Mengelola
Persediaan
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari modul ini peserta mampu
melakukan proses identifikasi, perencanaan dan
pengendalian persediaan sebagai bagian dari
proses pengadaaan barang/jasa.
Mengidentifikasi persediaan
Merencanakan persediaan
Mengendalikan penggunaan persediaan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Umum 1.2. Tujuan Khusus 1.3. Gambaran Umum
BAB II MENGIDENTIFIKASI PERSEDIAAN
2.1 Pengertian Persediaan
2.2 Standarisasi dan Regulasi Terkait Persediaan 2.3 Klasifikasi Persediaan
2.4 Daftar Persediaan
2.5 Sumberdaya Manusia Dalam Mengelola Persediaan
BAB III MERENCANAKAN PERSEDIAAN
3.1 Rencana Penggunaan Persediaan 3.2 Analisis Kebutuhan Persediaan
3.3 Metode Peramalan Kebutuhan Persediaan 3.4 Biaya Pengelolaan Persediaan
BAB IV MENGENDALIKAN PENGGUNAAN PERSEDIAAN
4.1 Monitoring Persediaan
4.2 Sistem Manajemen Keselamatan, Keamanan, Kesehatan, dan Lindung Lingkungan (SMK3L) dalam mengelola persediaan 4.3 Tindakan Terhadap Penyimpangan Persediaan
4.4 Sistem Aplikasi Pendukung Dalam Mengelola Persediaan 4.5 Pelaporan Persediaan
BAB V INDIKATOR KINERJA DAN KUNCI SUKSES MENGELOLA PERSEDIAAN
5.1 Prinsip Efektifitas dan Efisiensi Dalam Mengelola Persediaan 5.2 Indikator Kinerja Dalam Mengelola Persediaan
5.3 Kunci Sukses Dalam Mengelola Persediaan
MENGIDENTIFIKASI
PERSEDIAAN
Pengertian Persediaan
Sy
ak
ur
2009
Persediaan meliputi segala macam barang yang menjadi objek pokok aktivitas perusahaan yang tersedia untuk di olah dalam proses produksi atau di jual.Lalu
Sum
ay
ang
2003
simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadiHa
ni
Ha
nd
oo
2003
Suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.
Alur Proses Pengelolaan Persediaan
Unit kompetensi ini yang juga terkait
dengan unit kompetensi mengelola
pengiriman (UK 25) dan unit kompetensi
mengelola penyimpanan (UK 27),
dimana dari 3 (tiga) pilar proses ini akan
diuraikan secara strategis, teknis, dan
taktis menjadi proses mengelola
penyimpanan secara komprehensif.
Alur Proses Pengelolaan Persediaan
Proses mengelola penyimpanan menjadi sangat penting untuk dipelajari bagi para pihak yang terkait proses pengadaan dan penanganan logistik, karena proses ini
sangat terkait erat dengan:
Proses penerimaan barang dari penyedia Proses penanganan dan penyimpanan Proses distribusi kpd pengguna dan pihak lainnya Akuntabilitas proses pengadaa Pengelolaan biaya pengadaan terkait proses penanganan persediaan dalam penyimpanan
Menghilangkan pengaruh ketidakpastian
Mempersiapkan stok apabila ada keperluan
mendadak
Mengantisipasi fluktuasi perubahan harga
Memberi waktu luang untuk proses
pengelolaan pengadaan dan distribusi
Untuk mengantisipasi perubahan pada
permintaan dari para pengguna dan
penawaran dari para penyedia
No. Sifat Persediaan Aset
1 Wujud Berwujud fisik (tangible) Aset ada yang berwujud fisik (tangible) dan tidak tidak berwujud (intangible)
2 Nilai ekonomis Bernilai tinggi, sedang, atau rendah Bernilai tinggi, sedang, atau rendah
3 Penggunaan Terus menerus dan habis pakai Terus-menerus selama masa umur pemakaian
4 Sifat Bisa menjadi bagian dari barang yang lain
Berdiri sendiri
5 Perencanaan Berdasarkan rencana kebutuhan operasional
Berdasarkan rencana investasi
6 Proses pengadaan Pengadaan untuk kebutuhan operasional Pengadaan untuk tujuan investas
Standarisasi dan Regulasi Terkait Persediaan
konsep standarisasi terkait ketentuan dari International Organization for Standardization (ISO) dan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Sedangkan dalam proses pengelolaan persediaan di institusi pemerintah, pedomannya diatur oleh:
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, Tentang Perbendaharaan Negara Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
Permendagri Nomor 19 Tahun 2016, Tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87/M-IND/PER/9/2009, Tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi Dan Label Pada Bahan Kimia
