• Tidak ada hasil yang ditemukan

AUDIT OPERASIONAL TERHADAP FUNGSI PRODUKSI PADA PT. DIMAS REIZA PERWIRA DI SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AUDIT OPERASIONAL TERHADAP FUNGSI PRODUKSI PADA PT. DIMAS REIZA PERWIRA DI SURABAYA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

471

AUDIT OPERASIONAL TERHADAP FUNGSI PRODUKSI

PADA PT. DIMAS REIZA PERWIRA DI SURABAYA

Nur Halimah, Masyhad, Widya Susanti Nur805605@gmail.com

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya

ABSTRAK

Fungsi produksi merupakan fungsi yang sangat penting untuk kelangsungan kemajuan didalam perusahaan. Agar fungsi tersebut berjalan dengan baik dan optimal maka diperlukan penerapan audit operasional yang dapat menilai efektif dan efisien suatu produk yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan audit operasional fungsi produksi yang dilakukan oleh PT. Dimas Reiza Perwira.

Metode penelitian yang digunakan yaitu data kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Untuk mendukung penelitian ini data yang dikumpulkan berupa hasil kuisioner, wawancara dan berupa laporan biaya standar dan realisasi. Hasil penelitian menunjukkan perusahaan PT. Dimas Reiza Perwira didalam melakukan penerapan audit operasional belum berjalan dengan optimal. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa temuan yaitu belum efektif dan efisien pada rencana induk produksi, produktivitas nilai tambah dan pengendalian produksi dan operasi. Selain itu, hasil dari standar dan realisasi tahun 2015-2016 menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja langsung belum mencapai tingkat efisiensi.

Kata Kunci: Audit Operasional, Fungsi Produksi, Efektif dan Efisien.

ABSTRACT

The production function is a very important function for the continuity of

progress with in the company. In order for these function to run properly and optimally than the need for the implementation of operational audits that can effectively and efficiently assess a product that is produced. This study aims to determine the implementation of operational audit of production functions undertaken by PT. Dimas Reiza Perwira

The research method used is qualitative data with case study approach. To support this research the data collected in the form of questionnaire results, interviews and in the form of standard cost report and realization. The results showes that PT. Dimas Reiza Perwira in conducting the operational audit have not run optimally. This is because there are still some findings that have not been effective and efficient in the master plan production, added value productivity and control of production and operation. In addition, the results of the 2015-2016 standard and realization show that direct labor costs have not yet reached the level of efficiency.

(2)

472 PENDAHULUAN

Perkembangan dunia usaha dihadapkan pada suatu tantangan besar yaitu

dengan semakin tinggi tingkat persaingan untuk merebut pangsa pasar. Perusahaan dituntut untuk bisa bertahan dan bersaing dalam dunia bisnisnya. Setiap perusahaan akan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan kegiatan operasional yang efektif dan efisien. Untuk mencapai kegiatan operasional yang efektif dan efisien dibutuhkan audit operasional. Menurut Agoes dan Hoesada (2013:195) yang dikutip oleh Rosdiyati (2016) pengertian audit operasional atas fungsi produksi merupakan penilaian secara komprehensif keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif, dan efisien).

PT.Dimas Reiza Perwira menyadari bahwa didalam penerapan audit operasional khususnya fungsi produksi menyadari bahwa masih memiliki kendala yaitu belum adanya penilaian optimalisasi dan produktivitas secara menyeluruh. Sehingga perusahaan belum dapat melakukan tindakan korektif secara menyeluruh.

Rumusan Masalah

Bagaimana Penerapan Audit Operasional Terhadap Fungsi Produksi?

Tujuan

Untuk mengetahui penerapan audit operasional terhadap fungsi produksi yang dijalankan oleh PT. Dimas Reiza Perwira.

LITERATUR KEPUSTAKAAN Audit Operasional

Audit operasional disebut juga audit manajemen, audit kinerja adalah suatu kegiatan meneliti kembali atau mengkaji ulang hasil operasi pada setiap bagian dalam suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengevaluasi atau menilai efisiensi dan efektivitasnya (Sunyoto,2013:7).

