• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pedikulosis Erwan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Pedikulosis Erwan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Parasit adalah organisme yang hidup dari makhluk hidup lainnya. Manusia adalah tuan rumah bagi banyak parasit, yang dapat hidup di dalam tubuh atau pada kulit. Parasit ini menggunakan tubuh manusia untuk mendapatkan makanan dan untuk mereproduksi, dan dalam tawar-menawar menyebabkan masalah kesehatan manusia yang terinfeksi. Parasit terdapat di seluruh dunia dan banyak orang menderita infeksi parasit kulit. Sebagai contoh,sekitar 6 untuk 12 juta orang di seluruh dunia mendapatkan kutu setiap tahun dan di AmerikaSerikat. Banyak penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit contohnya yaitu pedicolosis.Pedicolosis adalah penyakit yang juga disebabkan oleh parasit obligat pediculushumanis yang menyerang pada kulit badan, kulit kepala, rambut dan daerah pubis

Persentase penderita pediculus di Indonesia 20% pada tahun 2002-2009

dalampenelitian pediculosis di rumah sakit Dr.Soetomo Surabaya menunjukan penderita p ediculosis 0,5% pada tahun 1999-2003.Perawat merupakan bagian dari tim kesehatan yang memiliki lebih banyak kesempatan untuk melakukan intervensi kepada pasien, sehingga fungsi dan peran perawat dapat dimaksimalkan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap penderita seperti memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kesehatan fisik, perawat juga dapat melakukan pendekatan

Spiritual,psikologis dan mengaplikasikan fungsi edukatornya dengan memberikan penyul uhankesehatan terhadap penderita sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan

pengetahuan penderita dan keluarga yang nantinya diharapkan dapat meminimalisir resik o maupun komplikasi yang mungkin muncul dari skabies dan pediculosis tersebut.Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat materi skabies,varicella,candidiasis dan pediculosis dalam penulisan makalah ilmiah

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan makalah ini, yaitu :

(2)

 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami

penyebab pediculosisMahasiswa mampu mengetahui dan memahami diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada pasien pediculosis

 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada pasien dengan pediculosis

C. METODE PENULISAN

Penulisan makalah ini menggunakan metode diskritip melalui pendekatan studi kasus yang meliputi pengumpulan data, analisa data, dan menarik kesimpulan. Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku dan sumber-sumber lain (internet) yang berhubungan dengan judul dan permasalahan

BAB II

LANDASAN TEORITIS A. KONSEP DASAR PENYAKIT PEDIKULOSIS

Pedikulosis adalah infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh Pediculus tergolong famili Pediculidae (Ronnny P Handoko). Sedangkan menurutBrunner & Suddart, 2002 pedikulosis adalah infeksi kutu yang mengenai kepala, badan, dan pubis, mengenai daerah-daerah yang berambut. Dan menurut Arif Monsjoer, 2002 Pedikulosis adalah infeksi kulit dan rambut pada manusia yang disebabkan oleh parasit obligat pediculus humanis.Jadi, dapat disimpulkan pengertian pedikulosis yaitu infeksi yang terjadi pada kulit manusia baik itu kulit badan, kulit kepala dan kepala serta pada daerah pubis yang disebabkan oleh parasit obligat pediculus humanis.Jadi, dapat disimpulkan pengertian pedikulosis yaitu infeksi yang terjadi pada kulit manusia baik itu kulit badan, kulit kepala dan kepala serta pada daerah pubis yang disebabkan oleh parasit obligat pediculus humanis.Dan pedikulosis terdiri dari kapitis, korporis, dan pubis.

1. Pedikulosis Kapitis.

Pedicolosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma yang disebut pedicullshumanus capitis pada kulit kepala. Tuma betina akan meletakkan telur-telurnya ( nits )didekat kulit kepala. Telur ini akan melekat erat pada batang rambut dengan suatu subtansi yang liat. Telur akan menetas menjadi tuma muda dalam waktu sekitar 10 hari dan mencapai maturitasnya dalam tempo 2 minngu Penyakit ini terutama menyerang anak usia muda dan cepat meluas dalam lingkungan hidup yang padat, misalnya di asrama dan pantiasuhan.Carapenularannbiasanyamelalui perantara benda, misalnya sisir, bantal, kasur , topi,

(3)

dan lain-lain. Tambahan pula dalam kondisi hygiene kurang baik, misalnya jarang membersihkan rambut atau rembut yang relatifsusah dibersihkan (seperti rambut yang panjang dan tebal pada wanita).

a. Etiologi

Kutu ini mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan menjadi kemerahan jika sudah menghisap darah. Terdapat 2 jenis kelamin jantan dan betina, yang betina ukuran panjang 1,2-3,2 mm dan lebarnya lebih kurang ½ panjangnya, jantan lebih kecil dan jumlahnya lebih sedikit dibanding betina.