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 40/PB/2006, Tentang Pedoman Akuntansi Persediaan
Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Tahun
Wujud persediaan :
Klasifikasi Persediaan
Padat (Solid)
• Kertas, pipa, besi
Curah (Bulk)
• Biji besi,semen, pasir
Cair (Liquid)
• Bahan kimia, bahan bakar minyak, gas yg dipadatkan
Sifat
persediaan
Klasifikasi Persediaan
Kokoh dan tahan banting, dalam hal kekuatan Elastis dan lentur, dalam hal pemakaian
Sensitif dan rapuh, dalam hal ketahanan
Kalibrasi dan presisi dimensi, dalam hal bobot berat dan ukuran Pemuaian dan susut/kembang volume,
Digunakan oleh publik (general used)
Jumlah pemakainya yang terbatas
(limited)
Penggunaan dan tata-kelolanya diatur
oleh pemerintah (regulated)
Penggunaan persediaan
Dipakai secara terus-menerus (useable)
Dikonsumsi (consumable)
Persediaan ini memiliki nilai volume tahunan rupiah
yang tinggi. Kelas ini memiliki sekitar 70% dari dari total
nilai persediaan meskipun jumlahnya sedikit (sekitar 20%), sehingga harus mendapat perhatian yang sangat
serius karena akan berdampak pada biaya yang tinggi.
klasifikasi ABC persediaan menurut HF Dickie:
Kelas
B
Kelas C
Kelas
A
Persediaan ini mempunyai nilai volume tahunan rupiah yang menengah, kelompok ini merepresentasikan sekitar
20% dari total nilai persediaan dan memiliki jumlah item sekitar 30%. Sehingga diperlukan teknik pengendalian
persediaan yang moderat.
Persediaan ini memiliki nilai volume tahunan rupiah sekitar 10% dari total nilai persediaan, akan tetapi memiliki jumlah item persediaan sekitar 50%, dengan demikian hanya diperlukan teknik pengendalian yang
Daftar Persediaan
Memberikan informasi mengenai persediaan mulai dari proses; perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, sampai penggunaan Memberikan informasi mengenai alur
persediaan yang ada sehingga para pihak terkait dapat memperhitungkan tingkat pengendalian yang diperlukan.
Melakukan pemetaan klasifikasi fisik dan jenis persediaan, sehingga dapat diperhitungkan secara ekonomis keberadaannya.
Identifikasi fisik persediaan
Bahan baku (raw materials) Barang setengah jadi
(work in process)
Suatu kebijakan internal yang dibuat oleh institusi untuk mengatur berapa jumlah dan nilai ideal persediaan yang harus tersedia di gudang .
Frekuensi permintaan akan bisa diketahui dari
akumulasi permintaan persediaan yang terjadi yang dicatatkan dan di kelola datanya secara baik.
Musim rendah permintaan (low session)
Musim tinggi permintaan (high/festive session)
Musim kekurangan pasokan (stock out/fewer session) Musim kelebihan pasokan (over stock session
Musim spekulasi dan darurat (speculative and emergency session)
Siklus persediaan:
Pola
Permintaan
Frekuensi permintaan dalam siklus permintaan Kebijakan batas atas dan bawah nilai persediaanStatus persediaan
Berdasarkan proses penerimaan dan pengeluaran persediaan:
FIFO: First In First Out, yang pertama masuk akan pertama keluar,
LIFO: Last In First Out, yang terakhir masuk akan pertama keluar
FEFO: First Expiry First Out, yang masa kadaluarsanya paling akhir akan
pertama keluar
Berdasarkan status fisik persediaan:
Dalam masa transisi untuk diperiksa, disimpan, atau dikirimkan (in transit)
Hanya dilaporkan lewat secara data dan administrasi langsung di kirimkan ke
tujuan (cross docking)
Barang titipan milik penyedia dan pihak lain (consignment supplies)
Hanya dikirim dan tersedia saat dibutuhkan (just in time)
Status persediaan
kondisi fisik persediaan saat disimpan:
Persediaan dalam kondisi baik (in good conditions)
Persediaan dalam kondisi sudah kadaluarsa (aging stock) Persediaan dalam kondisi tidak layak dan rusak (bad stock)
Jumlah persediaan yang ideal:
Persediaan antisipasi (anticipation stock)
Persediaan yang berfluktuasi (fluctuation stock)
Sumberdaya Manusia Dalam Mengelola Persediaan
kerjanya lebih banyak di proses distribusi.
