• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEPTEMBER 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEPTEMBER 2014"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL PELA JARAN 27 OKTOBER–2 NOVEMBER

Apakah Saudara Yakin

Bahwa Saudara Memiliki

Kebenaran? Mengapa?

HALAMAN 7˙NYANYIAN: 28, 107 3-9 NOVEMBER

Loyal Melayani Allah Meski

”Banyak Kesengsaraan”

HALAMAN 12˙NYANYIAN: 135, 133 10-16 NOVEMBER

Orang Tua—Gembalakan

Anak Saudara

HALAMAN 17˙NYANYIAN: 88, 24 17-23 NOVEMBER

Musuh Terakhir, Kematian,

Akan Ditiadakan

HALAMAN 23˙NYANYIAN: 111, 109 24-30 NOVEMBER

Ingatlah Para Pelayan

Sepenuh Waktu

HALAMAN 28˙NYANYIAN: 95, 100

(2)

Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedu-nia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dariKitab Suci Terjemahan Dunia Baru.

The Watchtower(ISSN 0043-1087) is published semi-monthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001.

Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at addi-tional mailing offices.POSTMASTER:Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road,Wallkill, NY 12589-3299.52014 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.

34567

September 15, 2014

Vol. 135, No. 18 Semimonthly INDONESIAN

ARTIKEL PELAJARAN

ˇ

Apakah Saudara Yakin Bahwa Saudara Memiliki

Kebenaran? Mengapa?

Artikel ini akan membahas mengapa banyak orang mengakui bahwa Saksi-Saksi Yehuwa memiliki kebenaran. Kita juga akan melihat alasannya mengapa Saksi-Saksi yakin mereka memiliki kebenaran.

ˇ

Loyal Melayani Allah Meski ”Banyak

Kesengsaraan”

Kita semua mengalami kesengsaraan karena hidup di dunia Setan. Bagaimana Setan menyerang? Bagaimana kita bisa siap menghadapinya?

ˇ

Orang Tua— Gembalakan Anak Saudara

Orang tua punya tanggung jawab membesarkan anaknya ”dengan disiplin dan [nasihat] dari Yehuwa”. (Ef. 6:4) Artikel ini membahas tiga cara orang tua bisa menggembalakan dan membantu anaknya mengasihi Yehuwa.

ˇ

Musuh Terakhir, Kematian, Akan Ditiadakan

Kematian dan berbagai penyebabnya membuat manusia sangat menderita. Mengapa manusia mati? Bagaimana ’musuh terakhir, kematian, akan ditiadakan’? (1 Kor. 15:26) Pelajari bagaimana jawabannya menyoroti keadilan, hikmat, dan terutama kasih Yehuwa.

ˇ

Ingatlah Para Pelayan Sepenuh Waktu

Dulu maupun sekarang, banyak penyembah Yehuwa bekerja keras dalam dinas sepenuh waktu. Bagaimana kita bisa mengingat ’pekerjaan yang dihasilkan oleh iman’ dan ’kerja keras yang penuh kasih’ yang mereka lakukan?—1 Tes. 1:3.

ARTIKEL LAIN

3 Apakah Saudara ’Berupaya Meraih Pekerjaan yang Baik’?

22 Pertanyaan Pembaca

SRI LANKA

SAMPUL:Dua saudara membagikan berita Alkitab kepada seorang nela-yan di pesisir barat Sri Lanka

PENDUDUK

20.860.000

PENYIAR

5.600

PERINTIS BIASA

641

(3)

FERNANDO1gugup. Dua penatua mengajaknya ber-bicara secara pribadi. Setelah beberapa kunjungan pengawas wilayah, para penatua telah menjelaskan kepadanya apa yang perlu dia lakukan agar memenuhi syarat untuk mendapat hak istimewa tambahan di si-dang. Waktu pun berlalu, dan Fernando mulai ragu apakah dia akan pernah dilantik sebagai penatua. Pengawas wilayah baru saja mengunjungi sidangnya lagi. Apa yang akan dikatakan para penatua kali ini?

Fernando memperhatikan sewaktu salah satu pena-tua itu berbicara kepadanya. Saudara itu menyebutkan 1 Timotius 3:1 dan mengatakan bahwa para penatua sidang telah diberi tahu bahwa Fernando sudah dilan-tik sebagai penatua. Fernando terkejut dan bertanya, ”Apa, Brur?” Penatua itu mengulangi perkataannya, dan Fernando pun tersenyum. Lalu, ketika pelantikan-nya diumumkan kepada sidang, seluruh hadirin terli-hat senang.

1Nama-nama dalam artikel ini telah diubah.

Apakah salah untuk menginginkan hak istimewa dalam sidang? Sama sekali tidak. Menurut 1 Timotius 3:1, jika seseorang berupaya menjadi pengawas, ”ia menginginkan pekerjaan yang baik”. Banyak pria Kris-ten mengikuti anjuran itu dan membuat kemajuan ro-hani agar dapat memenuhi syarat untuk hak istimewa di sidang. Hasilnya, umat Allah diberkati dengan ra-tusan ribu penatua dan hamba pelayanan yang teram-pil. Tapi, karena sidang-sidang terus bertumbuh, di-butuhkan lebih banyak saudara yang mau meraih ”pekerjaan yang baik”. Bagaimana cara melakukannya dengan sepatutnya? Dan apakah orang yang ingin menjadi pengawas perlu khawatir seperti Fernando?

APA ARTINYA ”BERUPAYA MERAIH”?

Kata-kata ”berupaya meraih” dalam Alkitab diter-jemahkan dari kata kerja Yunani yang bermakna sungguh-sungguh menginginkan sesuatu dan berupa-ya sebisa-bisanberupa-ya untuk mendapatkannberupa-ya. Saudara bisa membayangkan seseorang yang berupaya untuk

Apakah Saudara ’Berupaya Meraih

Pekerjaan yang Baik’?

(4)

memetik buah yang kelihatan enak di pohon yang tinggi. Tapi, berupaya meraih tidak berarti berambisi untuk mendapatkan hak istimewa sebagai pengawas. Kenapa tidak? Karena orang yang dengan tulus ingin melayani sebagai penatua seharusnya bertujuan untuk melakukan ”pekerjaan yang baik”, bukannya untuk mendapatkan kedudukan.

Sebagian besar persyaratan untuk pekerjaan yang baik ini dicatat di 1 Timotius 3:2-7 dan Titus 1:5-9. Ten-tang persyaratan yang tinggi ini, seorang penatua ka-wakan menjelaskan, ”Bagi saya, yang paling penting adalah kepribadian kita. Berkhotbah dan mengajar memang penting, tapi kita tetap harus tidak bercela, bersahaja dalam kebiasaan, berpikiran sehat, tertib, suka menerima tamu, dan bersikap masuk akal.”

Saudara yang berupaya meraih ”pekerjaan yang baik” perlu menunjukkan bahwa dia tidak bercela de-ngan menghindari tindakan apa pun yang tidak jujur dan najis. Dia bersahaja, tertib, dan masuk akal se-hingga rekan seimannya percaya bahwa dia bisa meng-arahkan sidang dan membantu mereka menghadapi problem. Dia suka menerima tamu, atau ramah, se-hingga kaum muda dan saudara lain yang masih baru dalam kebenaran merasa terbina. Dia menghibur dan membantu saudara yang sakit dan para lansia karena dia mencintai kebaikan. Dia memupuk sifat-sifat ini demi kepentingan orang lain, dan bukan supaya cepat dilantik.1

Badan penatua senang memberikan anjuran dan dukungan, tapi saudara yang berupaya meraih ”peker-jaan yang baik” itulah yang harus berusaha memenuhi persyaratan Alkitab. Henry, seorang pengawas yang berpengalaman, berkata, ”Jika kita berupaya meraih-nya, kita harus bekerja keras untuk membuktikan kita memenuhi syarat.” Dengan mengutip Pengkhotbah 9: 10, ia menjelaskan, ” ’Semua yang dijumpai tanganmu untuk dilakukan, lakukanlah dengan segenap kekuat-anmu.’ Apa pun tugas yang diberikan para penatua, la-kukanlah itu sebaik-baiknya. Lala-kukanlah semua tugas Saudara di sidang dengan senang hati, termasuk me-nyapu lantai. Pada waktunya, kerja keras dan upa-ya Saudara akan diperhatikan.” Kalau Saudara ingin menjadi penatua, Saudara perlu bekerja keras dan da-pat dipercaya dalam semua bentuk dinas suci. Sauda-ra harus dikenal rendah hati, bukannya beSauda-rambisi. —Mat. 23:8-12.

1Prinsip-prinsip dalam artikel ini juga berlaku untuk saudara yang ingin melayani sebagai hamba pelayanan. Persyaratan yang harus mereka penuhi terdapat di 1 Timotius 3:8-10, 12, 13.

’Berupayalah meraih pekerjaan yang baik’ dengan membantu sidang dalam berbagai cara

(5)

Seorang saudara yang sedang berupaya me-raih ”pekerjaan yang baik” dalam organisasi Yehuwa tentu senang mendapat pujian. (1 Tim. 3:1) Sewaktu para penatua yang pengasih mem-berikan nasihat dan koreksi yang jelas dan baik hati kepadanya, kata-kata mereka bisa ’mem-buat hatinya bersukacita’. Saudara yang dinasi-hati seperti itu biasanya akan merasakan ”ma-nisnya” kata-kata yang diterimanya. Dia mungkin akan lebih tergerak untuk menerima bantuan rohani itu dan menerapkannya.—Ams. 27:9.

Namun kadang-kadang, sikap seseorang bisa membuat orang lain sungkan memberikan nasi-hat Alkitab. Philip masih ingat bahwa selama bertahun-tahun, tingkah lakunya memberi kesan bahwa dia tidak menginginkan tanggung jawab tambahan di sidang. Saat dia mengubah cara berpikirnya, dia ”berupaya mencari pengetahu-an” dan meminta nasihat para penatua. Dia berkata, ”Mereka memberikan nasihat yang ba-gus dan bermanfaat.” Philip mengikuti nasihat itu. Dia sekarang melayani sebagai penatua. —Ams. 18:15.

Pentingnya

Mengindahkan Nasihat

TOLAKLAH PIKIRAN DAN TINDAKAN YANG SALAH

Beberapa saudara yang menginginkan hak istimewa dalam sidang mungkin tergoda untuk memberi kesan secara tidak langsung bahwa dia ingin menjadi pena-tua, atau mungkin mencoba memengaruhi badan pe-natua. Yang lainnya kesal ketika dinasihati para pena-tua. Mereka hendaknya bertanya pada diri sendiri, ’Apakah saya ingin mencari kepentingan pribadi, atau saya tulus ingin mengurus domba Yehuwa?’

Saudara yang berupaya menjadi penatua harus mengingat syarat lain, yaitu ”menjadi teladan bagi ka-wanan”. (1 Ptr. 5:1-3) Saudara yang adalah teladan bagi sidang tidak bertindak dengan licik. Dia dengan sabar bertekun, tidak soal dilantik atau tidak. Menjadi pena-tua tidak secara mukjizat membuat seseorang sempur-na. (Bil. 12:3; Mz. 106:32, 33) Selain itu, seorang sauda-ra bisa jadi ’tidak menyadari akan adanya sesuatu yang tidak benar dalam dirinya’, tapi orang lain bisa saja melihat kekurangannya. (1 Kor. 4:4) Maka, jika para penatua memberikan nasihat yang tulus dan berdasar-kan Alkitab, perhatiberdasar-kanlah dengan sungguh-sungguh tanpa merasa kesal. Lalu, berupayalah untuk mene-rapkan nasihat mereka.

