• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Khaldun dalam bukunya Muqaddimah (aqmaljihad.com/definisi_sejarah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Khaldun dalam bukunya Muqaddimah (aqmaljihad.com/definisi_sejarah"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah merupakan semua kejadian atau peristiwa masa lampau. Ibnu Khaldun dalam bukunya Muqaddimah (aqmaljihad.com/definisi_sejarah _menurut_para_ahli.html) berpendapat bahwa sejarah sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia dan tentang perubahan yang terjadi pada watak manusia.

Sunal and Haas (1993:278) mengatakan bahwa:

History is a chronological study that interprets and gives meaning to events and applies systematic methods to discover the truth.

Sejarah merupakan studi kronologis yang menafsirkan dan memberikan arti peristiwa dan berlaku metode sistematis untuk menemukan kebenaran. John W. Best dalam Zuriah (2005:51) mengatakan sejarah merupakan rekaman prestasi manusia. Bukan semata-mata daftar rentetan kronologis melainkan gambaran mengenai berbagai hubungan yang benar-benar manunggal antara manusia, peristiwa, waktu dan tempat.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sejarah merupakan ilmu yang mempelajari segala kronologi peristiwa atau kejadian di masa lampau yang dialami oleh manusia.

Sejarah dapat disampaikan melalui sebuah karya sastra agar dapat dipahami lebih mudah oleh pembacanya, melalui karya sastra juga kronologi-kronologi sejarah tersebut dapat disampaikan secara sistematis.

(2)

Sastra tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia sebab karya sastra senantiasa bersumber dari peristiwa atau realitas sosial yang ada dalam masyarakat, yang mengungkapkan masalah-masalah manusia dan kemanusiaan, makna hidup dan kehidupan, melukiskan suka dan duka manusia, kasih sayang dan kebencian, kesetiaan dan kemunafikan, serta segala sesuatu yang dialami manusia. Dengan demikian, dapat dikatakan, bahwa karya sastra merupakan ungkapan atau gambaran kehidupan.

Sastra merupakan perwujudan pikiran dalam bentuk tulisan. Tulisan adalah media pemikiran yang tercurah melalui bahasa, bahasa yang bisa direpresentasikan dalam bentuk tulisan, media lain bisa saja berbentuk gambar, melody musik, lukisan ataupun karya lingkungan binaan (arsitektur).

Abdullah Dahana (http://dedetaufik.blogspot.com/2009/12/pengertian-sastra.html) menyampaikan bahwa istilah sastra telah mengalami penyempitan arti, “Kebanyakan kaum awam menganggap sastra hanyalah ilmu yang mengurusi kesusastraan saja. Padahal arti sastra sesungguhnya itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan secara luas. Itulah salah satu penyebab Fakultas Sastra berganti menjadi Fakultas Ilmu Budaya.” Seperti kita ketahui bahwa belakangan ini beberapa universitas sudah merubah nama Fakultas Sastra menjadi Fakultas Ilmu Budaya, termasuk di dalamnya fakultas Ilmu Budaya – Universitas Sumatera Utara.

Sapardi (1979: 1) memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial.

(3)

Menurut Plato (http://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-dan-menurut-para-ahli), sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Seperti yang dikatakan Ratna (2004:66) bahwa hakikat karya sastra adalah imajinasi tetapi imajinasi memiliki konteks sosial dan sejarah. Sedangkan menurut Wellek dan Warren (1995:109), sastra merupakan lembaga sosial yang memakai bahasa dalam menampilkan gambaran kehidupan sosial masyarakat.

Dalam kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

Jadi, yang termasuk kedalam kategori Sastra adalah Novel, Cerita / Cerpen (tertulis / lisan), Komik, Syair, Pantun, Sandiwara / Drama, Lukisan / Kaligrafi.

Komik merupakan salah satu karya sastra yang cukup menarik, karena menggunakan gambar dan bahasa sebagai media penyampaiannya. Pada awalnya, sebutan komik ditujukan untuk serangkaian gambar yang berurutan dan memiliki keterkaitan antara gambar yang satu dengan lainnya, terkadang dibantu dengan tulisan yang berfungsi untuk memperkuat gagasan yang ingin disampaikan. Secara bahasa komik yang berasal dari bahasa yunani (dalam http://sembaraang.blogspot.com/2009/11/pengertian-komik.html) adalah cerita bergambar berbentuk dua dimensi yang bercerita bermacam-macam bahkan hal yang dianggap mustahil untuk terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

(4)

Marcel Bonneff (2002: 27) mengatakan bahwa komik sangat erat kaitannya dengan budaya suatu bangsa. Dia juga memaparkan bahwa komik sebagai alat komunikasi massa yang menggabungkan khayalan dan pandangan tentang kehidupan nyata yang dianggap sesuai dengan masyarakat luas.