misalnya; Kementrian Pendidikan, Kementrian Kesehatan kerjanya di proses respon pengendalian keamanan dan kondisi darurat.
misalnya; Kementrian Pertahanan, Kementrian Sosial kerjanya lebih banyak di proses pengembangan dan pembangunan infrastruktur,
misalnya : Kementrian Pekerjaan Umum kerjanya lebih banyak di proses administrasi misalnya: Kementrian Dalam Negeri
Sumberdaya Manusia Dalam Mengelola Persediaan
melaksanakan produksi barang (manufaktur), memerlukan
pengelolaan persediaan secara khusus untuk bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi
melaksanakan proyek penanganan kondisi darurat, memerlukan persediaan yang mudah dimobilisasi dan didemobilisasi dengan segera.
melaksanakan proyek infrastruktur baik jaringan utilitas atau prasarana konstruksi, memerlukan persediaan yang mudah dimobilisasi dan demobilisasi dilapangan
melayani konsumen dan layanan jasa lainnya, memerlukan persediaan sejumlah yang mereka butuhkan, namun tidak
konsep pengelolaan persediaan dan pengelolaan penyimpanan di
institusi pemerintahan, korporasi, dan lembaga non profit:
tim pelaksana yang
ditugaskan secara khusus menangani aktivitas pengelolaan persediaan dan
penyimpanan
Dirangkap oleh unit kerja teknis yang terkait, seperti
pejabat pengadaan, biro umum, atau para pengguna yang berkepentingan
terhadap persediaan
Diserahkan sepenuhnya kepada pihak ketiga untuk menangani proses
Kepala Bagian
Administrasi Pengelolaan
Persediaan Penanganan Order Perencanaan
Persediaan
LATIHAN BUKU
KERJA, DISKUSI,
STUDI KASUS
DAN SIMULASI
MERENCANAKAN
PERSEDIAAN
Rencana Penggunaan Persediaan
Kegiatan operasional berkelanjutan
Kegiatan berbasis proyek
Siklus perputaran persediaan (inventory turn over)
Pergerakan yang cepat (fast moving)
Pergerakan yang lambat (slow moving)
Persediaan di analisa berdasarkan sifat perlakuan dan penyimpanannya
Persediaan normal (normal inventory)
Persediaan yang aman jumlahnya (safety inventory)
Persediaan dalam proses distribusi (in-transit inventory)
Persediaan yang peramalannya tidak terukur (speculative inventory)
Persediaan musiman (seasonal inventory)
Persediaan tidak bergerak (dead inventory)
Kelebihan dan Kekurangan Persediaan Over Stock dan Stock Out
Imbas dari konsep kebijakan pengelolaan
persediaan (push or pull system impact)
Perencanaan jumlah persediaan tidak
mengikuti dinamika permintaan yang
terjadi (out of plan order)
Terjadi jumlah persediaan semu (accuracy
issues)
Banyaknya persediaan yang rusak dan
hilang dalam penyimpanan (high number in
bad stock and lost stock level)
Fungsi pengelolaan persediaan dan
Permintaan selama satu tahun (D) diketahui tetap dan tidak berubah.
Harga sediaan (C)
diketahui tetap dan tidak berubah.
Sediaan dianggap selalu tersedia sehingga dapat diperoleh setiap
dibutuhkan.
Biaya sediaan diketahui tetap dan tidak berubah.
Nilai Pemesanan yang Ekonomis atau Economic Order
Quantity (EOQ):
Langkah-Langkah Peramalan
Definisikan tujuan peramalan.
Plot data (part family) masa lalu.
