• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL UNIT PEMBANGKIT PLTU MUARA KARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PROFIL UNIT PEMBANGKIT PLTU MUARA KARANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL UNIT

PEMBANGKIT PLTU MUARA KARANG

2.1 Gambaran Umum

PLTU ( Pusat Listrik Tenaga Uap ) merupakan salah satu unit pembangkitan energi listrik yang menggunakan system turbin uap yang dibangun untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik yang terus melonjak dari tahun ke tahun. Salah satu PLTU yang mempunyai peranan yang sangat besar dari pulau Jawa adalah PLTU Muara Karang.

PLTU Muara Karang adalah salah satu anak perusahaan dari PT.PLN (Persero) yang berlokasi di teluk Jakarta, Pluit-Jakarta Utara. PLTU Muara Karang terdiri dari lima unit pembangkit, yaitu: u\unit 1, 2, 3, 4, dan 5.

2.1.1 Lokasi dan letak

Unit pembangkit (UP) Muara Karang mempunyai dua lokasi yang terdiri dari, PLTU dan PLTGU Muara Karang. Lokasi PLTU Mura Karang terletak di sebelah timur muara sungai Karang, yang sekaligus sebagai kantor pusat. PLTU Muara Karang dibangun di atas tanah seluas ± 41,5 hektar, yang terdiri dari ± 12 hektar untuk bangunan sentral, dan ± 29,5 hektar untuk sarana penunjang, seperti gedung, perumahan operator, dan lain-lain.

Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang terletak di sebelah barat muara sungai Karang, Pluit-Jakarta.

(2)

Unit Pembangkitan Muara Karang, dioperasikan pertama kali pada tahun 1979 oleh PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa bagian barat (PLN KJB) yang dikenal dengan sebutan Sektor Muara Karang.

Restrukturisasi di PT PLN (Persero) melahirkan dua anak perusahaan pada tanggal 3Oktober 1995, yakni PT PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I dan II yang lazim disebut PJB I dan II. Sektor Muara Karang termasuk dalam salah satu unit kerja PT PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali II(PLN PJB II). Ditahun 1997, nama Sektor Muara Karang berubah menjadi PT PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali II Unit Pembangkitan Muara Karang (UP Muara Karang).

Seiring dengan berkembangnya organisasi, sejak tanggal 3 Oktober 2000, PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali berubah nama menjadi PT Pembangkitan Jawa-Bali( PT PJB).

2.1.3 Konsep Desain

PLTU Muara Karang Meliputi pusat listrik tenaga uap yang terdiri dari lima unit, yaitu: unit 1, 2, 3, yang menggunakan bahan bakar minyak residu (MFO) dan unit 4 dan 5 menggunakan sistem dual firing yang berarti dapat menggunakan minyak atau gas maupun campuran dari minyak dan gas sebagai bahan bakarnya. Pembangunan yang dilaksanakan oleh Chast T. Main Pada tahun 1972.

2.1.4 Daya Terpasang

Unit pembangkit (UP) Muara Karang mampu memproduksi energi listrik sebesar 7900 GWh pertahun yang disalurkan melalui Jaringan Transmisi Tegangan Tinggi (JTTT) 150 KV yang sebagian besar di utamakan untuk mensuplai kebutuhan listrik Ibu Kota Jakarta, terutama daerah VVIP, seperrti: Istana Presiden dan Gedung MPR/DPR, serta keperluan publik lainnya. Kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh PLTGU Muara Karang yang mempunyai daya terpasang 500 MW serta PLTU

(3)

Muara Karang yang mempumnyai daya terpasang masing-masing 100 MW untuk unit 1, 2, dan 3 serta masing-masing 200 mw untuk unit 4, dan 5.

2.1.5 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik

Tenaga listrik dari PLTU Muara Karang disalurkan melalui kabel udara 150 KV ke gardu induk Angke, gardu induk Duri Kosambi dan melalui kabel bawah tanah 150 KV ke gardu indiuk Budi Kemuliaan yang diteruskan untuk pemakaian di Istana Presiden dan sekitarnya. Tempat penting yang mendapatkan aliran listrik dari PLTU Muara Karang adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Gedung MPR/DPR dan sekitarnya.

