1 BAB I LAPORAN KASUS Identitas pasien No.rekam medis : - Nama : Ny.Sukarmi
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 65 tahun
Agama :Islam
Satatus pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Petani
Alamat : Ds.Kedung Guwo Rt.02/01 Sukomoro Magetan Tanggal masuk RS : 02 Juli 2015
Tanggal pemeriksaan : 03 Juli 2015
Ruang perawatan : Wijaya Kusuma C1
Anamnesis
Dilakukan secara auto anamnesis pada tanggal 3 Juli 2015
Keluhan utama
Anggota gerak kanan berat
Keluhan tambahan
Kesemutan badan sebelah kanan Bicara pelo
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IRD mengeluh anggota gerak kanan (tangan kanan dan kaki kanan) terasa berat secara tiba-tiba setelah bangun tidur disertai dengan bicara pelo/cadel. Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang lalu, terus-menerus dan
2 disertai baal/kesemutan tubuh sebelah kanan. Sejak keluhan dirasakan, pasien belum berobat atau memeriksakan diri.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat sakit serupa disangkal
Riwayat hipertensi selama 3 tahun kontrol tidak rutin Riwayat diabetes disangkal
Riwayat trauma disangkal
Riwayat perawatan dirumah sakit disangkal Riwayat penyakit keluarga
Riwayat serupa dalam keluarga disangkal. Riwayat sakit jantung pada bapak pasien. Riwayat hipertensi dan diabetes disangkal.
Riwayat pengobatan dan alergi Alergi obat (-)
Asma (-) Riwayat kebiasaan
Pola makan teratur 3x sehari
Kegemaran makan-makanan yang berminyak sepert gorengan dan makanan bersantan
Kebiasaan olahraga (-) PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 03 Juli 2015 Keadaan umum : BAIK
Vital sign
TD : 140/90 mmhg Nadi : 80x/menit Rr : 20x/menit
3 Suhu : 36.5oC
Kepala : Normocephal, distribusi rambut merata, tidak terdapat bekas luka/massa
Mata : Mata simetris, sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis-/-, reflex cahaya +/+, pupil isokor 3mm/3mm.
Hidung : Bentuk hidung normal, tidak ada deviasi septum, ada sekret. Mulut : Bibir deviasi ke kanan, lidah deviasi ke kiri, uvula deviasi ke
kiri.
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan, membran timpani intak, tidak hiperemis.
Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar getah bening (-), bruit -/-
Thoraks:
Inspeksi : simetris pada keadaan statis dan dinamis
Palpasi : fremitus tactil dan vokal simetris kanan dan kiri Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi :
Cor : bunyi jantung I/II regular, murmur (-), gallop (-) Pulmo : suara napas vesikular, ronki(-), wheezing (-)
Abdomen :
Inpeksi : perut tidak buncit, kelainan kulit tidak ada Palpasi : supel,hepar dan lien tidak membesar Perkusi : timpani
Auskultasi : BU normal
Ekstremitas : Akral dingin,tidak ada deformitas
STATUS NEUROLOGIS GCS : E4 V5 M6
4 Pupil
Tanda rangsang meningeal
kanan Kiri Kaku kuduk - Brudzinky 1 - - Laseque - - Kernig - - Brudzinsky 2 - - Saraf kranial Kanan Kiri N.I + + N.II
Visus Normal Normal
Lapang pandang Normal Normal
Warna Normal Normal
Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan N.III
M.rectus medius Normal Normal
M.rectus superior Normal Normal
kanan Kiri
Bentuk Bulat Bulat
Diameter 3 mm 3mm
Reflek cahaya langsung + +
Reflek cahaya tidak langsung
5
M.rectus inferior Normal Normal
M.Obliqus inferior Normal Normal
M.levator palpebra Normal Normal
M.obliqus superior Normal Normal
N.IV Normal Normal
N.VI Normal Normal
N.V
Sensorik V1 V2 V3
Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Motorik Normal Normal
N.VII
Sensorik Menurun pada wajah sebelah kanan Motorik Lidah deviasi ke kiri
N.VIII Tidak dilakukan
Vestibularis Tidak dilakukan Tidak dilakukan Cochlearis Rhinne Weber Swabach N.IX & N.X
Arcus faring Tidak dilakukan Gag refleks Tidak dilakukan Pengecapan 1/3 post.lidah Tidak dilakukan N.XI M.sternocleidomastoideus M.trapezius
6 N.XII Lidah deviasi ke kiri, dan tidak ada atrofi,
pelo/cadel Motorik Kanan Kiri Kekuatan Ekstremitas atas 2222 5555 Ekstremitas bawah 2222 5555 Tonus
Ekstermitas atas Hipotonus Normotonus
Ekstremitas bawah Hipotonus Normotonus
Trofi
Ekstremitas atas Normotrofi Normotrofi
Ekstremitas bawah Normotrofi Normotrofi