(3)

473 Tahap - Tahap Audit Operasional

Bayangkara (2015:11-13) ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar tahapan-tahapan tersebut dibagi menjadi lima yaitu:

1. Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek yang diaudit. Pada samping itu, audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh.

2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen

Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan menilai efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. 3. Audit Terinci

Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan dengan tujuan audit.

4. Pelaporan

Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk menyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan.

5. Tindak Lanjut

Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.

(4)

474 Audit Operasional Fungsi Produksi

Bayangkara (2015:227), audit produksi dan operasi melakukan penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif dan efisien). Audit ini dilakukan tidak hanya terbatas pada unit produksi tetapi juga berlaku untuk keseluruhan proses produksi dan operasi. Audit ini juga berperan melengkapi fungsi pengendalian kualitas.

Ruang Lingkup Audit Operasional Fungsi Produksi

Ruang lingkup audit produksi (Bayangkara,2015:231-248) meliputi keseluruhan dari program atau aktivitas yang dikelola pada fungsi ini, yang merupakan bagian dari wewenang dan tanggungjawab untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Secara keseluruhan ruang lingkup audit produksi meliputi:

1. Rencana produksi dan operasi

Mengakomodasi rencana fungsi-fungsi bisnis lain, yang merupakan penjabaran dari rencana pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Suatu rencana induk memuat tentang:

a. Jadwal induk produksi

Membuat spesifikasi tentang apa yang akan dibuat dan kapan akan dibuat, sesuai dengan rencana produksi. Rencana ini mencakup input yang akan diproses seperti permintaan konsumen, kemampuan teknis, ketersediaan SDM, fluktuasi persediaan, kinerja pemasok, dan berbagai pertimbangan lainnya.

b. Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi

Pertimbangan kebutuhan kapasitas berpengaruh secara mendasar terhadap jadwal produksi utama.

c. Tingkat persediaan

Secara umum persediaan pada industri manufaktur terdiri atas persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, dan persediaan perlengkapan (supplies).

(5)

475

Keseimbangan lintas produksi atau disebut juga keseimbangan lini produksi (production line balancing) bertujuan untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar guna memperoleh optimalisasi penggunaan fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan yang tinggi melalui penyeimbangan waktu kerja antar stasiun kerja (work station).

2. Produktivitas dan peningkatan nilai tambah

Transformasi yang mengubah input menjadi output selalu diikuti dengan peningkatan manfaat yang diperoleh baik oleh perusahaan maupun pelanggan. Penerapan teknologi mutakhir, metode produksi inovatif dapat meningkatkan efisiensi proses.

3. Pengendalian produksi dan operasi

Pengendalian ini menyangkut pengamatan atas hubungan antara proses yang berjalan dengan standar (kriteria) operasi yang telah ditetapkan. Pengendalian produksi dan operasi dibagi menjadi beberapa macam yaitu:

a. Pengendalian Bahan Baku

Pengendalian bahan baku bertujuan untuk memastikan bahwa bahan baku yang diolah dalam proses produksi telah sesuai dengan kebutuhan standar kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.

b. Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi

Pengendalian peralatan dan fasilitas produksi bertujuan untuk memastikan bahwa semua peralatan dan fasilitas produksi ada dalam keadaan siap untuk melaksanakan proses produksi sesuai dengan ketentuan penggunaannya.

c. Pengendalian Transformasi

Fungsi transformasi mengolah input menjadi output sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

d. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas tidak cukup dipahami sebagai pengendalian proses produksi, yang hanya membebankan tanggungjawab kualitas produk kepada unit kendali kualitas.