Gambar Pediculls Humanus Capitis Jantan

Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa. Telur (nits) diletakkan disepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut, yang berarti makin ke ujung terdapat telur yang matang.

b. Patofisiologi

Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilang kan rasa gatal. Gatal tersebut timbul karena pengaruh liur dan ekskreta dari kutu yang dimasukkan ke dalam kulit waktu menghisap darah

PATHWAY PEDIKULOSIS

(4)

menyerab kulit kepala

pediculus humanus var capitis betina menetaskan telurnya telur melekat pada rambut

menetas dalam 2 minggu pediculus humanus var capitis muda menghisap dan mengigit kulit kepala

gatal

klien menggaruk kulit ulkus, erosi ekskovrasi

Skema Patofisiologi Pedikulosis c. Manifestasi Klinis.

Gejala awal berupa gatal, terutama pada daerah oksiput dan temporal serata dapat meluas ke seluruh kepala. Kemudian karena garukan, terjadi erosi, ekskoirasi, dan infeksi sekunder (pus, krusta). Bila infeksi sekunder berat, rambut akan bergumpal akibat banyaknya

pus dan krusta (plikapelonika), berbau busuk, disertai pembesaran kelenjar getah bening regional (oksiput dan retroaurikular).

d. Pemeriksaan Penunjang.

Diagnosis pasti adalah menemukan kutu atau telur, terutama dicari di daerah oksiput dan temporal. Telur berwarna abu-abu dan berkilat.

e. Diagnosis Banding  Tinea Kapitis. GANGGUAN RASA NYAMAN KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT RESIKO TINGGI

(5)

 Pioderma (Impetigo krustosa)  Dermatitis seboroika.

f. Penatalaksanaan.

Pengobatan bertujuan memusnahkan semua kutu dan telur serta mengobati infeksi sekunder. Pengobatan yang dianggap baik ialah malathoin 0,5% atau 1% dalam bentuk losio atau spray, tetapi sukar didapat. Cara pemakaian : malam sebelum tidur cuci rambut dengan sabun kemudian oleskan losio malathion dan tutup kepala dengan kain. Keesokkan harinya cuci rambut dengan sabun lalu sisir dengan serit (sisir halus dan rapat). Pengobatan dapat diulangi lagi seminggu kemudian jika masih terdapat kutu atau telur.Obat yang mudah didapat dan cukup efektif ialah krim gameksan 1%.Cara pemakaian :oleskan merata pada tiap helai rambut dan diamkan selama 12 jam, cuci dan sisir rambut dengan serit agar semua kutu dan telur terlepas. Jika masih terdapat telur, seminggu kemudian ulangi dengan cara yang sama. Obat lain ialah emulsi benzil benzoat 25%, dipakai dengan cara yang sama.Pada keadaan infeksi sekunder berat sebaiknya rambut dicukur, diobati dengan antibiotik sistemik dan topikal, lalu disusul dengan obat kutu dalam bentuk sampo. Hygiene merupakan syarat supaya tidak terjadi residif.

2. Pedikulosis Korposis a. Pengertian.

Infeksi kulit disebabkan oleh Pediculus humanus var. corporis. Penyakit ini biasanya menyerang orang dewasa terutama pada orang dengan hygiene yang buruk, misalnya penggembala, disebabkan mereka jarang mandi atau jarang mengganti dan mencuci pakaian. Maka itu penyakit ini sering disebut penyakit vagabound. Hal ini disebabkan kutu tidak melekat pada kulit, tetapi pada serat kapas disela-sela lipatan pakaian dan hanya transien kekulit untuk menghisap darah

(6)

Penyebaran penyakit ini bersifat kosmopolit, lebih sering pada daerah beriklim dingin karena orang memakai baju yang tebal dan jarang dicuci. Cara penyebaran dapat melalui pakaian maupun kontak langsung. Pada orang yang dadanya berambut terminal kutu ini dapatmelekat pada rambut tersebut dan dapat ditularkan.

b. Etiologi

Pediculus humanus var. corporis mempunyai 2 jenis kelamin, yaitu jantan dan betina,yang betina berukuran panjang 1,2-4,2 mm dan lebar kira-kira setengah panjangnya,sedangkan yang jantan lebih kecil. Siklus hidup dan warna kutu ini sama dengan yang ditemukan pada kutu kepala.