Refleks Fisiologis Biceps Triceps Patella Achilles Menurun Menurun Menurun Negatif Negatif Positif/Normal Positif/Normal Positif/Normal Positif/Normal Positif/Normal Patologis Hoffmann-tromner Babinski Negatif Negatif Negatif Negatif Sensorik Kanan Kiri Raba halus
7 Ekstremitas atas Normoestesia Normoestesia
Ekstremitas bawah Hipoestesia Normoestesia Nyeri
Ekstremitas atas Hipoestesia Normoestesia
Ekstremitas bawah Hipoestesia Normoestesia Suhu
Ekstremitas atas Hipoestesia Normoestesia
Ekstremitas bawah Hipoestesia Normoestesia
Getar Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Ekstremitas atas Ekstremitas bawah
Proprioseptif (Tidak dilakukan) Ekstremitas atas Ekstremitas bawah Otonom Alvi Normal Uri Normal Hidrosis Normal
Gait dan kordinasi
Kanan Kiri
Romberg Tidak dilakukan
Disdiadokokinesis Tidak dilakukan Tes jari- hidung Tidak dilakukan Tes tumit- lutut Tidak dilakukan
8 Pemeriksaan penunjang
CT Scan Kepala Hasil CT Scan : Intra Cerebral Infark
9
10 Resume
Pasien Perempuan usia 65 tahun datang dengan keluhan anggota gerak dextra terasa berat yang timbul tiba-tiba sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit disertai pelo dan terasa kesemutan anggota gerak dekstra. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun dan tidak rutin kontrol.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan hemiparesis dextra dengan kekuatan motorik atas 2222/5555, motoric bawah 2222/5555. Refleks patologis tidak didapatkan adanya kelainan. Pada pemeriksaan sensorik didapatkan hemihipoestesi dextra. Kelainan pada CN VII motorik dextra dan CN XII. Hasil ct-scan 4 Juli 2015 didapatkan bacaan: Intra Cerebral Infark
Diagnosis kerja
Diagnosis klinik : Hemiparesis dextra, hemihipoestesi dextra, paresis N VII dan N XII
Diagnosis topis : Invark Intraserebral Sinistra Diagnosis etiologis : CVA Infark
Tatalaksana
Non medikamentosa :
1. Tirah baring.
2. Diet lunak tinggi serat. 3. Fisioterapi. Medikamentosa : 1. Infus PZ 500 cc/hari 2. Injeksi citicolin 2x500 3. Neurociti 500 4. Piracetam 5. Neurosanbe
11 Follow up harian Tgl S O A P 3/07 Tangan dan kaki kanan masih berat Td:150/80 mmHg Nadi: 80x/menit RR : 20x/menit Suhu : 36oc GCS 456 Paresis N VII, N XII dex Motorik 2222 5555 2222 5555 Hemihipoestesi dex Klinis neurologis mulai membaik Terapi Citicolin Infus PZ Neuciti Piracetam Neurosanbe Saran : CT-scan Kepala 4/07 Tangan dan kaki masih berat, tapi sudah lebih baik dari sebelumnya Td: 140/90 Nadi: 80x.menit RR: 20x/menit Suhu: 36.6oC GCS 456 Paresis N VII, N XII dex Motorik 2222 5555 2222 5555 Hemihipoestesi dex Klinis neurologis membaik Terapi Citicolin Infus PZ Neuciti Piracetam Neurosanbe CT-scan: Infark intraserebral sinistra 6/07 Tangan dan kaki kanan masih terasa berat, tetapi GCS 456 Paresis N XII Motorik 4444 5555 Klinis neurologis membaik Terapi Citicolin Infus PZ Neuciti
12 lebih baik dari
sebelumnya Td: 130/80 4444 5555 Piracetam Neurosanbe CT-scan: Infark intraserebral sinistra
13 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
STROKE ISKEMIK
Pendahuluan
Stroke menurut definisi World Health Organization (WHO) adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala – gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak.
Etiologi
Stroke non Hemoragik dapat dosebabkan oleh : 1. Trombosis otak
2. Emboli otak
14 Trombosis otak/Kelainan vaskuler
Sebagian kasus Stroke non Hemoragik disebabkan oleh trombosis otak ( 75% – 80%). Trombosis adalah obstruksi aliran darah yang terjadi karena proses okulasi pada satu pembuluh darah lokal atau lebih.
Trombosis otak umumnya terjadi pada pembuluh darah yang mengalami artherosklerosis yang mula-mula akan menyempitkan lumen pembuluh darah (stenosis) dan kemudian dapat berkembang menjadi sumbatan (oklusi) yang menyebabkan terjadinya infark
Faktor resiko yang memegang peranan terjadinya aterosklerosis adalah : 1. Hipertensi 2. DM 3. Hiperlipidemi 4. Hiperurucemia 5. Merokok 6. Stress 7. Kurang gerak 8. hipotiroid
Emboli otak/Kelainan jantung
Emboli adalah pembentukan material dari tempat lain dalam sistem vaskuler dan tersangkut dalam pembuluh darah tertentu sehingga memblokade aliran darah.