BAGAIMANA JIKA SUDAH LAMA MENUNGGU?

Banyak saudara merasa bahwa mereka sudah lama sekali menunggu dilantik. Jika Saudara sudah berta-hun-tahun berupaya menjadi pengawas, apakah Sau-dara kadang khawatir? Jika ya, perhatikan kata-kata terilham ini, ”Penantian yang ditangguhkan membuat hati sakit, tetapi keinginan yang benar-benar terwujud adalah pohon kehidupan.”—Ams. 13:12.

Kita mungkin kecewa sewaktu harapan kita seperti-nya tidak akan tercapai. Abraham tahu perasaan itu. Yehuwa menjanjikan seorang putra untuknya, tapi se-telah tahun demi tahun berlalu, Abraham dan Sara te-tap tidak punya anak. (Kej. 12:1-3, 7) Di usia tuanya, Abraham berseru, ”Tuan Yang Berdaulat Yehuwa, apa yang akan kauberikan kepadaku, mengingat aku tidak mempunyai anak . . . Engkau tidak memberiku [ketu-runan].” Yehuwa meyakinkan dia bahwa janji-Nya un-tuk memberi Abraham seorang putra akan tergenap. Tapi, dia masih harus menunggu sedikitnya 14 tahun lagi sebelum Allah mewujudkan janji-Nya.—Kej. 15: 2-4; 16:16; 21:5.

Ketika menunggu, apakah Abraham kehilangan su-kacitanya dalam melayani Yehuwa? Tidak. Dia tidak pernah meragukan janji Allah; dia terus

menantikan-nya. Rasul Paulus menulis, ”Setelah Abraham bersa-bar, ia memperoleh apa yang dijanjikan.” (Ibr. 6:15) Akhirnya, Allah Yang Mahakuasa memberkati pria se-tia itu jauh melebihi apa yang dia harapkan. Apa yang bisa Saudara pelajari dari Abraham?

Jika Saudara sudah bertahun-tahun ingin melayani sebagai penatua tapi belum juga dilantik, teruslah per-caya kepada Yehuwa. Jangan kehilangan sukacita da-lam melayani Dia. Warren, yang telah membantu banyak saudara membuat kemajuan rohani, menjelas-kan alasannya, ”Butuh waktu agar seorang saudara bisa terbukti memenuhi syarat untuk dilantik. Lama-kelamaan, kesanggupan dan sikap saudara itu akan terlihat dari tingkah lakunya dan cara dia menjalankan tugas. Ada yang berpikir bahwa mereka baru bisa di-sebut sukses kalau diberi hak istimewa tertentu. Pikir-an semacam itu salah dPikir-an bisa membuat Saudara ter-lalu berambisi. Jika Saudara setia melayani Yehuwa,

(6)

tidak soal di mana Saudara berada dan apa yang Sau-dara kerjakan, SauSau-dara sudah sukses.”

Seorang saudara sudah menunggu lebih dari sepu-luh tahun sebelum akhirnya dilantik menjadi penatua. Dengan menyebutkan gambaran yang terkenal di Ye-hezkiel, pasal 1, ia menceritakan pelajaran yang dia da-patkan, ”Yehuwa mengendarai kereta perang-Nya, or-ganisasi-Nya, dengan kecepatan yang Ia inginkan. Yang penting bukanlah kapan waktu yang cocok me-nurut kita, tapi meme-nurut Yehuwa. Keinginan saya atau harapan saya untuk melayani sebagai penatua bukan hal terpenting. Apa yang saya inginkan belum tentu sama dengan apa yang menurut Yehuwa saya butuh-kan.”

Jika Saudara berharap agar suatu hari nanti bisa melakukan pekerjaan yang baik sebagai pengawas Kristen, berupayalah meraihnya dengan ikut mem-buat sidang lebih bersukacita. Kalau waktu terasa lama sekali, lawanlah perasaan khawatir dan tidak sabar. Raymond, yang disebutkan sebelumnya, ber-kata, ”Ambisi membuat kita tidak pernah puas. Jika Saudara selalu khawatir, Saudara malah tidak mera-sakan sukacitanya melayani Yehuwa.” Upayakanlah buah roh Allah dengan lebih sepenuhnya, khususnya kepanjangsabaran. Bertumbuhlah secara rohani

de-ngan belajar Alkitab. Mengabarlah dan berikanlah pel-ajaran Alkitab dengan lebih sering. Pimpinlah keluar-ga Saudara dalam kegiatan rohani dan dalam ibadat keluarga. Nikmatilah setiap kesempatan untuk ber-gaul bersama saudara-saudari di sidang. Dengan begi-tu, Saudara bisa menikmati perjalanan menuju cita-cita rohani Saudara.

Bekerja keras demi memenuhi syarat untuk hak is-timewa dalam sidang adalah kesempatan yang menye-nangkan dari Yehuwa; Dia dan organisasi-Nya tidak ingin orang yang berupaya meraihnya menjadi stres atau tidak bersukacita dalam melayani-Nya. Allah mendukung dan memberkati semua orang yang mela-yani Dia dengan tulus. Seperti segala berkat lain dari Yehuwa, ”ia tidak menambahkan kepedihan hati ber-samanya”.—Ams. 10:22.

Jika Saudara sudah lama berupaya meraih ”pekerja-an y”pekerja-ang baik” tapi belum mendapatk”pekerja-annya, Saudara masih bisa maju secara rohani. Saudara bisa mengem-bangkan sifat-sifat yang diperlukan dan bekerja keras dalam sidang, tanpa mengabaikan keluarga Saudara. Yehuwa tidak akan melupakan semua yang Saudara lakukan untuk melayani-Nya. Semoga Saudara selalu bersukacita dalam melayani Yehuwa, apa pun tugas Saudara.

(7)

APAKAH Allah ingin agar orang Kristen ikut perang dan membu-nuh orang dari negeri lain? Dalam 100 tahun terakhir ini, banyak orang yang mengaku Kristen saling membunuh dalam perang. Orang Katolik membunuh orang Katolik dan orang Protestan membunuh orang Protestan. Para pemimpin agama Katolik dan Protestan memberkati tentara dan senjata. Selama Perang Du-nia II, kekejaman di antara orang-orang yang mengaku Kristen ter-jadi berulang kali.

2Bagaimana sikap Saksi-Saksi Yehuwa selama Perang Dunia II?

Mereka tetap netral. Mereka tidak terlibat dalam perang antar-bangsa itu. Mengapa? Karena mereka ingin menaati ajaran Yesus dan meniru cara dia mengasihi orang lain. Yesus berkata, ”Dengan inilah semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-ku, jika kamu mempunyai kasih di antara kamu.” (Yoh. 13:35) Saksi-Saksi juga mengingat prinsip dalam kata-kata Paulus kepa-da orang Korintus kepa-dan menerapkannya.—Baca 2 Korintus 10:3, 4. 3Orang Kristen sejati menggunakan Alkitab sebagai

pembim-bing untuk apa yang benar dan apa yang salah. Jadi, hati nurani 1. Apa yang dilakukan para pemimpin agama Katolik dan Protestan se-lama masa perang?

2, 3. Bagaimana sikap Saksi-Saksi Yehuwa selama perang dunia kedua dan perang-perang setelah itu? Mengapa?

Apakah Saudara Yakin Bahwa

Saudara Memiliki Kebenaran? Mengapa?

”Kamu dapat menyimpulkan kehendak Allah yang baik

dan diperkenan dan sempurna.”

—RM. 12:2.

APA JAWABAN SAUDARA?

Karena Saksi-Saksi Yehuwa te-tap netral selama perang, apa yang dikatakan banyak orang?

Mengapa pekerjaan penga-baran kita membuat banyak orang yakin bahwa kita adalah orang Kristen sejati?

Mengapa Saudara yakin bahwa Saudara memiliki kebenaran?

(8)

mereka tidak mengizinkan mereka untuk ikut atau belajar perang. Karena berupaya hidup sebagai orang Kristen sejati, ribu-an Saksi-Saksi Yehuwa diribu-aniaya. Tua dribu-an muda, pria dan wanita, menderita di penja-ra dan kamp-kamp kerja paksa. Sewaktu Nazi berkuasa atas Jerman pada perang du-nia kedua, ada yang bahkan dibunuh. Meski dianiaya, Saksi-Saksi Yehuwa di Eropa tidak pernah melupakan tanggung jawab mereka untuk memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Yehuwa. Mereka terus mengabar setiap ada kesempatan, bahkan dalam pen-jara dan kamp konsentrasi dan sewaktu di-asingkan.1Bertahun-tahun kemudian, pada 1994, Saksi-Saksi tidak ambil bagian dalam pembantaian besar-besaran di Rwanda. Me-reka juga tetap netral dalam perang di bekas Yugoslavia.

4Karena Saksi-Saksi Yehuwa tetap netral

selama masa perang, banyak orang di sepu-tar dunia mengatakan bahwa Saksi-Saksi benar-benar mengasihi Allah dan sesama, bahwa mereka adalah orang Kristen sejati. Apa alasan lainnya mengapa orang-orang percaya bahwa Saksi-Saksi Yehuwa adalah orang Kristen sejati?

PEKERJAAN PENDIDIKAN TERBESAR DALAM SEJARAH 5Yesus dengan jelas memperlihatkan

bahwa memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah adalah pekerjaan terpenting di bumi. Segera setelah memulai pelayan-annya, ia memilih 12 rasul untuk meng-awali pekerjaan pengabaran yang belakang-an akbelakang-an dilakukbelakang-an di seluruh dunia. Setelah itu, Yesus melatih 70 murid lainnya. (Luk. 6: 13; 10:1) Yesus mengajar murid-murid cara-nya menjadi guru. Pertama-tama, ia menyu-ruh mereka mengajar sesama orang Yahudi, 1LihatSaksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah,

halaman 191-198, 448-454.

4. Karena Saksi-Saksi Yehuwa tetap netral, apa yang banyak orang katakan?

5. Perubahan apa yang perlu dilakukan oleh murid-murid Yesus?

tetapi belakangan, ia memberi tahu mereka untuk memberitakan kabar baik kepada orang dari bangsa-bangsa. Bagi murid-mu-rid yang adalah orang Yahudi, mengabar ke-pada orang yang bukan Yahudi adalah per-ubahan besar!—Kis. 1:8.

6Orang non-Yahudi yang tidak bersunat

yang pertama menjadi orang Kristen adalah Kornelius. Yehuwa mengutus rasul Petrus untuk mengabar kepada Kornelius di ru-mahnya. Petrus jadi paham bahwa Allah ti-dak menganggap satu ras lebih unggul dari-pada ras lain. Yehuwa ingin agar orang dari bangsa-bangsa mendengar kebenaran dan menerimanya. Jadi, Petrus memerintahkan agar Kornelius dan keluarganya dibaptis. (Kis. 10:9-48) Sejak hari itu, Petrus dan mu-rid-murid Yesus lainnya mengabar kepada orang-orang dari segala bangsa.