2.1.6 Sistem Penyediaan Bahan Bakar

Minyak Residu (MFO) sebagai bahan bakar utama PLTU Muara Karang, yang dipasok melalui kapal tanker yang berlabuh di pelabuhan minyak PLTU Muara Karang, sejauh ± 4 Km dari pantai, melalui saluran pipa dasar laut. Untuk memasok bahan bakar tersebut disediakan 3 buah tanki dengan kapasitas 2 x 19.000 Kl, 1 x 23.000 Kl,serta tanki HSD dengan kapasitas 2 x 250 KL, yang dipergumakan sebagai alat penunjang.

PLTU Muara Karang unit 1, 2, dan 3 beroperasi menggunakan siklus rankine sederhana (non-reheat) yang memiliki heat reat sebesar 2.170 KCAL/KWH, sedangkan unit 4 dan 5 beroperasi menggunakan siklus rankine reheat dengan heat reat sebesar 2.002 KCAL/KWH. Apabila PLTU berproduksi dengan beban harian harian ± 80 % akan menghabiskan bahan bakar minyak ± 2.533 ton/hari

Secara keseluruhan, untuk menghasilkan energi listrik sebesar 7.900 GWh pertahun, membutuhkan:

1. Bahan bakar gas sebanyak ± 52.300 MMSF. 2. Bahan bakar MFO sebanyak ± 480.400 Kl.

(4)

3. Bahan bakar HSD sebanyak ± 180.000 Kl.

2.1.7 Fasilitas Penyediaan Air Serta Pengolahaanya

Air penambah ketel untuk kebutuhan PLTU Muara Karang unit 1 sampai dengan 5, diperoleh dari proses desalinasi air laut dengan menggunakan Destilation plant yang mempunyai kapasitas 40 ton/jam. Air penambah tersebut di olah atau dimurnikan pada Demi plant 2 yang berkapasitas 600 ton/jam dan hasilnya ditampung dalam tangki-tangki make up, bersama-sama dengan hasil dari desalinasi yang berkapasitas 2 x 656 ton dan 2 x 760 ton.

Air dari make up tank ini diolah lagi dengan demi plant 1 yang mempunyai kapasitas 864 ton/hari dan ditampung dalam tanki demin plant dan tanki kondensat dengan kapasitas 2 x 380 ton dan 1 x 760 ton.

Secara keseluruhan, untuk menghasilkan energi listrik sebesar 7.900 GWh per tahun, membutuhkan:

1. Air penambah boiler sebanyak 288.00 ton. 2. Air service sebanyak 108.000 ton.

3. Air laut sebagai pendingin kondensor yang mengalir secara terus-menerus.

2.1.8 Sistem Pendingin

Untuk keperluan air pendingin kondensor yang cukup dan bersih, maka saluran air masuk (kanal) dibuat menjorok ke laut sepanjang 2.100 meter, air itu di saring dengan saringan kasar (Bar Screen) dan saringan halus (Traveling Screen) yang kemudian di pompakan kedalam kondensor, dimana sebelum masuk kedalam kondensor air disaring kembali dengan Debris firlter.

Untuk memenuhi kebutuhan air pendingin saluran kondensor dipasangi tiga pompa untuk unit 1, 2, dan 3,ditambah satu buah untuk cadangn dengan kapasitas 33.000 ton/jam.

(5)

2.1.9 Menejemen Lingkungan

Ramah lingkungan merupakan trend dunia usaha yang berkembang sekarang ini, sehingga setiap industrai di tuntut untuk mengelola lingkungan dengan baik berstedart Internasional, aman serta berdampak positif bagi lingkunan dan sekitarnya.

UP Muara Karang telah melaksanakan pengelolaan lingkungan , antara lain : 1. Moengoptimalkan pemakaian bahan bakar gas alam pada semua unit. 2. Pembersihan saluran air.

3. Mengoptimalkan operasional Dust Coolector untuk mengumpulkan partikel padat yang terbawa pada gas buang.

4. Melaksanakan program penghijauan pada lahan yang kosong, untuk menciptakan suasana lingkunan yang indah dan hijau.

Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan lingkungan, telah di upayakan pemantauan lingkungan terhadap limbah cair dan limbah padat, kwalitas udara, kebisingan, kwalitas air limbah dan air laut secara rutin sesuai dengan ketentuan rencana pemantauan lingkungan.

Untuk mengendalikan polusi udara dan air, disekitar UP Muara Karang dilengkapi dengan alat pengendali emisi udara dan air, meliputi:

1. Cerobong yang cukup tinggi untuk semua unit, untuk mendapatkan distribusi gas buang secara luas.

2. Dilakukannya penetralan air,bergina untuk menetralisasi air buangan unit sebelim dibuang ke laut atau sungai.

3. Oil Sparator berfungsi sebagai pemisah antara minyak dengan air buangan yang berasal dari area bunker bahan bakar minyak.

