkan ke

pelanggan dan toko



Mengirimkan produk ke jasa pengiriman

7.

Staff Bagian Quality Control dan Packaging

Tugas dan wewenang Bagian Quality Control adalah:



Memastikan produk akhir sebelum dikirimkan ke pelanggang tidak

cacat atau kurang



Memeriksa dan memastikan kesiapan barang jadi



Memastikan bahwa produk yang mengalami cacat produksi untuk

dipisahkan



Melakukan pengemasan terhadap barang yang telah selesai di

periksa kualitasnya



Mengatur barang pada kemasan yang sesuai

8.

Kepala Garmen

(7)



Mengatur kinerja staff garmen



Bertanggung jawab terhadap kain yang akan diproses menjadi

produk jadi, seperti kemeja, daster, seprei



Menerima Surat Perintah Kerja dari Kepala Produksi untuk

melakukan penjahitan kain

9.

Staff Garmen

Tugas dan wewenang Staff Garmen adalah:



Mengerjakan tugas dari kepala garmen seperti pembuatan kemeja,

daster, seprei

10.

Kepala Toko

Tugas dan wewenang Kepala Toko adalah:



Mengawasi penjualan di toko



Melakukan pencatatan penjualan di toko dan penerimaan barang

dari gudang



Mencatat pemesanan pelanggan



Membuat laporan penjualan

11.

Staff Toko

Tugas dan wewenang Staff Toko adalah:



Melayani pelanggan yang melakukan pembelian dari toko

(8)

3.5

Proses Bisnis Perusahaan

Sistem supply chain management pada PT. Gala Saranatex masih

tergolong sederhana dan dalam prosesnya masih menggunakan cara manual

seperti memanfaatkan telepon dan fax sebagai media komunikasi dengan para

supplier dan pelanggannya.

Yang bertanggung jawab dalam proses supply chain management

adalah bagian administrasi dan keuangan, kepala produksi, kepala garmen,

kepala toko, bagian packaging & quality control serta staff bagian gudang

yang berpengaruh terhadap proses aliran barang dan informasi disepanjang

rantai pasokan.

Penggambaran alur proses bisnis perusahaan dalam bentuk supply

chain

dapat

dilihat

pada

activity

diagram

berikut

ini:

(9)

Activity Diagram Proses Bisnis PT. Gala Saranatex

(10)

Proses dimulai ketika ada pelanggan yang melakukan pemesanan pakaian batik

melalui telepon ke Kepala Toko. Pesanan ini akan dicatat sesuai dengan kebutuhan

pelanggan ke Kepala Toko dan akan diberikan ke Kepala Produksi.

1.

Kepala produksi akan melihat pesanan yang dilakukan oleh

pelanggan dan akan memperkirakan bahan baku kain grey yang

diperlukan dan dalam jumlah seberapa besar. Setelah itu, kepala

produksi akan meminta harga bahan baku kain grey ke bagian

adminisitrasi dan keuangan untuk mendapat harga bahan baku

kain grey agar dapat dihitung biayanya.

2.

Bagian administrasi dan keuangan melihat bahan baku kain grey

yang diperlukan sesuai dengan pemberitahuan dari Kepala

produksi dan akan menghubungi supplier untuk menanyakan

harga bahan baku kain grey serta kapan bahan baku kain grey bisa

dikirimkan.

3.

Setelah mendapat harga bahan baku kain grey oleh supplier,

bagian administrasi dan keuangan menghubungi Kepala Produksi

untuk memberitahu harga bahan baku kain grey yang diminta

beserta dengan kapan bisa dikirimkan.

4.

Kepala Produksi akan menghitung berapa harga yang nanti akan

diberikan ke pelanggan dan berapa lama pengerjaannya.

Berdasarkan harga bahan baku kain grey yang diterima, Kepala

Produksi akan menghitung berapa biaya yang dikeluarkan untuk

satu pesanan sampai menjadi produk jadi dan setelah itu

menghitung akan mendapat laba berapa sehingga dapat

memperkirakan berapa harga yang diberikan pelanggan. Setelah

(11)

itu Kepala Produksi akan memberikan berapa biaya yang

dikeluarkan untuk pesanan yang dilakukan dan berapa lama

pengerjaannya ke Kepala Toko.

5.

Kepala Toko akan memberitahu kepada pelanggan mengenai

harga dan berapa lama pengerjaannya untuk pesanan tersebut.

6.

Jika pelanggan setuju dengan harganya maka pelanggan akan

melakukan order resmi ke perusahaan dan Kepala Toko akan

mencatat pesanan pelanggan.

Jika pelanggan tidak setuju dengan harganya maka pelanggan

tidak akan melakukan pemesanan

7.

Kepala Toko akan membuat invoice kepada pelanggan sesuai

dengan pesanan pelanggan.

8.

Pelanggan dapat melakukan pembayaran secara DP maupun lunas

ke Kepala Toko.

9.

Kepala Toko akan melihat status pembayaran, jika pelanggan

telah melakukan pembayaran baik DP maupun lunas, maka

Kepala Toko akan membuat Tanda Terima Pembayaran kepada

pelanggan. Setelah itu Kepala Toko akan memberikan catatan

pemesanan ke Kepala Produksi untuk melakukan produksi.

10.

Berdasarkan rancangan yang diberikan, Kepala Produksi

melakukan permintaan bahan baku ke bagian administrasi dan

keuangan untuk mengadakan barang. Kepala Produksi akan

membuat Surat Permohonan Pembelian Kain Grey.

11.

Bagian administrasi dan keuangan akan memesan bahan baku kain

grey sesuai degan permintaan yang diajukan ke supplier dan

(12)

memberitahu agar dapat dikirim bahan bakunya. Bagian

administrasi akan membuat Surat Pemesanan Bahan Baku kepada

Supplier.

12.

Berdasarkan kesepakatan yang ada, supplier akan mengirim

bahan baku kain grey yang telah dipesan oleh bagian administrasi

dan keuangan beserta Surat Jalan dan akan dikirimkan ke staff

bagian gudang.

13.