7Dewasa ini, mereka yang mengemban

tanggung jawab dalam organisasi Yehuwa dengan bergairah mendukung dan mengor-ganisasi pengabaran dan pengajaran kabar baik di seluruh dunia. Sekarang, ada hampir delapan juta Saksi-Saksi Yehuwa di sepu-tar dunia. Mereka dengan bersemangat me-ngabar dalam lebih dari 600 bahasa, dan akan lebih banyak lagi. Mereka mengabar dari rumah ke rumah dan di jalan-jalan. Se-waktu mengabar, mereka kadang meng-gunakan meja dan rak beroda untuk me-majang publikasi dalam berbagai bahasa. Orang-orang bisa mengenali Saksi-Saksi Ye-huwa karena merekalah satu-satunya yang mengabar dengan cara-cara ini.

8Organisasi Yehuwa telah melatih lebih

dari 2.900 saudara dan saudari untuk me-nerjemahkan Alkitab dan publikasi Alkitab. Publikasi ini bahkan diterjemahkan ke da-lam bahasa yang tidak begitu dikenal. Mi-salnya, Saksi-Saksi Yehuwa di Spanyol se-6. Apa yang membuat Petrus paham bahwa Allah tidak menganggap satu ras lebih unggul daripada ras lain?

7, 8. Apa yang dilakukan Saksi-Saksi Yehuwa agar orang-orang mendengar kabar baik? (Lihat gambar di awal artikel.)

(9)

karang menerjemahkan publikasi Alkitab dalam bahasa Katalan. Belakangan ini, ba-nyak orang mulai menggunakan bahasa Ka-talan di kota-kota di Valencia dan Alicante, di Kepulauan Balearik, dan juga di negeri Andorra. Kini, ada jutaan orang berbahasa Katalan. Berkat pekerjaan penerjemahan yang dilakukan Saksi-Saksi Yehuwa, orang-orang Katalan bisa memiliki publikasi dan berhimpun dalam bahasa yang menyentuh hati mereka.

9Pekerjaan menerjemahkan publikasi

Alkitab dan mengajar orang-orang dalam bahasa ibu mereka juga dilakukan di se-putar dunia. Misalnya, di Meksiko keba-nyakan orang berbicara bahasa Spanyol, tetapi banyak yang berbicara bahasa lain di rumah. Salah satunya adalah bahasa Maya. Tim penerjemah bahasa Maya ditu-gaskan untuk tinggal di daerah yang pen-duduknya berbicara bahasa Maya. Karena para penerjemahnya mendengar dan ber-bicara bahasa Maya setiap hari, publikasi yang mereka terjemahkan mudah dimeng-erti orang-orang Maya. Contoh lainnya ada-lah Nepal. Di sana, ada sekitar 120 baha-sa. Penduduk Nepal berjumlah lebih dari 9, 10. Berikan contoh yang membuktikan bah-wa organisasi Yehubah-wa ingin agar semua orang belajar tentang kebenaran.

29 juta. Lebih dari 10 juta di antaranya menggunakan bahasa Nepali sebagai baha-sa ibu, dan banyak juga yang menggunakan-nya sebagai bahasa kedua. Saudara-saudara kita menerjemahkan publikasi Alkitab ke dalam bahasa Nepali.

10Pekerjaan penerjemahan ke dalam

ba-nyak bahasa yang dilakukan dewasa ini membuktikan bahwa organisasi Yehuwa menganggap serius tanggung jawab untuk memberitakan kabar baik ke seluruh dunia. Saksi-Saksi Yehuwa menyiarkan jutaan ri-salah, brosur, dan majalah tanpa memungut bayaran. Sebaliknya, Saksi-Saksi memberi-kan sumbangan sukarela untuk pekerja-an ini. Mereka mengikuti petunjuk Yesus, ”Kamu menerima dengan cuma-cuma, beri-kan dengan cuma-cuma.”—Mat. 10:8.

11Karena sangat yakin memiliki

kebe-naran, Saksi-Saksi Yehuwa rela membuat pengorbanan pribadi yang besar agar bisa mengabar kepada orang dari segala bang-sa dan budaya. Banyak Saksi menyederha-nakan kehidupan mereka, belajar bahasa lain, dan menyesuaikan diri dengan budaya lain. Karena kita mengabar dan mengajar di seluruh dunia, banyak orang mengatakan 11, 12. Karena kita mengabar dan mengajar di seluruh dunia, apa yang dikatakan banyak orang?

Tim penerjemah mempersiapkan publikasi dalam bahasa Jerman Rendah

(10)

bahwa Saksi-Saksi Yehuwa adalah pengikut Yesus Kristus yang sejati.

12Saksi-Saksi melakukan semua ini

ka-rena mereka yakin telah menemukan kebe-naran. Tetapi, apa yang khususnya meyakin-kan saudara dan saudari kita bahwa mereka memiliki kebenaran?—Baca Roma 14:17, 18.

MENGAPA MEREKA YAKIN BAHWA MEREKA MEMILIKI KEBENARAN 13Saudara-saudari kita punya alasan

ma-sing-masing mengapa mereka yakin bahwa mereka memiliki kebenaran. Seorang sau-dara yang sudah lama melayani Yehuwa ber-kata, ”Segala upaya dilakukan demi men-jaga organisasi Yehuwa bersih dan tidak tercemar secara moral, meski harus menasi-hati atau mendisiplin saudara tertentu, ti-dak soal siapa dia.” Bagaimana umat Yehu-wa mempertahankan standar yang tinggi ini? Mereka masing-masing harus berupa-ya sebisa-bisanberupa-ya untuk menaati apa berupa-yang Allah katakan dalam Alkitab dan meniru Yesus serta murid-muridnya. Hanya sedikit 13. Bagaimana Saksi-Saksi menjaga organisasi mereka tetap bersih?

Saksi-Saksi yang tidak mau mengikuti stan-dar Allah tentang yang benar dan yang sa-lah sehingga harus dipecat, atau dikeluar-kan dari sidang. Sebagian besar Saksi-Saksi Yehuwa menjalani kehidupan yang bersih dalam pandangan Yehuwa. Banyak yang du-lunya melakukan hal-hal yang tidak diper-kenan Allah kini berubah dan mengikuti standar Allah.—Baca 1 Korintus 6:9-11.

14Alkitab memerintahkan orang

Kris-ten untuk mengeluarkan dari sidang orang yang tidak mau menaati Allah. Syukur-lah, ribuan dari orang-orang ini belakang-an sbelakang-angat menyesal dbelakang-an kembali. (Baca 2 Korintus 2:6-8.)Karena Saksi-Saksi selalu menggunakan Alkitab sebagai pembimbing tindakan mereka, sidang bisa tetap ber-sih. Ini meyakinkan mereka bahwa orga-nisasi mereka adalah orgaorga-nisasi yang di-perkenan Allah. Meskipun banyak gereja membiarkan anggotanya bertindak semau mereka, Saksi-Saksi hidup sesuai dengan standar Yehuwa. Ini meyakinkan banyak orang bahwa Saksi-Saksi Yehuwa memiliki kebenaran.

15Mengapa Saksi-Saksi lainnya yakin

bahwa mereka memiliki kebenaran? Se-orang saudara yang berusia 54 tahun dan te-lah melayani Yehuwa sejak remaja mengata-kan bahwa imannya dibangun atas tiga hal dasar yang ia yakini, atau pilar: (1) bah-wa Allah ada, (2) bahbah-wa Alkitab berasal dari Allah, dan (3) bahwa Saksi-Saksi Yehu-wa adalah umat yang melakukan kehendak Allah di bumi dewasa ini. Ia berkata, ”Sera-ya mempelajarin”Sera-ya selama bertahun-tahun, saya coba menguji apakah setiap pilar itu memang punya dasar yang kokoh. Tahun demi tahun, saya mendapat banyak sekali bukti yang memperkuat iman dan memper-dalam keyakinan saya bahwa kita memang memiliki kebenaran.”

14. Perubahan apa yang dibuat banyak orang yang dikeluarkan dari sidang? Apa hasilnya?

15. Apa yang membuat seorang saudara yakin bahwa ia memiliki kebenaran?

Publikasi dalam bahasa Jerman Rendah sangat berguna di Paraguay

(11)

16Seorang saudari yang telah menikah

dan bekerja di kantor pusat sedunia Saksi-Saksi Yehuwa di New York berkomen-tar tentang apa yang membuatnya yakin bahwa ia memiliki kebenaran. Ia mengata-kan bahwa hanya organisasi Yehuwa yang memberitakan nama Yehuwa, yang muncul sekitar 7.000 kali dalam Alkitab. Ia juga ter-gugah oleh kata-kata di 2 Tawarikh 16:9, yang berbunyi, ”Mata [Yehuwa] menjelajahi seluruh bumi untuk memperlihatkan ke-kuatannya demi kepentingan orang-orang yang sepenuh hati terhadapnya.” Ia berkata, ”Saya bisa sepenuh hati karena kebenaran, dan itu membuat Yehuwa dapat dengan leluasa memperlihatkan kekuatan-Nya ke-pada saya. Hubungan saya dengan Yehu-wa adalah yang paling berharga bagi saya. Dan, saya menghargai peranan Yesus dalam menyediakan pengetahuan yang mendalam tentang Allah yang terus menopang saya.”

17Seorang saudara yang dulunya ateis

berkata, ”Ciptaan membuat saya yakin Allah ingin agar umat manusia menik-mati hidup, jadi Ia tidak akan membiar-kan penderitaan terus berlanjut. Selain itu, seraya dunia semakin tidak peduli akan Allah, umat Yehuwa justru bertambah da-lam iman, semangat, dan kasih. Hanya roh Yehuwa yang bisa menghasilkan mukjizat zaman modern ini.”—Baca 1 Petrus 4:1-4.

18Saudara lain yang sudah lama

da-lam kebenaran menceritakan apa yang membuat dia yakin bahwa dia memiliki kebenaran, ”Pelajaran pribadi saya sela-ma bertahun-tahun membuat saya yakin Saksi-Saksi telah membuat upaya yang sungguh-sungguh untuk kembali ke model Kekristenan abad pertama. Saya sudah ke-liling dunia dan melihat sendiri persatu-an sedunia Saksi-Saksi Yehuwa. Kebenarpersatu-an 16. Mengapa seorang saudari yakin bahwa ia memiliki kebenaran?

17. Apa yang sekarang diyakini oleh seorang saudara yang dulunya ateis, dan mengapa?

18. Mengapa dua saudara yakin bahwa mereka memiliki kebenaran? Bagaimana perasaan Sau-dara tentang hal itu?

Alkitab memberi saya kepuasan dan ke-bahagiaan.” Seorang saudara yang berusia 60-an berkomentar bahwa Saksi-Saksi Ye-huwa benar-benar beriman kepada Yesus. Ia menjelaskan, ”Kita mempelajari dengan cermat kehidupan dan pelayanan Yesus ser-ta menghargai teladannya. Kiser-ta telah me-nyesuaikan gaya hidup kita untuk bisa men-dekat kepada Allah melalui Yesus Kristus. Kita mengakui korban tebusan Kristus seba-gai dasar keselamatan. Dan, kita tahu dia te-lah dibangkitkan. Kita punya banyak saksi mata yang bisa dipercaya tentang hal itu.” —Baca 1 Korintus 15:3-8.

CERITAKANLAH KEBENARAN ITU KEPADA YANG LAIN

19Orang Kristen sejati sangat mengasihi

orang lain. Itulah alasannya kita harus men-ceritakan kepada yang lain tentang kebe-naran yang telah kita pelajari. Paulus me-ngatakan kepada sidang di Roma bahwa pengikut Yesus yang sejati memiliki tang-gung jawab untuk mengabar. Ia menulis, ”Jika engkau menyatakan ’perkataan di da-lam mulutmu sendiri’ itu di depan umum, bahwa Yesus adalah Tuan, dan memperli-hatkan iman dalam hatimu bahwa Allah te-lah membangkitkan dia dari antara orang mati, engkau akan diselamatkan. Sebab de-ngan hati, seseorang memperlihatkan iman yang menghasilkan keadilbenaran, tetapi dengan mulut, seseorang membuat pernya-taan di hadapan umum yang menghasilkan keselamatan.”—Rm. 10:9, 10.

