• Tidak ada hasil yang ditemukan

MILDA FIBRIA dan MAYMUCHAR VOL. 46 NO. 1, APRIL 2012: 35-42

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MILDA FIBRIA dan MAYMUCHAR VOL. 46 NO. 1, APRIL 2012: 35-42"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pemanfaatan LPG Sebagai Bahan Bakar

Sepeda Motor dan Karakteristik

Minyak Lumasnya

Milda Fibria1)dan Maymuchar2)

Peneliti Pertama1), Peneliti Muda2) pada PPPTMGB “LEMIGAS”

Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Telepon : 62-21-7394422, Fax: 62-21-7246150

Teregistrasi I tanggal 17 Januari 2012; Diterima setelah perbaikan tanggal 26 April 2012 Disetujui terbit tanggal : 30 April 2012

S A R I

Pemanfaatan bahan bakar gas (BBG) untuk transportasi telah dilakukan di beberapa negara termasuk Indonesia. Jenis BBG yang biasa digunakan adalah CNG/NGV, LPG dan LGV. Be-berapa penelitian mengenai penggunaan LPG sebagai bahan bakar khususnya sepeda motor, sudah dilakukan akhir-akhir ini. Berdasarkan hasi-hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, LPG bisa digunakan sebagai bahan bakar sepeda motor. Selain lebih irit, sepeda motor berbahan bakar LPG juga menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna, sehingga gas buangnya lebih bersih dan lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan mesin sepeda motor berbahan ba-kar bensin. Akan tetapi LPG memiliki angka oktan lebih tinggi, yang menyebabkan temperatur pada ruang bakar akan lebih tinggi juga. Selain itu LPG berbentuk gas, sehingga tidak mampu memberikan pendinginan sesaat dalam ruang bakar. Oleh sebab itu, kebutuhan akan minyak lu-masnya akan berbeda dengan minyak lumas yang biasa digunakan pada mesin bensin. Dengan fenomena ini, maka spesifi kasi minyak lumas yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi tersebut. Tulisan ini membahas tentang pemanfaatan LPG sebagai bahan bakar sepeda motor serta karakteristik minyak lumas yang sesuai untuk mesin sepeda motor berbahan bakar LPG.

Kata kunci: Sepeda motor, LPG, temperatur tinggi, minyak lumas ABSTRACT

The application of gas fuel for transportation has been conducted in several countries includ-ing Indonesia. The gas fuel types commonly used are CNG/NGV, LPG and LGV. Several studies on the use of LPG as fuel gas, particularly for motor cycles have been carried out recently. In general, these studies demonstrate that LPG is applicable as gas fuel for motor cycles. Compared to gasoline, LPG is superior in terms of both fuel economy and effi cency. In addition, LPG in combustion chamber burnt more completely than gasoline, producing cleaner gas emission. However, LPG has higher Research Octane Number (RON) than gasoline. Consequently, it may generate higher temperature in the combustion chamber. Whereas, LPG in the form of gas has no momentarily cooling capacity. Due to this phenomenon, therefore, the lube oil characteristic requirement may be different than that used in gaseoline engines. As a result, the specifi cation of lube oil used in this system should be ajusted to the required circumstances. This report de-scribes the use of LPG for motor cycles as well as the characteristics of lube oils suitable for LPG-fueled motor cycles.

Keywords: Motorcycles, LPG, high temperature, lubricating oil

I. PENDAHULUAN

Sektor Pertumbuhan populasi kendaraan bermotor roda dua dalam beberapa tahun ini cukup signifi

-kan, tercatat pada tahun 2009 jumlah sepeda motor skala nasional mencapai 52,4 juta unit2). Fenomena ini berimplikasi pada besarnya jumlah kebutuhan

(2)

energi nasional khususnya BBM. Asumsinya, bila per unit sepeda motor mengkonsumsi satu liter BBM per hari berarti total konsumsi BBM bersubsidi nasional untuk sepeda motor sebanyak 52.400 kiloliter/hari atau 18,864 juta KL/tahun6). Padahal cadangan minyak menurun dari cadangan tahun 2011 yang berada di angka 4,03 miliar barel. Sedangkan untuk cadangan minyak tahun 2012 hanya sekitar 3,92 miliar barel menurut Deputi Pengendalian dan Operasi BP Migas15).