(6)

476

Pengendalian barang jadi merupakan pengendalian yang dilakukan terhadap pengelolaan barang setelah selesai diproduksi.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan studi kasus. Menurut Vredenbergt (1978), Razaviek (1989) yang dikutip dari Uha (2012:83) menjelaskan sifat studi kasus sebagai suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari objek yang artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi. Data yang digunakan yaitu data kualitatif. Penelitan deskriptif ini merupakan penelitian yang mencoba memberikan gambaran secara sistematis tentang situasi, permasalahan, fenomena, layanan, atau program, ataupun menyediakan informasi (Widi, 2010:47).

Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan yaitu:

Data primer

adalah data yang diperoleh secara langsung berupa observasi pada instansi subyek penelitian dan hasil wawancara dengan staf organisasi yang menjadi objek penelitian.

Unit Analisis

Mengungkapkan hal-hal yang dibahas dalam suatu penelitian sehingga akan mengarahkan perhatian penelitian terhadap sesuatu yang akan diteliti. Obyek pada penelitian ini adalah audit operasional terhadap fungsi produksi pada PT Dimas Reiza Perwira Surabaya sehingga, unit analisisnya pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Rencana Produksi

Yaitu penjabaran dari rencana pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

2. Produktivitas dan Peningkatan Nilai Tambah

Yaitu transformasi yang mengubah input menjadi output selalu diikuti dengan peningkatan nilai tambah

(7)

477

3. Pengendalian Produksi dan Operasi

Yaitu menyangkut pengamatan atas hubungan antara proses yang berjalan dengan standar (kriteria) operasi yang telah ditetapkan.

Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka

Penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari literatur atau referensi lain yang berhubungan dengan pokok bahasan sehingga dapat sebagai acuan didalam memberikan solusi untuk pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan.

2. Survei Pendahuluan

Yaitu dilakukan dengan kunjungan pendahuluan ke objek penelitian untuk mengetahui situasi dan kondisi serta gambaran khusus perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang akan diangkat dalam skripsi.

3. Survei Lapangan

Penelitian yang dilakukan secara langsung pada obyek penelitian. Teknik yang digunakan meliputi:

a. Wawancara

Yaitu dengan mengadakan wawancara langsung dengan staf perusahaan untuk memperoleh informasi yang berkenaan dengan bagian produksi tentang apakah fungsi produksi berjalan dengan efektif, dan efisien? b. Observasi

Yaitu melihat secara langsung terhadap aktivitas produksi dan kemudian menarik kesimpulan dari realita yang terjadi dilapangan

c. Kuisioner

Yaitu mengajukan pertanyaan secara tertulis kepada bagian Produksi mengenai data-data yang diperlukan sebagai pembahasan mengenai penelitian ini.

d. Dokumentasi

Yaitu pengambilan data oleh peneliti dengan cara mencatat dan mempelajari data dari bagian yang mempunyai hubungan tentang masalah

(8)

478

yang diteliti yaitu dokumen berupa struktur organisasi serta proses produksi dari manajemen produksinya.

Teknik Analisis Data

Tahapan analisis data pada penelitian adalah sebagai berikut:

1. Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti untuk mengungkap permasalahan yang terjadi yaitu tata cara menganalisis kegiatan lapangan atau observasi.

2. Untuk mengetahui sejauh mana produksi tercapai kemudian peneliti melakukan pengamatan terhadap perencanaan produksi yaitu angka hasil kinerja bagian produksi dengan target produksi.

3. Melakukan wawancara atau tanya jawab kepada pihak-pihak yang terkait masalah proses produksi yang dibahas dalam penelitian.

4. Memberikan kuisioner atau angket kepada pihak yang terkait yaitu diantaranya direktur, bagian produksi dan juga karyawan agar dapat mengetahui lebih rinci didalam proses produksi yang dilakukan perusahaan tersebut.

