• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUANG LINGKUP DZIKIR

Dalam dokumen 24 Jam Dzikir & Doa Rasulullah (Halaman 39-46)

Dzikir mencakup seluruh waktu dan kondisi. Rasulullah sendiri telah berpesan agar kita berdzikir di setiap waktu. Adapun, Allah SWT telah menjelaskan bahwa ada waktu-waktu

22 Maksudnya apabila imam telah naik mimbar dan muazin telah azan di hari

Jum’at, maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazin

khusus agar kita lebih menekankan dalam berdzikir, seperti pada waktu pagi dan sore, akhir malam, hari raya, hari tasyrik, dll. Sebagaimana Allah katakan:

ًلي ِصَأَو ًة َرْكُب ُهو ُحِّب َسَو ۝اً ي�ِثَك اًرْكِذ َ َلا اوُرُكْذا اوُنَمآ َن ي� ِذَلا اَُي�َأ َي�

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan

bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang” (QS. al-Ahzab:

41-42).

ۚ ٍتا َدو ُد ْع َم ٍم َي�أ ي ِن� َ َلا او ُرُكَ

ْذاَو

“Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang [23] (QS. al-Baqarah: 203).

Sebagaimana dzikir yang disyariatkan dalam kondisi duduk, berdiri maupun terlentang, yang menunjukkan seorang mukmin selalu ingat Allah dalam segala kondisinya. Sebagaimana shalat sebagai salah satu sarana berdzikir yang tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun. Kalaupun tidak bisa sambil berdiri, boleh sambil duduk bahkan sambil terlentang di atas kasur.

Allah menyanjung Ulil Albab yang selalu bepikir dan

berdzikir dalam kondisi apa saja. Sebagaimana irman-Nya:

23 Maksud dzikir di sini ialah membaca takbir, tasbih, tahmid, talbiah dan sebagainya. Beberapa hari yang berbilang ialah tiga hari sesudah hari raya

haji, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijjah. Hari-hari itu dinamakan

ٍت َي�آ َل ِراَ َن�لاَو ِلْيَللا ِف َلِت ْخاَو ِضْرَأ ْلاَو ِتاَواَم َسلا ِقْل َخ ي ِن� َنِإ

ْمِ ِب�وُن ُج ٰ

َلَعَو اًدوُعُقَو اًماَيِق َ َلا َنو ُرُك ْذَي َن ي� ِذَلا ۝ ِباَبْلَأ ْلا ي ِلوُأ ِّل

ًل ِط َب� ا

َذَٰه َتْقَل َخ اَم اَنَب َر ِضْرَأ ْلاَو ِتاَواَم َسلا ِقْل َخ ي ِن� َنوُرَكَفَتَي َو

ِراَنلا َبا َذَع اَنِقَف َكَنا َحْب ُس

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang- orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”

(QS. Ali Imran: 190-191).

Dzikir mencakup segala kondisi yang terjadi pada diri seseorang, seperti dzikir ketika marah, ketika ada godaan setan, ketika melamun, dsb. Allah membimbing orang beriman ketika ada lintasan pikiran buruk hendaklah mengingat Allah.

ُه اَذِإَف او ُرَك َذَت ِناَطْي َشلا َنِّم ٌفِئاَط ْمُ َسَم اَذِإ اْوَقَتا َن ي� ِذَلا َنِإ

َنو ُ ِ�ْبُم

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka

ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya” (QS. al-

Berdzikir juga dianjurkan tatkala seseorang terperosok dalam kemaksiatan agar ia segera kembali kepada Allah, bertaubat, dan beristighfar.

او ُرَف ْغَت ْساَف َ َلا او ُر َك َذ ْم ُ َسُفنأ او ُ َل َظ ْوَ

أ ًة َش ِحاَف اوُل َعَف اَذِإ َن ي� ِذَ

َلاَو

ْ ُه َو اوُل َعَف ا َم ٰ َل َع او ُ ِ�ُي ْ َل َو ُ َلا َلِإ َبوُن

ُذلا ُرِفْغَي نَمَو ْمِِب�وُن ُذِل

َنوَُلْعَي

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan

keji atau menganiaya diri sendiri, [24] mereka ingat akan Allah,

lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka

mengetahui” (QS Ali Imran: 135).

Sebagaimana dzikir yang mencakup segala kondisi, objek dzikir juga mencakup berbagai dimensi, diantaranya:

a. Dzikir akan Dzat, Sifat-sifat, dan Nama-nama Allah yang baik. Dan ini yang paling agung.

b. Dzikir terhadap nikmat Allah, dengan mengingat bahwa segala kenikmatan yang didapat, baik yang diminta maupun yang tidak diminta, baik yang dirasakan sebagai nikmat, maupun yang tidak pernah dirasakan sebagai nikmat.

24 Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba, menganiaya diri, dll. Padahal sejatinya perbuatan itu sendiri ialah sebuah dosa yang mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tapi juga orang lain, baik besar atau kecil.

