• Tidak ada hasil yang ditemukan

24 Jam Dzikir & Doa Rasulullah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "24 Jam Dzikir & Doa Rasulullah"

Copied!
283
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

24 Jam Dzikir dan Doa Rasulullah saw.

Penulis:

DR. H. Muh. Mu’inudinillah Basri, Lc., M.A

Editor: Nurul M.F. Layout: Ahmad Habibie Desain Sampul: Suhana

Hak ciptadilindungi undang-undang

Cetakan Pertama,

Rabiul Awal 1435H/Januari 2014 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Penerbit:

Biladi

Jl. Kutilang VI/22A Cinderejo Kidul Rt.06/7 Gilingan Banjarsari Surakarta

Telp.: 0271-7577519 Fax.: 0271-719129

Rujukan dari maksud Pasal 72 UU No. 19 Tahun 2002

tentang Hak Cipta:

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tan­ pa hak mengumumkan atau mem per­ banyak ciptaan pencipta atau memberi izin untuk itu, dapat di pidana dengan pidana penjara masing­masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)

2. Barangsiapa dengan sengaja me nyiar­ kan, memamerkan, me nge dar kan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait, dapat dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta)

Perpustakaan Nasional RI: Data Katalog Dalam Terbitan (KDT)

DR. H. Muh. Mu’inudinillah Basri, Lc., M.A

24 Jam Dzikir dan Doa Ra su lullah

Berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Ha dits. / DR. H. Muh. Mu’inudinillah Basri, Lc., M.A, editor, Nurul M.F. — Solo, 2014

ISBN: 978-602-14037-1-1

I. DR. H. Muh. Mu’inudinillah Basri, Lc., M.A

(3)

Komposisi isi

PROLOG —11

BAB I DZIKRULLAH —19 1.1 Makna dzikrullah —20 1.2 Hukum dzikrullah —21

1.3 Kedudukan dzikir dalam islam —24 1.4 Keutamaan dzikir —27

Dzikir adalah amalan yang paling disukai Allah. —27 Dzikir adalah amalan yang menyelamatkan dari azab Allah. —28

Dzikir adalah amalan yang menjaga diri dari gangguan setan. —29

Dzikir menjadi penenang dan penentram hati. —31 Dzikir menambah rezeki dan menjadikan hidup nyaman. —33

Dzikir menyebabkan keselamatan dari kesulitan. —33 Dzikir menjadi penyebab seseorang dibanggakan Allah di hadapan para malaikat. —34

1.5. Ancaman bagi orang yang meninggalkan dzikir —36 1.6 Macam macam dzikir —39

1.7 Ruang lingkup dzikir —41 1.8 Bentuk dzikir —48

(4)

BAB II DOA —69 2.1 Makna doa —70

2.2 Adab-adab berdo’a dan kiat terkabulnnya doa. —72 2.3 Antara doa dan usaha —81

2.4 Membina diri dengan dzikir dan doa —82

BAB III TILAWATUL QUR’AN —85 3.1 Makna tilawatul qur’an —86

3.2 Hukum tilawatul qur’an —87

3.3 Fadhilah tilawatul qur’an —88

3.4 Adab adab membaca al-qur’an —90

3.5 Surat-surat yang dianjurkan setiap malam —91 3.6 Al-qur’an di hati seorang muslim —93

3.7 Bagaimana al-qur’an di hati Rasulullah dan para sahabat? —95

BAB IV DZIKIR DAN DOA SEPANJANG MASA —111 4.1 Dzikir pagi dan sore hari —112

4.2 Doa dan dzikir sebelum tidur —144

4.3 Dzikir dan doa ketika bangun malam —153 4.4 Dzikir dan doa ketika bangun tidur —157 4.5 Dzikir dan doa masuk kamar mandi —158 4.6 Dzikir dan doa setelah wudhu —159

4.7 Dzikir ketika shalat qiyamulail, dibaca ketika qunut witir. —159

(5)

4.13 Doa duduk di antara dua sujud —170 4.14 Doa tasyahud —171

4.15 Doa setelah tasyahud sebelum salam —172 4.16 Dzikir & doa setelah shalat —174

4.17 Doa waktu shalat malam ketika iftitah. —179 4.18 Doa setelah witir —181

4.19 Doa di waktu sahur —182

4.20 Doa keluar rumah dan masuk rumah —183

Doa keluar rumah. —183 Doa ketika masuk rumah. —184

4.21 Doa naik kendaraan —184

4.22 Doa shafar dibaca ketika di atas kendaraan. —185

Doa untuk orang yang safar. —187 Dzikir ketika jalan menanjak. —187 Dzikir ketika jalan menurun. —187 Doa ketika singgah ke suatu tempat. —188

4.23 Doa ketika melihat sesuatu yang mengagumkan —188 4.24 Doa ketika takut akan sesuatu —189

Doa ketika takut kepada suatu kaum —189

4.25 Doa ketika melihat bayi yang baru lahir —190

Doa untuk orang yang baru dikaruniai putra dan jawaban orang yang didoakan. —190

4.26 Doa untuk pengantin —191

Doa ketika memegang istri yang baru dinikahi. —192

4.27 Doa memakai baju baru —193

4.28 Doa ketika angin kencang dan ketika mendengar atau melihat petir (kilat) —193

4.29 Doa memasuki usia empat puluh tahun —195 4.30 Doa meminta supaya dijadikan anak istrinya

(6)

4.31 Doa minta anak salih —196

4.32 Doa ketika menjenguk orang sakit —196 4.33 Doa ketika merasakan kesakitan. —197

4.34 Doa ketika putus asa dari kesembuhan dan merasa dekat ajalnya. —197

4.35 Doa bagi orang yang sulit tidur —198

4.36 Doa ketika melihat orang yang terkena bala’ —198 4.37 Doa ketika melihat hilal (awal bulan/bulan baru) —199 4.38 Doa ketika bersin —200

4.39 Doa ketika mendapatkan musibah —200

4.40 Doa ketika melihat mayitmuslim dan muslimah. —201

4.41 Doa ketika ta’ziyah —202

4.42 Doa ziarah kuburan muslimin —202

4.43 Doa ketika mengalami kesulitan dalam suatu —203 4.44 Doa kafaratul majelis —203

4.45 Doa mendatangi istri dan minta anak shaleh. —204

4.46 Doa ketika terjadi pada dirinya hal yang tidak disukai —205 4.47. Doa untuk dikembalikan barang yang hilang —205

4.48 Doa mengusir kesedihan dan memperbaiki diri —206 4.49 Doa ketika ada irasat buruk karena melihat sesuatu. —206 4.50 Doa memasuki bulan rajab dan sya’ban. —207

4.51 Doa ketika berbuka puasa. —207

4.52 Kumpulan doa-doa pilihan (dibaca pada waktu-waktu mustajab) —208

BAB V SHALAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD SAW —221

5.1 Makna shalawat —222

5.2 Hikmah dan hukum shalawat —223

(7)

1. Ketika pembukaan doa. —224

2. Ketika masuk dan keluar masjid. —225 3. Ketika duduk dalam satu majelis. —226 4. Ketika telinga mendengung. —226 5. Ketika shalat hajat. —227

6. Ketika shalat mayit. —228

7. Ketika disebut nama beliau. —229 8. Setiap pagi dan sore hari. —230 9. Dalam tasyahud shalat. —230 10. Ketika khutbah. —230

11. Ketika selesai mendengarkan adzan. —230 12. Akhir do’a qunut witir. —231

13. Ketika sa’i dan berada di shafa dan marwa. —231 14. Sehabis talbiyah. —233

15. Ketika berdiri di depan kubur nabi saw. —234 16. Ketika pergi ke pasar atau undangan. —234 17. Ketika bangun malam. —235

18. Ketika khatmul qur’an —236 19. Ketika hari jum’at. —236

20. Ketika mengkhitbah (melamar) wanita. —236 21. Ketika masuk rumah. —237

22. Ketika lupa sesuatu, atau ingin mengingat sesuatu. —238

23. Di sela-sela takbir dalam shalat ‘id. —238

(8)

BAB VI SHALAT DAN MACAM-MACAMNYA —253 6.1 Hubungan shalat dengan dzikir dan doa —254

6.2 Kedudukan shalat —255 6.3 Fadhilah shalat —255

6.4 Macam-macam shalat dan tatacaranya —255

1. Shalat wajib —256 2. Shalat rawatib —259 3. Shalat tahajud —261 4. Shalat hajat —262 5. Shalat istikharah —263 6. Shalat dhuha —265

7. Shalat tahiyatul masjid —266 8. Shalat tarawih —267

9. Shalat jenazah —269 10. Shalat sunah thawaf —270 11. Shalat gerhana —271 12. Shalat jum’at —273 13. Shalat sunah jum’at —274 14. Shalat istisqa’ —275

15. Shalat sunah pengantin —279 16. Shalat taubat —279

KHOTIMAH —282

BIOGRAFI —284

(9)

Prolog

Segala

puji bagi Allah Rabb sekalian alam, Maha Pencipta, Maha Berkuasa, Maha Penyayang, dan Maha Pengasih. Dia telah mem per

-ke nalkan kepada makhluk-Nya akan Dzat,

nama-nama dan Sifat-sifat-Nya yang mulia, agar mereka mampu menge nal Allah, se hing ga mereka dapat meng ingat, me muji,

menyan-jung, dan berdoa ke pa da-Nya dengan cara

yang Dia sukai, kemu dian menga bulkan doa me reka serta mencurahkan segala kenikmatan dan rahmat-Nya.