c. Patofisologi

Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal. Rasa gatal ini disebabkan oleh liur dan ekskreta dari kutu pada waktu menghisap darah.

d. Manifestasi Klinis

Diantara lesi sekunder yang ditimbulkan terdapat guratan linier garukan yang paralel dan ekzema dengan derajat ringan. Pada kasus yang menahun, kulit pasien menjadi kebal,kering dan bersisik dengan daerah-daerah yang berpigmen serta berwarna gelap. e. Pemeriksaan Penunjang

Menemukan kutu dan telur pada serat kapas pakaian. f. Diagnosis Banding

Neurotic excoriatio g. Penatalaksanaan

Pengobatannya ialah dengan krim gameksan 1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu mandi. Jika belum sembuh diulangi 4 hari kemudian. Obat lain ialah emulsi benzil benzoat 25% dan bubuk malathion 2%. Pakaian direbus atau disetrika untuk membunuh telur dan kutu. Jika terdapat infeksi sekunder, obati dengan antibiotik secara sistemik dan topikal

3. Pedikulus Pubisa. a. Definisi

(7)

Pedikulus pubis ini ialah infeksi rambut didaerah pubis dan disekitarnya oleh Phthirus pubis. Pedikulus pubis dulu dianggap Phthirus pubissecara morfologi sama dengan Pediculus,maka itu di namakan juga Pediculus pubis. Tetapi ternyata morfologi keduanya berbeda,Phthirus pubis lebih kecil dan lebih pipih.

Penyakit ini mengenai orang dewasa dan dapat digolongkan dalam PMS serta dapat pula mengenai jenggot dan kumis. Infeksi ini juga dapat terjadi pada anak-anak, yaitu di alis dan bulu mata (misalnya blefaritis) dan pada tepi batas rambut kepala. Cara penularan umumnya dengan kontak langsung.

b. Etiologi

Penyebab penyakit ini ialah Phthirus pubis. Kutu ini mempunyai 2 jenis kelamin, yang betina lebih besar dari pada jantan, panjangnya sama dengan lebar ialah 1-2 mm

Gambar Phthirus Pubis c. Patofisiologi

Gatal yang timbul sama dengan proses pada pedikulosis yang lainnya AgenTransmitter

Transmitter

Kontak langsung kontak tidak langsung host

Menyerang kulit badan dan pubis Menggigit dan menghisap darah

(8)

Mengeluarkan Liur dan eksreta melekat pada kulit pubis Gatal

Bercak-bercak kemerahan dan keabuan pada kulit badan dan pubis

d. Manifestasi Klinis

Gejala utama adalah gatal di daerah pubis dan di sekitarnya, dapat meluas sampai ke abdomen dan dada, dijumpai bercak-bercak yang berwarna abu-abu atau kebiruan yang disebut sebagai makula serulae. Kutu ini dapat dilihat dengan mata biasa dan susah untuk dilepaskan karena kepalanya di masukkan ke dalam muara folikel rambut. Gejala

patogenomonik lainnnya adalah black dot, yaitu bercak hitam yang tampak

jelas pada celana dalam berwarna putih yang terlihat saat bangun tidur. Bercak hitam ini merupakan krusta yang berasal yang sering di interprestasikan salah

sebagai hematuria.Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional

e. Pemeriksaan Penunjang.

Menemukan telur atau kutu dalam bentuk dewasa. f. Diagnosis Banding

 Dermatomikosis  Dermatitis seboroika g. Penatalaksanaan

Pengobatannya sama dengan pengobatan pedikulosis korporis, yaitu krim gameksan 1%atau emulsi benzil benzoat 25% yang dioleskan dan didiamkan selama 24 jam. Pengobatan diulangi 4 hari kemudian, jiak belum sembuh. Sebaiknya rambut kelamin

Gangguan Rasa

Nyaman Gangguan Pola

Tidur Kurang Pengetahuan Gangguan Body Image Terjadi Kerusakan

(9)

dicukur, pakaiandalam direbus atau disetrika. Mitra seksual harus pula diperiksa dan jika perlu di obati.

h. Cara penularan a. Pedikulosis Capitis

Pada lingkungan yang padat, anak-anak, cara penularannya melalui benda perantara, misalnya: sisir, bantal, kasur, topi, sikat rambut, wig, bantal dan sprei. b. Pedikulosis Corpotis

Pada orang dewasa dengan hygiene yang buruk (jarang mandi/ganti pakaian), cara penularannya dapat melalui pakaian maupun kontak langsung.

c. Pedikulosis PubisPada orang dewasa, PMS serta mengenai jenggot dan kumis, pada anak-anak pada alis / bulumata. Cara penularannya umumnya kontak langsung, hubungan seks atau dengan benda seperti pakaian, handuk dan sprei

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN

1. Identitas klien

Indentitas terdiri dari nama, jenis kelamin, agama, suku, pekerjaan, status, alamat,tanggal masuk, tanggal pengkajian, no bed, nama ruangan dan diagnosa medis.

