• Tidak ada hasil yang ditemukan

L A K I P LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan TAHUN ANGGARAN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "L A K I P LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan TAHUN ANGGARAN 2012"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

Maret, Tahun 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BADAN PUSAT STATISTIK

Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

TAHUN ANGGARAN 2012

L A K I P

(2)

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan tahun 2012 ini dibuat berdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan tindak lanjut TAP MPR RI Nomor: XI/MPR/1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme dengan mengindahkan prinsip-prinsip Clean Government dan Good Governance.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kinerja yang mencerminkan outcome atau prestasi kerja direktorat. Berdasarkan hasil evaluasi atas pelaksanaan tupoksi di Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan, secara umum menunjukkan tingkat keberhasilan pencapaian kinerja dan akuntabilitas yang sangat nyata (significant result) dengan angka rata-rata pengukuran pencapaian sasaran sebesar 92,67 persen dan rata-rata pencapaian kegiatan sebesar 94,65 persen.

Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan sampai penerbitan laporan ini kami ucapkan terima kasih. Kritik dan saran untuk perbaikan laporan ini di masa datang sangat kami hargai.

Jakarta, Maret 2013

Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Drs. Razali Ritonga, MA NIP. 195804141981031002

(3)

DAFTAR ISI

... Hal

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Ringkasan Eksekutif... iii

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi ... 1

1.3. Landasan Hukum ... 4

Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja 2.1. Rencana Strategis 2010-2014 ... 5

2.2. Indikator Kinerja Utama ... 10

2.3. Rencana Kinerja Tahun 2012 ... 11

2.4. Anggaran Tahun 2012... 12

2.5. Penetapan Kinerja Tahun 2012... 14

Bab III Akuntabilitas Kinerja 3.1. Analisis Pencapaian Kinerja Tahun 2012... 16

3.2. Evaluasi Kegiatan Tahun 2012... 27

3.3. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2012... 29

Bab IV Penutup 4.1. Tinjauan Umum... 32

4.2. Permasalahan dan Kendala Utama ... 33

4.3. Saran Tindak Lanjut ... 34

Lampiran-lampiran : 1. Struktur Organisasi ... 38

2. Rencana Strategis (RS)... 39

3. Indikator Kinerja Utama (IKU) ... 42

4. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)... 44

5. Pengukuran Kinerja Sasaran (PKS) ... 50

6. Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK)... 53

7. Sumber Daya Manusia (SDM) ... 57

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sesuai Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik, Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan mempunyai wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan statistik demografi, ketenagakerjaan, upah dan pendapatan, serta statistik mobilitas penduduk dan tenaga kerja.

Adapun tugas Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan adalah melaksanakan tugas pemerintahan dalam penyediaan data di bidang statistik kependudukan dan ketenagakerjaan. Visi Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan adalah “Pelopor data statistik kependudukan dan ketenagakerjaan terpercaya untuk semua”.

Visi tersebut akan diupayakan untuk dicapai dengan menerapkan misi Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan, yaitu mencakup:

1. Menyediakan informasi statistik kependudukan dan ketenagakerjaan yang lengkap, akurat dan mutakhir.

2. Mewujudkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan standarisasi kegiatan statistik kependudukan dan ketenagakerjaan dalam kerangka sistem statistik nasional yang handal, efektif dan efisien.

3. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang professional serta menguasai ilmu pengetahuan dan informasi mutakhir.

Pelaksanaan misi Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan bertujuan untuk:

1. Tersedianya sumber daya manusia yang memiliki visi, etos kerja yang tinggi, selalu siap meningkatkan kemampuan diri dan mampu mengadopsi perubahan teknologi.

2. Terwujudnya sistem dan manajemen pengumpulan data statistik kependudukan dan ketenagakerjaan, baik melalui pendekatan rumahtangga, perusahaan, maupun catatan administrasi yang efisien dan efektif.

3. Terwujudnya sistem dan manajemen pengolahan data yang efektif dan efisien serta memanfaatkan teknologi mutakhir.

(5)

4. Tersedianya sarana prasarana yang mendukung sasaran-sasaran yang ingin dicapai.

5. Terciptanya kolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintah, internasional dan swasta maupun perorangan yang sejalan dengan misi direktorat.

Sasaran yang ingin dicapai dengan pelaksanaan misi di atas adalah:

1. Meningkatnya respon sumber daya manusia visioner yang memiliki etos kerja yang tinggi dan selalu siap meningkatkan kemampuan diri.

2. Terlaksananya kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa statistik demografi yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir secara optimal.

3. Terlaksananya kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data statistik ketenagakerjaan yang berkesinambungan, efektif dan efisien dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir secara optimal.

4. Terlaksananya kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa statistik upah dan pendapatan tenaga kerja yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir secara optimal.

5. Terlaksananya kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa statistik mobilitas penduduk dan tenaga kerja yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir secara optimal.

6. Meningkatnya kolaborasi dengan semua stakeholders statistik kependudukan dan ketenagakerjaan.

Guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka pada tahun 2012 Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan melaksanakan berbagai kegiatan yang mengacu pada program Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 94,24 persen.

Pelaksanaan program tersebut dibiayai melalui APBN yang dituangkan dalam pagu anggaran sebesar Rp. 6.172.177.000, realisasinya mencapai Rp.

(6)

5.623.565.859 atau sebesar 91,1 persen. Kegiatan yang dibiayai melalui PHLN dituangkan dalam pagu anggaran sebesar Rp. 1.778.977.000 dan realisasinya mencapai Rp. 1.444.436.478 atau sebesar 81,2 persen. Sementara untuk kegiatan yang dibiayai melalui PNBP dituangkan dalam pagu anggaran sebesar Rp. 35.479.871.000, realisasinya mencapai Rp. 29.719.832.424 atau sebesar 83,8 persen.

Pada tahun 2012, dalam rangka kerjasama BPS dengan UNFPA, Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan menerima bantuan untuk biaya seminar nasional, workshop forum data dan training proyeksi penduduk untuk wilayah urban rural di Indonesia. Selain itu, bekerja sama dengan BKKBN dan Kemenkes melaksanakan kegiatan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Dalam hal ini BPS bertanggung jawab melaksanakan survei, mencakup: perancangan survei, pelaksanaan lapangan, dan pengolahan data. Kerjasama lainnya juga dilakukan dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA) dalam kegiatan penyusunan publikasi Profil Anak Indonesia 2012.

Dalam melaksanakan program Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan tersebut terdapat beberapa hambatan diantaranya:

1. Sumber Daya Manusia yang dimiliki masih perlu ditingkatkan kemampuannya terutama dalam spesialisasi komputer, teknis statistik dan analisis statistik. Hal ini terutama untuk menghadapi tantangan analisis data series Sakernas triwulanan dengan sistem panel.

2. Masih terjadinya keterlambatan pengiriman hasil data entry dari BPS Provinsi ke BPS RI, bahkan terdapat beberapa Kabupaten yang datanya tidak dapat ditampilkan karena pengiriman data ke BPS Pusat tidak mencapai minimum sampel yang dipersyaratkan.

3. Pemanfaatan data sekunder dari instansi lain masih belum optimal, akibat ketersediaan data pada instansi lain belum sesuai dengan karakteristik demografi yang diperlukan untuk pembentukan indikator.

4. Kurangnya keragaman jenis data dan series data mobilitas penduduk dan tenaga kerja akibat tidak memiliki survei khusus menegenai mobilitas penduduk.

(7)

5. Kurangnya komunikasi dan koordinasi, serta pengawasan pelaksanaan lapangan baik dari Pusat maupun daerah masih kurang optimal.

Untuk mengatasi hambatan yang dihadapi, saran yang dapat dilakukan guna peningkatan kinerja Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan selanjutnya adalah:

1. Mengoptimalkan sumber daya manusia dengan melakukan peningkatan kemampuan staf diantaranya mengikuti pendidikan formal, melalui tugas belajar dan memberi peluang ijin belajar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2. Pemanfaatan sarana teknologi informasi dan komunikasi terkini secara optimal.

3. Untuk meningkatkan pemasukan dokumen diusahakan dengan berbagai pendekatan, misalnya dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, pendekatan kepada asosiasi pengusaha tentang kegiatan, hasil dan pemanfaatan data statistik.

4. Mengembangkan kerjasama dengan pemerintah daerah, juga lembaga lainnya sehingga dimungkinkan penambahan sampel pencacahan untuk mendapatkan statistik yang dapat menggambarkan wilayah terkecil.