Kita bersaksi bahwa tidak ada Ilaah yang berhak disembah dengan haq kecuali Allah

(10)

saw adalah hamba Allah dan utusan-Nya, sebagai rahmat Allah yang dihadiahkan kepada seluruh manusia.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw, para sahabat beliau, keluarga beliau dan selu ruh orang yang komitment dengan ajaran beliau sampai hari

kiamat. Wa ba’du.

Sungguh Allah telah menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya, dengan mempersembahkan klimaknya ketundukan dan merendahkan diri disertai kesempurnaan cinta, harapan, dan rasa takut kepadaNya, dimulai dengan mengenal-Nya dan memperbanyak dzikir kepada-mengenal-Nya yang membuahkan pelaksanaan segala perintahNya, meninggalkan segala yang dilarang olehNya dan konsisten dengan segala aturanNya.

Dzikir membuahkan kekekalan, kebahagiaan bersama Pen-cipta, maka sudah wajar kalau dzikrullah merupakan aktivitas yang paling agung. Allah berkata :

ٰ َ ْن

�َت َة َل َصلا َنِإ ۖ َة

َل َصلا ِ ِق�َأَو ِباَتِكْلا َنِم َكْيَلِإ َي ِحوُأ اَم ُلْتا

َنو ُعَن ْصَت ا َم ُ َل ْعَي ُ َلاَو ۗ ُ َب� ْك

أ ِ َلا ُر ْك ِذَل َو ۗ ِر

َ

َكنُ ْلاَو ِءا َش ْحَفْلا ِنَع

]٢٩:٤٥[

(11)

ibadah-ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan»

(QS. al-Ankabut: 45).

Para mufassirin dalam menafsirkan ayat ...dan sungguh

dzikrullah paling besar” memberikan penjelasan dua penafsiran

yang indah. Pertama: “Dan sungguh mengingat Allah paling besar dibandingkan dengan shalat dan kewajiban yang lainnya.” Penaf siran yang kedua: “sungguh, Allah mengingat Anda ketika Anda Nya jauh lebih besar daripada Anda mengingat-Nya.” Hal ini sesuai dengan hadits Nabi:

ُلو ُقَي َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ِ َلا ُلو ُسَر َلاَق َلاَق َةَ ْي� َرُه ي ِب�

أ ْن َع

َ

ْنِإ ي ِن� ُر

ُك ْذَي َن ي� ِح ُهَعَم َن�َأَو ي ِب� يِدْبَع ِّنَظ َدْنِع َن�

أ َل َجَو َز َع ُ َلا

َ

ي ِن� ُهُتْرَك

َذ ٍإَلَم ي ِن� ي ِن�َرَكَذ ْنِإَو ي ِسْفَن ي ِن� ُهُتْرَكَذ ِه ِسْفَن ي ِن� ي ِن�َرَكَذ

. ْمُ ْن� ِم ٌ ْي� َخ ْ ُه ٍإ

َلَم

«Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku bersamanya ketika mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku, dan jika ia mengingat-Ku dalam satu kumpulan, Aku mengingatnya dalam

kumpulan yang lebih baik dari pada mereka.» [1]

Ibadah yang paling baik adalah dzikr Allah dan ibadah yang

(12)

paling baik adalah yang paling banyak dzikr Allah di dalamnya. Nabi bersabda ketika ditanya dalam masalah ini:

هيلع ه لص ِ َلا ِلو ُسَر ْنَع ،ِهيِب

أ ْن َع ، ٍذا َع ُم ِن ْب� ِل ْ َس ْنَع

َ

: َلاَق ؟ا ًر ْج

أ ُم َظ ْع

َ

أ ِدا َه ِب

َ

ْلا ُىَأ : َلاَقَف ،ُ َلَأ َس ًل ُجَر َنَأ لسو

ُم َظ ْع

أ ن ي�لاصلا ُى

َ

أَف : َلاَق ،ا ًر ْك ِذ ، َلا َعَت َو َك َراَبَت ،ِ َ ِل ْ ُهُ َث� ْك

َ

أ

َ

َةَل َصلا اَنَل َر َك َذ َ

ُث� ،ا ًرْكِذ ، َلاَعَتَو َكَراَبَت ،ِ َِل ْ ُهُ َث�ْكَأ : َلاَق ؟ا ًر ْجَأ

هيلع ه لص ِ َلا ُلو ُسَر َكِلَذ ُ ُك َةَق َد َصلاَو َجَ ْلاَو َة َك َزلاَو

، ٍر

ْكَب وُبَأ َلاَقَف ،ا ًرْكِذ ، َلاَعَتَو َكَراَبَت ،ِ َِل ْ ُهُ َث�ْكَأ : ُلوُقَي لسو

َنو ُر ِكا

َذلا َبَهَذ ، ٍصْفَح َب�َأ َي� :هْنَع َلا ِن�َر َرَمُعِل ،ه همر

. ْل َج

أ :لسو هيلع ه لص ِ َلا ُلو ُسَر َلا َقَف ،ٍ ْي� َخ ِّ ُكِب

َ

Dari Sahl bin Mu›adz dari bapaknya, dari Rasulullah,

ada sesorang bertanya kepada beliau. Ia berkata, “Jihad mana

(13)

yang berdzikir membawa segala kebaikan.” Rasulullah bersabda, ‘Pasti!’” [2]

Dzikrullah penjaga muslim dari segala kejahatan, pembimbing dalam meniti segala kebaikan, dzikrullah dipraktekkan Nabi di segala waktu, dianjurkan beliau untuk dilaksanakan, maka sudah sewajarnya mengingat Allah menjadi perhatian yang pertama dan utama, dengan mengikuti Rasulullah dalam adab adabnya, lafal lafalnya, sehingga menjadi orang terbaik dalam menghidupkan sunah Nabi saw.

Dzikrullah adalah kunci ketenangan hati sebagai inti dari kebahagiaan, sebab dengan dzikrullah hati manusia hanya terikat dengan Allah dan tidak tergantung dengan selainNya, dengan Dzikrullah seorang menemukan sumber kekuatan, menemukan segala hikmah ketika menghadapi segala cobaan dan rintangan, mengembalikan segala kebaikan kepada Allah, meyakini segala amal dan usaha tidak ada yang sia sia, terbebas dari segala rasa sombong ketika berada dan jaya, sebagaimana terbebas dari rasa rendah diri ketika dalam kondisi papa.

Kalau seorang ingin membahagiakan matanya tidak bisa dengan sambal yang pedas, melainkan dengan pandangan yang indah, kalau membahagiakan lidahnya bukan dengan suara yang merdu, melainkan dengan rasa lezat, atau mengucapkan kalimat yang sejuk, demikian pula kebahagiaan hati bukan dengan harta, atau jabatan, atau makanan melainkan bertemunya dengan Allah

2 Hadits disebutkan oleh al-Haidh ‘Ali bin Abi Bakr al-Haitsami dalam kitab

(14)

swt Penciptanya, dengan mengenalNya, mengingatNya, taat kepadaNya, tawakkal dan berserah diri kepadaNya.

Buku kecil yang berada di tangan saudara-saudariku, mu-slim-muslimah adalah buku pembimbing dzikir dan doa yang

disusun dengan memerhatikan hadits-hadits maqbullah yang

diterima oleh para ulama, ketika ada hadits dhaif, diterangkan kedhaifannya dan penguatnya dari ayat dan hadits lainnya.

Para ulama telah berselisih dalam mengamalkan hadits yang dhaif, tetapi banyak di antara para ulama secara implisit menggunakan hadits yang dhaif dan bersandar kepadanya

dalam fadhailul a’mal untuk kehati-hatian dalam mengamalkan

kebaikan, dengan bukti apa yang disebutkan dari hadits-hadits dhaif sebagai dalil suatu amalan fadhail. Hal ini sesuai dengan

apa yang kita dapatkan dalam kitab “’Amalul Yauma wa

Lailah” karangan al-Haidz Ibnu Sunni, “Al-Adzkar” oleh

Imam Nawawi, “Jala’ ul Afham” oleh al-Imam Ibnul Qayyim,

hanya saja, mereka mensyaratkan pengamalan hadits dhaif tadi, dengan beberapa syarat. Pertama: dhaifnya tidak sampai derajat maudhu’, kedua: sesuai atau tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah syari’at, yang ketiga: tidak diyakini bahwa hal itu dari Nabi saw. melainkan sesuatu yang baik dan tidak bertentangan dengan Islam.

(15)

maudhu’ boleh digunakan, asal tidak disandarkan kepada Nabi saw.

Walaupun demikian, hadits-hadits yang ada dalam buku ini, kebanyakan adalah hadits-hadits yang shahih, atau hasan yang diterima, dan diamalkan para ulama, dan jika ada hadits yang dhaif penulis akan menerangkan kelemahannya.

Semoga Allah menjadikan buku ini bermanfaat bagi penu-lis, para pembaca, semua yang andil dalam menerbitkan dan menyebarluaskannya di kalangan ummat Islam.

Bagi para pembaca budiman, terutama para asatidzah, masyayikh ulama, saya harapkan jika ada kesalahan dan keku-rangan, mohon untuk memberikan hadiah saran dan kritik demi perbaikan dan penyempurnaan buku ini kelak di kemu-dian hari. Atas nasihat dan saran yang diberikan, saya

meng-ucapkan jazakumullah khairan katsira. Tak lupa pula bagi

yang mendapatkan manfa’at dan kebaikan dari buku ini, saya mengharapkan doa yang tulus untuk kebaikan hidup penulis, keluarganya dan orang tuanya.