20Saksi-Saksi Yehuwa yakin bahwa

me-reka memiliki kebenaran dan tahu bahwa mengajar orang lain tentang kabar baik Ke-rajaan Allah adalah suatu kehormatan. Jadi-kan tujuan Saudara untuk mengajar orang lain tentang Alkitab dan memperlihatkan kepada mereka melalui cara hidup Saudara bahwa Saudara yakin Saudara memiliki ke-benaran.

19, 20. (a) Tanggung jawab apa yang Paulus se-butkan dalam suratnya kepada sidang di Roma? (b) Apa yang perlu dilakukan semua hamba Ye-huwa?

(12)

APAKAH Saudara terkejut mendengar bahwa kita akan meng-hadapi ”banyak kesengsaraan” sebelum menerima karunia ke-hidupan abadi? Mungkin tidak. Tidak soal sudah berapa lama kita dalam kebenaran, kita semua mengalami cobaan. Meng-apa? Antara lain karena kita hidup di dunia Setan.—Pny. 12:12.

2Semua manusia yang tidak sempurna mengalami masalah.

Tetapi, orang Kristen menghadapi kesengsaraan tambahan. (1 Kor. 10:13) Satu jenis kesengsaraan yang mereka hadapi ada-lah penganiayaan yang hebat karena bertekad untuk loyal ke-pada Allah. Yesus memberi tahu para pengikutnya, ”Seorang budak tidak lebih besar daripada majikannya. Jika mereka te-lah menganiaya aku, mereka akan menganiaya kamu juga.” (Yoh. 15:20) Siapa penyebab penganiayaan ini? Setan. Alkitab menggambarkannya sebagai ”singa yang mengaum” yang ”ber-upaya melahap” umat Allah. (1 Ptr. 5:8) Setan mencoba segala cara untuk mematahkan integritas kita kepada Yehuwa. Mari kita lihat apa yang terjadi atas rasul Paulus.

1. Mengapa hamba-hamba Allah menghadapi ”banyak kesengsaraan”?

2. (a) Kesengsaraan tambahan apa yang dihadapi orang Kristen? (Lihat gambar di awal artikel.) (b) Siapa penyebab penganiayaan, dan dari mana kita tahu?

Loyal Melayani Allah

Meski ”Banyak Kesengsaraan”

”Kita harus masuk ke dalam kerajaan Allah melalui

banyak kesengsaraan.”

—KIS. 14:22.

APA JAWABAN SAUDARA?

Siapa penyebab kesengsaraan kita?

Bagaimana kita bisa siap menghadapi penganiayaan dan mengatasi perasaan kecil hati?

Apa pahala bagi mereka yang bertekun menghadapi kesengsaraan?

(13)

KESENGSARAAN DI KOTA LISTRA 3Lebih dari sekali, Paulus dianiaya

karena loyal kepada Allah. (2 Kor. 11: 23-27) Di kota Listra, Paulus menyem-buhkan seorang pria yang timpang sejak lahir. Karena mukjizat ini, orang-orang menyangka bahwa Paulus dan Barnabas adalah dewa. Mereka berdua sampai ha-rus memohon agar orang-orang itu ber-henti memuja mereka! Tetapi, tidak lama kemudian para pemimpin agama Yahudi datang dan memfitnah Paulus dan Barna-bas. Orang banyak itu percaya lalu mera-jam Paulus sampai mereka mengira dia sudah mati.—Kis. 14:8-19.

4Setelah mengunjungi kota Derbe,

Paulus dan Barnabas ”kembali ke Listra, Ikonium, dan Antiokhia, menguatkan jiwa murid-murid, menganjurkan mere-ka untuk tetap dalam iman dan mengata-kan, ’Kita harus masuk ke dalam keraja-an Allah melalui bkeraja-anyak kesengsarakeraja-an’ ”. (Kis. 14:21, 22) Sekilas, pernyataan itu aneh. Lagi pula, tahu bahwa kita bakal mengalami ”banyak kesengsaraan” bisa membuat kecil hati. Jadi, mengapa Pau-lus dan Barnabas’menguatkan murid-mu-rid’ dengan memberi tahu mereka bahwa mereka akan menghadapi lebih banyak kesengsaraan?

5Jawabannya ada dalam kata-kata

Paulus. Ia berkata, ”Kita harus masuk ke dalam kerajaan Allah melalui banyak ke-sengsaraan.” Ia tidak sekadar mengata-kan, ”Kita harusbertekunmenghadapi ba-nyak kesengsaraan.” Sebaliknya, Paulus menekankan pahala yang luar biasa bagi orang-orang yang setia kepada Allah. Pa-hala ini bukan khayalan. Yesus berka-ta, ”Orang yang telah bertekun sampai ke akhir, dialah yangakan diselamatkan.” —Mat. 10:22.

3-5. (a) Kesengsaraan apa yang Paulus hadapi di Listra? (b) Mengapa kata-katanya tentang menghadapi kesengsaraan itu menguatkan?

6Jika kita bertekun menghadapi

ke-sengsaraan, kita akan menerima pahala. Bagi orang Kristen terurap, pahalanya adalah kehidupan yang tidak bisa mati sebagai raja bersama Yesus di surga. Bagi ”domba-domba lain”, pahalanya adalah kehidupan abadi di bumi yang penuh da-mai. (Yoh. 10:16; 2 Ptr. 3:13) Tetapi seka-rang ini, kita akan menghadapi ”banyak kesengsaraan”. Mari kita lihat dua jenis cobaan yang bisa jadi kita alami.

SERANGAN TERBUKA

7Yesus menubuatkan, ”Orang-orang

akan menyerahkan kamu ke pengadilan-pengadilan setempat, dan kamu akan di-pukuli di sinagoga-sinagoga dan diha-dapkan kepada gubernur-gubernur dan raja-raja.” (Mrk. 13:9) Jadi, Yesus me-ngatakan bahwa beberapa orang Kristen akan menghadapi serangan terbuka, se-perti penganiayaan. Kadang, penganiaya-an ini disebabkpenganiaya-an oleh para pemimpin agama atau politik. (Kis. 5:27, 28) Pikir-kan lagi teladan Paulus. Apakah ia takut karena tahu ia akan mengalami pengani-ayaan? Sama sekali tidak.—Baca Kisah 20:22, 23.

8Paulus dengan berani melawan

se-rangan terbuka dari Setan dan menga-takan, ”Aku tidak menganggap jiwaku penting, seolah-olah itu berharga bagi-ku, asalkan saja aku dapat mencapai ga-ris akhir dan menyelesaikan tugas pela-yanan yang aku terima dari Tuan Yesus, untuk memberikan kesaksian yang sak-sama tentang kabar baik mengenai ke-baikan hati Allah yang tidak selayaknya diperoleh.” (Kis. 20:24) Paulus tidak takut 6. Apa pahala yang akan diterima mereka yang bertekun menghadapi kesengsaraan?

7. Apa yang termasuk dalam serangan terbuka?

8, 9. Bagaimana Paulus menunjukkan bahwa ia bertekad untuk bertekun? Bagaimana beberapa saudara bertekun menghadapi serangan terbuka dewasa ini?

(14)

dianiaya. Sebaliknya, ia bertekad untuk bertekun. Tujuannya adalah memberikan ”kesaksian yang saksama” bahkan saat menderita cobaan.

9Dewasa ini, banyak saudara-saudari

dengan loyal mempertahankan integritas mereka selama penganiayaan. Di satu ne-geri, beberapa Saksi dipenjarakan sela-ma hampir 20 tahun tanpa persidangan. Mengapa? Karena menolak terlibat da-lam urusan politik. Mereka tidak diizin-kan menerima kunjungan bahdiizin-kan dari keluarga sendiri, dan beberapa saudara dipukuli dan disiksa.

10Di tempat-tempat lain,

saudara-sau-dara kita bertekun menghadapi keseng-saraan yang tiba-tiba terjadi. Jika itu ter-jadi pada Saudara, jangan takut. Ingatlah Yusuf. Ia tahu-tahu dijual sebagai budak. Tetapi, Yehuwa ”membebaskan dia dari semua kesengsaraannya”. (Kis. 7:9, 10) Yehuwa juga bisa membebaskan Sauda-ra. Ingatlah selalu bahwa ”Yehuwa tahu bagaimana melepaskan orang-orang yang memiliki pengabdian yang saleh dari co-baan”. (2 Ptr. 2:9) Saudara punya alasan yang kuat untuk percaya kepada Yehuwa dan untuk bertekun menghadapi peng-aniayaan dengan berani. Percayalah bah-wa Yehubah-wa bisa menyelamatkan Saudara dari dunia yang jahat ini dan memberi Saudara kehidupan abadi.—1 Ptr. 5:8, 9.

SERANGAN HALUS

11Bisa jadi, kita juga harus

mengha-dapi serangan halus. Apa bedanya se-rangan ini dengan sese-rangan terbuka be-rupa penganiayaan? Serangan terbuka itu seperti badai yang tiba-tiba datang dan menghancurkan rumah Saudara dalam sekejap. Tetapi, serangan halus itu lebih 10. Mengapa kita tidak perlu takut menghadapi kesengsaraan yang tiba-tiba terjadi?

11. Apa bedanya serangan halus dengan se-rangan terbuka?

seperti rayap yang menggerogoti kayu ru-mah Saudara. Ketika sadar ruru-mah Sauda-ra penuh Sauda-rayap, itu sudah terlambat kare-na rumah Saudara sudah hampir roboh.

12Setan ingin merusak persahabatan

Saudara dengan Yehuwa. Ia bisa menggu-nakan serangan terbuka berupa pengani-ayaan atau serangan halus seperti perasa-an kecil hati, salah satu senjatperasa-anya yperasa-ang paling ampuh. Mengapa? Perlahan-la-han itu bisa melemahkan hubungan kita dengan Allah. Paulus adakalanya mera-sa kecil hati. Ia pernah menyebut di-rinya ”manusia sengsara”. (Baca Roma 7: 21-24.)Mengapa Paulus bisa kecil hati padahal punya hubungan baik dengan Yehuwa dan kemungkinan besar anggota badan pimpinan? Paulus merasa kecil hati karena dirinya yang tidak sempurna. Ia ingin melakukan apa yang benar, tetapi itu tidak selalu mudah. Jika Saudara pu-nya perasaan seperti itu, Saudara bisa berbesar hati karena tahu bahwa Paulus juga berjuang mengatasi perasaan yang sama.

13Adakalanya, banyak saudara dan

saudari merasa kecil hati, khawatir, dan mungkin merasa diri tak berguna. Misal-nya, seorang saudari perintis yang ber-semangat berkata, ”Saya terus-menerus memikirkan perbuatan salah yang per-nah saya lakukan sehingga saya makin membenci diri saya sendiri. Sewaktu me-mikirkan semua kesalahan saya, rasanya tidak mungkin ada yang bisa mengasihi saya, Yehuwa pun tidak.”