Staff bagian gudang akan menerima pengiriman bahan baku yang

dilakukan oleh supplier. Bila bahan baku yang dikirim sudah

sesuai dengan yang dipesan, staff bagian gudang akan menyimpan

bahan baku kain grey yang diterima ke dalam gudang dan

mencatat bahan baku kain grey yang masuk dan segera

mengirimkannya ke jasa pemutihan dan kalender untuk proses

pemutihan dan penghalusan kain. Staff bagian gudang akan

membuat Surat Penerimaan Bahan Baku Kain Grey.

14.

Jasa pemutihan dan kalender akan memproses bahan baku kain

grey menjadi kain putih dan kain halus. Bila sudah selesai

diproses, Jasa Pemutihan dan Kalender akan mengirimkan

kembali ke staff bagian gudang.

15.

Staff bagian gudang akan menyimpan kain putih yang diterima ke

dalam gudang dan membuat Surat Penerimaan Kain Putih.

16.

Staff gudang akan mengirim kain putih ke staff bagian percetakan

dan pemotongan.

17.

Kepala Produksi akan membuat Surat Perintah Kerja kepada Staff

bagian percetakan yaitu SPK Pencetakan Kain dan akan

(13)

memberikan rancangan gambar sesuai dengan pesanan pelanggan

untuk pencetakan kain kemudian staff bagian percetakan akan

melakukan pencetakan kain.

18.

Setelah kain dicetak dan diserahkan ke staff bagian pemotongan,

Kepala Produksi juga akan membuat Surat Perintah Kerja kepada

staff Pemotongan dengan nama SPK Pemotongan sesuai dengan

ukuran dan jumlah kain yang dipotong kemudian Staff bagian

pemotongan akan melakukan pemotongan sesuai SPK.

19.

Setelah kain dicetak, staff bagian pemotongan akan menyerahkan

kain ke bagian garmen. Kepala Produksi akan membuat Surat

Perintah Kerja untuk Kepala Garmen yaitu SPK Penjahitan Kain.

Kepala Garmen akan menerima SPK, lalu mengecek ketersediaan

perlengkapan garmen

20.

Bila ketersediaan perlengkapan garmen masih lengkap, maka

Kepala Garmen langsung meminta bagian garmen untuk menjahit

kain berdasarkan SPK Penjahitan.

21.

Bila ketersediaan perlengkapan garmen menipis, Kepala Garmen

membuat Surat Permohonan Pembelian Perlengkapan Garmen

untuk membeli bahan-bahan untk menjahit kepada Bagian

Administrasi dan Keuangan.

22.

Bagian Administrasi dan Keuangan akan melakukan pemesanan

perlengkapan garmen ke supplier.

23.

Supplier akan mengirim perlengkapan garmen yang nantinya akan

di serahkan ke staff garmen beserta Surat Jalan.

(14)

24.

Setelah staff garmen menerima perlengkapan garmen, kemudian

akan menjahit kain yang telah dipotong dari staff pemotongan

sesuai dengan ukuran berdasarkan SPK Penjahitan.

25.

Setelah kain selesai dicetak dan dipotong, kain akan diserahkan ke

Kepala Garmen. Kepala garmen meminta staff garmen untuk

memproses

kain

menjadi

produk

pemesanan

pelanggan

berdasarkan SPK dari Kepala Produksi

26.

Setelah kain selesai dijahit menjadi pakaian jadi, Kepala Produksi

menerima konfirmasi barang selesai dijahit. Lalu memberitahukan

staff bagian Packaging & Quality Control untuk memeriksa

pakaian yang telah jadi. Bagian Garmen akan mengirim pakaian

ke staff bagian Quality Control dan Packaging.

27.

Staff bagian Quality Control dan Packaging akan mengecek

kualitas pakaian yang telah jadi, bila telah lolos standar kualitas

maka pakaian akan dikemas, bila belum sesuai dengan standar,

maka pakaian akan dikembalikan ke bagian garmen untuk dijahit

kembali dan staff bagian Packaging & Quality Control akan

membuat Surat Retur Penjahitan kepada bagian garmen.

28.

Setelah staff bagian Quality Control dan Packaging selesai

mengemas, pakaian akan dikirim ke staff bagian gudang.

29.

Staff bagian gudang menerima pakaian dan akan mencatat

persediaan produk pakaian yang telah jadi dalam catatan barang

masuk

30.

Staff bagian gudang memberitahukan ke Kepala Toko bahwa

barang telah selesai dibuat.

(15)

31.

Kepala Toko akan mengecek status pembayaran pelanggan, bila

sudah lunas, maka barang akan siap dikirim, bila belum lunas,

maka Kepala Toko akan melakukan konfirmasi kembali kepada

pelanggan mengenai status pembayaran

32.

Kepala Toko akan membuat Surat Bukti Pelunasan setelah

pelanggan melunasi pembayaran

33.

Kepala Toko akan memberikan konfirmasi ke staff bagian gudang

bila pelanggan sudah melakukan pelunasan

34.

Staff bagian gudang akan membuat Surat Barang Keluar dan akan

menyerahkan kepada Kepala Produksi sebagai bukti pengeluaran

barang

35.

Kepala Produksi akan membuat SPK Pengiriman Barang

berdasarkan Surat Barang keluar kepada staff bagian gudang

36.

Staff bagian gudang kemudian mengirim barang yang telah jadi ke

pelanggan melalu jasa pengiriman.

37.

Jasa pengiriman akan mengirim barang sesuai dengan list barang

yang diberikan staff bagian gudang berdasarkan SPK Pengiriman

Barang

(16)

3.6

Preliminary Steps

Dalam mencapai penentuan keputusan strategi e-supply chain management

pada PT. Gala Saranatex, ada 5 langkah yang dapat dilakukan:

3.6.1

Energize The Organization

E-SCM yang dibangun pada PT. Gala Saranatex meliputih hubungan

dengan supplier, perusahaan, hingga pelanggan. Untuk terwjudnya proses

perancangan dari E-SCM maka harus ada dukungan dari pihak perusahaan

dan juga struktur organisasi yang sesuai

Berikut ini adalah bagian dari PT. Gala Saranatex yang memiliki

peran penting dalam aktivitas supply chain management:

1.

Bagian Administrasi dan Keuangan

Bagian administrasi dan keuangan mempunyai peran dalam pembelian

bahan baku kain grey dan perlengkapan garmen dari supplier agar

produksi yang telah direncanakan sebelumnya dapat telaksana

2.