2. Riwayat Kesehatan. a. Keluhan saat didata.

Klien merasakan gatal, ketidak nyaman pada kulit, tidak bisa tidur akibat gatal yang dirasakan. Kulit klien tampak kemerahan, terdapat ulkus dan erosi b. Riwayat kesehatan masa lalu

Tidak menjaga kebersihan badan, rambut dan pubis ( personal hiygine yang buruk )

c. Data sosial

Hubungan klien dengan keluarga dan perawat baik tetapi hubungan

Dengan masyarakat kurang baik karena klien merasa malu akibat penyakit yang diderita.

d. Data biologis  Nutrisi

Penderita tidak nafsu makan akibat penyakit yang diderita  Istirahat tidur

Penderita kurang tidur akibat rasa gatal yang diderita Eliminasi Pola eliminasi teratur.

 Personal hygnies.

(10)

 Pola aktifitas.

Aktivitas terhambat akibat penyakit yang diderita  Pemeriksaan Fisik

 Keadaan umum: keadaan umum klien lemah  Kesadaran: Composmetis

 Kulit: Pada klien dengan skabies, terdapat terowongan dan di ujungnya ada papul dan vesikel pada daerah-daerah tertentu.

 Turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa dan kulit kering, kulit terasa kasar.

 Kulit kepala: Pada klien Pedicolosis ditemukan telur-telur dirambut pada oksiput terdapat kurang dari 10 ekor kutu dewasa dan ditemukan impetigo sekunder dan furunkulosis

 Badan: pada penderita pedicolosis terlihat bekas garukan sejajar, perubahan- perubahan urtikaria, papula erithematosa yang awet, lesi tampak jelas

 Pubis: Pada penderita pedicolosis rambut pubis didapatkan phthirus pubis dan ditemukan noktah-noktah hitam kecil yang merupakan titik-titik darah dan terdapat dalam jumlah banyak.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan pada klien skabies dan pediculus yaitu:

 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya erosi

 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer yang tidak baik

 Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritas/gatal.

 Gangguan body image berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder C. INTERVENSI KEPERAWATAN N O DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA INTERVENSI RASIONAL 1 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya erosi

Tidak terjadinya gangguanintegrit as kulit Setelah dilakukan tindakan keperawatan Anjurkan kepada klien untuk berhenti menggaruk Jaga agar kuku selalu terpangkas

Menggaruk bisa menyebabkan erosi pada kulit Pemotongan kuku akan mengurangi kerusakan kulit

(11)

selama 3x24 jam dengan kreteria hasil:Integritas kulit membaik ditandai dengan tidak tampak terjadinya erosi Kolaborasi pemberian obat topical karena garukan Menghilangkan erosi pada kulit

2 Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahan an primer Mengindentifikas i intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko infeksi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kreteria hasil: Tidak terjadi infeksi dengan tidak adanya tanda-tanda infeksi observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan Lakukan pemakaian kompres basah seperti yang diprogramkan untukmengurangi intensitas inflamasi Kolaborasi pemberi an antibiotik Demam dapat terjadi karena adanya infeksi Kompres basah akan menghasilkan pendinginan lewat pengisapan yang menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darahku lit dengan demikian akan mengurangi eritema serta produk serum Pencegahan terjadinya infeksi

(12)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan gatal yang Dirasakan

Kebutuhan istirahat itidur dapat terpenuhi setelah dilakukan tindakan 2x24 jam dengan kreteria hasil: Klien mencapai tidur yang nyenyak Lakukan pengkajian masalah gangguan tidur klien,krakteristik, penyebab gangguan tidur Siapkan tempat tidur, batal dan selimut yang nyaman dan bersih Hindari minuman yang mengandung kafein menjelang tidur Kolaborasi pembe rian obat antihistamin Memberikan informasi dasar dalam menentukan intervensi Keperawatan Meningkatkan kenyamanan saat tidur Kafein menghilangkan rasa ngantuk Mengurangi rasa gatal 4 Gangguan body image berhubungn dengan perubahan penampila Tidak terjadi gangguan citra tubuh Setelah dilakukan Kaji psikososial perkembangan klien Berikan kesempatan kepada Terdapat hubungan antara psikososial perkembangan,citr

