• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPJMD 2013-2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RPJMD 2013-2018"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas kehendak-Nya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013 – 2018 telah dapat kami susun. RPJMD ini merupakan amanat yang harus disusun oleh Kepala Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dokumen ini disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

RPJMD ini diharapkan menjadi bahan acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis SKPD serta bagi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan tolok ukur kinerja Kepala Daerah.

Secara Substantif RPJMD ini disusun sebagai pedoman bagi seluruh stakeholder Kabupaten Sampang dalam melaksanakan pembangunan daerah. Arah pembangunan dan target – target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen ini harus dipahami dan menjadi ukuran bagi setiap pembangunan yang akan dilakukan.

Akhirnya, kami berharap RPJMD ini dapat diterima dan dipedomani oleh semua pihak yang memiliki komitmen terhadap pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Sampang.

BUPATI SAMPANG

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii Daftar Tabel ... vi Daftar Grafik ... ix Daftar Gambar ... x I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan ... I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen ... I-6 1.4 Sistematika Penulisan ... I-10 1.5 Maksud dan Tujuan ... I-11 II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ... II-1 2.1 Aspek Geografi dan Demografi ... II-1 2.1.1 Kondisi Geografi ... II-2 2.1.2 Kondisi Demografi ... II-5 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... II-7 2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ... II-7 2.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi ... II-8 2.2.1.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ... II-9 2.2.1.3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan ... II-9 2.2.1.4 Pendapatan per Kapita ... II-10 2.2.1.5 Laju Inflasi ... II-10 2.2.1.6 Infrastruktur Perdagangan Daerah ... II-11 2.2.1.7 Penduduk Miskin ... II-12 2.2.1.8 Tingkat Pengangguran Terbuka ... II-12 2.2.1.9 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ... II-13 2.2.2 Kesejahteraan Sosial ... II-14 2.2.2.1 Pendidikan ... II-14 2.2.2.2 Kesehatan ... II-15 2.2.2.3 Pertanahan ... II-16 2.2.2.4 Seni Budaya dan Olah Raga ... II-17 2.3 Aspek Pelayanan Umum ... II-17

(4)

2.3.1 Layanan Urusan Wajib ... II-19 2.3.1.1 Pendidikan ... II-20 2.3.1.2 Kesehatan ... II-22 2.3.1.3 Pekerjaan Umum ... II-26 2.3.1.4 Perumahan ... II-28 2.3.1.5 Penataan Ruang ... II-29 2.3.1.6 Perhubungan ... II-29 2.3.1.7 Ketenagakerjaan ... II-30 2.3.1.8 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian ... II-30 2.3.1.9 Ketahanan Pangan ... II-32 2.3.1.10 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... II-33 2.3.2 Layanan Urusan Pilihan ... II-33 2.3.2.1 Produktivitas tanaman pangan dan populasi hewan ternak ... II-33 2.3.2.2 Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA) ... II-34 2.3.2.3 Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) ... II-35 2.3.2.4 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja PMA/PMDN ... II-35 2.4 Aspek Daya Saing Daerah ... II-36 2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ... II-36

2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Perkapita (Angka

Konsumsi RT Perkapita) ... II-36 2.4.1.2 Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita (persentase

konsumsi RT untuk non pangan) ... II-37 2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur ... II-37 2.4.2.1 Perhubungan ... II-37 2.4.2.2 Penataan Ruang ... II-38 2.4.2.3 Bencana Banjir ... II-79 2.4.2.4 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian ... II-81 2.4.2.5 Lingkungan Hidup ... II-82 2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi ... II-84 2.4.4 Fokus Sumber Daya manusia ... II-84 2.4.4.1 Rasio lulusan S1/S2/S3 ... II-85 2.4.4.2 Rasio Ketergantungan ... II-85

(5)

III GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA

PENDANAAN ... III-1 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu ... III-1 3.1.1 Pendapatan Daerah ... III-1 3.1.1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... III-2 3.1.1.2 Dana Perimbangan ... III-3 3.1.1.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah ... III-3 3.1.2 Belanja Daerah ... III-8 3.1.3 Pembiayaan Daerah ... III-11 3.1.3 Neraca Daerah ... III-12 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ... III-17 3.3 Kerangka Pendanaan ... III-20 3.3.1 Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama ... III-20 3.3.2 Analisis Proyeksi Data Masa Lalu ... III-21 3.3.2.1 Pendapatan Asli Daerah ... III-21 3.3.2.2 Dana Perimbangan ... III-22 3.3.2.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ... III-23 3.3.3 Perhitungan Kerangka Pendanaan ... III-29 IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ... IV-1 4.1 Isu Internasional ... IV-1 4.2 Isu Nasional ... IV-2 4.3 Isu Regional ... IV-3 4.4 Permasalahan Pembangunan Kabupaten Sampang ... IV-3 V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN ... V-1 5.1 Visi ... V-1 5.2 Misi ... V-1 5.3 Tujuan dan Sasaran ... V-4 VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ... VI-1 6.1 Strategi ... VI-2 6.2 Arah Kebijakan ... VI -2 VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ... VII-1 7.1 Program-program Lintas SKPD untuk Penanggulangan Bencana Alam Banjir ... VII-42 7.2 Program-program Lintas SKPD untuk Menurunkan Angka Kemiskinan ... VII-43

(6)

7.3 Program-program Lintas SKPD dalam rangka Optimalisasi Pemanfaatan ... VII-45 7.4 Program-program Lintas SKPD dalam rangka Pemberdayaan Perempuan ... VII-46 VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN ... VIII-1

8.1 Indikasi Rencana Program dan Kebutuhan Pendanaan untuk Mewujudkan

Misi “Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Profesional” ... VIII-2 8.2 Indikasi Rencana Program dan Kebutuhan Pendanaan untuk Mewujudkan

Misi “Meningkatkan Pelayanan Dasar yang Berkualitas danTerjangkau” ... VIII-10 8.3 Indikasi Rencana Program dan Kebutuhan Pendanaan untuk Mewujudkan

Misi “Mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah sesuai daya dukung

lingkungan” ... VIII-30 8.4 Indikasi Rencana Program dan Kebutuhan Pendanaan untuk Mewujudkan

Misi “Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas” ... VIII-34 8.5 Indikasi Rencana Program dan Kebutuhan Pendanaan untuk Mewujudkan

Misi “Mewujudkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan” ... VIII-43 IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ... IX-1

X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ... X-1 10.1 Pedoman Transisi ... X-1 10.2 Kaidah Pelaksanaan ... X-1

(7)

DAFTAR TABEL

2.1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan per Kecamatan Kabupaten Sampang .... II-2 2.2 Data Curah Hujan di Kabubaten Sampang Tahun 2011 dan 2012 ... II-4 2.3 Nama dan Panjang Sungai Menurut Wilayah Pengairan ... II-4 2.4 Jumlah Sumber/Mata Air di Kabupaten Sampang... II-5 2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... II-6 2.6 Indikator Makro Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2008-2012 .... II-7 2.7 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ... II-9 2.8 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2008–2012 ... II-9 2.9 Data Pasar daerah di Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... II-11 2.10 Perkembangan Kinerja Bidang Pendidikan Tahun 2008-2012 ... II-14 2.11 Indikator Derajat Kesehatan Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... II-15 2.12 Persentase (%) Luas Lahan Bersertifikat Per Tahun di Kabupaten Sampang ... II-17 2.13 Jenis Prestasi-prestasi di Bidang Kepemudaan, Olahraga dan Kebudayaan ... II-17 2.14 Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Sampang ... II-18 2.15 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Sampang ... II-20 2.16 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah ... II-21 2.17 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah ... II-21 2.18 Kondisi Fasilitas Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah ... II-22 2.19 Jumlah Posyandu dan Balita ... II-23 2.20 Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatan ... II-23 2.21 Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu ... II-23 2.22 Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Menurut Kecamatan ... II-24 2.23 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk ... II-24 2.24 Rasio Jumlah Dokter Per Satuan Penduduk Kabupaten Sampang ... II-25 2.25 Rasio Jumlah Dokter Per Satuan Penduduk ... II-25 2.26 Capaian Indikator Kesehatan Kabupaten Sampang Tahun 2008–2013 ... II-26 2.27 Kondisi Jalan dan Jembatan Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... II-27 2.28 Kondisi Irigasi Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... II-28 2.29 Indikator Kinerja Perumahan Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... II-28 2.30 Indikator Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Sampang Tahun 2011–2012 ... II-29 2.31 Moda Transportasi Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... II-29 2.32 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) ... II-30