Kepala Toko

Kepala Toko memiliki peran dalam mengelola proses penjualan

produk ke pelanggan. Proses penjualan berawal dari penerimaan

pesanan pelanggan dan berakhir sampai dengan produk yang dipesan

telah dikirimkan ke pelanggan

3.

Staff Bagian Gudang

Staff Bagian Gudang berperan dalam mengelola dan mengendalikan

transaksi keluar masuk barang perusahaan. Staff Bagian Gudang juga

berperan dalam proses pengiriman barang melalui jasa pengiriman

untuk pesanan pelanggan

(17)

4.

Kepala Produksi

Kepala Produksi memiliki peran yang besar dalam pengaturan

proses produksi yang berlangsung pada PT. Gala Saranatex

Pengaturan ini dilakukan mulai dari proses tersedianya bahan

baku sampai dengan pengolahan menjadi produk jadi. Kepala

Produksi dapat membuat Surat Perintah Kerja terhadap seluruh

karyawan yang bersangkutan dalam keseluruhan proses

produksi mulai dari pencetakan kain sampai kepada

pengiriman barang.

3.6.2

Enterprise Vision

Visi dari PT. Gala Saranatex adalah “Menjadi perusahaan tekstil

berskala multinasional dengan mengutamakan kualitas serta pelayanan

kepada pelanggan”. Berdasarkan visinya bertujuan untuk dapat menjadi

perusahaan yang dapat mengutamakan kualitas dari produk yang dihasilkan

serta dapat memuaskan pelanggan dana dapat memberikan pelayanan terbaik

kepada pelanggan. PT. Gala Saranatex juga bercita-cita dan berusaha untuk

terus mengembangkan jangkauan penjualan produk dengan merambah

sampai kepada luar negeri.

Selain untuk mengetahui tujuan perusahaan yang tercermin dari

visinya, langkah ini bertujuan untuk mengetahui lingkungan kompetitif

perusahaan. Perusahaan memerlukan pengetahuan tentang lingkungan

kompetitifnya agar dapat mencapai visi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengetahuan akan lingkungan kompetitif diharapkan dapat membuat PT. Gala

Saranatex menyadari kesempatan dan ancaman yang ada dalam mencapai

(18)

visinya. Salah satu metode yang sesuai untuk analisis lingkungan perusahaan

adalah metode Five Forces Porter

3.6.2.1

Analisis Industri Perusahaan Five Forces Porter

Five Forces Porter membantu memahami lingkungan

kompetitif perusahaan dari lima sudut pandang, yaitu:

1.

Kekuatan Tawar Menawar Pelanggan

Pembeli menjadi kekuatan yang paling penting dalam

mempengaruhi keunggulan bersaing dengan pesaing lainnya.

Kepuasan pelanggan adalah faktor utama bagi perusahaan yang

mengutamakan pelayanan dan produk yang dihasilkan.

Jadi, daya kekuatan tawar-menawar yang diberikan pelanggan

terhadap PT. Gala Saranatex dapat dikatakan cukup lemah. Hal ini

dapat dilihat dari kemampuan PT. Gala Saranatex saat

mememenuhi permintaaan akan pemesanan dari pembeli baik dari

dalam maupun luar negeri. Selain itu, pembeli dapat

menyesuaikan permintaan akan motif pakaian batik berdasarkan

rancangan dari pembeli itu sendiri.

2.

Persaingan Dengan Industri Sejenis

Persaingan industri sejenis khususnya dalam mengelola

kain batik menjadi pakaian jadi saat ini tergolong kuat, karena

sudah cukup banyak perusahaan yang menekuni tekstil ini di

wilayah Solo. Mereka dapat menawarkan produk serupa dalam

pembuatan kain bermotif batik untuk dijadikan hasil garmen

seperti pakaian, kebutuhan rumah tangga seperti taplak meja,

sarung bantal kursi, dan kebutuhan rumah tangga lainnya sehingga

(19)

PT. Gala Saranatex memiliki banyak pesaing. Namun posisi PT.

Gala Saranatex cukup kuat atau berada di atas perusahaan tekstil

lainnya, dikarenakan PT. Gala Saranatex mengutamakan kualitas

daripada bahan kain dan motif yang tidak pasaran serta

pengawasan kualitas yang ketat saat barang akan dikirim ke luar

negeri. Selain itu PT. Gala Saranatex telah memiliki banyak

pelanggan tetap baik dari dalam maupun luar negeri dan juga

hubungan yang baik dengan dua pemasok utama bahan baku kain

dan pemasok pendukung dalam proses penjahitan kain menjadi

produk jadi. PT. Gala Saranatex juga sering mengikuti pameran di

beberapa tempat, seperti Singapura dan Jakarta. Hal inilah yang

membuat PT. Gala Saranatex menjadi salah satu perusahaan

terbaik yang berada di kawasan Solo.

3.

Ancaman Pendatang Baru

Bidang industri tekstil yang dijalani oleh PT. Gala Saranatex

merupakan bidang industri yang sangat potensial. Terlebih lagi

saat ini mulai bermunculan perusahaan industri tekstil lainnya

yang juga mulai memproduksi pakaian batik. Selain itu adanya

batik dari Cina dapat menjadi ancaman bagi industri tekstil lokal

karena adanya harga yang terjangkau dalam penjualan batiknya.

Karena hal inilah maka dapat dikatakan ancaman pendatang baru

cukup kuat.

4.

Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Kekuatan tawar menawar dengan pemasok pada PT. Gala

Saranatex, terutama pada pemasok bahan baku kain grey dapat

(20)

dikatakan cukup lemah karena jumlah pemasok yang dimiliki oleh

PT. Gala Saranatex terbatas. Dalam hal ini, apabila pemasok

menaikan harga maka akan berpengaruh terhadap produksi dari

PT. Gala Saranatex. Terdapat dua pemasok utama yang bekerja

sama dengan PT. Gala Saranatex, yaitu PT. Sri Rejeki Isman

(Sritex) di Solo menyediakan standar kualitas kain high quality

dan PT. Kusuma Sandang Mekar Jaya di Yogyakarta dengan

standar kualitas kain medium quality . Kedua pemasok ini

menyediakan bahan baku kain grey atau kain mentah untuk

nantinya dapat diolah menjadi kain bermotif batik.

PT. Gala Saranatex juga bekerja sama dengan pemasok

pendukung lainnya dalam penyediaan bahan baku untuk aktivitas

garmen atau penjahitan.