14Mengapa beberapa hamba-hamba

Yehuwa yang bersemangat, seperti sau-dari tersebut, merasa kecil hati? Alasan-12. (a) Apa salah satu serangan halus Setan, dan mengapa itu sangat ampuh? (b) Mengapa Paulus merasa kecil hati?

13, 14. (a) Mengapa ada umat Allah yang me-rasa kecil hati? (b) Siapa yang ingin menghan-curkan integritas kita, dan mengapa?

(15)

nya bisa beragam. Mungkin mereka pu-nya pandangan yang buruk tentang diri atau keadaan mereka. (Ams. 15:15) Yang lain barangkali punya perasaan negatif karena memiliki masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap emosi mereka. Apa pun alasannya, ingatlah siapa yang ingin memanfaatkan perasaan itu. Siapa yang ingin agar kita kecil hati sehingga ti-dak lagi melayani Yehuwa? Tentu saja Se-tan.Ia telah dijatuhi hukuman mati dan ia inginSaudarajuga merasa tidak punya harapan. (Pny. 20:10) Ia ingin membuat kita khawatir dan melemahkan semangat kita. Tujuan Setan adalah agar kita ber-henti melayani Yehuwa, entah melalui se-rangan terbuka ataupun sese-rangan halus. Ingatlah, umat Allah sedang dalam pepe-rangan, berjuang melindungi integritas mereka kepada Yehuwa.

15Bertekadlah untuk tidak menyerah.

Berfokuslah pada pahala Saudara. Paulus menulis kepada orang Kristen di Korin-tus, ”Kami tidak menyerah, namun se-kalipun manusia lahiriah kami makin lemah, manusia batiniah kami pasti di-perbarui dari hari ke hari. Sebab meski-pun kesengsaraan adalah sementara dan ringan, bagi kami hal ini menghasilkan kemuliaan yang bobotnya makin lebih unggul dan yang abadi.”—2 Kor. 4:16, 17.

BERSIAP-SIAP HADAPI KESENGSARAAN 16Setan punya banyak ’siasat licik’,

atau rencana jahat, yang bisa ia gunakan untuk melawan kita. (Ef. 6:11) Karena itu-lah kita perlu mengikuti nasihat di 1 Pet-rus 5:9, ”Hendaklah kamu menentang dia, kokoh dalam iman.” Supaya bisa kokoh, kita perlu mempersiapkan pikir-an dpikir-an hati kita sekarang agar siap dan rela melakukan apa yang benar. Sebagai 15. Menurut 2 Korintus 4:16, 17, apa tekad kita?

16. Mengapa penting untuk bersiap-siap seka-rang?

Orang Kristen, tua maupun muda, berlatih membela iman mereka

(16)

ilustrasi: Jauh sebelum berperang, para tentara mendapat pelatihan khusus agar siap bertempur. Begitu pula dengan kita. Kita tidak tahu pertempuran apa yang akan kita hadapi di masa depan. Jadi, kita mesti berlatih keras selagi masih bisa. Ra-sul Paulus menganjurkan orang Kristen, ”Teruslah uji apakah kamu berada dalam iman, teruslah periksa bagaimana diri kamu sebenarnya.”—2 Kor. 13:5.

17Satu cara Saudara bisa

memerik-sa diri adalah dengan bertanya, ’Apa-kah saya rutin berdoa? Sewaktu orang lain membujuk saya melakukan hal yang salah, apakah saya menaati Allah seba-gai penguasa sebaliknya daripada ma-nusia? Apakah saya rutin berhimpun? Apakah saya berani berbicara tentang ke-percayaan saya? Apakah saya mengam-puni saudara-saudara, seperti saya juga ingin diampuni? Apakah saya menaati penatua di sidang dan saudara-saudara yang mengurus semua sidang di seluruh dunia?’

18Kita dikelilingi orang-orang yang

mencoba memengaruhi cara berpikir kita. Banyak saudara-saudari muda harus berbicara dengan berani tentang keperca-yaan mereka di sekolah. Mereka tidak malu ataupun takut. Apa yang memban-tu anak-anak muda imemban-tu berbicara dengan berani? Mereka menggunakan saran-sa-ran di majalah kita. Misalnya, Sedarlah! Juli 2009 menyarankan bahwa jika se-orang teman sekelas bertanya, ”Mengapa kamu tidak percaya evolusi?” kamu bisa bilang, ”Mengapa akuharuspercaya? Para ilmuwan pun tidak menyetujui evolusi, padahal katanya mereka pakar!” Orang tua, bahaslah dengan anak-anak kalian caranya mereka bisa membela iman agar mereka siap melakukannya di sekolah. 17-19. (a) Apa satu cara kita bisa memeriksa diri? (b) Bagaimana anak-anak muda bisa siap membela iman mereka di sekolah?

19Memang, membela kepercayaan

kita atau melakukan apa yang Yehuwa inginkan tidak selalu mudah. Misalnya, setelah seharian bekerja, kita mungkin harus memaksa diri untuk berhimpun. Atau bisa jadi, kita merasa sulit untuk bangun pagi dan pergi berdinas. Tetapi ingatlah, jika Saudara terbiasa melaku-kan hal-hal ini sekarang, Saudara sudah siap sewaktu muncul tantangan yang le-bih besar.

20Bagaimana dengan serangan halus?

Misalnya, bagaimana kita bisa mengatasi perasaan kecil hati? Salah satu cara ter-baik adalah merenungkan korban tebus-an Yesus. Itulah ytebus-ang Paulus lakuktebus-an. Ia kadang merasa putus asa. Tetapi, ia tahu bahwa Kristus mati bukan bagi orang yang sempurna, melainkan bagi orang berdosa seperti dia. Ia menulis, ”Kehi-dupan yang sekarang aku jalani . . . aku jalani dengan iman kepada Putra Allah, yang mengasihiakudan menyerahkan di-rinya bagiku.”(Gal. 2:20) Ya, Paulus me-nerima korban tebusan dan yakin bahwa itu berlaku bagi dirinya sendiri.

21Saudara juga bisa memperoleh

ba-nyak manfaat jika Saudara menerima korban tebusan sebagai pemberian dari Yehuwa untuk diri Saudarasendiri.Ini ti-dak berarti perasaan kecil hati Sauda-ra bisa langsung hilang. Sebelum dunia baru tiba, beberapa dari kita mungkin ha-rus teha-rus bertekun melawan rasa kecil hati yang kadang muncul. Tetapi ingat: Mereka yang tidak menyerahlah yang mendapat pahala. Makin hari, datangnya Kerajaan Allah makin dekat. Sewaktu itu terjadi, bumi akan penuh damai dan semua manusia akan sempurna. Berte-kadlah untuk masuk ke dalam Kerajaan, meski harus melalui banyak kesengsa-raan.

20, 21. (a) Mengapa merenungkan korban te-busan bisa membantu kita mengatasi perasaan kecil hati? (b) Apa tekad kita?

(17)

DI ISRAEL zaman dulu, kehidupan gembala tidaklah mudah. Mereka harus bekerja di tempat terbuka dalam cuaca panas maupun dingin. Mereka juga harus melindungi domba mereka dari binatang buas dan pencuri. Gembala perlu secara teratur memeriksa tiap domba dan merawat yang sakit atau terluka. Me-reka terutama memperhatikan anak domba karena domba-dom-ba kecil ini tidak sekuat domdomba-dom-ba dewasa.—Kej. 33:13.

2Orang tua Kristen harus menunjukkan sifat-sifat yang

dimi-liki gembala. Orang tua punya tanggung jawab untuk membesar-kan anak mereka sesuai dengan hukum Yehuwa. (Ef. 6:4) Apa-kah ini selalu mudah? Tidak! Anak-anak terus-menerus diserang oleh berbagai gagasan yang disebarkan Setan. Dan, anak-anak juga punya sifat bawaan yang tidak sempurna. (2 Tim. 2:22; 1 Yoh. 2:16) Bagaimana Saudara bisa membantu anak Saudara? Mari kita bahas tiga hal yang bisa Saudara lakukan untuk meng-gembalakan anak Saudara: (1) mengenal mereka dengan baik, (2) memberi mereka makan, dan (3) membimbing mereka. 1, 2. (a) Apa saja tanggung jawab gembala Israel? (b) Orang tua sama seperti gembala. Jelaskan.

Orang Tua

Gembalakan Anak Saudara

”Engkau harus sungguh-sungguh mengenal rupa

kambing-dombamu.”

—AMS. 27:23.

APA JAWABAN SAUDARA?

Apa yang harus dilakukan orang tua untuk menjadi seperti gembala?

Bagaimana orang tua bisa mengajarkan kebenaran kepada anaknya?

Manfaat apa saja yang didapat banyak anak muda dari ibadat keluarga?

(18)

MENGENAL BAIK ANAK SAUDARA 3Seorang gembala yang baik

meme-riksa tiap domba dengan saksama untuk memastikan kesehatannya. Alkitab me-ngatakan, ”Engkau harus sungguh-sung-guh mengenal rupa kambing-dombamu.” (Ams. 27:23) Sebagai orang tua, Sauda-ra perlu mengenal baik ”kambing-dom-ba” Saudara, yaitu anak Saudara. Untuk itu, Saudara harus memperhatikan ting-kah laku sang anak dan tahu apa yang dia pikirkan dan rasakan. Bagaimana caranya? Saudara harus sering berbicara dengan-nya.

4Beberapa orang tua merasa bahwa

se-waktu anak mereka beranjak remaja, ko-munikasi menjadi lebih sulit. Anak re-maja bisa jadi tidak ingin membicarakan apa yang dia pikirkan dan rasakan. Jika anak Saudara seperti itu, apa yang bisa Saudara lakukan? Jangan merasa bahwa Saudara harus mengadakan pembicaraan yang panjang lebar dan serius. Sebaliknya, cobalah berbicara dalam suasana santai. (Ul. 6:6, 7) Ajaklah dia melakukan sesua-tu bersama-sama, seperti berjalan-jalan, bermain, atau mengerjakan tugas rumah tangga. Dalam suasana santai seperti itu, dia bisa merasa lebih bebas mengungkap-kan pikiran dan perasaannya.

5Bagaimana jika anak Saudara tetap

ti-dak mau membuka diri? Cobalah cara lain. Misalnya, daripada menanyai putri Sauda-ra apa yangdiaalami hari itu, ceritakanlah apa yangSaudaraalami. Mungkin setelah-nya, dia mau bercerita. Atau, jika Saudara ingin tahu pendapatnya tentang suatu to-pik, bertanyalah tentang topik itu, tanpa menyinggung-nyinggung dirinya. Sauda-ra bisa menanyakan bagaimana pendapat 3. Bagaimana orang tua bisa mengenal baik anaknya?

4, 5. (a) Saran praktis apa yang bisa memban-tu anak Saudara mengungkapkan pikiran dan perasaannya? (Lihat gambar di awal artikel.) (b) Apa yang sudah Saudara lakukan untuk me-mudahkan anak Saudara membuka diri?

teman-temannya tentang topik itu. Lalu, Saudara bisa bertanya saran apa yang akan dia berikan kepada mereka.

6Anak Saudara akan lebih terbuka jika

dia merasa Saudara mudah didekati dan mau diajak bicara. Jika Saudara selalu ter-lihat sangat sibuk sehingga seolah-olah ti-dak ada waktu untuknya, dia titi-dak akan mau menceritakan masalahnya. Bagaima-na agar aBagaima-nak Saudara tahu bahwa Saudara mudah diajak bicara? Jangan hanya me-ngatakan, ”Kamu bisa cerita ke kami ka-pan saja.” Anak remaja Saudara perlu tahu bahwa Saudara tidak akan menanggapi ce-ritanya dengan berlebihan. Dia juga perlu tahu bahwa Saudara tidak menyepelekan masalah yang dia hadapi. Kayla, 19 tahun, mengatakan, ”Saya bisa cerita apa pun ke Papa. Dia tidak menyela, dan dia tidak menghakimi. Dia hanya mendengarkan. Terus, dia selalu kasih nasihat yang paling baik.”