(8)

2.33 Indikator Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian ... II-31 2.34 Kondisi Ketersediaan Bahan Pangan... II-32 2.35 Perbandingan Produktivitas Tanaman Pangan 2011 dan 2012 (kw/ha) ... II-34 2.36 Populasi hewan Ternak Kabupaten sampang tahun 2011 (ekor) ... II-34 2.37 Jumlah Investor PMDN/PMA Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... II-35 2.38 Jumlah Nilai Investasi PMDN/PMA Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... II-35 2.39 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... II-36 2.40 Angka Konsumsi Pangan RT per Kapita Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... II-37 2.41 Persentase Konsumsi RT non-Pangan Tahun 2008–2012 ... II-37 2.42 Luas Potensi dan Sebaran Hutan Mangrove Kawasan Pesisir Selatan ... II-40 2.43 Luasan Erosi Tanah Yang Mendapat Prioritas Penanganan ... II-42 2.44 Ketersediaan Lahan Menurut RTRW Kabupaten Sampang ... II-50 2.45 Proyeksi Kebutuhan Listrik di Kabupaten Sampang ... II-66 2.46 Daerah Irigasi (DI) dan Kewenangannya di Kabupaten Sampang berdasarkan

Kepmen PU Nomer 390 Tahun 2007 ... II-71 2.47 Persentase Luas Wilayah Produktif Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... II-81 2.48 Jumlah Perbankan 2012 Kabupaten Sampang ... II-81 2.49 Nama Restoran dan Rumah Makan Kabupaten Sampang Tahun 2012 ... II-81 2.50 Nama Hotel dan Fasilitas Kabupaten Sampang tahun 2012 ... II-82 2.51 Proporsi jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum dan jumlah

penduduk menurut kecamatan Tahun 2011 ... II-82 2.52 Pengguna/Pelanggan Listrik tahun 2008–2012Kabupaten Sampang ... II-83 2.53 Rasio Ketergantungan Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... II-85 3.1 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2008–2012 ... III-3 3.2 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2008–2012 Kabupaten Sampang ... III-5 3.3 Realisasi APBD Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... III-7 3.4 Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kabupaten Sampang Tahun 2008–

2012 ... III-9 3.5 Jenis Belanja terhadap kelompok Belanja Dalam APBD ... III-10 3.6 Analisis Proporsi Belanja Aparatur terhadap Pengeluaran ... III-11 3.7 Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sampang ... III-12 3.8 Necara Pemerintah Kabupaten Sampang per 31 Desember 2008 s/d 31 Desember

2012 ... III-13 3.9 Analisa Rasio Keuangan ... III-17

(9)

3.10 Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama ... III-19 3.11 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018 ... III-23 3.12 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Kabupaten Sampang (Tahun

2013 s/d 2018) ... III-25 3.13 Belanja Pengeluaran dan Pembiayaan Wajib, Mengikat dan Prioritas Utama

Kabupaten Sampang ... III-29 3.14 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan

Daerah Kabupaten Sampang ... III-30 7.1 Misi 1: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Profesional ... VII-2 7.2 Misi 2: Meningkatkan Pelayanan Dasar yang Berkualitas dan Terjangkau ... VII-9 7.3 Misi 3: Mengoptimalkan Pemanfaatan Potensi Wilayah Sesuai Daya Dukung

Lingkungan ... VII-28 7.4 Misi 4 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas ... VII-32 7.5 Misi 5 : Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan dan Pembangunan ... VII-40 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Misi 1... VIII- 3 8.2 Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Misi 2... VIII-12 8.3 Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Misi 3... VIII-31 8.4 Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Misi 4... VIII-35 8.5 Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Misi 5... VIII-44 9.1 Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja

(10)

DAFTAR GRAFIK

2.1. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sampang,... II-8 II-8 2.2 Perkembangan Inflasi Kabupaten Sampang dan Provinsi Jawa Timur ... II-11

2.3 Perkembangan Angka Kemiskinan Kabupaten Sampang ... II-12 2.4 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka ... II-13 2.5 Perkembangan IPM Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... II-13 2.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sampang ... II-14 3.1 Realisasi APBD Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012 ... III-7 3.2 Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kabupaten Sampang ... III-19

(11)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran Potensi Pengembangan Kawasan Budidaya ... II-1 2.2 Peta Batas Administrasi Kabupaten Sampang ... II-2 2.3 Piramida Penduduk Kabupaten Sampang Hasil Sensus Penduduk 2010 ... II-6 2.4 Peta Rencana Kawasan Lindung ... II-38 2.5 Peta Rawan Bencana dan Jalur Evakuasi ... II-41 2.6 Peta Rencana Kawasan Budidaya ... II-44 2.7 Peta Rencana Kawasan Hutan Produksi ... II-45 2.8 Peta Rencana Kawasan Pertanian ... II-47 2.9 Peta Rencana Kawasan Perkebunan ... II-50 2.10 Peta Rencana Kawasan Pertambangan ... II-53 2.11 Peta Rencana Kawasan Peruntukan Industri ... II-54 2.12 Peta Rencana Pengembangan Pariwisata ... II-56 2.13 Peta Rencana Kawasan Permukiman ... II-57 2.14 Peta Rencana Wilayah Perkotaan ... II-58 2.15 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi ... II-61 2.16 Skema Pembangunan Sistem Transportasi di Kabupaten Sampang ... II-62 2.17 Rencana Sistem Jaringan Jalan Lingkar Selatan Kabupaten Sampang ... II-63 2.18 Rencana Jembatan Sreseh–Pangarengan dan Jalan Aksesnya ... II-63 2.19 Rencana Pengembangan Transportasi Laut ... II-65 2.20 Konstelasi Pelabuhan Sampang pada masa mendatang terhadap

kabupaten/kota di Jawa Timur ... II-65 2.21 Potensi Bio-Gas di Kabupaten Sampang ... II-66 2.22 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Listrik ... II-67 2.23 Near co-location BTS eksisting di Kabupaten Sampang berdasarkan ... II-68 2.24 Lahan Potensial Tower BTS di Kabupaten Sampang ... II-68 2.25 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Irigasi ... II-71 2.26 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Bersih ... II-74 2.27 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Drainase ... II-75 2.28 Simulasi Banjir 3 DAS (Klampis, Jelgung, dan Kamoning) ... II-80 2.29 Hidrograf Gabungan 3 DAS (Klampis, Jelgung, dan Kamoning) ... II-80

(12)

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Sampang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965, Kabupaten Sampang termasuk dalam wilayah Provinsi Jawa Timur.