5.

Ancaman Produk Subtitusi

Dari analisis Lima Kekuatan Porter, pada PT. Gala Saranatex

dapat disimpulkan bahwa PT. Gala Saranatex di dalam industri ini

cukup kuat. Hal ini dapat ditinjau dari motif batik yang dihasilkan

baru berasal dari hasil cetak manual saja seperti dyed atau

sprayed, hand painted, dan screen printed. .Jika dibandingkan

dengan produk yang telah beredar di pasaran terhadap motif batik

sudah banyak beredar hasil produksi kain batik yang

menggunakan mesin dengan kualitas hasil warna yang tidak kalah

menarik . Selain itu adanya model bentuk pakaian yang

menyesuaikan motif batik juga menjadi faktor terhadap produk

subtitusi yang dihasilkan. Dengan adanya produk subtitusi yang

(21)

semakin inovatif akan mempengaruhi PT. Gala Saranatex dalam

menciptakan produknya agar lebih menarik.

Gambar 3.3 Five Forces Porter PT. Gala Saranatex

Sumber: PT. Gala Saranatex 2013

3.6.3

Supply Chain Value Assesment

Dalam usaha pertimbangan pengembangan aplikasi supply chain

management perlu dilakukan analisis untuk mengetahui proses bisnis apa saja

yang ada di sepanjang supply chain perusahaan. Analisis ini mengidentifikasi

proses bisnis yang menghasilkan nilai bagi perusahaan. Analisis ini

mengidentifikasi proses bisnis yang menghasilkan nilai bagi perusahaan.

Dengan hasil analisis ini, perusahaan dapat mengetahui proses mana yang

Ancaman Pendatang Baru (Kuat)

- Importir Batik Cina Daya Tawar Menawar

Supplier (Lemah) - PT. Sritex

- PT. Kusuma Sandang - Perusahaan Alat

Garmen (milik saudara Owner)

Daya Tawar Menawar Konsumen

(Lemah) - Al Yarmok General

Trading - Mr. Nawas

- Pusat Grosir Solo (PGS)

Ancaman Produk Subtitusi (Kuat) - Batik Printing - Batik Tulis - Batik Lukis Persaingan antara perusahaan sejenis (Kuat) - PT. Batik Solo - PT. Ardiyanto Wijaya Kusuma Batik - Batik & Painting Agus

(22)

perlu dijadikan perhatian saat perussahaan memutuskan untuk menerapkan

teknologi informasi. Nantinya teknologi informasi yang diterapkan

diharapkan dapat mendukung proses bisnis tersebut. Salah satu metode

analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi proses bisnis yang penting

bagi PT. Gala Saranatex adalah metode value chain analysis.

3.6.3.1

Value Chain Analysis

Analisis value chain terhadap aktivitas utama dalam perusahaan

terdiri dari lima bagian besar, yaitu:

A.

Inbound Logistic



Prosedur pemesanan bahan baku

Tujuan dari proses ini adalah untuk memastikan bahan baku

yang dibutuhkan perusahaan dapat terpenuhi. Hal ini penting

karena tanpa adanya bahan baku, proses produksi tidak dapa

dilakukan. Berikut ini adalah proses pemesanan bahan baku

pada PT. Gala Saranatex:

1.

Pada saat memutuskan untuk melakukan produksi, Kepala

Produksi akan meminta bagian administrasi dan keuangan

untuk melakukan pemesanan bahan baku kain grey. Begitu

juga dengan Kepala Garmen yang akan menghubungi

bagian administrasi dan keuangan untuk melakukan

pemesanan perlengkapan garmen. Bagian administrasi dan

keuangan akan segera menghubungi pihak supplier baik

melalui telepon maupun fax untuk mengajukan pemesanan

bahan baku baik kain grey maupun perlengkapan garmen

(23)

yang diperlukan oleh Kepala Produksi maupun Kepala

Garmen.

2.

Supplier kemudian akan mengkonfirmasi pemesanan

bahan baku dengan memberikan perkiraan waktu

pengiriman bahan baku yang dipesan berdasarkan

ketersediaan stok yang dimiliki supplier pada saat itu.

3.

Setelah didapatkan kepastian tentang kesanggupan supplier

untuk memenuhi pesanan dan waktu pengiriman, maka

bagian administrasi dan keuangan akan membuat surat

pemesanan bahan baku baik kain grey maupun

perlengkapan garmen sesuai dengan kesepakatan yang ada

dan mengirimkannya kepada supplier melalui fax.

Nilai yang dihasilkan pada proses ini adalah:

1.

Memastikan kebutuhan bahan baku perusahaan terpenuhi

agar perusahaan dapat melakukan produksi secara tepat

waktu dan memastikan persediaan barang jadi cukup untuk

memenuhi permintaan pelanggan

2.

Memastikan bahan baku yang dipesan sesuai dengan

kebutuhan, baik dari segi jenis bahan baku, kualitas bahan

baku, harga bahan baku, maupun waktu yang diperlukan.



Prosedur Penerimaan Bahan Baku

Prosedur ini dilakukan untuk memastikan bahan baku yang

dikirimkan oleh supplier sesuai dengan bahan baku yang

telah dipesan oleh perusahaan. Berikut ini adalah proses

penerimaan bahan baku pada PT. Gala Saranatex:

(24)

1.

Supplier akan mengirimkan bahan baku kain grey yang

dipesan oleh bagian administasi dan keuangan ke lokasi

gudang perusahaan sesuai dengan tanggal yang telah

dijanjikan sebelumnya. Supplier akan menyerahkan surat

jalan dan bahan baku kain grey kepada staff gudang yang

melakukan penerimaan barang.

Begitu juga dengan pengiriman perlengkapan garmen

yang dikirimkan oleh supplier kepada perusahaan,

supplier akan menyerahkan surat jalan dan perlengkapan

garmen kepada Kepala Garmen yang melakukan

penerimaan perlengkapan garmen.

2.

Staff bagian gudang akan menandatangani surat jalan dan

diserahkan kembali ke supplier.

Hal ini juga dilakukan oleh Kepala Garmen yang akan

menandatangani surat jalan dan akan diserahkan kembali

ke supplier.

3.