5. Memberikan rekomendasi perbaikan atas dasar temuan-temuan audit pada produksi.

6. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit Pendahuluan

PT. Dimas Reiza Perwira merupakan salah satu perusahaan manufaktur di Lokasi Rungkut Industri Surabaya Jawa Timur. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini berupa ikan bandeng yang diolah kembali menjadi ikan bandeng tanpa duri yang difrozen, serta juga untuk bandeng umpan ikan tuna. Untuk bahan baku yang digunakan perusahaan ini menggunakan dua bahan yaitu ikan bandeng yang fresh yang diterima langsung dari supplier pertambakan langsung dan ikan bandeng beku yang kemudian dicairkan terlebih dahulu.

Prosedur yang digunakan pada tahap awal perusahaan menerima bahan baku utama, setelah penerimaan bahan baku proses selanjutnya untuk mensortir

(9)

479

ikan bandeng tersebut sesuai dengan kriteria dan diproses, setelah itu bahan baku yang sudah jadi akan dilakukan penyimpanan sebelum melakukan tahap packing

PT. Dimas Reiza Perwira selalu membuat perencanaan produksi atau production plan didalam menentukan kebijakan penerimaan bahan baku, tetapi untuk pengevaluasian secara menyeluruh kebijakan perusahaan belum mengatur keseluruhannya.

Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen

1. Rencana Induk Produksi dan Operasi a. Jadwal Induk Produksi

Perusahaan mendapatkan bahan baku ada dua macam yaitu berasal dari ikan yang dibudidayakan dan bahan baku yang berasal dari industri lain berupa beku. Sedangkan untuk pengiriman perusahaan menggunakan termocking untuk jarak antar kota dan kapal untuk pengiriman diluar pulau

b. Penilaian Atas Penggunaan Kapasitas Persediaan

Perusahaan menggunakan perkiraan berdasarkan bahan baku yang diterima setiap harinya dan juga melihat stock pada persediaan awal, sehingga tidak menggunakan prosedur secara tertulis untuk menilainya. c. Tingkat Persediaan

Persediaan awal berlaku untuk bahan baku frozen, penyimpanan bahan baku hanya digunakan sehari setelah proses produksi dan persediaan bahan jadi disesuaikan jadwal pengiriman produk.

d. Perencanaan keseimbangan lintas produksi

Fasilitas yang digunakan oleh perusahaan pada sistem produksi menggunakan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah fasilitas yang ada e. Biaya

Biaya bahan baku sekitar Rp.13.000-Rp.16.000, biaya tenaga kerja langsung diakumulasikan antara gaji karyawan harian dan borongan. Sedangkan untuk biaya overhead pabrik sudah disesuaikan pengeluaran perusahaan.

(10)

480

2. Produktivitas dan Nilai Tambah

Didalam menentukan laporan produktivitas perusahaan mengeceknya pada saat penyortiran bahan baku yang diterima sehingga didalam proses produksi tidak mengalami pemborosan bahan dan juga proses pengulangan bahan. Untuk bahan baku yang tidak sesuai dengan standar maka akan dijual kembali dengan harga yang relatif terjangkau.

3. Pengendalian Produksi dan Operasi a. Pengendalian Bahan Baku

Tidak mendapat jaminan pengembalian bahan oleh supplier jika tidak sesuai dengan ketetapan perusahaan

b. Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi

Masih menggunakan peralatan yang sederhana sedangkan untuk fasilitas yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan perusahaan.

c. Pengendalian Kualitas

Hanya menghitung berdasarkan bahan baku yang tidak sesuai dengan ketentuan perusahaan

d. Pengendalian Barang Jadi

Disimpan kedalam cold storage dengan suhu -18 derajat celcius dan ditutup rapat jika terjadi pemadaman listrik (lebih 2jam menyewa jenset)

Audit Terinci atau Lanjutan

1. Rencana Induk Produksi dan Operasi a. Jadwal Induk Produksi

Belum efektif karena standar yang digunakan perusahaan 80% tetapi didalam kondisi kenyataan menunjukkan bahwa laporan standar dan realisasi hanya berkisar 70%. Selain itu, fungsi-fungsi lain belum berintegrasi dengan fungsi bisnis lainnya.