Terahir kali, tak lupa saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga tercinta: istriku terkasih, anak-anakku tersayang, ayahku Muh. Basri (alm), ibunda Sa’adah, seluruh kru INDIVA Media Kreasi, Pustakan Al Hannan, Ukht Yeni

Mulati, Mas Herman, Sudaraku Fillah Akh Riyanto dan Ukhti

(16)

bimbingan dan rahmat-Nya yang tidak terhingga, jazakumullahu khairan katsiira.

(17)
(18)

1.1 MAKNA DZIKRULLAH

Dzikrullah terdiri dari dua kata dzikr dan

Allah. Dzikr dalam bahasa Arab memiliki

beberapa makna. Pertama: kondisi jiwa yang memungkinkan seseorang untuk menjaga apa yang dimiliki dari pengetahuan, dzikr

seperti hifdz, hanya saja hifdz atau hafalan

(19)

Dzikr dalam bahasa Al-Qur’an juga dimaksudkan kemuliaan seperti dalam irman Allah SWT:

]٤٣:٤٤[ َنوُل

أ ْسُت َف ْو َسَو ۖ َك ِمْو َقِل َو َكَل ٌر ْك ِذَل ُهَنِإ َو

َ

«Dan Sesungguhnya Al-Qur›an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu

akan diminta pertanggungan jawab» (QS. Zukhruf: 44).

Dzikrullah adalah hadirnya Allah swt dalam hati atau ikiran atau penyebutan Allah dalam lisan, atau mengingat Allah ketika lupa, atau menyebutkan dan menghadirkan Allah dalam hati, pikiran dan lisan agar tidak lupa.

Dzikr dapat dimaksudkan dengan Al-Qu’ran atau kemu-liaan, karena dzikrullah dan dzikrul Qur’an mengantarkan kepa-da kemuliaan dunia kepa-dan akhirat.

1.2 HUKUM DZIKRULLAH

Dzikir kepada Allah dalam batas minimal adalah wajib, karena dzikir merupakan ruh dari ibadah, karena itu meninggalkan dzikir merupakan perbuatan orang-orang kair. Allah berirman:

(20)

«Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka

sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik» (QS. al-Hasyr: 19).

Sedangkan minim/pelit dalam berdzikir merupakan sifat orang-orang munaikin.

ِة َل َصلا َلِإ او ُما

َق اَذِإ َو ْمُ ُعِدا َخ َوُهَو َ َلا َنوُعِداَن ُي� َن ي�ِقِفاَنُ ْلا َنِإ

]٤:١٤٢[ ًليِلَق َلِإ َ َلا

َنو ُرُك ْذَي َلَو َساَنلا َنوُءاَ ُي� َٰلا َسُك اوُماَق

“Sesungguhnya orang-orang munaik itu menipu Allah, dan

Allah akan membalas tipuan mereka. [3] apabila mereka berdiri

untuk shalat; mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya

[4] (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka

menyebut nama Allah kecuali sedikit sekali” [5] (QS. an-Nisa’:

142).

Adapun banyak berdzikir merupakan sunnah yang sangat ditekankan oleh Allah dan rasul-Nya. Dalam irman-Nya dikatakan:

]٣٣:٤١[ ا ً ي�ِث َك ا ًر ْك ِذ َ َلا او ُر ُك ْذا اوُن َمآ َن ي� ِذ

َلا اَ ُي�َأ َي�

3 Maksudnya adalah Allah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman,

sebab itu mereka dilayani sebagaimana melayani para mukmin. Dalam

pada itu Allah telah menyediakan neraka buat mereka sebagai pembalasan

tipuan mereka itu

4 Riya’ ialah melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di masyarakat

(21)

«Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan

menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya” (QS.

al-Ahzab: 41).

ي ِن� ُ ي� ِسَي َ

َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ِ َلا ُلو ُسَر َن َك َلاَق َةَ ْي� َرُه ي ِب�

أ ْن َع

َ

ُنا َدْ ُبم ا َذَه او ُ ي� ِس َلا َقَف ُنا َدْ ُبم ُ َل ُلا َقُي ٍلَب َج

َلَع َرَ َن� َةَكَم ِقي ِرَط

َنو ُر ِكا

َذلا َلاَق ِ َلا َلو ُسَر َي� َنوُدِّرَفُْلا اَمَو اوُلاَق َنوُدِّرَفُْلا َقَب َس

ُتا َرِكا َذلاَو اً ي�ِثَك َ َلا

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw. berjalan di jalan Makkah, lantas melewati gunung, dinamai Jumadan, lalu beliau

bersabda: “Berjalanlah ke Jumadan. Mufarridun pasti menang

mendahului.’ Mereka berkata, ‘Siapa mufarridun itu wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Laki-laki yang banyak berdzikir

kepada Allah, dan wanita yang banyak berdzikir’” [6]

Berdzikir secara minimal adalah wajib, baik ketika dalam makan, minum atau duduk di suatu majelis, karena majelis yang tidak ada dzikir di dalamnya hanyalah akan menjadi penyesalan di akhirat kelak. Nabi saw. bersabda:

(22)

Dari Abi Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: “Tidaklah suatu kaum berdiri (selesai) dari suatu majelis, tidak berdzikrullah di dalamnya kecuali seperti berdiri dari bangkai keledai. Dan majelis itu bagi mereka menjadi penyesalan.” [7]

ٌم ْوَق َد َعَق ا َم َلاَق َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ِّي ِب�

َنلا ْنَع َةَ ْي� َرُه ي ِب�

أ ْن َع

َ

ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ِّي ِب�

َنلا َلَع َنوُل َصُي َو َل َجَو َزَع َ َلا َنو ُرُك ْذَي َل ا ًدَعْقَم

ِباَو

َثلِل َةَنَبْلا اوُل َخَد ْنِإ َو ِةَماَيِقْلا َمْوَي ًةَ ْسَح ْمِْي�َلَع َن َك َلِإ ََل َسَو

Dari Abi Hurairah dari Nabi saw bersabda: “Tidaklah suatu

kaum duduk di suatu tempat duduk, tidak berdzikrullah dan tidak bershalawat kepada Nabi kecuali majelis itu jadi penyesalan mereka

pada hari Kiamat walaupun mereka masuk surga untuk pahala.” [8]

Kata penyesalan dan celaan di atas menunjukkan wajibnya berdzikir dalam suatu majelis.

1.3 KEDUDUKAN DZIKIR DALAM ISLAM

Dzikir memiliki kedudukan tertinggi dalam Islam, meru-pakan ibadah yang terbaik. Dzikir juga menjadi tujuan ibadah bahkan tujuan diciptakannya langit dan bumi. Allah berirman:

ُر ْم

لا ُلَن َن�َتَي َن ُهَلْث ِم ِضْر

َأ ْ

لا َن ِمَو ٍتاَواَ َس َعْب َس َقَل َخ ي ِذَلا ُ َلا

َأ ْ

7 HR. Abu Dawud No. 4214

(23)

ِّ

ُكِب َطاَحَأ ْدَق َ َلا َنَأَو ٌي� ِدَق ٍء ْي َث� ِّ ُك ٰ َلَع َ َلا َنَأ اوَُلْعَتِل َنَُن�ْيَب

ا ً ْل ِع ٍء ْي

َث�

«Allah yang menciptakan tujuh langit dan tujuh bumi seperti itu. Perintah Allah turun diantaranya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah

benar-benar meliputi segala sesuatu» (QS. at-halaq: 12).

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menciptakan tujuh la ngit dan tujuh bumi, setiap saat turun perintah Allah, agar su paya kita mengetahui dan mengingat keluasan ilmu dan ke-b e sar an kekuasaan Allah SWT. Sehingga orang yang tidak ke- ber-dzikir berarti tidak ada nilai ibadahnya dan tidak ada pula nilai hidupnya.

Allah ketika memerintahkan shalat, menerangkan fungsinya sebagai sarana dzikir yang mengikutkan badan, hati, dan pikiran, dan menjelaskan bahwa Dzikr adalah yang paling utama:

يِرْك ِذِل

َة َل َصلا ِ ِق�َأَو ي ِن� ْدُبْعاَف َن�َأ َلِإ ََٰلِإ َل ُ َلا َن�َأ ي ِن�َنِإ

«Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada ilaah yang berhak disembah dengan haq selain Aku, maka sembahlah Aku dan

laksana kanlah shalat untuk mengingat-Ku» (QS. haha: 14).

Karena kedudukan dzikir yang begitu tinggi, Allah meng-ajari agar setiap selesai mengerjakan shalat selalu ditutup de ngan dzikir. Demikian pula selesai ibadah puasa, sebagaimana

(24)

kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan

kepadamu, supaya kamu bersyukur” (lihat QS. al-Baqarah: 185).

Dalam perintah yang lain, tatkala selesai berhaji, Allah juga memerintahkan untuk tidak meninggalkan aktivitas berdzikir. Sebagaimana termaktub dalam ayat-Nya:

ۗ ا ًر ْك ِذ َد َش

أ ْو

َ

أ ْ ُك َء َب�آ ْ ُكِرْك ِذَك َ َلا او ُرُك

َ

ْذاَف ْ ُكَك ِساَنَم ُق�ْيَضَق اَذِإَف

ٍق

َل َخ ْن ِم ِة َر ِخآ ْلا ي ِن� َُل اَمَو اَيْن ُدلا ي ِن� اَنِتآ اَنَب َر ُلوُقَي نَم ِساَنلا َنَِن�

“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka ber dzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu

menye-but-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu [9], atau

(bah kan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. di antara manusia ada orang yang berdoa: ‘Ya Rabb kami, berilah kami (kebaikan) di dunia’, dan tidaklah ada bagian baginya (yang menyenangkan) di

akhirat” (QS. al-Baqarah: 200).

Pada puncak kesuksesan da’wah, kemenangan jihad manusia masuk ke dalam Islam Allah memerintahkan NabiNya untuk berdzikir agar tidak jatuh ke dalam kesobongan dan lupa diri Allah berkata : “ jika telah pertolongan Allah dan kemenangan. Dan engkau lihat manusia masuk Islam berduyun duyun. Maka bertas bihlah memuji Rabbmu dan mintaklah ampun sesungguhnya Dia maha member taubat. QS An-nasr 1-3.

9 Adalah menjadi kebiasaan orang-orang Arab Jahiliyah setelah menunaikan

haji, lalu bermegah­megahan tentang kebesaran nenek moyangnya.

(25)

1.4 KEUTAMAAN DZIKIR

Dzikir memiliki keutamaan yang sangat banyak, diantaranya:

Dzikir adalah amalan yang paling disukai Allah.

Dzikir lebih utama dari jihad memerangi musuh, sehingga jihad yang disertai dzikir menjadi amalan yang tak tertandingi.

َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ُي ِب�َنلا

َلاَق َلاَق ُهْنَع ُ َلا َي ِن�َر ِءاَدْر َدلا ي ِب�

أ ْن َع

َ

ْ ُكِتا َجَرَد ي ِن� اَ ِع

َفْرَأَو ْ ُكِكيِلَم َدْنِع اَه َك ْزَأَو ْ ُكِلاَ ْعَأ ِ ْي�َن ِب� ْ ُكُئِّبَنُأ َلَأ

ْ ُك َو ُد َع اْو َقْلَت ْن

أ ْن ِم ْ ُكَل ٌ ْي� َخَو ِقِر َو

َ

ْلاَو ِبَه َذلا ِقاَفْنِإ ْنِم ْ ُكَل ٌ ْي� َخَو

َلاَعَت ِ َلا ُرْكِذ َلاَق َلَب اوُلاَق ْ ُكَقاَنْعَأ اوُب ِ ْن�َي َو ْمَُق�اَنْعَأ اوُب ِ ْن�َتَف

Dari Abu Darda› Rasulullah bersabda: “Maukah kalian

aku beritahu dengan yang paling baik dan paling suci dari amalan kalian di sisi Raja kalian dan paling tinggi pada derajat kalian, dan lebih baik buat kalian dari infak emas dan perak, lebih baik buat kalian dari pada kalian bertemu dengan musuh kalian, lantas kalian memenggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian.

Mereka berkata, ‘Baiklah.’ Nabi bersabda, ‘Dzikrullah’” [10]

ٍم َك َر ِخآ َنِإ : ْمُ

َل َلاَق ، ٍلَب َج ن ب� َذاَعُم نأ ،َرِماَن ُي� ن ب� َكِلاَم ْنَع

ِلاَ ْع

لا ُي

َأ

أ : ُتْلُق ْن

َ

أ َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ِ َلا َلو ُسَر ِهْيَلَع ُتْقَراَف

َ

10 HR. Imam Malik di al-Muwatha’ No. 441, Imam Ahmad dalam Musnad
(26)

» ِ َلا ِرْك ِذ ْن ِم ٌب

ْطَر َكُنا َسِلَو َتوُ َق� ْنَأ”: َلاَق ؟ِ َلا َلِإ ُبَحَأ

Dari Malik Bin Yukhamir, sesungguhnya Mu›adz berkata kepada mereka, sesungguhnya akhir ucapan saat aku berpisah

dengan Rasulullah saw., aku berkata: “Amalan mana yang

paling dicintai Allah? Beliau bersabda, ‘Engkau meninggal dan lisanmu basah dengan berdzikrullah” [11]

Dzikir adalah amalan yang menyelamatkan dari azab Allah.

ْن ِم ِ َلا ِبا

َذَع ْنِم َبْن�َأ ٌء ْي َث� اَم ُهْنَع ُ َلا َي ِن�َر ٍلَب َج ُن ْب� ُذاَعُم َلاَق

. ِ َلا ِرْك ِذ

Muadz berkata: “Tidak ada sesuatu hal yang lebih

menyela-matkan dari azab kubur dari pada dzikrullah.” [12]

ا َم : َ َل َسَو ِهْيَلَع ُه َل َص ِه ُلْو ُسَر َلاَق : َلاَق ٍلَب َج ِن ْب� ِذا َع ُم ْنَع

َلَو : اوُلاَق ِه ِرْك ِذ ْن ِم ِه ِبا

َذَع ْنِم ُ َل َبْن�َأ ًلَ َع ي ِمَدآ َلَِع

َق� َح َكِفْي َسِب َبِ ْن�َت

ْنَأ َلِا ،َلَو : َلاَق ؟ ِه ِلْيِب َس ِين� ُداَهِبلا

11 HR Thabarani dengan berbagai sanad, dan dalam sanad ini ada Khalid

bin Yazid bin Abdurrahman bin Abi Malik dilemahkan oleh jamaah, dan dikuatkan oleh Abu Zur’ah Damasqi dan lainnya, dan Rijal yang lainnya terpercaya, dan diriwayatkan oleh Bazzar dengan jalan lainnya, dengan

(27)

تا َر َم َثَل

ث َع ِط َقْنَي

َ

Dari Mu’adz bin Jabal berkata, Rasulullah bersabda:

“Tidak lah anak Adam mengamalkan suatu amalan yang

lebih menyelamatkannya dari azab Allah melebihi dzikrullah. Mereka berkata : tidak Juga jihad di jalan Allah? tidak Juga jihad i sabilillah?› Kecuali engkau menebas dengan pedangmu sam-pai patah tiga kali.» [13]

Dzikir adalah amalan yang menjaga diri dari gangguan setan.

Dalam hadits diumpamakan bahwa dzikir bagaikan benteng tempat berlindung dari kejaran musuh. Sebagaimana, seseorang sulit selamat dari kejaran musuh yang lebih kuat darinya kecuali masuk ke benteng yang rapat dan kuat. Demikian juga seorang tidak selamat dari setan kecuali dengan berdzikir yang benar dan ikhlas.

Dalam hadits diterangkan bahwa Nabi Yahya as. mengatakan:

ُو ُد َعْلا َجَر َخ ٍل ُجَر ِل

َثَ َك َكِلَذ َلَثَم َنِإَف َ َلا اوُرُك ْذَت ْنَأ ْ ُك ُرُمآَو“

ْمُ ْن� ِم ُه َسْفَن َز َر ْح

أَف ٍن ي� ِص َح ٍن ْص ِح

َ

َلَع َق�َأ اَذِإ َق�َح اًعاَ ِس ِهِ َث�َأ ي ِن�

“ ِ َلا ِرْك ِذِب

َلِإ ِناَطْي َشلا ْنِم ُه َسْفَن ُزِرْ ُي� َل ُدْبَعْلا َكِل َذَك

«Dan saya memerintahkan kalian untuk dzikrullah, karena perumpamaannya seperti seseorang yang dikejar musuh dari

(28)

belakangnya begitu cepat, sehingga ia sampai ke benteng yang kuat, lantas di menyelamatkan dirinya dari mereka di dalam benteng tersebut. Demikian seorang hamba tidak bisa menyelamatkan dirinya dari kejahatan setan kecuali dengan membentengi diri dengan dzikrullah.» [14]

اَذِإ

ُلوُقَي َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص َي ِب�َنلا َعِ َس ُهَن

أ ِ َلا ِدْبَع ِن ْب� ِ ِب�ا َج ْنَع

َ

ُناَطْي َشلا َلاَق ِه ِما َعَط َدْن ِعَو ِ ِلو ُخ ُد َدْن ِع َ َلا َر َك

َذَف ُهَتْيَب ُل ُجَرلا َل َخَد

َلاَق ِ ِلو ُخ ُد َدْن ِع َ َلا ْر ُك

ْذَي ْ َلَف َل َخَد اَذِإَو َءا َشَع َلَو ْ ُكَل َتيِبَم َل

ْ ُق� ْك َر ْد

أ َلاَق ِه ِما َعَط َدْن ِع َ َلا ْر ُك

َ

ْذَي ْ َل اَذِإَو َتيِبَ ْلا ْ ُق�ْك َرْدَأ ُناَطْي َشلا

َءا َش َعْلاَو َتيِبَ ْلا

Dari Jabir ra. aku mendengar Nabi saw. bersabda: “Jika se

-orang di antara kalian masuk rumahnya dan mengingat Allah ketika masuk dan ketika makan, setan berkata, ‘Kalian ti dak mendapatkan makan malam dan tidak pula dapat tempat mengi-nap.’ Dan jika masuk rumah tidak mengingat Allah, maka setan berkata, ‘Kalian dapat tempat menginap’. Dan jika tidak mengingat Allah ketika makan, maka setan berkata, ‘Kalian dapat tempat

menginap dan makan malam.’” [15]

Deikian pula jika seorang mendatangi istrinya tanpa dzik-rullah setan ikut pula mengumpuli istrinya, dan jika dzikdzik-rullah

14 HR. Turmudzi No.2790, Ibnu Hibban No. 6339. Turmudzi berkata hadits hasan shahih gharib

(29)

sebelum mengumpulinya terjaga dia keduanya dan anaknya dari godaan dan gangguan setan. Dalam hadits dikatakan :

َن

أ ْوَل : َلاَق لسو هيلع ه لص َي ِب�َنلا ِهِب

َ

ُغُلْبَي ٍساَبَع ِن ْب�ا ِنَع

ِبِّن َجَو

َناَطْي َشلا اَنْبِّن َج َمُهَللا ِه ِ ْسِب َلاَق ُ َلْهَأ َق�َأ اَذِإ ْ ُك َدَحَأ

.ُه َ ُن�َي ْ َل ٌدَل َو ا َمُ َن�ْيَب َي ِن�

ُقَف اَنَتْقَز َر اَم َناَطْي َشلا

Dari Ibnu Abbas sampai kepada Nabi saw bersabda : kalaulah seorang diantara kalian mendatangi istrinya berdoa dengan nama Allah Ya Allah jauhkanlah kami dari setan,

dan jauh kanlah setan dari apa yang engkau rizkikan kepada

kami, lantas ditaqdirkan untuk keduanya anak, tidaklah setan

membahayakannya. HR Bukhori.

