• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSANAAN PERKUATAN TEBING SUNGAI DI PROVINSI ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSANAAN PERKUATAN TEBING SUNGAI DI PROVINSI ACEH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 3, No. 4, November 2014 - 48

KAJIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA

PELAKSANAAN PERKUATAN TEBING SUNGAI

DI PROVINSI ACEH

Hasanudin1, Syamsidik 2, Ibnu Abbas Majid 3 1) Magister Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh

email: hwakcan@yahoo.com

Abstract: Occupational health and safety is paramount in the construction of riverbank

reinforcement. The purpose of the study was 1) to determine the level of awareness and understanding of the elements of the safety program, 2) To determine how the implementation of the Occupational Health and Safety program (K3) and 3) To determine what kind of risk of workplace accidents that occur at the project site. The scope of this study is limited to the study of occupational health and safety are applied to the implementation of the riverbank reinforcement construction in the province. The research was conducted by distributing questionnaires to 31 respondents who were directly involved in the implementation of the riverbank reinforcement construction in the province. Data processing is done by the analysis of the frequency and relative importance index (RII). The object of research is completed and the contractor is carrying out construction work strengthening the province's river bank sources of funds from the state budget for Fiscal Year 2010 to Fiscal Year 2013 Based on the results of data processing and discussion, the results of the study may have been in accordance with the objectives of the research: the level of awareness and understanding of the elements of K3 program "Provision of safety facility" occupies the highest weight, namely: 4.50, for the implementation of occupational safety and health program "Providing drugs (P3K)" with a 4.54 weight, type of work hazard most often occurs is wound on the leg with a 4:57 weight on work items and the pair gabion revetment work most frequent workplace accidents is on the job heap <40 kg and weighs 4.57 occur on the hands.

Keywords: occupational health and safety, strengthening river bank

Abstrak: Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang terpenting dalam konstruksi perkuatan tebing sungai. Tujuan penelitian adalah 1) Untuk mengetahui tingkat kesadaran dan pemahaman terhadap elemen-elemen program keselamatan kerja, 2) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan 3) Untuk mengetahui apa saja jenis risiko kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi proyek. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada kajian keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan pada pelaksanaan konstruksi perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh. Penelitian dilaksanakan dengan penyebaran kuesioner kepada 31 responden yang terlibat langsung dalam pelaksanaan konstruksi perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh. Pengolahan data dilakukan dengan analisis frekuensi dan relative importance index (RII). Objek penelitian adalah kontraktor yang telah selesai dan sedang melaksanakan pekerjaan konstruksi perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh sumber dana dari APBN Tahun Anggaran 2010 sampai dengan Tahun Anggaran 2013. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, maka telah di dapat hasil penelitian sesuai tujuan penelitian yaitu: tingkat kesadaran dan pemahaman terhadap elemen-elemen program K3 ”Penyediaan fasilitas keselamatan kerja” menempati bobot paling tinggi yaitu: 4.50, Untuk pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja “Menyediakan obat-obatan (P3K)” dengan bobot 4.54, jenis risiko kecelakaan kerja yang paling sering terjadi adalah luka pada bagian kaki dengan bobot 4.57 pada item pekerjaan pasangan bronjong dan pada pekerjaan revetment yang paling sering terjadi kecelakaan kerja yaitu pada pekerjaan timbunan batu <40 kg dengan bobot 4.57 terjadi pada bagian tangan.

(2)

49 - Volume 3, No. 4, November 2014

PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, perkuatan tebing sungai banyak mengunakan tenaga kerja manusia dan setiap pekerjaan perkuatan tebing sungai juga dipengaruhi oleh kondisi fisik pekerja khususnya pada area kerja yang terbuka. Oleh karena itu, pelaksanaan pekerjaan perkuatan tebing sungai rawan terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Penerapan program keselamatan kerja dapat meminimalkan risiko terjadinya kecelakaan kerja. Namun pada kenyataan banyak hambatan yang sering dihadapi baik dari pihak kontraktor maupun dari pihak pekerja.

Berdasarkan permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana diuraikan tersebut, maka kondisi yang terjadi adalah belum diketahuinya tingkat kesadaran dan pemahaman kontraktor terhadap program keselamatan kerja, masih minimnya informasi tentang pelaksanaan program keselamatan kerja pada proyek konstruksi perkuatan tebing sungai, dan apa saja jenis risiko kecelakaan kerja di lokasi proyek konstruksi perkuatan tebing sungai.

Adapun tujuan dari penelitian ini, pertama adalah untuk mengetahui tingkat kesadaran dan pemahaman terhadap elemen-elemen program keselamatan kerja, seperti jaminan keselamatan dan kesehatan kerja, pelatihan K3 dan alat pelindung diri yang dilaksanakan oleh kontraktor dalam proyek konstruksi perkuatan tebing sungai di Balai Wilayah Sungai Sumatera-I Provinsi Aceh. Kedua, untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek konstruksi

perkuatan tebing sungai. Dan ketiga, untuk mengetahui apa saja jenis risiko kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi konstruksi.

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perusahaan konstruksi

dalam mempertimbangkan dan

mengembangkan program K3, sebagai metode untuk meminimalisasikan kecelakaan kerja.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Proyek perkuatan tebing sungai merupakan proyek yang berbahaya karena pekerjaan dilakukan diruangan yang terbuka dan menyangkut kondisi fisik para pekerja sehingga dapat menimbulkan kecelakaan, kecelakaan kerja pada proyek perkuatan tebing sungai menimbulkan banyak kerugian baik secara materi maupun korban kecelakaan, pemerintah telah menetapkan peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam hal ini program K3 ditetapkan menurut standar Departemen Tenaga Kerja (DEPNAKER). K3 adalah suatu konsep berpikir berisi upaya nyata dalam bentuk perlindungan yang ditujukan untuk orang lain agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat maka dari itu diperlukan sistem manajemen K3 (SMK3) sebagai suatu sistem manajemen yang berupaya dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (Ramli, 2010).

Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Silalahi (1995) mendefinisikan secara umum kecelakaan diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat

(3)

Volume 3, No. 4, November 2014 - 50 didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau

kondisi tidak selamat yang mengakibatkan kecelakaan.

Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang ketat. Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mengungkapkan sebab akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak oleh pelaksana di tempat kerja. Menurut Simanjuntak (1994) keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari risiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan dan kondisi pekerja.

Indikator-indikator dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Budiono dkk (2003) mengemukakan indikator keselamatan dan kesehatan kerja (K3), meliputi:

1. Faktor manusia/pribadi (personal factor) Faktor manusia disini meliputi, antara lain kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi, kurangnya pengetahuan dan ketrampilan/keahlian, dan stres serta motivasi yang tidak cukup.

2. Faktor kerja/lingkungan

Meliputi, tidak cukup kepemimpinan dan

pengawasan, rekayasa,

pembelian/pengadaan barang, perawatan, standar kerja dan penyalahgunaan.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai indikator tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) meliputi: faktor manusia dan faktor lingkungan.

Kecelakaan Kerja

Menurut Reason (1997), kecelakaan kerja dapat terjadi akibat hancurnya pertahanan yang dibuat oleh organisasi, sehingga bahaya yang timbul tidak dapat diantisipasi. Semua pertahanan yang dibentuk oleh organisasi merupakan perencanaan maupun tindakan untuk mengantisipasi bahaya yang mungkin muncul, dapat berupa tindakan pengawasan, perlengkapan pelindung, peraturan dan prosedur.

Menurut Bird, Frank, E, Jr, (1994) kecelakaan tidak datang dengan sendirinya, ada rangkaian peristiwa sebelumnya yang mendahului terjadinya kecelakaan tersebut.

Konstruksi Perkuatan Tebing Sungai

Konstruksi perkuatan tebing sungai merupakan konstruksi penambat tanah yang berfungsi untuk melindungi tebing dari longsoran akibat gerusan aliran sungai serta melindungi bangunan-bangunan yang ada disekitarnya. Jenis konstruksi perkuatan tebing sungai terdiri dari pemasangan batu, dinding penahan tanah (tembok), turap beton, revetment, krib arus, dan bronjong kawat (Suyono dan Masateru, 1984).

(4)

51 - Volume 3, No. 4, November 2014

Analisis Relative Importance Index (RII)

Penentuan tingkat kepentingan yang ditunjukkan oleh pihak-pihak yang terkait digunakan untuk mengukur nilai relative

importance index dari masing-masing faktor

(Narbuko dan Achmadi, 2004). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Relative importance index (RII) =

  5 1 5 1 i Xi i WiXi ……….(1) Dimana :

i = indeks kategori respon (1,2,3,4 dan 5 )

Wi = bobot yang dihubungkan dengan nilai

respon ke-I (1,2,3,4,5 berurutan)

Xi = frekuensi dari respon ke i sebagai persentase dari total responden untuk setiap variabel/faktor.

Kriteria Interprestasi Skor RII

Untuk meninterprestasikan skor/nilai RII setiap variabel/faktor dilakukan berdasarkan kriteria berikut (Arashpour, M. 2011) yang masing-masing terhadap program keselamatan dan kesehaatan kerja pada pelaksanaan perkuatan tebing sungai:

1. Kriteria Interprestasi Skor RII untuk variabel tingkat kesadaran dan pemahaman serta variabel tingkat pelaksanaan Program K3:

a. 1,00 ≤ Tidak Penting ≤ 1,80 b. 1,80 ≤ Kurang Penting ≤ 2,60 c. 2,60 ≤ Penting ≤ 3,40

d. 3,40 ≤ Sangat Penting ≤ 4,20 e. 4,20 ≤ Paling Penting ≤ 5,00

2. Kriteria Interprestasi Skor RII untuk variabel tingkat kejadian:

a. 1,00 ≤ Tidak Pernah ≤ 1,80 b. 1,80 ≤ Jarang ≤ 2,60 c. 2,60 ≤ Sering ≤ 3,40 d. 3,40 ≤ Sangat Sering ≤ 4,20 e. 4,20 ≤ Paling Sering ≤ 5,00 METODE PENELITIAN

Metode pengumpulan data, pengolahan data, pengujian data dan analisis data sebagaimana dirumuskan pada bagan alir metode penelitian di bawah ini.

Gambar A Bagan Alir Penelitian

Sampel Penelitian

Responden pada penelitian ini berasal dari kontraktor – kontraktor yang pernah dan sedang melaksanakan pekerjaan perkuatan tebing sungai pada Balai Wilayah Sungai Sumatera - I tahun 2010 sampai dengan 2013, diketahui jumlah kontraktor dengan

(5)

Volume 3, No. 4, November 2014 - 52 keseluruhannya adalah sebanyak 45 perusahaan,

target responden dalam penelitian ini adalah direktur/project manager, site manager dan pelaksana lapangan. Sampel dari populasi akan dikumpulkan melalui teknik simple random

sampling. Untuk mendapatkan jumlah sampel

dalam populasi digunakan rumus Slovin, ukuran sampel dihitung menggunakan rumus:

n =1+(𝑁.𝑒²)𝑁 ………...(2)

dalam hal ini ; n = jumlah sampel; N = jumlah populasi;

e2 = persentase toleransi ketidak telitian

(presisi) karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (1%, 5% dan 10%).

1 = angka konstan.

Berdasarkan data yang didapat, jumlah perusahaan berjumlah 45. Penentuan jumlah minimum sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin pada persamaan (2), dengan toleransi kesalahan analisa yang diizinkan adalah 10%. Langkah perhitungan sampel yang dilakukan sebagai berikut:

45

n = = 31…….(3)

(45 x 0,12) + 1

Objek Penelitian

Penelitian ini mengambil objek penelitian kepada kontraktor-kontraktor pelaksana yang telah dan sedang melaksanakan pekerjaan konstruksi perkuatan tebing sungai. Target responden terdiri

dari direktur perusahaan, Site manager dan Pelaksana lapangan, baik pada pekerjaan yang sudah dilaksanakan maupun yang sedang melakukan pekerjaan penyelesaian proyek konstruksi perkuatan tebing sungai di lokasi proyek.

Analisa

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner dan observasi di lapangan. Penyusunan kuesioner dilakukan berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan. Observasi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk meninjau secara langsung pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh. Pengamatan lapangan dilakukan untuk memperoleh dokumentasi (foto) mengenai keselamatan dan kesehatan kerja di lapangan.

Data yang diperoleh sebagai hasil pengisian kuesioner dari para responden selanjutnya direkap dengan bantuan Software Microsoft Excel. Rekapitulasi data dilakukan berdasarkan kelompok. Analisa yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari Analisa Reliabilitas, Analisa frekuensi dan Analisa

Relative Importance Index. Analisa Reliabilitas

untuk menguji kehandalan kuesioner yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian, sedangkan analisa frekuensi untuk menentukan persentase jawaban setiap variabel dan analisa Relative Importance Index untuk menunjukkan tingkat kepentingan atau faktor-faktor atau variabel dalam penelitian.

(6)

53 - Volume 3, No. 4, November 2014

HASIL PEMBAHASAN

Data hasil penelitian disusun dalam bentuk tabel dan berdasarkan rangking dan interprestasi skor. Dari hasil penelitian diharapkan dapat menghasilkan identifikasi tingkat kesadaran dan pemahaman kontraktor terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3), pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dan identifikasi risiko kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi pekerjaan proyek perkuatan tebing sungai secara efektif dan efisien guna meminimalisir kecelakaan kerja yang berada dibawah pengawasan Balai Wilayah Sungai Sumatera-I Provinsi Aceh.

Hasil

Nilai-nilai yang diperoleh dari pengolahan data adalah koefisien Cronbach Alpha untuk menghitung reliabilitas, analisis frekuensi untuk menghitung frekuensi setiap variabel dan relative

imfortance index (RII) untuk menghitung tingkat

kepentingan setiap variabel tingkat kesadaran dan pemahaman kontraktor terhadap elemen-elemen program keselamatan kerja, pelaksanaan program keselamatan kerja dan jenis risiko kecelakaan kerja pada proyek konstruksi perkuatan tebing sungai di Provinsi Aceh.

Responden dalam penelitian adalah pihak kontraktor pelaksana pekerjaan konstruksi perkuatan tebing sungai ini terdiri atas : (1) Direktur/Project Manager (2) Site Manager dan (3) pelaksana lapangan. Jumlah pengembalian kuesioner dari responden berjumlah 28 perusahaan dari 31 perusahaan dan perusahaan tersebut pernah melaksanakan pekerjaan konstruksi perkuatan tebing sungai di Balai Wilayah Sungai Sumatera – I

Provinsi Aceh.

Tabel 1. Rekapitulasi Karakteristik Responden (Pelaksana Lapangan)

Kelompok Jumlah Persentase Pengalaman perusahaan 0 – 2 tahun 0 0.00% 2 – 4 tahun 6 21.42% 4 – 7 tahun 4 14.29% > 7 tahun 18 64.29% Pengalaman responden 0 – 2 tahun 1 3.57% 2 – 4 tahun 6 21.43% 4 – 7 tahun 11 39.29% > 7 tahun 10 35.71% Pendidikan SMA/Sederajat 6 21.43% D3 9 32.14% S1 13 46.43% S2/S3 0 0.00%

Jumlah proyek tebing sungai yang pernah ditangani

1 - 3 11 39.29%

4 - 6 14 50.00%

7 - 10 2 7.14%

> 10 1 3.57%

Rata-rata nilai proyek tebing sungai yang dikerjakan tiap tahun

Lebih kecil dari Rp. 1 M

6 21.43%

1 M – 3 M 14 50.00%

3 M – 5 M 6 21.43%

> 5 M 2 7.14%

Estimasi durasi proyek

< 6 bulan 15 53.57%

6 – 12 bulan 13 46.43%

12 – 18 bulan 0 0.00%

> 18 bulan 0 0.00%

Waktu aktual proyek tebing sungai diselesaikan

< 6 bulan 24 85.71%

6 – 12 bulan 4 14.29%

12 – 18 bulan 0 0.00%

>18 bulan 0 0.00%

Untuk mengkaji bahwa kuesioner yang telah disusun handal digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan penelitian, maka digunakan analisa reliabilitas berdasarkan Cronbach Alpha, dengan menggunakan persamaan Cronbach Alpha

diharapkan hasil perhitungan diperoleh ≥ 0,6, dimana nilai tersebut dianggap dapat memberikan

(7)

Volume 3, No. 4, November 2014 - 54 gambaran tingkat kehandalan kuesioner yang

digunakan.

Tabel 2. Koefisien Cronbach Alpha

Skala Pengukuran Responden

Koefisien

Cronbach Alpha

Tingkat kesadaran dan

pemahaman K3 0,868 Pelaksanaan program K3 0,961 Jenis risiko kecelakaan kerja 0,990

Analisa Relative Importance Index (RII)

Perhitungan Analisa Relative Impoetance

Index variabel Frekuensi penyediaan fasilitas

keselamatan kerja dalam pelaksanaan konstruksi khusunya proyek konstruksi perkuatan tebing sungai dengan bobot:

a) 5 sebanyak : 17 orang; b) 4 sebanyak : 8 orang; c) 3 sebanyak : 3 orang; d) 2 sebanyak : 0 orang; e) 1 sebanyak : 0 orang; f) Total: 28 orang; g) RII = ((5 x 17) + (4 x 8) + (3 x 3) + (2 x 0) + (1 x 0)) / 28 = 4,50

Perhitungan Analisa Relative Impoetance

Index (RII) variabel Frekuensi menyediakan

obat-obatan (P3K) pelaksanaan program K3 dalam kegiatan konstruksi khusunya proyek konstruksi perkuatan tebing sungai dengan bobot:

a) 5 sebanyak : 18 orang; b) 4 sebanyak : 7 orang; c) 3 sebanyak : 3 orang; d) 2 sebanyak : 0 orang; e) 1 sebanyak : 0 orang; f) Total: 28 orang; g) RII = ((5 x 18) + (4 x 7) + (3 x 3) + (2 x 0) + (1 x 0)) / 28 = 4,54

Berdasarkan bobot RII tersebut selanjutnya ditentukan rangking dari setiap variabel pengkajian keselamatan dan kesehatan kerja pada pelaksanaan perkuatan tebing sungai.

Pembahasan

Analisa terhadap kuesioner dilakukan dengan melihat bobot dari total 28 responden yang memberikan jawaban untuk tiap variabel atau pertanyaan. Variabel yang paling dominan dapat dilihat dari bobot yang paling besar berdasarkan interprestasi skor.

Berikut adalah hasil interpretasi jawaban untuk variable dari aspek-aspek yang ditanyakan.

Tabel 3. Tingkat Kesadaran dan Pemahaman terhadap Elemen-elemen Program Keselamatan kerja

No. Variabel Bobot Interpretasi Jawaban

A14 Penyediaan fasilitas

keselamatan kerja 4.50

Paling Penting A9 Alokasi dana

keselamatan kerja dan pemilihan asuransi jamsostek

4.43 Paling Penting

A18 Program keselamatan

kerja bagi pekerja 4.21

Paling Penting

Dari total bobot jawaban yang diberikan pada Tabel 3, terlihat bahwa pada tingkat kesadaran dan pemahaman terhadap elemen-elemen program keselamatan kerja variabel “Penyediaan fasilitas keselamatan kerja” adalah variabel yang paling banyak responden memberikan jawaban “Paling Penting” dengan bobot 4.50. Penyediaan fasilitas keselamatan kerja dapat meminimalisir kecelakaan kerja dalam melaksanakan setiap kegiatan dilapangan.

Tabel 4. Tingkat Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan kerja

No. Variabel Bobot Interpretasi Jawaban B6 Menyediakan obat-obatan (P3K). 4.54 Paling Penting B13 Penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) yang menjadi keharusan

4.43 Paling Penting

(8)

55 - Volume 3, No. 4, November 2014 dikalangan pekerja.

B12 Penyediaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang

dilakukan.

4.39 Paling Penting

B10 Penyediaan informasi

nomor telepon penting 4.36

Paling Penting B4 Menyediakan alat-alat K3. 4.36 Paling Penting B3 Memberikan pengarahan, pemahaman dan kesadaran akan pentingnya K3.

4.29 Paling Penting

Pada tabel di atas terlihat bahwa pada variabel pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja yang umum dilakukan oleh kontraktor, variabel “Menyediakan obat-obatan (P3K)” adalah variabel yang paling banyak responden memberi jawaban “Paling Penting” dengan bobot 4.54. Kotak P3K yang lengkap dapat memberikan penanganan pertama bagi korban kecelakaan kerja agar penderitaan korban tidak menjadi lebih parah sebelum korban di bawa ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Tabel 5. Jenis Risiko Kecelakaan Kerja

No Variabel Bobot Jawaban

I Kegiatan Bronjong Item Pekerjaan 1 Pemancangan Kayu Cerucuk Indikator  Menurut Jenis Kecelakaan C67 Terkena alat pemukul 4.25 Paling Sering 

Menurut Sifat Luka

C76 Luka ringan 4.50 Paling Sering  Menurut Bagian Luka C80 Tangan 4.36 Paling Sering Item pekerjaan 2 Pasangan Bronjong Indikator  Menurut Jenis Kecelakaan C84 Tergores 4.50 Paling Sering 

Menurut Sifat Luka

C91 Luka Ringan 4.32 Paling Sering  Menurut Bagian Luka C96 Kaki 4.57 Paling Sering II Kegiatan revetment/Dining penahan tanah Item Pekerjaan 3 Bekisting Indikator Menurut Jenis Kecelakaan 64C Tergores 4.50 Paling Sering Menurut Sifat Luka

71C Luka Ringan 4.54 Paling Sering Menurut Bagian Luka 75C Tangan 4.43 Paling Sering Item Pekerjaan 4 Timbunan Batu 200-500Kg Indikator Menurut Jenis Kecelakaan 113C Terjatuh 4.21 Paling Sering Menurut Sifat Luka

122C Luka ringan 4.46 Paling Sering Menurut Bagian Luka 126C Tangan 4.54 Paling Sering Item Pekerjaan 5 Timbunan Batu < 40 Kg (Pengunci) Indikator Menurut Jenis Kecelakaan 129C Terjepit 4.32 Paling Sering Menurut Sifat Luka

135C Memar 4.43 Paling Sering Menurut Bagian Luka 142C Tangan 4.57 Paling Sering

Analisa terhadap kuesioner untuk jenis risiko kecelakaan kerja yang terjadi dilokasi proyek

(9)

Volume 3, No. 4, November 2014 - 56 konstruksi pada pelaksanaan perkuatan tebing

sungai, dilakukan dengan melihat bobot dari total 28 responden yang memberikan jawaban untuk tiap variabel, item pekerjaan dan indikator risiko. Jika bobot 1 maka jawabannya “tidak pernah”, bobot 2 jawabannya “jarang”, bobot 3 jawabannya “sering”, bobot 4 jawabannya “sangat sering”, dan bobot 5 jawaban “paling sering”. Variabel, item pekerjaan dan indikator yang paling sering berdasarkan bobot RII dan interprestasi jawaban dapat dilihat pada tabel di atas.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian terhadap kajian keselamatan dan kesehatan kerja pada pelaksanaan perkuatan tebing sungai pada Balai Wilayah Sungai Sumatera – I Provinsi Aceh untuk peringkat teratas yang memberikan jawaban paling penting adalah penyediaan fasilitas keselamatan kerja dan penyediaan obat-obatan (P3K).

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka telah diketahui jenis risiko kecelakaan kerja yang berada dalam katagori paling sering terjadi dilokasi proyek pada pelaksanaan konstruksi perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh yaitu: a. Jenis risiko kecelakaan kerja pada kegiatan

bronjong, yang paling sering terjadi pada item pekerjaan pemancangan kayu cerucuk, menurut jenis kecelakaan adalah “terkena alat pemukul” dengan bobot 4.25, menurut sifat luka adalah “luka ringan” dengan

bobot 4.50 dan menurut bagian luka adalah “tangan” dengan bobot 4.36, serta pada item pekerjaan pasangan bronjong, menurut jenis kecelakaan adalah “tergores” dengan bobot 4.50, menurut sifat luka adalah “luka ringan” dengan bobot 4.32 dan menurut bagian luka adalah “kaki” dengan bobot 4.57.