Di Jepang komik dikenal dengan sebutan manga (漫画). Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771 berjudul Mankaku Zuihitsu. Berikutnya terbit Shiji no Yukikai oleh Santo Kyoden (1798). Namun ada juga yang menyebut manga pertama kali muncul abad 12. Manga tersebut berisi kisah lucu tentang hewan dan dibuat oleh banyak seniman.

Dalam media komik, terdapat suatu fitur dimana pembuat komik dapat menyampaikan suatu cerita kepada pembacanya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kosasih dalam Dwifirmansyah (2008:1), komik adalah media atau alat untuk bercerita berupa gambar. Jadi, komik atau manga juga merupakan salah satu karya sastra yang dapat dijadikan media untuk mengabadikan sesuatu hal yang menarik dan luar biasa atau untuk merekam zaman atau sejarah dan juga digunakan sebagai media untuk menggambarkan situasi yang terjadi saat itu, seperti perubahan atau perpindahan politik kekuasaan pada masa itu melalui sebuah komik.

Manga Shanaou Yoshitsune karya Hirofumi Sawada merupakan salah satu

karya sastra yang menarik dan luar biasa serta karya yang merekam zaman dengan menggambarkan situasi yang terjadi pada saat itu. Dengan membaca dan menganalisis manga ini maka dapat memahami keadaan Jepang pada zaman itu.

Manga yang berjudul Shanaou Yoshitsune karya Hirofumi Sawada ini

(5)

Marcel Bonneff (2002: 27) mengatakan bahwa komik sangat erat kaitannya dengan budaya suatu bangsa. Dia juga memaparkan bahwa komik sebagai alat komunikasi massa yang menggabungkan khayalan dan pandangan tentang kehidupan nyata yang dianggap sesuai dengan masyarakat luas.

Di Jepang komik dikenal dengan sebutan manga (漫画). Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771 berjudul Mankaku Zuihitsu. Berikutnya terbit Shiji no Yukikai oleh Santo Kyoden (1798). Namun ada juga yang menyebut manga pertama kali muncul abad 12. Manga tersebut berisi kisah lucu tentang hewan dan dibuat oleh banyak seniman.

Dalam media komik, terdapat suatu fitur dimana pembuat komik dapat menyampaikan suatu cerita kepada pembacanya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kosasih dalam Dwifirmansyah (2008:1), komik adalah media atau alat untuk bercerita berupa gambar. Jadi, komik atau manga juga merupakan salah satu karya sastra yang dapat dijadikan media untuk mengabadikan sesuatu hal yang menarik dan luar biasa atau untuk merekam zaman atau sejarah dan juga digunakan sebagai media untuk menggambarkan situasi yang terjadi saat itu, seperti perubahan atau perpindahan politik kekuasaan pada masa itu melalui sebuah komik.

Manga Shanaou Yoshitsune karya Hirofumi Sawada merupakan salah satu

karya sastra yang menarik dan luar biasa serta karya yang merekam zaman dengan menggambarkan situasi yang terjadi pada saat itu. Dengan membaca dan menganalisis manga ini maka dapat memahami keadaan Jepang pada zaman itu.

Manga yang berjudul Shanaou Yoshitsune karya Hirofumi Sawada ini

(6)

Yoshitsune (Genpei War) sedang berjalan sampai dengan 18 jilid. Komik ini merupakan komik berseri pertama Hirofumi Sawada, yang sebelumnya hanya mengarang komik lepas saja. Karya-karyanya biasanya bergenre Jidaigeki semua, yaitu manga yang ceritanya mengandung unsur zaman sejarah di dalamnya.