Dilain pihak, cadangan bahan bakar gas di Indonesia sebagai bahan bakar alternatif masih cukup banyak tersedia. Sepanjang tahun 2010 terdapat penemuan cadangan gas baru yang cukup signifi kan mencapai 2,09 triliun kaki kubik, sementara pe-nemuan minyak hanya sebesar 140 juta barel saja. Status pada 1 Januari 2011, posisi cadangan terbukti maupun potensial gas di Indonesia mencapai 153,72 triliun kaki kubik dan cadangan terbukti maupun potensial minyak bumi sebesar 7,41 miliar barel. Apabila cadangan yang ada diproduksikan dengan tingkat produksi saat ini, maka cadangan minyak bumi Indonesia akan habis selama 12 tahun men-datang. Sementara cadangan gas bumi Indonesia masih mampu bertahan untuk memenuhi kebutuhan hingga 46 tahun kedepan3). Bahkan menurut Peneliti LIPI dari Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Meka-tonik Agus Hartanto mengatakan Indonesia memiliki cadangan gas terbesar di dunia5). Selama 22 tahun jumlah kendaraan yang telah menggunakan BBG masih di bawah 0,01 %, maka jika 10% dari cadang an gas tersebut dialokasikan untuk sektor transportasi, maka sudah mencukupi kebutuhan dalam negeri se-lama lebih dari 90 tahun. Kebijakan Energi Nasional (KEN) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden RI Nomor 05 Tahun 2006 memberikan panduan diversifi kasi energi dengan mengembangkan energi alternatif. Upaya diversifi kasi energi dengan mengoptimalkan sumber energi lain diantaranya adalah konversi minyak tanah ke LPG sebagai bahan bakar kompor masak rumah tangga, seperti yang telah dilakukan pemerintah. Program ini terbilang sukses, seiring dengan berkurangnya ketergantungan masyarakat terhadap minyak tanah. Berdasarkan hal ini, peluang untuk memanfaatkan gas sebagai energi alternatif cukup besar. Akan sangat memungkinkan apabila konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) diberlakukan untuk sektor

transportasi, maka ketergantungan masyarakat ter-hadap bahan bakar minyak yaitu bensin dan solar dapat dikurangi.

Berbicara mengenai transportasi maka yang berperan penting dalam masalah ini selain mesin dan bahan bakarnya juga minyak lumasnya. Karakteristik maupun spesifi kasi minyak lumas yang diperlukan harus sesuai dengan mesin dan jenis bahan bakarnya. Sampai saat ini spesifi kasi minyak lumas berbahan bakar gas belum tersedia, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Tulisan ini akan membahas tentang pemanfaatan LPG sebagai bahan bakar sepeda motor, dan pentingnya merancang karakteristik minyak lumas yang sesuai untuk mesin sepeda motor ber-bahan bakar LPG.

II. PENGGUNAAN ENERGI GAS UNTUK SEKTOR TRANSPORTASI

Seiring kampanye global bagi kelestarian alam, dan menipisnya pasokan minyak mentah sementara harganya terus melambung, bahan bakar gas bagi kendaraan pun dilirik kembali. Jenis bahan bakar gas untuk kendaraan yang lazim digunakan didunia dan akan ditawarkan oleh pemerintah yaitu bahan bakar gas jenis LNG, CNG/NGV, LGV/LPG. CNG ataupun NGV adalah sama-sama merupakan gas alam (natural gas) hanya saja penggunaannya untuk kendaraan disebut NGV (Natural Gas for Vehicle). Demikian juga dengan LGV dan LPG. Pada dasarnya LGV sama dengan LPG hanya kualitasnya lebih baik dan penggunaannya lebih dikhususkan untuk bahan bakar kendaraan. Bahan bakar gas jenis LPG , LNG maupun CNG mempunyai karakteristik safety yang berbeda, sehingga mempunyai prosedur handling

yang berbeda pula4).

Beberapa negara seperti Amerika, Argentina, Pakistan, India, Nepal, Filipina dan beberapa negara lainnya telah melakukan konversi bahan bakar ken-daraan dari Bahan Bakar Minyak ke BBG, baik itu NGV (Natural Gas for Vehicle) maupun LGV (Liquifi ed Gas for Vehicle), dengan total pengguna hingga saat ini mencapai sekitar 22 juta mobil di seluruh dunia. Bahkan Pemerintah Filipina sedang menggalakkan penggunaan Compressed Natural Gas

(CNG) untuk bis11).