(6)

4. dust Coollector/ Dust Handling berfungsi untuk menangkap debu hasil pembakaran yang akan dubuang melewati cerobong.

5. Salurab inlet dan outlet pendingin kondensor yang panjangnya mencapai 1 km untuk menurunkan temperatut bakas pendingin.

Dampak positif pembangunan PLTU dan PLTGU bagi masyarakat disekutar UP Muara Karang adalah:

1. Ketersediaanya listerik untuk kehidupan sehari-hari. 2. Memacu perkembangan industri

3. Mendorong kegiatan ekonomi di sekitar Unit Pembangkit 4. Menyediakan lapangan kerja baru

2.2 Fungsi PLTU Muara Karang dalam Sistem Kelistrikan se Jawa-Bali

Dalam sutu sistem iterkoneksi maka unit-unit pembangkit bekerja secara komplementer dalam rangka memenuhi tuntutan sistem beban yang pada dasarnya meliputi tiga hal, yaitu: kehandalan, keamanan dan ekonomis. Pusat listrik baik tenaga uap maupun air mengemban misi ekonomi, sehingga pusat listrik yang ada bertugas untuk menjaga stabilitas dan keandalan sistem se Jawa-Bali.

Pola operasi dari sistem tersebut adalah cyclic load operation yang melayani perubahan beban sistem, baik perubahan dalam periodik pendek, panjang, maupun perubahan darurat. Perubahan periodik adalah dalam rangka stebilitas. Sedangkan perubahqan beban darurat adalah dalam rangka mengamankan sistem terhadap resiko coolapse atau black out.

(7)

1. Sebagai tambahan daya sebesar 300 MW dari unit 1, 2, dan 3, serta 400 MW dari unit 4 dan 5 yang dapat memenyhi penyediaan kebutuhan listrik bagi daerah Jawa Barat dan Jakarta.

2. Sebagai pemikul beban besar.

3. Bagian dari interkoneksi dengan unit-unit lain se Jawa-Bali.

2.3 Visi dan Misi

Visi UP Muara Karang

1. Menguasai pangsa pasar Indonesia. 2. Menjadi perusahaan kelas Dunia.

Misi UP Muara Karang

1. Menjadikan PT. PLN PJB II sebagai perusahaan publik yang maju dan dinamis, dalam bidang pebangkit tenaga listrik.

2. Memberikan hasil yang baik kepada pemegang saham, pegawai, pemasok, pemerintah, dan masyarakat serta lingkungan.

3. Memenuhi tuntutan pasar.

2.3.1 Struktur Organisasi

Sejak 20 februari 1999 keorganisasian UP Muara Karang berubah mengikuti perkembangan organisasi di PT. PL PJB yang dinamis sesuai situasi bisnis yang selalu berubah. Perubahan mendasar yang terjadi adalah dipisahkanya fungsi operasi dan pemeliharaan, sehingga UP Muara Karang menjadi organisasi yang ramping, bersih dan khususnya hanya berurusan dengan pengoperasian pembangkit untuk menghasilkan listrik. Bagian pemeliharaan dilakukan oleh pihak pemeliharaan yang bukan merupakan bagian dari UP Muara Karang.

(8)

Gambar struktur organisasi UP Muara Karang ditampilkan pada lembar lampiran.

2.3.2 Sumber Daya Manusia

Manusia adalah aset terpenting dalam perusahaan, sehingga UP Muara Karang memberikan kesempatan kepada seluruh pegawainya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan agar SDM yang profesional . sehingga tercipta lingkungan kerja yang menggairahkan dan memotifasi mereka untuk selalu bertanggung jawab terhadap pekerjaanya.

Sikap profesionalisme pada pegawai tetap dipertahankan dan ini terlihat dari hasil kinerja perusahaan. Kerja operasional UP Muara Karang beberapa Tahun terakhir menunjukan bahwa hasil dari Availibility Factor dan Forced Outage Rate di atas standard kelas dunia dari North America Reliability Council (NERC).