5. Perlunya kordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi untuk berbagai kegiatan di BPS. Selain itu juga mengadakan pendekatan dan meningkatkan kerjasama dengan instansi dan lembaga terkait dalam memperoleh data sekunder.

6. Pengawasan perlu di optimalkan dengan melakukan integrasi pengawasan lapangan dengan survei lain dan berkesinambungan sehingga kesalahan dapat diantisipasi sedini mungkin

Hasil evaluasi atas pelaksanaan fungsi dan tugas Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan, menyimpulkan bahwa secara umum pencapaian kinerja dan akuntabilitas Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan menunjukkan keberhasilan. Kesimpulan ini tercermin dari angka rata-rata pencapaian kinerja sasaran sebesar 92,67 persen. Tingkat pencapaian kinerja tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan yang dilakukan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan telah sesuai program,

(8)

kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana strategis dan sekaligus telah mampu memenuhi misi Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan menurut keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik Bab V Bagian Kedua Pasal 159 mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan Statistik Demografi, Ketenagakerjaan, Upah dan Pendapatan, serta Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Tahun 2012, adalah perwujudan kewajiban Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan prestasi kerja direktorat, serta kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 2012. Selain itu, lakip juga digunakan sebagai umpan balik untuk memicu perbaikan kinerja Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan di tahun yang akan datang, sebagaimana diatur dalam Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, PP No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik.

1.2. KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, dan SUSUNAN ORGANISASI

Kedudukan, tugas, fungsi, dan susunan organisasi Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik, sebagai berikut:

(10)

1.2.1.

Kedudukan

Kedudukan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Deputi Bidang Statistik Sosial.

1.2.2. Tugas

Tugas Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan meliputi:

a. Pelaksanaan penyiapan, pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik demografi.

b. Pelaksanaan penyiapan, pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik ketenagakerjaan.

c. Pelaksanaan penyiapan, pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik upah dan pendapatan tenaga kerja. d. Pelaksanaan penyiapan, pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi,

pelaporan, dan pengembangan statistik mobilitas penduduk dan tenaga kerja.

1.2.3. Fungsi

Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan dibagi dalam empat subdirektorat yang masing-masing mempunyai fungsi sebagai berikut:

Subdirektorat Statistik Demografi

Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Statistik Demografi menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan daftar isian, pedoman pencacahan, pengadaan instrumen, serta kegiatan persiapan lainnya untuk pengumpulan data, uji coba lapangan dan pengolahan dokumen statistik demografi.

b. Pelaksanaan penyusunan pedoman pengolahan, pelaksanaan penyuntingan, penyandian, pemindahan data validasi tabulasi serta kegiatan pengolahan lainnya dan pemeriksaan silang untuk kegiatan evaluasi dan pelaporan statistik demografi.

(11)

c. Pelaksanaan penyiapan publikasi, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan dan pengembangan statistik demografi.

Subdirektorat Statistik Ketenagakerjaan

Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Statistik Ketenagakerjaan menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan daftar isian, pedoman pencacahan, pengadaan instrumen, serta kegiatan persiapan lainnya untuk pengumpulan data, uji coba lapangan dan pengolahan dokumen untuk kegiatan pengolahan statistik ketenagakerjaan.

b. Pelaksanaan penyusunan pedoman pengolahan, penyuntingan, penyandian, pemindahan data validasi tabulasi serta kegiatan pengolahan lainnya dan pemeriksaan silang untuk kegiatan evaluasi dan pelaporan statistik ketenagakerjaan.

c. Pelaksanaan penyiapan publikasi, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan dan pengembangan statistik ketenagakerjaan.

Subdirektorat Statistik Upah dan Pendapatan

Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Statistik Upah dan Pendapatan menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penyiapan, pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan dan pengembangan statistik upah.

b. Pelaksanaan penyiapan, pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan dan pengembangan statistik pendapatan tenaga kerja bukan buruh.

Subdirektorat Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja

Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penyiapan, pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan dan pengembangan statistik mobilitas penduduk.

(12)

b. Pelaksanaan penyiapan, pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan dan pengembangan statistik mobilitas tenaga kerja.

1.2.4. Susunan Organisasi

Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi tersebut, Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan terdiri dari:

a. Subdirektorat Statistik Demografi. b. Subdirektorat Statistik Ketenagakerjaan. c. Subdirektorat Statistik Upah dan Pendapatan.

d. Subdirektorat Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja.

1.3. LANDASAN HUKUM

Dalam menyelenggarakan pelaksanaan tugas dan fungsinya, Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan dilindungi oleh perangkat hukum, yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik menjamin kepastian hukum bagi penyelenggara dan pengguna statistik baik pemerintah maupun masyarakat. Dengan adanya Undang-Undang ini maka kepentingan masyarakat pengguna statistik akan terjamin terutama atas nilai informasi yang diperolehnya.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik yang mengamanatkan bahwa BPS berkewajiban menyelenggarakan kegiatan statistik dasar.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang menetapkan kedudukan BPS sebagai lembaga pemerintah non departemen yang mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan statistik dasar.

4. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

(13)

BAB II

RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

2.1. RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas, serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan statistik yang diselaraskan dengan arah kebijakan dan program pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Pembangunan Jangka Panjang (PJP) 2005-2025 dan Pembangunan Jangka Menengah (PJM) 2010-2014, Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan mengacu pada Renstra BPS 2010-2014 dalam menjalankan tugasnya masing-masing guna mencapai tujuan jangka panjang BPS yang sekaligus mencapai tujuan pemerintah.

Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan melaksanakan tugas di bidang statistik kependudukan dan ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan Kepala BPS Nomor 7 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Badan Pusat Statistik.

Rencana Strategis Pembangunan Statistik BPS adalah dokumen perencanaan pembangunan di bidang statistik yang berskala nasional dan regional yang berlaku selama kurun waktu 2010-2014.

2.1.1. Visi Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

“Pelopor data statistik kependudukan dan ketenagakerjaan terpercaya untuk semua”

2.1.2. Misi Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan misi Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, visi tersebut akan diupayakan untuk dicapai dengan menerapkan misi Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan, yaitu mencakup: a. Menyediakan informasi statistik kependudukan dan ketenagakerjaan yang

(14)

b. Mewujudkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan standarisasi kegiatan statistik kependudukan dan ketenagakerjaan dalam kerangka sistem statistik nasional yang handal, efektif dan efisien.

c. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang professional serta menguasai ilmu pengetahuan dan informasi mutakhir.

2.1.3. Tujuan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Pelaksanaan misi Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan bertujuan untuk:

a. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi statistik kependudukan dan ketenagakerjaan yang berkualitas.

b. Meningkatkan pelayanan prima dalam rangka mewujudkan sistem statistik kependudukan dan ketenagakerjaan yang andal, efektif dan efisien.

c. Penguatan teknologi yang mutakhir.

2.1.4. Sasaran Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Dari setiap tujuan tersebut di atas masing-masing memiliki sasaran sebagai berikut:

Tujuan 1: Meningkatkan ketersediaan data dan informasi statistik kependudukan dan ketenagakerjaan yang berkualitas.

Mencakup 4 (empat) sasaran strategis yang ditetapkan yaitu:

1.1. Tersedianya data dan informasi statistik demografi yang lengkap, akurat dan tepat waktu.

1.2. Tersedianya data dan informasi statistik ketenagakerjaan yang lengkap, akurat dan tepat waktu.

1.3. Tersedianya data dan informasi statistik upah dan pendapatan yang lengkap, akurat dan tepat waktu.

1.4. Tersedianya data dan informasi statistik mobilitas penduduk dan tenaga kerja yang lengkap, akurat dan tepat waktu.

(15)

Tujuan 2: Meningkatkan pelayanan prima dalam rangka mewujudkan sistem statistik kependudukan dan ketenagakerjaan yang andal, efektif dan efisien.

Mencakup 2 (dua) sasaran strategis yang ditetapkan yaitu:

2.1. Meningkatkan dan mengembangkan analisis statistik kependudukan dan ketenagakerjaan.

2.2. Meningkatkan kolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintah, internasional dan swasta maupun perorangan yang sejalan dengan misi direktorat.

