• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Karya sastra merupakan sarana para sastrawan dalam mengungkapkan ekspresinya terhadap dunia imajiner. hal ini senada dengan pernyataan Teeuw bahwa “ kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa sansekerta. akar kata sas- berarti mengarahkan, memberi petunjuk atau intruksi. sedang –tra berarti alat atau sarana” (Males; 2000:3)

Pengertian sastra yang berdasarkan makna kata diatas tentu tidak dapat menggambarkan definisi sastra secara keseluruhan. hal tersebut misalnya dapat dibandingkan dengan makna sastra yang terdapat dalam bahasa Barat. Kerancuan makna pun masih melingkup i makna kata tersebut. dalam bahasa Inggris misalnya dikenal istilah literature, sedangkan dalam bahasa Perancis adalah Perancis literature, dalam bahasa Jerman adalah Jerman literature, dan bahasa Belanda adalah Belanda letterkunde. Secara etimologis, kata-kata tersebut berasal dari bahasa latin yaitu literature yang merupakan terjemahan dari kata

grammatika yang mengandung makna tata bahasa dan puisi. Namun kenyataannya, dalam pengertian yang dikenal saat ini kata literature ternyata mengacu pada makna segala sesuatu yang tertulis. Padahal jika kita simak lebih jauh, manifestasi makna tersebut tentu tidak dapat menggambarkan sastra dalam pengertian karya sastra (Fananie; 2000: 4)

Setiap hubungan karya sastra dengan masyarakat, baik sebagai inovasi, maupun afirmasi, jelas merupakan hubungan yang hakiki. karya sastra mempunyai tugas penting. baik dalam usahanya untuk menjadi pelopor pembaharuan, maupun memberikan pengakuan terhadap suatu gejala kemasyarakatan (Nyoman; 2004:334)

Bila dikaitkan sastra dengan rangkaian ayat-ayat Al-Qur’an maka menurut Al-Khulli Al-Qur’an disebut sebagai kitab sastra yang terbesar. ini menunjukkan bahwa mengadakan pengkajian tentang ayat-ayat dengan pendekatan sastra itu dapat dilakukan secara ilmiah (Al-Khulli dalam Setiawan; 2005: X )

Oleh karena itu penulis meneliti ayat Al-Qur’an surat Luqman ayat 13-19 dan kaitannya dengan ayat lain, untuk mendapatkan nilai-nilai religius yang ada didalamnya. Al-Qur’an adalah kitab suci yang diwahyukan kepada nabi Muhammad yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka, yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. tidak hanya diturunkan untuk suatu umat atau untuk suatu abad, tetapi untuk seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa, karena itu luas ajarannya adalah sama dengan banyaknya umat manusia dimuka bumi.

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam, yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad sebagai mukzizat yang berisikan syariat (hukum-hukum) peringatan, sejarah (kisah-kisah) dan berbagai ilmu pengetahuan. Nabi Muhammad SAW diutus Allah dengan tugas utama untuk membina dan membangun akhlak yang terpuji, tugas utama beliau tersebut

(2)

sangat menarik simpati ummat manusia untuk mengikuti dan meneruskannya. Sebagaimana sabda beliau

”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak” (HR. Ahmad)

Karena risalah yang diajarkan nabi itu memberikan informasi tentang dasar dan tujuan akhlak, serta cara dan latihan untuk mencapainya. dengan komponen-komponen yang lengkap disertai penjelasan serta keteladanan oleh beliau sendiri, sebagai suri teladan yang baik dalam suatu sistem kehidupan manusia. Dalam hal ini Allah telah berfirman pada surat Al-Ahzab.                   /

--ākhira wa żakara allaha kaśīran/

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS AL-Ahzab [33]: 21)

Ajaran tentang akhlak tersebar dibeberapa ayat. namun yang menjadi objek kajian penulis adalah surat Luqman ayat 13-19. surat Luqman terdiri dari 34 ayat, termasuk golongan surat-surat makiyyah, diturunkan sesudah surat Ash-Shaffaat. dinamai surat Luqman karena pada ayat 12 disebutkan bahwa Luqman telah diberi Allah ni’mat dan ilmu pengetahuan, oleh sebab itu dia bersyukur kepada Allah atas ni’mat yang diberikan itu. dan pada ayat 13-19 terdapat nasehat-nasehat Luqman kepada anaknya.