Staff bagian gudang kemudian akan membawa surat jalan

dan memasukkan bahan baku kain grey ke gudang untuk

disimpan. Bahan baku kain grey akan dicatat dalam

catatan stok kain.

Hal ini juga dilakukan oleh Kepala Garmen yang akan

membawa surat jalan dan memasukkan perlengkapan

garmen ke tempat garmen untuk disimpan.

4.

Bila ada masalah terhadap barang yang dikirimkan, maka

bagian pembelian juga berhak untuk mengembalikan

(25)

barang tersebut lengkap dengan surat pengajuan retur.

Barang yang diretur akan dibawa langsung oleh pihak

pengirim supplier yang mengantarkan barang ke gudang.

Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah:

1.

Menerima pengiriman pesanan bagian administrasi dan

keuangan yang dikirim oleh supplier

2.

Memastikan semua bahan baku yang dikirimkan sesuai

dengan pesanan dan dalam keadaan baik

3.

Melakukan pengembalian/ retur barang kepada supplier

yang tidak sesuai dengan pesanan atau bahan baku yang

didatangkan memiliki kualitas tidak baik.

B.

Operation



Prosedur pemilihan supplier

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memilih supplier

mana yang tepat bagi PT. Gala Saranatex dalam pengadaan

bahan baku. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk

memilih supplier yang tepat, antara lain:

1.

Ketepatan waktu pengiriman barang

PT. Gala Saranatex lebih mengutamakan kepada

supplier yang memiliki kinerja yang baik dalam

pemenuhan pesanan yang tidak terlambat dalam

pengiriman karena waktu merupakan hal yang

terpenting bagi PT. Gala Saranatex, jika terlambat

dalam pengiriman maka perusahaan tidak akan bisa

beroperasi secara maksimal.

(26)

2.

Kualitas yang terjamin

Selain ketepatan waktu dalam pengiriman, kualitas

bahan baku yang didapat dari supplier juga penting.

Bahan baku yang dikirimkan pada kain grey memiliki

ukuran yang sesuai saat dipesan, bahan kain tidak

rusak, dan perlengkapan garmen yang dikirimkan juga

tidak mengalami kecacatan.

3.

Kuantitas

Perusahaan membutuhkan bahan baku kain dalam

jumlah besar, oleh karena itu, dalam proses pemesanan

bahan baku, perusahaan menghitung kuantitas yang

dibutuhkan sesuai dengan pemesanan pelanggan serta

untuk kebutuhan persediaan perusahaan

4.

Harga bahan baku

Perusahaan memiliki dua supplier utama sampai saat

ini dalam melakukan pemesanan terhadap bahan baku

kain grey. Untuk supplier kain grey yang pertama

seperti PT. Sritex memiliki high quality sehingga harga

bahan baku cenderung lebih tinggi dbandingkan

dengan supplier yang lain seperti PT. Kusuma Sandang

yang menyediakan kain grey dalam bentuk medium

quality. Dengan adanya perbedaan harga bahan baku

maka juga akan mempengaruhi harga pada produk

yang akan dihasilkan.

(27)

Nilai yang dihasilkan:

1.

Mencari supplier yang dapat memenuhi kriteria

menurut perusahaan

2.

Mempertahankan supplier yang sudah ada



Prosedur Produksi

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengolah bahan

baku mentah untuk menjadi barang jadi yang siap

dikirimkan ke pelanggan.

Berikut ini adalah proses produksi dari PT. Gala

Saranatex:

1.

Sesuai dengan proses produksi, Kepala Produksi akan

mengirimkan SPK Pemutihan Kain kepada staff bagian

gudang setelah staff bagian gudang menerima kain.

2.

Staff bagian gudang akan mengirimkan bahan baku

kain grey untuk diputihkan dan dihaluskan oleh Jasa

Pemutihan dan kalender.

3.

Setelah kain diputihkan dan dihaluskan, staff bagian

gudang akan mengirimkan bahan kain putih ke bagian

pencetakan. Kepala Produksi akan memberikan SPK

Pencetakan Kain ke bagian pencetakan kain.

4.

Setelah kain dicetak, kain akan dipotong. Kepala

Produksi akan membuat SPK Pemotongan Kain ke

staff bagian pemotongan

(28)

5.

Setelah kain dipotong, staff bagian pemotongan akan

memberikan kain ke kepala garmen. Kepala Produksi

akan membuat SPK Penjahitan Kain.

6.

Setelah kain selesai dijahit menjadi pakaian jadi,

pakaian akan dikirim ke staff bagian packaging &

quality control untuk diperiksa kualitasnya

7.

Setelah barang selesai diperiksa, barang akan

dikirimkan lagi ke staff bagian gudang untuk dicatat

persediaannya.

8.

Setelah dicatat, bagian gudang akan memberitahu ke

Kepala Toko bahwa produknya telah selesai dibuat dan

siap dikirim ke pelanggan.

Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah:

1. Mengelola bahan baku yang ada menjadi bahan jadi

sesuai dengan kebutuhan persediaan perusahaan

2. Menghasilkan barang jadi agar perusahaan dapat

memenuhi permintaan pelanggan

3. Menjalankan produksi sesuai rencana

C.

Outbond Logistic



Prosedur Pengiriman Barang

Tujuan dari proses ini adalah untuk mengirimkan barang

yang telah dipesan pelanggan sebelumnya sesuai dengan

kesepakatan dengan perusahaan. Berikut iniadalah proses

pengiriman barang pada PT. Gala Saranatex:

(29)

1.

Sesuai dengan kesepakatan, Kepala Toko akan

memberikan konfirmasi kepada Staff Bagian Gudang

bahwa pelanggan telah melunasi pembayaran

2.

Staff Bagian Gudang akan menyiapkan barang yang

akan dikirim, membuat Surat Barang Keluar dan

kemudian

meminta

Jasa

Pengiriman

untuk

mengirimkan barang ke pelanggan.

3.

Staff bagian gudang akan mencatat pengeluaran barang

pada catatan barang keluar

Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah:

1.

Memastikan bahwa produk yang dipesan pelanggan

dapat diberikan ke pelanggan secara tepat waktu,

dalam keadaan baik sesuai dengan pesanan pelanggan

D.

Sales and Marketing

Tujuan dari proses ini adalah untuk merespon permintaan

pelanggan dengan cara melakukan negosiasi yang berakhir pada

pencatatan detail mengenai pesanan pelanggan. Berikut ini

adalah proses penerimaan pada PT. Gala Saranatex:

1.