Tujuan 3: Penguatan teknologi yang mutakhir serta sarana kerja. Mencakup 1 (satu) sasaran strategis yang ditetapkan yaitu:

3.1. Meningkatnya kualitas pengolahan data statistik kependudukan dan ketenagakerjaan.

2.1.5. Kebijakan

Direktorat

Statistik

Kependudukan

dan

Ketenagakerjaan

Arah kebijakan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan mengacu pada Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 19 Tahun 2010 tentang Rencana Strategi Pembangunan Statistik 2010-2014, antara lain:

a. Menentukan jadwal yang baku untuk pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data statistik kependudukan dan ketenagakerjaan.

b. Meningkatkan fungsi koordinasi internal, eksternal baik vertikal maupun horizontal.

c. Meningkatkan fungsi pengawasan/pemeriksaan dan monitoring.

d. Meningkatkan sarana dan prasarana kerja Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan.

e. Menyelenggarakan atau mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis/fungsional bagi pegawai Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan.

(16)

2.1.6. Program yang dilaksanakan

oleh Direktorat Statistik

Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Untuk dapat mencapai visi dan misi Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan, maka untuk tahun 2012 direktorat melaksanakan:

a. Program penyediaan dan pelayanan informasi statistik yang berkualitas, bertujuan untuk menyediakan data dasar di bidang:

1) Demografi, dengan sasaran: Tersedianya data dan informasi statistik wilayah kecil di bidang kependudukan, tersedianya parameter demografi, tersedianya proyeksi penduduk 2010-2020, tersedianya indikator untuk perencanaan, evaluasi dan analisis sosial ekonomi seperti pendidikan, lansia, perumahan dan kecacatan dari hasil SP2010.

2) Ketenagakerjaan, dengan sasaran: Tersedianya publikasi angkatan kerja, pekerja, dan indikator pasar kerja.

3) Upah dan pendapatan, dengan sasaran: Tersedianya indikator tingkat upah pekerja serta indikator struktur upah.

4) Mobilitas penduduk dan tenaga kerja, dengan sasaran: Tersedianya publikasi proyeksi TPAK dan angkatan kerja nasional dan provinsi 2012-2020 serta publikasi statistik migrasi Indonesia dan per provinsi (33 provinsi) hasil SP2010.

b. Program kerjasama Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan dengan instansi lain sebagai berikut:

Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan United Nation Fund Population (UNFPA) dalam kegiatan:

1) Seminar nasional, yang bertujuan untuk analisis dan desiminasi pemanfaatan data hasil SP2010.

2) Workshop forum data, yang bertujuan untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan SP2010 dan juga dalam rangka pembentukan forum data di tingkat kabupaten/kota di Indonesia.

(17)

3) Training proyeksi urban rural, bertujuan untuk mendapatkan tenaga terampil dalam penghitungan proyeksi penduduk di wilayah urban rural.

 BPS juga bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam pelaksanaan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Dalam hal ini BPS bertanggung jawab melaksanakan survei, mencakup: perancangan survei, pelaksanaan lapangan, dan pengolahan data.

SDKI adalah survei berskala nasional yang dirancang untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku fertilitas; keluarga berencana; kesehatan ibu dan anak; kematian ibu dan anak; serta pengetahuan tentang HIV/AIDS dan penyakit infeksi menular seksual. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk perumusan kebijakan, perencanaan program, maupun pemantauan dan evaluasi program kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan.

SDKI merupakan bagian dari rangkaian Demographic and Health Surveys (DHS) yang dilaksanakan di sekitar 80 negara. Dengan demikian, hasil SDKI dapat digunakan untuk melakukan perbandingan kondisi kependudukan dan kesehatan di Indonesia dengan negara-negara lain. SDKI 2012 merupakan survei ketujuh yang dilakukan di Indonesia. Pertama kali dilaksanakan pada tahun 1987 dengan nama Survei Prevalensi Kontrasepsi Indonesia (SPI), kemudian secara berurutan dilakukan dengan nama Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 1991, 1994, 1997, 2002/2003 dan 2007. Kegiatan SDKI 2012 dibiayai oleh Pemerintah Indonesia melalui DIPA BKKBN. ICF International memberi bantuan teknis melalui proyek MEASURE DHS, sebuah program oleh U.S. Agency for International Development (USAID) yang menyediakan dana dan bantuan teknis dalam pelaksanaan survei kependudukan dan kesehatan di banyak negara.

SDKI 2012 dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia dengan jumlah sampel sebesar 1.840 blok sensus, 874 blok sensus di daerah perkotaan dan 966

(18)

blok sensus di daerah perdesaan. Sampel SDKI 2012 bertujuan untuk menghasilkan estimasi karakteristik penting dari wanita umur 15-49 tahun, pria kawin umur 15-54 tahun, dan remaja pria belum kawin umur 15-24 tahun di tingkat nasional, di daerah perkotaan dan perdesaan, dan di masing-masing provinsi. Jumlah sampel yang ditargetkan adalah 46.000 rumah tangga, 55.200 wanita 15-49 tahun, 13.248 pria kawin, dan 23.000 remaja pria belum pernah kawin.

Kegiatan SDKI 2012 di Tahun Anggaran 2012 mencakup 5 kegiatan besar, yaitu: persiapan survei, pelatihan petugas, pengumpulan data, pengolahan data dan penulisan laporan awal. Laporan awal berisi angka sementara fertilitas, keluarga berencana, kematian anak, kesehatan ibu dan anak disertai ulasan singkat. Selanjutnya data/indikator pada laporan awal ini akan difinalkan dalam laporan akhir pada bulan Agustus 2013.

 Selain dengan UNFPA, BKKBN serta Kemenkes, BPS juga bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA) dalam kegiatan penyusunan publikasi Profil Anak Indonesia 2012. Data yang digunakan dalam penyusunan publikasi tersebut berasal dari berbagai sumber, baik dari hasil sensus, survei ataupun dari instansi terkait. Kegiatan penyusunan publikasi Profil Anak Indonesia 2012 dilakukan dengan cara swakelola senilai Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah), yaitu BPS hanya bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaannya saja, sementara penanggung jawab anggarannya adalah KPP dan PA.

2.2. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan akuntabilitas kinerja, Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan menetapkan indikator kinerja utama tahun 2012 sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, sebagai berikut :

(19)

INDIKATOR KINERJA UTAMA

(Peraturan Kepala BPS No. 41 Tahun 2012)

No. Sasaran Indikator Kinerja Utama

(1) (2) (3)

1. Tersedianya data dan informasi statistik kependudukan dan ketenagakerjaan yang lengkap, akurat dan tepat waktu

1.1 Persentase penyajian/release data dan informasi statistik

kependudukan dan

ketenagakerjaan tiap semester 1.2 Persentase pemasukan

dokumen/response rate dari kegiatan statistik kependudukan dan ketenagakerjaan

1.3 Jumlah judul publikasi statistik kependudukan dan

ketenagakerjaan yang mempunyai ISSN/ISBN

2.3. RENCANA KINERJA TAHUN 2012

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan mengacu kepada RENSTRA BPS Tahun 2010-2014. Untuk melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya khususnya pada tahun 2012 telah disusun perencanaan berbagai kegiatan yang ditetapkan sebagai RKT Tahun 2012. Indikator kinerja pada masing-masing kegiatan akan dijadikan dasar penghitungan pencapaian sasaran strategis.

Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik (PPIS)

Program PPIS mencakup kegiatan penyediaan dan pengembangan statistik kependudukan dan ketenagakerjaan, yang terdiri dari kegiatan statistik: a. Demografi.

b. Ketenagakerjaan.

c. Upah buruh dan pendapatan.

d. Mobilitas penduduk dan tenaga kerja.

Untuk lebih jelasnya RKT yang memuat indikator kinerja dan indikator output dapat dilihat pada Lampiran 4.

(20)

2.4. ANGGARAN TAHUN 2012

Pembiayaan berbagai kegiatan di Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan pada tahun 2012 berasal dari 3 (tiga) sumber, yaitu: APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dengan nilai pagu anggaran sebesar Rp. 6.172.177.000 (enam milyar seratus tujuh puluh dua juta seratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah), PHLN (Pinjaman dan Hibah Luar Negeri) sebesar Rp. 1.778.977.000 (satu milyar tujuh ratus tujuh puluh delapan juta sembilan ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah), serta PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) sebesar Rp. 35.479.871.000 (tiga puluh lima milyar empat ratus tujuh puluh sembilan juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu rupiah). Ketiga pagu anggaran tersebut masuk ke dalam bagian program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statisik (PPIS).