Ini adalah isyarat daripada Allah supaya setiap ibu bapak melaksanakan pula terhadap anak-anak mereka sebagaimana yang telah dilakukan Luqman. dilihat dari Asbabun Nuzulnya

ayat ini diturunkan karena banyaknya masyarakat pada waktu itu, yang merasa dirinya paling pintar (pengetahuan) serta suka mengolok-olok orang-orang yang mengikuti perintah Allah.

Pada saat Luqman memberikan pelajaran pada anaknya para ulama berbeda pendapat mengenai siapa Luqman yang dimaksud ayat tersebut. menurut Ibnu Katsir, Luqman Al-Hakim bernama Luqman Bin ‘Anqa’ bin Sadwan. menurut Al-Khazin, dia bernama Luqman Bin Ba’aura’ Bin Nahur Bin Tarikh. Ibnu Tarikh ini adalah Azar. namun ada juga yang mengatakan, Luqman adalah anak dari saudara Ayyub. ada juga yang mengatakan Luqman

(3)

adalah anak dari bibi Ayyub. Al-Bagahawi menuturkan, menurut Muhammad Bin Ishaq, ia bernama Luqman Bin Na’ur Bin Nahur Bin Tarikh, tidak lain ia adalah Azar. menurut Wahab dia adalah anak saudara perempuan Ayyub. Namun menurut Muqotil, dia adalah anak dari bibi Ayyub (Abdullah Al-Ghamidi 2008)

Dalam tafsirnya, Al-Qurthubi menjelaskan, Luqman hidup selama seribu tahun dan Daud a.s bertemu dengannya, bahkan belajar kepadanya. sebelum Daud a.s diutus menjadi nabi dan rasul, Luqman yang memberikan fatwa. Ketika Daud a.s menjadi nabi dan rasul, Luqman berhenti memberikan fatwa. Konon Luqman ditanya mengapa ia tidak lagi memberikan fatwa ? dia menjawab, “Sudah cukup bagiku jika sudah cukup bagimu”.

Terhadap keterangan ini Al-Alusi menambahkan ada yang mengatakan bahwa Luqman adalah seorang hakim dimasa bani Israil. keterangan ini dikutip dari Al-Waqidi. namun menurutnya masa hidup Luqman adalah rentang waktu antara masa hidup nabi Isa a.s dan nabi Muhammad. Menurut Ikrimah dan Sya’bi, Luqman adalah seorang nabi. namun menurut kebanyakan ulama dia hidup dimasa kehidupan nabi Daud a.s dan bukan seorang nabi.

Luqman disebut juga dengan mu’ammar karena Ia berumur panjang, ada yang menyebutkan Ia hidup di zaman kaum Ad (Ali, Juz 2. hal 1049). Ada banyak riwayat dan pendapat yang menerangkan tentang sifat, ciri fisik, dan akhlak Luqman. sumber-sumber yang biasa kita peroleh adalah keterangan yang umumnya terdapat pada kitab-kitab tafsir. diantara atsar yang terpenting adalah dalam tafsir At-Thabari disebutkan, Nashar Bin Abdurrahman Al-Audi dan Ibnu Hamid bercerita kepadaku (At-Thabari), bahwa Hikam mendapat cerita dari Sa’id Az-Zubaida dari mujahid, dia berkata “Luqman Al-Hakim adalah seorang hamba berkebangsaan Habsyi, bibirnya tebal, langkahnya lebar, dan menjadi hakim bagi bani Israil.” Thabari juga mendapat cerita dari ‘Isa Bin ‘Utsman Bin ‘Isa Ar-Rahili, dia berkata bahwa Yahya Bin Isa mendapat cerita dari mujahid, dia berkata, Luqman adalah seorang budak kulit hitam, bibirnya tebal, dan kakinya bengkok (Abdullah Al-Ghamidi 2008) mengenai siapa Luqman dan ciri-ciri fisiknya ini penulis uraikan sesuai referensi yang ada.