Manga ini menceritakan keadaan Jepang pada zaman Heian akhir menuju

Kamakura. Dimana kondisi Jepang pada saat itu diselimuti oleh peperangan dan perebutan wilayah. Pada masa itulah terjadi pertempuran antara klan Genji dan klan Heike. Pada saat itu, klan Heike yang dipimpin oleh Taira no Kiyomori berhasil memenangkan pertempuran dan menjadi Penguasa Jepang selama 60 tahun. Sementara itu sisa-sisa keturunan Genji terus mengumpulkan kekuatan untuk menggulingkan Heike, demi membalas kekalahan mereka sebelumnya. Hal tersebut menyebabkan banyak terjadi perang di beberapa wilayah Jepang.

Di dalam manga ini dikisahkan mengenai seorang pemuda bernama Minamoto no Yoshitsune, yang merupakan salah satu bangsawan samurai dari klan Genji, dan juga merupakan salah satu jenderal perang legendaris di Jepang. Karena kekalahan klan Genji di Perang Hougen, Yoshitsune dijadikan tahanan rumah oleh pemimpin Heike, Kiyomori, lalu diasingkan di kuil Kurama yang membuatnya tumbuh dan berkembang di kalangan biksu, kemudian melarikan diri ke Oshu untuk meminta perlindungan dari Fujiwara Hidehira, dan pada akhirnya bergabung dengan tentara Genji bersama saudara-saudaranya untuk melawan Heike.

Manga ini menggambarkan bagaimana keadaan sosial masyarakat, politik

dan perekonomian Jepang pada zaman Heian akhir dimana pada masa itu telah berkuasa 3 klan besar yaitu klan Fujiwara, klan Genji dan klan Heike. Diantara 3

(7)

klan itu, ada 2 klan yang saling bertentangan yaitu, klan Genji dan klan Heike. Pada masa itu, klan Fujiwara memegang peran sebagai aliansi klan Genji.

Shanaou Yoshitsune merupakan manga fiksi yang dibuat berdasarkan sejarah. Karena settingnya adalah akhir zaman klasik Jepang yaitu zaman Heian akhir, maka penulis ingin mengetahui keadaan Jepang yang digambarkan pada zaman tersebut melalui manga Shanaou Yoshitsune tersebut. Untuk itu penulis akan membahasnya melalui skripsi yang berjudul “Analisis Kesejarahan Pada Zaman Heian Akhir Dalam Komik Shanaou Yoshitsune Karya Hirofumi Sawada”.

1.2 Perumusan Masalah

Zaman Heian dikatakan sebagai akhir zaman klasik Jepang dalam pembabakan sejarah Jepang, karena zaman ini merupakan akhir dari zaman monarki di Jepang, berlangsung dari 794 hingga 1185. Pada zaman ini kekuasaan politik tertinggi Negara dipegang oleh golongan bangsawan atau klan yang ditentukan melalui sistem tingkatan-tingkatan menurut kepandaian (Kan’i juni Kai

no Seido). Dalam bidang sosial, struktur politiknya mencerminkan struktur kelas

dalam masyarakat, Tenno merupakan kelas tertinggi. Sehingga golongan dari keluarga istana memiliki posisi yang tinggi dibandingkan dengan golongan-golongan lain, seperti petani, pedagang dan lainnya.

Heian (平安 ) secara harafiah berati damai dan aman. Keadan tersebut terjadi hanya pada zaman heian awal, sedangkan pada akhir zaman Heian terjadi berbagai peperangan. Pada akhir zaman Heian inilah bermunculan berbagai klan samurai. Tiga klan samurai yang paling kuat adalah klan Minamoto, klan Taira,

(8)

dan klan Fujiwara. Memasuki akhir abad ke-12, berbagai perang seperti Pemberontakan Hōgen dan Pemberontakan Heiji terjadi.

Dalam komik Shanaou Yoshitsune, keadaan zaman Heian digambarkan melalui 3 klan besar, yaitu klan Genji, klan Heike, dan klan Fujiwara. Ketiga klan tersebut masing-masing pernah memegang kekuasaan tertinggi di Jepang, baik di Ibukota maupun kota lainnya dengan cara kepemimpinan yang berbeda-beda. Setelah berhasil mengalahkan klan Genji di Perang Hougen, maka klan Heike lah yang berkuasa di Ibukota. Heike yang dipimpin oleh Kiyomori mengasai Ibukota dengan mutlak, tidak ada yang berani mnentang atau melawan Heike, bahkan pada masa itu samurai yang tadinya merupakan samurai dari klan Genji harus merubah haluan menjadi samurai klan Heike demi bertahan hidup.