Keberadaan Pemerintah Kabupaten Sampang dalam melaksanakan fungsinya mengutamakan kearifan lokal dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat, oleh karenanya dituntut adanya inovasi, kreativitas, serta lebih responsif terhadap kepentingan publik. Dengan demikian jarak antara pemerintah dan masyarakat menjadi semakin dekat yang memungkinkan kinerja pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik.

Perkembangan pembangunan Kabupaten Sampang sampai dengan saat ini telah dirasakan peningkatan hasil dan manfaatnya bagi masyarakat. Seiring dengan dinamika pembangunan, kebutuhan masyarakat dan tantangan pada masa mendatang diperlukan keterpaduan dan keberlanjutan pembangunan sehingga tujuan dan harapan untuk mewujudkan kesejahteraan masayarakat Kabupaten Sampang dapat tercapai.

Berpijak pada upaya untuk mewujudkan keterpaduan dan keberlanjutan pembangunan, baik dalam lingkup wilayah (keterpaduan pembangunan dalam konstelasi Provinsi Jawa Timur dan Nasional) maupun lingkup waktu (menjamin keterpaduan dan keberlanjutan pembangunan tahunan daerah Kabupaten Sampang) maka diperlukan perencanaan pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Sampang. Perencanaan pembangunan jangka menengah ini diharapkan mampu mewujudkan keterpaduan, keberlanjutan dan sinergitas pembangunan.

Perubahan paradigma dan pendekatan dalam perencanaan pembangunan nasional yang dicanangkan melalui penetapan kebijakan peraturan perundang-undangan (UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah) pada prinsipnya merupakan upaya untuk menata kembali dan mengedepankan penyusunan

(13)

perencanaan pembangunan nasional dan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan, serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan, serta pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan.

Terkait dengan upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan maka Pemerintah Kabupaten Sampang telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Dokumen perencanaan daerah tersebut menjadi pedoman dan landasan bagi penyusunan berbagai dokumen perencanaan pembangunan daerah baik jangka waktu lima tahunan maupun tahunan.

Sebagai wujud implementasi amanat kebijakan peraturan perundang-undangan dan kebutuhan pembangunan untuk menuntaskan permasalahan yang dihadapai sebagai kelanjutan dari RPJMD Kabupten Sampang Tahun 2008-2013 maka diperlukan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018 sebagai dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Sampang untuk periode 5 (lima) tahun ke depan yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi Jawa Timur. RPJMD Kabupaten Sampang diharapkan mampu menjadi pedoman bagi seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan pembangunan dalam penyelenggaraan pembangunan daerah Kabupaten Sampang. Selain itu juga, RPJMD Kabupaten Sampang menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Sampang.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan

Penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018 dilandasi oleh peraturan perundangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, tambahan Lembaran Negara Nomor 2730);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

(14)

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 3, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

10. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 26, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

(15)

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44817);

(16)

24. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubenur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi Juncto Peraturan pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan keuangan Gubenur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107);

25. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2012 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

30. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Dan Menteri Keuangan nomor: 28 tahun 2010; nomor: 0199/m ppn/04/2010; nomor: pmk 95/pmk 07/2010 Tentang Penyelenggaraan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014;

31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025; 32. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Provinsi Jawa Timur;

33. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014;

34. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sampang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2010 Nomor 7);

(17)

35. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2008 Nomor 10);

36. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2008 Nomor 11); 37. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2008 Nomor 12);

38. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2008 Nomor 13);

39. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2008 Nomor 14);

40. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2008 Nomor 29);

41. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 1 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2012 Nomor 1);

42. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sampang Tahun 2012–2032 (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2012 Nomor 7)

1.3 Hubungan Antar Dokumen

Kerangka dan metodologi penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018 ini secara garis besar adalah sebagaimana digambarkan dalam diagram seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1.

(18)

Gambar 1.1 Kerangka Penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018

Materi atau substansi yang termuat dalam RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018, sesuai dengan yang diamanatkan oleh peraturan perundangan yang berlaku adalah sebagaimana disajikan dalam diagram seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2 berikut:

Gambar 1.2 Struktur Materi RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018

ISU STRATEGIS 2013-2018 PENCAPAIAN PEMBANGUNAN 2008-2013 TUJUAN & SASARAN

KEBIJAKAN PROGRAM INDIKASI KEGIATAN

KEBIJAKAN PROGRAM INDIKASI KEGIATAN

KEBIJAKAN PROGRAM INDIKASI KEGIATAN

ISU STRATEGIS RPJM NASIONAL URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH RENSTRA-SKPD 2013-2018 PERMASALAHAN SPESIFIK ISU STRATEGIS RPJMD PROV. JATIM

VISI & MISI 2013-2018

RPJPD KAB. SAMPANG 2005-2025 RPJM NASIONAL & RPJMD PROV. JATIM

STRATEGI

STRATEGI

STRATEGI

KERANGKA EKONOMI DAN PENGANGGARAN DAERAH RTRW KAB. SAMPANG TUJUAN & SASARAN VISI 2013-2018 MISI STRATEGI / KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN SASARAN STRATEGIS SASARAN POKOK SASARAN INDIKATOR DAMPAK (IMPACT) INDIKATOR MANFAAT (BENEFIT) INDIKATOR HASIL (OUTCOME) INDIKATOR KELUARAN (OUTPUT)

(19)

Secara substansi, penyusunan RPJMD mengacu pada:

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 dengan agenda:

a. Agenda Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat b. Agenda Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan

c. Agenda Penegakan Pilar Demokrasi d. Agenda Penegakan Hukum

e. Agenda Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur (RPJMD Provinsi Jawa Timur) Tahun 2009-2014 dengan agenda:

a. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan terutama bagi masyarakat miskin

b. Memperluas lapangan kerja, meningkatkan efektivitas penanggulangna kemiskinan, memberdayakan ekonomi rakyat, terutama wong cilik, dan meningkatkan kesejahteraan sosial rakyat

c. Meningkatkan percepatan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui perkembangan agroindustri/agrobisnis, serta pembangunan dan perbaikan infrastruktur, terutama pertanian dan pedesaan

d. Memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta meningkatkan perbaikan pengelolaan sumber daya alam, dan penataan ruang

e. Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi, dan meningkatkan pelayanan publik f. Meningkatkan kualitas kesalehan sosial demi terjaganya harmoni sosial

g. Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan, serta terjaminnya kesetaraan gender, dan meningkatkan peranan pemuda, serta mengembangkan dan memasyarakatkan olahraga

h. Meningkatkan keamanan dan keterlibatan, supremasi hukum, dan penghormatan hak asasi manusia

3. Skala Prioritas Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sampang Tahun 2005-2025 Tahap Kedua (2011-2015) dengan agenda:

a. Bidang Geomorfologi dan Lingkungan Hidup

Dalam aspek pengembangan wilayah, Peningkatan kebutuhan prasarana dan sarana sanitasi dan persampahan dengan memperhatikan kualitas lingkungan. Pada tahap ini perlu juga dilakukan pemantauan keberlanjutan air baku mengingat air baku di Kabupaten Sampang ketersediaannya kurang memadai

(20)

Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk diarahkan pada peningkatan pemberdayaan keluarga berkualitas, pemantapan sistem administrasi kependudukan dan peningkatan persebaran penduduk, serta keterjangkauan sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan dalam rangka memperbaiki status sosial masyarakat kurang mampu di Kabupaten Sampang

c. Bidang Ekonomi

Pembangunan diarahkan untuk pengembangan keterkaitan sektor primer dan sekunder dan sektor tersier berbasis sumber daya lokal. Serta pembinaan usaha sektor primer, sekunder dan tersier, dengan cara meningkatkan pertumbuhan sektor primer, sekunder dan tersier

d. Bidang Sosial Budaya dan Sosial

Peningkatan kualitas dan kuantitas kesejahteraan perseorangan, keluarga, kelompok dan komunitas masyarakat dan peningkatan penggalian potensi sumber kehidupan penyandang masalah kesejahteraan sosial. Pembangunan pendidikan diprioritaskan untuk peningkatan Angka Melek Huruf (AMH) dan Angka Partisipasi Sekolah (APS) melalui penuntasan wajib belajar pendidikan dasar dan rintisan wajib belajar 12 tahun. Pembangunan bidang kebudayaan diprioritaskan pada pelestarian nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal masyarakat. Upaya yang dilakukan antara lain menanamkan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal masyarakat terutama pada kalangan generasi muda e. Bidang Sarana dan Prasarana

Dalam pengembangan wilayah pembagunan diarahkan untuk mengurangi kesenjangan antar kecamatan melalui pemerataan pelayanan aktifitas perekonomian di seluruh wilayah Kabupaten Sampang. Kondisi ini ditandai dengan pengembangan infrastruktur transportasi darat dan transportasi laut pengembangan dan revitalisasi pelabuhan untuk menjangkau daerah-daerah tertinggal dan mendukung kegiatan perekonomian. Selain itu juga diarahkan untuk pengembangan infrastruktur untuk menunjang kegiatan pariwisata di Kabupaten Sampang

f. Bidang Pemerintahan

Efektifitas pelayanan publik oleh aparatur pemerintah sejalan dengan tuntutan masyarakat akan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Pembagunan bidang aparatur diarahkan pada penataan organisasi perangkat daerah, penempatan pegawai sesuai dengan kompentensi melalui pengembangan kemampuan aparatur, peningkatan kualitas pelayanan publik dalam berbagai aspek, penerapan teknologi informasi dan komunikasi

(21)

1.4 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang gambaran umum penyusunan tentang RPJMD terdiri dari Latar Belakang, Dasar Hukum, hubungan antar dokumen, Sistematika Penulisan serta Maksud danTujuan.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Bab ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, Gambaran Umum Kondisi Daerah yang meliputi Aspek Geografi dan Demografi, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum, Aspek Daya Saing Daerah. Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah

Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah terdiri dari Kinerja Keuangan Masa Lalu, Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu, Kerangka Pendanaan.

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

Bab ini berisi penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis.

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Bab ini berisi penyajian visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan. Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

Bab ini berisi strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih.

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

Bab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian indikator kinerja serta penjelasan tentang hubungan antara program pembangunan daerah dengan indikator kinerja yang dipilih.

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

Bab ini menguraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab SKPD. Pada bab ini, disajikan pula pencapaian target indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan.

(22)

Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah

Bab ini menguraikan indikator kinerja daerah yang bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah pada akhir periode masa jabatan.

BabX Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

Bab ini menguraikan tentang RPJMD menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama di bawah kepemimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah pada periode berikutnya. Pada bab ini juga diuraikan bahwa RPJMD dijadikan pedoman bagi setiap kepala SKPD dalam menyusun Renstra SKPD dan RKPD.

1.5 Maksud dan Tujuan

Maksud Penyusunan Tentang RPJMD Kabupaten SampangTahun 2013-2018 adalah memberikan pedoman bagi seluruh pihak baik pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan pihak-pihak terkait lainnya untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah Kabupaten Sampang secara sinergis.

Tujuan Penyusunan RPJMD Kabupaten SampangTahun 2013-2018 adalah sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta penyusunan Renstra SKPD Tahun 2013-2018 dan RKPD Kabupaten Sampang setiap tahun mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2018.

Berpijak dari tujuan tersebut maka sasaran penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut:

1. Teridentifikasinya kondisi umum dan isu strategis pembangunan Kabupaten Sampang periode tahun 2013-2018;

2. Terumuskannya visi, misi, tujuan dan sasaran serta indikator kinerja pembangunan Kabupaten Sampang periode tahun 2013-2018;

3. Terumuskannya strategi dan kebijakan pembangunan Kabupaten Sampang periode tahun 2013-2018;

(23)

Bagian ini menjelaskan aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, aspek daya saing serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah, yang selaras dan mendukung isu strategis, permasalahan pembangunan daerah, visi dan misi kepala daerah serta kebutuhan perumusan strategi.

2.1 Aspek Geografi dan Demografi

Aspek geografi dan demografi merupakan informasi dasar yang sangat penting dalam penyusunan rencana pembangunan. Bagian ini menjelaskan tentang kondisi geografi daerah, potensi pengembangan wilayah, dan wilayah rawan bencana. Kerangka pemikiran hubungan antara kondisi geografi dengan potensi pengembangan kawasan budidaya seperti gambar berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Potensi Pengembangan Kawasan Budidaya

Berdasarkan gambar di atas pengembangan wilayah di Kabupaten Sampang sangat didukung oleh berbagai aspek, utamanya aspek letak, luas dan batas wilayah, kondisi topografi, kondisi geologi serta aspek penggunaan lahan. Disamping itu dijelaskan pula tentang kondisi demografi seperti ukuran, struktur, dan distribusi penduduk serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian dan migrasi.

(24)

2.1.1 Kondisi Geografi

Kabupaten Sampang Merupakan salah satu Kabupaten di kawasan Madura. Secara astronomis terletak pada koordinat 113°08’-113°39’ Bujur Timur dan 06°05’-07°13’ Lintang Selatan, dengan batas-batas administratif sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Laut Jawa • Sebelah Selatan : Selat Madura • Sebelah Barat : Kab. Bangkalan • Sebelah Timur : Kab. Pamekasan

Gambar 2.2 Peta Batas Administrasi Kabupaten Sampang

Kabupaten Sampang memiliki luas wilayah ± 1.233,30 km² dan secara administratif terbagi menjadi 14 kecamatan, 180 desa dan 6

kelurahan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Banyuates yaitu sebesar 141,23 Km2atau sekitar 11,45% dari luas wilayah keseluruhan, dan yang paling kecil adalah Kecamatan Pangarengan dengan luas wilayah 42,69 Km2 atau 3,46% dari luas wilayah secara keseluruhan.

Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan per Kecamatan Kabupaten Sampang No Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%) Jumlah Desa/Kel

1 Sreseh 71,95 5,83 12 2 Torjun 44,20 3,58 12 3 Pangarengan 42,69 3,46 6 4 Sampang 70,01 5,68 12/6 5 Camplong 69,93 5,67 14 6 Omben 116,31 9,43 20 7 Kedungdung 123,08 9,98 18 8 Jrengik 65,35 5,30 14

(25)

No Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%) Jumlah Desa/Kel 9 Tambelangan 89,97 7,30 10 10 Banyuates 141,23 11.45 20 11 Robatal 80,54 6,53 9 12 KarangPenang 84,25 6,83 7 13 Ketapang 125,28 10,16 14 14 Sokobanah 108,51 8,80 12 Total 1233,30 100,00 186

Sumber: Kabupaten Sampang Dalam Angka

A. Kondisi Topografi

Berdasarkan topografinya Kabupaten Sampang terletak pada ketinggian antara 0–375 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng terbagi atas empat kelas, yaitu:  Kelas lereng 0-8%, dengan topografi wilayah berupa cekungan, dataran atau relatif datar

dari batuan endapan dan bukan endapan. Wilayah ini berupa daerah pantai, rawa, danau, bantaran sungai, yang cocok untuk pertanian semusim. Wilayah dengan kelerengan ini terdapat di Kecamatan Sampang, Banyuates, Kedungdung, Sreseh, Pangarengan, Torjun dan Camplong.