(11)

481 Tabel 1

Data Standar dan Realisasi Bahan Baku Tahun 2015 dan Tahun 2016

Tahun Standar Realisasi Selisih Keterangan

2015 103647,86 72553,5 31094,36 Belum Efektif 2016 106466,14 80195,4 26270,74 Belum Efektif

Sumber: Peneliti (2017)

b. Penilaian Atas Penggunaan Kapasitas Persediaan

Seluruh kapasitas yang dimiliki sudah sesuai dengan rencana produksi yang sudah ditetapkan serta perusahaan memiliki kebijakan tertulis mengenai pemanfaatan kapasitas mengganggur tetapi, perusahaan masih belum memiliki kebijakan tertulis tentang pengelolaan kebutuhan produksi diatas kemampuan kapasitas yang tersedia untuk dikerjakan. c. Tingkat Persediaan

Pada tingkat persediaan baik itu persediaan bahan baku, persediaan bahan dalam proses maupun persediaan barang jadi sudah sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan perusahaan dan sudah disosialisasikan dengan baik kepada karyawan bersangkutan akan tetapi, didalam penyimpanannya harus diawasi karena harus memastikan suhu sudah sesuai dengan kriteria yang dimiliki perusahaan.

d. Perencanaan keseimbangan lintas produksi

Untuk perencanaan keseimbangan lintas produksi sudah berjalan dengan efektif tetapi masih ada temuan yaitu perusahaan ini belum memiliki panduan pengoperasian fasilitas produksi secara tertulis untuk mencegah terjadinya kemacetan proses produksi.

e. Biaya

1. Biaya Bahan Baku

Tabel 2

Standar dan Realisasi Biaya Bahan Baku Tahun 2015 dan 2016

Tahun Standar Realisasi Selisih Ket.

2015 Rp.1.347.422.180 Rp.1.088.302.500 Rp259.119.680 Efisien 2016 Rp.1.596.922.100 Rp.1.202.931.000 Rp393.911.100 Efisien

(12)

482

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 biaya standar biaya overhead pabrik sebesar Rp.1.347.422.180 sedangkan realisasi sebesar Rp.1.088.302.500 sehingga dapat diperoleh selisih sebesar Rp.259.119.100. Kemudian pada tahun 2016 standar biaya overhead pabrik sebesar Rp.1.596.922.100 sedangkan realisasi Rp.1.202.931.000 jadi selisih yang diperoleh sebesar Rp.393.911.100.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tabel 3

Standar dan Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2015 dan 2016

Tahun Standar Realisasi Selisih Ket.

2015 Rp.345.600.0000 Rp.364.580.000 Rp.18.980.000 Belum efisien 2016 Rp.1.317.888.000 Rp.1.337.775.000 Rp.19.887.000 Belum efisien

Sumber: Peneliti (2017)

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 biaya standar biaya overhead pabrik sebesar Rp.345.600.000 sedangkan realisasi sebesar Rp.364.580.000 sehingga dapat diperoleh selisih sebesar Rp.18.980.000. Kemudian pada tahun 2016 standar biaya overhead pabrik sebesar Rp.1.317.888.000 sedangkan realisasi Rp.1.337.775.000 jadi selisih yang diperoleh sebesar Rp.19.887.000.

3. Biaya Overhead Pabrik

Tabel 4

Standar dan Realisasi Biaya Overhead Pabrik Tahun 2015 dan 2016

Tahun Standar Realisasi Selisih Ket.

2015 Rp.2.870.450.000 Rp.2.154.423.428 Rp.716.026.572 Efisien 2016 Rp.3.245.980.250 Rp.2.811.509.230 Rp.434.471.020 Efisien

Sumber: Peneliti (2017)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 biaya standar biaya overhead pabrik sebesar Rp.2.870.450.000, sedangkan realisasi sebesar Rp.2.154.423.428 sehingga dapat diperoleh selisih sebesar Rp.716.026.572. Kemudian pada tahun 2016 standar biaya overhead pabrik sebesar Rp.3.245.980.250 sedangkan realisasi Rp.2.811.509.230 jadi selisih yang diperoleh sebesar Rp.434.471.020.