Sisa-sisa keturunan Genji yang berada di daerah-daerah lain tidak tinggal diam, mereka mengumpulkan kekuatan. Dengan adanya perintah dari pangeran Mochihito untuk menaklukkan Heike, maka mereka pun berkumpul untuk mengalahkan Heike. Minamoto no Yoritomo beserta adiknya Yoshitsune bergerak perlahan sambil membangun kekuatan di Kamakura. Sebelumnya, Yoritomo oleh Kiyomori diasingkan di Izu, sedangkan Yoshitsune awalnya ia dikurung di kuil Kurama yang berada di Ibukota lalu ia melarikan diri ke Oshu untuk meminta perlindungan kepada pemimpin klan Fujiwara di Oshu, Fujiwara no Hidehira, sekaligus untuk meminta bantuan untuk mengalahkan Heike. Klan Fujiwara merupakan bangsawan besar yang memiliki banyak tanah kekuaaan di Jepang.

Karena pada manga Shanaou Yoshitsune tersebut diceritakan bahwa pada zaman terebut terjadi banyak pergolakan antar klan bangsawan, penulis tertarik

(9)

untuk membahas sejarah zaman Heian akhir yang diceritakan di manga Shanaou Yoshitsune. Maka, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perjalanan sejarah Jepang pada zaman Heian akhir digambarkan dalam komik Shanaou Yoshitsune?

2. Bagaimana keadaan zaman Heian akhir yang berkaitan dengan politik, budaya dan masyarakat yang digambarkan melalui Klan Fujiwara, Minamoto dan Taira dalam komik Shanaou Yoshitsune?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk menghindari penelitian yang tidak terarah serta pembahasan yang panjang lebar dari permasalahan-permasalahan yang ada, maka perlu adanya batasan ruang lingkup dalam pembahasan . Hal ini dibuat agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulis dapat terarah dan terfokus.

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai perjalanan sejarah dan keadaan Jepang pada zaman Heian akhir, dengan berpedoman pada manga Shanaou Yoshitsune. Manga Shanaou Yoshitsune yang dipakai terdiri dari 2 part, part I dari jilid 1 sampai 22 jilid dan part II dari jild 1 sampai 18. Dari manga tersebut akan diambil cuplikan-cuplikannya. Penelitian ini hanya membahas perjalanan sejarah zaman Heian akhir dan keadaan zaman Heian akhir yang digambarkan dalam manga Shanaou Yoshitsune. Karena pada zaman tersebut terdapat 3 klan besar di Jepang, maka melalui ketiga klan tersebutlah penulis mengemukakan keadaan zaman Heian akhir di Jepang. Adapun klan-klan yang dakan dibahas adalah Klan Heike yang dipimpin Taira no Kiyomori yang

(10)

berkuasa di Ibukota Kyoto, Klan Genji yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu klan Genji yang dipimpin oleh Minaoto no Yoritomo dan klan Genji yang di pimpin oleh Minamoto no Yoshinaka dari Kiso, yang terakhir adalah klan Fujiwara di Oshu yang dipimpin oleh Fujiwara no Hidehira.

Supaya pembahasan dalam skripsi ini lebih jelas analisisnya, maka penulis menjelaskan juga tentang defenisi komik, setting komik, keadaan zaman Heian akhir dan klan-klan pada zaman Heian tersebut.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan pustaka

Sastra adalah ekspresi kehiduapan manusia yang tak lepas dari akar kemasyarakatannya. Sapardi (1979: 1) memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial.

Salah satu karya sastra yang cukup menarik adalah karya sastra yang menjadikan sejarah atau kisah nyata sebagai objek ceritanya. Karena dengan membaca karya sastra tersebut dapat menambah ilmu serta wawasan kita tentang suatu masyarakat, daerah ataupun Negara. Seperti yang diungkapkan oleh Mursal Esten (1978 : 9) sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).

(11)

Salah satu jenis karya sastra yang banyak diminati adalah komik. Buku cerita bergambar yang bersifat menghibur ini di Jepang disebut manga.

Komik menurut McCloud (2001:149) adalah gambar yang menyampaikan respon yang esterik pada para penikmatnya. Komik juga merupakan imaji yang berderet, kemudian berdampigan dalam satu urutan, dengan tujuan menyampaikan informasi serta menghasilkan respon artistic bagi para pembaca.