 Kelas lereng >8-15%, berupa perbukitan kecil dan dataran berombak, terletak di Kecamatan Banyuates, Ketapang, Sokobanah, Sreseh, Jrengik, Torjun, Pangarengan, Sampang, Omben dan Camplong. Lahan di wilayah ini cocok untuk usaha pertanian dengan mempertahankan/ memelihara konservasi tanah dan air.

 Kelas lereng >15-25%, berupa perbukitan bergelombang, menyebar antara perbukitan kecil dengan punggung pegunungan, terletak di Kecamatan Ketapang, Banyuates, Sokobanah, Tambelangan, Robatal, Karang Penang, Kedungdung dan Omben. Penggunaan lahan dengan kemiringan ini seyogyanya ditujukan untuk usaha tanaman keras/tahunan karena tanahnya mudah erosi.

 Kelas lereng >25-45% terdapat di punggung gunung dengan batuan gamping tidak teratur yang terdapat di Kecamatan Banyuates, Ketapang, Sokobanah, Jrengik, Tambelangan dan Omben. Pada wilayah dengan kelerengan >25-40% penggunaan sesuai untuk tanaman keras/tahunan guna menghindarkan terjadinya erosi lahan/tanah. Sedangkan untuk lahan dengan kelerengan >40% pasti dihutankan untuk perlindungan hidrologis serta menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan hidup.

B. Kondisi Klimatologi dan Hidrologi

Seperti daerah di Indonesia ada umumnya Kabupaten Sampang beriklim tropis yang ditandai dengan adanya 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim penghujan rata-rata berlangsung pada bulan Oktober–April dan musim kemarau bulan April–Oktober. Berikut data curah hujan di Kabupaten Sampang 2 (dua) tahun terakhir:

(26)

Tabel 2.2 Data Curah Hujan di Kabubaten Sampang Tahun 2011 dan 2012 No. Bulan Rata-rata Curah Hujan (mm)

Tahun 2011 Tahun 2012 1. Januari 2.939 2.698 2. Pebruari 1.058 2.674 3. Maret 2.001 2.140 4. April 2.384 1.827 5. Mei 2.421 917 6. Juni 305 254 7. Juli 43 21 8. Agustus - - 9. September - - 10. Oktober 246 291 11. Nopember 2.277 1.045 12. Desember 3.065 3.646 Jumlah 16.739 15.513 Rata-rata 1.395 1.293

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Sampang

Di Kabupaten Sampang terdapat 36 sungai yang tersebar di 3 kecamatan, selain itu terdapat pula sumber mata air yang dapat dimanfaatkan untuk sarana irigasi lahan pertanian, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3 Nama dan Panjang Sungai Menurut Wilayah Pengairan di Kabupaten Sampang

Wilayah Pangairan Nama Sungai Panjang (km)

I. Ketapang 1. Dempo Abang 5,50

2. Nipa 12,00 3. Brambang 7,00 4. Brumbung 4,20 5. Pajegan 4,70 6. Mandirah 5,60 7. Sodung 22,00

8. Bira/Sbr. Bira Timur 2,80

9. Suwa’an 1,15 10. Manding 5,60 11. Rabian 4,20 12. Sumber Lanjang 12,00 II . Sampang 1. Kamoning 20,00 2. Napoh - 3. Gunung Maddah 3,50 4. Jelgung 8,50 5. Pangetakan 3,00 6. Legung 2,00 7. Kalak 0,70 8. Tambak Bato 5,00 9. Taddan 1,20 10. Madegan 3,00 11. Kati 9,00 12. Pelut 5,00 III . Torjun 1. Klampis 14,00 2. Cangkereman 2,00 3. Pangarengan 2,00 4. Kepang 2,00

(27)

Wilayah Pangairan Nama Sungai Panjang (km) 5. Dampol 4,00 6. Gulbung 2,00 7. Geluran 2,00 8. Lampenang 1,00 9. Sumber Koneng 2,00 10. Bakung 1,00 11. Pangandingan 1,00 12. Cangkokan 12,00

Sumber Data: Dinas Pengairan Kabupaten Sampang

Tabel 2.4 Jumlah Sumber/Mata Air di Kabupaten Sampang

Wilayah Sumber Air Debit

(Lt/dt) Luas (Ha)

1.Ketapang Sumur Bor Paopale 2,50 10,00 Sumur Bor Tamberu Laok 1,00 5,00 Sumur Pompa Sumber Bira I 40,00 40,00 Sumur Pompa Ketapang 2,00 - Sumur Pompa Sokobanah 2,00 - Sumur Pompa Ketapang Timur 2,00 - 2.Sampang Sumur Bor Banjar Talela 1,74 10,00 Sumur Pompa Pangelen 60,00 40,00 Sumur Pompa Sogian 60,00 40,00 Sumur Pompa Meteng I 60,00 40,00 Sumur Pompa Meteng II 60,00 30,00 Sumur Pompa Madulang I 60,00 40,00 Sumur Pompa Madulang II 60,00 30,00 Sumur Pompa Madulang III 60,00 - Sumur Pompa Kamundung 2,00 - Sumur Pompa Camplong I 2,00 - Sumur Pompa Camplong II 2,00 - Sumur Pompa Camplong III 2,00 - 3. Torjun Sumur Bor Tanah Merah 2,50 10,00

Sumur Bor Kara 1,96 5,00

Sumur Bor Buker 2,00 10,00

Sumur Bor Bancelok 1,00 -

Sumur Pompa Tambelangan 2,00 -

Sumber Data: Dinas Pengairan Kabupaten Sampang

2.1.2 Kondisi Demografi

Data kependudukan umumnya diperoleh melalui sensus penduduk, registrasi penduduk dan survey penduduk. Sensus Penduduk adalah pengumpulan data penduduk yang dilakukan menyeluruh setiap 10 tahun sekali dilakukan oleh BPS. Hasil sensus penduduk selain bermanfaat untuk mengetahui jumlah penduduk pada waktu tertentu, juga berguna sebagai data utama proyeksi penduduk pada tahun sesudahnya. Registrasi penduduk adalah kegiatan pencatatan rutin tentang kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk, biasanya dilakukan pada pertengahan dan akhir tahun. Survey penduduk merupakan pengumpulan data penduduk dengan teknik sampel seperti: Survei Sosial Ekonomi Nasional dilakukan oleh

(28)

BPS. Data Kependudukan yang disajikan dalam publikasi ini adalah dari hasil pengolahan data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Jumlah pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sampang hasil registrasi penduduk yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, dapat diuraikan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.5. Berdasarkan jenis kelamin, komposisi penduduk Kabupaten Sampang pada tahun 2012 yaitu 49,22% laki-laki dan 50,78% perempuan. Perbandingan antara jumlah laki-laki dengan perempuan ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) yang mencapai angka 50,84 (Gambar 2.3). Ini berarti pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 51 Penduduk laki-laki. Untuk daerah yang pengaruh migrasinya tidak besar (masuk maupun keluar), rasio jenis kelamin kurang dari seratus ini menandakan bahwa angka harapan hidup perempuan lebih tinggi dibanding angka harapan hidup laki-laki.