(13)

483

Perusahaan tidak memberikan penghargaan bagi karyawan yang memiliki produktivitas yang tinggi serta juga tidak memberikan sepenuhnya tanggungjawab seperti perencanaan melaksanakan dan mengendalikan aktivitasnya. Selain itu kurangnya sosialisasi bagi karyawan produksi mengenai aktivitas yang bernilai tambah maupun tidak bernilai tambah.

5. Pengendalian Produksi dan Operasi a. Pengendalian Bahan Baku

Tidak adanya pemberian jaminan pengembalian bahan baku oleh pemasok dan didalam penerimaan bahan baku tidak diberikan kode khusus karena perusahaan hanya mempunyai dua pemasok bahan baku jadi didalam penelusuran tidak kesulitan.

b. Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi

Peralatan yang digunakan didalam proses produksi sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis tetapi peralatan yang digunakan masih ditemukan tidak sesuai dengan ukuran dan desain yang telah ditentukan perusahaan.

c. Pengendalian Kualitas

Karyawan tidak dilengkapi salinan kebijakan kualitas tersebut serta tidak diberikan pelatihan dalam rangka meningkatkan kualitas tersebut. Untuk kebijakan tertulis mengenai menekan biaya kualitas perusahaan masih belum ada dan fasilitas mereview secara periodik dan formal belum dilakukan juga.

d. Pengendalian Barang Jadi

Perusahaan sudah menggunakan prosedur secara tertulis didalam pengendalian barang jadi, serta sebelum dipasarkan ke konsumen dikemasannya sudah tertera tanggal kadaluwarsa dan didalam pengelolaan barang yang sudah jadi suhu temperatur sudah sesuai dengan kebijakan.

Pelaporan

1. Temuan

a. Penilaian Rencana Induk Produksi dan Operasi pada PT. Dimas Reiza Perwira masih belum efektif dan efisien

(14)

484

Belum efektif karena penerimaan bahan baku belum memenuhi standar yang ditetapkan perusahaan dan belum efisien pada tingkat biaya tenaga kerja langsung.

b. Produktivitas dan Nilai Tambah belum berjalan efektif

Kurangnya sosialisasi bagi karyawan untuk mengetahui aktivitas mereka yang bernilai tambah maupun tidak.

c. Pengendalian Produksi dan Operasi

1. Pengendalian Bahan Baku belum efektif

Pemasok tidak memberikan jaminan pengembalian bahan baku yang tidak sesuai, dan perusahaan hanya menggunakan sedikit pemasok untuk memenuhi kebutuhan produksi.

2. Pengendalian Peralatan dan Fasilitas belum efektif

Desain dan ukuran belum ditentukan perusahaan dan peralatan masih sederhana.

3. Pengendalian Kualitas belum efektif

Belum terdokumentasinya biaya kualitas dan belum adanya kegiatan mereview baik secara periodik dan formal

2. Rekomendasi

a. Sebaiknya perusahaan lebih memperketat lagi dan mengkomunikasikan kepada pemasok supaya lebih menjamin mutunya dan standar perusahaan dapat tercapai

b. Sebaiknya perusahaan lebih memperkirakan penentuan biaya standar jika terjadi penambahan biaya diluar dugaan.

c. Perusahaan melakukan kegiatan sosialisasi terhadap karyawan mengenai aktivitas yang bernilai tambah dan tidak

d. Sebaiknya perusahaan menggunakan pemasok lebih dari dua untuk mengantisipasi pemenuhan permintaan konsumen.

e. Perusahaan lebih menentukan desain dan ukuran peralatan yang sesuai kebutuhan

f. Lebih mendokumentasikan lagi dan melakukan kegiatan review lebih mendalam lagi.

(15)

485 Tindak Lanjut

Perusahaan dapat meninjau kembali rekomendasi yang diberikan oleh peneliti dan diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik, agar kedepannya dapat memperbaharui kebijakan maupun aktivitas proses produksi untuk tercapainya efisien serta efektivitas didalam fungsi produksi.