Pilih metode-metode yang paling memenuhi tujuan peramalan dan sesuai
dengan plot data.
Hitung parameter fungsi peramalan untuk masing-masing metode.
Hitung fitting error untuk semua metode yang dicoba.
Pilih metode yang terbaik, yaitu metode yang memberikan error paling kecil
Ramalkan permintaan untuk periode mendatang
Lakukan verifikasi peramalan
Metode
Peramalan
Kebutuhan
Persediaan
No. Komponen Interval Faktor Yang Berpengaruh
1 Kurun waktu (periode) harian, mingguan, bulanan, kuartal, semester, tahunan
Jangka waktu
Realisasi
Percepatan
2 Musim (seasonal) Sepi (low seasion), ramai (peak season), serba tidak pasti (speculative)
Masa kerja
Cuaca
Liburan
Kepanikan
3 Pola yang berulang (siklus)
Sehari sekali, sebulan sekali, setahun, 3 tahun sekali, dst
Aktivitas
Kebutuhan
4 Tren (kecenderungan) Sedang diminati dan populer dalam kurun waktu tertentu
Minat
Perilaku
5 Siklus hidup barang 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, dst
Daya tahan
Inovasi
Investasi
Jenis kebutuhan (needs) Tren kebutuhan (demand)
Alokasi kebutuhan (resources allocation) Teknik peramalan kebutuhan yang akan
digunakan(forecasting methods) Jumlah order yang ideal (volume)
Penentuan jumlah dan waktu pesanan (schedule)
Prasyarat pemesanan (terms and conditions)
Hal yang harus diketahui dan diperhitungkan dalam penerapan metode peramalan:
Kekeliruan menentukan desain dan spesifikasi
permintaan(specification risk)
Kualitas barang/jasa yang bermasalah (quality risk)
Timbulnya gangguan kesehatan, keselamatan,
keamanan, dan perlindungan lingkungan (safety risk)
Posisi tawar yang lemah di hadapan penyedia
(bargaining risk)
Biaya penanganan, penyimpanan, transportasi, dan
distribusi, yang lebih tinggi (logistics handling risk)
Kebijakan strategis pengambil keputusan (management plan)
Perubahan rencana dan kegiatan pengguna (end user impact)
Kendala internal pelaksana tugas (internal process trouble)
Konflik Kepentingan (conflict of interest)
Efek Bias Dalam Perencanaan (Bullwhift Effect)
Contoh kasus:
Distribusi gas elpiji bersubsidi 3 Kg dari Pertamina untuk pembeli dari kelas bawah dan UMKM yang selama ini berjalan normal, dalam kurun waktu tertentu mendadak melonjak tidak terprediksi pola distribusi dan
penjualannya, sehingga mulai terjadi kekosongan
pasokan, karena adanya migrasi dari pemakai elpiji 12 Kg yang tidak terdata, baik rumah tangga maupun usaha skala menengah yang seharusnya tidak memakai elpiji 3 Kg, dan mereka akan melakukan lintas lokasi distribusi untuk memperoleh pasokan di mana saja, sehingga kondisi ini membuat rancu peta sebaran distribusi, hal yang tidak pernah dilakukan konsumen kelas bawah yang hanya membeli gas elpiji 3 Kg di lokasi dekat tempat tinggalnya saja, selain itu ada masalah tidak tersedianya data akurat yang langsung update untuk memantau distribusi dan penjualan gas elpiji 3 Kg tersebut.
Biaya resiko kekurangan dan kelebihan persediaan (stock out and over stock risk)
Stock out cost risk
Biaya Pengelolaan Persediaan
Biaya pemesanan (ordering cost)
Biaya perencanaan barang pesanan Biaya persiapan barang pesanan Biaya pengiriman barang pesanan Biaya penerimaan barang pesanan
Biaya proses pembayaran barang pesanan
Biaya penyimpanan (holding cost)
Biaya sewa atau penggunaan gudang Biaya prasarana dan peralatan gudang Biaya pemeliharaan barang
LATIHAN BUKU
KERJA, DISKUSI,
STUDI KASUS
DAN SIMULASI
MENGENDALIKAN
PENGGUNAAN
Monitoring Persediaan
Persediaan yang diterima dan keluar
Transaksi persediaan yang terjadi dalam periode berjalan harus ditutup pada akhir bulan
Penilaian persediaan dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang.