Dzikir menjadi penenang dan penentram hati.

Dalam kondisi apapun, hati akan tenang dengan dzikrullah. Allah berirman:

ُبوُل ُقْلا ُن ِأ� َمْطَت ِ َلا ِرْك ِذِب

َلَأ ۗ ِ َلا ِرْك ِذِب مُُب�وُلُق ُن ِأ�َمْطَتَو اوُنَمآ َن ي� ِذَلا

«(yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan

mengingat Allah lah hati menjadi tenteram» (QS. ar-Ra’d: 28).

(30)

hamba-Nya karena Allah telah menyediakan pahala yang yang besar bagi mereka yang bersabar. Tersebutlah seorang ulama yang kehilangan putranya yang haidz Qur’an. Tapi ia tetap tersenyum di balik kesedihannya. Ketika ditanya ia menjawab, bahwa ia bisa tersenyum karena percaya akan janji Allah bagi yang tetap bersabar dalam ujian, sebagaimana terungkap dalam irman-Nya :

ِس

ُفنَأ ْلاَو ِلاَوْمَأ ْلا َنِّم ٍصْقَنَو ِعوُبْلاَو ِفْوَنْلا َنِّم ٍء ْي َثسِب ُكَنَوُلْبَنَلَو

َن�ِإ او

ُلاَق ٌةَبي ِصُم مُ ْق�َبا َصَأ اَذِإ َن ي� ِذَلا ۝ َن ي�ِ ِب�اَصلا ِ ِّثسَبَو ۗ ِتاَرَمَثلاَو

ۖ ٌةَ ْمَر َو ْمِ ِّب� َر ن ِّم ٌتاَو

َل َص ْمِْي�َلَع َكِئَٰلوُأ ۝ َنوُع ِجاَر ِهْيَلِإ َن�ِإَو ِ َِل

َنو ُدَتْهُ ْلا ُ ُه َكِئَٰلوُأَو

«Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‹Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji›uun›. [16]

Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang

mendapat petunjuk” (QS. al-Baqarah: 155-157).

16 Artinya: sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada­Nya lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada

Allah). Disunahkan untuk mengucapkannya sewaktu ditimpa marabahaya/

(31)

Dzikir menambah rezeki dan menjadikan hidup nyaman.

Allah berirman:

ٍل َج

أ ٰ َلِإ اًن َس َح اًعاَت َم

َ

ُكْعِّتَ ُي� ِهْيَلِإ اوُبوُت َ ُث� ْ ُكَب َر اوُرِفْغَت ْسا ِنَأَو

ْ ُكْيَل َع ُفا َخ

أ ي ِّن�ِإَف اْوَلَوَت نِإَو ۖ ُ َلْضَف ٍلْضَف يِذ َُك ِتْؤُي َو ًم َسُم

َ

ٍ ي� ِب

َك ٍم ْوَي َبا َذَع

«Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-mene-rus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut atas kamu akan ditimpa siksa hari (kiamat)

yang dahsyat» (QS. Hud: 3).

Dzikir menyebabkan keselamatan dari kesulitan.

Nabi Yunus as. selamat dari ikan hiu karena dzikirnya. Allah mengatakan : “kalaulah dia tidak termasuk orang yang bertasbih, niscaya ia tetap berada di perut ikan hiu sampai hari kiamat “ dan demikianlah Allah menyelamatkan orang yang selalu bertasbih.

Allah berirman:

(32)

۝ َن ي�ِن ِمْؤ ُ ْلا ي ِب�ن

ُن َكِل َٰذَك َو ۚ ِّمَغْلا َنِم ُهاَنْيَبَن�َو ُ َل اَنْب َجَت ْساَف

«Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya). Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap [17] ‘Bahwa tidak ada Ilaah selain

Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim. Maka kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah kami selamatkan orang-orang yang beriman” (QS. al-Anbiya’: 87-88).

Dzikir menjadi penyebab seseorang dibanggakan Allah di hadapan para malaikat.

Rasulullah menjelaskan hal ini melalui hadits beliau:

ِد ِج ْس َ ْلا ي ِن� ٍةَق

ْلَح َلَع ُةَي ِواَعُم َجَر َخ َلاَق ِّيِر ْدُنْلا ٍديِع َس ي ِب�

أ ْن َع

َ

َلِإ ْ ُك َس

َل ْجَأ اَم ِ َلآ َلاَق َ َلا ُرُك ْذَن اَن ْسَل َج اوُلاَق ْ ُك َسَل ْجَأ اَم َلاَقَف

ًة َمْ ُق� ْ ُكْفِل ْحَت ْس

أ ْ َل ي ِّن�ِإ ا َم

َ

أ َلاَق َكاَذ َلِإ اَن َس

َ

َل ْجَأ اَم ِ َلاَو اوُلاَق َكاَذ

َلَق

أ َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ِ َلا ِلو ُسَر ْن ِم ي ِق�

َ

َلِن ْن�َ ِب� ٌدَحَأ َن َك اَمَو ْ ُكَل

َل َع َجَر َخ َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ِ َلا َلو ُسَر َنِإ َو ي ِّن� ِم ا

ًثي ِدَح ُهْنَع

ُه ُد َمْ َن�َو َ َلا ُر ُك ْذَن اَن ْسَل َج اوُلاَق ْ ُك َسَل ْج

أ ا َم َلا َقَف ِهِبا َ ْص

َ

أ ْن ِم ٍة َقْل َح

َ

(33)

َكاَذ َلِإ ْ ُك َس

َل ْجَأ اَم ِ َلآ َلاَق اَنْيَلَع ِهِب َنَمَو ِم َل ْسِإْلِل َن�ا َدَه اَم َلَع

ْ ُكَل ًة َمْ ُق� ْ ُكْفِل ْحَت ْس

أ ْ َل ي ِّن�ِإ ا َم

َ

أ َلاَق َكاَذ َلِإ اَن َس

َ

َل ْجَأ اَم ِ َلاَو اوُلاَق

َةَكِئ َلَ ْلا ْ ُكِب ي ِهاَبُي َل َجَو َزَع َ َلا َنَأ ي ِن�َ َب� ْخَأَف ُليِ ْب� ِج ي ِن� َق�َأ ُهَنِكَلَو

Dari Abi Sa›id al-Khudri berkata: “Mu’awiyah keluar

(mendatangi) halaqah di masjid lantas berkata : ‘apa yang menyebabkan kalian duduk?’ Mereka berkata, ‘Kami duduk berdzikir kepada Allah.’ Dia berkata, ‘Benar, (hanya yntuk Dzkr) Allah! Tidak ada yang menyebabkan kalian duduk kecuali itu?’ Mereka berkata, ‘Demi Allah tidaklah menyebabkan kami duduk kecuali karena itu.’ Dia berkata, ‘Adapun saya tidaklah menjadikan kalian bersumpah, karena tuduhan kepada kalian, tidaklah ada seseorang dalam posisiku dari Rasulullah lebih sedikit haditsnya darinya, dan sungguh Rasulullah pernah keluar menemui satu halaqah dari sahabat beliau, lantas berkata, ‘Apa yang menyebabkan kalian duduk?’ Mereka berkata, ‘Kami duduk mengingat Allah dan memujinya atas apa yang Dia tunjuki kami kepada Islam, dan memberikan nikmat kami dengannya.’ Beliau bersabda, ‘Allah!’ ‘Tidaklah menyebabkan kalian duduk kecuali hal itu? Mereka berkata, ‘Demi Allah tidaklah menyebabkan kami duduk kecuali hal itu.’ Beliau bersabda, ‘Adapun saya tidaklah meminta kalian bersumpah karena menuduh kalian, akan tetapi Jibril datang kepadaku dan mengabariku sesungguhnya

Allah membanggakan kalian di depan malaikatnya.” [18]

(34)

1.5. ANCAMAN BAGI ORANG YANG MENINGGALKAN DZIKIR

Allah memberikan keutamaan-keutamaan yang tinggi bagi orang yang selalu berdzikir dan mengingat-Nya. sebaliknya, Allah memberikan ancaman berat bagi orang yang meninggalkan dzikir.