Penyebab emboli otak pada umumnya berhubungan dengan kelainan kardiovaskuler antara lain :
1. Fibrilasi atrial
2. Penyakit katub jantung 3. Infark miokard
4. Penyakit jantung rematik
5. Lepasnya plak aterosklerosis pembuluh darah besar intra / ekstra kranial
15 Pengurangan perfusi sistemik umum
Pengurangan perfusi sistemik bisa mengakibatkan iskemik. Hal ini dapat disebabkan karena :
1. Kegagalan pompa jantung 2. Proses perdarahan yang masif 3. Hipovolemik
Patofisiologi stroke infark akut
Pada dasarnya Stroke Iskemik akut meliputi dua proses yang saling terkait, yaitu :
1. Perubahan vaskuler, hematologik atau kardiologik yang menyebabkan terjadinya kekurangan aliran darah ke bagian otak yang terserang. 2. Perubahan kimiawi yang terjadi pada sel otak akibat iskemia hingga
terjadi nekrosis sel neuron, glia dan sel otak yang lain.
Manifestasi Klinis menurut Banford
Gejala klinis yang timbul pada Stroke Infark dapat diklasifikasikan menurut Banford :
16 TACI ( Total Anterior Circulation Infarct)
Hemiparesis dengan atau tanpa gangguan sensorik ( kolateral sisi lesi)
Hemianopia ( kolateral sisi lesi)
Gangguan fungsi luhur, misalnya afasia, gangguan visuospasial, hemineglect, agnosia, apraxia.
PACI ( Partial Anterior Circulation Infarct)
1. Defisit motorik / sensorik + hemianopia
2. Defisit motorik / sensorik + gejala fungsi luhur 3. Gejala fungsi luhur + hemianopia
4. Defisit motorik / sensorik murni 5. Gangguan fungsi luhur saja
LACI ( lacunar Cerebral Infarction)
1. Tidak ada defisit visual
2. Tidak ada gangguan fungsi luhur 3. Tidak ada gangguan fungsi batang otak
4. Defisit maksimum pada satu cabang arteri kecil Pure motor stroke
Pure sensory stroke Ataksik hemiparesis POCI ( Posterior Circulation Infarct)
1. Disfungsi saraf otak, satu atau lebih sisi ipsilateral, dan gangguan motorik . sensorik kontralateral
2. Gangguan motorik / sensorik bilateral
17 4. Disfungsi serebral
5. Isolated hemianopia atau buta kortikal
Diagnosis
Penegakan diagnosis stroke melalui :
1. Anamnesis, menggali riwayat keluhan dan sejarah kesehatan pasien
2. Pemeriksaan klinis umu dan neurologis
3. Pemeriksaan lanjutan guna menegakkan diagnosis : 1. Arteriografi
2. CT scan 3. MRI
Tatalaksana
Penatalaksanaan atau manajemen stroke terdiri dari beberapa fase yang saling berkaitan dan berurutan yaitu
1. Manajemen umum pada stroke fase akut
Menstabilisasi fungsi kardiologis melalui ABC
Mencegah infeksi sekunder terutama pada traktus respiratorius dan traktus urinarius
Menjamin nutrisi, cairan, dan elektrolit yang stabil dan optimal
Mencegah dekubitus, DVT dan stres ulcer
Menilai kemampuan menelan penderita untuk menentukan apakah dapat diberikan makanan peroral atau dengan NGT
2. Terapi spesifik pada stroke akut Terapi pada stroke iskemik
Terapi reperfusi : hemoreologi, antikoagulan, trombolitik, antiplatelet
18
Obat-obatan
3. Rehabilitasi dan perawatan lanjutan
1. Koordinasi rencana terapi multidisipliner untuk meningkatkan kemampuan fungsional penderita
2. Edukasi pada penderita dan keluarga
3. Penilaian peralatan / perlengkapan adaptasi yang tepat untuk mobilisasi dan ADL
4. Konseling psikososial 5. Prevensi stroke ulang
6. Prevensi dan terapi komorbiditas 7. Reintegrasi vokasional dan komunitas
8. Evaluasi pilihan paling aman yang memungkinkan pasien untuk kembali ke tingkat kemandirian dalam lingkungan aman. Melalui :
evaluasi neuromuskuloskleletal evaluasi medik umum
evaluasi fungsional evaluasi psikososial Prognosis
Prognosis stroke iskemik dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Tingkat kesadaran: sadar 16 % meninggal, somnolen 39 % meninggal, yang stupor 71 % meninggal, dan bila koma 100 % meninggal.
2. Usia: pada usia 70 tahun atau lebih, angka – angka kematian meningkat tajam.
3. Jenis kelamin: laki – laki lebih banyak (16 %) yang meninggal dari pada perempuan (39 %).
4. Tekanan darah: tekanan darah tinggi prognosis jelek. 5. Lain – lain: cepat dan tepatnya pertolongan
19 Kepustakaan
1. Hartwig, M. S., L. M. Wilson. 2007. Nyeri. Dalam: Price, S. A., L. M. Wilson. 2007. PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Terjemahan B. U. Pendit, et.al. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp: 1063-1104.
2. Burns, D. K., V. Kumar. 2007. Sistem Saraf. Dalam: Kumar, V., R. S. Cortran, dan S. L. Robbins. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 2. Terjemahan B. U. Pendit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp: 903-948.