• Tidak ada hasil yang ditemukan

CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

CONTOH

PROGRAM REVISI FORMULARIUM

KOMITE FARMASI DAN TERAPI

RUMAH SAKIT UMUM xxyy

PENDAHULUAN

Perawatan pasien di rumah sakit dan dalam fasilitas kesehatan lain sering kali tergantung pada keefektifan penggunaan obat. Keragaman obat yang tersedia mengharuskan dikembangkannya suatu program penggunaan obat yang baik dyyi rumah sakit, guna memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang terbaik. Untuk kepentingan perawatan pasien yang lebih baik, rumah sakit harus mempunyai suatu program evaluasi pemilihan dan penggunaan obat yang obyektif di rumah sakit. Program ini adalah dasar dari terapi obat yang tepat dan ekonomis. Konsep sistem formularium adalah suatu metode untuk mengadakan program tersebut dan telah digunakan oleh berbagai rumah sakit beberapa tahun yang lalu.

Sistem formularium merupakan metode yang digunakan staf medik di rumah sakit yang bekerja melalui Komite Farmasi dan Terapi (KFT), mengevaluasi, menilai, dan memilih dari berbagai zat aktif obat dan produk obat yang tersedia, yang dianggap paling berguna dalam perawatan pasien. Hanya obat yang dipilih demikian yang secara rutin tersedia di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Dengan demikian, sistem formularium adalah sarana penting dalam memastikan mutu penggunaan

(2)

obat dan pengendalian harganya. Sistem formularium menetapkan pengadaan, penulisan, dispensing, dan pemberian suatu obat dengan nama dagang atau obat dengan nama generik apabila obat tersedia dalam dua nama tersebut.

Keberhasilan sistem formularium hanya dapat tercapai bila mendapat persetujuan dari Komite Medik, Staf medisyang terorganisasi, anggota staf secara individu, dan berfungsinya Komite Farmasi dan Terapi (KFT) yang terorganisasi dengan baik. Kebijakan dan prosedur dasar yang menguasai sistem formularium harus tertera dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga atau dalam ketetapan dan peraturan staf medik.

Hasil utama dari pelaksanaan sistem formularium adalah formularium rumah sakit, yaitu dokumen yang berisi kumpulan produk obat yang dipilih KFT disertai informasi tambahan penting tentang penggunaan obat tersebut, yang terus menerus direvisi agar selalu akomodatif bagi kepentingan pasien dan staf profesional pelayan kesehatan, berdasarkan data konsumtif dan data morbiditas serta pertimbangan klinik staf medik di rumah sakit.

I. LATAR BELAKANG

Tugas pokok Komite Farmasi dan Terapi (KFT) berdasarkan SK Direktur RSU XXYY nomor : 821.27/5586.TU adalah membantu Direktur RSU XXYY dalam pengelolaan obat-obatan dan alat kesehatan habis pakai, sedangkan salah satu fungsi KFT sebagai mana tercantum dalam Surat Keputusan Direktur tersebut adalah menyusun formularium RSU X. XXYY, mengevaluasi dan merevisi setiap tahun, dengan memperhatikan usulan dari Staf Medik

Formularium rumah sakit berperan sebagai koridor bagi pelaksana untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan kaidah dan standar terapi yang berlaku. Oleh karena itu, Formularium RSU X. XXYY perlu direvisi secara berkala tidak hanya menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, tetapi juga

(3)

didasarkan pada kajian pola penyakit dan kajian penggunaan obat serta berbagai kebijakan Kementerian Kesehatan.

III. TUJUAN

a. Tujuan Umum :

Formularium RSU X. XXYY disusun untuk digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit untuk menjamin ketersediaan obat, serta menjamin kerasionalan penggunaan obat yang aman, bermanfaat dan bermutu bagi masyarakat.

b. Tujuan Khusus :

1. Menjadi acuan bagi tenaga medis untuk menetapkan pilihan obat yang tepat, paling efficacious, dan aman, dengan harga yang terjangkau.

2. Mendorong penggunaan obat secara rasional sesuai standar, sehingga pelayanan kesehatan lebih bermutu dengan belanja obat yang terkendali (cost effective)

3. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien kepada masyarakat.

4. Memudahkan perencanaan dan penyediaan obat di RSU X. XXYY dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kebutuhan.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Kegiatan Pokok :

1. Permintaan usulan obat secara tertulis kepada seluruh Staf medis . 2. Kompilasi Usulan

3. Penyusunan draft daftar obat 4. Pembahasan draft

5. Finalisasi draft 6. Pengesahan

(4)

Rincian Kegiatan :

No. Kegiatan Pelaksana Jadwal 1. Permintaan usulan obat

secara tertulis kepada seluruh Staf Medis .