7Kadang, Saudara perlu membahas

to-pik yang sensitif, seperti berpacaran. Maka, pastikan bahwa Saudara meng-ajarkan cara menanggapi masalah itu de-ngantepat. Misalnya, Saudara pergi ke se-buah restoran, dan daftar makanannya penuh dengan peringatan tentang baha-ya makanan baha-yang tersedia. Kemungkinan besar, Saudara akan meninggalkan tem-pat itu dan pergi ke restoran lain. Hal yang sama bisa terjadi pada anak Saudara. Jika nasihat yang Saudara berikan hanya berisi peringatan, anak Saudara mungkin akan kesal dan tidak akan meminta na-sihat Saudara lagi. (Baca Kolose 3:21.)

Sebaliknya, cobalah untuk seimbang. Se-orang saudari muda bernama Emily ber-kata, ”Waktu orang tua saya bicara ten-tang pacaran, mereka tidak membuatnya 6. Supaya anak Saudara merasa bahwa Saudara punya waktu untuknya dan mudah didekati, apa yang harus Saudara lakukan?

7. Saat membahas masalah berpacaran, bagai-mana orang tua bisa bersikap seimbang agar anaknya tidak kesal?

(19)

seolah-olah itu buruk. Yang mereka tekan-kan, dekat dengan seseorang dan menda-pat teman hidup itu menyenangkan. Jadi, saya bebas cerita ke mereka tentang pacar-an. Malah, saya mau mereka tahu tiap kali saya naksir seseorang dan saya tidak tu-tupi itu dari mereka.”

8Bersabarlah dan dengarkan anak

Sau-dara tanpa menyela. Ini menunjukkan bahwa Saudara mudah diajak bicara.(Baca Yakobus 1:19.) Katia, yang adalah orang tua tunggal mengatakan, ”Dulu, saya sa-ngat tidak sabar dengan putri saya. Dia be-lum selesai bicara, saya sudah potong. Saya memang lagi malas dengarkan dia karena sudah terlalu capek atau tidak ingin diganggu. Sekarang, setelah sikap saya berubah, sikap putri saya juga ber-ubah. Dia sekarang lebih terbuka kepada saya.”

9Seorang ayah bernama Ronald

meng-alami hal yang sama dengan remaja putri-nya. ”Waktu dia bilang dia suka dengan teman sekolahnya, awalnya saya marah se-kali,” katanya. ”Tapi, waktu saya renung-kan, Yehuwa itu sabar dan tidak kaku ke-pada hamba-hamba-Nya. Saya pikir lebih 8, 9. (a) Apa manfaatnya jika Saudara bersabar dan mendengarkan tanpa menyela? (b) Setelah dengan sungguh-sungguh mendengarkan anak Saudara, apa hasilnya?

baik saya kasih dia kesempatan untuk ce-rita sebelum saya koreksi. Untung saya la-kukan itu! Baru kali ini, saya benar-benar tahu perasaannya. Setelah dia selesai ceri-ta, saya bisa bicara dengan lebih lembut. Di luar dugaan, dia mau terima nasihat saya. Dia bilang kalau dia benar-benar ingin berubah.” Sering kali, dengan berbi-cara kepada sang anak, Saudara bisa be-nar-benar mengerti apa yang dia pikirkan dan rasakan. Hasilnya, Saudara bisa lebih berperan sewaktu dia membuat keputus-an.1

MEMBERI MAKAN ANAK SAUDARA 10Gembala yang baik tahu bahwa

dom-banya bisa tersesat. Awalnya domba me-rumput tidak jauh dari kawanan. Tapi, sedikit demi sedikit, domba semakin men-jauh dan akhirnya terpisah dari kawanan. Ini juga bisa terjadi dengan anak Sauda-ra. Tanpa disadari, dia mulai meninggal-kan kebenaran, mungkin karena pergaul-an atau hiburpergaul-an ypergaul-ang buruk. (Ams. 13:20) Bagaimana Saudara bisa membantunya agar itu tidak terjadi?

1Untuk lebih banyak saran, lihatMenara Pengawal

1 Agustus 2008, halaman 10-12.

10, 11. Bagaimana Saudara bisa membantu anak Saudara agar tidak meninggalkan kebe-naran?

Dengarkan untuk bisaMENGENAL

mereka

(Lihat paragraf 3-9)

BERImerekaMAKANdengan baik

(Lihat paragraf 10-12)

BIMBINGmereka

(20)

11Sewaktu mengajar anak Saudara,

se-geralah bantu dia jika Saudara melihat ada yang harus dia perbaiki. Bantu dia juga un-tuk mengembangkan sifat-sifat baik yang sudah dia miliki. (2 Ptr. 1:5-8) Waktu yang tepat untuk itu adalah saat ibadat keluar-ga. Pelayanan Kerajaan Oktober 2008 me-nyebutkan, ”Kepala keluarga dianjurkan untuk mengemban tanggung jawab mere-ka di hadapan Yehuwa untuk melaksana-kan program pelajaran Alkitab keluarga yang bermakna dan teratur.” Apakah Sau-dara memanfaatkan pengaturan ini de-ngan baik untuk menggembalakan anak Saudara? Yakinlah bahwa anak Saudara sangat menghargai segala upaya Saudara untuk membantunya.—Mat. 5:3; Flp. 1:10.

12Seorang remaja bernama Carissa dan

keluarganya mendapat manfaat dari acara Ibadat Keluarga. Dia mengatakan, ”Saya senang kami bisa kumpul-kumpul dan ngobrol. Kami sekeluarga jadi akrab dan saat-saat seperti ini berkesan buat kami. Papa tidak pernah mau acara Ibadat Ke-luarga ini batal. Bagi Papa, ini hal yang penting, dan akhirnya saya pun anggap ini penting. Saya jadi lebih hormat lagi ke Papa dan dia benar-benar jadi pembim-bing rohani saya.” Seorang saudari muda bernama Brittney berkata, ”Ibadat keluar-ga buat saya makin dekat denkeluar-gan orang tua. Saya jadi tahu kalau mereka mau de-ngarkan masalah saya dan mereka benar-benar peduli. Keluarga kami jadi lebih ko-koh dan kompak.” Tujuan utama orang tua adalah mengajar anaknya mengasihi Yehu-wa. Salah satu cara terbaik adalah melalui ibadat keluarga.1

1Untuk keterangan lebih lanjut, lihat artikel ”Ibadat Keluarga—Sangat Penting agar Selamat!” dalamMenara Pengawal15 Oktober 2009, halaman 29-31.

12. (a) Manfaat apa yang dirasakan kaum muda dari ibadat keluarga yang rutin? (Lihat juga kotak ”Mereka Menghargainya”.) (b) Man-faat apa yang Saudara sendiri nikmati dari iba-dat keluarga?

BIMBING ANAK SAUDARA

13Gembala yang baik menggunakan

tongkat untuk membimbing dan melin-dungi kawanannya. Tujuan utamanya ada-lah untuk menuntun dombanya ke ”pa-dang rumput yang baik”. (Yeh. 34:13, 14) Sebagai orang tua, Saudara punya tujuan yang sama. Saudara ingin membimbing anak Saudara agar melayani Yehuwa. Sau-dara ingin anak SauSau-dara punya perasaan yang sama seperti sang pemazmur, ”Me-lakukan kehendakmu, oh, Allahku, aku suka, dan hukummu ada di bagian dalam-ku.” (Mz. 40:8) Jika anak Saudara benar-benar merasakan hal itu, dia tentu mau membaktikan dirinya kepada Yehuwa dan dibaptis. Untuk membuat keputusan pen-ting ini, dia harus punya cukup pemaham-an dpemaham-an harus benar-benar ingin melaypemaham-ani Yehuwa.

14Mungkin hubungan anak Saudara

dan Yehuwa kelihatannya tidak bertum-buh. Dia bahkan mungkin meragukan apakah yang diyakini Saksi-Saksi Yehuwa itu memang kebenaran. Apa yang akan Saudara lakukan? Kerahkan upaya untuk mengajak anak Saudara berpikir. Bantulah dia untuk mengasihi Yehuwa dengan tulus dan menghargai segala hal yang telah Ye-huwa lakukan untuknya. (Pny. 4:11) Maka, jika dia sudah siap, dia bisa memutuskan sendiri untuk melayani Yehuwa.

15Jika anak Saudara meragukan

kebe-naran, bersabarlah dan coba bimbing dia. Bantulah dia untuk memahami bahwa me-layani Yehuwa adalah jalan hidup yang ter-baik dan manfaatnya kekal. Juga, coba cari tahu apa alasan sesungguhnya dia ragu-ragu. Contohnya, apakah putra Saudara benar-benar tidak setuju dengan Alkitab, 13. Bagaimana seorang anak bisa tergerak un-tuk melayani Yehuwa?

14, 15. (a) Apa yang harus menjadi tujuan orang tua? (b) Apa saja alasannya seorang rema-ja meragukan kebenaran?

(21)

atau apakah dia hanya takut mengabar ke-pada anak-anak lain? Apakah putri Sau-dara memang meragukan bahwa hukum Allah itu bermanfaat, atau apakah dia ha-nya merasa kesepian dan dikucilkan te-man-temannya?

16Bagaimana Saudara bisa membantu

anak Saudara mengatasi keragu-raguan-nya akan kebenaran? Bakeragu-raguan-nyak orang tua berhasil menghadapi ini dengan mengaju-kan beberapa pertanyaan berikut kepada mereka: ”Menurutmu, menjadi orang Kris-ten itu gampang atau susah? Apa saja man-faatnya menjadi orang Kristen? Apa saja yang harus dikorbankan? Apa pendapat-mu tentang manfaat yang kita nikmati sekarang dan di masa depan? Apakah manfaatnya lebih besar daripada yang kita korbankan?”Ajukan pertanyaan-pertanya-an itu dengpertanyaan-pertanya-an kata-kata sendiri dpertanyaan-pertanya-an de-ngan tulus, ramah, serta penuh perhatian. Jangan sampai anak Saudara merasa bah-wa Anda sedang menuduhnya. Saudara juga bisa membahas Markus 10:29, 30. Be-berapa anak muda mungkin bisa mem-buat dua daftar, satu tentang manfaatnya menjadi orang Kristen, satu lagi tentang apa saja yang dikorbankan. Ini bisa mem-bantu Saudara dan sang anak tahu apa ma-salahnya dan mencari jalan keluarnya. Jika kita saja perlu memandu para peminat dengan buku Alkitab Ajarkan dan ”Kasih Allah”,terlebih lagi dengan anak kita sen-diri! Apakah Saudara melakukannya?