Kepala Toko bertugas menerima pesanan pelanggan

yang ingin langsung memesan ke perusahaan baik

melalui telpon, fax maupun bertatapan langsung

2.

Kepala Toko akan menghubungi Kepala Produksi

untuk memberitahu detail pemesanan yang diterima dan

meminta berapa harga untuk pesananannya

(30)

3.

Setelah mengetahui harganya, maka Kepala Toko akan

menghubungi pelanggan untuk memberitahu harga

barang yang dipesan

4.

Bila kesepakatan sudah diperoleh, pelanggan akan

memberikan catatan pemesanan ke Kepala Toko

Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah:

1.

Menerima pesanan pelanggan yang masuk

2.

Menentukan ketentuan transaksi antara pelanggan dan

perusahaan mengenai beberapa hal seperti produk,

harga, dan waktu

E.

Servicing



Prosedur Retur Produk

Tujuan dari proses ini adalah melayani keluhan pelanggan

bila ada produk yang salah dikirim oleh perusahaan.

Proses retur hanya terjadi sesekali, hal ini disebabkan

karena barang terjadi kesalahan pengiriman. Berikut ini

adalah prosedur retur pada PT. Gala Saranatex:

1.

Bila ada produk yang tidak sesuai dengan pesanan,

pelanggan akan mengembalikan produk ke perusahaan

2.

Kepala Toko akan memeriksa produk yang diretur,

meminta persetujuan Kepala Produksi dan menyiapkan

surat retur untuk staff bagian gudang agar gudang

dapat mempersiapkan barang pengganti

3.

Kepala Toko juga akan memberikan instruksi

pengiriman barang agar staff bagian gudang mengirim

(31)

produk

pengganti

ke

pelanggan

melalui

jasa

pengiriman.

Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah:

1.

Memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan

dengan memastikan penggantian terhadap produk yang

rusak ataupun tidak sesuai dengan kesepakatan bersama

Gambar 3.4 Value Chain PT. Gala Saranatex

Sumber: PT. Gala Saranatex 2013

Menghasilkan Value Added – Cost= Profit

1.

Value Added yang dimiliki perusahaan adalah mencakup:

o

Inbound Logistic

Memastikan agar bahan baku untuk produksi selalu tersedia serta

memastikan bahan baku yang didapat sesuai dengan standar kualitas

Primary Activities Support Activities Value added-Cost= Profit Procurement Infrastructure

Human Resource Management

Product and Technology Development

Inbound Logistics Memastikan agar bahan baku untuk produksi selalu tersedia Memastikan bahan baku yang didapat sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan Operations Memilih supplier yang tepat untuk proses produksi Mengubah bahan baku menjadi bahan jadi Outbond Logistics Memastikan produk yang dikirim ke pelanggan tepat waktu dan dalam keadaan baik Sales and Marketing Menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan Menerima pemesanan dari pelanggan Servicing Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan Mengganti produk pelanggan yang tidak sesuai denganpesanan

(32)

yang diinginkan. Dalam proses inbound logistik, perusahaan telah

memperoleh bahan baku yang dinginkan, yaitu kain grey sesuai

dengan standar kualitas perusahaan Dalam proses penyediaan bahan

baku, bahan baku selalu tersedia dalam waktu yang tepat sesuai yang

diinginkan oleh perusahaan.

o

Operations

Dalam memilih supplier yang tepat untuk proses produksi, perusahaan

memilih supplier yang menyediakan bahan baku kain terbaik di

kotanya, yaitu dari PT. SRITEX dan PT. KUSUMA SANDANG.

Dalam proses mengubah bahan baku menjadi bahan jadi, perusahaan

melakukan proses pembelian bahan baku kain dari supplier,

memberikan bahan baku kain untuk dihaluskan terlebih dahulu ke jasa

pemutihan dan penghalusan, setelah itu kain yang sudah dihaluskan

atau diputihkan dapat dicetak dan setelah itu kain dijahit menjadi

pakaian sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

o

Outbond Logistics

Memastikan produk yang dikirim ke pelanggan tepat waktu dan dalam

keadaan baik. Dalam hal ini perusahaan menggunakan jasa

pengiriman terbaik untuk dapat mengirimkan barang ke pelanggan

sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan memastikan barang

yang dikirim tepat ke pelanggan dan dalam kondisi yang utuh

o

Sales and Marketing

Menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan, dan menerima

pemesanan dari pelanggan. Dalam hal ini, perusahaan telah

melakukan penjualan dan penerimaan pemesanan terhadap produk

(33)

yang dimiliki perusahaan mulai dari toko-toko seperti Pusat Grosir

Solo maupun penjual retal di kota-kota besar di Indonesia seperti

Jakarta, Medan, Yogyakarta sampai ke luar negeri seperti Malaysia

dan Timur Tengah. Sejauh ini Penjualan dan Marketing sudah cukup

baik karena dilihat dari tingkat penjualan yang selalu mengalami

peningkatan setiap tahunnya

o

Servicing

Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan serta mengganti

produk pelanggan yang tidak sesuai dengan pesanan. Dalam hal ini,

perusahaan melakukan quality control dengan profesional sebelum

barang-barang tersebut dikirim ke luar negeri. Apabila terdapat

produk yang mengalami ketidaksesuaian dari pihak pelanggan seperti

adanya barang yang cacat , maka pihak perusahaan segera melakukan

retur terhadap barang tersebut

2.

Cost yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung:

o

Biaya pembelian obat pewarna untuk pencetakan

o

Gaji Karyawan

o

Biaya Operasional tempat produksi (garmen dan gudang produksi)

o

Biaya pembelian perlengkapan garmen

o

Biaya pembelian bahan baku kain grey

o

Biaya jasa pemutihan dan penghalusan kain

o

Biaya sewa toko (sebagai tempat display dan penjualan produk

perusahaan)

(34)

3.

Profit

Dengan adanya value yang dihasilkan lebih besar, terutama dalam hal

menghasilkan produk yang dihasilkan sesuai dengan kualitas yang ada

dibandingkan dengan adanya biaya yang dikeluarkan, maka perusahaan selalu

mengalami keuntungan setiap tahunnya dan selalu mengalami peningkatan.