SIMPULAN

Penerapan audit operasional terhadap fungsi produksi belum berjalan dengan optimal hal ini masih terdapat penemuan kelemahan yaitu sebagai berikut: 1. Perencanaan produksi dan operasi belum efektif pada saat penerimaan bahan

baku dan belum efisien pada biaya tenaga kerja langsung

2. Produktivitas dan Nilai Tambah belum efektif karena kurangnya sosialisasi perusahaan pada karyawan mengenai aktivitas yang bernilai tambah maupun tidak.

3. Pengendalian Produksi dan Operasi belum efektif pada pengendalian bahan baku yang masih belum adanya jaminan kualitas oleh pemasok dan perusahaan hanya menggunakan sedikit pemasok. Pengendalian fasilitas dan peralatan produksi yang belum ditentukan desain dan ukurannya. Serta pengendalian kualitas yaitu masih belum terdokumentasinya secara formal dan kegiatan mereview secara keseluruhan.

SARAN

1. Sebaiknya perusahaan lebih mengkomunikasikan kembali kepada pemasok tentang kualitas yang diinginkan perusahaan sehingga standar 80% dapat tercapai.

2. Sebaiknya didalam menentukan standar BTKL lebih diperkirakan kembali jika terjadi kenaikan permintaan maka perusahaan akan menambah biaya lemburan pada karyawan.

3. Lebih disosialisasikan kembali kepada karyawan mengenai aktivitas yang bernilai tambah atau tidak.

(16)

486

4. Pemasok harus memberikan jaminan mutu kepada perusahaan untuk menghindari bahan baku cacat yang berlebihan dan lebih baik menambah pemasok tidak hanya mengandalkan dua pemasok agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan pangsa pasar.

5. Sebaiknya perusahaan menggunakan peralatan yang modern sehingga desain dan ukuran dapat ditentukan sesuai kebutuhan produksi

6. Lebih didokumentasikan lagi mengenai biaya kualitas dan kegiatan mereview agar pengendalian kualitas dapat berjalan dengan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Bayangkara, IBK 2015, Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.

Sunyoto, Danang 2013, Auditing pemeriksaan akuntansi, CAPS (Center of Academic Publishing Service), Yogyakarta.

Uha, Nawawi Ismail 2012, Metoda Penelitian Kualitatif, CV. Dwi Putra Jaya, Jakarta Barat.

Widi, R. K. 2010, Asas Metodologi Penelitian: SebuahPengenalan dan Penuntun Langkah demi Langkah Pelaksanaan Penelitian. Cetakan pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa standar biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik berperan dalam pengendalian biaya produksi

Setelah dilakukan pengujian terhadap sistem maka dihasilkan kesimpulan dari sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku ini diantaranya dapat memudahkan Bagian

Pengendalian kualitas dapat dilakukan mulai dari bahan baku, selama proses produksi berlangsung, sampai kepada produk akhir dan disesuaikan dengan standar yang

Peranan biaya standar dalam efektivitas pengendalian biaya bahan baku bukan melalui pengurangan biaya yang besar dengan mengabaikan kualitas produk yang

Pengendalian produksi dilakukan untuk menjaga kualitas produk yang akan dihasilkan, dan ini sudah harus dilakukan sejak dari bahan baku sampai menjadi produk.. Selain pengawasan

Teja Sekawan Cocoa Industries terjadi efisiensi pencapaian sasaran mutu bagian produksi tidak sesuai dengan target produk, inspeksi sampel dalam proses dan

Perusahaan telah memiliki standar produktivitas yang dijadikan sebagai pedoman oleh karyawan bagian produksi dan perusahaan juga telah memberikan tanggung jawab

Fungsi pembelian dalam sebuah perusahaan manufaktur terutama melakukan pembelian bahan baku yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi perusahaan dan juga melakukan