Potongan Pajak Bg Bendahara Desa

(1)

SOSIALISASI DASAR-DASAR

PERPAJAKAN

DALAM PEMERINTAHAN DESA

(2)

PENGERTIAN PAJAK

Menurut UU KUP Pasal 1 ayat (1)

Pajak adalah

kontribusi wajib

kepada

negara

yang

terutang

oleh Orang Pribadi atau Badan

yang bersifat

memaksa

berdasarkan

Undang-undang dengan

tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan

digunakan

untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya

(3)

FILOSOFI DASAR PAJAK



_Mendaftarkan

diri



_Menghitung



_Memperhitung

kan



_Menyetorkan



_Melaporkan

DEFINISI

_Assessmen

Self

t

Self asse ssmen t

Tax

Revenue

Compliance

UU

Perpajakan

Enforceme

nt

(4)

Pajak

Pusat

Pajak

Pusat

dikelola oleh

pemerintah

pusat (DJP)

dikelola oleh

pemerintah

pusat (DJP)

1

Pajak

Daera

h

Pajak

Daera

h

dikelola oleh

pemerintah

daerah

dikelola oleh

pemerintah

daerah

2

JENIS PAJAK

Menurut

pengelolanya

(5)

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PENGELOLA PAJAK PUSAT

Rp

Pajak Pusat

(Pajak Penghasilan)PPh

Dikenakan atas penghasilan yang diterima PPh (Pajak Penghasilan) Dikenakan atas penghasilan yang diterima Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Dikenakan atas setiap penyerahan Barang dan Jasa

Kena Pajak serta Barang Mewah (pajak konsumsi) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Dikenakan atas setiap penyerahan Barang dan Jasa

Kena Pajak serta Barang Mewah (pajak konsumsi)

Pajak Bumi & Bangunan Perkebunan, Perhutanan, dan

Pertambangan (PBB-P3)

Dikenakan atas pemanfaatan Bumi & Bangunan

Pajak Bumi & Bangunan Perkebunan, Perhutanan, dan

Pertambangan (PBB-P3)

Dikenakan atas pemanfaatan Bumi & Bangunan

Bea Meterai

Pajak atas pemanfaatan dokumen tertentu

Bea Meterai

Pajak atas pemanfaatan dokumen tertentu

(6)

_{Pajak Bumi & Bangunan Perdesaan dan}

Perkotaan (PBB-P2)

_{Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan}

Bangunan (BPHTB)

Pajak Restoran

_{Pajak Reklame (Iklan)} _{Pajak Parkir}

_{Pajak Hiburan}

_{Pajak Penerangan Jalan}

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan _{Pajak Parkir}

_{Pajak Air Tanah}

_{Pajak Sarang Burung Walet}

Bioskop

6

Pajak

Daerah

_Provins

i

• Pajak Kendaraan Bermotor (PKB);

• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

• Pajak Air Permukaan; dan • Pajak Rokok

Kota/Kabupat

en

(7)

KEWAJIBAN

WAJIB PAJAK

KEWAJIBAN

WAJIB PAJAK

(8)

Kewajiban Mendaftarkan

Diri

KANTOR

PELAYANAN

PAJAK

Syarat Subjektif Syarat Objektif

Wilayah

tempat

kedudukan

Wilayah

tempat

kedudukan

Wilayah

tempat

tinggal

Wilayah

tempat

tinggal

BADAN

_PRIBADI

ORANG

(9)

SSP

o pembayaran secara elektronik,

o pembayaran melalui Anjungan Tunai Mandiri, atau

o media lainnya

o pembayaran secara elektronik,

o pembayaran melalui Anjungan Tunai Mandiri, atau

o media lainnya

PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

sarana

administrasi

lain

sarana

administrasi

lain

kas negara

Pasal 9 PP 74 tahun 2011

Wajib Pajak

menggunakan

Pembayaran &

Penyetoran Pajak

9

(10)

Kewajiban Pelaporan

Merupakan sarana

dalam melaporkan

dan

mempertanggung-jawabkan

penghitungan

jumlah pajak yang

sebenarnya

terutang

Merupakan sarana

dalam melaporkan

dan

mempertanggung-jawabkan

penghitungan

jumlah pajak yang

sebenarnya

terutang

Surat

Pemberitahu

an (SPT)

Surat

Pemberitahu

an (SPT)

SPT Masa

(laporan

bulanan)

SPT Masa

(laporan

bulanan)

SPT Tahunan

(laporan

tahunan)

SPT Tahunan

(laporan

tahunan)

(11)

AGAR KEWAJIBAN PAJAK

BISA DILAKUKAN …

N P W P

P K P

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK

PENGUSAHA KENA PAJAK

(12)

Contoh NPWP

• _{9 digit pertama adalah nomor Register/Identitas Anda}

• _{Digit ke 10, 11, 12 adalah kode KPP dimana anda terdaftar}

Kode KPP Pratama Sleman : 542

• _{3 digit terakhir adalah status Anda (status suami/istri…pusat/cabang}

)

(13)

SIAPA YANG WAJIB

BER - NPWP ???