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012

NO KECAMATAN 2008 2009 2010 2011 2012 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK L P L P L P L P L P 1. Sreseh 15.720 16.982 17.770 18.846 17.757 18.841 17.825 18.874 17.571 17.732 2. Torjun 18.983 19.292 18.986 19.299 19.014 19.322 19.125 19.407 17.249 18.293 3. Sampang 54.736 55.694 57.783 59.044 57.818 59.074 58.129 59.380 57.656 59.571 4. Camplong 40.502 41.475 35.603 36.599 35.712 36.777 36.138 37.168 39.878 41.844 5. Omben 37.599 39.478 37.473 39.306 37.489 39.337 37.724 39.572 37.592 39.565 6. Kedungdung 42.193 43.031 37.194 42.018 37.288 42.153 37.678 42.558 42.401 43.876 7. Jrengik 17.940 18.629 16.766 16.978 16.745 17.084 16.811 17.225 17.522 15.954 8. Tambelangan 26.394 26.255 26.899 26.830 26.967 26.932 27.027 26.950 26.104 26.202 9. Banyuates 35.957 37.470 35.977 37.485 36.047 37.539 36.003 37.481 36.087 37.538 10. Robatal 26.364 26.413 26.595 26.666 26.670 26.793 26.743 26.866 26.786 27.354 11. Sokobanah 29.669 33.464 32.689 34.319 32.787 34.370 32.740 34.318 30.718 33.533 12. Ketapang 39.623 42.095 39.404 41.594 39.693 41.875 39.856 42.068 40.931 43.292 13. Pangarengan 9.983 10.275 9.883 10.160 9.904 10.190 10.006 10.303 9.531 10.953 14. Karangpenang 32.040 32.109 32.016 30.438 32.412 31.074 32.445 31.114 34.758 32.791 Jumlah 427.703 442.662 425.038 439.582 426.303 441.361 428.250 443.284 434.784 448.498

(29)

Gambar 2.3 Piramida Penduduk Kabupaten Sampang Hasil Sensus Penduduk 2010 Apabila diperhatikan kelompok usia non produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas) angka tersebut memberikan gambaran bahwa angka ketergantungan (age dependency ratio) penduduk Kabupaten Sampang sebesar 35,01%, ini berarti bahwa secara hipotesis setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 35 orang penduduk usia tidak produktif.

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah, dapat ditunjukkan dari indikator makro sosial ekonomi. Berbagai indikator makro ekonomi daerah yang digunakan dalam mengukur capaian kinerja pembangunan ditunjukkan sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.6 Indikator Makro Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2008-2012

NO URAIAN TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012 1 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,58 4,64 5,34 6,04 6,12** 2 PDRB ADHB (Juta Rp) 4.764.345,40 5.260.272,96 5.720.566,48 6.438.006,58 7.197.532,00** 3 Penduduk Miskin (%) 46,11 39,42 31,94 30,21 4 Tingkat Pengangguran Terbuka (Jiwa) 3,00 1,70 1,77 3,69 1,78 5 Laju Inflasi (%) 8,22 5,52 3,24 6,13 5,05** 6 Pendapatan Per Kapita

ADHB (Rp)

5.053.983,8 5.631.966,8 6.123.374,9 6.562.555,5 7.412.016,52 7 Indeks Pembangunan

Manusia (IPM)

57,66 58,68 59,70 60,78 61,03

Sumber: BPS Kabupaten Sampang

2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Pada fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dijelaskan indikator tentang pertumbuhan ekonomi, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), PDRB per kapita, Laju inflasi, infrastruktur perdagangan daerah, penduduk miskin, tingkat pengangguran dan indeks Pembangunan Manusia (IPM).

(30)

2.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi riil atau biasa disebut sebagai pertumbuhan ekonomi merupakan besarnya tingkat kenaikan nilai PDRB ADHK. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan perekonomian yang didukung dengan stabilitas ekonomi yang semakin baik. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya nilai tambah dari berbagai aktivitas ekonomi atau masing-masing sektor berperan dalam pertumbuhan perekonomian Kabupaten Sampang.

Grafik 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur, dan Nasional Tahun 2008–2012

Grafik 2.1 menunjukkan perkembangan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur dan nasional selama periode 2008-2012. Selama kurun beberapa tahun terakhir, besaran PDRB ADHK menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat pada pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 sebesar 4,58 menjadi 6,12 pada tahun 2012.

Namun bila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur dan Nasional, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang masih perlu ditingkatkan lebih tinggi lagi. Hal ini lebih disebabkan oleh masih dominannya share sektor pertanian pada PDRB Kabupaten Sampang yang cenderung bergantung pada musim/cuaca. Dengan demikian perlu pengembangan sektor-sektor lain untuk berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

Selain hal di atas, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang selama periode 2008-2012 menghasilkan angka 5,34. Angka tersebut masih perlu untuk ditingkatkan, mengingat masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata laju inflasi pada periode yang sama yang mencapai 5,63. Oleh karena itu, sangat diperlukan langkah-langkah yang

(31)

sistematis dan agresif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, baik pada lima tahun ke depan maupun periode-periode berikutnya.

2.2.1.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB ADHB merupakan salah satu indikator ekonomi yang memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai produk barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah tertentu. Adapun pencapaian PDRB ADHB dengan masing-masing sektor Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut:

Tabel 2.7 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008–2012 (Rp. 000.000,00) LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Pertanian 1.977.434,41 2.188.389,69 2.322.602,82 2.467.871,23 .699.391,03 2.896.780,00 Pertambangan & Penggalian 385.436,37 441.022,22 488.807,39 526.454,63 602.427,85 666.200,00 Industri Pengolahan 43.644,00 48.518,06 54.185,18 58.817,94 64.838,85 69.807,70

Listrik, gas & air bersih 19.223,25 21.228,32 23.179,02 24.674,48 26.725,52 29.138,10

Bangunan 86.257,01 96.513,66 120.060,00 138.911,31 166.601,81 197.681,00

Perdagangan, Hotel & Restoran

939.652,32 1.102.406,57 1.292.113,40 1.456.312,49 1.690.022,40 1.910.697,00 Pengangkutan &

Komunikasi

105.702,36 121.978,76 138.435,21 155.187,55 168.892,43 183.492,00

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

146.671,82 165.353,39 182.786,49 205.438,74 232.451,08 260.974,00

Jasa-jasa 505.709,37 578.934,73 638.103,45 686.898,11 786.655,61 867.419,00

PDRB ADHB 4.209.730,91 4.764.345,40 5.260.272,96 5.720.566,48 6.438.006,58 7.082.188,80

Sumber: BPS Kabupaten Sampang

PDRB ADHB tahun 2012 sebesar Rp.7.082,19 milyar tumbuh sebesar 68,23% dibandingkan tahun 2008 yaitu sebesar Rp.4.209,73 milyar, dengan nilai tambah bruto terbesar disumbangkan oleh sektor pertanian. Hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian masih menjadi andalan pertumbuhan di samping sektor perdagangan, hotel dan restoran. 2.2.1.3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan

PDRB ADHK adalah pertumbuhan riil yang tidak terpengaruhi oleh unsur kenaikan harga atau inflasi. PDRB ADHK tahun 2012 sebesar Rp.3.271,86 milyar tumbuh sebesar 6,13% dibanding tahun 2011 yaitu sebesar Rp.3.082,74 milyar. Berikut disajikan perkembangan PDRB ADHK Kabupaten Sampang sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel 2.8 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2008–2012

(Rp. 000.000,00)

LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009 2010 2011 2012

(32)

LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Pertambangan & Penggalian 221.053,71 234.600,32 249.391,53 263.323,33 283.625,56 302.885,00 Industri Pengolahan 25.991,97 27.487,63 28.848,83 30.490,56 32.116,84 33.833,90

Listrik, gas & air bersih 9.752,29 10.309,39 10.944,90 11.602,01 12.320,33 13.086,40

Bangunan 50.636,18 53.121,19 57.188,81 62.270,23 67.961,73 75.089,10

Perdagangan, Hotel & Restoran

582.729,89 626.041,75 680.296,02 746.395,39 820.624,06 906.899,00

Pengangkutan & Komunikasi

60.478,13 64.673,89 68.531,94 73.720,32 77.934,23 82.938,60

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

88.843,06 94.309,70 99.294,94 106.180,14 113.976,88 122.442,00

Jasa-jasa 285.683,83 304.254,86 322.115,32 343.055,63 366.565,42 390.983,00

PDRB ADHK 2.522.087,48 2.637.506,04 2.759.770,36 2.907.197,04 3.082.741,14 3.271.866,00

Sumber: BPS Kabupaten Sampang

2.2.1.4 Pendapatan per Kapita

Berdasarkan data BPS Kabupaten Sampang, Pendapatan per kapita merupakan hasil perhitungan PDRB dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun. Pendapatan per kapita Kabupaten Sampang selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 sebesar Rp.6.123.374,9 dan pada tahun 2011 meningkat menjadi sebesar Rp.6.562.555,5 serta pada tahun 2012 sebesar Rp.7.412.016,52.

Walaupun mengalami peningkatan setiap tahun, Pendapatan per kapita secara relatif belum meningkatkan kapasitas ekonomi per kapita akibat angka inflasi rata–rata selama empat tahun terakhir lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, program/kegiatan berkaitan dengan upaya pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus dilakukan secara simultan. Disamping itu, upaya untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi seyogyanya dilaksanakan secara bersamaan dengan upaya melakukan pemerataan sehingga memperkecil terjadinya ketimpangan pendapatan penduduk.

2.2.1.5 Laju Inflasi

Laju inflasi adalah tingkat kenaikan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga. Secara umum, hitungan perubahan harga tersebut tercakup dalam suatu indeks harga yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK). Pada tahun 2008 angka inflasi mencapai angka tertinggi selama kurun waktu 4 (empat) tahun, hal ini disebabkan oleh krisis keuangan global sehingga mempengaruhi faktor-faktor ekonomi daerah. Berikut disajikan inflasi Kabupaten Sampang di bandingkan dengan Propinsi Jawa Timur tahun 2008–2012 adalah sebagai berikut:

(33)

Sumber: BPS Kabupaten Sampang

Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Kabupaten Sampang dan Provinsi Jawa Timur

Inflasi di Kabupaten Sampang cenderung stabil di bandingkan dengan Propinsi Jawa Timur. Secara garis besar, rata-rata inflasi Kabupaten Sampang masih di bawah Jawa Timur yaitu sebesar 5,63 sedangkan di Jawa Timur sebesar 5,98.

2.2.1.6 Infrastruktur Perdagangan Daerah

Dalam menunjang perekonomian daerah telah dibangun pasar-pasar daerah. Lebih jelasnya, jumlah pasar daerah sampai dengan tahun 2012 sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.9 Data Pasar daerah di Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012

NO KECAMATAN TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012 1 Sreseh 2 2 2 2 2 2 Torjun 3 3 3 3 3 3 Sampang 6 6 6 6 6 4 Camplong 5 5 5 5 5 5 Omben 2 2 2 2 2 6 Kedungdung 5 5 5 5 5 7 Jrengik 3 3 3 3 3 8 Tambelangan 3 3 3 3 3 9 Banyuates 8 8 8 8 8 10 Robatal 6 6 6 6 6 11 Sokobanah 8 8 8 8 8 12 Ketapang 4 4 4 4 4 13 Pangarengan 1 1 1 1 1 14 Karang Penang 5 5 5 5 5

Sumber: Kabupaten Sampang Dalam Angka Tahun 2011

Berdasarkan data pasar daerah Kabupaten Sampang selama dua tahun terakhir, realisasi penerimaan retribusi pelayanan pasar pada tahun 2011 sebesar Rp.1.457.162.100

(34)

dan pada tahun 2012 sebesar Rp.2.375.766.035,00 atau memberikan kontribusi terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) sebesar 2,06% pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 naik menjadi sebesar 3,89%.

2.2.1.7 Penduduk Miskin

Masalah kemiskinan di Kabupaten Sampang sangat berkaitan dengan masalah pengangguran dan kesempatan kerja. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sampang terus mengalami penurunan, pada tahun 2008 angka kemiskinan Kabupaten Sampang tercatat sebesar 46,11% dan terus menurun sampai dengan 30,21 pada tahun 2011. Terdapat penurunan signifikan sebesar 15,90% selama periode 4 tahun. Namun demikian angka kemiskinan Kabupaten Sampang masih berada di atas angka kemiskinan Propinsi Jawa Timur maupun kabupaten-kabupaten lain di Madura. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Grafik 2.3 Perkembangan Angka Kemiskinan Kabupaten Sampang

2.2.1.8 Tingkat Pengangguran Terbuka

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang telah menunjukkan adanya kenaikan, khususnya pada tahun 2011 berelokasi positif dengan terciptanya lapangan kerja serta menurunnya jumlah pengangguran terbuka. Pada tahun 2008 pengangguran terbuka sebesar 3,46% mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2009 yaitu 1,70% dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 1,77%. Pada tahun 2011 tingkat pengangguran terbuka 3,91% dan menurun pada tahun 2012 menjadi sebesar 1,78%. Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Sampang pada tahun 2012 sebesar 1,78%. Hal ini realatif rendah apabila dibandingkan dengan tingkat Propinsi Jawa Tmur sebesar 4,12 sebagaimana ditunjukkan pada grafik di bawah ini.

(35)

Sumber: Provinsi Jawa Timur

Grafik 2.4 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka

2.2.1.9 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM Kabupaten Sampang terus mengalami kenaikan, hal tersebut sengat menggembirakan bahwa dampak pembangunan diberbagai bidang memberikan kinerja yang baik dan memberi gambaran bahwa kualitas pembangunan manusia semakin tahun semakin baik. Ini dapat dilihat dari data tahun 2008 yaitu sebesar 57,66, tahun 2009 menjadi sebesar 58,68; tahun 2010 meningkat menjadi sebesar 59,70, tahun 2011 meningkat menjadi sebesar 60,78 dan tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 61,03 (angka sementara). Berikut perkembangan IPM Kabupaten Sampang sebagaimana grafik dibawah ini:

Sumber: Prop. Jatim

(36)

Namun demikian, masih menjadi pekerjaan rumah bagi Kabupaten Sampang untuk meningkatkan IPM lebih tinggi lagi karena bila di bandingkan dengan Provinsi Jawa Timur, IPM Kabupaten Sampang jauh lebih rendah (Grafik 2.5). Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas sumber daya manusia Kabupaten Sampang masih relatif rendah.

Grafik 2.6 Grafik Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sampang dan Provinsi Jawa Timur

2.2.2 Kesejahteraan Sosial

Pada fokus kesejahteraan sosial dijelaskan tentang indikator bidang pendidikan, kesejahteraan dan ketenagakerjaan.