Pagu anggaran APBN teralokasi untuk penyusunan rencana teknis sebesar Rp. 2.042.864.000 (dua milyar empat puluh dua juta delapan ratus enam puluh empat ribu rupiah), untuk Sakernas triwulanan sebesar Rp. 545.697.000 (lima ratus empat puluh lima juta enam ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah), untuk Sakernas tahunan sebesar Rp. 818.330.000 (delapan ratus delapan belas juta tiga ratus tiga puluh ribu rupiah), untuk survei sektor informal sebesar Rp. 208.200.000 (dua ratus delapan juta dua ratus ribu rupiah), untuk survei upah sebesar Rp. 349.800.000 (tiga ratus empat puluh sembilan juta delapan ratus ribu rupiah), untuk penyusunan statistik upah dan pendapatan pekerja di Indonesia sebesar Rp. 166.500.000 (seratus enam puluh enam juta lima ratus ribu rupiah), untuk survei struktur upah sebesar Rp. 386.560.000 (tiga ratus delapan puluh enam juta lima ratus enam puluh ribu rupiah), untuk penghitungan proyeksi penduduk kabupaten/kota 2011-2020 sebesar Rp. 473.516.000 (empat ratus tujuh puluh tiga juta lima ratus enam belas ribu rupiah), untuk penyusunan publikasi proyeksi TPAK dan angkatan kerja nasional dan provinsi 2012-2020 sebesar Rp. 85.400.000 (delapan puluh lima juta empat ratus ribu rupiah), untuk penyusunan publikasi statistik migrasi Indonesia dan per provinsi (33 provinsi) hasil SP2010 sebesar Rp. 155.550.000 (seratus lima puluh lima juta lima ratus lima puluh ribu rupiah), untuk penghitungan penduduk dan rumahtangga untuk penimbang survei kependudukan

(21)

tahun 2012 sebesar Rp. 262.490.000 (dua ratus enam puluh dua juta empat ratus sembilan puluh ribu rupiah), dan untuk estimasi parameter demografi kabupaten/kota sebesar Rp. 677.270.000 (enam ratus tujuh puluh tujuh juta dua ratus tujuh puluh ribu rupiah).

Pagu anggaran PHLN teralokasi untuk kegiatan Country Programme Action Plan 2012 sebesar Rp. 1.778.977.000 (satu milyar tujuh ratus tujuh puluh delapan juta sembilan ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah), sementara pagu anggaran PNBP teralokasi untuk kegiatan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 sebesar Rp 35.479.871.000 (tiga puluh lima milyar empat ratus tujuh puluh sembilan juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu rupiah).

PAGU ANGGARAN BELANJA

DIREKTORAT STATISTIK KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN TAHUN 2012

Kode Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Sumber Dana

(1) (2) (3) (4)

054.01.06 Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik

2905 Penyediaan dan Pengembangan StatistikKependudukan dan Ketenagakerjaan 7.951.154.000

011 Penyusunan Rencana Teknis 2.042.864.000 APBN 012 Sakernas Triwulanan 2012 545.697.000 APBN

013 Sakernas Tahunan 818.330.000 APBN

014 Survei Sektor Informal 208.200.000 APBN

015 Survei Upah 349.800.000 APBN

016 Penyusunan Statistik Upah dan PendapatanPekerja di Indonesia 166.500.000 APBN 017 Survei Struktur Upah 386.560.000 APBN 018 Penghitungan Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota

2011-2020 473.516.000 APBN

019 Penyusunan Publikasi Proyeksi TPAK dan Angkatan

Kerja Nasional dan Provinsi 2012-2020 85.400.000 APBN 020 Penyusunan Publikasi Statistik Migrasi Indonesiadan Per Provinsi (33 Provinsi) Hasil SP2010 155.550.000 APBN 021 Penghitungan Penduduk dan Rumahtangga untukPenimbang Survei Kependudukan tahun 2012 262.490.000 APBN

(22)

Kode Program/Kegiatan Pagu Anggaran (Rp)

Sumber Dana

(1) (2) (3) (4)

022 Estimasi Parameter Demografi Kabupaten/Kota 677.270.000 APBN 023 Country Programme Action Plan 2012 1.778.977.000 PHLN 2906 Penyediaan dan Pengembangan StatistikKesejahteraan Rakyat 35.479.871.000

020 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 35.479.871.000 PNBP

2.5. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012

DIREKTORAT STATISTIK KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

Tujuan dan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Tujuan 1: Meningkatkan ketersediaan data dan informasi statistik kependudukan dan ketenagakerjaan yang berkualitas

1.1. Tersedianya data dan informasi statistik demografi yang lengkap, akurat dan tepat waktu

Jumlah judul publikasi statistik

demografi yang mempunyai ISSN/ISBN 16

1.2. Tersedianya data dan informasi statistik ketenagakerjaan yang lengkap, akurat, dan tepat waktu

Persentase penyajian/release data statistik ketenagakerjaan tiap semester

Persentase pemasukan dokumen /response rate dari Sakernas Jumlah judul publikasi statistik ketenagakerjaan yang mempunyai ISSN/ISBN

100%

100% 8

1.3. Tersedianya data dan informasi statistik upah dan pendapatan yang lengkap, akurat, dan tepat waktu

Persentase pemasukan dokumen perusahaan/response rate dari SUB dan SSU

Jumlah judul publikasi statistik upah dan pendapatan yang mempunyai ISSN/ISBN

Leaflet Survei Upah Buruh

100%

3 1

(23)

Tujuan dan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

1.4. Tersedianya data dan informasi statistik mobilitas penduduk dan tenaga kerja yang lengkap, akurat dan tepat waktu

Jumlah judul publikasi statistik mobilitas penduduk dan tenaga kerja yang mempunyai ISSN/ISBN

35

Tujuan 2: Meningkatkan pelayanan prima dalam rangka mewujudkan sistem statistik kependudukan dan ketenagakerjan yang andal, efektif dan efisien

2.1. Meningkatkan dan mengembangkan analisis statistik kependudukan dan ketenagakerjaan yang berkualitas

Jumlah judul publikasi analisis statistik kependudukan dan ketenagakerjaan yang mempunyai ISSN/ISBN

10

2.2. Meningkatkan kolaborasi dengan berbagai

lembaga pemerintah, internasional dan swasta maupun perorangan yang sejalan dengan misi direktorat

Persentase kegiatan

penyelenggaraan sosialisasi kegiatan direktorat

100%

Tujuan 3: Penguatan teknologi yang mutakhir 3.1. Meningkatnya kualitas

pengolahan data statistik kependudukan dan ketenagakerjaan

Persentase hasil pengolahan

(24)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan merupakan perwujudan kewajiban direktorat untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi direktorat dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan selama satu tahun melalui media pertanggung jawaban secara periodik. Secara umum kinerja Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan menunjukkan keberhasilan, yaitu rata-rata pencapaian sebesar 94,24 persen.

Pada bab ini juga disajikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil.

Selain itu, memuat pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan alokasi dan realisasi anggaran bagi pelaksanaan tupoksi atau tugas-tugas lainnya, termasuk tentang pencapaian indikator kinerja efisiensi.

3.1. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2012

Tujuan 1: Meningkatkan ketersediaan data dan informasi statistik kependudukan dan ketenagakerjaan yang berkualitas.

Sasaran 1.1. Tersedianya data dan informasi statistik demografi yang lengkap,

akurat dan tepat waktu.

Tingkat pencapaian Sasaran-1.1 tidak dapat tercapai sesuai target yang diharapkan. Pada akhir tahun hanya dapat disajikan publikasi statistik demografi sebanyak 13 (tiga belas) judul publikasi dari 16 (enam belas) judul yang direncanakan. Sehingga sasaran penyediaan data informasi statistik demografi yang lengkap dan akurat serta tepat waktu dapat dicapai pada tingkatan 81,25 persen.

(25)

Masalah/kendala yang dihadapi

1. Keterbatasan jumlah SDM yang memiliki latar belakang ilmu dan pengetahuan di bidang Kependudukan sehingga menimbulkan kesulitan ketika harus menyiapkan indikator Kependudukan untuk daerah.

2. Beban kerja petugas lapangan seringkali tumpang tindih yang berakibat pada kegiatan tidak selesai tepat waktu.

3. Koordinasi antara subjectmatter baik dari Pusat maupun daerah kurang optimal.

4. Penyajian statistik demografi belum dilakukan dengan secara optimal sehingga indikator/parameter yang diperoleh kurang lengkap baik dari segi cakupan maupun jenis indikator yang dihasilkan.

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala

1. Beban tugas disesuaikan dengan kemampuan SDM yang tersedia

2. Perlu adanya pembagian tugas dalam penyediaan informasi kependudukan antara Pusat dan Daerah yang diwujudkan dalam bentuk Perka BPS.

3. Perlu koordinasi antara subjectmatter di Pusat sehingga jadual kegiatan dapat terlaksana tepat waktu.

4. Perlu adanya “Capacity Building” di bidang Kependudukan (Demografi) yang berkesinambungan agar kemampuan SDM semakin merata.

Pada tabel berikut ini disajikan capaian sasaran berdasarkan indikator kinerjanya:

Indikator Kinerja Target Realisasi CapaianTingkat Keterangan

Jumlah judul publikasi statistik demografi yang mempunyai ISSN/ ISBN

16 13 81,25% IKU

Sasaran 1.2. Tersedianya data dan informasi statistik ketenagakerjaan yang

lengkap, akurat dan tepat waktu.

Tingkat pencapaian Sasaran-1.2 dapat tercapai sesuai target yang diharapkan dengan terlaksananya penyajian data dan informasi secara periodik sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Press

(26)

release kepada publik selama tahun 2012 dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu hasil Sakernas Februari dan Agustus. Meskipun respons rate dari SAKERNAS tidak mencapai 100 persen, penyajian data statistik ketenagakerjaan telah sesuai dengan rencana yaitu sebanyak 8 (delapan) judul publikasi. Karena respons rate yang tidak mencapai 100 persen, sasaran penyediaan data informasi statistik ketenagakerjaan yang lengkap dan akurat serta tepat waktu dapat dicapai pada tingkatan 97,58 persen.

Masalah/kendala yang dihadapi

1. Sejak dilaksanakannya SAKERNAS triwulanan pada 2012, kendala utama adalah keterbatasan data series yang dapat digunakan sebagai data dasar, keterbatasan kemampuan SDM untuk melakukan analisis data dan ketersediaan waktu untuk melakukan kegiatan karena banyaknya kegiatan yang overlap di daerah.

2. Masih terjadinya keterlambatan pengiriman hasil data entry Sakernas dari BPS Provinsi ke BPS Pusat, bahkan terdapat beberapa Kabupaten yang datanya tidak dapat ditampilkan karena pengiriman data ke BPS Pusat tidak mencapai sampel minimum yang disyaratkan.

3. Pencapaian desentralisasi pengolahan data di BPS kabupaten/kota, khususnya dalam Sakernas belum mencapai seratus persen.

4. Kualitas data hasil pencacahan dengan tingkat konsistensi antar triwulan yang masih perlu mendapatkan perhatian khusus.

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala

1. Melakukan kajian-kajian dengan memanfaatkan series data yang sudah tersedia dengan mengkaitkan data-data tersebut dengan fenomena sosial ekonomi yang terjadi. Selain itu, pengumpulan data-data pendukung dari Kementerian/Lembaga terkait untuk menujang studi juga diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas data hasil Sakernas. Pengumpulan data dengan instansi terkait bisa dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan instansi terkait penghasil data sekunder yang dibutuhkan. Untuk

(27)

memingkatkan kemampuan SDM, dilakukan pengiriman staf untuk mengikuti seminar/pelatihan di bidang ketenagakerjaan atau tugas belajar, melibatkan pihak luar seperti ILO, Word Bank dan kementerian/lembaga terkait. Bentuk bantuan yang diharapkan adalah bantuan-bantuan yang terkait dengan peningkatan kapasitas (capacity building) pegawai BPS untuk meningkatkan kemampuan analisis data.

2. Memberikan teguran, baik secara lisan maupun tertulis bagi daerah-daerah dengan tingkat pemasukan hasil pengolahan yang tidak sesuai dengan syarat minimum sampel yang ditetapkan. Selain itu, dilakukan juga identifikasi permasalahan penyebab keterlambatan atau ketidakmampuan daerah dalam melakukan pengiriman data sesuai yang disyaratkan.

3. Meningkakan efisiensi dan efektifitas pengolahan di daerah dan diwajibkan untuk berpegang pada SOP pengolahan yang telah ditetapkan.

4. Dalam setiap kesempatan, pertemuan atau rapat yang dihadiri pejabat BPS Daerah, perlu ditekankan secara berjenjang untuk lebih meningkatkan kinerja dan meningkatkan fungsi pengawasan dalam melaksanakan program kerjanya, menekankan pentingnya mematuhi jadwal dari setiap kegiatan yang dilakukan. Dan lebih memperhatikan ketepatan dan konsistensi dalam pengisian kuesioner. Dari sisi petugas lapangan, pelatihan refreshing bagi petugas lapangan dalam rangka pengumpulan data statistik ketenagakerjaan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu data.

Pada tabel berikut ini disajikan capaian sasaran berdasarkan indikator kinerjanya:

Indikator Kinerja Target Realisasi CapaianTingkat Keterangan

Persentase penyajian/release data statistik ketenagakerjaan tiap semester

100% 100% 100% IKU

Persentase pemasukan dokumen

/response rate dari Sakernas 100% 92,73% 92,73% IKU Jumlah judul publikasi statistik

ketenagakerjaan yang mempunyai ISSN/ISBN

(28)

Sasaran 1.3. Tersedianya data dan informasi statistik upah dan pendapatan yang

lengkap, akurat dan tepat waktu.

Tingkat pencapaian Sasaran-1.3 pada tahun 2012 masih sedikit rendah. Hal ini diakibatkan karena rendahnya persentase pemasukan dokumen/response rate dari SUB dan SSU yaitu masing-masing 60,01 persen dan 63,40 persen. Meskipun respons rate yang rendah, namun penyajian data statistik upah dan pendapatan telah sesuai dengan rencana yaitu sebanyak 3 (tiga) judul publikasi dan 1 (satu) Leaflet Survei Upah Buruh. Sehingga sasaran penyediaan data informasi statistik upah dan pendapatan yang lengkap dan akurat serta tepat waktu dapat dicapai pada tingkatan 80,85 persen.

Masalah/kendala yang dihadapi

1. Masalah respon rate yang rendah (perusahaan sulit memberikan datanya). 2. Masalah time lag (waktu penerimaan dokumen).

3. Masalah sampel (isian kosong, tidak konsisten, salah sampel dan penggantian sampel).

4. Masalah upah pencacah yang rendah.

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala

1. Membuat surat pemberitahuan/teguran ke propinsi tentang target sampel 2. Melakukan refisit ke perusahaan

3. Melaporkan sampel yang bermasalah ke (isian tidak konsisten/ganti sampel) ke propinsi

4. Mengusulkan upah pencacahan per kunjungan.

Pada tabel berikut ini disajikan capaian sasaran berdasarkan indikator kinerjanya:

Indikator Kinerja Target Realisasi CapaianTingkat Keterangan

Persentase pemasukan dokumen perusahaan/response rate dari SUB

- Tahun 2011 :

Triwulan I

(29)

Triwulan III Triwulan IV - Tahun 2012 : Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 100% 100% 100% 100% 100% 100% 74,2% 70,8% 73,9% 65,4% 43,2% -74,2% 70,8% 73,9% 65,4% 43,2% -IKU

Persentase pemasukan dokumen perusahaan/response rate dari SSU

- Tahun 2011

- Tahun 2012 100%100% 68,2%58,6% 68,2%58,6% IKU Jumlah judul publikasi statistik

upah dan pendapatan yang mempunyai ISSN/ISBN

3 3 100% IKU

Leaflet Survei Upah Buruh 1 1 100% IKU Sasaran 1.4. Tersedianya data dan informasi statistik mobilitas penduduk dan

tenaga kerja yang lengkap, akurat dan tepat waktu.

Tingkat pencapaian sasaran-1.4 dapat tercapai sesuai target yang diharapkan dengan terlaksananya penyajian data dan informasi secara periodik sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Indikator kinerja berupa penyajian data statistik mobilitas penduduk dan tenaga kerja telah sesuai dengan rencana yaitu sebanyak 35 (tiga puluh lima) judul publikasi. Sehingga sasaran penyediaan data dan informasi statistik mobilitas penduduk dan tenaga kerja yang lengkap dan akurat serta tepat waktu dapat dicapai pada tingkatan 100 persen.

Masalah/kendala yang dihadapi

1. Keterbatasan SDM yang memiliki kemampuan dan pengetahuan di bidang mobilitas penduduk dan tenaga kerja.

2. Kurangnya keragaman jenis data dan series data mobilitas penduduk dan tenaga kerja akibat tidak memiliki survei khusus mengenai mobilitas penduduk dan tenaga kerja.

(30)

3. Pemanfaatan data sekunder dari instansi lain masih belum optimal, akibat ketersediaan data pada instansi lain belum sesuai dengan karakteristik demografi yang diperlukan untuk pembentukan indikator statistik.

4. Kurangnya kemampuan Sumber Daya Manusia terutama dalam spesialisasi teknis statistik dan analisis statistik.

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala

1. Mewajibkan setiap pegawai yang memiliki kemampuan dan pengetahuan di bidang mobilitas penduduk dan tenaga kerja (e.g. : pegawai lulusan S2 Studi Kependudukan) untuk melakukan training di lingkungan kerjanya. 2. Perlu adanya survei khusus secara periodik yang dirancang untuk

mendapatkan data mobilitas penduduk dan tenaga kerja.

3. Perlu memperkuat kerjasama dengan instansi terkait penghasil data sekunder yang dibutuhkan, misalnya dengan pembuatan MoU.

Pada tabel berikut ini disajikan capaian sasaran berdasarkan indikator kinerjanya:

Indikator Kinerja Target Realisasi CapaianTingkat Keterangan

Jumlah judul publikasi statistik mobilitas penduduk dan tenaga kerja yang mempunyai ISSN/ISBN

35 35 100% IKU

Tujuan 2: Meningkatkan pelayanan prima dalam rangka mewujudkan sistem statistik kependudukan dan ketenagakerjan yang andal, efektif dan efisien.

Sasaran 2.1. Meningkatkan dan mengembangkan analisis statistik kependudukan

dan ketenagakerjaan.

Tingkat pencapaian sasaran 2.1 dapat tercapai sesuai target yang diharapkan terutama untuk meningkatkan dan mengembangkan analisis kependudukan dan ketenagakerjaan. Pada tahun 2012, 10 (sepuluh) judul publikasi analisis statistik kependudukan dan ketenagakerjaan telah berhasil diterbitkan. Dengan tercapainya kegiatan tersebut, sasaran peningkatan dan pengembangan analisis

(31)

data statistik kependudukan dan ketenagakerjaan dapat dicapai pada tingkatan 100 persen.

Masalah/kendala yang dihadapi

1. Keterbatasan SDM yang memiliki kemampuan dan pengetahuan di bidang demografi dan ketenagakerjaan

2. Keterbatasan dana untuk mengirim pegawai mengikuti training, workshop, seminar atau studi S1, S2, S3 di bidang kependudukan dan ketenagakerjaan.

3. Penempatan pegawai yang belum selaras antara latar belakang pendidikan dengan bidang pekerjaan yang ditangani.

4. Masalah pemasukan dokumen yang terlambat

5. Publikasi terlambat /angka yang terbit Angka sementara.

6. Kurangnya kemampuan Sumber Daya Manusia terutama dalam spesialisasi teknis statistik dan analisis statistik

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala

1. Mewajibkan setiap pegawai yang mengikuti traning/workshop/kursus untuk melakukan training di lingkungan kerjanya.

2. Mencari dana tambahan untuk menambah jumlah pegawai yang dikirim. 3. Perlu dipetakan kembali posisi pegawai sesuai dengan disiplin ilmunya. 4. Menambah studi internal mengenai data kependudukan dan

ketenagakerjaan, bekerjasama dengan subject matter terkait (e.g. : subdit analisis)

5. Membuat surat pemberitahuan ke Provinsi masalah pemasukan dokumen per bulan.

6. Mengikusertakan pegawai di workshop, kursus dan pendidikan yang terkait dengan teknis statistik dan analisis statistik.

Pada tabel berikut ini disajikan capaian sasaran berdasarkan indikator kinerjanya:

(32)

Indikator Kinerja Target Realisasi CapaianTingkat Keterangan

Jumlah judul publikasi analisis statistik kependudukan dan ketenagakerjaan

yang mempunyai ISSN/ISBN

10 10 100% IKU

Sasaran 2.2. Meningkatkan kolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintah,

internasional dan swasta maupun perorangan yang sejalan dengan misi direktorat.

Tingkat pencapaian sasaran 2.2 dapat tercapai sesuai target yang diharapkan. Hal ini terlihat dari tercapainya semua kegiatan yaitu penyelenggaraan sosialisasi kegiatan direktorat dan besaran paket data mentah (raw data) yang dikirim ke direktorat diseminasi dan BKKBN untuk pengguna data. Dengan demikian sasaran ini dapat dicapai pada tingkatan 100 persen.

Masalah/kendala yang dihadapi

1. Kesempatan untuk mengikuti berbagai seminar/workshop yang diselenggarakan dinas/instansi/lembaga luar masih terbatas di kalangan tertentu.

2. Belum optimalnya penyampaian informasi sehingga masih terjadi keterlambatan mengirimkan aplikasi pendaftaran atau tidak cukup waktu untuk menyelesaikan persyaratan administrasinya

3. Masih berlakunya sistim birokrasi seringkali memperlambat proses kerjasama yang akan dilakukan.

4. Belum banyak pengguna data upah dan pendapatan. 5. Kurangnya sosialisai.

6. Belum pernah melakukan kerjasama dengan berbagai instansi terkait, baik lembaga pemerintah, internasional dan swasta maupun perorangan.

(33)

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala

1. Kesempatan harus diberikan seluas-luasnya kepada semua pegawai yang memiliki kemampuan tanpa melihat jabatannya.

2. Informasi hendaknya disampaikan ke semua pihak yang berhak mendapatkan infomasi tersebut.

3. Dalam situasi khusus, penyampaian informasi tidak mutlak berjenjang terutama jika pejabat terkait tidak berada di tempat

4. Mengirim buku publikasi ke lembaga/departemen terkait.

5. Melakukan Sosialisai hasil Survei Upah Buruh dan Survei Struktur Upah 6. Bergabung dengan direktorat yang sudah terlebih dahulu melakukan

kerjasama dengan instansi terkait yang sama.

Pada tabel berikut ini disajikan capaian sasaran berdasarkan indikator kinerjanya:

Indikator Kinerja Target Realisasi CapaianTingkat Keterangan

Persentase kegiatan

penyelenggaraan sosialisasi kegiatan direktorat

100% 100% 100% IKU

Jumlah paket raw data yang dikirim ke direktorat diseminasi dan BKKBN untuk pengguna data

5 5 100% IKU

Tujuan 3: Penguatan teknologi yang mutakhir.

Sasaran 3.1. Meningkatnya kualitas pengolahan data statistik kependudukan dan

ketenagakerjaan.

Tingkat pencapaian sasaran 3.1 dapat tercapai sesuai target yang diharapkan. Indikator kinerja berupa persentase pengolahan data terealisasi 100 persen.

Masalah/kendala yang dihadapi

1. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pengolah data dan pihak yang mengerti data tersebut.

2. Terbatasnya jumlah SDM yang menguasai pengolahan dan memahami data kependudukan.

(34)

3. Kurangnya motivasi dan kesempatan untuk melakukan inovasi program pengolahan.

4. Masih adanya kecenderungan mempertahankan sistim pengolahan yang sudah biasa digunakan meskipun kurang efektif dan efisien.

5. Keterlambatan pengiriman data mentah hasil entry dari daerah ke BPS Pusat mengakibatkan waktu pengolahan yang menjadi sempit.

6. Fasilitas komputer (tidak ada jaringan langsung ke internet).

7. Masalah Program pengolahan, penggantian sampel dan up-date penerimaan dokumen.

8. Kurangnya kemampuan Sumber Daya Manusia terutama dalam spesialisasi komputer dan pengolahan data.

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala

1. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara pengolah data dan pihak yang memahami data, salah satunya adalah dengan membentuk forum diskusi dan kajian mengenai data hasil pengolahan sebelum didiseminasi. 2. Mengirimkan sebanyak mungkin pegawai untuk mempelajari berbagai

program pengolahan di dalam maupun di luar negeri. Disamping itu perlu untuk melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang ahli dalam pengolahan data statistik kependudukan dan ketenagakerjaan.

3. Memberikan keleluasan kepada pegawai untuk melakukan inovasi program maupun sistim pengolahan data lainnya.

4. Mencari inovasi program dan sistem pengolahan yang baru yang lebih efektif dan efisien bekerjasama dengan subject matter terkait. Selain itu, perlu dilakukan upaya perawatan dan pemeliharaan sarana/perangkat pengolahan data secara periodik dan berkesinambungan sehingga peralatan terjaga kualitasnya.

5. Membuat sistem pemantauan pemasukan data dari daerah, sehingga bisa langsung diberikan warning bagi daerah yang belum memasukkan data. 6. Mengusahakan untuk menggunakan jaringan internet yang tersedia di

daerah.

(35)

8. Mengikusertakan pegawai di workshop, kursus dan pendidikan yang terkait dengan bidang komputer dan pengolahan data.

Pada tabel berikut ini disajikan capaian sasaran berdasarkan indikator kinerjanya:

Indikator Kinerja Target Realisasi CapaianTingkat Keterangan

Persentase hasil pengolahan

data yang tepat waktu 100% 100% 100% IKU

3.2. EVALUASI KEGIATAN TAHUN 2012

Pada tahun 2012, Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan melakukan kegiatan lanjutan Sensus Penduduk 2010 (SP2010), kegiatan tersebut merupakan evaluasi secara mendalam khususnya menyangkut variabel pendidikan, kesehatan, migrasi, fertilitas, mortalitas, ketenagakerjaan dan analisis fasilitas rumah tangga. Variabel-variabel tersebut harus dibandingkan dengan angka hasil survei yang menghasilkan data sejenis atau sumber data lainnya. Hal ini terangkum dalam publikasi analisis tematik dan ringkasan eksekutif hasil SP2010. Selain itu juga dilakukan seminar nasional untuk mendapatkan masukan dan mensosialisasikan hasil SP2010. Kerjasama dengan UNFPA juga telah dilakukan dalam bentuk kegiatan: seminar nasional, workshop forum data, dan training proyeksi penduduk di wilayah urban rural. Hasil kerjasama tersebut berdampak positif terhadap kinerja Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan.

Selain tersebut diatas, Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan menyelenggarakan kegiatan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) triwulanan yang dilakukan pada rumah tangga diseluruh wilayah Indonesia. Tahun sebelumnya Sakernas dilaksanakan setahun 2 (dua) kali atau semesteran, mulai tahun 2011 dilaksanakan dalam setahun sebanyak 4 (empat) kali atau triwulanan, hal ini dilaksanakan untuk lebih cepat memonitor situasi ketenagakerjaan, dimana data tersebut sangat dibutuhkan oleh pemerintah dan para pengguna data. Sakernas menghasilkan series data pokok ketenagakerjaan, diantaranya meliputi: jumlah penganggur, jumlah orang yang bekerja menurut

(36)

jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) dan daerah (perkotaan dan perdesaan). Response rate Sakernas masih relatif tinggi, yaitu rata-rata selama tahun 2012 sebesar 92,73 persen.

Untuk kegiatan Survei Upah Buruh (SUB) triwulanan dan Survei Struktur Upah (SSU) masih terkendala dengan rendahnya respons dari perusahaan untuk mengisi kuesioner, hal ini tercermin dari kecilnya response rate SUB dan SSU yaitu masing-masing sebesar: 60,01 persen dan 63,40 persen. Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan response rate yaitu dengan melakukan kunjungan ulang (revisit) ke 400 perusahaan.

Pada kegiatan penyusunan publikasi Proyeksi TPAK dan Angkatan Kerja Nasional dan Provinsi 2012-2020 mengalami sedikit kendala, sehingga menyebabkan proses penyelesaian publikasi menjadi tidak sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut diatas disebabkan karena belum finalnya angka proyeksi penduduk pada tahun 2012, dimana angka proyeksi penduduk tersebut merupakan input dalam proses penghitungan proyeksi angkatan kerja.

Untuk kegiatan SDKI 2012, yang utama dilakukan pada tahun 2012 adalah tahapan pengumpulan data yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2012. Pada tahapan ini diperoleh hasil bahwa dari 46.000 rumah tangga yang terpilih sampel, 46.024 rumah tangga memenuhi syarat untuk diwawancarai. Namun hanya 44.302 rumah tangga yang dapat ditemui, dan diantara rumah tangga tersebut, 43.852 rumah tangga berhasil diwawancarai, atau tingkat responnya sebesar 99 persen. Dari rumah tangga yang berhasil diwawancarai, didapat 47.533 wanita usia subur yang memenuhi syarat untuk diwawancarai, dan 45.607 wanita (96 persen) berhasil diwawancarai. Dari rumah tangga yang terpilih sampel pria kawin, dijumpai 10.086 pria kawin yang memenuhi syarat untuk diwawancarai dan 9.306 diantaranya atau 92 persen berhasil diwawancarai. Sementara untuk remaja pria, dari rumah tangga yang berhasil diwawancarai, didapat 12.381 remaja yang memenuhi syarat untuk diwawancarai, dan 10.980 diantaranya berhasil diwawancarai (89 persen). Secara umum, response rate SDKI 2012 sedikit lebih tinggi dibandingkan SDKI 2007.

(37)

3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN TAHUN 2012

Dari total pagu anggaran APBN sebesar Rp. 6.172.177.000 (enam milyar seratus tujuh puluh dua juta seratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah), anggaran tersebut telah terealisasi penggunaannya sampai dengan Juni 2012 sekitar 20,0 persen, selanjutnya sampai dengan Desember 2012 sebesar 91,1 persen.

Untuk penyerapan dana PHLN, dari total pagu anggaran sebesar Rp. 1.778.977.000 (satu milyar tujuh ratus tujuh puluh delapan juta sembilan ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah), telah terealisasi penggunaannya sekitar 18,7 persen sampai dengan Juni 2012 dan 81,2 persen sampai dengan Desember 2012.

Sementara untuk penyerapan dana PNBP, dari total pagu anggaran sebesar Rp. 35.479.871.000 (tiga puluh lima milyar empat ratus tujuh puluh sembilan juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu rupiah), yang terealisasi penggunaannya sampai dengan Juni 2012 sebesar 30,9 persen, sedangkan sampai Desember 2012 hanya terealisasi sekitar 83,8 persen. Rendahnya penyerapan dana ini antara lain disebabkan karena jumlah responden pria kawin dan remaja pria yang memenuhi syarat untuk diwawancarai petugas SDKI 2012 jauh dibawah target sampel.

Pada beberapa kegiatan yang dilakukan, terdapat penyerapan dana yang melebihi seratus persen (realisasi lebih besar dari pagu), seperti: kegiatan Sakernas Triwulanan 2012, Survei Struktur Upah serta kegiatan penyusunan publikasi Statistik Migrasi Indonesia dan Per Provinsi (33 Provinsi) Hasil SP2010. Hal tersebut sebagian besar diakibatkan karena realisasi biaya pencetakan pada kegiatan tersebut lebih besar dari biaya pencetakan yang direncanakan.

Sementara untuk kegiatan Survei Sektor Informal yang direncanakan pada tahun 2012 karena suatu alasan tertentu gagal dilaksanakan, namun kegiatan persiapan sudah terlanjur dilakukan.

(38)

REALISASI PENGGUNAAN ANGGARAN TAHUN 2012

Satuan Kerja : Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Kode Program/Kegiatan Pagu 2012 (Rp)

Sumber Dana

Realisasi s/d

Juni (Rp) Realisasi s/dDesember (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

054.01.06 Program Penyediaan danPelayanan Informasi Statistik

2905 Penyediaan dan Pengembangan Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan 7.951.154.000 1.564.677.842 7.068.002.337 (19,7 %) (88,9 %)

011 Penyusunan Rencana Teknis 2.042.864.000 APBN 7.501.800 1.651.738.853

(0,4 %) (80,9 %)

012 Sakernas Triwulanan 2012 545.697.000 APBN 192.954.160 547.201.224

(35,4 %) (100,3 %)

013 Sakernas Tahunan 818.330.000 APBN 140.258.050 791.688.132

(17,1 %) (96,7 %)

014 Survei Sektor Informal 208.200.000 APBN 119.338.350 142.912.072

(57,3 %) (68,6 %)

015 Survei Upah 349.800.000 APBN 74.233.390 331.718.490

(21,2 %) (94,8 %)

016 Penyusunan Statistik Upah danPendapatan Pekerja di

Indonesia 166.500.000 APBN 61.009.250 109.563.950

(36,6 %) (65,8 %)

017 Survei Struktur Upah 386.560.000 APBN 77.495.870 516.598.848

(20,0 %) (133,6 %)

018 Penghitungan ProyeksiPenduduk Kabupaten/Kota

2011-2020 473.516.000

APBN 40.817.950 458.735.430

(8,6 %) (96,9 %)

019

Penyusunan Publikasi Proyeksi TPAK dan Angkatan Kerja Nasional dan Provinsi 2012-2020

85.400.000 APBN 20.433.650 76.626.970

(23,9 %) (89,7 %)

020

Penyusunan Publikasi Statistik Migrasi Indonesia dan Per Provinsi (33 Provinsi) Hasil SP2010

155.550.000 APBN 37.690.000 171.093.600

(24,2 %) (110,0 %)

021

Penghitungan Penduduk dan Rumahtangga untuk

Penimbang Survei

Kependudukan tahun 2012

262.490.000 APBN 70.465.340 243.564.840

(39)

Kode Program/Kegiatan Pagu 2012 (Rp)

Sumber Dana

Realisasi s/d

Juni (Rp) Realisasi s/dDesember (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

022 Estimasi Parameter Demografi

Kabupaten/Kota 677.270.000 APBN 389.367.300 582.123.450

(57,5 %) (86,0 %)

023 Country Programme ActionPlan 2012 1.778.977.000 PHLN 333.112.732 1.444.436.478

(18,7 %) (81,2 %)

2906 Penyediaan danPengembangan Statistik Kesejahteraan Rakyat

020 Survei Demografi danKesehatan Indonesia 2012 35.479.871.000 PNBP 10.968.387.071 29.719.832.424

(40)

BAB IV

PENUTUP

4.1. TINJAUAN UMUM

Akuntabilitas kinerja Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan merupakan perwujudan kewajiban Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan atau kegagalan pelaksanaan misi BPS dalam mencapai tujuan dan sasaran, merupakan penjabaran pelaksanaan tugas, pokok, dan fungsi BPS sebagaimana dituangkan dalam rencana strategis tahun 2010 – 2014, yang terdiri dari 5 (lima) sasaran dan meliputi 4 (empat) program.

Pencapaian visi Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan sebagai penyedia data statistik berkualitas, dicerminkan dari keberhasilannya menyediakan data statistik yang objective, up to date, reliable, complete, on time, serta user friendly. Data statistik ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan jangka pendek, menengah dan jangka panjang bagi keperluan pemerintah, dunia swasta, dan masyarakat.

Hasil evaluasi atas pelaksanaan fungsi dan tugas Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan menyimpulkan bahwa secara umum pencapaian kinerja dan akuntabilitas Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan menunjukkan tingkat keberhasilan yang sangat nyata (significant results). Kesimpulan ini tercermin dari angka rata-rata pengukuran pencapaian sasaran sebesar 92,67 persen selama tahun 2012. Sementara bila dilihat dari pengukuran indikator kinerja kegiatan selama tahun 2012 menghasilkan rata-rata pencapaian kegiatan sebesar 94,65 persen. Tingkat pencapaian kinerja tersebut mengindikasikan bahwa pelaksanaan kegiatan yang dilakukan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan telah sesuai program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana strategis dan sekaligus telah mampu memenuhi misi Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan.

(41)

4.2. PERMASALAHAN DAN KENDALA UTAMA

Meskipun program kegiatan sudah sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, namun masih memerlukan beberapa langkah perbaikan guna lebih menyempurnakannya. Secara umum, beberapa penyebab atau kendala yang mengakibatkan keterlambatan finalisasi data, diantaranya adalah:

1. Keterbatasan jumlah SDM yang memiliki latar belakang ilmu dan pengetahuan di bidang Kependudukan sehingga menimbulkan kesulitan ketika harus menyiapkan indikator Kependudukan untuk daerah.

2. Beban kerja petugas lapangan seringkali tumpang tindih yang berakibat pada kegiatan tidak selesai tepat waktu.

3. Koordinasi antara subjectmatter baik dari Pusat maupun daerah kurang optimal.

4. Perlu adanya “Capacity Building” di bidang Kependudukan (Demografi) yang berkesinambungan agar kemampuan SDM semakin merata.

5. Pemeriksaan dokumen tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga data yang diperoleh kurang lengkap bahkan tidak kosisten antar isian. 6. Sejak dilaksanakannya Sakernas triwulanan pada 2011, kendala utama

adalah keterbatasan data series yang dapat digunakan sebagai data dasar, keterbatasan SDM dan waktu untuk melakukan kegiatan.

7. Masih terjadinya keterlambatan pengiriman hasil data entry dari BPS Provinsi ke BPS Pusat, bahkan terdapat beberapa Kabupaten yang datanya tidak dapat ditampilkan karena pengiriman data ke BPS Pusat tidak mencapai 50 persen.

8. Pencapaian desentralisasi pengolahan data, belum mencapai seratus persen.

9. Masalah respons rate yang rendah (perusahaan sulit memberikan datanya) terutama untuk Suvei Upah dan Survei Struktur Upah dan time lag (waktu penerimaan dokumen).

10. Honor pencacahan yang masih rendah.

11. Pemanfaatan data sekunder dari instansi lain masih belum optimal, akibat ketersediaan data pada instansi lain belum sesuai dengan karakteristik demografi yang diperlukan untuk pembentukan Indikator Statistik.

(42)

12. Keterbatasan dana untuk mengirim pegawai mengikuti training, workshop, seminar atau studi S1, S2, S3 di bidang Kependudukan.

13. Kesempatan untuk mengikuti berbagai seminar/workshop yang diselenggarakan dinas/instansi/lembaga luar masih terbatas di kalangan tertentu.

14. Masih berlakunya sistim birokrasi seringkali memperlambat proses kerjasama yang akan dilakukan.

15. Belum banyak pengguna data upah dan pendapatan.

16. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pengolah data dan pihak yang mengerti data tersebut.

17. Kurangnya motivasi dan kesempatan untuk melakukan inovasi program pengolahan.

18. Masih adanya kecenderungan mempertahankan sistim pengolahan yang sudah biasa digunakan meskipun kurang efektif dan efisien.

19. Masalah program pengolahan, penggantian sampel dan up-date penerimaan dokumen.

20. Pemeriksaan dokumen tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga data yang diperoleh kurang lengkap bahkan tidak kosisten antar isian. 21. Kurangnya keragaman jenis data dan series data mobilitas penduduk dan

tenaga kerja akibat tidak memiliki survei khusus menegenai mobilitas penduduk dan tenaga kerja.

4.3. SARAN TINDAK LANJUT

Saran yang dapat dilakukan guna peningkatan kinerja Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan selanjutnya adalah:

1. Keterbatasan jumlah SDM yang memiliki latar belakang ilmu dan pengetahuan di bidang kependudukan sehingga menimbulkan kesulitan ketika harus menyiapkan Indikator Kependudukan untuk daerah.

2. Perlu adanya pembagian tugas dalam penyediaan informasi kependudukan antara Pusat dan Daerah yang diwujudkan dalam bentuk Perka BPS.

3. Koordinasi antara subjectmatter baik dari Pusat maupun daerah kurang optimal.

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan Presiden Nomor 166 Tahun 2000, menetapkan BPS sebagai salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang menjalankan kewenangan di bidang statistik

Adapun kegiatan yang ditetapkan pada BPS Kota Bitung pada tahun anggaran 2013 pada program PPIS adalah meningkatkan penyediaan data dan informasi statistik ekonomi,

Adapun dimensi kualitas lainnya dijabarkan dalam Tujuan-2, yaitu Meningkatkan Pelayanan Prima, sasaran-sasaran strategis yang ditargetkan seperti kontrol kualitas dan

LKS Asing yang telah melaksanakan kerja sama paling singkat 2 (dua) tahun dan dinilai baik dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan fasilitas perpajakan dan

Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menggambarkan/menunjukkan kegiatan keluar masuknya arus kas

Program ini dimaksudkan untuk menyempurnakan dan mengembangkan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, serta pengkajian dan analisis statistik secara terus menerus guna menjamin

Daftar isi dicetak pada halaman baru dan diberi judul DAFTAR ISI yang ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan titik.. Halaman ini memuat nomor bab, nomor anak

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat 30 item soal Two-tier Multiple Choice (TTMC) untuk mengukur keterampilan proses sains siswa