(14)

SIAPAKAH YANG WAJIB

MENDAFTARKAN DIRI UNTUK

MEMPEROLEH NPWP?

WAJIB PAJAK YANG TELAH MEMENUHI

PERSYARATAN

SUBJEKTIF

DAN

OBJEKTIF

Penentuan sejak dimulai memenuhi

persyaratan subjektif dan objektif dapat

(15)

WAJIB PAJAK

Pasal 1 angka 1 UU KUP

ORANG PRIBADI

PEMUNGUT /

PEMOTONG PAJAK

TERTENTU

BADAN

Yang mempunyai hak dan kewajiban di bidang perpajakan sesuai ketentuan perpajakan

BEND. PEMERINTAH

(16)

PEMOTONGAN & PEMUNGUTAN PAJAK

OLEH BENDAHARAWAN

(17)

PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN

PAJAK PENGHASILAN

OLEH BENDAHARA

PPh Ps.21/26

Dibayarkan kepada

ORANG PRIBADI

sehubungan dgn: Pekerjaan Jabatan Jasa Kegiatan Dibayarkan kepada

ORANG PRIBADI

sehubungan dgn: Pekerjaan Jabatan Jasa Kegiatan

P e n g h a s i l a n

Dibayarkan atas

PEMBELIAN

BARANG

Dibayarkan atas

PEMBELIAN

BARANG

Dibayarkan atas

Hadiah (selain obj.21) Bunga

Deviden Royalti Sewa

Jasa (selain obj.21) Dibayarkan atas

Hadiah (selain obj.21) Bunga

Deviden Royalti Sewa

Jasa (selain obj.21)

Dibayarkan atas

OBYEK-OBYEK

PPh Final

Dibayarkan atas

OBYEK-OBYEK

PPh Final

PPh Ps.22

_{PPh Ps.23/26}

PPh Ps.23/26

_{PPh Final}

PPh Final

Dapat Dikreditkan Dalam SPT Tahunan WP OP/Badan Rekanan

(18)

PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

OLEH BENDAHARA

PENYERAHAN

BARANG KENA PAJAK

_{JASA KENA PAJAK}

JASA KENA PAJAK

DIPUNGUT PPN

(19)

ASPEK PERPAJAKAN ATAS BELANJA PEGAWAI

(APBN DAN ATAU APBD)

ASPEK PERPAJAKAN ATAS BELANJA PEGAWAI

(APBN DAN ATAU APBD)

PENERIMA PENGHASILAN PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI/POLRI DAN

PENSIUNAN

PENERIMA PENGHASILAN SELAIN PEJABAT NEGARA,

PNS, ANGGOTA TNI/POLRI DAN PENSIUNAN BERSIFAT TERATUR BERSIFAT TERATUR BERSIFAT TERATUR BERSIFAT TERATUR BERSIFAT TIDAK TERATUR BERSIFAT TIDAK

TERATUR BERSIFAT TIDAK

TERATUR BERSIFAT

TIDAK TERATUR

DASAR HUKUM PEMOTONGAN PPh PSL 21

 _{PP NO.80 TAHUN 2010}  PMK NO.262/PMK.03/2010

DASAR HUKUM PEMOTONGAN PPh PSL 21

 _{PP NO.80 TAHUN 2010}  PMK NO.262/PMK.03/2010

DIPOTONG PPh PSL 21 BERDASARKAN:

 _{PMK NO.252/PMK.03/2008 DAN NO.254/PMK.03/2008}  PERDIRJEN PAJAK NO. PER-31/PJ./2009 DAN

PER-57/PJ/2009

DIPOTONG PPh PSL 21 BERDASARKAN:

 _{PMK NO.252/PMK.03/2008 DAN NO.254/PMK.03/2008}  PERDIRJEN PAJAK NO. PER-31/PJ./2009 DAN

PER-57/PJ/2009 PPh Psl 21 Ditanggung Pemerintah PPh Psl 21 Ditanggung Pemerintah DIPOTONG PPh Psl 21 final DIPOTONG PPh Psl 21 final

PEG. NON NPWP TARIF 20% LEBIH TINGGI (DITANGGUNG SENDIRI)

(20)

HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN DGN NAMA APAPUN YANG DTERIMA PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI/POLRI (TIDAK TERMASUK BIAYA PERJALANAN DINAS)

DIPOTONG PPh Ps. 21 (FINAL):

0% DARI BRUTO (GOl II/TAMTAMA DAN BINTARA/PENSIUNANNYA) 5% DARI BRUTO (GOl III/PERWIRA PERTAMA/PENSIUNANNYA) 15% DARI BRUTO(GOl IV/PERWIRA MENENGAH DAN

TINGGI/PENSIUNANNYA)

DIPOTONG PPh Ps. 21 (FINAL):

0% DARI BRUTO (GOl II/TAMTAMA DAN BINTARA/PENSIUNANNYA) 5% DARI BRUTO (GOl III/PERWIRA PERTAMA/PENSIUNANNYA) 15% DARI BRUTO(GOl IV/PERWIRA MENENGAH DAN

TINGGI/PENSIUNANNYA)

DIBEBANKAN KPD

KEUANGAN NEGARA/DAERAH

DIBEBANKAN KPD

(21)

HONORARIUM PESERTA KEGIATAN, RAPAT ATAU KEPANITIAN HONORARIUM PESERTA KEGIATAN, RAPAT ATAU KEPANITIAN HONORARIUM SATPAM/PRAMUBAK TI HONORARIUM SATPAM/PRAMUBAK TI HONORARIUM KEPADA TENAGA AHLI (MISAL DOKTER), PENCERAMAH, PENYANYI DLL HONORARIUM KEPADA TENAGA AHLI (MISAL DOKTER), PENCERAMAH, PENYANYI DLL BERSIFAT TERATUR BERSIFAT TIDAK TERATUR PPh Psl 21 Peg. Tidak tetap atau

Tetap (Full time) PPh Psl 21 Peg. Tidak tetap atau

Tetap (Full time)

Tarif Psl 17X Bruto

Tarif Psl 17X Bruto Tarif Psl

17x50%xBruto

Tarif Psl 17x50%xBruto

JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKA TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI

PENGHASILAN YANG DITERIMA OLEH PENERIMA PENGHASILAN

SELAIN PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI DAN

PARA PENSIUNAN

YG DIBEBANKAN KEPADA APBN/APBD

PENGHASILAN YANG DITERIMA OLEH PENERIMA PENGHASILAN

SELAIN

PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI DAN

PARA PENSIUNAN

(22)

Buat & berikan Formulir

1721 A 2 (Gaji dan tunjangan teratur)

Paling lambat akhir Januari tahun berikutnya Buat & berikan Formulir

1721 A 2 (Gaji dan tunjangan teratur)

Paling lambat akhir Januari tahun berikutnya

Hitung, potong , setor , lapor Hitung, potong , setor , lapor Daftar NPWP

Daftar NPWP

Catatan / kertas kerja Penghitungan Pajak Catatan / kertas kerja Penghitungan Pajak

Buat & berikan bukti potong (honor ) pada saat pembayaran

Buat & berikan bukti potong (honor ) pada saat pembayaran Ambil sendiri Formulir Perpajakan Ambil sendiri Formulir Perpajakan

Bendh

KEWAJIBAN BENDAHARA

PEMOTONG PPh PASAL 21

KEWAJIBAN BENDAHARA

PEMOTONG PPh PASAL 21

(23)

Penghasilan Tidak Kena Pajak ( PTKP )

No.

Keterangan

2009-2012

2013

1. WAJIB PAJAK 15.840.000 24.300.000 2. WP KAWIN 1.320.000 2.025.000 3. ISTERI BEKERJA 15.840.000 24.300.000 4. TANGGUNGAN 1.320.000 2.025.000 5. MAX. TANGGUNGAN K / 3 K/3 1 J A N U A R I 2 0 0 9 1 J A N U A R I 2 0 0

9 • _{PTKP DITENTUKAN BERDASARKAN KEADAAN PADA AWAL TAHUN}

KALENDER,

• PTKP BAGI PEGAWAI YG BARU DATANG DAN MENETAP DI INDONESIA DLM BAGIAN

TAHUN KALENDER YG NYA DITENTUKAN BERDASARKAN KEADAAN PADA AWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER YBS

• PTKP DITENTUKAN BERDASARKAN KEADAAN PADA AWAL TAHUN KALENDER,

• _{PTKP BAGI PEGAWAI YG BARU DATANG DAN MENETAP DI INDONESIA DLM}

BAGIAN

TAHUN KALENDER YG NYA DITENTUKAN BERDASARKAN KEADAAN PADA AWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER YBS

(24)

PTKP UTK KARYAWATI

HANYA UTK DIRI SENDIRI HANYA UTK DIRI

SENDIRI

STATUS KAWIN STATUS TDK

KAWIN

- UTK DIRI SENDIRI SEBAGAI WP

- TANGGUNGAN MAKS 3 ORANG - UTK DIRI SENDIRI SEBAGAI WP

- TANGGUNGAN MAKS 3 ORANG

SYARAT:

MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/

MEMPEROLEH PENGHASILAN

( DITENTUKAN BERDASAR KEADAAN AWAL TAHUN KALENDER )

STATUS KAWIN SUAMI

TDK MENERIMA/ MEMPEROLEH PENGHASILAN

- UTK DIRI SENDIRI SEBAGAI WP

- STATUS KAWIN

- TANGGUNGAN MAX 3 ORANG - UTK DIRI SENDIRI

SEBAGAI WP - STATUS KAWIN

(25)

TARIF UNTUK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Pasal 17 ayat (1) a UU No.36/2008 ( UU PPh)

Berlaku 1 Januari 2009

TARIF UNTUK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Pasal 17 ayat (1) a UU No.36/2008 ( UU PPh)

Berlaku 1 Januari 2009

No.

LAPISAN PENGHASILAN

TARIF

1. S.D Rp. 50.000.000,- 5 % 2. DI ATAS Rp. 50.000.000 S.D Rp. 250.000.000,- 15 % 3. DI ATAS Rp. 250.000.000 S.D Rp. 500.000.000 25 % 4. DI ATAS Rp.500.000.000 30 %

(26)

(27)

ASPEK PERPAJAKAN ATAS BELANJA BARANG

(APBN DAN ATAU APBD)

S.D. Rp 1 JT

LEBIH DARI Rp 1

JT S.D. Rp 2 JT

LEBIH DARI Rp 1

JT S.D. Rp 2 JT

LEBIH DARI Rp

_{2 JT}

LEBIH DARI Rp

2 JT

DIKECUALIKAN DARI PPh Psl 22 PPN DIPUNGUT REKANAN (BKP) DIKECUALIKAN DARI PPh Psl 22 PPN DIPUNGUT REKANAN (BKP) DIKECUALIKAN DARI PPh Psl 22 PPN DIPUNGUT BENDAHARAWAN (BKP) DIKECUALIKAN DARI PPh Psl 22 PPN DIPUNGUT BENDAHARAWAN (BKP) PPh Psl 22 DIPUNGUT BENDAHARAWAN PPN DIPUNGUT BENDAHARAWAN (BKP) PPh Psl 22 DIPUNGUT BENDAHARAWAN PPN DIPUNGUT BENDAHARAWAN (BKP)

DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22 PEMBELIAN BARANG SEHUBUNGAN DANA BOS,

PEMBELIAN BBM, LISTRIK, GAS, PELUMAS, AIR MINUM/PDAM DAN BENDA-BENDA POS

DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22 PEMBELIAN BARANG SEHUBUNGAN DANA BOS,

PEMBELIAN BBM, LISTRIK, GAS, PELUMAS, AIR MINUM/PDAM DAN BENDA-BENDA POS

(28)

SAAT PEMUNGUTAN PPh PSL 22

JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI

TARIF 1,5%

DARI HARGA/NILAI

PEMBELIAN BARANG

PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS

PENYERAHAN BARANG OLEH REKANAN

PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS

(29)

BUKTI PEMUNGUTAN

WAJIB PAJAK REKANAN WAJIB PAJAK REKANAN

KPP MELALUI KPPN KPP MELALUI KPPN KPP SBG LAMPIRAN SPT MASA BENDAHARAWAN KPP SBG LAMPIRAN SPT MASA BENDAHARAWAN

KANTOR PENERIMA PEMBAYARAN (BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO)

PEMUNGUT PPh PSL 22 PEMUNGUT PPh PSL 22 LEMBAR KE-1 SSP KP.PDIP 5.1.98 LEMBAR KE-2 LEMBAR KE-3 LEMBAR KE-4 LEMBAR KE-5

(30)

TATA CARA

PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN

DIPUNGUT PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN

DISETOR PADA HARI YANG SAMA (KODE MAP 411122 900)

KE BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO

DIISI OLEH DAN ATAS NAMA REKANAN PPh PASAL 22

SSP

(31)

TATA CARA PELAPORAN

PELAPORAN PPh PASAL 22 PELAPORAN PPh PASAL 22 SPT MASA F.1.1.32.02 SPT MASA F.1.1.32.02 KE KPP/KP2KP KE KPP/KP2KP SELAMBAT-LAMBATNYA 14 HARI SETELAH BULAN TAKWIM BERAKHIR

SELAMBAT-LAMBATNYA 14 HARI SETELAH BULAN TAKWIM BERAKHIR

JIKA JATUH PADA HARI LIBUR JIKA JATUH PADA HARI LIBUR

PADA HARI KERJA BERIKUTNYA PADA HARI KERJA BERIKUTNYA

(32)

ASPEK PERPAJAKAN ATAS BELANJA JASA

(APBN DAN ATAU APBD)

_{BELANJA JASA KONTRUKSI} SEWA TANAH DAN/ATAU

BANGUNAN

BELANJA JASA NON KONSTRUKSI ATAU SEWA

TANAH DAN/ATAU BANGUNAN DIPOTONG PPh FINAL PSL 4 (2) DIPOTONG PPh FINAL PSL 4 (2) DIPOTONG PPh _{PSL 23} DIPOTONG PPh PSL 23 DIPUNGUT PPN (JIKA LEBIH DARI Rp 1 JT) DIPUNGUT PPN (JIKA LEBIH DARI Rp 1 JT) DIPUNGUT PPN (JIKA LEBIH DARI Rp 1 JT) DIPUNGUT PPN (JIKA LEBIH DARI Rp 1 JT)

(33)

TARIF DAN DASAR PENGENAAN PPh

USAHA JASA KONSTRUKSI

TARIF DAN DASAR PENGENAAN PPh

USAHA JASA KONSTRUKSI

IMBALAN JASA KONSTRUKSI

DARI JUMLAH PEMBAYARAN ATAU JUMLAH PENERIMAAN YG MERUPAKAN BAGIAN NILAI KONTRAK TIDAK TERMASUK PPN

YG MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA MENENGAH ATAU KUALIFIKASI BESAR YG MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA MENENGAH ATAU KUALIFIKASI BESAR

JASA PELAKSANAAN

2% 2% _3%_3% _4%_4% _6%_6% YG MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA KECIL YG MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA KECIL

JASA PERENCANAAN

& PENGAWASAN

JASA PERENCANAAN

& PENGAWASAN

YG TIDAK MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA YG TIDAK MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA YG MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA YG MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA YG TIDAK MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA YG TIDAK MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA

FINAL

4% 4%

(34)

34

ORANG PRIBADI

ORANG

PRIBADI BADANBADAN

BADAN DENGAN KEPEMILIKAN ORANG PRIBADI BADAN DENGAN KEPEMILIKAN ORANG PRIBADI

10%

_10%

10%

_10%

10%

SEMUA JUMLAH YG DIBAYARKAN/TERUTANG OLEH PENYEWA DGN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN YG BERKAITAN DGN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN YG DISEWA TERMASUK :

BIAYA PERAWATAN; BIAYA PEMELIHARAAN; BIAYA KEAMANAN; BIAYA FASILITAS LAINNYA DAN SERVICE CHARGE BAIK YG PERJANJIANNYA DIBUAT SECARA TERPISAH/DISATUKAN

BESARNYA TARIF PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

DARI JUMLAH BRUTO NILAI PERSEWAAN

YANG MENYEWAKAN

(35)

* Dari jumlah Bruto tidak termasuk PPN

Tarif PPh Pasal 23

JENIS PENGHASILAN

**% *)**

Dividen, Bunga, Royalti, Hadiah

15 Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan

penggunaan harta kecuali Sewa Tanah dan/atau

Bangunan

2 Jasa Penilai (appraisal)

2 Jasa Aktuaris

2 Jasa Akuntansi,pembukuan dan atestasi laporan

keuangan

2

(36)

* Dari jumlah Bruto tidak termasuk PPN

JENIS PENGHASILAN % *)

Jasa mixing film 2

Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk

perawatan, pemeliharaan dan perbaikan 2

Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV Kabel, selain yg dilakukan oleh Wajib Pajak yg ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan

mempunyai izin dan/atau sertifikat sbg pengusaha konstruksi

2

Jasa perawatan/perbaikan /pemeliharaan mesin, peralatan, listrik

telepon, air, gas, AC, dan/atau TV Kabel, alat transportasi/kendaraan

dan/atau bangunan, selain yg dilakukan Wajib Pajak yg ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai ertifikat sbg pengusaha konstruksi

2

Jasa maklon 2

(37)

JENIS PENGHASILAN

**% *)**

Jasa penyelenggara kegiatan

2 Jasa pengepakan

2 Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media

masa, media luar

ruang atau media lain untuk penyampaian

informasi

2 Jasa pembasmi hama

2 Jasa kebersihan atau cleaning service

2 Jasa katering atau tata boga

2

* Dari jumlah Bruto tidak termasuk PPN

(38)

TATA CARA PEMOTONGAN

PPh Psl 4 (2) dan PPh Psl 23

TATA CARA PEMOTONGAN

PPh Psl 4 (2) dan PPh Psl 23

BUKTI PEMOTONGAN

DILAKUKAN PADA SAAT MEMBAYARKAN PENGHASILAN OLEH BENDAHARA

BUKTI POTONG

1 2

UNTUK REKANAN

ARSIP BENDAHARA

(39)

TATA CARA PENYETORAN

PPh Psl 4 (2) dan PPh Psl 23

DISETOR KE BANK PERSEPSI ATAU

KANTOR POS DAN GIRO DGN MENGGUNAKAN SSP

PALING LAMBAT TGL 10 BULAN TAKWIM

BERIKUTNYA SETELAH BULAN SAAT

TERUTANGNYA PAJAK

APABILA TGL 10 JATUH PD HARI LIBUR,

MAKA PENYETORAN DILAKUKAN PADA

HARI KERJA BERIKUTNYA

JUMLAHKAN PPh PSL 23/26 atau PPh Psl 4 (2) DALAM

BUKTI PEMOTONGAN

(40)

TATA CARA PELAPORAN

PPh Psl 4 (2) dan PPh Psl23

MENGISI DGN LENGKAP DAN BENAR

SPT MASA PPh PSL 23/26 atau SPT MASA PPh Psl 4 (2) RANGKAP 2

* LEMBAR KE-3 SSP BUKTI SETORAN PPh PSL 23/26 atau PPh PSL 4 (2) * DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PPh PSL 23/26 atau PPh PSL 4 (2)

* LEMBAR KE-2 BUKTI PEMOTONGAN

LAMPIRAN

KE KPP/ KP2KP

SELAMBAT-LAMBATNYA 20 HARI SETELAH

BULAN TAKWIM BERAKHIR

JIKA JATUH PD HARI LIBUR PD HARI KERJA

(41)

PEMUNGUTAN PPN

SEHUBUNGAN BELANJA BARANG/JASA

PADA PRINSIPNYA SETIAP BELANJA BARANG

(BARANG KENA PAJAK)

ATAU

JASA

(JASA KENA PAJAK)

HARUS DIPUNGUT

PPN OLEH BENDAHARA KECUALI DIATUR

KHUSUS OLEH KETENTUAN PERPAJAKAN

(42)

BELANJA BARANG/JASA TIDAK DIPUNGUT PPN

OLEH BENDAHARA

Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp

1.000.000 dan tidak merupakan pembayaran yang

terpecah-pecah

Pembayaran untuk pembebasan tanah

Pembayaran atas penyerahan yang mendapat

fasilitas tidak dipungut dan/ dibebaskan

Pembayaran atas penyerahan BBM dan nonBBM oleh PT

(Persero) Pertamina

Pembayaran atas rekening telepon

Pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan

oleh perusahaan penerbangan

(43)

JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK

DIKENAKAN PPN & PPn BM (UU NO.42 TH 2009)

Pasal 4A angka 2: jenis barang yang tidak dikenakan PPN didasarkan atas kelompok- kelompok yaitu;

a. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya; b. Barang barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan rakyat banyak;

c. Makanan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung dan sejenisnya termasuk makanan dan minumam yg diserahkan oleh jasa boga/catering;

d. Uang, emas batangan, dan surat surat berharga

Pasal 4A angka 3 : jenis jasa yang tidak dikenakan PPN didasarkan atas kelompok kelompok yaitu;

a. Jasa dibidang pelayanan kesehatan medik; b. Jasa dibidang pelayanan sosial

c. Jasa dibidang pengiriman surat dengan perangko (baik tempel atau penggantinya) d. Jasa dibidang keuangan

e. jasa asuransi

f. Jasa dibidang keagamaan g. Jasa di bidang pendidikan

h. Jasa dibidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan i. Jasa di bidang penyiaran yang tidak bersifat iklan

j. Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara DN yg tdk terpisahkan dari jasa angkutan udara LN

k. Jasa di bidang tenaga kerja l. Jasa di bidang perhotelan

m. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum

n. jasa penyediaan parkir

o. jasa penggunaan telepon dgn uang logam p. jasa pengiriman uang dgn wesel pos

(44)

SENJATA, AMUNISI, ALAT ANGKUTAN DI AIR, ALAT ANGKUTAN DI BAWAH AIR, ALAT ANGKUTAN DI UDARA, KENDARAAN LAPIS BAJA, KENDARAAN ANGKUTAN KHUSUS LAINNYA, DAN KOMPONEN ATAU BAHAN YANG DIPERLUKAN DALAM PEMBUATAN SENJATA DAN AMUNISI OLEH PT. PINDAD UNTUK KEPERLUAN TNI DAN POLRI

VAKSIN POLIO DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN)

PESAWAT UDARA DAN SUKU CADANG SERTA ALAT KESELAMATAN PENERBANGAN ATAU ALAT KESELAMATAN MANUSIA, PERALATAN UNTUK PERBAIKAN ATAU PEMELIHARAAN YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA NIAGA NASIONAL

BUKU-BUKU PELAJARAN UMUM, KITAB SUCI, DAN BUKU-BUKU PELAJARAN AGAMA

KAPAL LAUT, KAPAL ANGKUTAN SUNGAI, KAPAL ANGKUTAN DANAU DAN KAPAL ANGKUTAN PENYEBERANGAN, KAPAL PANDU, KAPAL TUNDA, KAPAL PENANGKAP IKAN, KAPAL TONGKANG DAN SUKU CADANG SERTA ALAT KESELAMATAN PELAYARAN ATAU ALAT KESELAMATAN MANUSIA YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN PELAYARAN NIAGA NASIONAL ATAU PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN NASIONAL

KERETA API DAN SUKU CADANG SERTA PERALATAN UNTUK PERBAIKAN ATAU PEMELIHARAAN SERTA PRASARANA YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PT. KERETA API INDONESIA (KAI)

PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENYEDIAAN DATA BATAS DAN PHOTO UDARA WILAYAH NEGARA R.I YANG DILAKUKAN OLEH TENTARA NASIONAL INDONESIA

RUMAH SEDERHANA, RUMAH SANGAT SEDERHANA, RUMAH SUSUN SEDERHANA, PONDOK BORO, ASRAMA MAHASISWA DAN PELAJAR SERTA PERUMAHAN LAINNYA, YANG BATASANNYA DITETAPKAN OLEH MENKEU SETELAH MENDENGAR PERTIMBANGAN MENTERI PEMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

KELOMPOK BKP TERTENTU YANG ATAS PENYERAHANNYA DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN

(45)

BKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN

a. Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang, yang diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak tersebut

b. Makanan ternak, unggas, dan ikan dan atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan

c. Barang hasil pertanian yang dipetik langsung, diambil langsung atau disadap langsung dari sumbernya termasuk hasil pemrosesannya yang dilakukan dengan cara tertentu

d. Bibit dan atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran atau perikanan

e. Air bersih yang dialirkan melalui pipa atau dialirkan dengan cara lain baik oleh Perusahaan Air Minum milik Pemerintah maupun Swasta

(46)

PPN TIDAK DIPUNGUT

PROYEK PEMERINTAH YANG DANANYA BERSUMBER

DARI HIBAH ATAU PINJAMAN LUAR NEGERI

PROYEK PEMERINTAH YANG DANANYA BERSUMBER

DARI HIBAH ATAU PINJAMAN LUAR NEGERI

(47)

TATA CARA PEMUNGUTAN

47 REKANAN MENYAMPAIKAN

TAGIHAN KEPADA BENDAHARAWAN

SSP FAKTUR PAJAK 1 2 3

BENDAHARAWAN

ARSIP PKP REKANAN

KPP

DIISI OLEH DAN ATAS NAMA

REKANAN

DITANDATANGI OLEH

BENDAHARAWAN

DICAP OLEH BENDAHARAWAN DISETOR TGL ... DAN

(48)

TATA CARA PENYETORAN

PPN/PPn BM YANG DIPUNGUT BENDAHARAWAN SELAMBAT-LAMBATNYA TGL 7 BULAN TAKWIM BERIKUTNYA SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR DLM HAL TGL 7

BERTEPATAN DGN HARI LIBUR, MAKA PENYETORAN DILAKUKAN

PD HARI KERJA BERIKUTNYA

BANK PERSEPSI/ KANTOR POS DAN GIRO

DISETOR

SSP

1 2 3 4 5 PKP REKANAN KPP MELALUI BANK/POS LAMPIRAN SPT MASA PPN BANK PERSEPSI/POS & GIRO ARSIP BENDAHARAWAN

(49)

TATA CARA PELAPORAN

49 PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT

OLEH BENDAHARAWAN LAPORAN PEMUNGUTAN PPN/PPn BM 1 2 3 KPP DGN DILAMPIRI FP LEMBAR KE-3 ATASAN BENDAHARAWAN)* ARSIP BENDAHARAWAN*) *) DLM HAL PEMUNGUT PPN/PPn BM ADALAH BENDAHARAWAN

PEMERINTAH PUSAT, LEMBAR KE-2 ADALAH ARSIP BENDAHARAWAN

SELAMBAT-LAMBATNYA 14 HARI SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR

DALAM HAL TANGGAL 14 JATUH PADA HARI LIBUR PELAPORAN DILAKUKAN

PADA HARI KERJA BERIKUTNYA

DLM HAL BANK PEMERINTAH ATAU BANK PEMBANGUNAN DAERAH BERTINDAK SBG “KASIR” DARI BENDAHARAWAN PEMERINTAH (MIS: PROYEK INPRES), MAKA FAKTUR PAJAK DAN SSP DITERUSKAN KE BANK YBS MELALUI BENDAHARAWAN. YG DIWAJIBKAN UTK MEMUNGUT DAN MELAPOR ADALAH BANK YBS

(50)

BEA MATERAI

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

65/PMK.03/2014 tanggal 21 April 2014 tentang

Bentuk, Ukuran, dan Warna Benda Meterai,

meterai tempel desain tahun 2014 ini mulai berlak

Meterai tempel desain tahun 2014 berwarna biru

untuk nominal Rp. 3.000,- dan hijau untuk nominal

Rp.6.000,-. Pada meterai desain baru terdapat

hologram di bagian kiri meterai tempel desain

baru, sedangkan di meterai lama tidak terdapat

hologram. u tanggal 17 Agustus 2014.

(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

CONTOH KASUS

DESA CATUR TUNGGAL

MENERIMA DANA APBN/APBD TOTAL Rp

804.260.590 Pada bulan Februari – Maret 2015 akan dialokasikan kepada:

1. Belanja Barang:

a. Beli Semen Rp 900.000 tanggal 5-2-2015 b. Beli Semen Rp 800.000 tanggal 8-2-2015 c. Beli Pasir Rp 1.500.000 tanggal 10-2-2015 d. Beli Besi Rp 5.000.000 tanggal 2-3-2015 e. Beli Kusen Rp 9.000.000 tanggal 9-3-2015

2. Belanja Jasa:

a. Service AC Rp 1.100.000 tanggal 10-2-2015 Rekanan ber-NPWP b. Catering Rp 500.000 tanggal 12-3-2015 Rekanan tidak ber-NPWP

3. Belanja Pegawai:

a. Honor Kegiatan kepada 5 orang @Rp 150.000 tanggal 15-2-2015 b. Uang transport kepala Desa Rp 50.000 tanggal 17-2-2015

c. Honor pembicara penyuluhan (PNS Gol IV) Rp 300.000 tanggal 5-3-2015 d. Penghargaan kepada Kades yang pensiun Rp 15.000.000 tanggal

9-3-2015

Belanja di Toko

Bangun Jaya

ber-NPWP dengan

kwitansi

sendiri-sendiri

(56)

KEWAJIBAN PAJAKNYA

1. Belanja Barang:

a. Beli Semen Rp 900.000 (terutang meterai 3.000)

b. Beli Semen Rp 800.000 (terutang meterai 3.000)

c. Beli Pasir Rp 1.500.000 (terutang meterai 6.000)

Total transaksi bulan Februari Rp 3.200.000

PPN terutang Rp 1.700.000 x 10% = Rp 170.000 (Kode 411211/900)

(Pasir dikeluarkan dari DPP karena tidak terutang PPN)

PPh pasal 22 terutang Rp 3.200.000 x 1,5% = Rp 48.000 (Kode 411122/900)

(SSP atas Nama/NPWP Rekanan)

Catatan:

Namun jika Rekanan punya NPWP tapi tidak mau memberikan NPWP-nya,

setoran menggunakan NPWP Bendahara tetapi tarifnya menjadi 3% (dianggap belanja kepada Rekanan yang tidak ber-NPWP)

PPh pasal 22 terutang Rp 3.200.000 x 3% = Rp 96.000 (Kode 411122/900)

(SSP atas Nama/NPWP Bendahara)

Agar tidak ada indikasi dipecah2

ketiga transaksi digabungkan dalam

satu periode bulan Februari 2015

(57)

KEWAJIBAN PAJAKNYA

d. Beli Besi

Rp 5.000.000

(terutang meterai 6.000)

e. Beli Kusen Rp 9.000.000

(terutang meterai 6.000)

Total transaksi bulan

Maret Rp 14.000.000

PPN terutang

Rp 14.000.000 x 10% = Rp 1.400.000

(Kode

411211/900)

PPh pasal 22 terutang Rp 14.000.000 x 1,5% = Rp 210.000

(Kode 411122/900)

(SSP atas Nama/NPWP Rekanan)

Catatan:

Namun jika Rekanan punya NPWP tapi tidak mau memberikan NPWP-nya,

setoran menggunakan NPWP Bendahara tetapi tarifnya menjadi 3%

(dianggap belanja kepada Rekanan yang tidak ber-NPWP)

PPh pasal 22 terutang Rp 14.000.000 x 3% = Rp 420.000

(Kode 411122/900)

(SSP atas Nama/NPWP Bendahara)

Agar tidak ada indikasi dipecah2

kedua transaksi digabungkan dalam satu periode

(58)

KEWAJIBAN PAJAKNYA

2.Belanja Jasa:

a. Service AC Rp 1.100.000 (terutang meterai 6.000) b. Catering Rp 500.000 (terutang meterai 3.000)

Total transaksi bulan Februari Rp 1.100.000

PPN terutang Rp 1.100.000 x 10% = Rp 110.000 (Kode 411211/900)

(SSP atas Nama/NPWP Rekanan)

PPh pasal 23 terutang Rp 1.100.000 x 2% = Rp 22.000 (Kode 411124/104)

Total transaksi bulan Maret Rp 500.000

PPN terutang NIHIL

PPh pasal 23 terutang Rp 500.000 x 2% = Rp 10.000 (Kode 411124/104)

Catatan:

Namun jika Rekanan punya NPWP tapi tidak mau memberikan NPWP-nya, setoran menggunakan NPWP Bendahara tapi tarifnya menjadi 3% (dianggap belanja kepada Rekanan yang tidak ber-NPWP)

PPh pasal 23 terutang Rp 1.100.000 x 4% = Rp 44.000 (Kode 411124/104)

PPh pasal 23 terutang Rp 500.000 x 4% = Rp 20.000 (Kode 411124/104)

(59)

Kwitansi Include PPN

Apabila ada kwitansi pembelian yang didalamnya sudah tercantum

PPN-nya, maka dicari dahulu DPP (Dasar Pengenaan Pajak) nya:

Misal Bendahara Budi membeli sebuah Laptop dari Toko Cahaya (PKP)

seharga Rp 15.000.000, berapakah PPN dan PPh pasal 22 yang harus

disetor?

DPP = 100/110 x Rp 15.000.000 = Rp 13.636.364

PPN terutang

= Rp 13.636.364 x 10% = Rp 1.363.636

PPh Pasal 22 terutang = Rp 13.636.364 x 1,5% = Rp 204.545

Bendahara membayar kepada Rekanan sebesar ????

Nilai kwitansi Rp 15.000.000 – (PPN Rp 1.363.636 + PPh 22 Rp 204.545)

= Rp 13.431.818

PPN dan PPh Pasal 22 dipungut oleh Bendahara dan disetorkan ke Kas

Negara

(60)

KEWAJIBAN PAJAKNYA

3.Belanja Pegawai:

a. Honor Kegiatan kepada 5 orang @Rp 150.000 (Non Rutin – tidak berNPWP) b. Uang transport kepala Desa Rp 50.000 (Imbalan kegiatan – Uang saku)

c. Honor pembicara (PNS Gol IV) Rp 300.000 (PNS Final tarif 15%) d. Penghargaan Kades Rp 15.000.000 (Non Rutin – berNPWP)

Transaksi bulan Februari

PPh pasal 21 terutang = 5 x Rp 150.000 x 6% = Rp 45.000 (Kode 411121/100)

PPh pasal 21 terutang = 50.000 x 5% = Rp 2.500 (Kode 411121/100)

Transaksi bulan Maret

PPh pasal 21 terutang = Rp 300.000 x 15% = Rp 45.000 (Kode 411121/402) - FINAL

PPh pasal 21 terutang = Rp 15.000.000 x 5% = Rp 750.000 (Kode 411121/100)

Catatan:

Penggunaan Dana APBN/APBD untuk belanja pegawai yang sifatnya rutin tarif

Pajaknya mengacu kepada tarif pasal 17 UU PPh dengan mekanisme pengurang PTKP dan tarif berlapis. Batasan honor/gaji tidak terutang pajak adalah Rp 2.025.000 /bulan.