Luqman juga menempati derajat yang paling tinggi, sebab manusia yang derajatnya paling tinggi adalah orang yang telah sempurna sekaligus berusaha menyempurnakan orang lain. adapun upaya nya untuk membuat orang lain menjadi sempurna terlihat pada nasehat-nasehat yang disampaikan pada putranya diantaranya ialah:

(4)





























/wa iż qāla luqmānu libnihi wahuwa ya‘ izuhu yā bunayya lā tusyrik bi allahi inna asy

-syirka lazulmun ‘azīmun /

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” (QS [31]:l3)



































/wa waş --maşīru/

Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada Ku-lah kembalimu (QS [31]:l4)

Ketika ayat-ayat dalam nasihat Luqman ini dicermati secara keseluruhan, ada dua perkara terpenting yang dinasehatkan Luqman kepada anaknya. Pertama menyangkut persoalan akidah. Luqman menasehati anaknya agar tidak menyekutukan Allah Iapun mengingatkan kepada anaknya bahwasannya Allah maha tahu apa yang dilangit dan di bumi dan Allah akan membalas semua perbuatan manusia. Kedua berkenaan dengan pelaksanaan amal ibadah yang menjadi konsekuensi tauhid baik menyangkut hubungan partikal manusia dengan Khalik, dengan dirinya sendiri, maupun hubungan harizontal sesama manusia.

Penulis memilih judul ini karena ayat-ayat yang ada dalam surat Luqman, khususnya yang membahas nasihat Luqman kepada anaknya, mengandung prinsip-prinsip dasar untuk membangun masyarakat Islam. Misalnya tentang keikhlasan dalam beribadah kepada Allah. dan tidak menyekutukannya, menjauhkan diri dari kekufuran, bersyukur kepada Allah. wasiat agar berbakti kepada orang tua kecuali mereka menyuruh maksiat kepada Allah, mendirikan shalat, memerintahkan kebaikan, mencegah kemungkaran, sabar menghadapi kesulitan, bersikap rendah hati, menjahui kesombongan, bersungguh-sungguh dalam menjalani kehidupan, dan mengikuti orang-orang yang kembali kepada jalan Allah.

Masalah yang akan diteliti lebih lanjut dalam nasehat ini adalah nilai religius yang terkandung didalamnya, karena menurut penulis ayat-ayat ini mempunyai pesan religius. meskipun setiap ayat dari Al-Qur’an itu mengandung makna religius.

(5)

1.2 Perumusan Masalah :

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok bahasan, maka perlu adanya perumusan masalah sehingga tidak keluar dari topik permasalahan. maka penulis memberikan batasan-batasan sebagai berikut

1. Apakah nilai religius yang terkandung dalam surat Luqman ayat l3-19 dan bagaiman kaitannya dengan ayat lain ?

1.3 Tujuan Penelitian :

Adapun penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan nilai religius yang terkandung dalam surat Luqman ayat l3-19 dan kaitannya dengan ayat lain.

Maanfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Untuk menambah dan memperluas wawasan penulis dan pembaca mengenai pesan religius yang terdapat pada surat Luqman ayat l3-19 dan kaitannya dengan ayat lain yang dapat digunakan menjadi i’tibar pesan pendidik dalam mendidik semua anak 2. Untuk mempermudah pembaca dalam mengembangkan penelitian tentang nilai-nilai

religius pada surat serta ayat yang terdapat dalam Al-Qur’an khususnya surat Luqman ayat 13-19

1.4 Metode Penelitian

Adapun penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library reseach) diuraikan secara deskriftif dengan merujuk kepada pendapat-pendapat terdahulu, dan menggunakan teori Suwondo.

Adapun tahap-tahap penelitian ini adalah :

1. Mengumpulkan bahan referensi atau buku yang terkait dengan masalah yang diteliti. 2. Mempelajari dan menganalisis data dari referensi yang sudah ada kemudian

mengklasifikasikannya.

3. Menyusun hasil penelitian secara sistematis dalam bentuk laporan ilmiah yang kemudian disajikan dalam bentuk skripsi.

Referensi

Dokumen terkait

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

untuk pembuatan skema sertifikasi yang akan diberlakukan untuk semua anggota ASIRI dalam rangka verifikasi claim jumlah rekaman/produksi dari masing-masing

Pemeriksaan hanya dilakukan terhadap bahan baku dan cara pengolahannya saja; (3) tidak adanya jaminan bahwa dengan diperolehnya sertifikat halal, akan menjamin

1) Dalam pelaksanaan suatu proyek khususnya dalam industri EPC, setiap individu yang terlibat harus memahami ruang lingkup pekerjaan masing-masing khususnya

tahunan, selebaran berita, surat pembaca (di surat kabar, majalah) dan karangan di surat kabar. 27 Dengan dokumentasi, peneliti mencatat tentang sejarah Pondok

Tetapi untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik lagi pada siklus II dilakukan perubahan tindakan yaitu geru menlibatkan siswa dalam pembelajaran