2.3.3 Kegiatan Usaha

Kegiatan inti UP Muara Karang adalah memproduksi energi listrik. Rata-rata 5.286 Gwh per tahun dengan total daya 1.208MW. Energy tersebut disalurkan melalui jaringan Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 150 KV sistem Jawa-Madura-Bali. UP Muara Karang mempunyai peran utama dalam memenuhi kebutuhan listrik IbuKota Jakarta, terutama daerah-daerah VVIP seperti Istana Presiden, Gedung MPR/DPR, Bandara Soekarno Hatta

TABEL 2.1 PLTU UNIT 1-5 PJB Muara Karang

Jenis Pembangkit Unit

Daya Terpasang ( MW)

Bahan Bakar Tahun Operasi

PLTU 1 1 1x100 MFO 20-Feb-79

(9)

PLTU 3 3 1x100 MFO 28-Jun-79

PLTU 4 4 1x200 MFO/Gas 26-Nov-81

PLTU 5 5 1x200 MFO/Gas 07-Okt-82

PLTGU Muara Karang GT1.1 1X108 Gas 26-Okt-92 (Open Cycle) 1995 (Combined Cycle) GT1.2 1X108 Gas 26-Okt-92 (Open Cycle) 1995 (Combined Cycle) GT1.3 1X108 Gas 26-Okt-92 (Open Cycle) 1995 (Combined Cycle) ST1.0 1X186 Gas 1995 (Combined Cycle) 1.210

Sumber : Leaflet PLTU Muara Karang.

UP Muara Karang menggunakan tiga jenis bahan bakar yaitu :

a. PLTU Unit 1-2-3 Muara Karang menggunakan bahan bakar MFO/HSD yang dipasok dengan kapal tanker/Tongkang kemudian ditampung di Bunker.

(10)

b. PLTU Unit 4-5 Muara Karang menggunakan System” Dual

Firing”,sehingga bisa menggunakan bahan bakar Gas saja, bahan bakar minyak (MFO) atau campuran Gas dan Minyak.

c. PLTGU Muara Karang menggunakan bahan bakar Gas yang berasal dari sumur gas alam di lepas pantai laut Jawa yang disalurkan melalui pipa bawah laut.

Air penambah dan air service untuk proses produksi berasal dari proses destilasi air laut, sedangkan air pendingin utama untuk kondensor menggunakan air laut dengan sistem sirkulasi terbuka satu kali laluan (one trough)

2.3.4 Proses Produksi

Gambar 2.1 Alur Proses Produksi PLTU Muara Karang Sumber : Pamflet PLTU Muara Karang.

Peralatan utama PLTU Muara Karang adalah Boiler, Turbin, dan Generator, dan peralatan bantunya seperti Desalination Plant dan Water Treatment, dan lain-lain. Dalam proses produksi energi listrik, air tawar yang digunakan sebagai media kerja diperoleh dari air laut yang diolah melalui peralatan Desalination Plant, diolah lagi melalui Water Treatment hingga air tersebut memenuhi syarat untuk Boiler. Air Tawar yang memenuhi syarat, disalurkan dan dipanaskan ke dalam Boiler dengan

(11)

menggunakan bahan bakar gas dan atau bahan bakar residu. Uap hasil Produksi Boiler dengan tekanan dan temperature tertentu disalurkan ke Turbin. Uap yang disalurkan ke Turbin akan menghasilkan tenaga mekanis untuk memutar Generator dan menghasilkan tenaga listrik disalurkan ke Sistem Jawa-Bali.

Gambar 2.2 Alur Produksi PLTGU Muara Karang Sumber : Pamflet PLTU Muara Karang

Dalam Proses Pruduksi energi listrik, PLTGU Muara Karang menggunakan system daur ulang (Combine Cycle) yang peralatan utama terdiri dari turbin gas dengan generatornya, HRSG (Heat Recovery Steam Generator), Turbine Uap dengan generatornya dan alat pendukungnya.

1. Turbin Gas, diawali dengan menjalankan motor starter (Penggerak Mula) memutar Kompresor untuk memampatkan udara pada ruang bakar diinjeksikan bahan bakar gas bumi atau HSD, kemudian dinyalakan dengan Igniter (untuk awal pembakaran) maka terjadilah pembakaran di ruang bakar. Setelah gas hasil pembakaran mampu memutar turbin, Kompresor dan Generator, secara otomatis motor starter akan mati pada putaran 2100 rpm. Putaran turbin kompresor terus naik sampai 3000rpm (full speed to

(12)

load), selanjutnya generator menghasilkan energi listrik untuk diparalelkan dengan jaringan interkoneksi Jawa Bali. Disamping menghasilkan Listrik, Turbin Gas mengeluarkan Gas Buang.

2. HRSG, Gas buang dari turbin Gas (dengan temperature diatas 5000oC) dialirkan melalui HRSG sehingga menghasilkan uap tekanan rendah. Proses pemanasan air di HRSG ini tidak menggunakan bahan bakar tambahan, jadi semata-mata menggunakan gas buang dari turbin gas.