(13)

n sekunder tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kreteria hasil:- klien dapat menerima keadaan dirinya-klien tidak malu bersosialisa si dengan orang lain klien untuk mengungkapkan tentang perubahan citra tubuh-dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri

Beri nasehat kepada klien mengenai cara-cara perawatan kosmetik untuk menyembuyikan kondisi kulit yang abnormal,mendoron g sosialisai dengan orang lain,dan bantu pasien kearah penerimaan diri a diri, reaksi, serta pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya Pasien memerlukan pengalaman didengarkan dan dipahami Meningkatkan penerimaan klien terhadap dirinya Pendekatan dan sasaran yang positif sering kali membantu klien dalam peningkatan penerimaan diri dan sosialisasi D. EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi adalah langkah terakhir dalam proses keperawatan dimana pada tahapini perawat mempertimbangkan efektif tidaknya tindakan yang dilakukan sesuai den gan tujuan yang telah ditetapkan

(14)

a. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya erosi, Integritas kulit klien membaik, tidak terdapat ulkus dan erosi.

b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer, Tidak terdapat tanda-tanda infeksi.

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gatal yang dirasakan, Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi, klien dapat tidur dengan nyenyak dan rasa gatal berkurang atau hilang.

d. Gangguan body image yang berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder,Klien dapat menerima keadaan diri dan tidak malu untuk bersosialisasi kepada orang lain

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil pengkajian diatas maka kesimpulan yang dapat kami ambil yaitu :

 Dalam melaksanakan perawatan pada penderita scabies kita dapat mendokumentasikansetiap klien yang akan diberikan pengobatan.

 Setiap perawat perlu memperhatikan keadaan klien setiap saat.

 Beberapa masalah dapat didefinisikan pada klien sehubungan dengan penyakitnya. B. SARAN

a. Untuk Perawat

Perawat harus bisa memahami bagaimana cara menangani klien dengan penyakit pedikulosis, dan melakukan pengkajian

b. Untuk instansiUntuk pencapaian kualitas keperawatan secara optimal sebaiknya proseskeperawatan selalu dilaksanakan secara berkesinambungan.

c. Untuk klien dan keluarga

Perawatan tidak kalah pentingnya dibanding dengan pengobatan, sebab bagaimanapun teraturnya pengobatan yang diberikan tanpa perawatan yang sempurna maka penyembuhan yang diharapkan tidak akan tercapai. oleh sebab ituperluadanya penjelasan baik pada klien maupun keluarganya mengenai manfaa t serta pentingnya kesehatan

d. Untuk Mahasiswa.

Mahasiswa harus bisa mengetahui konsep dasar penyakit pediculus dan asuhan keperawatan untuk menangani dan mencegah

e. Untuk Masyarakat

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran Media Aesculapius Fak.Kedokteran UI:Jakarta

Djuanda, Adhi.1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Gaya Baru:Jakarta Harahap, Marwali.2000.Ilmu Penyakit Kulit Hipokrates:Jakarta

Siregar, R.S.1996.Saripati Penyakit Kulit EGC: Jakarta

Doenges, Marilynn E.2002.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3 EGC:Jakarta Herdman, T.Heather.2010.Diagnosis Keperawatan NANDA Internasional EGC:Jakarta

Gambar

Gambar Pediculls Humanus Capitis Jantan
Gambar Phthirus Pubis c. Patofisiologi

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan sifat kimia seperti pH tanah dan konsentrasi Al dari tanah yang digunakan dalam percobaan ini menyebabkan perbedaan konsentrasi P tersedia di tanah sehingga terjadi

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Perhatian penelitian ini adalah bagaimana persepsi remaja Surabaya terhadap tayangan Korean Wave sebagai budaya populer di Indosiar berdasarkan banyaknya tayangan

2206112011 Konteks : Di sebuah los kecil yang menjual beberapa jenis burung telah terjadi percakapan antara seorang laki-laki penjual burung dengan pembeli yang

Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi mahu masyarakat tidak melihat sektor pertanian sebagai sektor tidak berdaya maju, kerana ia sebenarnya mampu menjana pendapatan individu dan

Hasil tangkapan yang menjadi tujuan utama penangkapan oleh nelayan di Kabupaten Kupang adalah ikan kakap dan ikan kerapu dari ketiga alat tangkap tersebut berbeda dengan

Dalam kepenulisan skripsi ini penulis telah meneliti dengan baik dari analisis dokumen-dokumen, bahwa konsep ”Tanah yang Dijanjikan” yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an tidaklah

Lawan kemalasan Anda minggu ini, dengan memilih untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin Anda lakukan. Pastikan untuk menyelesaikannya, dan membagikan kesaksian Anda