DEPOK
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma Tiga (D.III)
Alfian Muhammady
NIM: 11121750
Program Studi Komputerisasi Akuntansi
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika Jakarta
vi
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa taala penulis panjatkan atas segala rahmat, hidayah, dan inayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Penerimaan dan Penyaluran Dana Zakat Pada BMT Al-Fithrah Depok”. Selawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah menuju era yang penuh dengan pencerahan.
Tujuan penulisan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan Program Diploma Tiga (D.III) Akademi BSI. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil Riset, observasi dan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan tugas akhir ini tidak akan lancer. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Direktur Akademi Manajemen Informatika & Komputer Bina Sarana
Informatika;
2. Ketua Program Studi Komputerisasi Akuntansi AMIK BSI;
3. Ibu Eri Mardiani, M.Kom selaku dosen pembimbing tugas akhir;
4. Staf / karyawan / dosen dilingkungan Akademi BSI;
vii
7. Staf / karyawan / dosen dilingkungan BMT Al-Fithrah Depok;
8. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual;
9. Teman-teman di AMIK BSI Khususnya kelas 11.6B.29 yang banyak
membantu dan memberikan saran kepada penulis selama pembuatan tugas akhir; dan
10.Semua Pihak yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran, dan doa sehingga
terselesaikannya penulisan tugas akhir ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan tentu banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya tugas akhir ini sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan penulisan sederhana ini bisa bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi saya sendiri yang masih ingin terus belajar.
Jakarta, 20 Agustus 2015 Penulis
viii
Alfian Muhammady (11121750), Perancangan Sistem Informasi Penerimaan dan Penyaluran Dana Zakat Pada BMT Al-Fithrah Depok
Kelanjutan dari perkembangan sibernetika dan informatika yang menciptakan revolusi informasi, maka tak terhindarkan terciptanya keterandalan hardware maupun software. BMT al-Fithrah Depok membutuhkan adanya suatu sistem informasi yang menunjang dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi muzaki maupun mustahik. Untuk itulah penulis mencoba membuat Tugas Akhir mengenai sistem penerimaan dan penyaluran zakat di BMT al-Fithrah Depok yang sampai saat ini belum terkomputerisasi. BMT al-Fithrah Depok adalah lembaga keuangan syariah yang bergerak dalam penerimaan dan pendayagunaan zakat. Sistem yang ada pada BMT al-fithrah Depok ini masih dilakukan secara manual, mulai dari pencatatan muzaki yang membayar zakat, sampai penyimpanan data-data lainnya yang berhubungan dengan proses penerimaan dan penyaluran hingga pembuatan laporan, sehingga memungkinkan pada saat proses berlangsung terjadi kesalahan dalam pencatatan, kurang akuratnya laporan yang dibuat dan keterlambatan dalam pencarian data-data yang diperlukan. Perancangan sistem informasi ini merupakan solusi alternatif untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada pada lembaga ini, serta dengan sistem yang terkomputerisasi dapat tercapai suatu kegiatan yang efektif dan efisien dalam menunjang aktifitas pada perusahaan ini. Sistem yang terkomputerisasi lebih baik dari sistem yang manual agar berjalan lebih efektif dan efisien serta sistem penjualan yang sekarang lebih kondusif dibandingkan dengan sistem yang terdahulu.
Kata Kunci: Perancangan Sistem Informasi, Sistem Penerimaan dan Penyaluran Dana Zakat
ix
Alfian Muhammady (11121750), The Application of Acceptance and Distribution Information System of Alms in BMT al-Fithrah Depok.
The continuation of the development of cybernetics and informatics who created the information revolution, is inevitable in the creation of the reliability of hardware and software. BMT al-Fithrah Depok needs an information system which supports and gives contented services to all muzaki and mustahik. That is why the writer tries to make her Final Assignment concerning with the acceptance and distribution of alms system in BMT al-Fithrah which is up to now the institution has not applied the computerized system yet. BMT al-Fithrah is a islamic financial institution which is operating in acceptance and utilization of alms. The system which is being applied now in this institution still done manually, starting from the registration of muzaki who pay alms, until the phase of making the reports, one of those phases might trigger some mistakes in doing the registration, less of accurateness from the reports made by and the lateness in finding required data or documents. The computerized system is alternative solution to solve some problems appeared in this institution, with computerized system the company would attain enormous advantages since they are capable of doing those activities effectively and efficiently.
x
Halaman
Lembar Judul TugasAkhir... i
Lembar Pernyataan Keaslian TugasAkhir ... ii
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas Akhir ... iii
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir ... iv
Lembar Konsultasi Tugas Akhir ... v
Kata Pengantar ... vi
Abstraksi ... viii
Daftar Isi... x
Daftar Simbol ... xii
Daftar Gambar ... xiii
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Lampiran ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan... 3
1.3. Metode Pengumpulan Data ... 3
1.4. Ruang Lingkup... 4
1.5. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Dasar Sistem ... 6
2.2 Peralatan Pendukung (Tool System)... 22
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Umum ... 37
3.2 Tinjauan Perusahaan ... 38
3.2.1 Sejarah Perusahaan ... 38
3.2.2 Struktur Organisasi dan Fungsi... 39
3.3 Prosedur Sistem Akuntansi Berjalan ... 42
3.4 Diagram Alir Data (DAD) Sistem Akuntansi Berjalan ... 44
3.5 Spesifikasi Sistem Berjalan... 48
3.5.1 Spesifikasi Bentuk Dokumen Masukan ... 49
3.5.2 Spesifikasi Bentuk Dokumen Keluaran ... 51
3.6 Permasalahan ... 53
xi
4.3 Diagram Alir Data (DAD) Sistem Akuntansi Usulan ... 58
4.4 Kamus Data Sistem Usulan ... 64
4.5 Spesifikasi Rancangan Sistem Usulan ... 73
4.5.1 Bentuk Dokumen Masukan ... 73
4.5.2 Bentuk Dokumen Keluaran ... 75
4.5.3 Normalisasi File ... 78 4.5.4 Spesifikasi File ... 82 4.5.5 Struktur Kode ... 87 4.5.6 Spesifikasi Program ... 93 4.6 Spesifikasi Komputer ... 103 4.6.1 Umum ... 103 4.6.2 Perangkat Keras ... 103 4.6.3 Perangkat Lunak ... 104 4.7 Jadwal Implementasi ... 104 BAB IV PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 107 5.2 Saran ... 107 DAFTAR PUSTAKA ……….. 109
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………. 110
SURAT KETERANGAN RISET………. 111
xii External Entity
Digunakan untuk menggambarkan suatu sumber atau tujuan pada arus data
Data Flow
Digunakan untuk menggambarkan suatu arus data
Proces
Digunakan untuk menggambarkan suatu proses yang sedang berlangsung
Data Store
Digunakan untuk menggambarkan suatu tempat untuk menyimpan data yang diperlukan.
xiii
Halaman
1. Gambar III.1 Struktur Organisasi ... 39
2. Gambar III.2 Diagram Konteks Sistem Berjalan ... 44
3. Gambar III.3 Diagram Nol Sistem Berjalan ... 45
4. Gambar III.4 Diagram Detail 2.0 Sistem Berjalan ... 46
5. Gambar III.5 Diagram Detail 3.0 Sistem Berjalan ... 47
6. Gambar III.6 Diagram Detail 4.0 Sistem Berjalan ... 48
7. Gambar IV.1 Diagram Konteks Sistem Usulan ... 58
8. Gambar IV.2 Diagram Nol Sistem Usulan ... 59
9. Gambar IV.3 Diagram Detail 1.0 Sistem Usulan ... 60
10. Gambar IV.4 Diagram Detail 2.0 Sistem Usulan ... 61
11. Gambar IV.5 Diagram Detail 3.0 Sistem Usulan ... 62
12. Gambar IV.6 Diagram Detail 5.0 Sistem Usulan ... 63
13. Gambar IV.7 Normalisasi Bentuk Tidak Normal ... 79
14. Gambar IV.8 Normalisasi Bentuk Kesatu ... 80
15. Gambar IV.9 Normalisasi Bentuk Kedua ... 81
16. Gambar IV.10 Normalisasi Bentuk Ketiga ... 82
xiv
Halaman
1. Tabel II.1 Notasi Struktur Data ... 27
2. Tabel II.2 Notasi Tipe Data ... 27
3. Tabel IV.1 Spesifikasi File Muzaki ... 83
4. Tabel IV.2 Spesifikasi File Mustahik... 84
5. Tabel IV.3 Spesifikasi File Bayar ... 84
6. Tabel IV.4 Spesifikasi File Salur ... 85
7. Tabel IV.5 Spesifikasi File Perkiraan ... 86
8. Tabel IV.6 Spesifikasi File Jurnal ... 86
9. Tabel IV.7 Spesifikasi File Detail Jurnal ... 87
xv
Lampiran Halaman
1. A.1 Form Pembayaran Zakat ... 112
2. A.2 Form Identitas Mustahik ... 113
3. A.3 Surat Permohonan ... 114
4. A.4 Perintah Penyaluran... 115
5. A.5 Perintah Penyaluran... 116
6. A.6 Kuitansi Penyaluran ... 117
7. B.1 Kuitansi Pembayaran ... 118
8. B.2 Permintaan Penyaluran ... 119
9. B.3 Kupon Penyaluran Zakat ... 120
10. B.4 Laporan Detail Penerimaan Zakat ... 121
11. B.5 Laporan Detail Penyaluran Zakat ... 122
12. B.6 Laporan Penerimaan dan Penyaluran Zakat ... 123
13. C.1 Form Pembayaran zakat ... 124
14. C.2 Form Identitas Mustahik ... 125
15. C.3 Surat Permohonan ... 126
16. C.4 Perintah Penyaluran ... 127
17. C.5 Kupon Penyaluran Zakat ... 128
18. D.1 Kuitansi Pembayaran... 129
19. D.2 Kupon Penyaluran Zakat ... 130
20. D.3 Permintaan Penyaluran ... 131
21. D.4 Kuitansi Penyaluran ... 132
22. D.5 Laporan Data Muzaki ... 133
23. D.6 Laporan Data Mustahik ... 134
24. D.7 Laporan Jurnal ... 135
25. D.8 Laporan Detail Penerimaan Zakat ... 136
26. D.9 Laporan Detail Penyaluran Zakat ... 137
27. D.10 Laporan Penerimaan dan Penyaluran Zakat ... 138
28. E.1 Menu Utama ... 139
29. E.2 Form Muzaki ... 140
30. E.3 Form Mustahik ... 141
31. E.4 Form Perkiraan ... 142
32. E.5 Form Pembayaran ... 143
33. E.6 Form Penyaluran ... 144
34. E.7 Form Jurnal ... 145
35. E.8 Form Laporan Data Muzaki... 146
36. E.9 Form Laporan Data Mustahik ... 147
37. E.10 Form Laporan Detail Penerimaan ... 148
38. E.11 Form Laporan Detail Penyaluran... 149
1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Di dalam kehidupan sehari-hari penduduk Indonesia tidak lepas dari pengaruh-pengaruh ajaran Islam. Islam mengatur seluruh tata peri-kehidupan manusia baik habluminallah (hubungan dengan Allah) maupun habluminannas (hubungan dengan manusia), sehingga Islam mengharapkan adanya keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Dalam kehidupan dunia ini terdapat perintah-perintah Allah yang harus dilaksanakan, diantaranya adalah perintah membayar zakat.
Dalam alenia pertama Penjelasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Zakat secara eksplisit tertulis bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Zakat merupakan pranata keagamaan yang
bertujuan untuk meningkatkan keadilan, kesejahteraan masyarakat, dan
penanggulangan kemiskinan.
Penerimaan dan penyaluran zakat pada umumnya ditangani oleh beberapa lembaga penyalur zakat seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Lazis (Lembaga Zakat Infaq Shodaqoh), Baitul Mal wa Tanwil (BMT), Rumah Zakat; dapat pula dilakukan oleh perkumpulan orang, perseorangan tokoh umat Islam (alim ulama), atau pengurus/takmir masjid/musholla sebagai amil zakat.
Dalam penerimaan dan penyaluran zakat sering kali tidak tercatat dan terbukukan serta tidak teridentifikasi dengan baik. Identifikasi diperlukan, baik identifikasi orang wajib zakat, jumlah penerimaan zakat, dan jumlah orang yang berhak menerima zakat.
Dengan adanya komputer sebagai alat pengolah data, maka semua bidang dalam suatu perusahaan ataupun suatu lembaga dapat dikomputerisasikan, dalam hal ini bidang-bidang yang dianggap penting dan utama karena hal ini dapat mendukung keberhasilan suatu instansi dalam mencapai tujuannya.
BMT Al-Fithrah merupakan baitul maal yang juga bergerak dibidang penyaluran dana zakat berkeinginan untuk memiliki suatu sistem informasi penerimaan dan penyaluran dana zakat yang dapat menggantikan sistem yang telah ada namun masih berjalan secara manual.
Keinginan ini timbul karena lembaga ini mengalami kendala-kendala diantaranya adalah:
1. Kesulitan dalam pencatatan data seperti data muzakki, data mustahik, data
penerimaan dana zakat, dan data penyaluran dana zakat serta dalam pembuatan laporan.
2. Kendala lainnya adalah terjadinya hilang data karena data disimpan masih
menggunakan pengarsipan dengan media hard copy.
Karena itu dalam kajian ini penulis ingin memberikan suatu solusi dengan merancang dan mengaplikasikan suatu alur kerja sistem penerimaan dan penyaluran dana zakat kepada mustahik. Dengan membuat sistem basis data yang akan digunakan untuk sistem zakat yang terkomputerisasi.
Oleh sebab itu dengan berdasarkan alasan ini penulis mencoba mengambil tema dalam penulisan Tugas Akhir ini dengan judul :
“Perancangan Sistem Informasi Penerimaan dan Penyaluran Dana Zakat Pada BMT Al-Fithrah Depok”.
1.2. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari diadakannya penelitian, perancangan, dan pembuatan sistem zakat dalam menunjang penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk :
1. Menyusun suatu sistem informasi yang berbasis komputer secara sistematis,
terstruktur, terarah dan lengkap dengan demikian sistem informasi yang dibuat benar-benar berguna dan mengefisienkan pekerjaan BMT Al-Fithrah.
2. Membantu BMT Al-Fithrah untuk mengubah sistem zakat yang telah berjalan
secara manual menjadi suatu sistem zakat yang terkomputerisasi.
1.3. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.
2. Wawancara
Wawancara (interview) adalah suatu percakapan dengan narasumber yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik.
3. Studi Pustaka
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
1.4. Ruang Lingkup
Untuk lebih memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada agar dapat dimengerti lebih jelas dan tidak menyimpang dari pokok bahasan maka penulis membuat batasan-batasan permasalahan pada sistem pendistribusian dana zakat dimulai dari proses penerimaan, proses pendataan mustahik, proses penyaluran, dan proses laporan.
1.5. Sistematika Penulisan
Untuk dapat mengetahui secara ringkas permasalahan dalam penulisan Tugas Akhir ini, maka digunakan sistematika penulisan yang bertujuan untuk mempermudah pembaca menelusuri dan memahami isi tugas akhir ini.
BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang umum, maksud dan tujuan, metode penelitian, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Menjelaskan tentang konsep dasar sistem dan peralatan pendukung (tools
BAB III : Analisa Sistem Berjalan
Di dalam bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat perusahaan, prosedur sistem akuntansi berjalan, Diagram Alir Data sistem akuntansi berjalan, spesifikasi sistem berjalan, permasalahan dan pemecahan masalah.
BAB IV : Rancangan Sistem Usulan
Menjelaskan mengenai rancangan sistem akuntansi usulan, prosedur sistem akuntansi usulan, Diagram Alir Data sistem akuntansi usulan, Kamus Data sistem akuntansi usulan, spesifikasi rancangan sistem akuntansi usulan, spesifikasi sistem komputer, dan jadwal implementasi.
BAB V : Penutup
Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai kesimpulan yang penulis ambil dan saran-saran yang bisa berguna bagi perusahaan dan pembaca.
6 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada elemennya.
Faisal (2008:16) mendefinisikan “Sistem merupakan suatu kumpulan dari elemen-elemen yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terintegrasi.”
Menurut Ladjamudin (2013:1) “Pemahaman sistem dengan pendekatan prosedur, yaitu suatu urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”
Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari komponen atau elemen-elemen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas dibandingkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya. Definisi ini lebih banyak diterima karena pada kenyataannya suatu sistem memang terdiri dari subsistem-subsistem. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen akan lebih mudah dipelajari untuk analisis dan rancangan sistem.
2.1.1 Karakteristik Sistem
Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu komponen, batasan sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran atau tujuan. (Ladjamudin, 2013:3)
1. Komponen sistem (Component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari sistem yang menjalankan fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan
menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut
3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu sub-sistem dengan sub-sub-sistem lainnya. Dengan penghubung, satu sub-sub-sistem
dapat berintegrasi dengan sub-sistem yang lainnya membentuk satu kesatuan
5. Masukkan (Input) Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. Masukkan dapat berupa masukkan perawatan dan masukan sinyal
maintenance input.
6. Pengolahan (Process) Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran.
7. Keluaran (Output) Sistem
Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.
8. Sasaran (Goal) Sistem
Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak aka nada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.
2.1.3Klasifikasi Sistem
Pengklasifikasian sistem kedalam beberapa sudut pandang menurut Faisal (2008:19), adalah:
1. Sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system).
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi dan lain sebagainya.
2. Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human
made system).
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia (di tentukan dan tunduk kepada kehendak Sang Pencipta alam). Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang
melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut human-machine system
atau ada yang menyebut dengan machine system. Sistem informasi
meruakan contoh human-machine system. Karena menyangkut penggunaan
computer yang berinteraksi dengan manusia.
3. Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic
system).
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi pasti,
sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Deterministic system
adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program yang dijalankan.
Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Sistem social, sistem politik, merupakan sistem yang probabilistik/tak tentu.
4. Sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system).
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang
benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system (secara relative
tertutup).
Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup, karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.
2.1.4Siklus Hidup Sistem
A. Siklus Hidup Sistem Secara Umum (General Systems Life Cycle)
Siklus hidup sistem secara umum, merupakan fase-fase general yang terjadi pada semua sistem, baik sosial, fisikal, ataupun sistem lainnya. Fase tersebut secara umum memiliki kesamaan.
Fase-fase dalam General Systems Life Cycle menurut Ladjamuddin (2013:35)
adalah Development, Growth, Maturity, dan Deterioration/Decline
1. Development
Fase ini merupakan fase kemunculan/kelahiran sebuah sistem. Pada fase ini sistem baru tersebut mulai dikenal oleh lingkungan.
2. Growth.
Pada fase ini sistem tersebut mulai berkembang dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, agar dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
3. Maturity
Pada fase ini sistem tersebut berada pada puncak kejayaannya, kekurangannya tertutupi oleh kelebihannya.
4. Deterioration/Decline
Pada fase ini sistem sudah tidak mendatangkan banyak manfaat lagi bagi lingkungannya, sehingga sudah mulai ditinggalkan.
B. Siklus Hidup Sistem Informasi (Information System Life Cycle)
Siklus hidup sistem informasi merupakan fase-fase general yang terjadi pada
sistem informasi. Fase-fase dalam Information System Life Cycle menurut
Ladjamuddin (2013:36), adalah:
1. System Development
Pada Fase ini sistem informasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan suatu organisasi.
2. System Implementation
3. System Operation/Maintenance
Fase pengoprasian dan perawatan merupakan fase yang akan terjadi setelah
program siap dioprasikan oleh end user. Pada fase ini beberapa
programmer perlu menemani proses pengoprasian sistem dari awal hingga akhir, untuk menjaga kemungkinan terjadi masalah.
4. System Obsolescence
Pada fase ini sistem yang telah selesai diopreasikan perlu diobservasi untuk dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
C. Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Systems Development Life Cycle) Menurut Kendall (2010:11) “Siklus hidup pengembangan sistem adalah pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalisis dan merancang sistem yang dimana sistem tersebut telah dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan pemakai secara spesifik.”
Penganalisis tidak sepakat dengan berapa banyaknya tahap yang ada didalam siklus hidup pengembangan sistem, namun mereka umumnya memuji pendekatan terorganisir mereka. Disini kita membagi siklus kedalam tujuh tahap:
1. Identifikasi masalah, peluang, dan tujuan (Identifying problems,
opportunities, and objectives)
Mengidentifikasi tujuan menjadi komponen penting di tahap pertama ini. Pertama, penganalisis harus menemukan apa yang sedang dilakukan dalam bisnis. Barulah kemudian penganalisis akan bisa melihat beberapa aspek dalam aplikasi-aplikasi sistem informasi untuk membantu bisnis supaya
mencapai tujuan-tujuannya dengan menyebut problem dan peluang-peluang.
Identifikasi masalah berarti penganalisis melihat dengan jujur apa yang terjadi didalam sistem bisnis. Kemudian, bersama-sama dengan anggota organisasi yang lain, penganalisis menentukan dengan tepat masalah-masalah tersebut
Peluang adalah situasi dimana penganalisis yakin bahwa peningkatan bisa dilakukan melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.
2. Menentukan Syarat-Syarat informasi (Determining human information
requirements)
Dalam tahap selanjutnya, penganalisis memasukkan apa saja yang mentukan kebutuhan yang dibutuhkan oleh pengguna yang bersangkutan, dengan menggunakan berbagai alat untuk memahami bagaimana pengguna berinteraksi dalam konteks kerja dengan sistem informasi mereka yang sedang bekerja. Penganalis akan menggunakan metode interaktif, seperti interview, menentukan sample dan memeriksa data mentah, membuat daftar pertanyaan, bersama dengan metode kerendahan hati, seperti mengamati pembuat keputusan, perilaku dan lingkungan kerja mereka, serta metode yang holistic seperti membuat prototype
3. Menganalisis kebutuhan sistem (Analyzing System Needs)
Tahap berikutnya adalah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem. Perangkat dan teknik tertentu akan membantu penganalisis untuk menentukan kebutuhan. Perangkat yang dimaksud adalah penggunaan
diagram alir data (data flow diagrams/DFD) untuk menyusun daftar input, proses, dan output fungsi bisnis dalam bentuk grafik terstruktur.
Dari diagram alir data, dikembangkan suatu kamus data berisikan daftar seluruh item data yang digunakan dalam sistem, berikut spesifikasinya.
4. Merancang sistem yang direkomendasikan (Designing the recommended
system)
Dalam tahap desain dari siklus hidup pengembangan sistem, penganalisa sistem menggunakan informasi-informasi yang terkumpul sebelumnya
untuk mencapai desain sistem informasi yang logic. Penganalisis
merancang prosedur data-entry sedemikian rupa sehingga data yang dimasukkan kedalam sistem informasi benar-benar akurat. Selain itu,
penganalisis menggunakan bentuk yang bagus dan perancangan layar
tertentu untuk menjamin efektivitas input sistem informasi.
5. Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak (Developing
and documenting software)
Dalam tahap kelima, penganalisis bekerja sama dengan pemrogram untuk mengembangkan suatu perangkat lunak yang dibutuhkan. Selama tahap ini, penganalisis juga berkerja sama dengan pemakai produk untuk mengembangkan dokumentasi perangkat lunak yang efektif.
6. Menguji dan mempertahankan sistem (Testing and maintaining the system)
Sebelum sistem informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian. Akan bisa menghemat biaya bila dapat menangkap adanya masalah sebelum sistem tersebut ditetapkan.
7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem (Implementing and
evaluating the system)
Pada tahap akhir, penganalisis membantuk untuk mengimplementasikan sistem informasi. Tahap ini melibatkan pelatihan bagi pemakai untuk mengendalikan sistem.
2.1.5Pengertian Informasi
Menurut Raymond McLeod dalam Ladjamudin (2013:9) “Mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Alat pengelola informasi dapat berupa elemen komputer, elemen non-komputer, atau kombinasinya.”
Informasi merupakan produk akhir dari suatu sistem. Dalam pengelolaan sistem diperlukan data-data yang sudah dijadikan dasar bagi pimpinan dalam menentukan langkah ke depan.
Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Informasi diperoleh setelah data-data mentah diproses. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan.
2.1.6Nilai Informasi
Nilai sebuah informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi
biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.
(Ladjamudin 2013:12)
2.1.7Kualitas Informasi
Penentu dan pemengaruh kualitas informasi (quality of information) menurut
Ladjamudin (2013:11), adalah:
1. Relevan (Relevancy)
Seberapa jauh tingkat relevansi informasi tersebut terhadap kenyataan kejadian masa lalu, kejadian hari ini, dan kejadian yang akan datang. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukkan benang merah relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan dan dibuktikan oleh siapa saja.
2. Akurat (Accuracy)
Suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi
tersebut telah tersampaikan (completeness), seluruh pesan telah
benar/sesuai (correctness), serta pesan yang disampaikan sudah lengkap
atau hanya sistem yang diinginkan oleh user (security)
3. Tepat Waktu (timeliness)
4. Ekonomis (economy)
Informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut minimal.
5. Efisien (efficiency)
Informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang sederhana (tidak berbelit-belit, tidak juga puitis bahkan romantis), namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam, atau bahkan menggetarkan setiap orang atau benda apapun yang menerimanya.
6. Dapat Dipercaya (reliability)
Informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya.
2.1.8Pengertian Sistem Informasi
Menurut Turban dkk (2006:49) “Sistem informasi adalah proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu”.
Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen/blok yaitu :
1. Masukan (input)
Komponen input terdiri dari elemen pendukung yang berhubungan dengan pemasukan data sumber
2. Model
Merupakan komponen pembentuk kerangka dasar dan suatu informasi secara utuh
3. Keluaran (output)
Komponen keluaran berupa produk yang siap disajikan dan biasanya sudah teruji serta diketahui betul oleh pimpinan terkait. Keluaran juga bisa sebagai tolak ukur keberhasilan suatu unsur usaha dalam menjalankan roda usahanya.
4. Basis Data
Merupakan komponen pendukung informasi yang biasanya dikelola oleh program penyimpanan seperti: MySQL, Oracle, dan sejenisnya.
Informasi akan ditampilkan dengan memunculkan data yang sudah tersimpan kemudian dengan alat bantu program computer seperti Visual Basic, Delphi, dan sejenisnya maka data yang tersimpan di program database bisa diolah sedemikian rupa dan mampu menampilkan informasi secara cepat, baik berupa file ataupun informasi cetak mampu dikendalikan bahasa pemrograman dan program penyimpanan.
5. Kontrol
Komponen informasi sebagai pengendali sistem, melindungi sistem dari kejadian-kejadian yang merugikan sistem. Bila tidak ada control sistem maka bila ada informasi yang tidak tertangani secara baik akan menggangu sistem, bahkan menghancurkan sistem itu sendiri. Contoh kejadian yang merugikan sistem: kebakaran, kegagalan sistem, kerusakan sistem.
6. Teknologi
Tidak bisa dipungkiri bahwa komponen tekhnologi memegang peranan strategis. Banyak sekali perusahaan dengan didukung teknologi informasi
yang canggih dan didukung sumber daya yang handal, sehingga kecepatan dan keakuratan informasi yang disampaikan semakin cepat dan tepat digunakan.
2.1.9Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Definisi Akuntansi
Akuntansi bisa dilihat dari dua sisi, dari segi bidang ilmu dan dari segi proses. Menurut Yadiati dan Ilham Wahyudi (2006:1) “Akuntansi adalah merupakan suatu “ilmu” yang didalamnya berisi tentang bagaimana proses pemikiran sehingga dihasilkan suatu kerangka konseptual yang berisi tentang prinsip, standar, metode, dan teknik, serta prosedur yang akan dijadikan landasan dalam pelaporan keuangan.”
Menurut Winarni dan G Sugiarso (2006:1) “Dari segi proses akuntansi diartikan sebagai suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi”
Menurt Romney dan Paul John Steinbart (2015:10) “Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi keputusan.” Sistem ini meliputi orang, prosedur, instruksi, data, perangkat, infrastruktur teknologi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran keamanan.
SIA terdiri dari lima komponen:
1. Orang-orang yang mengoprasikan sistem tersebut dan melaksanakan
2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data tentang aktifitas-aktifitas organisasi.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi
4. Software yang dipakai untuk memroses data organisasi
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan
pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Tiga fungsi SIA dalam organisasi menurut Romney dan Paul John Steinbart (2015:3), adalah:
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktifitas-aktifitas yang
dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang hal-hal yang telah terjadi.
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen
untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-aset
organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal.
2.1.10 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Zakat
Menurut Husain Sahatah dalam Mufraini (2006:28) “Akuntansi zakat mal dianggap sebagai salah satu cabang ilmu akuntansi yang dikhususkan untuk menentukan dan menilai aset wajib zakat, menimbang kadarnya (volume), dan mendistribusikan hasilnya kepada para mustahiq dengan berdasarkan kepada kaidah-kaidah syariat Islam.”
Definisi Zakat
Menurut Sabiq (2012:56) “Zakat adalah sebutan atas segala sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang, sebagai kewajiban kepada Allah swt, kemudian didistribusikan kepada orang yang berhak menerimanya.”
Yaitu delapan golongan yang berhak menerima zakat sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60 :
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan. sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Penelitian Islamic Development Bank (IDB) menyimpulkan bahwa dana-dana
sosial, seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf bermanfaat untuk memeratakan kesejahteraan warga miskin (Pratiwi, 2015:31)
Menurut Abu A’la al-Maududi dalam Amalia (2005:240) “Dana zakat tidak bisa disalurkan untuk pembangunan jalan, gedung, dan sebagainya, tetapi tujuannya ialah untuk memenuhi hak-hak orang yang telah ditentukan oleh Allah (mustahik).”
2.2. Peralatan Pendukung (Tools System)
Untuk dapat mendesain model dari suatu sistem informasi yang akan diusulkan dalam bentuk logical model. Media atau tools system merupakan alat yang dapat digunakan untuk menggambarkan bentuk logical model dari suatu sistem, dimana simbol-simbol, lambang-lambang dan diagram-diagram menunjukkan secara tepat arti fisiknya. Adapun tools system yang digunakan akan dijelaskan seperti di bawah ini :
2.2.1Diagram Alir Data (DAD)
Menurut Ladjamudin (2013:63) “Diagram Alir Data (Data Flow Diagram)
menampilkan kegiatan sistem lengkap dengan komponen-komponen yang menunjukkan secara tegas file-file yang dipakai, unsur sumber atau tujuan data, serta aliran data dari satu proses ke proses yang lainnya.”
DAD dapat dirinci secara hierarkis dari yang sifatnya secara garis besar sampai dengan tingkat keterincian yang diperlukan. Salah satu keuntungan menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan. (Ladjamudin, 2013:64)
Empat simbol dasar yang digunakan untuk memetakan gerakan diagram aliran
data adalah: Kotak rangkap dua (double square), tanda panah (arrow), bujur
sangkar dengan sudut membulat (rectangle with rounded corners) dan bujur
sangkar dengan ujung terbuka (open-ended rectangle) tertutup pada sisi sebelah
Kotak rangkap dua digunakan untuk menggambarkan suatu entitas eksternal (bagian lain, sebuah perusahaan, seseorang, atau sebuah mesin) yang dapat mengirim data atau menerima data dari sistem.
Tanda panah menunjukkan perpindahan data dari satu titik ke titik yang lain, dengan kepala tanda panah mengarah ke tujuan data.
Bujur sangkar dengan sudut membulat digunakan untuk menunjukkan adanya proses transformasi. Proses-proses tersebut selalu menunjukkan suatu perubahan data; jadi, aliran data yang meninggalkan suatu proses selalu diberi label yang berbeda dari aliran data yang masuk.
Bujur sangkar dengan ujung terbuka menunjukkan penyimpanan data.
Bentuk rambu-rambu atau aturan main yang baku dan berlaku dalam penggunaan bentuk Diagram Alir Data untuk membuat model sistem adalah sebagai berikut :
1. Dalam Data Flow Diagram tidak boleh menghubungkan antara external
entity dengan external entity secara langsung
2. Dalam Data Flow Diagram tidak boleh menghubungkan antara data store
dengan data store secara langsung
3. Dalam Data Flow Diagram tidak boleh menghubungkan antara data store
dengan external entity secara langsung (atau sebaliknya)
4. Setiap proses harus ada data flow yang masuk dan ada data flow yang
keluar.
5. Aliran data tidak boleh terbelah menjadi dua atau lebih aliran data yang
Langkah-langkah didalam membuat diagram alir data dibagi menjadi tiga tahap, yaitusebagai berikut:
1. Diagram konteks (Context Diagram)
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Dalam diagram konteks hanya ada satu proses, dan tidak boleh ada store dalam diagram konteks
2. Diagram 0/Nol/Zero (Overview Diagram)
Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya/ digambarkannya data store yang digunakan.
3. Digram Anak/Child Diagrams/ Diagram Rinci/ Diagram Detail
Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram nol.
2.2.2 Kamus Data
Kamus data sering disebut juga dengan sistem data dictionary adalah katalog
fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Pada tahap
analisis, kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem denga pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem.
Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD. Arus data di DAD sifatnya global, hanya ditunjukkan nama arus datanya. Keterangan lebih lanjut tentang struktur dari suatu arus data di DAD secara lebih terinci dapat dilihat di kamus data. Kamus data memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Nama arus data
Nama arus data harus dicatat pada kamus data, sehingga mereka yang membaca DAD memerlukan penjelasan lebih lanjutt tentang suatu arus data tertentu dan dapat langsung mencarinya dengan mudah di kamus data
2. Alias
Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini ada. Untuk menyatakan nama lain dari suatu data elemen atau data store yang sebenarnya sama dengan data elemen atau data store yang telah ada.
3. Bentuk data
Digunakan untuk mengelompokkan kamus data ke dalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem.
4. Arus data
Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan kemana data menuju. Keterangan arus data perlu dicatat di kamus data untuk memudahkan mencari arus data di DAD.
5. Penjelasan
Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data, maka sebagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.
6. Periode
Digunakan untuk mengidentifikasi kapan input data harus dimasukkan ke sistem, kapan proses dari program harus dilakukan dan kapan laporan-laporan harus dihasilkan.
7. Volume
Digunakan untuk mengidentifikasikan besarnya simpanan luar yang akan digunakan, kapasitas dan jumlah dari alat input, alat pemroses dan alat output.
8. Struktur data
Menunjukkan arus data yang dicatat di kamus data terdiri dari item-item data apa saja.
2.2.3Notasi Pada Kamus Data
1. Notasi Struktur Data
Tabel II.1 Notasi Struktur Data Notasi Keterangan
= Terdiri dari
+ Dan atau And
() Pilihan optional
{} Iterasi (Perulangan proses)
[] Pilih salah satu pilihan yang ada
I Pemisah pilihan didalam tanda [ ]
* Keterangan atau catatan
@ Field Kunci
2. Notasi Tipe Data
Untuk membuat spesifikasi format masukan dan keluaran suatu data. Tabel II.2 Notasi Tipe Data
X Untuk setiap karakter
9 Angka numeric
A Karakter alphabet
Z Angka nol yang ditampilkan dalam spasi kosong
. Pemisah ribuan
, Pemisah pecahan
_ Tanda penghubung
/ Pembagi
2.2.4Normalisasi
Dalam perancangan sebuah basis data perlu dilakukan secara cermat agar dihasilkan data yang kompak dan efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan,
cepat dalam pengaksesan dan mudah dalam manipulasi data. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam merancang basis data seperti ini adalah dengan melakukan normalisasi.
Menurut Ladjamudin (2013:168) “Normalisasi bisa juga disebut sebagai
proses pengelompokan atribut-atribut dari suatu relasi sehingga membentuk well
structure relation.”
Well structure relation adalah sebuah relasi yang jumlah kerangkapan datanya
sedikit (minimum amount of redundancy), serta memberikan kemungkinan bagi
pengguna untuk melakukan insert, delete, dan modify terhadap baris-baris data
pada relasi tersebut, yang tidak mengakibatkan terjadinya error atau inkonsestensi
data, yang disebabkan oleh operasi-operasi tersebut. Bentuk Normalisasi :
Aturan-aturan normalisasi dinyatakan dalam istilah bentuk normal. Bentuk
normal adalah suatu aturan yang dikenakan pada table-tabel dalam database dan
harus dipenuhi oleh table-tabel tersebut pada level normalisasi. Suatu table dikatakan berada dalam bentuk normal tertentu jika memenuhi kondisi-kondisi tertentu.
1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja tidak lengkap ataupun terduplikasi, data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat menginput. Data tersebut didapat dari bentuk dokumen yang ada.
2. Bentuk Normal Pertama (First Normal Form / 1NF)
Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang dapat berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel.
Sebuah tabel disebut 1NF jika :
a. Tidak ada baris yang duplikat dalam tabel tersebut.
b. Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian
c. Telah ditentukan candidate key untuk tabel/relasi tersebut.
3. Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form / 2NF)
Untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan primary
keynya. Primary key haruslah lebih sederhana, lebih unik, dapat mewakili
attribute lain yang menjadi anggotanyam dan lebih sering digunakan pada tabel/relasi tersebut.
Suatu tabel berada dalam bentuk normal kedua jika
a. Tabel berada dalam bentuk normal pertama, dan
b. semua kolom yang bukan-primary key tergantung sepenuhnya (fully
functional dependency) terhadap primary key
4. Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form / 3NF)
Suatu tabel berada dalam bentuk normal ketiga (3NF) kalau:
a. berada dalam bentuk normal kedua, dan
b. setiap kolom bukan-primary key tidak memiliki ketergantungan secara
5. BCNF (Boyce Code Normal Form)
Suatu relasi dikatakan telah memenuhi kriteria Boyce Code jika dan hanya
jika setiap determinan adalah suatu candidate key. BCNF tidak mengharuskan suatu relasi harus sudah dalam bentuk normal ketiga (3NF), baru bisa dibuatkan kedalam BCNF. Oleh karena itu untuk melakukan uju BCNF kita hanya mengidentifikasi seluruh determinan yang ada pada suatu relasi, lalu pastikan determinan-determinan tersebut adalah candidate key.
Jika suatu relasi hanya memiliki satu candidate key, maka hasil uji
normalisasi sampai bentuk normal ketiga sudah identic dengan BCNF Dalam pembuatan normalisasi harus memperhatikan dan mengetahui beberapa field atau atribut kunci. Key adalah elemen record yang dipakai untuk menemukan record tersebut pada waktu akses, ata bisa juga digunakan untuk mengidentifikasi setiap entity/record/baris.
Jenis-jenis key:
1. Super Key
Super key merupakan satu atau lebih atribut dari suatu tabel yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi entity/record dari tabel tersebut secara
unik. (tidak semua atribut dapat menjadi super key)
2. Candidate key
Superkey dengan jumlah atribut minimal, disebut dengan candidate key.
Candidate key tidak boleh berisi atribut dari tabel yang lain, sehingga
3. Primary key
Salah satu atribut dari candidate key dapat ditentukan menjadi primary key
dengan tiga kriteria: key tersebut lebih natural untuk digunakan sebagai acuan; key tersebut lebih sederhana; key tersebut terjamin keunikannya.
4. Alternate key
Setiap atribut dari candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key,
maka atribut-atribut tersebut dinamakan alternate key.
5. Foreign key
Foreign key merupakan sembarang atribut atau set atribut yang menunjuk
kepada primary key pada tabel yang lain. Foreign key akan terjadi pada
suatu relasi yang memiliki kardinalitas one to many (satu ke banyak) atau
many to many (banyak ke banyak). Foreign key biasanya selalu diletakkan
pada tabel/relasi yang mengarah ke banyak.
6. External Key (Identifier)
External key merupakan suatu lexical atribute (atau himpunan lexical
attribute) yang nilai-nilainya selalu mengidentifikasi suatu object instance. Dari normalisasi di atas, maka didapat beberapa file dimana tipe file tersebut adalah :
1. File Master (Mater File)
File induk berisi data-data permanent yang biasanya hanya sekali dibentuk,
2. File Transaksi (Transaction File)
File ini berisi data-data untuk suatu periode waktu atau sesuatu bidang kegiatan atau suatu periode waktu yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan.
3. File Laporan (Report File)
File yang berisi atau yang akan ditampilkan. Isi dari file ini biasanya diambil dari file master untuk mempersiapkan pembuatan laporan.
4. File Sejarah (History File)
File ini berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi, tetapi masih disimpan sebagai arsip.
5. File Pelindung (Backup File)
File ini merupakan salinan dari file-file yang masih aktif didalam database
pada suatu saat. Atau disebut juga file cadangan jika file database rusak
atau hilang
Untuk akses dan organisasi file data sederhana dapat kita himpun kedalam satu organisasi data file dan yang dikenal sebagai suatu organisasi file. Tipe organisasi file diantaranya adalah :
1. File Urut (Sequential File)
Merupakan file dengan organisasi urut dengan pengaksesan secara urut.
2. File Urut Terindeks (Indexed Sequential File)
3. File Random
Dalam metode ini rekaman ditransformasikan ke alamat penyimpanan dalam media fisik secara acak.
2.2.5Struktur Kode
Pemberian kode adalah penetapan nomor-nomor, huruf-huruf atau simbol lain sesuai dengan rencana yang sistematis untuk membedakan klasifikasi kepada yang mana suatu pos dapat digolongkan dan untuk membedakan pos satu sama lain didalam klasifikasi yang diberikan.
Dalam kaitannya dengan penggunaan komputer untuk memproses data, kode yang menggunakan angka atau huruf mempunyai istilah sebagai berikut:
Kode alfabetik adalah kode yang menggunakan huruf
Kode numeric adalah kode yang menggunakan angka
Kode alfanumerik adalah kode yang menggunakan kombinasi angka
dan huruf. Tujuan Pembuatan Kode :
Kode digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan data, memasukkan data ke dalam komputer dan untuk mengambil bermacam-macam informasi yang berhubungan dengannya.
Petunjuk Pembuatan Kode :
1. Harus mudah diingat
Maka dapat dilakukan dengan cara menghubungkan kode tersebut dengan obyek yang di wakili dengan kodenya.
2. Harus unik
Kode harus unik untuk masing-masing item yang diwakilkannya. Unik berarti tidak ada kode yang kembar.
3. Harus fleksibel
kode harus fleksibel sehingga memungkinkan perubahan-perubahan atau penambahan item baru dapat tetap diwakili oleh kode.
4. Harus efisien
Kode harus sependek mungkin, selain mudah diingat juga akan efisien bila direkam di simpanan luar komputer.
5. Harus konsisten
Bilamana mungkin, kode harus konsisten dengan kode yang telah dipergunakan.
6. Harus standarisasi
Kode harus distandarisasi untuk seluruh tingkatan dan departemen dalam organisasi. Kode yang tidak standar akan mengakibatkan kebingungan, salah pengertian dan dapat cenderung terjadi kesalahan pemakaian bagi yang menggunakan kode tersebut.
7. Spasi dihindari
spasi didalam kode sebaiknya dihindari, karena dapat menyebabkan kesalahan didalam menggunakannya.
8. Hindari karakter yang mirip
karakter-karakter yang hampir serupa bentuk dan bunyi pengucapannya sebaiknya tidak digunakan dalam kode.
9. Panjang kode harus sama
masing-masing kode yang sejenis harus mempunyai panjang yang sama. Tipe dari Kode
Ada beberapa macam tipe dari kode yang dapat digunakan di dalam sistem informasi, masing-masing tipe dari kode tersebut mempunyai kebaikan dan kelemahannya tersendiri.
1. Kode Mnemonik (mnemonic code)
Digunakan untuk tujuan supaya mudah diingat. Kode mnemonik dibuat dengan dasar singkatan atau mengambil sebagian karakterdari item yang akan diwakili dengan kode ini.
Contoh “P” untuk Pria
“W” untuk wanita
2. Kode Urut (sequential code)
Disebut juga dengan kode seri (serial code) merupakan kode yang nilainya
urut antara satu kode dengan kode berikutnya
Contoh 001 Kas
002 Piutang Dagang
3. Kode Blok (block code)
Mengklasifikasikan item ke dalam kelompok blok tertentu yang mencerminkan satu klasifikasi tertentu atas dasar pemakaian maksimum yang diharapkan.
Contoh 1000 – 1999 Aktiva Lancar
4. Kode group (group code)
Merupakan kode yang berdasarkan field-field dan tiap-tiap field kode mempunyai arti.
Contoh :
6-101-60 Kelompok biaya
Rincian biaya tiap kelompok Pusat pertanggung jawaban
5. Kode Desimal (decimal code)
Mengklasifikasikan kode atas dasar 10 unit angka desimal dimulai dari angka 0 sampai dengan angka 9 atau dari 00 sampai dengan 99 tergantung dari banyaknya kelompok.
Contoh :
00. AKTIVA LANCAR 01. AKTIVA TETAP
00100 Kas 01100 Tanah
37
ANALISA SISTEM BERJALAN
3.1. Umum
Dalam bab ini penulis akan menganalisa sistem penerimaan dan penyaluran zakat yang sedang berjalan di BMT al-Fithrah depok agar dapat menemukan apa yang menjadi kendala atau permasalahan pada sistem penerimaan dan penyaluran zakat pada saat ini, sehingga penulis dapat mengusulkan perbaikannya. Sistem berjalan yang ada pada BMT al-Fithrah depok, khususnya mengenai sistem yang melayani penerimaan dan penyaluran zakat ini berisikan tentang tinjauan organisasi, mengenai sejarah dan struktur organisasi serta fungsi dari masing-masing bagian, prosedur sistem berjalan, DAD sistem berjalan, spesifikasi sistem berjalan yang terdiri dari spesifikasi bentuk masukan dan keluaran, permasalahan yang ada pada sistem berjalan serta alternatif pemecahan masalah.
Dengan analisa yang baik pada sistem berjalan ini maka akan memberikan kemudahan pada penulis didalam menemukan permasalahan yang ada dan dengan demikian penulis akan dapat mengusulkan sistem yang lebih efektif, efisien dan akurat.
3.2. Tinjauan Perusahaan
BMT al-Fithrah adalah lembaga keuangan syariah yang berbadan hukum koperasi sesuai dengan SK Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor: 518/115/BH/ XIII.25/KPTS/KUM/1.2/IV/2008.
BMT al-Fithrah bertujuan untuk mengembangkan usaha kecil dengan pembiayaan dan meningkatkan akses permodalan yang murah, mudah, dan bersih bagi pengusaha kecil; mengembangkan sumber daya insani yang berkualitas dan handal; membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas para pengusaha kecil dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan keadilan ekonomi; serta menjadi sarana masyarakat dalam penghimpunan sumber daya permodalan yang aman, menguntungkan, dan sesuai dengan syariah. Disamping itu, BMT Al-Fithrah juga menerima dan menyalurkan ziswaf untuk kewajiban sosial.
3.2.1. Sejarah Perusahaan
Sejarah berdirinya BMT al-Fithrah berawal dari dana zakat di Masjid al-Fithrah yang selalu habis dibagikan namun dirasa tidak tepat sasaran. Melihat hal tersebut, Pengurus DKM dan jamaah masjid al-Fithrah mengmpunyai gagasan untuk mendirikan suatu lembaga yang dapat mendayagunakan dana zakat tersebut agar lebih bermanfaat, tepat daya, dan tepat guna.
Berdasarkan Surat Permintaan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi dari Notaris Titiek Soebekti, SH. Nomor: SK/22/III/2008, tanggal 11 Maret 2008 Perihal Permohonan Pengesahan, maka pada tanggal 10 April 2008 Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mengesahkan Akta Pendirian Koperasi
BMT al-Fithrah yang beralamat/ bertempat kedudukan di Jl.Duta Indah II RT.03/023 Pondok Duta 2 Kelurahan Bhaktijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Propinsi Jawa Barat. Dengan demikian maka koperasi ini memperoleh status badan hukum.
3.2.2. Struktur Organisasi dan Fungsi
Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dalam satu perusahaan. Adapun struktur organisasi dari BMT Al-Fithrah dapat ditunjukkan pada gambar sebagai berikut : Rapat Anggota Dewan Pengawas Syariah Pengurus Penasehat Manajer Administrasi Penggalang
Dana Pembiayaan Pembukuan
Anggota
Gambar III.1 Struktur Organisasi
Dari setiap bagian yang terdapat dalam gambar struktur organisasi di atas,
terdapat fungsi dan tugas yang berbeda. Adapun fungsi dan tugas-tugas dari tiap-tiap bagian tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Rapat Anggota Tahunan
a. Menetapkan Anggaran Dasar koperasi; b. Menentukan kebijaksanaan umum Koperasi;
c. Memilih, Mengangkat, dan Memberhentikan Pengurus dan Pengawas; d. Mengesahkan pertanggungjawaban Pengurus dalam pelaksanaan tugasnya; e. Menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha;
f. Menetapkan penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.
2. Dewan Pengawas Syariah
Melakukan pengawasan terhadap implementasi sistem dan produk-produk agar tetap sesuai dengan syariah Islam.
3. Dewan Penasehat
Memberikan pertimbangan dan nasehat baik diminta maupun tidak diminta untuk kepentingan dan kemajuan Koperasi.
4. Dewan Pengurus
a. Memimpin organisasi dan kegiatan usaha;
b. Memelihara kekayaan koperasi;
c. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban kegiatan
5. Manager
a. Mengajukan usulan, pendapat dan segala rencana dalam upaya
pengembangan usaha dan penciptaan usaha baru kepada Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Penasehat.
b. Mengatur, membina dan memberikan bimbingan dan pengawasan dalam
pelaksanaan seluruh kebijakan Pengurus dan Pengawas. 6. Administrasi
a. Mengatur surat menyurat yang ada di Koperasi;
b. Mengasirpkan dokumen-dokumen penting koperasi;
c. Membuat bukti keluar masuknya uang yang ada di koperasi;
d. Bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas;
e. Bertanggung jawab atas pembuatan laporan keuangan.
7. Penggalang Dana
a. Memastikan BMT memiliki cukup dana untuk melakukan kegiatan;
b. Menjalin hubungan baik dengan para donator;
c. Mengendalikan penggalangan dana;
d. Mempromosikan dan memberikan edukasi tentang pentingnya zakat.
8. Pembiayaan
a. Mengadakan penilaian pemohon pembiayaan sehingga memenuhi kriteria
dan persyaratannya (kelayakan dan keabsahannya);
b. Membina nasabah (pembiayaan) agar memenuhi kesanggupannya;
c. Menyelesaikan kasus atau masalah nasabah (pembiayaan) yang mungkin
9. Pembukuan
a. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan pembukuan;
b. Mengkliringkan giro yang telah jatuh tempo;
c. Membukukan transaksi dan yang tidak dilakukan oleh bagian lainnya.
3.3. Prosedur Sistem Akuntansi Berjalan
Prosedur sistem berjalan penerimaan dan penyaluran zakat dimulai dengan proses penerimaan zakat dilanjutkan dengan proses pendataan mustahik, lantas penyaluran kemudian proses laporan. Adapun proses penerimaan dan penyaluran zakat pada BMT al-Fithrah Depok adalah sebagai berikut :
1. Prosedur penerimaan zakat
Muzakki memberikan form pembayaran zakat pada bagian administrasi kemudian Bagian administrasi memberikan kuitansi pembayaran kepada muzakki dan mengarsipkan form pembayaran tersebut.
2. Prosedur Pendataan Mustahik
Disini kita membagi mustahik kepada 2 kelompok yaitu mustahik lembaga dan mustahik perorangan, untuk perorangan, proses pendataannya sebagai berikut:
Mustahik perorangan memberikan form identitas mustahik ke BMT Al-Fithrah, kemudian bagian adminstrasi melakukan pendataan terhadap mustahik dengan mengarsipkan form identitas mustahik.
Mustahik datang ke BMT al-Fithrah untuk menyerahkan surat permohonan penyaluran zakat pada lembaga tersebut kepada bagian adminstrasi. Dan bagian administrasi mengarsipkan surat permohonan tersebut.
3. Prosedur Penyaluran
Berdasarkan surat permohonan dan Form identitas mustahik, Bagian Administrasi membuat surat permintaan penyaluran untuk disetujui oleh manager. Manager menyerahkan surat perintah penyaluran pada bagian administrasi lantas diarsipkan dalam arsip surat perintah penyaluran. Berdasarkan perintah penyaluran, Bagian Administrasi memberikan kupon pada mustahik perorangan, untuk mengambil zakat pada waktu yang telah ditentukan, kemudian pada waktu yang ditentukan, musthik menyerahkan kupon yang ada untuk ditukarkan dengan zakat. Kupon yang ada di arsipkan dalam arsip KPZ. Pada Mustahik Lembaga Bagian Administrasi memberikan zakat dan meminta kuitansi penyaluran.
4. Prosedur Laporan
Laporan kepada Manager terdiri dari laporan detail penerimaan, laporan detail penyaluran, dan laporan penerimaan dan penyaluran zakat. Laporan detail penerimaan dilakukan oleh bagian administrasi berdasarkan arsip form pembayaran zakat. Sedangkan laporan detail penyaluran dilakukan oleh bagian administrasi berdasarkan arsip kuitansi penyaluran dan arsip KPZ. Dan laporan penerimaan dan penyaluran zakat berdasarkan arsip form pembayaran zakat., arsip kuitansi penyaluran dan arsip KPZ. Laporan penerimaan dan
penyaluran zakat selain diserahkan kepada manager, juga dilaporkan pada muzaki.
3.4Diagram Alir Data (DAD) Sistem Akuntansi Berjalan
Untuk menggambarkan sistem berjalan secara logika, penulis mencoba menggunakan Diagram Alir Data (DAD) yang fungsinya untuk mempermudah pemahaman tentang sistem yang berjalan. Adapun DAD dari Diagram Alir Data sistem berjalan, sebagai berikut:
1. Diagram Konteks Sistem Berjalan
Muzaki
Mustahik
Manager
Kuitansi Penerimaan Form Pembayaran Zakat
KPZ Surat Permohonan KPZ Kuitansi Penyaluran L a p o ra n p e n e ri m a a n d a n p e n y a lu ra n z a k a t
Form Identitas Mustahik
0
Penerimaan dan
Penyaluran
Zakat
L a p o ra n d e ta il p e n e ri m a a n z a k a t L a por a n de ta il P e nya lur a n z a ka tLaporan Penerimaan dan
Penyaluran Zakat P e ri nt a h P e nya lur a n P e rm int a a n P e nya lur a n Keterangan:
KPZ: Kupon penyaluran zakat
Gambar III.2
2. Diagram Nol Sistem Berjalan
Muzaki
Mustahik
Form Pembayaran Zakat
Jumlah pembayaran zakat Form Pembayaran Zakat
Surat Permohonan Kuitansi Pembayaran
Manager
Laporan penerimaan dan penyaluran zakat KPZ
Kuitansi Penyaluran Form Identitas Mustahik
Form Identitas Mustahik
Laporan detail penyaluran zakat
Form Pembayaran Zakat
Laporan penerimaan dan penyaluran zakat
3.0
Penyaluran Zakat2.0
Pendataan Mustahik1.0
Penerimaan Zakat D5 Arsip KPZ D3 Arsip Identitas Mustahik D2 Arsip Surat Permohonan D4 Arsip Kuitansi Penyaluran D1 Arsip Form Pembayaran Zakat4.0
LAPORAN Surat PermohonanForm Identitas Mustahik
Laporan detail Penerimaan Zakat
Surat Permohonan Perintah Penyaluran KPZ Kuitansi Penyaluran KPZ Kuitansi Penyaluran KPZ D6 Arsip Perintah Penyaluran Perintah Penyaluran Permintaan Penyaluran Keterangan:
KPZ: Kupon penyaluran zakat
Gambar III.3