Di Jepang manga memiliki genre yang berbeda-beda yang disesuaikan untuk pembacanya. Salah satu genre manga yang banyak diminati adalah

Jidaigeki, yaitu manga yang mengandung unsur sejarah di dalamnya. Jenisnya

hampir sama seperti Shounen, karena manga jenis ini juga berorientasi pada perkelahian dan peperangan namun di zaman-zaman lampau. Jadi, dengan kata lain kita dapat belajar sejarah melalui manga.

Komik atau manga tidak berbeda dengan karya sastra lain, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur seperti plot, setting, tokoh, dan lain-lain. Setting atau latar merupakan salah satu unsur penting dari suatu karya sastra. Melalui setting, pembaca dapat mengetahui keadaan dari cerita di dalam karya sastra tersebut.

Menurut Nadjid (2003:25), latar adalah penempatan waktu dan tempat beserta lingkungannya dalam prosa fiksi. Sedangkan menurut pendapat Aminuddin (1987:67), yang dimaksud dengan setting/ latar adalah latar peristiwa dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu maupun peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa latar adalah tempat, waktu dan suasana yang melatarbelakangi peristiwa suatu cerita.

(12)

1.4.2 Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan dasar dari keseluruhan penelitian, yaitu yang menggambarkan hubungan diantara berbagai macam faktor yang telah diidentifikasikan sebagai sesuatu hal yang penting bagi suatu masalah (Uma Sekaran, 2003:72).

Pada penelitian ini, penulis menggunakan karya sastra sejarah sebagai objek penelitiannya. Menurut Ratna (2009:65) pendekatan sejarah atau historis paling tepat digunakan untuk meneliti karya sastra sejarah.

Pendekatan historis dalam karya sastra lebih berupa penelusuran arti dan makna bahasa bagaimana yang sudah tertulis, dipahami pada saat ditulis oleh pengarang yang benar-benar menulis, dan sebagainya (Ratna, 2009:65). Pendekatan historis lebih terpusat pada masalah hubungan dengan karya sastra dengan karya sastra lain yang lebih dulu lahir atau sesudahnya, dan unsur-unsur sejarahyang terdapat di dalam karya sastra tersebut. Dapat dikatakan bahwa penelitian yang menggunakan pendekatan historis ini telah mempertimbangkan kemungkinan karya saatra sebagai dokumen sosial yang dapat memberikan gambaran kondisi masyarakat atau suatu daerah bahkan Negara.

Menurut Suhendar dan Supinah (1993: 42), pendekatan historis adalah suatu pendekatan yang menekankan pada pemahaman tentang latar belakang peristiwa kesejarahan yang melatarbelakangi masa-masa terwujudnya karya sastra yang dibaca, serta tentang bagaimana perkembangan kehidupan penciptaan maupun kehidupan sastra itu sendiri.

(13)

Penulis menggunakan pendekatan historis, karena penulis ingin membahas mengenai bagaimana keadaan Jepang pada zaman Heian akhir dikisahkan dalam

manga Shanaou Yoshitsune. Pendekatan historis pada umumnya lebih relevan

dalam sejarah sastra tradisional, sejarah sastra dengan implikasi para pengarang karya sastra, dan periode-periode tertentu, dengan objek karya-karya individual. Pendekatan historis juga mempertimbangkan karya sastra sebagai dokumen sosial.

Penulis juga menggunakan pendekatan semiotik di dalam penelitian ini. Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda yang mempunyai makna. Menurut Hoed dalam Nurgiantoro (2009:40) semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda merupakan sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain.

Konsep semiotik menurut Ferdinan de Saussure dalam Sariban (2009:44-45) menjelaskan bahwa tanda mempunyai dua aspek, yakni penanda (signifier), dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk formal yang menandai suatu petanda. Penanda adalah bentuk formal bahasa, sedangkan petanda adalah arti yang ditimbulkan oleh bentuk formal.

Konsep semiotik menurut Charles Sander Pierce dalam Sariban (2009:45-46), merupakan hubungan antara petanda dan penanda, yang terdiri dari ikon, indeks, dan symbol. Ikon adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara petanda dan penanda. Indeks adalah tanda yang menunjukan hubungan kausualitas (sebab-akibat). Simbol adalah tanda yang

(14)

menunjukan tidak adanya hubungan alamiyah antara penanda dan petanda (bersifat arbiter).

Dengan menggunakan teori tersebut penulis mengambil tanda-tanda yang muncul dalam manga Shanaou Yoshitsune karya Hirofumi Sawada, khususnya yang berkaitan dengan peristiwa yang mengandung nilai sejarah. Dari tanda-tanda yang ada, penulis akan menganalisis gagasan atau makna yang terkandung dalam tanda-tanda tersebut.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Sebelum melakukan sebuah penelitian maka harus diketahui dulu apa tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perjalanan sejarah Jepang pada zaman Heian akhir dalam komik Shanaou Yoshitsune.\

2. Untuk mengetahui keadaan zaman Heian akhir yang berkaitan dengan politik, budaya dan masyarakat yang digambarkan melalui Klan Fujiwara, Minamoto dan Taira dalam komik Shanaou Yoshitsune

1.5.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Dapat menambah informasi dan pengetahuan tentang sejarah Jepang pada zaman Heian akhir.

(15)

2. Dapat menambah bahan penelitian dan sumber bacaan untuk mahasiswa Departemen Sastra Jepang FIB Universitas Sumatera Utara.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian sastra memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia, di samping juga berpengaruh positif terhadap pembinaan dan pengembangan sastra itu sendiri (Tuloli, 1990: 902). Peranan semacam ini akan mencapai hasil yang optimal apapbila penelitian sastra tersebut dilakukan secara sungguh-sungguh. Lebih khusus lagi apabila tujuan dan peranan sastra tersebut dilakukan untuk memahami makna karya sastra sedalam-dalamnya (Pradopo, 1990:942). Berarti penelitian sastra dapat berfungsi bagi kepentingan di luar sastra dan kemajuan sastra itu sendiri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Menurut Semi (1993: 23) penelitian kualitatif digunakan dengan menggutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris. Ratna (2004:46), mengatakan bahwa metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data ilmiah, data dengan hubungannya dengan konteks kebenarannya. Cara-cara inilah yang mendorong kualitatif dianggap sebagai multi metode karena melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang berkaitan.

Salah satu bagian dari metode kualitatif adalah penelitian historis atau sejarah. Menurut Fraenkel & Wallen dalam Zuriah (2005:51) penelitian sejarah adalah penelitian yang secara ekslusif memfokuskan kepada masa lalu. Fraenkel & Wallen (2008:535) juga menjelaskan penelitian sejarah merupakan

(16)

pengumpulan yang sistematis dan evaluasi data untuk menggambarkan, menjelaskan, dan dengan demikian memahami tindakan atau peristiwa yang terjadi di masa lalu.

Nawawi (1993:78) berpendapat bahwa metode penelitian sejarah adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan-peninggalan, untuk memahami kejadian atau suatu keadaan pada masa lalu terlepas dari keadaan masa sekarang. Penelitian ini menghubungkan manusia, peristiwa, waktu dan tempat secara kronologisdengan tidak memandang sepotong objek-objek yang diobservasi.

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah manga “Shanaou Yoshitsune” karya Hirofumi Sawada. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan (library research).

Teknik pengumpulan data dengan metode tersebut dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah sumber, baik buku, jurnal, artikel, dan berbagai situs internet.

Referensi

Dokumen terkait

Tindak Lanjut Penanganan pengaduan masyarakat atas pengaduan yang disampaikan oleh Bapak Alwi terkait sengketa atas kepemilikan Hotel Dewi Sari dan keinginan warga

bahwa untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat ata pelayanan perizinan dan non perizinan yang dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan

Hal itu dikarenakan Joomla dirancang untuk dapat terintegrasi dengan beberapa fitur tambahan yang dikembangkan oleh pihak ketiga mencakup component, module, plugin,

Hal tersebut menyebabkan bank sebagai lembaga kepercayaan dimana pihak yang memiliki kelebihan dana akan mempercayakan kelebihan dananya kepada bank untuk dikelola

49 Joko P. 50 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press : Jakarta, 1981, hal. 51 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Pranada Media Group, Jakarta, 2005,

Apakah terdapat pengaruh firm Size, return on asset, financial leverage, operating leverage, growth, secara simultan terhadap peluang income smoothing pada

EMA sendiri adalah suatu pendekatan yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk pengelolaan lingkungan, dan mampu melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh

Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening pada Perusahsan Pebankan Indonesia (Studi Empiris pada