17Seraya bertumbuh dewasa, anak

Sau-dara harus memutuskan sendiri apakah dia akan melayani Yehuwa atau tidak. Dia tidak akan begitu saja melayani Yehuwa hanya karena Saudara adalah penyembah Yehuwa. Dia sendiri yang harus menjalin hubungan dengan Yehuwa. (Ams. 3:1, 2) Bagaimana jika anak Saudara sulit untuk akrab dengan Allah? Anjurkan dia untuk 16, 17. Bagaimana orang tua bisa membantu anaknya menjalin hubungan dengan Yehuwa?

memeriksa kepercayaannya dengan mena-nyakan hal-hal seperti, ’Dari mana saya

tahu Allah itu ada? Bagaimana saya tahu bahwa Yehuwa benar-benar peduli kepada

saya?Apakah saya benar-benar yakinsaya

akan mendapat manfaat kalau menaati hukum Allah?’ Orang tua, jadilah gembala yang baik dan bimbing anak Saudara de-ngan sabar. Bantu dia membuktikan sen-diri bahwa melayani Yehuwa itu jalan hi-dup terbaik.1—Rm. 12:2.

18Semua orang Kristen sejati perlu

me-niru Sang Gembala Agung, Yehuwa. (Ef. 5:1; 1 Ptr. 2:25) Orang tua terutama per-lu mengenal baik kawanan mereka, yaitu anak yang mereka sayangi. Orang tua per-lu membimbing anaknya supaya dia bisa menikmati manfaat kekal yang Allah jan-jikan. Ya, kerahkanlah segala upaya untuk menggembalakan dan membesarkan anak Saudara agar mengasihi Yehuwa!

1Untuk informasi lebih lanjut, lihatMenara Penga-wal1 Februari 2012, halaman 18-21.

18. Bagaimana orang tua bisa meniru Yehuwa, Sang Gembala Agung?

Perhatikan komentar dua anak muda yang mendapat manfaat dari ibadat keluarga.

”Malam Ibadat Keluarga membuat kita akrab dengan keluarga dan juga dengan Yehuwa. Kita jadi tahu sifat kita dan sebe-rapa akrab kita dengan Yehuwa. Kita juga jadi tahu apa yang perlu kita perbaiki.”

”Dalam ibadat keluarga, kita bisa ce-rita apa saja dalam suasana santai. Inilah saatnya kita tidak memikirkan masalah sehari-hari, tapi berfokus pada keadaan rohani kita. Dulu, kita tidak punya yang seperti ini, tapi sekarang ada. Benar-benar suatu berkat!”

(22)

ˇDaud menulis bahwa dia ”tidak pernah melihat orang adil-benar ditinggalkan sama sekali, atau keturunannya meminta-minta roti”. Dia berkata begitu dari pengalaman pribadinya. Dia tahu betul bahwa Allah selalu memeliharanya. (Mz. 37:25) Namun, Daud tidak memaksudkan bahwa pe-nyembah Yehuwa tidak pernah atau tidak akan menderita kekurangan.

Daud sendiri beberapa kali mengalami situasi yang sangat sulit. Salah satunya adalah ketika dia sedang melarikan diri dari Saul. Persediaan Daud sudah menipis, dan dia meminta roti untuk diri-nya dan orang-orang yang bersamadiri-nya. (1 Sam. 21: 1-6) Tapi, dalam situasi yang parah itu, dia tahu bahwa Yehuwa tidak meninggalkannya. Kenyata-annya, tidak ada catatan bahwa Daud harus meng-emis untuk mendapat makanan agar tetap hidup. Di Matius 6:33, Yesus menjamin bahwa Allah akan memenuhi kebutuhan hamba-hamba-Nya yang setia, yang mendahulukan kepentingan Ke-rajaan dalam kehidupan mereka. Yesus berkata, ”Teruslah cari dahulu kerajaan dan keadilbenaran-nya, dan semua perkara itu [termasuk makanan, minuman, dan pakaian] akan ditambahkan kepa-damu.” Tapi, Yesus juga menunjukkan bahwa karena dianiaya, ’saudara-saudaranya’ mungkin akan kelaparan. (Mat. 25:35, 37, 40) Ini terjadi atas rasul Paulus. Dia kadang-kadang kelaparan dan kehausan.—2 Kor. 11:27.

Yehuwa memberi tahu kita bahwa kita akan di-aniaya dalam berbagai cara. Dia mungkin mem-biarkan kita kelaparan agar kita bisa ikut menja-wab tantangan Si Iblis. (Ayb. 2:3-5) Misalnya, beberapa rekan seiman kita, seperti yang berada di kamp konsentrasi Nazi, hampir mati karena di-aniaya. Membuat para Saksi kelaparan adalah cara

yang kejam untuk mematahkan kesetiaan mere-ka. Para Saksi yang setia tetap menaati Yehu-wa dan Ia tidak meninggalkan mereka. Ia me-mang membiarkan mereka dicobai, sama seperti Ia membiarkan semua orang Kristen dicobai de-ngan berbagai cara. Namun, Yehuwa pasti akan membantu semua orang yang menderita demi nama-Nya untuk bertekun. (1 Kor. 10:13) Kita bisa mengingat kata-kata di Filipi 1:29, ”Kepadamulah hak istimewa diberikan demi Kristus, tidak hanya agar kamu menaruh imanmu kepadanya, tetapi juga agar kamu menderita demi dia.”

Yehuwa berjanji akan menyertai hamba-hamba-Nya. Misalnya, Yesaya 54:17 mengatakan, ”Senja-ta apa pun yang ditempa untuk melawanmu tidak akan berhasil.” Janji ini dan janji-janji serupa lain-nya menjamin keselamatan umat Allah sebagai kelompok. Tapi secara perorangan, orang Kristen bisa saja mengalami cobaan, bahkan sampai mati.

PERTANYAAN PEMBACA

Apakah kata-kata Daud di Mazmur 37:25 dan kata-kata Yesus

di Matius 6:33 berarti bahwa Yehuwa tidak akan pernah

(23)

KETIKA Adam dan Hawa diciptakan, mereka sama sekali ti-dak punya musuh. Mereka sempurna dan tinggal di firdaus. Mereka menikmati hubungan yang akrab dengan Pencipta sebagai anak-anak-Nya. (Kej. 2:7-9; Luk. 3:38) Allah memberi mereka tugas yang penting. (Baca Kejadian 1:28.) Berapa lama mereka perlu hidup untuk menyelesaikan tugas ini? Ka-lau hanya untuk ’memenuhi bumi dan menaklukkannya’, mereka tidak perlu hidup kekal. Tapi, untuk terus memeli-hara ”segala makhluk hidup yang merayap di bumi”, mereka perlu hidup kekal. Mereka bisa menikmati tugas ini selama-nya.

2Mengapa keadaannya sangat berbeda sekarang?

Meng-apa ada begitu banyak musuh yang merusak kebahagiaan kita, terutama kematian? Bagaimana Allah akan meniadakan musuh-musuh ini? Jawabannya ada dalam Alkitab, dan kita akan membahasnya dalam artikel ini.

1, 2. Seperti apa kehidupan Adam dan Hawa pada mulanya? Pertanyaan apa saja yang muncul?

Musuh Terakhir, Kematian,

Akan Ditiadakan

”Sebagai musuh terakhir, kematian akan ditiadakan.”

—1 KOR. 15:26.

APA JAWABAN SAUDARA?

Perintah yang pengasih na-mun penting apa yang Yehuwa berikan kepada Adam?

Bagaimana umat manusia mengalami kematian?

Kapan ’musuh terakhir, kema-tian, akan ditiadakan’?

(24)

PERINGATAN YANG PENGASIH 3Meskipun Adam dan Hawa bisa

hi-dup selama-lamanya, mereka bukannya tidak bisa mati. Agar tetap hidup, mere-ka perlu bernapas, mamere-kan, minum, dan tidur. Tapi, yang lebih penting lagi ada-lah hubungan mereka dengan Yehuwa, Sumber kehidupan mereka. (Ul. 8:3) Mereka bisa terus menikmati kehidup-an hkehidup-anya jika mereka mau dibimbing oleh Yehuwa. Sebelum menciptakan Hawa, Yehuwa dengan jelas memberi tahu Adam, ”Setiap pohon di taman ini boleh kaumakan buahnya sampai puas. Tetapi mengenai pohon pengeta-huan tentang yang baik dan yang jahat, engkau tidak boleh memakan buahnya, karena pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.”—Kej. 2:16, 17.

4”Pohon pengetahuan tentang yang

baik dan yang jahat” melambangkan hak Allah untuk menentukan yang baik dan yang jahat. Adam setidaknya bisa membedakan antara yang baik dan ja-hat karena ia dibuat menurut gambar Allah dan punya hati nurani. Tapi, po-hon itu mengingatkan Adam dan Hawa bahwa mereka selalu membutuhkan bimbingan Yehuwa. Jika mereka ma-kan dari pohon itu, mereka seolah-olah mengatakan kepada Allah, ”Kami tidak mau diatur-atur oleh-Mu.” Aki-batnya, mereka dan anak-anak mereka akan mati, tepat seperti yang telah Allah peringatkan.

BAGAIMANA MANUSIA MENGALAMI KEMATIAN

5Adam memberi tahu Hawa tentang

perintah Yehuwa. Hawa tahu betul pe-3, 4. (a) Perintah apa yang Allah berikan kepa-da Akepa-dam kepa-dan Hawa? (b) Mengapa sangat pen-ting untuk menaati perintah itu?

5. Bagaimana Adam dan Hawa sampai tidak taat kepada Yehuwa?

rintah itu dan belakangan ia bisa meng-ulanginya kata demi kata kepada Se-tan, yang berbicara melalui seekor ular. (Kej. 3:1-3) Setan telah mengembang-kan hasrat untuk mendapatmengembang-kan kekua-saan dan kebebasan. (Bandingkan Yako-bus 1:14, 15.) Setan memberi tahu Hawa bahwa Allah telah berdusta dan bahwa jika Hawa tidak taat kepada Allah, ia ti-dak akan mati tapi akan menjadi seperti Allah. (Kej. 3:4, 5) Hawa percaya kepa-danya, dengan lancang memakan buah itu, dan mengajak Adam untuk mema-kannya juga. (Kej. 3:6, 17) Setan telah menipu Hawa. (Baca 1 Timotius 2:14.)

Adam tahu itu salah, tapi ia menuruti kata-kata istrinya. Ular itu tampaknya baik, tapi pribadi yang berbicara mela-luinya adalah musuh yang kejam, yang tahu akibat buruk dari dustanya itu.

6Adam dan Hawa memberontak

lawan Yehuwa, yang telah memberi me-reka kehidupan dan segala hal baik yang mereka nikmati. Tentu, Yehuwa tahu betul apa yang telah terjadi. (1 Taw. 28:9; baca Amsal 15:3.) Tapi, Allah membiarkan Adam, Hawa, dan Setan untuk menunjukkan perasaan mereka yang sesungguhnya terhadap diri-Nya. Sebagai Bapak, Ia pasti sangat sedih atas tindakan mereka. (Bandingkan Kejadi-an 6:6.) Namun sebagai Hakim, Ia harus menghukum para pedosa.

7Allah telah memberi tahu Adam apa

akibatnya jika ia makan dari pohon itu, ”Pada hari engkau memakannya, eng-kau pasti akan mati.” Adam mungkin mengira ia akan mati sebelum matahari terbenam. Pada hari itu juga, Yehuwa menemui Adam dan Hawa untuk meng-hakimi mereka. (Kej. 3:8) Sebagai Ha-kim yang adil, Ia mendengarkan dulu 6, 7. Bagaimana Yehuwa menghakimi Adam dan Hawa?