3. Turbin Uap, Uap hasil produksi Ketel /HRSG digunakan untuk menggerakan turbin uap, uap dari saluran tekanan tinggi masuk ke turbin tekanan tinggi selanjutnya bersama-sama uap dari salurran tekanan rendah masuk kedalam turbin tekanan rendah dan di kondensasikan di kondensor. Air kondensor dipanaskan kembali ke ketel/HRSG sehingga kembali terbentuk uap untuk memutar turbin. Energi mekanik turbin digunakan memutar generator dan menghasilkan energi listrik kemudian di paralelkan dengan jaringan interkoneksi Jawa Bali. Demikian, sehingga terjadi proses kombinasi Turbin Gas dengan proses Turbin Uap.

4. Organisasi dan Sumber daya manusia

Menyadari bahwa karyawan adalah asset terpenting dalam perusahaan, maka setiap karyawan diberikan kesempatan untuk berkembang, dan diberikan pendidikan serta pelatihan agar menjadi SDM yang professional. Dengan dukungan sikap profesionalisme dari 223 karyawannya, UP Muara Karang berhasil menunjukan presetasi seperti yang terlihat dari hasil kinerjanya.

(13)

2.4 Struktur Organisai

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PLTU Muara Karang Sumber : Leaflet PLTU Muara Karang

2.5 Kepedulian Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Sesuai dengan Visi Perusahaan yang peduli akan lingkungan, UP Muara Karang selalu berusaha menjadi perusahaan yang ramah lingkungan dan memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar. Untuk pengendalian polusi udara dan air, unit pembangkit dilengkapi :

a. Cerobong yang cukup tinggi untuk mendapatkan distribusi penyebaran gas buang secara luas.

b. Instalasi Pengolah Air Limbah(IPAL) untuk menetralkan air buangan unit sebelum di buang ke sungaio dan laut.

c. Oli Separator, untuk memisahkan minyak pada airbuangan yang berasal sdari area bunker BBM.

d. Dust collector/Dust Handling untuk menangkap debu hasil pembakaran yang akan dibuang melalui cerobong.

e. Saluran inlet.

MANAJER

OPERASI PEMELIHARAN ENJINIRING KIMIA & LK3 KEUANGAN SUMBER DAYA

MANUSIA UMUM

Gambar

Gambar  struktur  organisasi  UP  Muara  Karang  ditampilkan  pada  lembar  lampiran.
Gambar 2.1 Alur Proses Produksi PLTU Muara Karang  Sumber : Pamflet PLTU Muara Karang
Gambar 2.2 Alur Produksi  PLTGU Muara Karang  Sumber : Pamflet PLTU Muara Karang
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PLTU Muara Karang  Sumber : Leaflet PLTU Muara Karang

Referensi

Dokumen terkait

Pusat Listrik Tenaga Gas Uap di Muara Karang tediri dari 2 blok dengan jumlah 6 unit sedangkan pada Pusat Listrik Tenaga Uap yang menggunakan gas sebagai

Umumnya terbuat dari anyaman kawat ( knitted wire mesh ) dari material tahan.. Kondensat tersebut disebut sebagai distillate. Feed Seawater : Air laut yang diumpakan

BAB IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium Air pendingin diambil dari laut kemudian langsung digunakan untuk proses pendinginan.. Kebutuhan air pendingin disajikan pada

Pompa air yang digunakan untuk menghisap dan mengalirkan air laut menuju unit penukar kalor pada sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU ), m e ngalami kerusakan.. Kerusakan

latennya ke air laut yang mengalir di dalam pipa, dan akan terkumpul pada bagian bawah condenser bersama dengan vapor yang datang dari effect lainnya. Akhirnya, air distilat

EVALUASI KINERJA ALAT PENUKAR KALOR AIR PREHEATER TIPE ROTARY LAP 10320/2200 UNIT 2 PT PLN (PERSERO) SPP PLTU I JAWA TENGAH REMBANG. Kebutuhan pemanasan awal untuk udara

Nusantara Power PLTGU Muara Karang mengenai keandalam sistem tenaga listrik dengan menggunakan indeks LOLP Loss Of Load Probability, didapatkan kesimpulan perhitungan indeks keandalan

Teks di atas berkisar tentang audit energi pada motor pemakaian sendiri di PLTU Unit 5 milik PT PJB Muara Karang untuk mencari potensi penghematan