Pertama, orang yang melupakan Allah cenderung

melupa-kan dirinya sendiri. Saat manusia melupamelupa-kan dzikrullah, mereka akan kehilangan orientasi hidup yang mengakibatkan terje-rumusnya manusia dalam kehidupan materialistik. Mereka akan menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kenikmatan duniawi dan menjatuhkan kemuliaan mereka sebagai budak dunia dan hawa nafsu. Allah berirman:

َنوُق ِساَفْلا ُ ُه َكِئَلوُأ ْمُ َسُفْنَأ ْ ُها َسْنَأَف َ َلا او ُسَن َن ي� ِذَل َك اوُنوُكَت َلَو

«Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka

sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik» (QS. al-Hasyr: 19).

Kedua, orang yang melupakan dzikrullah, akan ditempel

oleh setan dalam segala aktivitasnya, baik ketika makan, minum, bah kan ketika menemui istrinya. Dia tersesat tetapi merasa men-dapatkan petunjuk, bagaimana dia bisa bertaubat? Allah ber-irman:

(35)

)٣7( َنو ُدَتْ ُم ْمُ َن�

أ َنوُب َسْ َي�َو ِليِب َسلا ِنَع ْمُ َن�و ُد ُصَيَل ْمُ َن�ِإَو

َ

«Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Rabb yang Maha Pemurah (Al-Qur›an), kami adakan baginya setan (yang menyesatkan). Maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka

bahwa mereka mendapat petunjuk» (QS. Zukhruf: 36-37).

Ketiga, orang yang meninggalkan aktivitas dzikrullah akan

kehilangan keberkahan dalam hidupnya, jati diri, kemuliaan, sehingga menyebabkan kehidupannya sebagaimana halnya bina-tang, bahkan lebih sesat. Keberkahan hanyalah dari Allah, ketika keberkahan telah dicabut dari kehidupan seseorang maka ia hanya akan mendapatkan kenikmatan dunia terbatas pada dirinya saja, sedangkan kehidupan akhirat akan terputus. Manusia yang melupakan Allah cenderung menjadikan dunia sebagai orientasi hidupnya dan menjadikannya tamak terhadap kekayaan sehingga melupakan amal shalih. Sungguh celakalah orang seperti ini, awal kehidupannya kepayahan, sedangkan akhiratnya diganjar siksaan. Allah berkata:

اَ ي�ِف ْ ُه َو اَ ي�ِف ْمُ َلاَ ْع

أ ْمِ ْي�

َ

َلِإ ِّفَوُن اََق�َني ِزَو اَيْن ُدلا َةاَيَْلا ُديِ ُي� َن َك نَم

َط ِب َحَو ۖ ُراَنلا

َلِإ ِةَر ِخآ ْلا ي ِن� ْمَُل َسْيَل َن ي� ِذَلا َكِئَٰلوُأ ۝ َنو ُس َخْبُي َل

َنوُلَمْعَي اوُن َك اَم ٌلِط َب� َو اَ ي�ِف اوُعَن َص اَم

(36)

di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”

(QS. Hud ayat :15-16).

Dalam hadits dikatakan:

ْنِإ ،ِة َصي ِمَن

ْلا ُدْبَع َسِعَت ، َِهْر ِّدلا ُدْبَع َسِعَت ،ِراَني ِّدلا ُدْبَع َسِعَت

لَف َكي ِش اَذِإ َو ، َس

َكَتْناَو َسِعَت ، َط ِن َس َعِنُم ْنِإ َو ، َي ِن�َر َي ِطْعُأ

َشَقَتْنا

«Celaka hamba dinar, celaka hamba dirham, celaka hamba pakaian. Jika diberi senang, jika tidak diberi marah, celaka dan tersungkur, jika kena duri (cobaan) tidak bisa melepaskannya.» [19]

Keempat, melupakan dzikrullah mengakibatkan hilangnya

keseimbangan hidup, sebab dzikir merupakan faktor penye im-bang. Jika dia kaya dan kuat, dia memahami bahwa semua itu datang dari Allah maka tidak akan menyombongkan diri. Jika miskin, dia tidak rendah diri dan merasa hina, sebab ia menge-tahui bahwa itu hanyalah ujian. Ia merasa memiliki Allah, maka ia tidak menerima kehinaan dari siapapun. sedangkan, bila dzik-rullah hilang, seseorang sombong dan congkak ketika kaya dan merasa hina jika ditimpa kekurangan dan kelemahan.

(37)

1.6 MACAM MACAM DZIKIR

Dzikir yang efektif adalah dzikir yang komprehensif men-cangkup seluruh kehidupan manusia, dzikir memiliki berbagai macam bentuk bentuk, diantaranya:

Dzikir qalby ikri, yaitu berdzikir dengan hati dan pikiran.

Artinya hati memahami apa yang diucapkan oleh lisan, akal merenungkan makna dan konsekuensinya. lisan ketika

meng-ucapkan Allahu Akbar, hati berusaha menghadirkan kebesaran

Allah, pikiran memikirkan kebesaran Allah, sehingga hati dan pikiran benar-benar menyakini kebesaran Allah di atas seluruh makhluk-Nya, maka perintah Allah adalah segala-galanya.

Demi-kian juga ketika mengucapkan Alhamdulillah, hati dan pikiran

menghadirkan berbagai macam nikmat, keindahan, dan rahmat Allah yang luas dan kasih sayang-Nya di penjuru alam semesta.

Dzikir lisani, yaitu dzikir dengan mengucapkan sanjungan,

pujian kepada Allah, kalimat tauhid, istighfar, shalawat yang dibarengi dengan ucapan hati dan pikiran. Dzikir lisan dianjurkan oleh Nabi, banyak hadits yang memotifasi agar melakukan dzikir lisan, diantaranya:

َنِإ ِ َلا

َلو ُسَر َي� َلاَق ًل ُجَر َنَأ ُهْنَع ُ َلا َي ِن�َر ٍ ْسُب ِن ْب� ِ َلا ِدْبَع ْنَع“

ُلاَن َي�

َل َلاَق ِهِب ُثَب َشَتَأ ٍء ْي َثسِب ي ِن�ْ ِب� ْخَأَف َي َلَع ْتَ ُث�َك ْدَق ِم َل ْسِإْلا َعِئاَ َثس

» ِ َلا ِرْك ِذ ْن ِم اًب

ْطَر َكُنا َسِل

Dari Abdullah bin Busr ra. sesungguhnya seorang laki-laki

(38)

banyak atasku, maka kabarilah aku dengan sesuatu yang aku pegangi. Beliau bersabda, ‘Tak henti-hentinya lisanmu basah dari

mengingat Allah.’” [20]

:َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ِ َلا َلو ُسَر ُتْل

أ َس : َلاَق ، ٍلَب َج ن ب� ِذا َع ُم ْنَع“

َ

ٌبْطَر َكُنا َسِل َو َتو ُ َق� ْن

أ”: َلاَق ؟ َلا َعَت ِ َلا َلِإ ُب َح

َ

أ ِلاَ ْع

َ

لا ُي

َأ

أ

َ

” ِ َلا ِرْك ِذ ْن ِم

Dari Mu›adz bin Jabal berkata aku bertanya kepada

Ra-sulullah saw., “Amalan mana yang paling dicintai Allah?

Be-liau bersabda, ‘engkau meninggal dan lisanmu basah dengan ber-dzikrullah.’” [21]

Dzikir i’ly, adalah dzikir dengan perbuatan, yaitu

melak-sanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya dalam rangka taat kepada-Nya. Seperti yang Allah katakan:

ٰ َلِإ اْو َع ْسا

َف ِةَعُمُبْلا ِم ْوَي نِم ِة َل َصلِل َيِدوُن اَذِإ اوُنَمآ َن ي� ِذَلا اَُي�َأ َي�

اَذِإ

َف ۝ َنوَُلْعَت ْ ُق�نُك نِإ ْ ُكَل ٌ ْي� َخ ْ ُكِلَٰذ ۚ َعْيَبْلا اوُرَذَو ِ َلا ِرْكِذ

او ُر ُك ْذاَو ِ َلا ِل ْض

َف نِم اوُغَتْباَو ِضْرَأ ْلا ي ِن� اوُ ِثسَتناَف ُة َل َصلا ِتَي ِضُق

َنو ُحِلْفُت ْ ُكَلَعَل اً ي�ِثَك َ َلا

20 HR. Imam Ahmad 177734, Tirmidzi No.3375, Ibnu Majah No.3783, hadits
(39)

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum›at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, [22] yang demikian itu lebih baik bagimu

jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”

(QS. al-Jumu’ah: 9-10).

Maksud bersegerahlah kepada dzikrullah adalah segera pergi ke masjid untuk shalat dan mendengarkan khutbah, sedangkan yang dimaksud perintah berdzikir yang banyak di akhir ayat adalah ingat Allah dengan memperhatikan perintah Allah, larangan dan aturan-Nya dalam mencari rezeki Allah dan dalam setiap amal perbuatan.

Dzikir yang efektif adalah dzikir yang memadukan hati, pikiran, lisan, maupun panca indera, sedang dzikir yang paling minimal adalah dzikir dengan hati. Adapun dzikir dengan lisan tapi tidak menghadirkan hati adalah sesuatu yang kosong, sebab Allah melarang orang mabuk melaksanakan shalat sampai sadar dan paham apa yang diucapkan.

1.7 RUANG LINGKUP DZIKIR

Dzikir mencakup seluruh waktu dan kondisi. Rasulullah sendiri telah berpesan agar kita berdzikir di setiap waktu. Adapun, Allah SWT telah menjelaskan bahwa ada waktu-waktu

22 Maksudnya apabila imam telah naik mimbar dan muazin telah azan di hari

Jum’at, maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazin

(40)

khusus agar kita lebih menekankan dalam berdzikir, seperti pada waktu pagi dan sore, akhir malam, hari raya, hari tasyrik, dll. Sebagaimana Allah katakan:

ًلي ِصَأَو ًة َرْكُب ُهو ُحِّب َسَو ۝اً ي�ِثَك اًرْكِذ َ َلا اوُرُكْذا اوُنَمآ َن ي� ِذَلا اَُي�َأ َي�

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan

bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang” (QS. al-Ahzab:

41-42).

ۚ ٍتا َدو ُد ْع َم ٍم َي�

أ ي ِن� َ َلا او ُرُك

َ

ْذاَو

“Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang [23] (QS. al-Baqarah: 203).

Sebagaimana dzikir yang disyariatkan dalam kondisi duduk, berdiri maupun terlentang, yang menunjukkan seorang mukmin selalu ingat Allah dalam segala kondisinya. Sebagaimana shalat sebagai salah satu sarana berdzikir yang tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun. Kalaupun tidak bisa sambil berdiri, boleh sambil duduk bahkan sambil terlentang di atas kasur.

Allah menyanjung Ulil Albab yang selalu bepikir dan

berdzikir dalam kondisi apa saja. Sebagaimana irman-Nya:

23 Maksud dzikir di sini ialah membaca takbir, tasbih, tahmid, talbiah dan sebagainya. Beberapa hari yang berbilang ialah tiga hari sesudah hari raya

haji, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijjah. Hari-hari itu dinamakan

(41)

ٍت َي�آ َل ِراَ َن�لاَو ِلْي

َللا ِف َلِت ْخاَو ِضْرَأ ْلاَو ِتاَواَم َسلا ِقْل َخ ي ِن� َنِإ

ْمِ ِب�وُن ُج ٰ

َلَعَو اًدوُعُقَو اًماَيِق َ َلا َنو ُرُك ْذَي َن ي� ِذَلا ۝ ِباَبْلَأ ْلا ي ِلوُأ ِّل

ًل ِط َب� ا

َذَٰه َتْقَل َخ اَم اَنَب َر ِضْرَأ ْلاَو ِتاَواَم َسلا ِقْل َخ ي ِن� َنوُرَكَفَتَي َو

ِرا

َنلا َبا َذَع اَنِقَف َكَنا َحْب ُس

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang-orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”

(QS. Ali Imran: 190-191).

Dzikir mencakup segala kondisi yang terjadi pada diri seseorang, seperti dzikir ketika marah, ketika ada godaan setan, ketika melamun, dsb. Allah membimbing orang beriman ketika ada lintasan pikiran buruk hendaklah mengingat Allah.

ُه اَذِإ

َف او ُرَك َذَت ِناَطْي َشلا َنِّم ٌفِئاَط ْمُ َسَم اَذِإ اْوَقَتا َن ي� ِذَلا َنِإ

َنو ُ ِ�ْبُم

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka

ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya” (QS.

(42)

Berdzikir juga dianjurkan tatkala seseorang terperosok dalam kemaksiatan agar ia segera kembali kepada Allah, bertaubat, dan beristighfar.

او ُرَف ْغَت ْساَف َ َلا او ُر َك َذ ْم ُ َسُفن

أ او ُ َل َظ ْو

َ

أ ًة َش ِحاَف اوُل َعَف اَذِإ َن ي� ِذ

َ

َلاَو

ْ ُه َو اوُل َعَف ا َم ٰ َل َع او ُ ِ�ُي ْ َل َو ُ َلا َلِإ َبوُن

ُذلا ُرِفْغَي نَمَو ْمِِب�وُن ُذِل

َنوَُلْعَي

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan

keji atau menganiaya diri sendiri, [24] mereka ingat akan Allah,

lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka

mengetahui” (QS Ali Imran: 135).

Sebagaimana dzikir yang mencakup segala kondisi, objek dzikir juga mencakup berbagai dimensi, diantaranya:

a. Dzikir akan Dzat, Sifat-sifat, dan Nama-nama Allah yang baik. Dan ini yang paling agung.

b. Dzikir terhadap nikmat Allah, dengan mengingat bahwa segala kenikmatan yang didapat, baik yang diminta maupun yang tidak diminta, baik yang dirasakan sebagai nikmat, maupun yang tidak pernah dirasakan sebagai nikmat.

(43)

Adakalanya ada nikmat yang sesungguhnya besar tetapi kita lalaikan, seperti nikmat buang air, nikmat dapat bernafas coba dapat dibayangkan kalau tidak dapat buang air atau bernafas? berdzikir dengan menisbahkan segala nikmat kepada Allah, selalu memikirkan nikmat isik, maupun non isik, nikmat ditunjukkan kepada iman, Islam, nikmat dapat beribadah, nikmat ilmu, nikmat kehormatan, nikmat kasih sayang, kemudian merasakan bagaimana kasih sayang Allah kepada kita, lantas membayangkan bagaimana kenikmatan di surga yang jauh lebih besar dan betapa nikmatnya ketika mendapatkannya. Jalan untuk meraih nikmat tertinggi itu tiada lain dengan mensyukuri nikmat Allah dan menggunakannya untuk taat kepada-Nya, berjuang untuk komitmen dengan hukum syari’at-Nya, dan mendakwahkan

dienul Islam.

Allah SWT memerintahkan kepada kita agar selalu mengingat nikmat-Nya:

ُ ْي�َغ ٍقِلا َخ ْن ِم

ْلَه ۚ ْ ُكْيَلَع ِ َلا َتَمْعِن او ُرُكْذا ُساَنلا اَ ُي�َأ َي�

َنوُكَفْؤُت َٰن�َأَف ۖ َوُه َلِإ ََٰلِإ َل ۚ ِضْرَأ ْلاَو ِءاَم َسلا َنِّم ُكُقُزَْي� ِ َلا

“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia. Maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?” (QS. Fathir: 3).

(44)

bahwa dunia dan akherat seperti jari yang dimasukkan ke lautan, air yang menempel di jari adalah dunia sedang yang masih di lautan adalah akherat. Hal ini menyebabkan seorang zuhud dalam dunia ini, dan tidaklah mengambil dunia kecuali dengan cara halal digunakan dalam hal halal yang tidak melupakan akherat.

Termasuk dzikir memikirkan bahwa nikmat Allah di dunia ini walaupun tak terhitung banyaknya ternyata hanya satu persen dari seluruh rahmat Allah, sedang yang 99 % akan diberikan oleh Allah di akherat kelak bagi yang beriman dan beramal shaleh. Dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Huroirah Rasulullah bersabda:

ِسْن ِإلاَو ِّنِبْلا َن ْي�َب ًة َد ِحاَو ًةَ ْمَر اَْن�ِم َلَنْن�َأ ٍةَ ْمَر َةَئاِم ِ َِل َنِإ «

ُف ِط ْعَت اَ ِب� َو

َنوُ َماَ َق�َي اَ ِب� َو َنوُفَطاَعَتَي اَ ِب�َف ِّماَوَْلاَو ِِأ�اََب�ْلاَو

اَ ِب� ُ َحْ َي�

ًةَ ْمَر َن ي�ِع ْسِت َو اًع ْسِت ُ َلا َر َخَأَو اَه ِدَلَو َلَع ُشْحَوْلا

.»ِة َماَي ِقْلا َم ْوَي ُهَداَب ِع

(45)

c. Dzikir terhadap janji-janji Allah, yang akan memenangkan kaum muslimin, memuliakan mereka di dunia maupun di akhirat. Dengan mengingat janji-Nya seseorang akan semangat dalam ketaatan, dan beribadah kepada-Nya. Allah selalu menekankan supaya kita mengingat janji-Nya sehingga tidak terpedaya dengan tipuan setan.

َلَو ۖ اَيْن ُدلا ُةاَيَ ْلا ُ ُكَن َر ُغَت َلَف ۖ ٌق َح ِ َلا َدْعَو َنِإ ُساَنلا اَ ُي�

أ َي�

َ

ُرو ُرَغْلا ِ َل ِب� ُكَنَرُغَي

“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah setan yang pandai menipu,

memperdayakan kamu tentang Allah” (QS. al-Fathir: 5).

d. Berdzikir terhadap ancaman Allah, sehingga menimbulkan rasa takut yang mengantarkan keistiqamahan dalam keta-atan.

e. Berdzikir terhadap perjanjian dengan Allah, dimana Allah

telah mengambil janji bahwa manusia mengakui rububiyah

Allah atas diri mereka, sehingga mereka tidak akan pasrah, menyembah dan mengambil janji kepada selain-Nya, serta menaati segala perintah-Nya. Allah berirman:

(46)

“Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan

perjanjian-Nya [25] yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu

mengatakan: ‘Kami dengar dan kami taati’. dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui isi

hati(mu).” (QS. al-Maidah: 7).

1.8 BENTUK DZIKIR

Ibadah dzikir dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, dan ini menjaga kesegaran dalam ibadah serta menghindari kebosanan, sebab ibadah yang baik adalah jika dilakukan dengan kenyamanan dan kenikmatan hati, dzikir tidak terbatas dengan bacaan tertentu, melainkan mencakup seluruh bentuk ketaatan yang dilakukan karena Allah SWT, Imam Nawawi berkata:

ِدْي ِم ْحَتلاَو ِلْيِلْ َق�لاَو ِحْيِب ْس

َتلا ي ِن� ٍةَ ِ�َحْنُم ُ ْي�َغ ِرْك ِّذلا َق َلْي ِضَف َنَأ َْلْعا

َلا َعَت ِ َ ِل ٌرِكاَذ َو ُ َن� ٍةَعاَطِب

َلاَعَت ِ َِل ٍلِماَع ُ ُك ْلَب ،اَهِوْ َن�َو ِ ْي�ِبْكَتلاَو

. ِءا َ َل ُعلا َن ِم ُهُ ْي�َغَو ُهْنَع ُه َي ِن�َر ٌ ْي�َب ُج ْن ِب� ٌدْي ِع َس ُ

َلاَق ا َذَك ،

“Ketahuilah bahwa keutamaan dzikir tidak terbatas pada tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan semisalnya, bahkan semua yang melakukan amalan karena Allah dangan ketaatan kepada Allah, dia berdzikir kepada Allah, demikian yang dikatakan oleh Sa›id bin Jubair ra dan ulama selain beliau.”

(47)

Di antara bentuk ibadah yang termasuk dzikir adalah:

a. Kalimat Thayyibah

Seperti:

ُه َلِإ َ َلِإ َل

Tidak ada ilaah yang berhak disembah dengan haq kecuali Allah.

Atau yang lebih sempurna:

ِّ ُك َلَع َوُهَو ُدْمَْلا ُ َلَو ُكْلُ ْلا ُ َل ُ َل َكي ِ َثس َل ُه َدْحَو ُ َلا َلِإ ََلِإ َل

.ٌ ي� ِد

َق ٍء ْي َث�

Tidak ada ilah yang berhak disembah dengan haq kecuali Allah, yang esa tidak ada sekutu bagiNya, baginya kerajaan

bagiNya segala pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.

Bacaan ini bisa dibaca kapan saja, dengan jumlah berapa saja, semakin banyak akan semakin baik dan utama.

Banyak hadits yang menerangkan dalam hal ini, seperti:

(48)

”َةَنَبْلا َل َخ َد

Sesungguhnya Abu Dzar berkata: “Aku mendatangi Nabi

saw. sementara beliau tidur, memakai pakaian putih, kemudian aku datangi beliau dan beliau tidur, lantas aku datangi beliau dan sudah bangun, lantas aku duduk menghadapnya, beliau berkata: ‘Tidak ada seorang hamba mengucapkan ‘laa ilaaha illallah’ kemudian mati di atasnya kecuali masuk surga.’ [26]

ُد َع ْس

أ ْن َم َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ِّي ِب�

َ

َنلِل ُتْلُق َلاَق َةَ ْي� َرُه ي ِب�

أ ْن َع “

َ

ْد َقَل َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ُي ِب�َنلا

َلاَقَف ِةَماَيِقْلا َم ْوَي َكِتَعاَف َشِب ِساَنلا

ا َ ِل َكْن ِم َلَو

أ ٌد َح

َ

أ ِثي ِدَ ْلا ا

َ

َذَه ْنَع ي ِن�َلَأ ْسَي َلَأ َةَْي�َرُه َب�َأ َي� ُتْنَنَظ

َم ْوَي ي ِق�َعا

َف َشِب ِساَنلا ُدَع ْسَأ ِثي ِدَْلا َلَع َك ِصْر ِح ْنِم ُتــْيَأَر

”ِه ِسْفَن ِلَبِق ْن ِم

ًة َصِلا َخ ُ َلا َلِإ ََلِإ َل َلاَق ْنَم ِةَماَيِقْلا

Dari Abu Hurairah berkata, aku berkata kepada Nabi:

“Siapakah yang paling bahagia dengan syafaatmu pada hari kiamat? Lantas Nabi saw. berkata: ‘Sungguh aku menyangka wahai Abu Hurairah bahwa tidak ada seorangpun bertanya tentang hal ini sebelum engkau, karena aku melihat perhatianmu dengan hadits, orang yang paling bahagia dengan syafaatku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan

ُ َللا َلِإ َ َلِإ َل َلاَق

tulus dari jiwanya.” [27]

26 HR. Muslim No.138

(49)

َلاَق ْن َم َلاَق َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ِ َلا َلو ُسَر َن

أ َةَ ْي� َرُه ي ِب�

َ

أ ْن َع “

َ

ِّ ُك َلَع َوُهَو ُدْمَْلا ُ َلَو ُكْلُ ْلا ُ َل ُ َل َكي ِ َثس َل ُه َدْحَو ُ َلا َلِإ ََلِإ َل

ُ َل ْتَبِت ُك َو ٍبا

َقِر ِ ْثسَع َل ْدَع َُل ْتَن َك ٍةَرَم َةَئاِم ٍمْوَي ي ِن� ٌي� ِدَق ٍء ْي َث�

ِناَطْي َشلا ْن ِم ا ًز ْر ِح ُ َل ْتَن َك َو ٍةَئِّي َس

ُةَئاِم ُهْنَع ْتَيُِمَو ٍةَن َسَح ُةَئاِم

ٌد َح

أ َلِإ ِهِب َءا َج اَ ِم

َ

َل َضْفَأ ٌدَحَأ ِتْأَي� ْ َل َو َي ِسْ ُي� َق�َح َكِلَذ ُهَمْوَي

ٍة َر َم َةَئا ِم ٍم ْوَي ي ِن� ِه ِد ْمَ ِب�َو ِ َلا

َنا َحْب ُس َلاَق ْنَمَو َكِلَذ ْنِم َ َث�ْكَأ َل َِع

” ِر ْحَب

ْلا ِدَب َز َلْثِم ْتَن َك ْوَلَو ُه َي�اَط َخ ْتَطُح

Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda:

“Siapa yang membaca:

ِّ ُك َلَع َوُهَو ُدْمَْلا ُ َلَو ُكْلُ ْلا ُ َل ُ َل َكي ِ َثس َل ُه َدْحَو ُ َلا َلِإ ََلِإ َل

ٌ ي� ِدَق ٍء ْي َث�

(50)

membaca ‘subhanallah wabihamdihi’ sebanyak seratus kali maka

akan dihapus dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” [28]

Atau membaca :

ِه ِد ْمَ ِب�َو ِ َلا َنا َحْب ُس

“Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya.”

Hadits dalam hal itu sudah disebut dalam akhir lafaz hadits di atas.

Atau membaca :

ِ ي� ِظ

َعْلا ِ َلا َنا َحْب ُس ِه ِدْمَ ِب�َو ِ َلا َنا َحْب ُس

Mahasuci Allah dengan memujiNya, Mahasuci Allah Yang Mahaagung

Dan hal ini disebutkan dalam hadits berikut:

ِناَتَ ِ َك َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ِ َلا ُلو ُسَر َلاَق َلاَق َةَ ْي� َرُه ي ِب�

أ ْن َع “

َ

ِنَ ْمَرلا

َلِإ ِناَتَبيِبَح ِناَن ي�ِْلا ي ِن� ِناَتَليِقَث ِنا َسِّللا َلَع ِناَتَفيِف َخ

” ِي� ِظ َع

ْلا ِ َلا َنا َحْب ُس ِه ِدْمَ ِب�َو ِ َلا َنا َحْب ُس

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: “Dua

kalimat yang ringan dalam lisan berat dalam timbangan dan disukai oleh Ar-Rahman, adalah subhanallah wabihamdihi

(51)

subhanallahil ‘adzim. Mahasuci Allah dengan memujiNya,

Mahasuci Allah Yang Mahaagung.” [29]

. ُ َب� ْك

أ ُ َلاَو ُ َلا َلِإ َ

َ

َلِإ َلَو ِ َِل ُدْمَْلاَو ِ َلا َناَحْب ُس

“Mahasuci Allah, Segala puji bagi Allah, tidak ada ilaah yang berhak disembah dengan haq kecuali Allah, Allah Mahabesar.”

Dan dzikir ini dijelaskan dalam hadits berikut:

َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ِ َلا ُلو ُسَر َلاَق َلاَق ٍب َدْن ُج ِن ْب�

َة َرُ َس ْنَع

ُ َلا َلِإ َ

َلِإ َلَو ِ َِل ُدْمَْلاَو ِ َلا َناَحْب ُس ٌعَب ْرَأ ِ َلا َلِإ ِم ََكْلا ُبَحَأ

. َت

أ َدَب َنِ ِّي�

ْ

َأ

ِب�

َكُ ُن�َي َل ُ َب�ْكَأ ُ َلاَو

Dari Samurah bin Jundub ra. berkata Rasulullah saw.

Bersabda: “Kalimat yang paling dicintai Allah ada empat:

subhanallah, wal hamdulillah walaa ilaaha illah wallahu akbar,

tidak ada masalah bagimu dengan yang mana engkau mulai.” [30]

.اَنِّب َر ِ َلا

َلَع اَنَْك َوَت ُليِك َوْلا َمْعِنَو ُ َلا اَنُب ْسَح

Allah cukup bagi kami dan Dia sebaik baik Dzat yang mengurusi, kami bertawakkal kepada Allah wahai Rabb kami.

29 HR. Bukhari No. 5927, Muslim No. 4860.

(52)

Dalam hadits diterangkan:

َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ِ َلا ُلو ُسَر َلاَق َلاَق ِّيِر ْدُن

ْلا ٍديِع َس ي ِب�َأ ْنَع “

َن� ْص

أَو ُهَتَ ْب� َج َن� َحَو َنْرَقْلا ِنْرَقْلا ُب ِحا َص َمَقَتْلا ْد

Referensi

Dokumen terkait