• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PNS PADA DINAS PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PNS PADA DINAS PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KOTA MALANG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP

KOMITMEN ORGANISASI PNS PADA DINAS PENDIDIKAN

DAN KESEHATAN KOTA MALANG

ARTIKEL

OLEH ANISYA ADITYA NIM 409112416149

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Artikel oleh Anisya Aditya ini telah diperiksa dan disetujui.

Malang, April 2013 Pembimbing I

Dr. Hj. Tutut Chusniyah, M.Si NIP 19640602 199802 2 001

Malang, April 2013 Pembimbing II

Pravissi Shanti, S. Psi., M. Psi NIP 19820330 200912 2 001

(3)

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP

KOMITMEN ORGANISASI PNS PADA DINAS PENDIDIKAN

DAN KESEHATAN KOTA MALANG

Anisya Aditya (anisya.aditya@rocketmail.com) UNIVERSITAS NEGERI MALANG Abstrak

Etika kerja Islam merupakan orientasi yang membentuk dan mempengaruhi keterlibatan dan partisipasi pekerja, yang dapat dilihat dari usaha, kompetisi, transparasi, dan tanggung jawabnya yang didasarkan pada nilai-nilai Islam (Ali, 2001). Robbins mendefinisikan komitmen organisasi merupakan suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka karyawan terhadap organisasi (dalam Sopiah, 2008). Karyawan yang menerapkan Etika Kerja Islam dalam bekerja akan menunjukkan komitmen organisasi mereka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif terhadap 43 PNS yaitu 18 PNS dari Dinas Pendidikan dan 25 PNS dari Dinas Kesehatan dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar PNS di Dinas Pendidikan dan Pendidikan cukup menerapkan Etika Kerja Islam ketika bekerja. Sebagian besar PNS di Dinas Pendidikan dan Kesehatan memiliki komitmen organisasi yang cukup. Terdapat pengaruh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi pada sampel PNS Dinas Pendidikan dan Kesehatan Kota Malang (sign. 0,003 < 0,05) dengan R square= 0,509 sehingga dapat disimpulkan PNS yang menerapkan Etika Kerja Islam dalam bekerja memberikan kontribusi terhadap komitmen organisasi mereka. Penelitian ini memberikan implikasi terhadap peningkatan komitmen organisasi dan Etika Kerja Islam.

Kata kunci : Etika Kerja Islam, komitmen organisasi

Islamic Work Ethics are an orientation that shape and influence the involvement and participation of workers, which can be seen from the business, competition, transparency, and responsible (Ali, 2001). Robbins defines organizational commitment is an attitude that reflects the feelings of like or dislike the employee towards the organization (in Soipah, 2008). Some of studies concluded that those who strongly support Islamic Work Ethics would be more committed with their organization. This study uses quantitative research methods, use sample as many as 43 civil servants with details 18 from Department of Educational and 25 from Department of Health in Malang with a sampling technique using purposive sampling. Based on the results of the study concluded that most of civil servant in Department of Educational and Health of Malang apply Islamic Work Ethic when they work. Most of civil servant in Department of Educational and Health of Malang have an average level in organizational commitment. There is the influence of the Islamic Work Ethic to organizational commitment in a sample of civil servants and Health Education Department Malang (sign. 0.003 <0.05) with

(4)

R square = 0.509 so that civil servants can be concluded that applying Islamic Work Ethics in the work contributed to their organizational commitment. This study provides implications for increasing organizational commitment and Islamic Work Ethics.

(5)

Peningkatan produktivitas ekonomi dan semakin luasnya penguasaan perusahaan di berbagai negara barat di dunia dipengaruhi oleh Etika Kerja Protestan (Protestan Work Ethic / untuk selanjutnya akan disebut sebagai EKP). EKP pertama kali dibawa oleh kaum Kristiani, yang menjunjung tinggi ide kontrol ekonomi dengan menekankan pada kebajikan positif seperti kerja keras, dapat dipercaya, tepat waktu dan jujur. Sebagian besar perusahaan di Amerika dan beberapa negara Eropa menggunakan aturan EKP yang didasarkan pada teori Max Weber sebagai landasan organisasi mereka (Yousef, 2001). Penerapan model EKP ini mungkin hanya terbatas dalam masyarakat Kristen saja, sedangkan pada masyarakat Islam tidak sesuai, karena Islam memiliki konsep tersendiri tentang etika yang didasarkan atas Al-Quran dan Hadist. Negara-negara Islam mulai mengembangkan Etika Kerja Islam (Islamic Work Ethic / untuk selanjutnya akan disebut sebagai EKI) yang beberapa prinsipnya berbeda dengan EKP. Menurut Beekun (dalam Yousef, 2001), EKI dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip-prinsip moral yang membedakan mana yang benar dan mana yang salah dalam konteks nilai-niali Islam. Munculnya etika kerja Islam ini, dipengaruhi oleh adanya EKP yang telah berkembang lebih dahulu di beberapa negara, baik yang ada di Amerika maupun Eropa.

Komitmen organisasi merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan terhadap organisasi dan proses yang berkelanjutan, dimana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi, keberhasilan dan kemajuan yang berkelanjutan. Seperti yang didefinisikan oleh Robbins (dalam Sopiah, 2008), bahwa komitmen organisasi merupakan suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka karyawan terhadap organisasi. Selanjutnya Mowday (dalam Sopiah, 2008) menjelaskan bahwa komitmen organisasi merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan pegawai. Komitmen organisasi adalah identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi. Komitmen organisasional adalah keinginan kuat untuk tetap mempertahankan

keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi.

(6)

Penelitian terkait Etika Kerja Islam di dalam departemen pelayanan publik Malaysia dilakukan oleh Latif (dalam Wan Husin, 2012). Penelitian itu menyimpulkan bahwa prinsip-prinsip dan Etika Kerja Islam cocok untuk semua orang tanpa memandang agama, ras dan warna kulit. Penelitian lain menunjukkan adanya pengaruh EKI terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi

dilakukan oleh Marri, Sadozai, Zaman dan Ramay (2012) pada sektor agrikultur Pakistan. Dalam penelitian ini penulis menguji pengaruh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi PNS pada Dinas Pendidikan dan Kesehatan Kota Malang. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena Indonesia adalah negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam sehingga Indonesia merupakan salah satu negara yang cocok untuk mengembangkan EKI dalam suatu organisasi. Selain itu, etika kerja dalam Islam berkaitan erat dengan nilai–nilai agama dan spiritual. Untuk menjaga keharmonisan antar individu dalam sebuah organisasi, EKI memberikan perhatian lebih pada aspek sosial, seperti suasana di tempat kerja dan kewajiban menegakkan hak-hak masyarakat. Hal ini dapat dilihat melalui kinerja di lembaga publik (PNS), yang bekerja untuk masyarakat dan negara.

Keberadaan PNS merupakan salah satu organ yang penting bagi negara. Lembaga pelayanan publik, tempat PNS bekerja merupakan organisasi yang bersifat netral namun berada dalam negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. PNS merupakan aparatur pelaksanaan pemerintah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan kelancaran pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional. Sebagai organisasi yang bergerak di pelayanan negara atau publik, maka seorang PNS yang beragama Islam di Indonesia diharapkan mampu menerapkan EKI yang tercermin dalam perilaku kerja mereka. Dengan adanya penerapan Etika Kerja Islam maka diharapkan seorang PNS akan memiliki komitmen organisasi yang baik, yang berkontribusi juga terhadap kepuasan kerja mereka sehingga mereka dapat melayani masyarakat dan negara dengan sepenuh hati.

EKI menurut ulama muslim dikategorikan sebagai melakukan tugas–tugas dalam memenuhi kewajiban agama, yang dikategorikan sebagai ibadah. EKI sebagai cerminan dari tradisi dan cara hidup Muslim (Yousef, 2001). Menurut

(7)

Rizk (dalam Marri dkk, 2012) EKI merupakan suatu orientasi terhadap pekerjaan dan pendekatan dalam bekerja sebagai keutamaan dalam kehidupan manusia. Menurut Ali (2008) EKI melihat bekerja sebagai lebih dari kesenangan pribadi secara ekonomi, sosial, dan psikologis. EKI merupakan orientasi yang membentuk dan mempengaruhi keterlibatan dan partisipasi pelaku pasar (pekerja) yang mana harus transparan, bertanggung jawab, dan berkomitmen untuk melayani

kepentingan masyarakat tanpa membahayakan kesejahteraan pelaku lain atau masyarakat.

Etika Islam di tempat kerja meliputi empat komponen yaitu: (1) Usaha, usaha dipandang sebagai bahan yang diperlukan untuk melayani diri sendiri dan masyarakat. Usaha untuk melayani diri sendiri dapat berupa usaha dalam memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah pribadi, sedangkan usaha melayani masyarakat merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menyelesaikan masalah masyarakat. (2) Kompetisi, di dalam Islam tidak ada batasan dalam arena pasar untuk kompetisi, namun kompetisi dilarang bila berkaitan dengan barang terlarang (misalnya alkohol dan judi), kegiatan yang berhubungan dengan barang terlarang dan manipulasi harga. Dalam kompetisi menghindari pendekatan destruktif. (3) Transparansi, yaitu kebutuhan atas kepercayaan dan kejujuran dalam transaksi atau dalam kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan barang dan jasa. Keterbukaan dan kejujuran meningkatkan loyalitas pelanggan dan reputasi pasar. (4) Perilaku bertanggung jawab.

Persaingan, usaha, dan transparansi dapat menghasilkan manfaat bagi diri dan orang lain dalam jangka pendek. Namun, bila ketiga hal tersebut tidak diimbangin dengan tindakan yang bertanggung jawab maka dapat menyebabkan bencana. Etika Islam menempatkan prioritas pada niat. Dalam Islam, dari niat kita dapat melihat kriteria di mana pekerjaan dievaluasi dari segi manfaat bagi masyarakat. kegiatan yang menimbulkan dosa dilarang oleh Allah, misalnya kegiatan yang berhubungan dengan judi, monopoli, suap dan penipuan. Beras (dalam Ali, tanpa tahun) obsesi dengan kekayaan materi dapat mengaburkan tujuan utama

memperkaya kehidupan manusia. Oleh karena itu, perilaku yang didasarkan moral merupakan prakondisi yang penting untuk mempertahankan ekonomi makmur dan

(8)

fungsional. Nasr (dalam Ali, tanpa tahun) menegaskan bahwa Islam menyediakan lingkungan kerja di mana etika tidak lepas dari ekonomi.

Porter (dalam Malik, Nawab, Naeem dan Danish, 2010) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai keyakinan karyawan yang kuat dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, kemauan untuk mengerahkan usaha yang cukup atas nama organisasi, serta keinginan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi. Steers dan Black (dalam Sopiah, 2008)

mengatakan bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasional yang tinggi bisa dilihat dari ciri–ciri sebagai berikut: (a) Adanya kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi, (b) Adanya kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi organisasi, dan (c) Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi. Senada dengan pendapat di atas, Sopiah (2008) menyimpulkan bahwa komitmen organisasi adalah suatu ikatan psikologis karyawan pada organisasi yang ditandai dengan adanya : (1) kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi, (2) kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi, (3) keinginan untuk mempertahankan kedudukan sebagai anggota organisasi. Komitmen organisasi mengacu pada keterikatan emosional karyawan untuk, identifikasi, dan

keterlibatan dalam organisasi.

Minner (dalam Sopiah, 2008) secara rinci menjelaskan proses terjadinya komitmen organisasi, yaitu : Fase awal (initial commitment), fase kedua disebut sebagai commitment during early employment, dan fase tiga diberi nama commitment during later career.

Allen dan Meyer (dalam Luthans, 2006) membagi dimensi komitmen organisasi yaitu : (1) komitmen afektif : Perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilainya. Komitmen afektif adalah ketertarikan emosional karyawan, identifikasi, dan keterlibatan dalam organisasi. (2) komitmen

berkelanjutan merupakan nilai ekonomi yang didapat ketika bertahan dalam suatu organisasi bila dibandingkan dengan apa yang didapat ketika meninggalkan organisasi tersebut. (3) komitmen normatif merupakan kewajiban untuk bertahan dalam organisasi untuk alasan–alasan moral atau etis.

(9)

Kajian terhadap pengaruh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi karyawan juga telah dilakukan di negara-negara Muslim. Seperti penelitian tentang Etika Kerja Islam yang dilakukan oleh Yousaf (2001), yang menunjukkan adanya komitmen kerja yang besar sebagai pengaruh dari Etika Kerja Islam. Dari penelitian ini dapat dijelaskan bahwa dengan mengaplikasikan Etika Kerja Islam di tempat kerja, maka dapat meningkatkan komitmen organisasi karyawan. Penelitian lainnya tentang pengaruh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi, kepuasan kerja, dan intensi turnover dilakukan oleh Rokhman (2010), yang dilakukan di perbankan syariah Jawa Tengah. Dalam penelitian tersebut Rokhman hanya melihat pengaruh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi, kepuasan kerja dan intensi turnover secara terpisah. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Etika Kerja Islam berpengaruh terhadap komitmen organisasi karyawan.

Selain itu Ahmad (2011) juga membahas adanya hubungan Etika Kerja Islam, komitmen organisasi, kepuasan kerja, reward, konflik kerja, dan intensi turnover. Hasil dari penelitian itu menyatakan ada hubungan antara Etika Kerja Islam dengan komitmen organisasi di Malaysia. Dapat disimpulkan bahwa

karyawan yang merasa organisasi mereka berjalan sesuai etika akan meningkatkan komitmen organisasi mereka. Sangat disarankan untuk menggunakan Etika Kerja Islam dalam visi dan misi sebagai dasar suatu perusahaan agar dapat

meningkatkan kepuasan kerja serta faktor-faktor lain yang dapat membuat karyawan bekerja dengan baik. Penelitian terbaru terkait pengaruh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi dan kepuasan kerja dilakukan oleh Marri, Sadozar, Zaman, dan Ramay (2011). Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Etika Kerja Islam berpengaruh terhadap komitmen organisasi pada sektor agrikultur di Pakistan.

METODE

Partisipan dan Desain Penelitian

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 153 PNS Dinas Pendidikan dan 100 PNS Dinas Kesehatan Kota Malang. Sehingga dari data tersebut diperoleh bahwa jumlah populasi penelitian ini sebanyak 253 PNS di Dinas Pendidikan dan

(10)

Kesehatan Kota Malang, yang sesuai dengan karakteristik populasi penelitian ini. Adapun karakteristik populasi dari penelitian ini adalah PNS yang ditempatkan di Dinas Pendidikan atau Dinas Kesehatan Kota Malang, beragama Islam,

berhubungan langsung dengan masyarakat (pelayanan publik), telah bekerja sebagai PNS minimal 6 bulan.

Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Sampel pada penelitian ini adalah PNS Dinas Pendidikan sebanyak 18 orang dan 25 PNS dari Dinas Kesehatan Kota Malang. Untuk pengambilan sampel dan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik nonprobabilitas, dengan tipe purposive sampling yaitu dengan menentukan karakteristik tertentu secara spesifik responden yang menjadi anggota sampel (Sukardi, 2003).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif merupakan penelitian dimana data penelitian berupa angka–angka dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi sehingga penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi. Analisi regresi adalah salah satu analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang hubungan sebab-akibat dan besarnya nilai hubungan tersebut (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini Etika Kerja Islam merupakan variabel bebas, sedangkan komitmen organisasi adalah variabel terikat. Rancangan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1 : Rancangan Penelitian

Alat ukur dan Prosedur Penelitian

Instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk mengukur Etika Kerja Islam merupakan alat ukur adaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Ali (1988). Alasan penulis mengadaptasi alat ukur tersebut karena alat ukur tersebut valid dan

(11)

reliabel untuk mengungkap inti dari Etika Kerja di Islam. Beberapa studi empiris telah dilakukan di beberapa negara untuk membuktikan validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut (Ali, 2008). Contoh dari aitem untuk skala Etika Kerja Islam adalah :

No Pernyataan

10.

Persaingan untuk meningkatkan kualitas (mutu) harus didorong dan dihargai.

26. Nilai kerja berasal dari niat yang menyertainya, bukan hasilnya.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur komitmen organisasi

berdasarkan atas 3 dimensi komitmen organisasi yang menurut Allen dan Meyer (1990) yaitu komitmen normatif, komitmen berkelanjutan, dan komitmen normatif. Berikut ini contoh aitem skala komitmen organisasi :

No Pernyataan

2. Saya merasa masalah yang dihadapi organisasi ini adalah masalah saya juga.

17. Saya tertarik untuk tetap bergabung dengan organisasi ini.

Model skala yang digunakan dalam instrument adalah skala likert. Reliabilitas alat ukur pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan formula Cronbach Alpha. Reliabilitas untuk skala Etika Kerja Islam sebesar 0,887 dengan 26 aitem, dan reliabilitas skala komitmen organisasi sebesar 0,870 dengan 22 aitem.

Pada saat turun lapangan, peneliti menyebarkan skala Etika Kerja Islam dan komitmen organisasi kepada salah satu PNS bagian umum di Dinas

Pendidikan dan Kesehatan Kota Malang. Karena keterbatasan dan peraturan yang ada di Dinas Pendidikan dan Kesehatan Kota Malang maka dalam penyebaran skala peneliti tidak dapat menyebarkan skala tersebut secara langsung pada sampel penelitian. Sehingga peneliti menitipkan skala tersebut kepada salah satu PNS bagian umum pada Dinas Pendidikan dan Kesehatan Kota Malang dengan memberikan instruksi yang ketat agar sampel penelitian sesuai dengan

(12)

karakteristik populasi penelitian ini. Instruksi tersebut adalah PNS yang

ditempatkan di Dinas Pendidikan dan Kesehatan, beragama Islam, berhubungan langsung dengan masyarakat (pelayanan publik), dan telah bekerja sebagai PNS minimal 6 bulan.

HASIL

Dalam penelitian ini mendapatkan 43 sampel penelitian pada PNS di Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, yang selanjutnya ditabulasi dan dianalisis. Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif pada variabel Etika Kerja Islam dan komitmen organisasi PNS di Dinas Pendidikan dan Kesehatan.

Tabel I: Mean, Standart deviasi, Skor tinggi dan Skor rendah Variabel N Mean Standart

Deviasi Skor tertinggi Skor terendah Etika Kerja Islam 43 90,93 7.42 103 74 Komitmen organisasi 43 77.28 7.90 87 63

Berdasarkan penghitungan norma empirik, sebanyak 7 PNS (16,28%) mendapatkan skor tinggi, sebanyak 30 PNS (69,77 %) masuk dalam kategori sedang dan 6 PNS (13,95 %) berada di kategori rendah untuk variabel Etika Kerja Islam. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sebagian besar PNS pada Dinas Pendidikan dan Kesehatan Kota Malang cukup menerapkan Etika Kerja Islam ketika mereka bekerja. Untuk variabel komitmen organisasi didapatkan bahwa terdapat 3 PNS (6,98%) berada dalam kategori tinggi. PNS yang berada di kategori sadang sebanyak 31 orang (72,09%) dan yang berada di kategori rendah untuk variabel komitmen organisasi sebanyak 9 PNS (20,93%). Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa PNS di Dinas Pendidikan dan Kesehatan cukup berkomitmen dengan organisasi mereka.

Dari proses penghitungan didapatkan bahwa nilai signifikansi dari Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi PNS pada Dinas Pendidikan dan Kesehatan. Kemudian dari nilai R

(13)

square didapatkan nilai sebesar 0,509 yang berarti bahwa terdapat 50,9 %

kontribusi yang disebabkan oleh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi PNS pada Dinas Pendidikan dan Kesehatan Kota Malang.

Tabel II: Hasil uji hipotesis

Variabel R R Square F Sign

EKI dan komitmen organisasi

0.714 0.509 42.585 0.000

DISKUSI DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PNS di Dinas Pendidikan dan Kesehatan kota Malang secara umum menunjukkan bahwa sebagian besar PNS di Dinas Pendidikan dan Kesehatan cukup menerapkan Etika Kerja Islam ketika mereka bekerja. Sebagian besar PNS menjawab setuju pada aitem yang menyatakan bahwa mereka mengikut sertakan urusan masyarakat untuk menjadi pertimbangan dalam kinerja mereka. Dengan menyertakan urusan masyarakat maka PNS telah menerapkan Etika Kerja Islam ketika mereka bekerja. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ali (tanpa tahun) “siapapun yang terlibat dalam organisasi harus bertujuan memajukan kepentingan rakyat, memenuhi kebutuhan, dan memuaskan mereka”.

Kompetisi tidak hanya mendatangkan kerugian namun juga terdapat keuntungan atau manfaat di dalamnya. Dalam Islam kompetisi diperbolehkan bila kompetisi itu bermanfaat, tidak merugikan pihak lain dan berlangsung secara adil serta menghindari adanya monopoli, suap, dan sentralisasi kekuasaan, manipulasi, dll (Ali, tanpa tahun). Dari penelitian tersebut didapatkan para PNS cenderung setuju menjawab pernyataan persaingan untuk meningkatkan kualitas (mutu) harus didorong dan dihargai, dari pernyataan tersebut terlihat bahwa PNS

mendukung adanya kompetisi didalam organisasi asalkan kompetisi tersebut dapat meningkatkan kualitas para PNS. PNS merasa bahwa dengan adanya kompetisi ketika bekerja maka dapat meningkatkan kualitas kerja mereka. Manfaat lain yang diperoleh dari kompetisi adalah mendatangkan kerjasama untuk bersama-sama

(14)

meraih tujuan bersama. Sejalan dengan pernyataan tersebut, para PNS di Dinas Pendidikan dan Kesehatan memiliki kerjasama yang cukup karena sebagian besar PNS menjawab setuju pada aitem yang menyatakan semua karyawan harus berpartisipasi dalam organisasi ini.

Hasil analisis yang telah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar PNS di Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan memiliki komitmen

organisasi yang cukup, sehingga disimpulkan bahwa PNS di dinas pendidikan dan kesehatan cukup memiliki keterikatan emosional dan identifikasi terhadap organisasinya serta cukup memiliki rasa ingin mempertahankan keanggotaan di organisasi mereka. Dari penelitian ini didapatkan bahwa PNS di kedua dinas tersebut memiliki komitmen yang cukup pada organisasinya dikarenakan adanya pertimbangan ekonomi jika mereka meninggalkan organisasi. Menurut Allen dan Meyer (dalam Luthans, 2006) komitmen berkelanjutan merupakan nilai ekonomi yang didapat ketika bertahan dalam suatu organisasi bila dibandingkan dengan apa yang didapatkan ketika meninggalkan organisasi tersebut.

PNS di Dinas Pendidikan dan Kesehatan memiliki komitmen organisasi juga dikarenakan mereka memiliki nilai atau kepercayaan bahwa menetap atau tidak berpindah-pindah organisasi itu merupakan hal yang baik. Hal ini didukung dari hasil penelitian yang mana PNS cenderung setuju pada pernyataan tentang berpindah-pindah organisasi itu tidak baik. Selain itu para PNS di Dinas

Pendidikan dan Kesehatan kota Malang juga cenderung setuju dengan pernyataan saya diajarkan untuk percaya pada nilai kesetiaan kepada suatu organisasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Marsh dan Mannari (dalam Othman dkk) “The committed employee considers it morally right to stay in the company, regardless of how much status enhancement or satisfaction the firm gives him or her over the years”.

Dalam penelitian ini mayoritas sampel penelitian adalah PNS yang memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun. Sehingga rata-rata para PNS sudah memasuki fase kedua dalam komitmen organisasi yang disebut sebagai commitment during early employment. Pada fase ini karyawan sudah bekerja beberapa tahun. Menurut Minner (dalam Sopiah, 2008) faktor – faktor yang berpengaruh terhadap komitmen karyawan pada organisasi adalah pengalaman

(15)

kerja yang karyawan rasakan pada tahap awal dia bekerja, bagaimana

pekerjaannya, dll. . Sehingga dapat disimpulkan komitmen organisasi yang cukup pada PNS di Dinas Pendidikan dan Kesehatan dikarenakan sebagian besar PNS telah memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun dan telah berada pada fase commitment during early employment .

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi PNS pada Dinas Pendidikan dan Kesehatan kota Malang. Artinya PNS di kedua dinas tersebut yang menerapkan Etika Kerja Islam lebih berkomitmen pada organisasinya. Dari hasil analisis regresi terdapat

kontribusi yang cukup besar dari Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi. Menurut Yousef (2000) Etika Kerja Islam menjunjung komitmen karyawan terhadap organisasinya. Sejalan dengan pernyataan tersebut, dalam penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi dikarenakan di dalam Etika Kerja Islam terdapat nilai-nilai yang menekankan bahwa seorang karyawan harus berkomitmen pada organisasinya dan

pekerjaannya, sementara itu di dalam komitmen organisasi pada indikator komitmen normatif juga ditekankan adanya nilai kesetiaan terhadap organisasi. Pengaruh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi dapat terlihat dari kesetiaan dan komitmen PNS terhadap organisasi mereka yaitu Dinas Pendidikan dan Kesehatan dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam yang mereka terapkan ketika mereka bekerja. Selain itu, pengaruh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi dapat dilihat dari adanya Etika Kerja Islam yang tercermin dari perbuatan, niat, komitmen serta tanggung jawab PNS dalam bekerja yang akhirnya memunculkan keterlibatan PNS di dalam organisasinya untuk bekerja lebih keras melayani masyarakat serta memunculkan keinginan PNS untuk tetap tinggal dalam organisasi mereka.

Hasil penelitian ini yang menyatakan adanya pengaruh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi PNS pada Dinas Pendidikan dan Kesehatan kota Malang mendukung beberapa penelitian terdahulu. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yousef (2001) tentang Etika Kerja Islam, menghasilkan bahwa terdapat hubungan Etika Kerja Islam dan komitmen organisasi yang positif dan cukup signifikan. Artinya semakin tinggi skor Etika Kerja Islam yang dimiliki

(16)

karyawan maka akan semakin tinggi pula komitmen organisasi mereka. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rokhman (2010) tentang pengaruh Etika Kerja Islam terhadap beberapa variabel. Dari penelitian tersebut menghasilkan bahwa Etika Kerja Islam memiliki efek positif terhadap komitmen organisasi pada lembaga keuangan mikro syariah Jawa Tengah. Selain itu juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Marri dkk (2012) pada karyawan agrikultur di Pakistan mengatakan jika pekerja menerapkan Etika Kerja Islam maka karyawan juga akan lebih berkomitmen pada organisasi mereka. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Jawa Tengah dan Pakistan, dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa dengan Etika Kerja Islam yang cukup diterapkan oleh PNS pada Dinas Pendidikan dan Kesehatan kota Malang juga mempengaruhi komitmen organisasi PNS.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :

Bagi Dinas di Kota Malang

Pihak organisasi tempat PNS bekerja hendaknya lebih mendukung

penerapan Etika Kerja Islam di lingkungan kerja. Hal ini dikarenakan para pekerja yang memiliki Etika Kerja Islam akan lebih berkomitmen terhadap pekerjaannya dan berkomitmen terhadap organisasinya sehingga memunculkan rasa memiliki organisasi

Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini berfokus pada pengaruh yang diberikan oleh Etika Kerja Islam terhadap komitmen organisasi. Agar pembahasan Etika Kerja Islam ini lebih lengkap maka diharapkan untuk meneliti faktor lain yang dapat dipengaruhi oleh Etika Kerja Islam seperti kepuasan kerja, intensi turnover, dan OCB. Selain itu juga penambahan sampel penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan bervariasi atau melakukan penelitian pada subjek yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian ini.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, J.A. Belum ada tahun. draf Handbook of Islamic Marketing

Ali, J.A. and Al-Owaihan, A. 2008. ”Islamic work ethic: a critical review” Cross Cultural Management an International Journal. Vol. 15 No. 1

Ali, J.A. 2001. ”Scaling an Islamic work ethic” Journal of Social Psychology. Vol. 128 No. 5

Ali, J.A. 1992. “Islamic work ethic in Arabia” Journal of Psychology. Vol. 126 No. 5

Ahmad, M. Shakil. 2011. “Work Ethic : An Islamic Prospective” International Journal of Human Sciences. Vol.8

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Fajrianthi, A.B.P., 2012. “Hubungan antara Komitmen Organisasi dengan Kesiapan untuk Berubah pada Karyawan Divisi Enterprise Service (DES) Telkom Ketintang Surabaya” Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, Vol.1 No.02 Jaros, Stephen. 2007. Meyer and Allen Model of Organizational Commitment: Measurement Issues

Luthans, Fred. Perilaku Organisasi. 2006. Yogyakarta : Andi

Marri, Muhammad Y.K., Sadozar, A.M., Zaman. Hafiz M.F., dan Ramay. Muhammad I. “The Impact of Islamic Work Ethics on Job Satisfaction and Organizational Commitment: A study of Agriculture Sector of Pakistan” International Journal of Business and Behavioral Sciences

Munandar, A. Sunyoto. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI-Press

Novianti, Leny. dan Gunawan, Hendra. 2010. Pengaruh Etika Kerja Islam dan Etika Bisnis Terhadap Komitmen Organisasi dengan Komitmen Profesi sebagai Variabel Intervening. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan

Othman, A.S., Rahman, N.M.A., Malek, Z.A., Osman, A.R., Organizational Commitment and Work Ethics: An Empirical Assesment in a Malaysian Context Peterson, D.K. 2003. “ The relationship between ethical pressure, relativistic moral beliefs and organizational commitment” Journal of Managerial Psychology. Vol. 16 No. 6

Putti, J.M., Aryee, S. dan Ling, T.K. (1989) “Work values and organizational commitment: a study in the Asian context” Human Relations, Vol. 42

Robbins, Stephen. 2012. Perilaku Organisasi Edisi 12, Jilid 1. Jakarta : Salemba Empat

Rokhman, Wahibur. 2010. The Effect of Islamic Work Ethic on Work Outcomes Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : ANDI

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Sukardi. Metode Penelitian Pendidikan. 2003. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Wan Husin, Wan Norhasniah. Work Ethics from the Islamic Perspective in Malaysia

(18)

Yousef, D.A. 2000. “Organisational commitment as a mediator of the relationship between Islamic work ethic and attitudes toward organizational change” Human Relations. Vol. 53 No. 4

Yousef, D.A. 2001. “Islamic work ethic - A moderator between organisational commitment and job satisfaction in a cross-cultural context”, Personnel Review, Vol. 30 No.2

Yunus, O.M., Rahim. A.R.A., Shabuddin, Alwi. Mazlan, Munira. 2011. “Work Ethic of Malaysia Civi Servants” International Conference on Business and Economic Research

Gambar

Tabel I: Mean, Standart deviasi, Skor tinggi dan Skor rendah  Variabel N Mean  Standart

Referensi

Dokumen terkait

Bagi guru mata pelajaran PPKn dalam upaya menginternalisasikan nilai-nilai demokrasi pada peserta didik hendaknya agar lebih kreatif dalam menciptakan suasana kelas yang

Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengetahui emosi diri sendiri dan orang lain, untuk membedakan emosi-emosi yang berbeda dan memaknainya dengan benar dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Sistem Informasi Praktik Industri Berbasis Web pada Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer FKIP UNS

LANGKAH – LANGKAH DALAM MEMBERIKAN EFEK PADA.. TULISAN

Mengetahui hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan BPJS pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Karanglewas Kecamatan. Karanglewas

Mata Pelajaran Bahasa Inggris Sekolah Menengah Atas. MODUL KELOMPOK

Selanjutnya sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 83 Tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang Perpustakaan,

Apabila sampai dengan batas waktu yang dimaksud tersebut tidak terdapat sanggahan, maka kepada calon pemenang akan mengikuti tahap seleksi selanjutnya. Yogyakarta, 19 Juni