Dalam hal ini perusahaan mengandalkan hasil penjualan dan proses

marketing yang dilakukan oleh bagian toko serta pemiliknya yang sampai

saat ini masih terjun langsung dalam proses menawarkan produk kepada

pelanggan, khususnya pelanggan yang berasal dari luar negeri. Perusahaan

menggunakan strategi mouth to mouth dan hubungan relasi khususnya untuk

penjualan ke luar negeri dalam menghasilkan keuntungan. Pada penjualan

dalam negeri, perusahaan telah memiliki pelanggan tetap dalam melakukan

pemesanan produk yang dimiliki oleh perusahaan. Strategi penjualan dan

marketing yang baik adalah dengan mengandalkan produk yang berkualitas

yang telah dihasilkan oleh perusahaan dengan kualitas kain yang halus dan

motif yang berbeda dari pasaran.

3.6.4

Opportunity Identification

Berdasarkan hasil analisis value chain dari aktivitas yang memberi

nilai dalam proses bisnis PT. Gala Saranatex, maka penulis akan menganalisis

peluang serta ancaman apa yang dapat dilakukan untuk mendapatkan

keuntungan bersaing dibandingkan dengan pesaing. Berikut ini analisis yang

dilakukan:

(35)

3.6.4.1 Matriks

Evaluasi

Faktor

Internal

(IFE-Internal

Factor

Evaluation)

Merupakan

tools

dalam

Strategic

Management

untuk

mengevaluasi kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional PT.

Gala Saranatex. Berikut ini beberapa kekuatan(Strength) dan

kelemahan (Weakness) yang terdapat dalam faktor internal

perusahaan, yaitu:

1.

Kekuatan (Strength)

a.

Sudah memiliki banyak pelanggan tetap

Hal ini berdasarkan hasil wawancara, bahwa PT. Gala

Saranatex telah memiliki banyak pelanggan baik dari lokal

maupun luar negeri karena telah memiliki pengalaman selama

25 tahun di bidang tekstil, mulai dari saat PT. Gala Saranatex

berdiri sebagai Batik Zainal sampai didirikannya PT. Gala

Saranatex.

b.

Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa

pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya dalam proses

produksi bahan kain menjadi pakaian jadi atau hasil garmen

lainnya

c.

Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang

halus serta motif kain batik tidak pasaran

Adanya kualitas dari bahan kain dan motif yang tidak pasaran

ini dapat menjadi daya tarik pelanggan lokal maupun luar

negeri karena PT. Gala Saranatex selalu menyediakan motif

terbaru.

(36)

d.

Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam dan luar

negeri.

Hasil produksi kain batik maupun pakaian jadi yang akan

diexpor tidak dijual untuk lokal, sehingga kualitas penjualan

keluar negeri tetap terjaga, begitu juga untuk produksi pakaian

dalam lokal tidak dijual di luar negeri.

e.

Pengendalian kualitas produk secara profesional.

Sistem pengendalian kualitas dari produk yang dihasilkan

sebelum dikirimkan ke pelanggan dilakukan secara teliti dan

profesional

2.

Kelemahan (Weakness)

a.

Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena

belum adanya staf marketing

b.

Saat ini pemasaran yang dilakukan melalui pimpinan kepada

customer tanpa ada strategi pemasaran yang lebih sistematis.

Padahal pemasaran merupakan suatu cara yang penting untuk

mempertahankan loyalitas customer.

c.

Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk

membantu pembuatan pencetakan kain, pencetakan kain masih

dilakukan secara

dyed atau sprayed, hand painted, dan screen

printed.

d.

Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk

proses koordinasi.

Belum adanya sistem yang terintegrasi menyebabkan informasi

yang beredar tidak berjalan dengan mudah. Karena itulah

(37)

menimbulkan masalah-masalah yang ada dalam perusahaan

seperti kesalahan pengecekan stok, pengiriman barang untuk

pelanggan daerah lokal harus mengalami waktu tunggu.

Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang

umumnya sering ditemui

Berdasarkan hasil wawancara, umumnya sering terjadi

masalah human error pada proses operasi perusahaan yang

menjadi kelemahan bagi PT. Gala Saranatex

e.

Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual

Inovasi model pakaian yang dijual lebih cenderung kepada

pelanggan lokal dan toko Batik Zainal yang dimiliki oleh PT.

Gala Saranatex sehingga pelanggan yang mau melakukan

pemesanan melalui toko Batik Zainal dapat beralih ke toko

lainnya.

Tabel 3.1 Pembobotan Matriks IFE

No Faktor Internal

Yang lebih

berpengaruh Bobot

1

S1 Sudah memiliki banyak pelanggan tetap

s1 3

S2

Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya

2

S1 Sudah memiliki banyak pelanggan tetap

S3 3

S3

Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran

3

S1 Sudah memiliki banyak pelanggan tetap

S1 3

S4 Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri

4

S1 Sudah memiliki banyak pelanggan tetap

S5 3

S5 Pengendalian kualitas produk secara profesional

5 S2

Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta

(38)

S3

Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran

6 S2

Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya

S2 3

S4 Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri

7 S2

Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya

S5 3

S5 Pengendalian kualitas produk secara profesional

8 S3

Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran

S3 3

S4 Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri

9 S3

Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran

S5 3

S5 Pengendalian kualitas produk secara profesional

10

S4 Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri

S5 3

S5 Pengendalian kualitas produk secara profesional

11

S1 Sudah memiliki banyak pelanggan tetap

S1 4

W1

Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing

12

S1 Sudah memiliki banyak pelanggan tetap

W2 4

W2

Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain

13

S1 Sudah memiliki banyak pelanggan tetap

S1 3

W3 Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi

14

S1 Sudah memiliki banyak pelanggan tetap

S1 3

W4

Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui

15

S1 Sudah memiliki banyak pelanggan tetap

W5 2

W5 Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual

16 S2

Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya

W1 3

W1

Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing

17 S2

Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya

S2 2

W2

Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain

18 S2

Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya

S2 2

(39)