2.2.2.1 Pendidikan

Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan proporsi anak sekolah pada suatu jenjang pendidikan dalam kelompok sesuai jenjang pendidikan tersebut. Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan proporsi anak sekolah pada suatu kelompok usia tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya. APK dan APM di Kabupaten Sampang pada masing-masing jenjang pendidikan ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2.10 Perkembangan Kinerja Bidang Pendidikan Tahun 2008-2012

No Indikator Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

1 APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

% 29,44 45,72 57,23 83,34 74,68 2 Angka Melek Huruf

Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara): % 94,90 97,79 97,20 97,90 84,90 3 Angka Partisipasi Kasar (APK): - SD/MI/Paket A % 105,72 112,09 111,14 112,32 114,31 - SMP/MTs/Paket B % 92,70 97,35 107,08 110,03 112,31 SMA/SMK/MA/ Paket C % 30,02 38,54 41,78 46,28 50,93

(37)

No Indikator Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 4 Angka Partisipasi Murni (APM): - SD/MI/Paket A % 95,07 95,76 97,62 96,53 98,56 - SMP/MTs/Paket B % 72,58 74.61 78,39 79,55 85,45 SMA/SMK/MA/ Paket C % 21,01 24,62 29,24 31,02 39,12 5 Angka Putus Sekolah:

- SD/MI % 0,97 1,46 1,68 0,72 0,65 - SMP/MTs % 1,42 1,09 1,37 1,12 0,78 SMA/SMK/MA % 1,50 1,79 0,56 1,12 0,38 6 Angka Kelulusan: - SD/MI % 90,18 90,90 93,69 97,19 95,91 - SMP/MTs % 86,48 97,19 97,19 99,35 97,51 SMA/SMK/MA % 97,04 88,04 97,39 98,25 97,30 7 Angka Melanjutkan

(AM) dari SD/MI ke SMP/MTs % 69,86 78,58 80,56 83,82 86,78 8 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA % 70,27 80,43 79,50 94,23 87,85 9 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV % 29,09 34,71 43,23 64,08 51,34

Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Sampang

Untuk data angka melek huruf penduduk yang berusia diatas 15 tahun (tidak buta aksara) pada tahun 2008-2011 menggunakan data Dinas Pendidikan sedangkan pada tahun 2012 menggunakan data BPS.

2.2.2.2 Kesehatan

Kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan melalui peningkatan kesehatan di masyarakat. Faktor kesehatan merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. Untuk itulah Kabupaten Sampang menetapkan peningkatan aksesibilitas dan kualitas serta pelayanan bidang kesehatan masyarakat pada urutan ketiga prioritas pembangunan daerah.

Pembangunan kesehatan lebih diarahkan dalam upaya peningkatan kualitas kehidupan dan kesehatan masyarakat agar mampu secara mandiri memelihara kesehatan individu dan keluarganya serta meningkatkan pelayanan kesehatan secara optimal pada masyarakat, khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah. Lebih detil, indikator derajat kesehatan Kabupaten Sampang dalam periode 2008-2012 ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2.11 Indikator Derajat Kesehatan Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012

No INDIKATOR Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

1 Cakupan Rumah Penduduk Berakses Sanitasi

% 19,32 23,74 29,29 35,9 -

2 Jumlah Rumah Sakit Umum Buah 1 1 1 1 1 3 Jumlah Rumah Sakit Swasta Buah 0 0 0 0 0 4 Jumlah Puskesmas Buah 21 21 21 21 21

a. Puskesmas Perawatan Buah 15 15 15 15 15 b. Puskesmas Non Perawatan Buah 6 6 6 6 6

(38)

No INDIKATOR Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

5 Jumlah Pustu Buah 53 53 53 51 51

6 Jumlah Posyandu Buah 870 894 904 937 937 7 Angka Kematian Bayi Per 1.000 KH 71 69,6 58,9 55,1 55,11 8 Angka Kematian Ibu Per 100.000 KH 105 108,67 111,92 128,5 53,37 9 Angka Harapan Hidup Orang 61,15 60,1 62,59 64,18 64,43 10 Balita Gizi Buruk Persen 2,95 2,59 2,64 2,6 1,93 11 Jumlah Tenaga Medis

a. Dokter Umum Orang 36 43 44 44 49

b. Dokter Gigi Orang 19 13 16 17 18

c. Tenaga Keperawatan Orang 260 260 202 862 276

d. Sanitarian Orang 6 2 16 29 18

e. Tenaga Farmasi (Apoteker) Orang 5 5 5 6 6

f. Bidan ( Include Bidan PTT ) Orang 181 178 309 406 207 Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Sampang

2.2.2.3 Pertanahan

Persentase luas lahan bersertifikat adalah proporsi jumlah luas lahan bersertifikat (HGB, HGU, HM, HPL) terhadap luas wilayah daratan. Indikator pertanahan ini bertujuan untuk mengetahui tertib administrasi sebagai kepastian dalam kepemilikan. Hak Milik (HM) merupakan hak turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. Sifat-sifat hak millik yang membedakannya dengan hak-hak lainnya adalah hak yang “terkuat dan terpenuh”, maksudnya untuk menunjukkan bahwa diantara hak-hak atas tanah yang dipunyai orang, hak miliklah yang paling kuat dan penuh.

Hak Guna Usaha (HGU) adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara dalam jangka waktu paling lama 25 tahun. Hak Guna Usaha merupakan hak khusus untuk mengusahakan tanah yang bukan miliknya sendiri guna perusahaan, pertanian, perikanan dan peternakan.

Hak Guna Bangunan (HGB) adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30 tahun. Oleh karena itu dapat diberikan atas tanah yang dikuasai langsung oleh negara maupun tanah milik seseorang.

Hak Pengelolaan Lahan (HPL) adalah hak untuk mengelola lahan yang hanya diberikan atas tanah negara yang dikuasai oleh Badan Pemerintah, BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Persentase Luas Lahan Bersertifikat Per Tahun selama Periode 2008-2012 Kabupaten Sampang ditunjukkan pada tabel berikut.

Gambar

Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan per Kecamatan Kabupaten Sampang
Tabel 2.3  Nama dan Panjang Sungai Menurut Wilayah Pengairan  di Kabupaten Sampang
Tabel 2.5  Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin   di Kabupaten Sampang Tahun 2008–2012
Grafik 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sampang,   Provinsi Jawa Timur, dan Nasional Tahun 2008–2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang tertuang dalam ungkapan, Kudu paheuyeuk-heuyeuk leungeun (Harus saling berpegangan tangan). Manusia merupakan makhluk sosial. Satu sama lain saling

mataharinya sebanyak 12 gambar,yaitu matahari yang digambarkan hanya dengan dulatan utuh dan diberi warna orange, kuning, merah, dan putih, (2.) Bulatan tidak utuh

Pasca irradiasi dengan sinar gamma, umbi bibit ditanam secara hidroponik pada media tanam steril yang terdiri dari campuran top soil dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 (v/v)

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna dari waktu terjadinya kompos antara penambahan larutan MOL nasi basi dengan kontrol,

AIDS, infeksi oleh mikobakterium atipikal terlihat dalam peqalanan penyakit HIV lanjut, yang biasanya terjadi pada pasien dengan jumlah sel T CD4+ kurang. dari

Sebagai tindak lanjut dari berlakunya peraturan perundang-undangan sebagaimana tersebut di atas dan agar penyelengaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada

Hasil simulasi stabilitas frekuensi sistem daya di Gardu Induk Turen ditunjukkan pada Gambar 6. Sebelum terjadi gangguan, generator Gen-2 beroperasi sesuai dengan

Dari hasi perhitungan efektivitas dari segi penyelesaian yang dihitung berdasarkan pada penerbitan dan realisasi Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) yang selesai