• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Rab Rap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Rab Rap"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PERBANDINGAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (MBR) DAN TNI DI

KAB. DOGIYAI PROV. PAPUA GIA ROSALIA SANGLE KUDDI

Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

E-mail : giarosalia16@gmail.com Dr. Rosmariani Arifuddin, ST.MT

Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Univ. Hasanuddin

A. Subhan Mustari, ST.M.Eng. Dosen Jurusan Teknik Sipi Fakultas Teknik Univ. Hasanuddin

(2)

Abstrak : Suatu perusahaan konstruksi perlu membuat strategi-strategi khusus untuk memenangkang dan mendapatkan keuntungan dari suatu proyek konstruksi, salah satunya dengan menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP). Rencana Anggara Biaya, adalah perkiraan atau perhitungan biaya-biaya yang diperlukan untuk tiap pekerjaan dalam satu proyek konstruksi, sehingga diperoleh total anggaran yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek, sedangkan Rencana Anggaran Pelaksanaan merupakan perhitungan biaya yang ril digunakan di lapangan dengan memperhitungkan biaya-biaya tidak langsung yang digunakan pada proyek tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan biaya RAB dan RAP upah pekerjaan dan material pada proyek Pembangunan Rumah Khusus Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan Anggota TNI di Kab. Dogiyai Prov. Papua, serta untuk mengetahui keuntungan tambahan yang diperoleh kontraktor dari proyek tersebut. Data-data pada penelitian ini diperoleh langsung dari kontraktor pelaksana dan hasil wawancara dari mandor. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah besar keuntungan dari selisih RAB dan RAP senilai Rp 522.279.000 atau sekitar 8,47% dari total nilai Rencana Anggaran Biaya proyek, keuntungan tambahan yang diperoleh dari nilai selisih RAP upah pekerja dan Total upah Realisasi di lapangan senilai Rp 205.511.672 atau sekitar 3,33% dari nilai total RAB proyek. Maka keuntungan total yang diperoleh kontraktor dari proyek ini adalah sebesar Rp 727.790.000 atau sekitar 11,81% dari total nilai RAB.

Kata Kunci: Rencana Anggaran Biaya, Rencana Anggaran Pelaksanaan, Keuntungan

ABSTRACT: A construction company needs to create specific strategies to win and have benefit from a construction project, one of them by calculating Budget Plan (BP) and Budget Implementation Plan (BIP). Budget plan, is an estimate or calculation of the costs required for each job in a construction project, in order to obtain the total budget required to complete a project, while Budget Implementation Plan is the real cost calculations used in the field by accounting for costs undirectly used in the project. This study aimed to analyze the comparative BP and BIP cost of wage and materials on the project of Housing Development special for Low-Income Communities (LIC) and Indonesian National Armed Forces members in District Dogiyai Province Papua, and to determine the extra benefits of the project to contractors. The data in this study was obtained directly from the contractor and interviews of the foreman. The results obtained from this study is a difference benefit’s quantity of BP and BIP is Rp 522.279.000 or 8,47% of the total value Budget Plan’s project, an extra benefit derived from the difference value between BIP wages and the total wages realization in the field is Rp 205.511.672, or 3,33% of the the project BP total value. Then the total benefits earned by contractor of this project is Rp 727.790.000 or 11,81% of the BP total value.

Keywords: Budget Plan, Budget Implementation Plan, Benefits PENDAHULUAN

Persaingan usaha di dunia konstruksi semakin besar terbuka, suatu proyek di wilayah manapun dapat ditawar oleh semua perusahaan konstruksi di Seluruh Indonesia dengan sistem pelelangan terbuka berbasis sistem informasi dan teknologi melalui internet.

Oleh karena itu, suatu perusahaan kontraktor perlu membuat strategi-strategi khusus dalam membuat manajemen perencanaan awal, salah satunya dengan menghitung Rencana Anggaran Biaya yang jelas, detail dan lebih murah.

Rencana Anggaran Biaya suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan

(3)

banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya tidak langsung yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda di masing-masing daerah disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. (Ibrahim, 1993).

Di dalam pelaksanaan suatu proyek, dikenal juga Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP). RAP merupakan perhitungan biaya yang ril digunakan di lapangan dengan memperhitungkan biaya-biaya tidak langsung yang tidak terdapat di dalam Rencana Anggaran Biaya. Jadi dengan adanya perhitungan RAP sebelum pengajuan tender, kontraktor dapat mengestimasi nilai total penawaran harga pada suatu proyek agar biaya yang ditawarkan nilainya tidak terlalu tinggi dan lebih mendekati biaya sebenarnya di lapangan.

Oleh karena itu, studi perbandingan biaya suatu proyek menjadi topik yang menarik untuk dikaji lebih dalam dengan mengambil satu studi kasus pada satu proyek. Hal itulah yang mendorong penulis untuk mengangkat judul tugas akhir sebagai berikut : “STUDI

PERBANDINGAN ANGGARAN

BIAYA PADA PROYEK

PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS

BAGI MASYARAKAT

BERPENGHASILAN RENDAH (MBR) DAN ANGGOTA TNI DI KAB. DOGIYAI PROV. PAPUA SEBAGAI

UPAYA MENINGKATKAN

KEUNTUNGAN KONTRAKTOR”

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Masih kurangnya informasi mengenai Rencana Anggaran Pelaksana diantara para calon-calon kontraktor muda dari dunia kampus sehingga perlu memaparkan Rencana Anggaran Pelaksanaan secara jelas, baik rencana anggaran biaya pelaksanaan dan biaya tidak langsung.

2. Perlu dilakukan studi mengenai besarnya biaya material dan biaya upah pekerjaan proyek konstruksi yang sesungguhnya pada proyek Pembangunan Rumah Khusus Bagi Masyarakat Berpeenghasilan Rendah (MBR) dan Anggota TNI di Kab. Dogiyai Prov. Papua berdasarkan nilai RAB, RAP dan realisasi upah pekerjaan secara nyata di lapangan. 3. Perlu dicari besar keuntungan proyek

dan keuntungan tambahan yang diperoleh oleh kontraktor pelaksana dari upah pekerjaan proyek konstruksi yang akan menjadi keuntungan total. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, adalah : 1. Mengidentifikasi jenis anggaran dan

pengaruh terhadap keuntungan kontraktor.

2. Menganalisis perbandingan selisih biaya rencana anggaran biaya dan rencana anggaran pelaksanann upah pekerjaan dan material pada proyek Pembangunan Rumah Khusus Bagi Masyarakat Berpeenghasilan Rendah (MBR) dan Anggota TNI di Kab. Dogiyai Prov. Papua berdasarkan nilai RAB dan RAP.

3. Menghitung besarnya keuntungan total yang diperoleh dari selisih antara RAB dengan RAP upah pekerjaan dan material, serta keuntungan tambahan yang diperoleh dari selisih RAP dengan realisasi upah pekerjaan secara nyata di lapangan.

Batasan Masalah

Demi tercapainya penelitian diperlukan suatu batasan dalam penulisan

(4)

agar pembahasan tidak meluas ruang lingkupnya sehingga tujuan dari penulisan dapat tercapai dan dipahami.

Adapun ruang lingkup penulisan yang dijadikan sebagai batasan dalam penulisan adalah :

1. Penelitian ini hanya meninjau 1 (satu) proyek saja.

2. Perhitungan RAB dan RAP Proyek, hanya fokus pada perhitungan upah pekerjaan dan material.

3. Observasi data upah pekerjaan pada proyek ini diperoleh dari kontraktor pelaksana dan mandor.

Manajemen Biaya Proyek (Project Cost Management)

Ada 4 (empat) aktivitas utama dalam manajemen biaya proyek (PSI,2005) 1. Perencanaan sumber daya,

memperkirakan sumber daya (manusia, perlengkapan, atau material) serta jumlah setiap sumber daya yang harus digunakan untuk melakukan aktivitas proyek.

2. Perkiraan biaya, mengembangkan pendekatan atau perkiraan biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.

3. Anggaran biaya, mengalokasikan keseluruhan perkiraan biaya pada satuan kerja untuk membangun dasar (baseline) untuk mengatur performa. 4. Pengendalian biaya, mengendalikan

perubahan-perubahan pada anggaran proyek. Komponen Biaya

Pada umumnya komponen biaya proyek dapat dibagi atas dua bagian, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. (Asriah dan Sukmawati, 2005)

a. Biaya Langsung

Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penggunaan biaya real di lapangan. Biaya

langsung terdiri atas tiga komponen, yaitu (Asriah dan Sukmawati, 2005):

1. Biaya Material

Estimasi biaya material meliputi perhitungan seluruh kebutuhan volume dan biaya material yang digunakan untuk setiap komponen bangunan baik material pekerjaan pokok maupun penunjag. Yang dimaksud dengan kebutuhan material pekerjaan pokok yaitu kebutuhan material berdasarkan pada volume pekerjaan terpasang sesuai dengan spesifikasi dan gambar kerja yang diberikan oleh pemberi kerja. 2. Biaya Tenaga Kerja

Biaya upah tenaga kerja bervariasi berdasarkan pengalaman, pendidikan, letak geografis waktu dan faktor-faktor lain misalnya: kerja lembur dan hari-hari besar. Seperti diketahui dalam struktur tenaga kerja dikenal posisi mandor, tukang, kepala tukang dan pekerja yang keseluruhannya perlu diperhatikan kemampuan dan produktivitasnya dalam menangani suatu pekerjaan. 3. Biaya Peralatan

Estimasi biaya peralatan meliputi pembelian atau penyewaan, mobilisasi, demobilisasi, transportasi, memasang, membongkar, dan mengoperasikan selama proyek berlangsung. Dalam mengestimasikan biaya peralatan kita perlu memperhatikan jenis peralatan yang akan digunakan sehingga kita dapat menghitung biaya pemilikan dan operasional alat tersebut.

b. Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan proyek yang tidak digolongkan dalam biaya material, upah tenaga kerja dan peralatan namun diperlukan dalam penyelesaian proyek. Yang termasuk biaya tidak langsung, adalah (Asriah dan Sukmawati, 2005):

1. Overhead

Overhead merupakan biaya operasional perusahaan secara

(5)

keseluruhan. Biaya ini tetap harus terbayar, ada ataupun tidak adanya proyek yang berjalan dan biasa disebut sebagai overhead umum. 2. Keuntungan

Keuntungan adalah imbalan jasa yang diberikan kepada kontraktor yang telah menyelesaikan proyek. Keuntungan ini diberikan sesuai dengan hasil proyek yang telah dikerjakan oleh kontraktor tersebut. Besarnya keuntungan dinyatakan dengan persentase dari jumlah biaya berjumlah sekitar 8% sampai 15%, besarnya keuntungan biasanya dipengaruhi oleh besarnya resiko dan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan keinginan kontraktor untuk mendapatkan proyek tersebut mengingat ketatnya persaingan dalam tender.

3. Kontigensi

Menurut Asriah dan Sukmawati (2005), kontigensi adalah biaya tambahan yang tidak nampak dalam suatu pekerjaan yang menanggung resiko seperti kecelakaan kerja, kegagalan pelaksanaan pekerjaan, akibat dari pengaruh tidak menentunya cuaca, akibat dari pengaruh perubahan moneter dan penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi akibat kondisi proyek, dan lain sebagainya.

Rencana Anggaran Biaya

Rencana Anggaram Biaya atau yang biasa dikenal dan selanjutnya disebut dengan RAB, adalah perkiraan atau perhitungan biaya-biaya yang diperlukan untuk tiap pekerjaan dalam satu proyek konstruksi, sehingga diperoleh total anggaran yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut. (Sam dan Mirawati, 2002) Rencana anggaran biaya dibuat sebelum proyek dilaksanankan, jadi masih merupakan anggaran perkiraan, bukan anggaran sebenarnya berdasarksan

pelaksanaan. Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan gambar-gambar rencana, spesifikasi yang telah ditentukan, upah tenaga kerja, serta harga bahan dan alat. Di dalam Rencana Anggaran Biaya, tidak hanya terdapat biaya material, biaya upah pekerjaan, dan biaya peralatan tetapi juga secara tersirat terdapat biaya tidak langsung (indirect cost), dimana biaya ini dimasukkan ke dalam biaya langsung karena di dalam format penawaran hanya terdapat biaya langsung.

Jadi untuk memasukkan biaya tidak langsung ini, maka dilakukan mark up pada harga-harga biaya langsung seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 2.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) RAP adalah rencana anggaran biaya proyek pembangunan yang dibuat kontraktor untuk memperkirakan berapa sebenarnya biaya sesungguhnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kontrak kerja proyek konstruksi, sedangkan RAB adalah rencana anggaran biaya bangunan yang dibuat oleh konsultan perencana sebagai dasar untuk melakukan kontrak kerja konstruksi. jadi dari pengertian tersebut bisa kita lihat bahwa selisih antara RAP dan RAB merupakan gambaran awal untuk memperkirakan laba rugi perusahaan kontraktor. (ilmusipil.com, 2013). Jadi fungsi RAP itu sangat penting dalam

(6)

menunjang keberhasilan sebuah proyek konstruksi.

Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu proyek karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu penyelesaian suatu pekerjaan proyek. Namun perlu diperhatikan juga bahwa manusia merupakan sumber daya yang komplek dan sulit diprediksi sehingga diperlukan adanya usaha dan pemikiran lebih mendalam dalam pengelolaan tenaga kerja. Penempatan tenaga kerja harus disesuaikan antara keahlian tertentu sehingga pekerjaan yang dihasilkan manjadi efisien dan efektif. Dalam pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja dibagi beberapa bagian, yaitu :

 Tenaga kerja ahli,

 Mandor,

 Tenaga tukang,

 Tenaga kasar (pekerja), dan

 Tenaga keamanan (security) METODOLOGI PENELITIAN

Hal-hal yang dilakukan di dalam tahap pendahuluan penelitian ini, antara lain adalah mencari dan mengumpulkan beberapa referensi yang berkaitan dengan topik ini, seperti jurnal-jurnal penelitian, buku-buku, artikel-artikel mengenai Rencana Anggaran Biaya dan upah pekerjaan baik dari pencarian buku di perpustakaan, maupun melalui internet.

Setelah memperoleh beberapa referensi dari berbagai sumber, kemudian dilakukan perumusan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan, sehingga dipandang perlu untuk mengangkat topik ini sebagai bahan penelitian ini.

Diagram Alir Penelitian

Secara keseluruhan gambaran tahapan pada studi ini dapat dibuat dalam suatu diagram alir penelitian yang meliputi tahap pendahuluan, menyusun studi pustaka, pengumpulan data primer dan data sekunder, analisis data, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Secara garis besar metodologi penelitian disajikan dalam bagan alir dibawah ini :

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian Instrumen Penelitian

a. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 29 Januari 2015 pada proyek Pembangunan Rumah Khusus Bagi Masyarakat Berpeenghasilan Rendah (MBR) dan Anggota TNI di Kab. Dogiyai Prov. Papua dengan menggunakan metode observasi data proyek yang menjadi studi kasus penelitian dan metode wawancara langsung terhadap direktur perusahaan kontraktor PT. Bara Ingaran sebagai pelaksana Proyek tersebut, serta juga melakukan wawancara pada mandor yang melaksanakan pekerjaan proyek tersebut dengan menggunakan format isian daftar upah pekerja dari setiap jenis pekerjaan

(7)

yang sesuai dengan yang terdapat pada RAB.

b. Jenis Data

Adapun data-data yang diperoleh dari pengambilan data, dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data utama yang diperoleh secara langsung dari kontraktor sebagai pelaksana proyek. Data yang diperoleh yaitu :

a. Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) proyek.

b. Rencana Anggaran Pelaksana (RAP) proyek

c. Data Anggaran Biaya lain-lain Proyek

d. Analisa harga satuan proyek e. Upah realisasi yang dibayarkan

kepada tenaga kerja 2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang dapat diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian, atau biasa diperoleh dari instansi-instansi / sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian. Data sekunder yang diperoleh antara lain adalah Upah Minimum Regional (UMR) Provinsi Papua.

Analisis Data

Data-data yang telah dikumpulkan, baik itu data primer maupun sekunder, kemudian dianalisis, keseluruhan datanya apakah data-data yang dibutuhkan telah lengkap, dan jika belum lengkap data akan kembali diproses pengumpulan data.

Pengolahan Data

Data-data yang telah dikumpulkan, baik itu data primer maupun sekunder, kemudian diolah. Pada tahap pertama, dilakukan penginputan data RAB dan

RAP, kemudian dari masing-masing RAB dan RAP dipisahkan data biaya material dan biaya upah pekerjaan pada Rencana Anggaran Biaya dan Upah Pekerjaan Rencana Anggaran Pelaksanaan sehingga bisa di akumulasikan total upah pekerjaan baik pada RAB maupun RAP begitupun dengan material, dan setelah itu Total upah pekerjaan dan material pada RAB dikurangkan dengan Upah pekerjaan dan material pada RAP sehingga dapat diketahui Keuntungan yang diperoleh dari pengoptimalan upah pekerjaan.

RAB Upah–RAP Upah = Keuntungan dari upah

RAB Material – RAP Material = Keuntungan dari material

Sedangkan pada Upah Pekerjaan yang dibayarkan (upah realisasi) pada setiap jenis pekerjaan yang diperoleh dari wawancara mandor pada lokasi proyek di kumpulkan kemudian diakumulasikan seperti RAB upah pekerjaan dan RAP upah Pekerjaan. Lalu hasilnya dikurangkan dengan RAP upah Pekerjaan sehingga diperoleh keuntungan tambahan yang mungkin didapat oleh pelaksana.

RAP Upah Pekerja – Upah Realisasi = Keuntungan Tambahan

Setelah itu seluruh keuntungan kemudian dijumlahkan sehingga akan menjadi keuntungan total proyek ini. Juga dapat dilihat keuntungan terbesar yang diperoleh, apakah dari material atau upah melalui perbandingan dan ditampilkan dengan diagram batang.

Keuntungan Total = Keuntungan( Material + Upah) + Kentungan Tambahan dari Upah

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Penyajian Data Gambaran Umum Proyek

(8)

a. Pemilik Proyek/ Owner: Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia Deputi Bidang Perumahan Formal b. Konsultan Perencana: PT. Multie Gemma Oetama c. Pelaksana/ Kontraktor: PT. Bara Ingaran d. Nilai Kontrak Pekerjaan: Rp

6.779.840.000 (terbilang: Enam Milyar Tujuh Ratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah) e. Lokasi: Kab. Dogiyai, Prov. Papua f. Waktu Pelaksanaan: 78 (tujuh puluh delapan) hari kalender, awal pelaksanaan proyek 14 Oktober 2014

Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek Pada tabel 1 ditampilkan Rencana Anggaran Biaya proyek Pembangunan Rumah Khusus Bagi Masyarakat Berpeenghasilan Rendah (MBR) dan Anggota TNI di Kab. Dogiyai Prov. Papua yang diperoleh dari kontraktor pelaksana. Tabel 1 Tabel Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek

Data Rencana Anggaran Biaya (RAB) selengkapnya terdapat pada lampiran.

Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) Proyek

Pada tabel 2 ditampilkan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) proyek Tabel 2 Tabel Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) Proyek

Data Rencana Anggaran pelaksanaan (RAP) selengkapnya dilampirkan pada lampiran.

Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Pada tabel 3 ditampilkan rincian biaya tidak langsung yang datanya

diperoleh dari hasil wawancara kontraktor pelaksana proyek, dimana biaya - biaya tidak langsung ini termasuk dalam Rencana Anggaran Pelaksanaan pada proyek ini.

Tabel 3 Biaya Tidak Langsung

Sumber : Hasil Wawancara dengan Direktur PT. BARA INGARAN

Overhead: Overhead merupakan biaya operasional perusahaan secara keseluruhan. Overead dalam proyek ini, digunakan pembayaran untuk pembayaran gaji pegawai, membayar listrik, biaya transportasi, akomodasi,dll.

Kontingensi: Kontigensi adalah biaya tambahan yang tidak nampak dalam suatu pekerjaan yang menanggung resiko seperti kecelakaan kerja, kegagalan pelaksanaan pekerjaan.

PPH: PPH yang dimaksud adalah PPH pasal 23, dimana nilainya adalah 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, dan jasa konsultan.

Asuransi: Biaya asuransi pada proyek ini senilai 0,4% dari nilai total keseluruhan RAB proyek.

(9)

Jaminan Bank : Untuk menjamin pelaksanaan jasa pemborongan, maka kontraktor wajib menyerahkan kepada owner Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan berupa jaminan Bank sebesar 5%. Dimana jaminan bank ini akan diambil oleh kontraktor setelah proyek terlaksana. Upah yang Dibayarkan di Lapangan

Pada tabel 4 ditampilkan daftar upah pekerjaan yang dibayarkan langsung di lapangan pada proyek ini, dimana data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pekerja.

Tabel 4 Tabel Upah yang Dibayarkan di Lapangan

Data upah yang dibayarkan di

lapangan selengkapnya dilampirkan pada lampiran.

b. Pengolahan Data Rencana Anggaran Biaya (RAB) Upah Pekerjaan

Data ini diperoleh dari hasil pengolahan data RAB, dimana data upah pekerjaan dikelompokkan tersendiri, dipisahkan dari data harga material. Tabel 5 Tabel Rencana Anggaran Biya (RAB) Upah Pekerjaan

Data upah Rencana Anggaran Biaya (RAB) upah pekerjaan selengkapnya terdapat pada lampiran.

Rencana Anggaran Biaya (RAB) Material

Data ini diperoleh dari hasil pengolahan data RAB, dimana data biaya material dikelompokkan tersendiri, dipisahkan dari data harga upah pekerjaan. Tabel 6 Tabel RAB Material

Data RAB material selengkapnya terdapat pada lampiran.

Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) Upah Pekerjaan Data ini diperoleh dari hasil pengolahan data RAP, dimana data upah pekerjaan dikelompokkan tersendiri, dipisahkan dari data harga material. Tabel 7 Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) Upah Pekerjaan

(10)

Data RAP upah pekerjaan selengkapnya terdapat pada lampiran. Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) Material

Data ini diperoleh dari hasil pengolahan data RAP, dimana data biaya material dikelompokkan tersendiri.

Tabel 8 Tabel Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) Material

Data RAP material selengkapnya terdapat pada lampiran.

Perbandingan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP)

Tabel 9 Perbedaan RAB dengan RAP

Setelah diperoleh RAB dan RAP kemudian dimasukkan ke dalam tabel perbandingan untuk mengetahui selisih total nilai antara RAB dengan RAP. Dimana nilai selisih tersebut digunakan untuk PPN, biaya umum, dan menjadi keuntungan kontraktor. Pada tabel 10 berikut ini adalah perbandingan nilai RAB dengan RAP dari proyek ini.

Tabel 10 Perbandingan RAB dengan RAP

Data perbandingan nilai RAB dengan nilai RAP selengkapnya terdapat pada lampiran.

Dari tabel perbandingan 10 di atas, dapat dilihat nilai total RAB proyek

(11)

senilai Rp 6.163.520.000, dan nilai total RAP proyek senilai Rp 5.641.241.000, sehingga diperoleh total selisih RAB dengan RAP senilai Rp 522.279.000 atau sekitar 8,47 % dari nilai total RAB.

Total RAB - Total RAP = Keuntungan

Rp 6.163.520.000 – Rp 5.641.241.000= Rp 522.279.000

Keuntungan=RABRAP

Total RAB x100=8,47

6.163 .520 .000−5.641 .241.000

6.163.520 .000 x100=

522.279 .000

6.163 .520 .000x100=8,47

Perbandingan RAB Upah Pekerjaan dengan RAP Upah Pekerjaan

Setelah diperoleh RAB upah pekerjaan dan RAP upah pekerjaan, kemudian dimasukkan ke dalam tabel perbandingan untuk mengetahui selisih total nilai antara RAB dengan RAP. Tabel 11 Perbandingan RAB Upah dengan RAP Upah Pekerjaan

Data perbandingan nilai RAB upah pekerja dengan RAP upah pekerja selengkapnya terdapat pada lampiran. Dari tabel perbandingan 11 di atas, dapat dilihat nilai total RAB dari upah pekerjaan proyek senilai Rp 2.180.960.000. Dan nilai total RAP proyek senilai Rp 1.990.711.000

sehingga diperoleh total selisih RAB dengan RAP senilai Rp 190.249.000 atau sekitar 3,09 % dari total RAB proyek.

Total RAB Upah Pekerjaan - Total RAP Upah Pekerjaan = Keuntungan

Rp 2.180.960.000 – Rp 1.990.711.000 = Rp 190.249.000

Keuntungan=RAB UpahRAP Upah

Total RAB Proyek x100=3,09

¿2.180 .960 .000−1.990 .711.000

6.163 .520.000 x100=

190.249.000

6.163 .520.000x100=3,09

Perbandingan RAB Material dengan RAP Material

Setelah diperoleh nilai RAB material dan RAP material kemudian dimasukkan ke dalam tabel perbandingan untuk mengetahui selisih total nilai material antara RAB dengan RAP.

Tabel 12 Tabel Perbandingan RAB Material dengan RAP Material

Data perbandingan RAB material dengan RAP material selengkapnya terdapat pada lampiran. Dari tabel perbandingan 12 di atas, dapat dilihat nilai total RAB material dari proyek dari senilai Rp 3.982.560.000 dan nilai total RAP material proyek senilai Rp 3.650.530.000, sehingga diperoleh total selisih RAB material dengan RAP material senilai Rp 332.030.000 atau sekitar 5,39 % dari total RAB proyek.

(12)

Total RAB Material-Total RAP Mat. = Keuntungan Rp 3.982.560.000 – Rp 3.650.530.000 = Rp

332.030.000

Keuntungan=RAB materialRAP material

Total RAB proyek x100=5,39

¿3.982 .560 .000−3.650 .530 .000

6.163 .520 .000 x100=

332.030 .000

6.163.520 .000x100=5,39 Perbandingan RAP Upah Pekerjaan

dengan Upah yang Dibayarkan langsung di lapangan

Setelah diperoleh nilai RAP upah pekerjaan dan upah yang dibayarkan langsung di lapangan melalui hasil wawancara dengan mandor, kemudian dapat dimasukkan ke dalam tabel perbandingan untuk mengetahui selisih total nilai antara RAP dengan upah yang dibayarkan langsung di lapangan serta dapat diketahui keuntungan tambahan yang diperoleh kontraktor pada proyek ini. Tabel 13 Tabel Perbandingan RAP Upah Pekerjaan dengan Upah yang Dibayarkan Langsung di Lapangan

Data perbandingan RAP upah pekerjaan dengan upah pekerjaan yang dibayarkan langsung di lapangan selengkapnya terdapat pada lampiran.

Dari tabel perbandingan 4.13 di atas, dapat dilihat nilai total RAP dari upah pekerjaan proyek senilai Rp 1.545.795.272, nilai total Upah pekerjaan yang dibayarkan langsung di lapangan kepada Mandor adalah senilai Rp

1.340.283.600 sehingga diperoleh total selisih senilai Rp 205.511.672 (Dua Ratus Lima Juta Lima Ratus Sebelas Ribu Enam Puluh Tujuh Dua Rupiah) atau sekitar 9,42% dari total RAB upah pekerjaan. Total nilai selisih inilah yang dapat menjadi keuntungan tambahan bagi kontraktor pelaksana .

Total RAP Upah Pek - Total upah realisasi = Keuntungan Tambahan Rp 1.545.795.272 – Rp1.340.283.600 =

Rp 205.511.672

%KeuntunganTambahan(upah pekerjaan)= Keuntungan

Total RABupahx100

¿ 205.511.672

2.180 .960 .000x100=9,42

Prediksi Potensi Keuntungan yang diperoleh Kontraktor pada Proyek Pembangunan Rumah Khusus Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan Anggota TNI di Kab. Dogiyai Prov. Papua

Pada bagian ini diperoleh hasil keuntungan dari material dan upah pekerjaan, serta keuntungan tambahan yang akan menjadi keuntungan total kontraktor sebagaimana yang ditampilkan dalam tabel 14 berikut ini :

(13)

Berikut pada gambar 2 ditampilkan gambar diagram batang nilai dari RAB, RAP, dan keuntungan yang nilainya diperoleh dari tabel 14

Gambar 2 Grafik Perbandingan antara RAB dan RAP Proyek

Gambar 3 Grafik Perbandingan antara RAB dan RAP Proyek

Berikut pada gambar 4 ditampilkan gambar diagram batang nilai dari RAB, RAP, dan keuntungan.

Gambar 4 Diagram Batang Dari Keuntungan, Keuntungan tambahan, dan

keuntungan total

Dari tabel dan gambar di atas, dapat dilihat keuntungan dari material sebesar Rp 332.030.000 (Tiga Ratus Tiga Puluh Dua Juta Tiga Puluh Rupiah) atau sekitar 5,29% dari total RAB proyek,

keuntungan dari upah pekerjaan sebesar Rp 190.249.000 (Seratus Sembilan Puluh Juta Dua Ratus Empat Puluh Sembilan Ribu Rupiah) atau sekitar 3,09 % dari nilai total RAB proyek, total keuntungan dari material dan upah pekerjaan sebesar Rp 522.279.000 (Lima Ratus Dua Puluh Dua Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah) atau sekitar 8,47% dari nilai total RAB Proyek, dan total keuntungan tersebut, ditambahkan lagi dengan keuntungan tambahan yang diperoleh kontraktor dari hasil selisih RAP upah pekerjaan dengan upah yang dibayarkan langsung di lapangan yaitu sebesar Rp 205.511.672 (Dua Ratus Lima Juta Lima Ratus Sebelas ribu Enam Ratus Tujuh Puluh Dua Rupiah) atau sekitar 3,33% dari nilai total RAB proyek sehingga diperoleh keuntungan keseluruhan proyek ini adalah sebesar Rp 727.790.000 (Tujuh Ratus Dua Puluh Tujuh Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah) atau sekitar 11,81% dari nilai total RAB proyek.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil studi dan pengolahan data proyek Pembangunan Rumah Khusus Bagi Masyarakat Berpeenghasilan Rendah (MBR) dan Anggota TNI di Kab. Dogiyai Prov. Papua pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai capaian tujuan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Dalam pelaksanaan suatu proyek, terdapat beberapa jenis rencana anggaran biaya yang mempengaruhi besar kecilnya keuntungan yang

(14)

diperoleh oleh kontraktor yaitu, yang terdiri dari Rencana Anggaran Biaya Pada saat penawaran dan kontrak,

Rencana Anggaran Biaya

Pelaksanaan, Biaya tidak langsung, perkiraan keuntungan, dan Realisasi biaya pelaksanaan proyek.

2. Perbandingan Total Selisih antara Rencana Anggaran Biaya dan Rencana Anggaran Pelaksanaan, terdiri dari: a. Total selisih RAB dan RAP secara

keseluruhan, diperoleh hasil senilai Rp 522.279.000 atau sekitar 8,47% dari nilai total RAB Proyek.

b. Total selisih RAB dari upah pekerja dengan RAP, yaitu diperoleh Rp.190.249.000 atau sekitar 3,09 % dari nilai total RAB proyek.

c. Total selisih RAB dari material dengan RAP material yaitu sebesar Rp 332.030.000 atau sekitar 5,29% dari total RAB proyek.

3. Besar keuntungan yang diperoleh kontraktor dari selisih RAB dan RAP dalam proyek ini senilai Rp 522.279.000 (Lima Ratus Dua Puluh Dua Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah) atau sekitar 8,47% dari total nilai Rencana Anggaran Biaya proyek. Serta keuntungan tambahan yang diperoleh dari nilai selisih RAP upah pekerja dan Total upah Realisasi di lapangan senilai Rp 205.511.672 ( Dua Ratus Lima Juta Lima Ratus Sebelas ribu Enam Ratus Tujuh Puluh Dua Rupiah ) atau sekitar 3,33% dari nilai total RAB proyek. Maka keuntungan total yang diperoleh kontraktor dari proyek ini adalah sebesar Rp 727.790.000 (Tujuh Ratus Dua Puluh Tujuh Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah) atau sekitar 11,81% dari total nilai RAB. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, diusulkan beberapa saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya kontraktor dalam menyusun RAB, kurang lebih sama dengan antisipasi biaya sebenarnya di lapangan, karena bila biaya penawarannya cukup wajar maka daya saing untuk tender lebih tinggi.

2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan beberapa data proyek sebagai data pembanding. DAFTAR PUSTAKA

Asriah & Sukmawati. 2005. Analisis Upah Pekerjaan Pada Proyek Pembangunan Gedung INDAG Makassar. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Ahmad, Mitra. 2006. Analisa Upah dan Bahan (Analisis BOW). Jakarta: Bumi Aksar

Ibrahim, Bachtiar H. 2007. Rencana dan Estimate Real of Cost. Jakarta: Bumi Aksara.

Reksohadiprodjo, Sukanto. 2013. Manajemen Proyek Edisi 5. Yogyakarta: Universitas Gadja Mada.

Ervianto, Wulfram I. 2008. Manajemen Proyek Konstruksi Edisi Revisi.

Yogyakarta: Andi

Widiasanti, Irika, Ir & Lenggogeni, M.T. 2013, Manajemen Konstruksi. Jakarta: Rosda.

Dipohusoso, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek & Konstruksi I. Yogyakarta: Kanisius. http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumh_ka ca http://www.hc-arsitekrumah.com/arti- rencana-anggaran-biaya/pengertian-rencana-anggaran-biaya. http://www.ilmusipil.com/rap-rencana-anggaran-biaya-proyek-pembangunan

(15)
(16)

JURNAL TUGAS AKHIR

STUDI PERBANDINGAN ANGGARAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (MBR) DAN TNI DI KAB. DOGIYAI PROV. PAPUA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

KEUNTUNGAN KONTRAKTOR

OLEH :

GIA ROSALIA SANGLE KUDDI

D111 10 255

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Gambar

Gambar 2.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Diagram Alir Penelitian
Tabel 1 Tabel Rencana Anggaran Biaya  (RAB) Proyek
Tabel 4 Tabel Upah yang Dibayarkan di  Lapangan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Rab (Rencana Anggaran Biaya) adalah suatu gambaran banyaknya biaya yang dibutuhkan baik upah maupun bahan dalam sebuah pekerjaan proyek konstruksi, membangun

diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya – biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanan bangunan atau proyek tersebut. Rencana Anggara

Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang selanjutnya disebut dengan Perkiraan Biaya Pekerjaan adalah perhitungan biaya

Jadi dapat disimpulkan bahwa rencana anggaran biaya (RAB) adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan dalam suatu proyek kontruksi yang terdiri dari biaya

Bachtiar Ibrahim dalam bukunya Rencana dan Estimate Real of Cost,1993, yang dimaksud Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyekadalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk

Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya (Begrooting) suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah,

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA KANOPI SMAK ST LOUIS 2 SURABAYA

 Berisi rincian perhitungan Rencana Anggaran Biaya yang dibuat untuk setiap pos pekerjaan  Perhitungan dilakukan dengan cara mengalikan volume untuk setiap pos pekerjaan dengan harga