19 S2

Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya

W4 3

W4

Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui

20 S2

Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya

W5 2

W5 Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual

21 S3

Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran

W1 3

W1

Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing

22 S3

Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran

S3 3

W2

Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain

23 S3

Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran

S3 3

W3 Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi

24 S3

Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran

S3 2

W4

Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui

25 S3

Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran

S3 1

W5 Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual

26

S4 pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri

W1 3

W1

Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing

27

S4 Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri

W2 3

W2

Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain

28

S4 Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri

W3 3

W3 Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi

29

S4 pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri

S4 3

w4

Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui

30

S4 pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri

W5 2

W5 Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual

31

S5 Pengendalian kualitas produk secara profesional

S5 3

W1

Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing

(40)

W2

Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain

33

S5 Pengendalian kualitas produk secara profesional

S5 2

w3 Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi

34

S5 Pengendalian kualitas produk secara profesional

W4 2

w4

Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui

35

S5 Pengendalian kualitas produk secara profesional

W5 2

W5 Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual

36 W1

Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing

W1 4

W2

Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain

37 W1

Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing

W1 3

W3 Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi

38 W1

Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing

W4 3

W4

Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui

39 W1

Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing

W5 2

W5 Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual

40 W2

Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain

W2 3

W3 Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi

41 W2

Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain

W2 3

W4

Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui

42 W2

Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain

W5 2

W5 Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual

43

W3 Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi

W3 2

W4

Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui

44

W3 Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi

W5

W5 Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual 2

45 W4

Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui

W5 2

W5 Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual

(41)

Tabel 3.2 Rangkuman Pembobotan Matriks IFE S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 S1 1 3 0,33 3 0,33 4 0,25 3 3 0,5 S2 0,33 1 0,33 3 0,33 0,33 2 2 0,33 0,5 S3 3 3 1 3 0,33 0,33 3 3 2 1 S4 0,33 0,33 0,33 1 0,33 0,33 0,33 0,33 3 0,5 S5 3 3 3 3 1 3 3 2 0,5 0,5 W1 0,25 3 3 3 0,33 1 4 3 0,33 0,5 W2 4 0,5 0,33 3 0,33 0,25 1 3 3 2 W3 0,33 0,5 0,33 3 0,5 0,33 0,33 1 2 0,5 W4 0,33 3 0,5 0,33 2 3 0,33 0,5 1 0,5 W5 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 Total 14,57 19,33 10,15 24,33 7,48 14,57 16,24 19,83 17,16 7,5

(42)

Tabel 3.3 Normalisasi Matriks IFE

S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 Total S1 0,069 0,16 0,03 0,123 0,04 0,27 0,02 0,15 0,175 0,067 1,11 S2 0,023 0,05 0,03 0,123 0,04 0,02 0,12 0,1 0,019 0,067 0,61 S3 0,206 0,16 0,1 0,123 0,04 0,02 0,18 0,15 0,117 0,133 1,24 S4 0,023 0,02 0,03 0,041 0,04 0,02 0,02 0,02 0,175 0,067 0,46 S5 0,206 0,16 0,3 0,123 0,13 0,21 0,18 0,1 0,029 0,067 1,5 W1 0,017 0,16 0,3 0,123 0,04 0,07 0,25 0,15 0,019 0,067 1,19 W2 0,275 0,03 0,03 0,123 0,04 0,02 0,06 0,15 0,175 0,267 1,17 W3 0,023 0,03 0,03 0,123 0,07 0,02 0,02 0,05 0,117 0,067 0,55 W4 0,023 0,16 0,05 0,014 0,27 0,21 0,02 0,03 0,058 0,067 0,88 W5 0,137 0,1 0,1 0,082 0,27 0,14 0,12 0,1 0,117 0,133 1,3 Total 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi hasil wawancara pembobotan faktor

internal

(43)

Tabel 3.4 Matriks IFE PT. Gala Saranatex

Faktor‐‐‐‐faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor

Bobot

Kekuatan (Strength)

1. Sudah memiliki banyak pelanggan tetap 0,11 2 0,22

2. Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya

0,06 2 0,12

3. Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran

0,123 4 0,492

4. Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri

0,045 1 0,045

5. Pengendalian kualitas produk secara profesional 0,15 3 0,45

Kelemahan (Weakness)

1. Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing

0,118 2 0,236

2. Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain

0,117 4 0,468

3. Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi

0,054 3 0,162

4. Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui

0,088 1 0,088

5. Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual

0,13 2 0,26

Total 1 2,541

Sumber: PT. Gala Saranatex (2013)

Dari tabel diatas diketahui bahwa kekuatan terbesar perusahaan adalah

Pengendalian kualitas produk secara profesional sebesar 0,15 . Sedangkan dari sisi

kelemahan yang tertinggi adalah belum adanya inoviasi dalam model pakaian yang

dijual sebesar 0,13.

(44)

3.6.4.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE- Eksternal Factor

Evaluation)

Adalah strategi yang digunakan untuk menganalisa

faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi sebuah perusahaan.

Berikut ini adalah faktor eksternal berupa peluang (Opportunities) dan

ancaman (Threats) dari PT. Gala Saranatex, yaitu:

1.

Peluang (Opportunities)

a.

Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer yang

dipergunakan sehari-hari

Berdasarkan hasil wawancara, kebutuhan akan pakaian batik

tidak hanya digunakan dalam kegiatan formal saja seperti

menghadiri acara-acara, namun juga dapat dipakai sehari-hari.

Seperti seragam sekolah, kemeja, daster, dan model lainnya.

Tingkat penggunaan akan terus dibutuhkan dan menjadi

peluang bagi industri tekstil khususnya industri kain batik.

b.

Peluang expor batik Indonesia semakin terbuka

Hal ini dapat dilihat dari peluang ekspor batik Indonesia ke

sejumlah negara semakin terbuka seiring tumbuhnya

permintaan batik dari perancang busana di luar negeri.

Selain itu, pemerintah Provinsi Jawa Tengah berusaha

memfasilitasi pengembangan dalam sektor industri tekstil

hingga dapat menembus pasar sampai ke luar negeri. Beberapa

upaya pemerintahan tersebut adalah menyediakan SDM yang

sudah benar-benar siap kerja dalam industri garmen.

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Gala Saranatex  Sumber : PT. Gala Saranatex tahun 2013
Gambar 3.2 Activity Diagram Proses Bisnis Berjalan PT Gala Saranatex
Gambar 3.3 Five Forces Porter PT. Gala Saranatex  Sumber: PT. Gala Saranatex 2013
Gambar 3.4 Value Chain PT. Gala Saranatex  Sumber: PT. Gala Saranatex 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait