• Tidak ada hasil yang ditemukan

FISIOLOGI OTOT. Detty Iryani Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran UNAND. Kuliah Pengantar Blok 1.3 Minggu IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FISIOLOGI OTOT. Detty Iryani Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran UNAND. Kuliah Pengantar Blok 1.3 Minggu IV"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

FISIOLOGI OTOT

Detty Iryani

Bagian Fisiologi

(2)

SIFAT-SIFAT KHUSUS OTOT

‡

Mudah terangsang (irritability)

‡

Mudah berkontraksi (contractility)

‡

Dapat melebar (extensibility)

‡

Dapat diregang (elasticity)

(3)

JENIS OTOT

‡

Otot rangka

‡

Otot polos

‡

Otot jantung

(4)

PERBEDAAN OTOT

Item

pembeda

Otot rangka

Otot polos

Otot jantung

Struktur

Bergaris lintang Tidak ada syncitium Polos Ada syncitium Bergaris lintang Ada syncitium

Persarafan

Saraf tepi Saraf otonom Saraf otonom

Fungsi

volunter involunter involunter

Letak

Pada rangka Pada alat dalam,

p.d. Pada jantung

(5)

FISIOLOGI ANATOMI OTOT RANGKA

Serat Otot Rangka:

‡

Merupakan sel otot

‡

Membran:

- sarkolema

‡

Plasma:

- sarkoplasma

- retikulum sarkoplasmik

tempat ion Ca

mengontrol kontraksi

‡

Di ujung otot:

- serat otot mengumpul menjadi tendon otot - sarkolema menyatu dengan serat tendon

(6)
(7)

Serat Otot Rangka (cont’d)

1.Serat otot terdiri atas ratusan-ribuan

miofibril

2.Miofibril terdiri atas ± 1500 filamen

miosin

dan

3000 filamen

aktin

3.Miofibril beruas-ruas:

- warna terang: aktin

I band

(isotropic)

- warna gelap: miosin

A band

(anisotropic)

- gambaran

striae (lurik)

4. Aktin dan miosin:

- overlap

(8)
(9)

Filamen aktin:

- Pita aktin F: double-strand

- Molekul aktin G: ditempeli ADP → ‘active site’ → interaksi dengan cross-bridge

- Molekul tropomiosin: berada di atas ‘active site’ → inaktif

- Kompleks troponin → 3 molekul protein:

• Troponin I: afinitas kuat dengan aktin

• Troponin T: afinitas kuat dengan tropomiosin

• Troponin C: afinitas kuat dengan ion Ca

Karakteristik Molekular Filamen Kontraktil

Filamen mosin

- Kepala dari cross-bridges

miosin mengandung

ATP-ase

Filamen aktin

Filamen miosin

(10)
(11)

Mekanisme Umum Kontraksi Otot

1.

Potensial aksi dari syaraf motorik

sampai ke

neuro-muscular junction (end-plate)

potensial end-plate

2.

Sekresi neurotransmitter asetilkolin

dari ujung syaraf

3.

Acetylcholine-gated channel

di membran otot

terbuka

4.

Ion Na masuk ke dalam serat otot

potensial aksi

5.

Potensial aksi

menyebar di sepanjang membran

serat otot

6. Timbul

depolarisas

i sampai ke

retikulum sarkoplasmik

ion Ca di lepaskan

ke miofibril

7. Ion Ca menginisiasi proses

atraksi aktin dan miosin

sliding aktin dan miosin

kontraksi

8.

Pompa Ca mengembalikan ion

Ca ke retikulum

sarkoplasmik

kontraksi berhenti (relaksasi)

(12)

‡

Interaksi miosin,

filamen aktin, dan ion

Ca menyebabkan

kontraksi

Mekanisme Molekular Kontraksi Otot

Filamen miosin Filamen aktin Active sites Power stroke Hinges Movement

¾ Inhibisi filamen aktin oleh kompleks troponin-tropomiosin ¾ Aktivasi filamen aktin oleh ion Ca

¾ Interaksi filamen aktin aktif dengan cross-bridges miosin →

Teori kontraksi ‘walk along’ atau teori ‘ratchet’

¾ ATP sebagai sumber energi kontraksi → Peristiwa kimia pada

(13)

Peristiwa kimia pada gerakan kepala miosin

1. Sebelum kontraksi dimulai: kepala ‘cross-bridge’ berikatan dengan ATP. ATP-ase segera memecah ATP → terbentuk ADP dan Pi yang melekat di kepala ‘cross-bridge’

2. Kompleks troponin-tropomiosin berikatan dengan ion Ca →

‘active site’ pada filamen aktin terbuka (uncovered), sehingga dapat berikatan dengan kepala miosin

3. Ikatan antara ‘cross-bridge’ dengan ‘active site’ filamen aktin

→ kepala ‘cross-bridge’ bergeser di ‘active site’ →

menimbulkan ‘power stroke’ dan menarik filamen aktin, menggunakan energi dari ATP

4. Begitu kepala ‘cross-bridge’ bergeser → maka ADP dan Pi terlepas dari kepala dan di tempat itu berikatan ATP baru, sehingga kepala ‘cross-bridge’ terlepas dari aktin

5. ATP berikatan → ‘power stroke’ dan seterusnya sampai

(14)

Energi Kontraksi Otot

‡

Pemakaian energi pada kontraksi otot

Supply energi:

ATP

yang digunakan untuk

-

sliding

aktin-miosin (terutama)

- memompakan ion Ca dari sarkoplasma

kembai ke dalam retikulum sarkoplasmik

setelah kontraksi selesai

(15)

Energi Kontraksi Otot

‡

Sumber energi

-

Konsentrasi ATP di dalam serat otot: 4 milimolar

hanya cukup untuk kontraksi selama 1-2 detik

- ADP dari pemecahan ATP segera di reposforilasi

menjadi ATP

- Sumber energi untuk reposforilasi:

> posfokreatin (konsentrasi hanya 5xATP

memperpanjang kontraksi sampai 5-8 detik)

> glikolisis: glikogen otot

asam piruvat dan asam laktat

> metabolisme oksidatif: >95% dari seluruh energi yang

(16)

‡

Hutang oksigen:

- Dalam keadaan normal, tubuh mempunyai cadangan O2 ± 2 L untuk metabolisme aerobik yang terdiri atas:

- 0,5 L di dalam udara paru

- 0,25 L terlarut di dalam cairan tubuh - 1 L berikatan dengan Hb

- 0,3 L berikatan dengan mioglobin

- Pada exercise berat, semuanya terpakai dalam 1 menit untuk metabolisme aerobik

- Setelah exercise selesai:

> cadangan O2 harus diganti kembali melalui respirasi > diperlukan 9 L tambahan O2 untuk penggantian

sistem posfagen dan sistem laktat

(17)

Karakteristik Kontraksi Otot

‡

Kontraksi

isometrik

:

Sewaktu kontraksi:

-

Panjang otot tetap

(tidak terjadi

pemendekan otot)

- Tonus otot meningkat

Stimulating electrode Electronic force transducer Ke electronic recordr

(18)

Karakteristik Kontraksi Otot

(cont’d)

‡

Kontraksi

isotonik

:

Sewaktu kontraksi:

- Otot memendek

-

Tonus otot tetap

Stimulating electrode

Kimograf otot

(19)

Karakteristik Kontraksi Otot

(cont’d)

Serat otot cepat

- Ukuran serat besar

- Perlu banyak ion Ca →

retikulum sarkoplasmik ekstensif,

- Metabolisme utama non-oksidatif (anaerobik) →

> Jumlah enzim glikolitik banyak,

> Suplai darah sedikit, > Mitokondria sedikit > Mioglobin sedikit →

warna otot lebih pucat

Serat otot lambat

- Ukuran serat lebih kecil

- Metabolisme utama oksidatif

→ perlu banyak O2 →

> Suplai darah banyak > Mitokondria banyak > Mioglobin banyak →

warna otot lebih merah

↓ ↓ ↓

Kontraksi jangka lama

z

z

Karakteristik kontraksi berbagai serat otot:

Karakteristik kontraksi berbagai serat otot:

(20)

Mekanika Kontraksi Otot Rangka

‡

Unit motorik (motor unit),

adalah:

Semua serat otot yang disyarafi oleh satu

serat syaraf motorik yang sama

- Otot cepat dan gerakan halus: sedikit jumlah

serat otot dalam satu motor unit

- Otot lambat dan gerakan kasar: banyak jumlah

serat otot dalam satu motor unit

Serat-serat otot dari suatu unit motorik

interdigitasi (overlapping)

dengan

serat-serat otot dari motor unit yang lain

(21)

Mekanika Kontraksi Otot Rangka

(cont’d)

‡

Sumasi kontraksi :

1. Sumasi serat

- Size principle:

signal lemah akan menimbulkan

kontraksi otot dalam unit motorik kecil, tetapi

begitu kekuatan signal telah meningkat, maka

unit motorik besar akan ikut berkontraksi, sebab:

> unit motorik kecil di syarafi oleh serat syaraf

motorik kecil pula, dan

> neuron motorik (motoneuron) kecil di medula

spinalis lebih

excitable

(22)

Mekanika Kontraksi Otot Rangka

(cont’d)

‡

Sumasi kontraksi:

2. Sumasi frekuensi

tetanisasi

- Peningkatan frekuensi →

level kritis → kontraksi menyatu → tetanisasi

kemudian tinggi kontraksi tidak lagi bertambah

- Penyebabnya: kadar ion Ca di dalam sarkoplasma di antara potensial aksi tetap tinggi, karena tidak sempat relaksasi

Kekuatan kontraksi otot

Kecepatan stimulasi

l l l l l l l l l l l 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55

tetanisa si

(23)

Mekanika Kontraksi Otot Rangka

(cont’d)

‡

Tonus otot rangka:

-

Disebabkan oleh sejumlah impuls yang terus

menerus dikirimkan dari medula spinalis

- Dikontrol oleh:

> impuls dari otak ke neuron motorik

anterior medula spinalis

> impuls dari

muscle spindle

ke medula

(24)

Mekanika Kontraksi Otot Rangka

(cont’d)

‡

Kelelahan otot:

-

Otot yang berkontraksi kuat secara terus

menerus

kelelahan

- Penyebab:

> kehabisan cadangan glikogen

> transmisi signal melalui neuromuscular

junction berkurang

> gangguan aliran darah akan mempercepat

kelelahan karena gangguan suplai nutrien

terutama O2

(25)

Remodelling Otot

- Remodelling dilakukan terus menerus untuk

menyesuaikan dengan fungsi

- Dilakukan dalam waktu singkat (beberapa minggu)

↓ ↓ ↓

‡

Hipertrofi otot:

- karena peningkatan filamen aktin dan miosin

- peningkatan sistem enzim

replacement >

penghancuran

‡

Atrofi otot:

- otot yang tidak digunakan

replacement <

(26)

‡

Penyesuaian panjang:

- Penambahan atau pengurangan sarkomer

‡

Hiperplasia serat otot:

- Jarang terjadi

- Penambahan jumlah serat otot

- Menyertai hipertrofi

‡

Efek denervasi:

- Signal kontraksi hilang

> atrofi

> kontraktur (pemendekan)

‡

Recovery pada poliomielitis:

kompensasi

- Terbentuk macromotor unit

penambahan akson

- 1 motorunit mensarafi banyak serat otot

(27)

Rigor Mortis

‡

Kontraktur

yang terjadi beberapa jam

setelah meninggal

‡

Penyebab:

hilangnya semua ATP

gagal

relaksasi otot

‡

Rigor mortis hilang setelah 15 – 25 jam,

bila protein otot sudah mengalami

penghancuran akibat proses otolisis oleh

enzim lisosom

‡

Proses otolisis lebih cepat pada temperatur

(28)

FISIOLOGI ANATOMI OTOT POLOS

Tipe Otot Polos:

‡

Otot polos setiap organ berbeda:

- dimensi fisik

- organisasi sampai membentuk berkas / lembaran

- respons terhadap stimulus

- karakteristik persyarafan

- fungsi

↓ ↓ ↓

‡

Ada 2 tipe:

- otot polos multi-unit

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)

Otot polos multi-unit:

‡ Serat ototnya terpisah, tidak menyatu ‡ Setiap serat otot bekerja secara terpisah ‡ Setiap serat otot disyarafi satu serat syaraf ‡ Contoh: m. ciliaris mata, m. erector pili

Otot polos single-unit:

‡ Serat otot menyatu, membran selnya membentuk ‘gap

junction’ → penyebaran ion → potensial aksi

‡ Berkontraksi bersamaan

‡ Contoh: usus, saluran empedu, ureter, uterus, beberapa

pembuluh darah

‡ Disebut juga otot polos singsisium atau otot polos viseral

(34)

Proses Kontraksi Otot Polos

‡

Dasar kimia kontraksi otot polos:

> Filamen aktin dan miosin

> Tapi tidak ada kompleks troponin > Kontraksi diaktivasi oleh ion Ca > Energi kontraksi dari ATP → ADP

‡

Dasar fisika kontraksi otot plos:

> susunan aktin miosin ≠ otot rangka > filamen aktin terikat ke ‘dense bodies’

> diameter filamen miosin ≥ 2x aktin > peran ‘dense bodies’ mirip dengan

peran ‘Z disc’ di otot rangka

Filamen

aktin Filamen miosin

Dense bodies

(35)

Proses kontraksi otot polos

‡

Kekhasan otot polos visera :

ketidakmantapan potensial membrannya

dan adanya kontraksi yang

berkesinambungan, tidak teratu dan tidak

tergantung persarafan

‡

Potensial membran tidak memiliki nilai

(36)
(37)

Otot jantung

‡

Memiliki diskus interkalaris dan sistem T, yang

memudahkan penyebaran potensial aksi, seperti

sinsitium

‡

Mempunyai miosin, aktin, tropomiosin dan

troponin dalam berbagai isoform, juga

mengandung distrofin

‡

Potensial aksi dipertahankan oleh saluran kalsium

lambat

‡

Memiliki masa refrakter absolut, sehingga otot

jantung tidak bisa mengalami tetani

‡

Hubungan natar anjang serat otot dan tegangan

(38)

Referensi

‡

Text Book of Medical Physiology (11

th

) by Guyton

and Hall

‡

Principles of Anatomy and Physiology

(Tortora,Principles of Anatomy and Physiology)

by

Gerard J. Tortora

and Bryan H. Derrickson

‡

Ganong's Review of Medical Physiology, 23rd

Edition (LANGE Basic Science)

by Kim E. Barrett,

Susan M. Barman, Scott Boitano, and Heddwen

Brooks

‡

Human Physiology: From Cells to Systems

by

(39)

Referensi

Dokumen terkait

Topik karya tulis yang dibahas adalah kunjungan wisata ke Museum Geologi, Museum Museum Geologi, Museum Sri Baduga dan Pondok Pesantren Daarut Tauhid.. Sri Baduga

Peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama, sebaiknya tidak hanya menggunakan data laporan satu tahun, minimal dua tahun, sehingga

RB.I.4 Hesti Sabrina,MSi/ Adelina Lubis,MSi RC.I.1 Linda Lores,MSi/Muslim Wijaya,MSi RC.I.1 Hery Syahrial,MSi/Amrin Mulia U Nst,MM RB.I.3 Miftahuddin,MBA/Patar Marbun,MSi

Stigma separatis bekerja dengan sangat baik dalam menjauhkan masyarakat umum dari suara-suara kritis rakyat Papua, serta melegitimasi kekerasan yang terjadi pada mereka!. Bagaimana

Ketentuan Pasal 11 ayat (4) Peraturan Pemerintah Penganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2008 Jo Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Jo Undang-Undang Nomor 3 Tahun

Jika dilihat dari hasil ketika proses pembelajaran dan hasil ulangan siswa dari siklus I sampai siklus II dapat disimpulkan bahwa permainan dengan menggunakan media kubus

Penelitian dilakukan dengan cara menjelaskan secara teoritis hubungan yang dapat ditimbulkan akibat adanya perkembangan politik ekonomi, perkembangan dunia

 Honor penulisan ijazah, honor penulisan rapot, honor penyusun, Pengetikan dan penggandaan naskah , honor koreksi ulangan semester, honor koreksi ulangan