b. Jenis risiko kecelakaan kerja pada kegiatan

revetment/dinding penahan tanah, yang

paling sering terjadi pada item pekerjaan bekisting, menurut jenis kecelakaan adalah “tergores” dengan bobot 4.50, menurut sifat luka adalah “luka ringan dengan bobot 4.54 dan menurut bagian luka adalah “tangan” dengan bobot 4.43, pada item pekerjaa timbunan batu 200-500 kg, menurut jenis kecelakaan adalah “terjatuh” dengan bobot 4.21, menurut sifat luka adalah “luka ringan” dengan bobot 4.46 dan menurut bagian luka adalah “tangan” dengan bobot 4.54 serta pada item pekerjaan timbunan batu <40 kg (pengunci), menurut jenis kecelakaan adalah “terjepit” dengan bobot 4.32, menurut sifat luka adalah “memar” dengan bobot 4.43 dan menurut bagian luka adalah “tangan” dengan bobot 4.57.

Saran

Penelitian ini dilakukan berdasarkan karekteristik responden tertentu seperti dijelaskan pada bab IV dan lokasi proyek perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh dengan sumber dana APBN. Penelitian serupa atau yang lebih lanjut (advance) dapat di

(10)

57 - Volume 3, No. 4, November 2014 lakukan oleh para peneliti yang berminat terhadap kajian keselamatan dan kesehatan kerja pada pelaksanaan proyek konstruksi. Dengan banyaknya penelitian keselamatan dan kesehatan kerja proyek konstruksi akan memperluas sumber referensi bagi peneliti yang dilakukan mahasiswa.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arashpour, M., 2011. Important Factors Influencing Personnel Performance Of Construction Companies. International Conference On Economic, Business and Management, IPEDR vol.2 (2011) © (2011) IAC S IT Press. Manila: Philippines.

Bird, F, E, Jr. 1994. International Safety System. International Loss Control Institute (USA).Georgia.

Budiono., J. dan Pusparini., 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

Narbuko, C dan Achmadi, A., 2004, Metodelogi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Ramli, 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Reason, J., 1997, Managing the risks of

organizational accidents. Australia: Ashgate Publishing Company.

Silalahi, B, N. B dan Silalahi, R, B., 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Lembaga PPM.

Simanjuntak, 1994. Manajemen Keselamatan Kerja. Jakarta: Himpunan Pembina Sumber Daya Manusia Indonesia (HIPSMI).

Suyono, S. dan Masateru, T., 1984. Perbaikan dan Pengaturan Sungai. Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita.

Gambar

Tabel 1.  Rekapitulasi  Karakteristik  Responden  (Pelaksana Lapangan)
Tabel 3.  Tingkat  Kesadaran  dan  Pemahaman  terhadap  Elemen-elemen  Program  Keselamatan kerja
Tabel 5. Jenis Risiko Kecelakaan Kerja

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum penjurian, semua karya peserta yang masuk akan diperiksa oleh panitia penyelenggara pada tanggal 30-31 Agustus2016, untuk memastikan bahwa materi atau dokumen yang

Hasil penelitian menunjukkan keragaan karakter agronomis galur-galur kedelai adaptif lahan pasang surut di Wanaraya pada umumnya lebih baik daripada di Barambai, kecuali umur

Salah satu kendala dari penggunaan asbuton adalah aspal pada asbuton terletak dalam rongga antara mineral yang tidak mudah keluar dan mencair.Karena itu, pada

Penelitian ini telah dilakukan pada 36 responden, dukungan ekologi perkembangan sosial yang dilakukan selama tahun 2017 di TK AR Rahman Bandar Lampung adalah:

Fuzzy Neural Network atau Jaringan Syaraf Kabur atau sistem neuro- fuzzy adalah mesin belajar yang menemukan parameter sistem kabur (yaitu, himpunan fuzzy, aturan fuzzy)

Survey GPS untuk pemantauan penurunan muka tanah yang dilakukan di Jakarta ini telah dilakukan tiga belas kali dimulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2011, seperti

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II telah mencapai keberhasilan baik dari segi proses maupun dari hasil jika dilihat dari 3 aspek yang telah diteliti yaitu:

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara kinerja