Pejabat gudang (store keeper) bertanggung jawab atas penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan persediaan Penambahan master dan kode barang persediaan
disusun oleh pejabat terkait yang berwenang
……
Monitoring Persediaan
…
Setiap persediaan didalam gudang memiliki kode persediaan yang
Petugas dan pejabat gudang bertanggung jawab untuk menindaklanjuti setiap masalah kerusakan dan kehilangan persediaan di area gudang
Penyimpanan persediaan di luar gudang harus memperoleh persetujuan dari pejabat terkait yang berwenang.
Persediaan harus dilindungi dengan asuransi terhadap resiko yang mungkin terjadi
Batas optimal persediaan harus dikelola dengan
menyesuaikan permintaan-permintaan dari unit kerja pengguna terkait
Dalam konteks SMK3L, tingkat resiko persediaan tersebut dinyatakan dalam MSDS (Material Safety Data Sheet) adalah sebuah dokumen yang berisi informasi
penting tentang produk bahan kimia atau barang berbahaya Resiko bahan kimia:
Bahaya kebakaran dan peledakan (fire and explosion hazard) Bahaya peracunan (toxicity hazard)
Bahaya sifat reaksinya (reactivity hazard)
Bahaya pencemaran lingkungan (environment hazard)
Beberapa barang kimia memiliki sifat yang berbahaya:
Beracun (Toxic)
Mudah Terbakar (Flammable) Mudah Meledak (Explosive) dan sifat berbahaya lainnya
Sistem Manajemen Keselamatan, Keamanan, Kesehatan, dan Lindung Lingkungan (SMK3L) Dalam Mengelola Persediaan
Faktor teknis penyebab bad stock:
Kemasan (packaging) yang tidak standar
Tempat penyimpanan (tracking system)
yang tidak standar
Kondisi gudang yang tidak memenuhi
syarat
Cara penumpukan barang tidak
mempertimbangkan rasio beban (tier ratio)
Mengabaikan syarat penyimpanan dan
perlakuan barang
Tindakan Terhadap Penyimpangan Persediaan
Faktor non teknis penyebab bad stock:
Tim pelaksana kurang solid, cenderung individual, ada
yang melihat barang yang rusak dalam penyimpanan,
tapi tidak peduli karena itu bukan tugasnya
Physical stock tidak menjadi prioritas dalam indikator
kinerja gudang
Material handling daninfrastruktur gudang yang tidak
memadai
Kompetensi tim pelaksana yang terbatas dalam
memahami resiko kerusakan barang
Proses penyimpanan yang terlalu lama (turn over)
Mekanisme FIFO dan FEFO tidak berjalan dengan baik
Pencegahan bad stock
Buat kriteria standard packaging untuk setiap kategori produk Persyaratkan penyedia untuk memenuhi standard packaging tersebut dalam kontrak pembelian
Persyaratkan penyedia mencantumkan petunjuk syarat perlakuan dan penyimpanan pada kemasan barang
Evaluasi kelayakan ruang penyimpanan dan ketersediaan material handling
Inspeksi proses handling dan storage product di gudang secara berkala
Memiliki kompetensi teknis dalam hal mengevaluasi physical stock conditions
Penghapusan persediaan rusak (bad stock)
Korporasi dan lembaga non profit (mengacu kepada PSAK serta kebijakan perusahaan atau lembaga):
Deskripsi jenis, jumlah, dan nilai persediaan yang rusak
Berita acara dan laporan hasil investigasi internal atas penyebab persediaan rusak
Institusi Pemerintah (Permendagri 17 tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah):
Secara fisik barang tidak dapat digunakan karena rusak dan tidak ekonomis bila diperbaiki
Secara teknis tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi Telah melampaui batas waktu kegunaannya/kadaluarsa
Karena penggunaan mengalami perubahan dasar spesifikasi dan sebagainya Selisih kurang dalam timbangan/ukuran disebabkan penggunaan/susut dalam
Kondisi ideal:
1)
Dapat mengelola dan memberikan informasi
persediaan dengan cepat dan akurat
2) Pemenuhan laporan tentang persediaan bisa
tersedia dengan cepat.
3)
Mengurangi biaya operasional penyimpanan yang
terkait dengan pemborosan waktu proses
4) Mendukung proses peramalan siklus persediaan
Sistem Aplikasi Pendukung Dalam Mengelola Persediaan
Proses pencatatan persediaan:
1) Pemisahan fungsi, antara:
Menyimpan barang digudang Mencatat persediaan
Memberi otorisasi, masuk dan keluarnya persediaan,
Menerima dan mengecek pada waktu datangnya persediaan
2) Inventarisasi secara fisik dan periodik mengenai persediaan yang akan dilakukan oleh bagian Pengawasan Internal
3) Penetapan batas persediaan minimum maupun maksimum untuk mengendalikan agar barang tidak terlalu sedikit atau terlalu banyak.
4) Administrasi persediaan yang tercatat dan tersimpan
Pelaporan
Persediaan
Mutasi stok persediaan harian, mingguan,dan bulanan, Laporan
status penerimaan, penyimpanan , penggunaan persediaan Laporan status fisik persediaan Laporan penggantian dan Laporan persediaan yang hilang dan rusak Laporan pemusnahan dan penghapusan persediaan
Barang masuk: dari penyedia, distribusi dari tempat lain, atau retur pengguna, Barang keluar: kepada pengguna,
didistribusikan kembali, keluar untuk retur, keluar untuk penghapusan,
Informasi lengkap tentang: jenis barang, jumlah barang, jam, dan tanggal
terjadinya mutasi barang
Informasi lengkap tentang: nama pengirim atau peminta, yang memproses pencatatan dan
penyimpanan, serta yang menyetujui penerimaan dan pengeluaran barang
……
Status akhir persediaan barang, sehingga bisa dilakukan proses re-order atau
relokasi persediaan
Siklus pergerakan persediaan, sehingga bisa diketahui jenis persediaan mana saja yang sering diminta atau jarang diminta Dapat menghitung turn over persediaan
berdasarkan siklus penerimaan,
penyimpanan, dan pengeluaran barang Dapat melacak terjadinya “kejanggalan”
persediaan yang terjadi karena kelalaian pencatatan di kartu stok dan database sistem, serta kelalaian dalam proses penyimpanan, pemindahan, dan
Tujuan utama dari pemeriksaan persediaan secara berkala:
• Mengetahui seberapa cepat dan akurat proses pembaharuan status data antara fisik, catatan, dan database sistem • Mengetahui dan memeriksa kondisi fisik persediaan secara acak (random sampling atau keseluruhan jenis persediaan tertentu • Mengetahui dan memeriksa apakah ada persediaan yang kadaluarsa, rusak, atau hilang dalam proses penyimpanan • Mengetahui tata-cara perlakuan dan penyimpanan persediaan di lapangan • Mengetahui kendala yang muncul di lapangan • Mengetahui apakah ada penyimpanga n dan/atau pelanggaran terhadap prosedur dan regulasi yang terkait dengan pengelolaan persediaan Pemeriksaan fisik rutin persediaan (cycle counting)
Pemeriksaan secara rutin oleh pihak tim pelaksana
gudang, yang dilaksanakan setiap pergantian shift,
harian, mingguan, bulanan, dan masa jeda sebelum
pelaksanaan stock opname.
Pemeriksaan fisik secara berkala persediaan (stock
opname)
Pemeriksaan secara berkala secara terjadwal atau
mendadak, yang dilakukan oleh pihak satuan pengawas
internal atau auditor, dalam rangka proses audit,
dilakukan setahun sekali atau setahun dua kali, dengan
pelaksananya dari tim audit internal atau eksternal.
LATIHAN BUKU
KERJA, DISKUSI,
STUDI KASUS
DAN SIMULASI
INDIKATOR
KINERJA DAN
KUNCI SUKSES
MENGELOLA
PERSEDIAAN
Kendala yang umum terjadi dalam mengelola persediaan:
Salah hitung Salah simpan Salah catat Salah kirim Salah penanganan dan perlakuan Rusak dalam penyimpanan Hilang Tidak dilakukan verifikasi atas permintaan persediaan Tujuan untuk meningkatkan laba
Tujuan ketersediaan secara cepat
Tujuan kemudahan akses
Tujuan pencapaian dan peningkatan kualitas pelayanan
Tujuan tata-kelola persediaan yang akuntabel dan transparan
Prinsip Efektifitas dan Efisiensi Dalam
Mengelola Persediaan
Prinsip Efektifitas dan Efisiensi Dalam Mengelola Persediaan
Prinsip pengelolaan order persediaan (permintaan):
Pengukuran satuan waktu proses persediaan (lead time)
signifikan terhadap ketidakpastian permintaan (bullwhip effect)
Akurasi peramalan: seberapa sering revisi dan permintaan atas persediaan yang terjadi secara mendadak dari para pengguna dan para pihak terkait lainnya di internal (urgent)
Kapan waktu pemesanan
persediaan sebaiknya dilakukan Seberapa banyak jumlah dan nilai
persediaan yang harus dipesan Seberapa banyak jumlah dan nilai
ideal persediaan yang tersedia
Konsep pengelolaan persediaan apa yang sebaiknya digunakan
Prinsip Efektifitas dan Efisiensi Dalam Mengelola Persediaan Biaya yang dikeluarkan untuk menangani persediaan, apakah lebih besar atau lebih
kecil Seberapa cepat waktu yang dibutuhkan (response time) Tingkat resiko, jika stok persediaan kurang atau berlebih, apa resiko yang mungkin terjadi Bagaimana dampak keberadaan persediaan terhadap tingkat kualitas pelayanan
Indikator Kinerja Dalam Mengelola Persediaan
No. Indikator Kinerja Pengelolaan Persediaan
1 Kapasitas (Capability) - Jumlah kerusakan persediaan(bad stock level) - Tingkat rasio penyimpanan (storage ratio) 2 Kualitas (Quality) - Akurasi jumlah persediaan (stock accuracy)
- Tingkat persediaan yang ideal (stock level) 3 Tepat Waktu
(Delivery) - Ketepatan waktu persediaan yang dipesan (order time accuracy)
4 SMK3L (HSSE)
- Tingkat kecelakaan yang terjadi karena penanganan persediaan (accident report)
- Hasil inspeksi lapangan terhadap kepatuhan MSDS (inspection report)
5
Peningkatan berkelanjutan (Improvement)
- Upaya meningkatkan akurasi persediaan (accuracy improvement) - Upaya menurunkan biaya persediaan (cost reduction)
Rumus KPI:
No. Indikator Kinerja Rumusan Penjelasan Marjin Eror (%) Peringkat Resiko Sumber Data 1 Kapasitas (Capability) 2 Kualitas (Quality) 3 Tepat Waktu (Delivery) 4 SMK3L (HSSE) 5 Peningkatan berkelanjutan (Improvement) 3 jenjang KPI:
Skala kecil (minor fault), dengan skor KPI x 0,1 - 0,5 Skala sedang (average fault), dengan skor KPI x 0,5 - 1,0
Skala besar (major fault), dengan skor KPI x 1,1 - dan seterusnya kelipatan kinerja
Pertimbangan jenjang perhitungan kinerja dalam mengelola persediaan:
Tingkat resiko pengiriman Tingkat kesalahan
Ketepatan perhitungan, pastikan metode perhitungan persediaan yang tepat, faktor manusia yang teliti, dan tersedia alat bantu yang berfungsi dengan baik
Ketepatan penyimpanan persediaan, penyimpanan dilakukan di lokasi yang tepat dengan proses komunikasi dan koordinasi yang baik
Ketepatan pencatatan, proses pencatatan, pengkinian database, dan pencocokan antara fisik dan database dilakukan secara benar dan tepat
Ketepatan dalam proses pengiriman, lakukan proses komunikasi dan koordinasi baik terkait perencanaan pengiriman
Ketepatan dalam penanganan dan perlakuan persediaan, lakukan proses sesuai prosedur, regulasi, dan prinsip akuntabilitas
Penanganan proses penyimpanan yang baik dan benar, lakukan proses penyimpanan persediaan yang tepat, sehingga resiko kerusakan dapat dikurangi
Perlindungan dan pengawasan penyimpanan, lakukan proses yang memenuh prinsip keamanan dalam penyimpanan persediaan, sehingga resiko kehilangan dapat dikurangi Setiap permintaan yang masuk harus dibuat secara tertulis, diverifikasi untuk keperluan