Adakalanya ada nikmat yang sesungguhnya besar tetapi kita lalaikan, seperti nikmat buang air, nikmat dapat bernafas coba dapat dibayangkan kalau tidak dapat buang air atau bernafas? berdzikir dengan menisbahkan segala nikmat kepada Allah, selalu memikirkan nikmat isik, maupun non isik, nikmat ditunjukkan kepada iman, Islam, nikmat dapat beribadah, nikmat ilmu, nikmat kehormatan, nikmat kasih sayang, kemudian merasakan bagaimana kasih sayang Allah kepada kita, lantas membayangkan bagaimana kenikmatan di surga yang jauh lebih besar dan betapa nikmatnya ketika mendapatkannya. Jalan untuk meraih nikmat tertinggi itu tiada lain dengan mensyukuri nikmat Allah dan menggunakannya untuk taat kepada-Nya, berjuang untuk komitmen dengan hukum syari’at-Nya, dan mendakwahkan

dienul Islam.

Allah SWT memerintahkan kepada kita agar selalu mengingat nikmat-Nya:

ُ ْي�َغ ٍقِلا َخ ْن ِم

ْلَه ۚ ْ ُكْيَلَع ِ َلا َتَمْعِن او ُرُكْذا ُساَنلا اَ ُي�َأ َي�

َنوُكَفْؤُت َٰن�َأَف ۖ َوُه َلِإ ََٰلِإ َل ۚ ِضْرَأ ْلاَو ِءاَم َسلا َنِّم ُكُقُزَْي� ِ َلا

“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia. Maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?” (QS. Fathir: 3).

Termasuk Dzikir memikirkan betapa kecilnya dunia jika dibandingkan dengan akherat, sebagaimana digambarkan

bahwa dunia dan akherat seperti jari yang dimasukkan ke lautan, air yang menempel di jari adalah dunia sedang yang masih di lautan adalah akherat. Hal ini menyebabkan seorang zuhud dalam dunia ini, dan tidaklah mengambil dunia kecuali dengan cara halal digunakan dalam hal halal yang tidak melupakan akherat.

Termasuk dzikir memikirkan bahwa nikmat Allah di dunia ini walaupun tak terhitung banyaknya ternyata hanya satu persen dari seluruh rahmat Allah, sedang yang 99 % akan diberikan oleh Allah di akherat kelak bagi yang beriman dan beramal shaleh. Dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Huroirah Rasulullah bersabda:

ِسْن ِإلاَو ِّنِبْلا َن ْي�َب ًة َد ِحاَو ًةَ ْمَر اَْن�ِم َلَنْن�َأ ٍةَ ْمَر َةَئاِم ِ َِل َنِإ «

ُف ِط ْعَت اَ ِب� َو

َنوُ َماَ َق�َي اَ ِب� َو َنوُفَطاَعَتَي اَ ِب�َف ِّماَوَْلاَو ِِأ�اََب�ْلاَو

اَ ِب� ُ َحْ َي�

ًةَ ْمَر َن ي�ِع ْسِت َو اًع ْسِت ُ َلا َر َخَأَو اَه ِدَلَو َلَع ُشْحَوْلا

.»ِة َماَي ِقْلا َم ْوَي ُهَداَب ِع

“sesungguhnya Allah memiliki seratus rahmat, Dia turunkan darinya satu rahmat antara Jin, manusia, binatang ternak, binatang buas, dengannya mereka saling menyayangi saling bersikap lembut, dengannya binatang liar buas sayang kepada anaknya, dan Dia akhirkan Sembilan puluh Sembilan rahmat, Dia rahmati dengannya hambaNya pada hari kiamat.

c. Dzikir terhadap janji-janji Allah, yang akan memenangkan kaum muslimin, memuliakan mereka di dunia maupun di akhirat. Dengan mengingat janji-Nya seseorang akan semangat dalam ketaatan, dan beribadah kepada-Nya. Allah selalu menekankan supaya kita mengingat janji-Nya sehingga tidak terpedaya dengan tipuan setan.

َلَو ۖ اَيْن ُدلا ُةاَيَ ْلا ُ ُكَن َر ُغَت َلَف ۖ ٌق َح ِ َلا َدْعَو َنِإ ُساَنلا اَ ُي�أ َي�َ

ُرو ُرَغْلا ِ َل ِب� ُكَنَرُغَي

“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah setan yang pandai menipu,

memperdayakan kamu tentang Allah” (QS. al-Fathir: 5).

d. Berdzikir terhadap ancaman Allah, sehingga menimbulkan rasa takut yang mengantarkan keistiqamahan dalam keta- atan.

e. Berdzikir terhadap perjanjian dengan Allah, dimana Allah

telah mengambil janji bahwa manusia mengakui rububiyah

Allah atas diri mereka, sehingga mereka tidak akan pasrah, menyembah dan mengambil janji kepada selain-Nya, serta menaati segala perintah-Nya. Allah berirman:

اَن ْع ِ َس ْ ُق�ْلُق ْذِإ ِهِب ُكَقَثاَو ي ِذَلا ُهَقاَثيِمَو ْ ُكْيَلَع ِ َلا َةَمْعِن او ُرُكْذاَو

ِرو

ُد ُصلا ِتا َذِب ٌ ي�ِلَع َ َلا َنِإ ۚ َ َلا اوُقَتاَو ۖ اَنْعَطَأَو

“Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-

Nya [25] yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu

mengatakan: ‘Kami dengar dan kami taati’. dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui isi

hati(mu).” (QS. al-Maidah: 7).

Dalam dokumen 24 Jam Dzikir & Doa Rasulullah (Halaman 39-46)

Dokumen terkait