Ketua Komite Farmasi dan Terapi

Nopember 2011

2. Kompilasi Usulan Sekretaris KFT Desember 2011

3. Penyusunan draft daftar obat

Sekretaris KFT Desember 2011

4. Pembahasan draft Komite Farmasi dan Terapi

Januari 2012

5. Finalisasi draft Sekretaris KFT Februari 2012

6. Pengesahan Direktur RSU XXYY

Maret 2012

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN (METODOLOGI) Metodologi :

1. Permintaan usulan obat secara tertulis kepada seluruh Staf medis (STAF MEDIS).

2. Kompilasi Usulan

Pelaksana melakukan kompilasi usulan obat yang masuk dan dikelompokkan sesuai dengan kelas terapi.

(5)

Draft daftar obat disusun dengan sistematika sebagai berikut : a. Daftar obat disusun berdasarkan kelas terapi

b. Nama obat ditulis dengan nama generik

c. Penulisan obat di dalam kelas terapi disusun secara alfabetis 4. Pembahasan draft

Pembahasan draft dilakukan bersama oleh KFT. Usulan obat yang dibahas diutamakan pada usulan yang disertai alasan dan bukti ilmiah (evidence) yang lengkap.

Prinsip dasar pemilihan obat adalah efficacy, safety, dan economic

evaluation.

5. Finalisasi draft

Draft yang telah dibahas, difinalisasi untuk penyempurnaannya. 6. Pengesahan

Diterbitkan Surat Keputusan Direktur RSU X. XXYY tentang Formularium.

Kriteria Pemilihan Obat :

Pemilihan obat dalam Formularium RSU X. XXYY didasarkan atas kriteria berikut :

1. Mengutamakan penggunaan obat generik.

2. Jumlah obat dengan nama generik yang sama mengikuti rasio sebagai berikut : 1 (satu) obat generik; 1 (satu) obat original; dan 3 (tiga) obat me too.

3. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan penderita.

4. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas. 5. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan. 6. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan

7. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien 8. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi

(6)

9. Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang serupa, pilihan dijatuhkan pada :

a. Obat yang sifatnya paling banyak diketahui berdasarkan data ilmiah

b. Obat dengan sifat farmakokinetik yang diketahui paling menguntungkan

c. Obat yang stabilitasnya lebih baik d. Mudah diperoleh

e. Obat yang telah dikenal

10.Obat jadi kombinasi tetap, harus memenuhi kriteria berikut :

a. Obat hanya bermanfaat bagi pasien dalam bentuk kombinasi tetap

b. Kombinasi tetap harus menunjukkan khasiat dan keamanan yang lebih tinggi daripada masing-masing komponen

c. Perbandingan dosis komponen kombinasi tetap merupakan perbandingan yang tepat untuk sebagian besar pasien yang memerlukan kombinasi tersebut

d. Kombinasi tetap harus meningkatkan rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio)

e. Untuk antibiotika kombinasi tetap, harus dapat mencegah atau mengurangi terjadinya resistensi dan efek merugikan lainnya. 11. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman

(evidence based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan di RSU X. XXYY, dengan harga yang terjangkau.

(7)

Kriteria Penghapusan Obat :

1. Obat-obat yang jarang digunakan (slow moving) akan dievaluasi. 2. Obat-obat yang tidak digunakan (death stock) setelah waktu 3 (tiga)

bulan maka akan diingatkan kepada dokter-dokter terkait yang menggunakan obat tersebut. Apabila pada 3 (tiga) bulan berikutnya tetap tidak/kurang digunakan, maka obat tersebut dikeluarkan dari buku formularium.

3. Obat-obat yang dalam proses penarikan oleh Pemerintah/BPOM atau dari pabrikan.

Terminologi

1. Isi dan Format Formularium

a. Satu jenis obat dapat digunakan dalam beberapa bentuk sediaan, dan satu bentuk sediaan dapat terdiri dari beberapa jenis kekuatan.

b. Dalam Formularium RSU X. XXYY, obat dikelompokkan berdasarkan kelas, subkelas dan kadang-kadang sub-subkelas terapi. Dalam setiap subkelas atau sub-subkelas terapi obat disusun berdasarkan nama obat.

c. Satu jenis obat dapat tercantum ke dalam lebih dari 1 (satu) kelas atau sub kelas atau sub-subkelas terapi sesuai indikasi medis.

2. Tata Nama

a. Nama obat dituliskan sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi terakhir. Jika tidak ada dalam Farmakope Indonesia maka digunakan International Non-proprietary Names (INN)/nama generik yang diterbitkan WHO.

(8)

b. Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak mempunyai nama INN (generik) ditulis dengan nama lazim, misalnya : garam oralit.

c. Obat kombinasi yang tidak mempunyai nama INN (generik) diberi nama yang disepakati sebagai nama generik untuk kombinasi dan dituliskan masing-masing komponen zat berkhasiatnya disertai dengan kekuatan masing-masing komponen.

d. Untuk beberapa hal yang dianggap perlu sinonim, dituliskan di antara tanda kurung.

3. Pengertian dan Singkatan a. Pengertian

(1) Bentuk Sediaan

Bentuk sediaan adalah bentuk obat sesuai proses pembuatan obat tersebut dalam bentuk seperti yang akan digunakan, misalnya : tablet salut enterik, injeksi intravena dan sebagainya.

(2) Kekuatan Sediaan

Kekuatan sediaan adalah kadar zat berkhasiat dalam sediaan obat jadi. Untuk kekuatan sediaan dalam bentuk garam atau esternya, maka garam atau ester tersebut dicantumkan dalam tanda kurung, misalnya : ethambutol tablet 250 mg (hidroklorida).

Sedangkan untuk kekuatan kandungan zat berkhasiatnya saja, maka nama garam atau ester yang ditulis dalam tanda kurung akan didahului dengan kata ‘sebagai’, misalnya : klorokuin tablet 150 mg (sebagai fosfat).

(3) Kemasan

Kemasan adalah wadah terkecil yang berhubungan langsung dengan obat.

(9)

Besar kemasan adalah jumlah satuan sediaan atau kemasan terkecil dalam satu kemasan standar, misal : kotak 100 vial. b. Singkatan amp : ampul bls : blister btl : botol gr : gram ih : inhalasi inj : injeksi

inj i.k : injeksi intrakutan inj i.m : injeksi intramuskular inj i.v : injeksi intravena inj infltr : injeksi infiltrasi inj p.v : injeksi paravertebral inj s.k : injeksi subkutan kapl : kaplet

kaps : kapsul

kaps dlm minyak : kapsul dalam minyak ktg : kantong

ktk : kotak

L : liter

lar : larutan

lar ih : larutan inhalasi mcg : microgram mek : miliekuivalen mg : miligram ml : mililiter

serb inj : serbuk injeksi sir : sirup

sup : supositoria susp : suspensi tab : tablet tts : tetes

(10)

VI. SASARAN

Sasaran dari sistem formularium ini adalah tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal terhadap pasien melalui seleksi dan penggunaan obat yang rasional di RSU X. XXYY.

(11)

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No. Kegiatan Nopember 20.. Desember 20.. Januari 20.. Februari 20.. 1. Permintaan usulan obat secara tertulis kepada seluruh Staf medis

2. Kompilasi Usulan

3. Penyusunan draft daftar obat

4. Pembahasan

draft

5. Finalisasi draft

6. Pengesahan

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Penerapan Formularium RSU X. XXYY perlu dipantau dan dievaluasi secara kontinyu. Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk menunjang keberhasilan penerapan Formularium RSU X. XXYY melalui mekanisme pemantauan dan evaluasi keluaran dan dampak penerapan

(12)

Formularium RSU X. XXYY yang sekaligus dapat mengidentifikasi permasalahan potensial dan strategi penanggulangan yang efektif.

Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan fungsi dan tingkatnya, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan meliputi :

1. Evaluasi penulisan resep dan penggunaan obat formularium dan obat generik.

2. Pencatatan obat nonformularium yang sering diresepkan

3. Evaluasi perubahan harga obat formularium.

4. Pelaporan obat formularium yang sudah tidak diproduksi lagi.

Ketua Komite Farmasi dan Terapi RSU X. XXYY

Referensi

Dokumen terkait

Apa peran apoteker dalam Komite Farmasi dan Terapi (KFT), secara khusus dalam seleksi obat di Rumah Sakit Bethesda?.. Bagaimana pengelolaan perbekalan farmasi (obat,

Proses penyusunan formularium rumah sakit kelas C di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dari wawancara mendalam dan observasi dokumen/ notulen PFT, secara umum proses pengembangan

Direktur Rumah Sakit Jiwa Naimata, Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Naimata dan Staf, Kepala Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Naimata, kakak-kakak bagian Rekam Medik

penasehat bagi staf medik dan pimpinan rumah sakit dalam semua hal yang berkaitan dengan penggunaan obat5.  Menetapkan Formularium

komite medik dengan memperhatikan masukan dari staf medis yang bekerja di

Peran dan fungsi Komite Medik di rumah sakit adalah menegakkan etik dan mutu profesi medik.Yang dimaksud dengan etik profesi medik disini adalah mencakup Kode

Manajemen Farmasi di RS 800 Agar mahasiswa mampu menjelaskan dan menentukan Rumah Sakit dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Panitia Farmasi dan Terapi atau Komite

 Formularium Rumah sakit adalah dokumen yang berisikan kumpulan produk obat yang dipilih Komite Farmasi dan Terapi KFT disertai informasi tambahan penting tentang penggunaan obat ,