Argentina memulai program konversi BBM pada 1984 dan sukses sampai sekarang. Saat ini, sedikitnya 668 ribu kendaraan BBG lalu lalang di sana. Padahal stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) masih sedikit, hanya 923 unit. Bandingkan dengan Amerika serikat yang punya 1.250 unit SPBG.

(3)

Saat ini Indonesia baru mulai memanfaatkan CNG dan LGV sebagai bahan bakar kendaraan. Pemanfaatan LPG pada sepeda motor juga sedang dimulai meskipun baru dalam taraf penelitian. Per-masalahan yang masih menghambat dalam peman-faatan gas ini adalah ketersediaan infrastruktur yang belum memadai.

CNG, LNG, LGV/LPG sebagai bahan bakar kendaraan, mempunyai keunggulan masing-masing meskipun sifat gas secara umum adalah sama, jika dibandingkan bensin pada pemakaiannya di kendara-an.

CNG merupakan gas alam terkompresi ( Com-pressed Natural Gas), yang dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. Penggunaan CNG untuk bakan bakar kendaraan di-sebut dengan NGV (Natural Gas for Vehicle) . CNG secara ekonomis lebih murah dalam produksi dan penyimpanan dibandingkan LNG. Harga 1 liter CNG saat ini adalah Rp.2600 dengan angka oktan yang tinggi 120, CNG sangat ramah lingkungan12) . Akan tetapi CNG membutuhkan tempat penyimpanan yang lebih besar untuk sejumlah massa gas alam yang sama serta perlu tekanan yang sangat tinggi. Oleh karena itu pemasaran CNG lebih ekonomis untuk lokasi-lokasi yang dekat dengan sumber gas alam. Dengan kepadatan yang rendah, CNG sebagai bahan bakar kendaraan lebih cocok untuk kendaraan roda empat (mobil) kerena tabungnya cukup besar, CNG kurang cocok untuk sepeda motor.

LNG adalah gas alam cair (Liquefi ed Natural Gas) yang berasal dari gas alam yang dikonden-sasi menjadi cairan pada tekanan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar pada suhu sekitar -160° Celcius. LNG sebagai bahan bakar gas yang ramah lingkungan menawarkan kepadatan energi yang sebanding dengan bahan bakar minyak berbasis

runkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Besarnya kandungan propana dan butana dalam LPG untuk masing-masing negara berbeda (Tabel 1).

Komponen LPG di Indonesia yang diproduksi pertamina, didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10) lebih kurang 99% dan selebihnya adalah gas pentana (C5H12) yang dicairkan (Tabel 2). LPG lebih berat dari udara dengan berat jenis sekitar 2.01 (dibandingkan dengan udara), tekanan uap Elpiji cair dalam tabung sekitar 5.0-6.2 Kg/cm2 8).

Jika terjadi kebocoran, gas cenderung berada dibawah karena sifatnya yang lebih berat dari udara dan akan menempati permukaan tanah, yang apa-bila terkonsentrasi dapat berpotensi menyebabkan kebakaran.

Senyawa odoran yang biasa digunakan adalah merkaptan sulfur. Merkaptan sulfur digunakan karena baunya yang sangat menyengat dan mudah menguap sehingga dapat mengindikasi kebocoran dengan cepat. Namun karena sifat senyawa sulfur yang korosif, konsentrasinya di dalam LPG juga dibatasi tidak boleh melebihi 15 grain/cuft (lihat Tabel 3).

Saat ini konsumen mudah dalam mendapatkan LPG, karena ketersediaannya di pasaran cukup banyak. Dengan angka oktan mencapai 104 dan harga Rp. 5600 per liter12), LPG sudah lebih unggul dibanding bensin yang harganya Rp. 9650 per liter. Bahkan apabila subsidi BBM dihentikan sama sekali, maka harga LPG bisa lebih murah dari premium yang akan menjadi Rp. 8500 per liter.

III. STUDI PEMANFAATAN LPG SEBAGAI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR DI INDONESIA

Sampai saat ini, tidak ada teknologi gas yang dianggap cocok untuk menjalankan kendaraan roda

petroleum seperti minyak bakar dan die-sel. Akan tetapi karena biaya produksi yang relatif tinggi dan kebutuhan peny-impanannya yang menggunakan tangki

cryogenic yang mahal, menyebabkan

penggunaannya dalam aplikasi komersial terhambat,terutama pada pemakaiannya sebagai bahan bakar transportasi .

LPG (Liquified Petroleum Gas), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan

menu-Tabel 1 Top 10 NGV di Dunia

(4)

dua dengan mesin kecil dan silinder tunggal selain LPG. Tetapi penelitian LPG sebagai bahan bakar sepeda motor belum banyak dilakukan secara kom-prehensif. Di Indonesia, aplikasi LPG sebagai bahan bakar sepeda motor pernah dilakukan oleh beberapa praktisi, namun hasil konkrit yang ditunjang dengan penjelasan secara scientifi c dan data yang memadai belum banyak dilaporkan.

Penelitian pemanfaatan LPG sebagai bahan bakar transportasi yang lebih konprehensif pernah dilaku-kan oleh Maymuchar dan kawan-kawan. Dalam penelitiannya, mereka menggunakan beberapa jenis sepeda motor sebagai objek ujinya. Dari hasil uji yang dilakukan pada chassis dynamometer menunjuk-kan bahwa, sepeda motor yang menggunamenunjuk-kan LPG sebagai bahan bakarnya, menghasilkan torsi yang umumnya lebih rendah daripada sepeda motor yang berbahan bakar bensin (Gambar 1).

Setelah mencapai rpm optimal (sekiar 6000 rpm), torsi yang dihasilkan oleh sepeda motor yang berbahan bakar bensin maupun LPG sama-sama menurun.

Pada pengamatan terhadap daya (Gambar 2), pada putaran dibawah 6000 rpm, daya yang dihasil-kan oleh sepeda motor berbahan bakar LPG dapat menyamai daya yang dihasilkan oleh sepeda motor bensin. Tetapi pada putaran sekitar 8000 rpm, daya

Propana (%) Butana (%) Jerman 90 10 Perancis 35 65 Italia 20 80 Nederland 40-50 60-50 Belgia 50-60 50-40 Australia 50 50 Swedia 95 5 Denmark 50 50 Inggris 100 -Negara Komposisi LPG Tabel 2

Perbandingan Komposisi LPG sebagai Bahan Bakar Kendaraan di Beberapa Negara Eropa

Percontoh

LPG Min. Max. ASTM Lain

1 Specific gravity 60/60o F - 0,56 D-1657 2 Vapour Pressure @ 100o F Psig 112 - 120 D-1267 3 Weathering test @ 36o F %vol. 97,5 95 - D-1837

4 Copper corrosion 1 hour 1a - 1a D-1838

5 Total sulphur grain/

100cuft 2,21 - 15 D-2784

6 Water content No free

water No free water - Visual 7 Composition: D-2163 - C2 %vol. 0,38 0.2 - C3 %vol. 58,61 - C4 %vol. 39,58

- C5+ (C5 and heavier) %vol. 0,45 2

Karakteristik

No. Satuan

To be reported

97,5

Batasan Metode Uji

Tabel 3

Hasil Uji Fisika Kimia Percontoh LPG beserta Spesifi kasinya

yang dihasilkan oleh sepeda motor yang berbahan bakar LPG tampak lebih rendah bila dibandingkan dengan yang berbahan bakar bensin.

Dalam Gambar 2, juga terlihat bahwa setelah mencapai putaran optimal (sekitar 8000 rpm), daya yang dihasilkan baik oleh sepeda motor berbahan bakar minyak maupun LPG sama-sama menurun.

(5)

Meskipun hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya beberapa kelemahan LPG bila digunakan sebagai bahan bakar sepeda motor, namun hasil yang menjanjikan juga diperoleh. Diantaranya adalah, emisi LPG yang lebih bersih dibandingkan dengan emisi BBM, konsumsi LPG lebih rendah daripada konsumsi bensin (Gambar 3). Artinya menggunakan LPG sebagai bahan bakar sepeda motor akan lebih irit dan lebih efi sien (Gambar 4) daripada meng-gunakan BBM. Hasil ini mirip dengan yang diperoleh Klockner Technologi, di mana dalam laporannya menunjukkan bahwa bahan bakar LPG lebih irit daripada bahan bakar minyak20). Jarak tempuh sepeda motor 125cc yang berbahan bakar LPG, bisa men-capai 72 km per liternya, sedangkan dengan BBM hanya mencapai 60 km per liternya.

D a r i h a s i l s t u d i t e r s e b u t M a y m u c h a r menyimpulkan bahwa bahan bakar LPG bisa di-gunakan sebagai bahan bakar sepeda motor. Keunggulan yang diperoleh dari pemakaian LPG ini adalah konsumsi bahan bakar lebih irit, lebih efi sien dan emisinya lebih bersih. Sedangkan kelemahannya antara lain adalah torsi dan daya yang didapat lebih rendah.Tetapi kekurangan ini dapat diminimalkan dengan melakukan pengaturan atau adjustmen seperti mengoptimalkan rasio bahan bakar dengan udara atau memodifi kasi converter kit agar lebih sesuai dengan kapasitas motor.

Salah satu contoh tata letak penggunaan bahan bakar LPG pada sepeda motor ditunjukkan dalam Gambar 5 dan 6.

Dalam hal ini, LPG yang dipakai adalah LPG dengan tabung berukuran 3 kg yang biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga, sehingga mudah diperoleh di pasaran dan meletakkannya di sepeda motor. Selain itu pada saat instalasinya faktor ke-selamatan menjadi faktor yang diutamakan.

IV. PEMBAHASAN

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa untuk penerapan LPG sebagai bahan bakar sepeda motor, penggunaan minyak lumas yang sesuai merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan.

Minyak lumas selain berfungsi untuk melindungi komponen-komponen mesin yang saling bergesekan, juga sebagai pendingin mesin. Spesifi kasi minyak lumas untuk mesin berbahan bakar bensin berbeda dengan mesin diesel yang berbahan bakar solar. Perbedaan tersebut dibuat karena selain sistem kerja

mesinnya yang berbeda, juga karakteristik fi sika kimiawi dari masing-masing bahan bakarnya ber-beda. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan pula spesifi kasi minyak lumas yang sesuai untuk mesin sepeda motor berbahan bakar LPG. Karena selain spesifi kasinya belum tersedia, juga karakteristik fi sika kimiawi LPG berbeda dengan bensin ataupun minyak solar.

Perbedaan sifat yang paling menonjol dari LPG bila dibandingkan dengan bahan bakar bensin dan minyak solar yang beredar di Indonesia adalah nilai angka oktannya yang tinggi (sekitar 104), sementara

Gambar 1

Perbandingan torsi sepeda motor berbahan bakar bensin dan LPG (Sumber: Laporan penelitian LPG sebagai bahan bakar sepeda motor)

Gambar 2

Perbandingan daya sepeda motor berbahan bakar bensin dan LPG (Sumber: Laporan penelitian LPG sebagai bahan bakar sepeda motor)

(6)

angka oktan bensin hanya sekitar 88 dan 92. Akibat-nya, dengan angka oktan yang lebih tinggi ini, ap-likasinya pada mesin yang rasio kompresinya sama, akan menyebabakan panas mesin menjadi lebih tinggi daripada yang menggunakan bahan bakar bensin. Panas yang lebih tinggi juga sering terjadi pada mesin yang berbahan bakar LPG, terutama untuk beban berat berat. Fenomena ini disebabkan oleh dayanya yang lebih rendah dari daya mesin yang berbahan bakar bensin, terutama pada putaran tinggi sekitar 8000 rpm (Maymuchar dkk). Dengan demikian untuk beban yang lebih berat, perlu tenaga atau energi yang

lebih tinggi, akibatnya panas yang dihasilkan akan lebih tinggi pula. Padahal pada proses pembakaran dalam mesin yang berbahan bakar LPG tidak pernah mengalami apa yang disebut pendinginan sesaat, seperti yang biasa terjadi pada mesin berbahan ba-kar bensin yang berbentuk cair. Dalam kondisi ini pendinginan mesin terutama hanya ditumpukan pada minyak lumasnya. Oleh karena itu spesifi kasi minyak lumas yang cocok untuk mesin berbahan bakar LPG perlu dirancang dengan baik.

Temperatur tinggi pada mesin akan menyebab-kan beberapa perubahan pada karaktristik fisika

Gambar 3

Perbandingan konsumsi bahan bakar sepeda motor 150 cc berbahan bakar bensin dan LPG

(Sumber: Laporan penelitian LPG sebagai bahan bakar sepeda motor)

Gambar 4

PerbandinganBrake Spesifi c Fuel Comsumption

(BSFC) bensin dan LPG pada sepeda motor 150 cc Catatan: makin rendah nilai BSFC nya makin efi sien

(Sumber: Laporan Penelitian LPG sebagai bahan bakar sepeda motor)

Gambar 5

Penempatan tabung LPG 3 kg pada sepeda motor

Gambar 6

(7)

kimiawi minyak lumas yang dipakai. Suhu tinggi yang diserap oleh minyak lumas akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi termal, akibatnya minyak lumas akan mengalami degradasi. Untuk itu selain diperlukan lube base yang tahan terhadap degradasi termal, minyak lumas untuk sepeda motor ini juga memerlukan aditif antioksidan yang memadai untuk menjaga agar unjuk kerja minyak lumas tetap prima, meskipun pada suhu yang tinggi. Oleh sebab itu dibutuhkan minyak lumas yang viskositasnya tidak mudah berubah akibat suhu yang berubah. Artinya diperlukan minyak lumas yang mempunyai indeks viskositas yang tinggi, untuk mencegah berubahnya nilai viskositas akibat panas yang tinggi. Tempera-tur yang tinggi juga akan menimbulkan beberapa masalah diantaranya adalah volatility losses10). Pada-hal untuk tetap menjaga fungsinya sebagai material pendingin dibutuhkan minyak lumas dengan jumlah yang banyak dan konstan. Minyak lumas yang di-harapkan adalah minyak lumas yang memiliki sifat tidak mudah menguap. Komposisi base oil dengan viskositas yang relatif tinggi diharapkan mampu men-jaga kestabilan jumlah minyak lumas dalam mesin. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk merancang formulasi minyak lumas sepeda motor berbahan bakar LPG. Dengan demikian kebutuhan akan minyak lumasnya dapat disesuaikan. Hasil formulasi minyak lumas dapat dijadikan bahan per-timbangan dalam menetapkan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI).

V. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

- Pemanfaatan energi gas untuk kendaraan sudah banyak diterapkan di beberapa negara seperti Amerika, Argentina India, Filipina dan sebagainya. Jenis bahan bakar gas yang di-gunakan umumnya adalah CNG, LGV atau LPG (propan).

- Dari segi harga, maka CNG lebih murah dari LGV maupun LPG. Namun, kepadatan energi dari bentuk gas LPG yang dicairkan lebih tinggi, hal ini menjadikan tabung yang diperlukan untuk LPG maupun LGV bisa lebih kecil dibanding tabung CNG. Tetapi harga LGV jauh lebih mahal daripada LPG. Sehingga penggunaan LPG sebagai bahan bakar sepeda motor lebih me-mungkinkan.

- Penggunaan LPG yang beroktan tinggi sebagai bahan bakar pada sepeda motor memungkinkan suhu mesin menjadi tinggi. Sementara pendingi-nan sesaat tidak terjadi pada komponen mesin di ruang bakar. Oleh karena itu dibutuhkan minyak lumas yang sesuai untuk mesin dengan kondisi tersebut.

- Minyak lumas dengan indeks viskositas yang tinggi dibutuhkan guna mencegah berubahnya nilai viskositas akibat panas. Penggunaan base oil dengan nilai viskositas yang tinggi sebagai bahan dasar diharapkan menghasilkan minyak lumas yang tidak mudah menguap.

- Karena suhu mesin yang tinggi, maka diperlu-kan tipe base oil yang tahan terhadap degradasi termal.

- Degradasi termal terhadap minyak lumas dapat pula dipercepat oleh proses oksidasi, oleh sebab itu penambahan aditif anti oksidan yang memadai sangat dibutuhkan.

SARAN

1. Perlu dilakukan studi formulasi minyak lumas untuk sepeda motor berbahan bakar LPG untuk menyesuaikan kebutuhan akan pelumasnya. 2. Perlu dilakukan road test atau uji jalan kendaraan

bermotor berbahan bakar LPG untuk mengetahui kondisi mesin dan pelumasnya dan menetukan

drain interval.

3. Studi formulasi dapat digunakan sebagai acuan dalam penetapan RSNI pelumas berbahan bakar LPG.

KEPUSTAKAAN

1. A.E. Baker, 1983, “Lubricant Properties And Test Methods”, CRC Handbook of Lubrication Vol.1, Florida.

2. Badan Pusat Statistik (BPS) “Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor menurut jenis Th. 1987-2009”, diakses melalui www.bps.go.id pada tanggal 01-02-2012.

3. Buletin BP Migas No.73-Agustus 2011, “Gas Bumi Masa Depan Energi Indonesia”, diakses melalui http://www.bpmigas.go.id pada tanggal 17 Februari 2012.

4. Gaselpiji.com “Bahan Bakar Gas untuk Mobil” diakses melalui www.gaselpiji.com pada tanggal 18 Februari 2012.

(8)

5. Gatra News 27 jan 2012, “LIPI: Cadangan Gas Indonesia Untuk 90 Tahun” diakses melalui http://www.gatra.com pada tanggal 17 Februari 2012.

6. Heru Margianto, 2012, “Pembatasan BBM bersubsidi Tingkatkan Jumlah Pengguna Motor”, diakses melalui www.edukasi.kompas.com pada tanggal 02-02-2012.

7. Ikatan Marine Engineer “Total Base Number (TBN)” diakses melalui http://imare.or.id/Lubes-Clinic2.html tanggal 13 Januari 2012.

8. John W. Swain, Jr., 1983 “Used Oil Reclama-tion And Environmental ConsideraReclama-tions”, CRC Handbook of Lubrication Vol.1, Florida.

9. KESDM “22 Juta Mobil di Dunia telah Gunakan LGV dan CNG” diakses melalui www.esdm. go.id pada tanggal 18 Februari 2012

10. Kompasiana “Reaksi Kimia di sekitar kita (1) LPG, Kenali dan Hindari Resikonya” http:// edukasi.kompasiana.com diakses pada tanggal 17-02-2012 (utk hal;4 alinea 3)

11. Maymuchar, 2010, “Laporan Penelitian Peman-faatan LPG Sebagai Bahan Bakar Sepeda Motor”, PPPTMGB “Lemigas”, Jakarta.

12.Palupi Annisa A. “Untung Rugi Memakai BBG” , Republika 31-01-2012

13.Robert W. Miller, 1993, “Lubricant and Their Applications” ”, by Mc. Graw Hill, inc, USA. 14.Strehlow Roger A., 1985, “Combustion

Fun-damentals” Mc. Graw Hill, inc, International Edition, Singapore.

15. Tempo, 25-12-2011 “2012 Cadangan Minyak Indonesia Turun” diakses melalui www.tempo. co tanggal 17 Februari 2012

16.Theodore C. Lemoff, 1992, “Liquefi ed Petro-leum Gases Handbook” National Fire Protection Association, USA.

17.Van der weide, et.al,1981, “Gaseous Fuels for Internal Combustion Engines” ASTMInternal Agency, New Energy Conservation Technologies and Their Commercialization, Vol. 2, Berlin. 18. http://www.mez.co.uk , 2012, “term and Ignition

Mode” diakses pada tanggal 02-02-2012. 19. http://www.lpgc.co.uk , 2012, ”Understanding

fuel systems – Basics”

20. info@gastecproducts.com , 2012, “Project Report On Manfufacturing Unit Klockner LPG Gas Converter Kit to Motorcycles and Scooter”

Gambar

Tabel 1 Top 10 NGV di Dunia

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain intellectual capital adalah sumber penciptaan nilai tidak berwujud yang berhubungan dengan kemampuan karyawan, sumber daya organisasi, dan sistem

Biodegradasi remazol red RB pada variasi lama waktu kontak dari 6-10 hari dilakukan untuk mengetahui waktu kontak yang diperlukan oleh jamur jerami padi ILS

Seri tabung diinokulasi pada suhu 36±1 o o C C selama 18-24 jam dan diiamati terjadi kekeruhan pada tabung konsentrasi terendah obat, pada selama 18-24 jam dan diiamati

Trauma kepala merupakan salah satu penyebab tersering anak dibawa ke dokter atau unit gawat darurat. Hanya sebagian kecil dari anak yang mengalami trauma kepala mengalami cedera

Tingkat efikasi insektisida dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya konsentrasi dalam penggunaan insektisida (Adnyana dkk. Tingkat efikasi insektisida BPMC dan ekstrak

Nassu” yang ditemuinya dalam al-Quran yang. Lihat Syahrûr, al-Kitâb wa al-Qur`ân…, h.. landasan waris oleh Syah}ru>r sama dengan ayat yang dijadikan dasar oleh ulama klasik

Bapak Mulyono juga memperbolehkan para karyawatinya untuk membawa anak mereka selama waktu bekerja asal hal tersebut tidak merugikan pihak perusahaan seperti