(25)

apa yang ingin mereka katakan. (Kej. 3: 9-13) Setelah itu, Ia menjatuhkan vonis mati kepada kedua pedosa. (Kej. 3:14-19) Seandainya Ia langsung membinasa-kan mereka, kehendak-Nya bagi manu-sia tidak akan pernah terwujud. (Yes. 55:11) Meskipun dampak dosa langsung dirasakan, Yehuwa mengizinkan Adam dan Hawa untuk hidup cukup lama se-hingga menghasilkan anak-anak yang bisa mempunyai masa depan yang lebih baik. Di mata Allah, Adam dan Hawa sudah mati pada hari mereka berdosa. Dan, karena 1.000 tahun sama seperti satu hari bagi Yehuwa, mereka mati pada ”hari” itu juga.—2 Ptr. 3:8.

8Apakah anak-anak Adam dan Hawa

merasakan dampak perbuatan orang tua mereka? Ya. Roma 5:12 menjelas-kan, ”Dosa masuk ke dalam dunia me-lalui satu orang dan kematian, meme-lalui dosa, demikianlah kematian menyebar kepada semua orang karena mereka se-mua telah berbuat dosa.” Rasul Pau-lus menambahkan, ”Melalui ketidakta-atan satu pria, banyak orang menjadi orang berdosa.” (Rm. 5:19) Manusia per-tama yang mati adalah Habel yang setia. (Kej. 4:8) Selanjutnya, semua keturunan Adam menjadi tua dan mati. Manusia mewarisi dosa dan kematian, dua mu-suh yang tidak bisa dihindari. Meskipun kita tidak tahu pasti bagaimana dosa dan kematian diteruskan kepada ketu-runan Adam, kita bisa merasakan aki-batnya.

9Jadi, masuk akal bahwa Alkitab

me-nyamakan dosa dan kematian dengan ”selubung yang menyelubungi semua bangsa” dan yang ”melilit semua bang-sa”. (Yes. 25:7) Tidak ada manusia yang 8, 9. Bagaimana dosa Adam memengaruhi se-mua keturunannya? (Lihat gambar di bagian awal artikel.)

bisa luput dari dosa dan kematian. Itu sebabnya Alkitab mengatakan bahwa ”semua manusia mati sehubungan de-ngan Adam”. (1 Kor. 15:22) Karena itu, Paulus bertanya, ”Siapakah yang akan menyelamatkan aku dari tubuh yang pasti akan mati ini?” (Rm. 7:24) Apakah ada yang bisa menyelamatkan Paulus?1

DOSA DAN KEMATIAN AKAN DITIADAKAN

10Ya, Yehuwa bisa menyelamatkan

Paulus. Kita membaca dalam Alkitab, ”Ia akan menelan kematian untuk se-lama-lamanya, dan Tuan Yang Berdau-lat Yehuwa pasti akan menghapus air mata dari semua muka.” (Yes. 25:8) Hal ini akan membuat Yehuwa sangat ba-hagia, seperti seorang ayah yang se-nang ketika ia menyingkirkan penyebab penderitaan anaknya dan menyeka air matanya. Yesus bekerja sama dengan Allah. Kita membaca di 1 Korintus 15: 22, ”Semua manusia akan dihidupkan sehubungan dengan Kristus.” Setelah bertanya, ”Siapakah yang akan menye-lamatkan aku?” Paulus sendiri menja-wabnya, ”Syukur kepada Allah melalui Yesus Kristus, Tuan kita!” (Rm. 7:25) Je-laslah, Yehuwa tetap mengasihi manu-sia meskipun Adam dan Hawa berdosa. Dan Yesus, yang Yehuwa gunakan un-tuk membuat Adam dan Hawa, juga se-lalu mengasihi manusia. (Ams. 8:30, 31) 1Mengenai para ilmuwan yang berupaya menjelas-kan mengapa kita tua dan mati, bukuPemahaman Alki-tabberkomentar, ”Mereka mengabaikan fakta bahwa sang Pencipta telah menyatakan hukuman mati atas pasangan manusia pertama, lalu melaksanakan hu-kuman itu dengan cara yang tidak sepenuhnya dipa-hami oleh manusia.”—Jil. 1, hlm. 924.

10. (a) Ayat-ayat mana yang menunjukkan bah-wa Yehubah-wa akan meniadakan kematian? (b) Dari ayat-ayat ini, apa yang kita pelajari ten-tang Yehuwa dan Putra-Nya?

(26)

Tapi, bagaimana keluarga manusia akan diselamatkan dari dosa dan kematian?

11Karena berdosa, Adam divonis

mati oleh Yehuwa. Akibatnya, semua manusia mewarisi ketidaksempurnaan dan kematian. (Rm. 5:12, 16) Roma 5:18 menjelaskan, ”Melalui satu pelanggar-an segala macam orpelanggar-ang memperoleh hukuman.” Apa yang bisa Yehuwa la-kukan untuk menolong manusia tanpa mengabaikan standar keadilan-Nya? Ja-wabannya ada dalam pernyataan Yesus bahwa ia datang untuk ”memberikan ji-wanya sebagai tebusan untuk penukar bagi banyak orang”. (Mat. 20:28) Se-bagai manusia sempurna, Yesus bisa menyediakan ”tebusan”. Bagaimana te-busan ini memenuhi standar keadilan? —1 Tim. 2:5, 6.

12Sebagai manusia sempurna,

Ye-sus bisa hidup selama-lamanya, seperti yang Yehuwa inginkan bagi Adam. Ka-rena sangat mengasihi Bapaknya dan keturunan Adam, Yesus mengorbankan kehidupan manusianya, yang sepadan dengan apa yang Adam hilangkan. Bela-kangan, Yehuwa membangkitkan Yesus sebagai pribadi roh. (1 Ptr. 3:18) Tebusan memenuhi standar keadilan Yehuwa ka-rena kehidupan yang sempurna diganti dengan kehidupan yang sempurna. Jadi, keturunan Adam kini memiliki harapan untuk hidup abadi. Itu sebabnya, Paulus menyebut Yesus ”Adam yang terakhir”, yang sekarang menjadi roh yang mem-berikan kehidupan.—1 Kor. 15:45.

13Tidak lama lagi, ”Adam yang

ter-akhir” akan mengaruniakan kehidupan 11. Apa yang Yehuwa lakukan untuk menolong manusia?

12. Mengapa tebusan memenuhi standar ke-adilan?

13. Apa yang akan dilakukan ”Adam yang ter-akhir” bagi mereka yang telah mati?

abadi kepada umat manusia. Sebagian besar keturunan Adam yang telah mati akan dibangkitkan untuk hidup kem-bali di bumi.—Yoh. 5:28, 29.

14Bagaimana manusia bisa

dibebas-kan dari ketidaksempurnaan? Yehu-wa telah mendirikan suatu pemerin-tahan surgawi untuk mewujudkannya. Para penguasanya adalah Yesus dan 144.000 orang yang dipilih dari antara manusia. (Baca Penyingkapan 5:9, 10.)

Karena ke-144.000 itu dulunya adalah manusia yang tidak sempurna, mereka bisa memahami rakyat mereka. Sela-ma 1.000 tahun, Yesus dan rekan-rekan penguasanya akan membantu manusia menjadi sempurna.—Pny. 20:6.

15Pada akhir 1.000 tahun, manusia

yang taat akan terbebas dari dosa dan kematian. Paulus menjelaskan, ”Seba-gaimana semua manusia mati sehu-bungan dengan Adam, demikian juga semua manusia akan dihidupkan se-hubungan dengan Kristus. Namun ma-sing-masing menurut urutannya: Kris-tus sebagai buah sulung, setelah itu mereka yang menjadi milik Kristus, se-lama kehadirannya. Berikutnya, kesu-dahannya, pada waktu ia menyerahkan kerajaan kepada Allah dan Bapaknya, pada waktu ia telah meniadakan se-mua pemerintah dan sese-mua wewenang dan kuasa. Karena ia akan berkuasa bagai raja sampai Allah menaruh se-mua musuh di bawah kakinya. Sebagai musuh terakhir, kematian akan ditiada-kan.” (1 Kor. 15:22-26) Akhirnya, kema-tian yang diwariskan oleh Adam akan 14. Bagaimana manusia bisa dibebaskan dari ketidaksempurnaan?

15, 16. (a) Kematian apa yang akan disingkir-kan? Kapan? (b) Menurut 1 Korintus 15:28, apa yang akan dilakukan oleh Yesus?

(27)

disingkirkan. ”Selubung” yang melilit umat manusia ini akan dimusnahkan. —Yes. 25:7, 8.

16Selanjutnya Paulus mengatakan,

”Apabila segala sesuatu sudah ditun-dukkan kepadanya, Putra sendiri juga akan menundukkan diri kepada Pribadi yang menundukkan segala sesuatu ke-padanya, agar Allah menjadi segala se-suatu bagi setiap orang.” (1 Kor. 15:28) Pada saat itu, tujuan pemerintahan Ye-sus sudah tercapai. Dengan rasa puas, ia akan mengembalikan wewenangnya ke-pada Yehuwa dan mempersembahkan keluarga manusia yang sempurna kepa-da-Nya.

17Apa yang akan terjadi dengan

Se-tan, sumber segala penderitaan ma-nusia? Kita mendapatkan jawabannya di Penyingkapan 20:7-15. Pada akhir 1.000 tahun, Setan akan diberi ke-sempatan untuk menyesatkan manu-sia yang sempurna sebagai ujian yang 17. Apa yang akan terjadi dengan Setan?

terakhir. Kemudian, Setan dan semua pengikutnya akan dibinasakan selama-nya. Inilah yang disebut ”kematian yang kedua”. (Pny. 21:8) Kematian ini tidak akan pernah ”ditiadakan” karena me-reka yang mengalami ”kematian yang kedua” tidak akan pernah dihidupkan lagi. Jika kita setia kepada Yehuwa, kita tidak perlu khawatir ”kematian yang ke-dua” akan menimpa kita.

18Pada saat itu, semua manusia akan

menjadi sempurna dan Yehuwa akan mengaruniakan kepada mereka kehi-dupan abadi. Semua musuh yang meru-sak kebahagiaan manusia tidak ada lagi. Tugas yang tadinya Allah berikan ke-pada Adam akan terlaksana. Keturun-annya akan memelihara bumi dan bi-natang dengan penuh sukacita. Betapa bahagianya kita karena tahu bahwa Ye-huwa akan segera meniadakan musuh yang terakhir, kematian!

18. Bagaimana tugas yang Allah berikan kepada Adam akhirnya akan terlaksana?

Habel, manusia pertama yang mati, akan menerima manfaat dari tebusan Yesus

Referensi

Dokumen terkait

Elemen tersebut sangat erat kaitannya dengan risiko finansial, karena proyeksi aliran kas dalam perhitungan dengan metoda capital budgeting menggambarkan bahwa investasi

Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan sebagai destinasi wisata seni yang. bermuatan edukasi dan menyenangkan dengan mengembangkan

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh bahwa nilai probabilitas sebesar 0.971647 > 0.05 maka H0 diterima yang berarti corporate social responsibility dan default risk t idak

Guru praktikan memberikan penilaian terhadap kualitas guru pamong berdasar hasil dari observasi kelas yang telah dilaksanakan pada tanggal 4, 6, dan 11 Agustus 2012. Ada empat

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,

Uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber, yaitu dengan cara membandingkan hasil wawancara antara anak jalanan pengguna  NAPZA dengan hasil observasi

sedangkan kerugiannya adalah sistem tidak menekankan pada kuantitas output yang mengakibatkan menurunnya kualitas hasil kerja. Beberapa kritik yang dilontarkan para ahli pada sistem

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan