33
A. Identifikasi Komik Dora dan Sembada
1. Gambaran Umum Buku Komik
Komik Indonesia telah bangun dari tidur panjang dan mencoba bangkit kembali. Hal ini ditandai dengan munculnya beberapa penerbit dan komikus yang mengeluarkan komik guna meramaikan pasar komik Indonesia. Namun tak lengkap rasanya jika komik Indonesia tidak mengangkat tema lokal dan legenda. Apalagi tema lokal dan legenda seperti wayang dan cerita rakyat lain sempat meledak dalam pasar komik Indonesia dahulu.
Komik dengan mengangkat tema lokal memiliki muatan-muatan budaya dan kearifan bangsa dalam setiap ceritanya. Itulah sebabnya komik bertema lokal perlu dilestarikan untuk mengajarkan tentang kebijaksanaan dan kearifan lokal sekaligus mengangkat kebudayaan yang mulai luntur di masyarakat.
2. Cerita Dora dan Sembada
Cerita Dora dan Sembada adalah cerita asal mula dari aksara jawa. Pada dasarnya cerita ini mengajarkan kesetian dan tanggung jawab dua orang utusan.
Terdapat dua orang anak buah dari Ajisaka yang bernama Dora dan Sembada. Ajisaka yang hendak melakukan perjalanan ke Medhang, menyerahkan keris saktinya kepada Sembada untuk dibawa dan dijaga. Ajisaka berpesan agar keris ini tidak boleh ada yang mengambil kecuali dirinya sendiri. Sembada pun menyanggupi permintaan tuannya Ajisaka. Sementara itu Ajisaka mengajak dora untuk pergi bersama menuju Medhang untuk
mengalahkan Raja Raksasa Dewata Cengkar yang gemar sekali memakan manusia.
Ajisaka bersama Dora yang meninggalkan Sembada, lalu menuju Medhang Kamulan. Ajisaka memperdaya Dewata Cengkar dengan bersedia menjadi santapan bagi Dewata Cengkar. Namun Ajisaka mengajukan satu syarat, yaitu ia meminta sebidang tanah sebesar serban yang ia kenakan dan diukur langsung oleh Dewata Cengkar. Dewata Cengkar dengan senang hati menyanggupi syarat yang ditawarkan oleh Ajisaka.
Perlahan-lahan, ia melangkah mundur sambil mengulur serban itu. Anehnya, setiap diulur, serban itu terus memanjang dan meluas hingga meliputi seluruh wilayah Kerajaan Medhang Kamulan. Karena begitu senangnya mendapat mangsa yang masih muda dan segar, sang Prabu terus mengulur serban itu sampai di pantai Laut Selatan tanpa disadarinya. Ketika ia masuk ke tengah laut, Ajisaka segera menyentakkan serbannya, sehingga sang Prabu terjungkal dan seketika itu pula berubah menjadi seekor buaya putih.
Mengetahui kabar tersebut, seluruh rakyat Medang Kamulan yang sebelumnya mengungsi karena ketakutan menjadi santapan Dewata Cengkar kembali dari tempat pengungsian mereka. Ajisaka kemudian dinobatkan menjadi Raja Medang Kamulan menggantikan Prabu Dewata Cengkar. Ajisaka pun akhirnya memimpin kerajaan Medhang Kamulan dengan kearifan dan kebijaksanaan.
Setelah Beberapa waktu memimpin Ajisaka teringat akan keris saktinya yang dijaga oleh Sembada. Lalu Ajisaka mengutus Dora untuk mengambil
keris sakti tersebut. Dora pun berangkat menuju ke tempat Sembada dimana ia menyimpan keris sakti tersebut.
Tak lama kemudian kedua abdi Ajisaka, Dora dan Sembada bertemu kembali. Sembada menyambut kehadiran Dora dengan hangat mengingat bahwa mereka adalah abdi dan sahabat. Mereka pun larut dalam perbincangan mengenai tuannya yang kini telah menjadi raja.
Sampai pada intinya, Dora pun akhirnya menyampaikan maksud dan tujuannya menemui Sembada untuk mengambil keris Ajisaka yang dititpkan pada Sembada. Sembada menolak keinginan dora untuk mengambil keris tersebut, karena Sembada merasa dia harus menjaga keris ini dan keris tersebut hanya bisa diambil oleh Ajisaka seorang. Namun Dora juga bersih keras bahwa Ajisaka memintanya untuk mengambil keris itu dan harus membawanya kepada ajisaka. Dalam suasana tegang mereka memutuskan bertanding satu sama lain demi tanggung jawab mereka masing-masing. Namun terjadi duel yang sengit berhari-hari, karena kekuatan Dora dan Sembada sama-sama kuat.
Ajisaka yang menunggu lama di kerajaan merasa cemas. Dan Akhirnya Ajisaka menyadari bahwa ia membuat keputusan yang salah. Lalu Ajisaka segera bergegas menyusul keberadaan abdinya tersebut. Dan betapa terkejutnya ia saat tiba di sana. Ia mendapati kedua abdi setianya telah tewas. Mereka tewas karena ingin membuktikan kesetiaannya kepada tuan mereka. Untuk mengenang kesetiaan kedua abdinya tersebut, Ajisaka menciptakan aksara Jawa atau dikenal dengan istilah dhentawyanjana, yang mengisahkan pertarungan antara dua abdinya yang memiliki kesaktiaan yang sama dan tewas bersama. Huruf-huruf tersebut juga dikenal dengan istilah carakan.
B. Komparasi
Sebagai pembanding perancangan komik legenda ini, penulis memilih dua komik dengan tema legenda yaitu :
1. Komik Garudayana (Is Yuniarto)
Gambar 1: Cover Garudayana Sumber : Dokumentasi Pribadi
Judul : Garudayana Karya : Is Yuniarto Tahun : Agustus 2009 Halaman : 128 BW Penerbit : m&c
Komik Garudayana bercerita tentang petualangan seorang pencari harta karun yang bernama Kinara. Pada suatu hari ia menemukan telur Garuda di situs kuno Lembah Para Batara. Namun ternyata situs tersebut adalah tempat
persembunyian seekor Ashura Api yang sedang menantikan menetasnya telur Garuda untuk dimakan. Dalam komik juga diceritakan pertemuan tokoh-tokoh pewayangan seperti Gatotkaca dengan Kinara dalam petualanganya.
Walaupun mengambil setting dunia pewayangan, tapi tokoh utama dalam cerita justru bukan dari tokoh-tokoh pewayangan, inilah yang membuat kisah komik Garudayana cukup unik. Is Yuniarto menerapkan strategi visualisasi manga dalam komiknya. Manga sendiri lebih mudah diterima oleh remaja memiliki banyak keunggulan.
2. Komik Dharmaputra Winehsuka ( Alex Irzaqi)
Gambar 2: Cover Dharmaputra Winehsuka
Sumber : www.mnc-comics.com
Judul : Dharmaputra Winehsuka Karya : Alex Irzaqi
Tahun : Maret 2010
Ukuran Komik : 13 cm X 20 cm Penerbit : Koloni
Alex Irzaqi membuat komik Dharmaputra Winehsuka dengan kemasan yang menarik. Meskipun tertulis bahwa kisah ini fiktif dan tidak ada hubungannya dengan tokoh, namun dengan tema yang mengangkat tentang kerajaan yang menghadapi permasalahan dan pendekatan budaya Indonesia menjadikan komik ini menarik.
Alex merujuk pada kisah Majapahit dibawah pemerintahan Jayanegara. Salah satu bahan rujukan Alex Irzaqi adalah kitab pararaton, dimana pada 19 tahun pemerintahan Jayanegara penuh dengan pengkhianatan, pemberontakan, dan perang. Hal ini yang menyebabkan kerajaan Majapahit lemah dan banyak rakat sengsara, karena kebodohan dan ketidak mampuan Jayanegara dalam memimpin.
C. Penerbit Koloni
Koloni merupakan imprint dari penerbit m&c!, yang khusus menerbitkan komik karya komikus/cergamis Indonesia. Koloni membuka kesempatan kerjasama dengan komikus lokal melalui jalur penerbitan cetak maupun digital. Koloni melakukan seleksi ketat bagi komik yang masuk ke redaksi guna menjaga kualitas komik yang akan terbit, apakah komik tersebut layak terbit atau tidak. Untuk terbit cetak massal, Koloni hanya mencari komikus dengan produk yang secara keseluruhan benar-benar punya nilai jual. Bila karya tersebut belum cukup kuat untuk bisa dicetak massal, namun secara umum sudah cukup baik, maka Koloni akan menyalurkan karya tersebut melalui jalur digital (App Scoop, Gramediana, www.ngomik.com, dan lainnya). Koloni sendiri memberikan syarat
terhadap komikus yang akan mengirimkan karya yaitu harus membuat premis, logline dan sinopsis cerita komik tersebut beserta 1 bab pertama contoh komik buatan komikus dalam bentuk final, sudah ditinta dan diberi shadow (tone)
Koloni sebagai salah satu unit yang bernaung di bawah grup Kompas Gramedia, memiliki jalur distribusi yang jelas dan sudah tried and true. Artinya Koloni tidak lagi pusing dengan ruwetnya penagihan dan setoran yang dialami penerbit-penerbit yang lebih kecil. Sebagai bagian dari grup Kompas Gramedia, Koloni punya hubungan mesra dengan media-media besar seperti Koran Kompas, dan grup Majalah (Majalah Hai, XY Kids, Kawanku dll). Sesuai dengan roadmap Kompas Gramedia, maka karya-karya Koloni, otomatis akan masuk ke dalam katalog buku yang kami tawarkan ke penerbit luar negeri (untuk dijual rights-nya). Jadi ada kesempatan bagi komikus Koloni untuk go-International. Sejauh ini sub-brand Koloni masih teguh untuk menerbitkan dan memperjuangkan komik karya anak negeri.
Gambar 3: Logo Koloni Sumber : Google.com
Redaksi komik Koloni
Gedung Kompas Gramedia lantai 3
Jalan Palmerah Barat 29-37 Jakarta Pusat 10270 021-536 50110 ext 3654
Gambar 4: Fanspage Facebook Koloni Sumber : facebook.com/komikkoloni
Penerbit Koloni Sendiri telah merilis beberapa jenis komik diantaranya: 1. Komik Drama
Gambar 5: Komik Grey dan Jingga Sumber: www.mnc-comics.com
Gambar 6: Komik Kelas Khusus Naga Sumber: www.mnc-comics.com
2. Komik Aksi
Gambar 7: Komik Garudayana Sumber: www.mnc-comics.com
Gambar 8: Komik Dharmaputra Winehsuka Sumber: www.mnc-comics.com
3. Komik Komedi
Gambar 9: Komik Arigato Macaroni! Sumber: www.mnc-comics.com
Gambar 10: Komik Duet Mawut Sumber: www.mnc-comics.com
4. Komik Horor
Gambar 11: Komik The Cursed Sumber: www.mnc-comics.com
5. Komik Olahraga
Gambar 12: Komik Panji Sumber : www.mnc-comics.com
D. Analisis SWOT
Analisis SWOT bertujuan untuk mengetahui perbandingan objek perancangan dengan kompetitor yang pernah ada dilihat dari fisik. Analisa ini membantu untuk melihat kembali kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (Opportunity), dan ancaman (threat).
Untuk mengetahui kondisi komik buku Dora dan Sembada, maka dilakukan observasi terhadap pembandingnya, maka analisa SWOT (Strenght,Weakness,Opportunity,Treath) adalah sebagai berikut:
SWOT Komik Abimanyu Gugur Komik Garudayana Komik Dharmaputra Winehsuka Kekuatan (Strenght) a. Gaya gambar semi realis
b. Komik Cetak
c. Komik sekali tamat. d. Tema yang jarang
diangkat tentang legenda.
a. Gaya gambar manga b. Komik Cetak c. Komik berseri
d. Karya komikus ternama.
a. Gaya gambar semi realis b. Komik Cetak
c. Komik sekali tamat d. Karya komikus ternama.
Kekurangan (Weakness) a. Karya komikus baru b. Pengalaman membuat
komik masih kurang. c. Belum banyak dikenal
orang.
a. Komikus kurang konsisten, sehingga jeda ke komik seri berikutnya terlalu lama b. Alur yang mudah
ditebak
a. Kurangnya promosi sehingga kurang di kenal.
media untuk
mengingatkan kembali aksara Jawa
mengenalkan kembali tokoh pewayangan
legenda Indonesia yaitu kerajaan Majapahit
Ancaman (treath) a. Target market belum banyak yang suka dengan komik legenda
b. Merupakan komik oneshot yang berakhir dalam satu seri sehingga mudah dilupakan.
a. Jeda komik terlalu lama sehingga pembaca terlalu lama menunggu ataupun melupakan.
b. Terdapat media lain yang lebih menarik dalam mengangkat tema ini.
a. Komik oneshot atau sekali tamat yang mudah
dilupakan.
b. Target market belum banyak yang suka dengan komik legenda
E.
USP (Unique Selling Proposition)
Dalam membuat komik haruslah melihat dan menguasai variable-variable yang digunakan pada komik kompetitor. Variable tersebut diolah, disimpulkan dan dicari keunikan yang lain daripada komik lain yang dapat menjadikan keunikan tersebut menjdai USP komik yang akan dibuat.
Keunikan dari komik Dora dan Sembada ini adalah merupakan komik komik yang mengangkat legenda yang jarang diangkat oleh para komikus sekarang yaitu tentang asal-usul aksara jawa. Dalam komik ini tidak hanya menceritakan tentang asal mula aksara Jawa, namun disertai tentang informasi yang berkaitan tentang aksara Jawa seperti makna dan penggunaannya.
F. Positioning
Posisi suatu produk adalah perangkat kompleks dari presepsi, kesan dan perasaan yang diingat konsumen untuk produk dibandingkan dengan produk pesaing. Positioning bukanlah sesuatu yang kita lakukan terhadap produk, tetapi sesuatu yang kita lakukakan terhadap otak calon pelanggan.
Tujuan pokok strategi positioning adalah:
1. Untuk mendapatkan atau memposisikan produk di pasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-merek pesaing.
2. Untuk memposisikan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal pokok kepada para pelanggan, yaitu what you stand for, what you are, dan how you know would like customers to evaluate you (Fandy Tjiptono, 1995:91-92). Tugas positioning terdiri dari tiga langkah :
1. Mengidentifikasi suatu perangkat keunggulan bersaing yang mungkin dibuat dimana positioning akan dibangun
2. Memilih keunggulan bersaing yang tepat
3. Dengan efektif mengkomunikasikan dan menyampaikan posisi dan dipilih pasar.
Berdasarkan komparasi dan USP, komik Dora dan Sembada diposisikan sebagai komik legenda dengan visualisasi yang menarik sekaligus mengangkat nilai kebudayaan yaitu aksara Jawa yang disertai rincian makna dan penggunaan aksara Jawa. Sehingga pembaca lebih tertarik dengan komik ini.